Anda di halaman 1dari 5

Tugas Metode Penelitian Psikologi I

Review Jurnal Nasional


Judul

Hubungan Antara Harga Diri Remaja dengan Motivasi Berprestasi

Jurnal
Volume
Bulan, Tahun
Penulis

pada Siswa SMK Yosonegoro Magetan


e-Jurnal Psikohumanika
Volume 02/Nomor 01
Februari 2009
Edy Subowo, Nuke Martiarini

Dalam jurnal ini, dapat dilihat bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara harga diri dengan motivasi berprestasi pada remaja siswa SMK
Yosonegoro Magetan kelas II dengan rentang usia 15-17 tahun. Subyek penelitian adalah
sebanyak 110 orang. Menurut peneliti, motivasi merupakan hal yang sangat penting, karena
motivasi akan mengarahkan tingkah laku dan menentukan kekuatan dari perilaku yang
ditampilkan dan motivasi cukup berperan untuk mendapatkan nilai terbaik, disertai dengan
penguasaan materi kegiatan belajar di sekolah. Menurut peneliti, peran harga diri juga sangat
besar dalam dunia pendidikan. Remaja yang memiliki harga diri tinggi akan lebih termotivasi
untuk meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Pengalaman sukses yang diperoleh remaja
dapat memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap peningkatan harga dirinya.
Jadi di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, harga diri sebagai variabel
bebas dan motivasi berprestasi sebagai variabel tergantung. Motivasi dalam pengertian umum
diartikan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu karena
pada hakekatnya manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang pada saat-saat tertentu
membutuhkan pemuasan, dimana hal-hal yang memberikan pemuasan pada suatu kebutuhan
adalah menjadi tujuan dari kebutuhan (Anoraga, 1992). Dan Chaplin (1995) memberikan
pengertian tentang harga diri adalah penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap interaksi,
penghargaan dan penerimaan orang lain terhadap individu.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah dengan menggunakan skala, ada
dua skala yaitu skala harga diri yang disusun berdasarkan aspek proses belajar, penghargaan,
penerimaan dan interaksi dengan lingkungan yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967)
dan skala motivasi berprestasi yang disusun berdasarkan aspek rasa percaya diri, bertanggung
jawab dalam situasi yang dapat dikontrolnya, menyenangi tugas yang menantang, adanya
perasaan cemas, memiliki perencanaan jangka panjang, menyenangi umpan balik atas

perbuatan yang dilakukan dan pantang menyerah yang dikemukakan oleh Mc. Clelland
(1986). Pernyataan dalam skala disusun dengan menggunakan lima pilihan jawaban yaitu :
Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Entah (E), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai, yang
dimodifikasi dengan menghilangkan jawaban entah (E).
Berdasarkan hasil pengujian, maka diperoleh data bahwa sebaran data variabel harga
diri menunjukkan sebaran normal, dengan nilai Z = 0,565 dan p = 0,907 (p > 0,05). Hasil
pengujian terhadap motivasi berprestasi juga menunjukkan bahwa sebaran datanya memenuhi
kurva normal, dengan nilai Z = 0,555 dan p = 0,917 (p > 0,05). Hasil uji coba linearitas
menunjukkan harga diri dengan motivasi berprestasi F beda sebesar 80,358 dan p (0,000) <
0,05 yang berarti korelasinya linear.
Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,653
dengan p = 0,000 (p < 0,01) serta kefisien determinasi (R2) sebesar 0, 427. Hipotesis yang
diajukan diterima dengan taraf signifikansi berada pada level signifikan. Koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,427 menunjukkan bahwa sumbangan efektif harga diri pada
munculnya motivasi berprestasi adalah sebesar 42,7 %. Hasil analisis data dengan subjek
penelitian siswa SMK Yosonegoro Magetan menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
yang sangat signifikan antara harga diri dengan motivasi berprestasi. Hal ini ditunjukkan oleh
besarnya koefisien korelasi rxy = 0,653 dengan p = 0,000 (p < 0,01).
Dari hasil penelitian dan berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh,
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan yang positif antara
harga diri dengan motivasi berprestasi. Semakin tinggi harga diri maka semakin tinggi pula
motivasi berprestasinya dan sebaliknya semakin rendah harga diri maka semakin rendah pula
motivasi berprestasinya.

Judul

Hubungan Antara Attachment dan Self Esteem dengan Need for


Achievement pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 8 Cakung Jakarta

Jurnal
Volume
Bulan, Tahun
Penulis

Timur
Jurnal Soul
Volume 6, No. 1
Maret 2013
Alfiana Indah Muslimah dan Nadiatul Wahdah

Dalam jurnal, dapat terlihat tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
attachment, self esteem dan need for achievement pada siswa di Madrasah Aliyah Negeri
8 Jakarta-Timur

dan untuk menguji apakah ada hubungan dan pengaruh antara

attachment dan self esteem dengan need for achievement pada siswa-siswi Madrasah
Aliyah Negeri 8 Cakung Jakarta timur yang memiliki rentang usia 15-17 tahun Subyek
penelitian adalah sebanyak 84 orang.
Menurut peneliti, Motivasi Berprestasi merupakan bekal untuk meraih sukses. Sukses
berkaitan dengan perilaku produktif dan selalu memperhatikan atau menjaga kualitas
produknya. Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang merupakan faktor
pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih kesuksesan.
Ada beberapa hal yang mempu mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang, antara lain
oleh lingkungan sosial seperti orang tua dan teman. Cara orang tua mengasuh anak
mempunyai pengaruh terhadap motivasi berprestasi anak. Kelekatan adalah sebuah ikatan
emosional yang dibentuk seorang individu dengan orang lain yang bersifat spesifik.
Memasuki masa remaja maka kelekatan pada orang tua dapat diartikan sebagai suatu
hubungan emosional atau hubungan yang bersifat afektif antara remaja dengan orang tua
dimana hubungan yang dibina tersebut bersifat timbal balik, bertahan lama dan memberikan
rasa aman walaupun orang tua sebagai figur lekat tidak berada dekat dengan individu yang
bersangkutan. Kelekatan memainkan peranan penting untuk membantu remaja dalam
memenuhi tugas-tugas perkembangannya khususnya untuk mencapai kemandirian.
Selain faktor attachment yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi pada anak factor self
esteem juga memiliki peranan yang besar. Self esteem adalah penilaian pribadi yang
dilakukan individu mengenai perasaan berharga atau berarti dalam sikap-sikap individu
terhadap dirinya. Menurut peneliti, self esteem yang tinggi adalah individu yang aktif dan
berhasil serta tidak mengalami kesulitan untuk membina persahabatan dan mampu
mengekspresikan pendapatnya. Sebaliknya, individu dengan self esteem rendah adalah
individu yang hilang kepercayaan diri dan tidak mampu menilai kemampuan diri. Rendahnya

penghargaan diri ini mengakibatkan individu tidak mampu mengekspresikan dirinya di


lingkungan social. Mereka tidak puas dengan karakteristik dan kemampuan diri. Mereka juga
tidak memiliki keyakinan diri dan merasa tidak aman terhadap keberadaan mereka di
lingkungan.
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang terlibat adalah variabel bebas atau
variabel X1 yaitu attachment dan X2 self esteem, dimana kedua variabel ini mempengaruhi
need for achievement yang menjadi variabel terikat atau variabel Y. Paradigma ganda dalam
penelitian ini menggambarkan dua variable independen X1 dan X2 dan satu variable
dependen Y. Untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y, menggunakan tehnik
korelasi Product Moment Karl Pearson. Adapun bentuk paradigma penelitian yang dilakukan
oleh penulis adalah: paradigma ganda dengan dua variabel Independen. Penelitian ini
menggunakan teknik simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Dalam penelitian ini persentase sampel yang diambil 25% jadi jumlah
sampel yang digunakan penelitian ini sebanyak 84 siswa dari total 335 siswa yang ada.
Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk skala likert. Untuk skala attachment
disusun berdasarkan IPPA jurnal Armsden, G. C. and greenberg, M.T. (1989), yang terdiri
dari 25 item berdasarkan teori John Bowlby dan Ainsworth. Skala self esteem disusun dan
dikembangkan sendiri oleh peneliti yang terdiri dari item 56 dengan mengacu pada teori
Coopersmith. Skala need for achievement diadaptasi dan dimodifikasi berdasarkan teori
David McClelland yang terdiri dari 45 item.
Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa, pertama karakteristik attachment
siswa Madrasah Aliyah Negeri 8 menunjukkan mayoritas memiliki attachment yang berada
dalam taraf tinggi yaitu sebesar 73% artinya siswa Madrasah aliyah negeri 8 mayoritas
memiliki hubungan yang lekat dengan orang tuanya, walaupun dengan kondisi kedua orang
tua yang bekerja atau menjadi orang tua tunggal hubungan antara anak dengan orang tua tetap
terjalin harmonis. Kedua, karakteristik self esteem siswa Madrasah Aliyah Negeri 8
menunjukkan mayoritas memiliki self esteem yang berada dalam taraf sedang yaitu sebesar
96% artinya siswa Madrasah Aliyah Negeri 8 mayoritas memiliki harga diri dengan kategori
sedang karena siswa Madrasah Aliyah Negeri 8 tidak terlalu menghargai apa yang ada dalam
dirinya dan tidak pula sangat merendahkan dirinya (rasa inferioritas). Ketiga, karakteristik
need for achievement siswa Madrasah Aliyah Negeri 8 menunjukkan mayoritas memiliki
need for achievement yang berada dalam taraf sedang yaitu sebesar 94% artinya siswa
Madrasah Aliyah Negeri 8 mayoritas memiliki need for achievement dengan kategori sedang

karena banyak siswa baik jurusan IPA atau IPS tidak menyukai tantangan dalam belajar, dan
tidak menyukai tugas yang sangat sulit. Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi (R2)
pada pengaruh attachment dan self esteem terhadap need for achievement menunjukkan
angka sebesar 0.429 berarti attachment dan self esteem memiliki sumbangan sebesar 42.9%
terhadap need for achievement dan pengaruh variabel lain sebesar 57.1%. Hal ini
membuktikkan bahwa masing-masing variabel independen yaitu self esteem dan attachment
memberikan pengaruh yang signifikan (korelasi positif) bagi need for achievment. Semakin
tinggi attachment maka semakin tinggi pula need for achievement, dan semakin tinggi self
esteem maka akan semakin tinggi pula need for achievement atau sebaliknya semakin rendah
self esteem maka akan semakin rendah pula need for achievement.

Anda mungkin juga menyukai