Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN : 2476-8995

Volume 7 Nomor 1 Februari (2021) : 21 – 30 E-ISSN : 2614-7858

Analisis Kandungan Histamin Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan Kemasan


dan Suhu Penyimpanan yang Berbeda

Analysis of Histamine Content of Cakalang (Katsuwonus pelamis) with Different


Packaging and Storage Temperatures

Nur Azizah Firman, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian, Universitas Negeri
Makassar, email: azizahfirman@gmail.com
Muhammad Rais, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian, Universitas Negeri
Makassar, email: raismisi@gmail.com
Amirah Mustarin, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian, Universitas Negeri
Makassar, email: amirah.mustarin@unm.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis kemasan dan suhu
penyimpanan terhadap kadar histamin dan total bakteri pada ikan cakalang selama 3 dan 6 hari
penyimpanan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
faktorial dimana terdapat 4 perlakuan, yaitu pengemasan vakum penyimpanan suhu dingin,
pengemasan non vakum penyimpanan suhu dingin, pengemasan vakum penyimpanan suhu
beku, dan pengemasan non vakum penyimpanan suhu beku. Data yang diperoleh dari hasil
penelitian dianalisis dengan software SPSS 21.0 dengan menggunakan teknik analisis ragam
ANOVA yang dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan
terbaik diperoleh pada perlakuan pengemasan vakum suhu beku, baik pada penyimpanan 3 hari
maupun 6 hari dengan nilai kadar histamin pada hari ke-3 yaitu 2,57 mg/kg dan pada hari ke-
6 yaitu 3,84 mg/kg, serta nilai total bakteri pada hari ke-3 22,3 x 103 cfu/ml dan pada hari ke-6
20 x 104 cfu/ml.
Kata Kunci: cakalang, histamin, bakteri, kemasan, suhu.

Abstract
This study aims to determine the effect of packaging type and storage temperature on
histamine levels and total bacteria in skipjack fish for 3 and 6 days of storage. This research
uses factorial randomized block design (RBD) in which there are 4 treatments, namely cold
temperature vacuum packaging, without cold storage temperature vacuum, frozen temperature
vacuum packaging, without freezing temperature vacuum storage. Data obtained from the
results of the study were analyzed with SPSS 21.0 software using ANOVA analysis techniques,
followed by Duncan's continued test. The results showed the best treatment was obtained in the
freezing vacuum packaging treatment, both on storage for 3 days and 6 days with a value of
histamine levels on the 3rd day which was 2.57 mg/kg and on the 6th day was 3.84 mg/kg, and
the total value of bacteria on the 3rd day 22.3 x 103 cfu/ml and on the 6th day 20 x 104 cfu/ml.
Keywords: Skipjack fish, histamine, bacteria, packaging, temperature.

Pendahuluan banyak dikonsumsi oleh masyarakat


Indonesia. Ikan cakalang memiliki protein
Ikan cakalang (Katsuwonus
yang tinggi dan baik untuk tubuh manusia.
pelamis) merupakan jenis ikan laut yang
Ikan cakalang adalah salah satu komoditi

21
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
ekspor non-migas serta tergolong dalam rendah. Pada penyimpanan suhu rendah
sumber daya perikanan yang penting (suhu dingin), proses biokimia yang
(Ekasari, 2017). berlangsung dalam tubuh ikan yang
Ikan cakalang merupakan jenis ikan mengarah pada kemunduran mutu ikan
pelagis, yaitu ikan yang lebih sering hidup menjadi lebih lambat. Namun, seringkali
dan beraktifitas di permukaan laut hingga penyimpanan suhu rendah tidak
kedalaman 200 meter, mulai dari daerah memungkinkan, karena pada penyimpanan
pesisir pantai sampai ke laut lepas. Ikan suhu rendah masih adanya aktivitas bakteri
jenis ini juga banyak diperoleh di pasar maupun enzim. Oleh karena itu diperlukan
komersial. Selain itu, ikan-ikan jenis suatu cara yang efektif guna menghambat
pelagis ini bernilai ekonomis tinggi, aktivitas bakteri maupun enzim, salah
sehingga banyak juga dipasok untuk satunya yaitu dengan menggunakan suatu
kebutuhan ekspor. metode pengemasan plastik secara vakum
Ikan pelagis ada 2 jenis, yaitu dengan penyimpanan suhu rendah guna
pelagis besar dan pelagis kecil. Kelompok memperpanjang umur simpan produk.
ikan pelagis besar yaitu jenis ikan cakalang, Pengemasan vakum adalah suatu
tongkol, dan tuna, sedangkan yang teknologi pengemasan yang menggunakan
termasuk ikan pelagis kecil yaitu ikan plastik vakum (vacuum pack). Pengemasan
layang, teri, dan kembung. Beberapa jenis vakum merupakan salah satu pengemasan
ikan terutama dari family skombridae terhadap produk pangan sehingga produk di
seperti tuna dan cakalang mempunyai dalamnya terlindung dari pertukaran air
kandungan histidin bebas yang tinggi pada atau gas dari luar. Menurut Putu (2001)
dagingnya sehingga berpotensi pengemasan dengan menggunakan plastik
menghasilkan histamin (Defrizal, 2010). secara vakum dapat memperpanjang umur
Histamin adalah senyawa turunan simpan produk pangan, mencegah
dari asam amino histidin yang banyak terjadinya kontaminasi antara
terdapat pada ikan jenis skombridae. mikroorganisme serta mengurangi jumlah
Histamin dapat menyebabkan keracunan oksigen dalam kemasan. Selain itu,
jika dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi, kemasan vakum juga dapat memberikan
yaitu 50 mg/100 g ikan (Affiano, 2011). efek visual yang baik bagi makanan. Sifat
Keracunan ini biasanya akan terjadi jika permeabilitas kemasan plastik ini dapat
kadar histamin yang terdapat pada ikan mempengaruhi produk yang akan disimpan
skombridae yang dikonsumsi cukup tinggi. secara vakum.
Gejala klinis keracunan akibat Pengemasan dengan menggunakan
mengkonsumsi makanan atau produk vakum adalah suatu sistem pengemasan
makanan yang mengandung histamin hampa udara, yang dimana tekanannya
dalam jumlah tinggi berupa muntah- dapat kurang dari 1 atm. Pengemasan
muntah, rasa terbakar pada kerongkongan, vakum dilakukan dengan cara
bibir bengkak, sakit kepala, kejang, mual, mengeluarkan udara dari kemasan sehingga
muka dan leher kemerahan, gatal-gatal, dapat memperpanjang umur simpan. Pada
serta badan lemas (Hattu dkk., 2014). penelitian terdahulu ikan cakalang telah
Enzim histidin dekarboksilase dan dikemas vakum maupun non vakum pada
pertumbuhan bakteri pembentuk histamin ikan yang telah diolah terlebih dahulu
dapat dihambat pada suhu 5°C atau lebih dengan cara pengasapan. Sedangkan untuk

22
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
penelitian ini ikan cakalang langsung merah, serta kulit terlihat mengkilap dan
dikemas tanpa diolah terlebih dahulu, atau tidak pucat. Panjang ikan yang akan
dalam kondisi segar. digunakan sekitar ±20-25 cm dan berat
Tujuan yang ingin dicapai dalam berkisar ±100 gram/ekor. Ikan cakalang
penelitian ini adalah untuk mengetahui diperoleh dari Pelabuhan Potere Makassar.
kemampuan dan pengaruh pengemasan Selama transportasi, ikan
plastik vakum dalam menghambat dimasukkan ke dalam cool box dan
pembentukan histamin ikan cakalang (K. diberikan perlakuan pendinginan
pelamis) pada suhu penyimpanan yang menggunakan es. Selanjutnya ikan
berbeda. Penggunaan suhu penyimpanan diangkut ke Laboratorium Politeknik
dan kemasan vakum dan non vakum Pertanian Negeri Pangkep untuk diberi
bermaksud untuk melihat secara lebih cepat perlakuan penyimpanan serta pengujian
pengaruh kemasan dalam menghambat histamin dan total bakteri mesofil selama
pembentukan histamin dan total bakteri. penyimpanan. Uji kadar histamin dilakukan
Hasil yang didapatkan dari menggunakan spektroflourometer dengan
penelitian ini diharapkan dapat mengacu pada metode SNI 2354:10:2009
memperkaya khasanah informasi dalam yang dinyatakan dalam mg/100 g.
menghambat pembentukan histamin dan Sedangkan analisis total bakteri dilakukan
total bakteri pada ikan cakalang dalam berdasar SNI 2332:3:2015.
proses penyimpanan. Dengan demikian, Ada 4 perlakuan penyimpanan
dapat diketahui bahwa ikan cakalang dalam penelitian ini, yaitu pengemasan
selama penyimpanan baik yang dikemas vakum penyimpanan suhu dingin,
vakum maupun non vakum dan disimpan pengemasan non vakum penyimpanan suhu
pada suhu berbeda tersebut masih aman dingin, pengemasan vakum penyimpanan
untuk dikonsumsi. suhu beku, dan pengemasan non vakum
penyimpanan suhu beku. Proses
Metode Penelitian
penyimpanan dilakukan selama 6 hari.
Alat dan Bahan Pengujian histamin dan total bakteri
Alat-alat yang digunakan pada dilakukan setiap 3 hari selama
penelitian ini adalah spektroflourometer, penyimpanan.
stomacher (interscience bagmixer), cawan Penelitian ini merupakan penelitian
petri, dan peralatan pendukung lainnya. eksperimen dengan menggunakan
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan rancangan acak kelompok pola faktorial
dalam penelitian ini adalah ikan cakalang dengan 3 kali ulangan pada setiap
(Katsuwonus pelamis), kemasan plastik perlakuannya. Data yang diperoleh
vakum, serta bahan-bahan lain untuk menggunakan Analisis of Variances
kebutuhan analisis. (ANOVA) untuk mengetahui apakah ada
perbedaan atau pengaruh pada tiap
Prosedur Penelitian
perlakuan. Data diolah menggunakan
Penelitian diawali dengan perangkan SPSS Versi 21.
mempersiapkan ikan cakalang hasil
tangkapan one day fishing dengan ciri-ciri
ikan masih segar, yaitu memiliki mata yang
terang dan tidak pucat, insang berwarna

23
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
Hasil dan Pembahasan Hasil ini menunjukkan bahwa
perlakuan pengemasan dan suhu yang
Kadar Histamin
berbeda mempengaruhi kadar histamin
Kadar histamin adalah faktor yang yang dihasilkan. Histamin pada ikan akan
cukup penting dalam menentukan kualitas terus meningkat seiring dengan lamanya
ikan cakalang. Ikan cakalang memiliki penyimpanan, terutama jika akan disimpan
kandungan histidin dalam jumlah yang pada suhu ruang yang merupakan suhu
besar pada jaringan daging tetapi tidak optimum enzim penghasil histamin.
mengandung histamin. Histamin akan Pembentukan histamin akan terhambat
mulai terbentuk pada ikan dari histidin pada suhu 0oC atau lebih rendah. Hal ini
selama terjadinya proses pembusukan oleh sesuai dengan pendapat Affiano (2011)
bakteri yang memiliki enzim histidin yang menyatakan bahwa histamin
dekarboksilase. Histamin juga merupakan umumnya dibentuk pada temperatur tinggi
komponen yang tidak larut pada air dan (>200C).
bersifat racun apabila melebihi batas kadar Hasil analisis kadar histamin pada hari
maksimumnya (Radjawane dkk., 2016). ke-6 yang disajikan pada Gambar 1
Hasil analisis kadar histamin pada ikan menunjukkan bahwa nilai terendah untuk
cakalang yang telah disimpan selama 3 dan kadar histamin diperoleh pada perlakuan
6 hari ditampilkan pada Gambar 1 berikut. pengemasan vakum suhu beku dengan nilai
rerata 3,84 mg/kg. Hasil yang tidak jauh
berbeda diperoleh pada perlakuan
pengemasan non vakum suhu beku dengan
nilai rerata 4,79 mg/kg. Sementara kadar
histamin tertinggi diperoleh pada perlakuan
pengemasan non vakum suhu dingin
dengan nilai rerata 38,96 mg/kg. Hal ini
menunjukkan bahwa suhu penyimpanan
berbanding lurus dengan kadar histamin,
Gambar 1 Nilai rerata kadar histamin semakin rendah suhu penyimpanan maka
semakin rendah pula kadar histamin yang
Hasil analisis kadar histamin pada
dihasilkan (Affiano, 2011).
hari ke-3 yang disajikan pada Gambar 1
Hasil pengujian dari penyimpanan 3
menunjukkan bahwa kadar histamin
dan 6 hari menunjukkan bahwa perlakuan
terendah diperoleh pada perlakuan
pengemasan vakum dan non vakum pada
pengemasan vakum suhu beku dengan nilai
penyimpanan suhu dingin (refrigerator)
rerata 2,57 mg/kg. Sementara pada
dan suhu beku (freezer) memiliki
perlakuan pengemasan non vakum suhu
perbedaan yang nyata. Kadar histamin
beku diperoleh nilai rerata 3,11 mg/kg.
terendah pada lama penyimpanan selama 6
Kadar histamin tertinggi diperoleh pada
hari dijumpai pada perlakuan ikan cakalang
perlakuan kemasan non vakum
dikemas vakum pada suhu beku.
penyimpanan suhu dingin dengan nilai
Sedangkan kadar histamin tertinggi
rerata 6,90 mg/kg, sementara untuk
dijumpai pada perlakuan ikan cakalang
perlakuan pengemasan vakum suhu dingin
dikemas non vakum pada suhu dingin. Hal
diperoleh nilai rerata 6,75 mg/kg.
ini menunjukkan bahwa semakin rendah

24
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
suhu pada penyimpanan ikan cakalang
yaitu suhu beku, maka semakin rendah pula
kadar histamin pada ikan (Affiano, 2011).
Pembentukan histamin pada ikan
cakalang semakin menurun seiring dengan
rendahnya perlakuan suhu dan kemasan
vakum yang diberikan. Ikan cakalang yang
dikemas vakum memiliki kadar histamin
yang lebih rendah dibandingkan dengan
ikan cakalang yang dikemas non vakum. Gambar 2 Nilai rerata total bakteri
Hal ini disebabkan karena tidak adanya Dari Gambar 2 terlihat bahwa
udara di dalam kemasan sehingga dapat parameter nilai kadar histamin yang
menghambat pertumbuhan bakteri dihasilkan sejalan dengan total bakteri
pembentuk histamin. Pertumbuhan bakteri mesofil pada tiap perlakuan, yaitu terjadi
pembentuk histamin akan berlangsung peningkatan yang semakin kecil pada
lebih cepat pada suhu temperatur yang jumlah pertumbuhan bakteri seiring dengan
tinggi (Wahyuni, 2011). rendahnya suhu yang diberikan. Pada
Total Bakteri Mesofil penyimpanan selama 3 hari, total bakteri
mesofil terendah diperoleh pada perlakuan
Total bakteri mesofil merupakan ikan yang dikemas vakum pada
pengujian mikroba secara kuantitatif. penyimpanan suhu beku dengan nilai rata-
Analisis total bakteri dilakukan untuk rata 4,3 Log cfu/ml, sedangkan total bakteri
mengetahui jumlah bakteri yang ada di tertinggi terdapat pada perlakuan ikan yang
dalam bahan yang diuji setelah diinkubasi dikemas non vakum penyimpanan suhu
dalam media agar pada suhu dingin dingin dengan nilai rata-rata 4,6 Log
(refrigerator) dan suhu beku (freezer) cfu/ml.
selama 6 hari sehingga membentuk koloni Hasil analisis data mengenai
yang dapat langsung dihitung. Total bakteri pengaruh kemasan vakum terhadap total
yang dihitung dapat menjadi indikator bakteri pada penyimpanan selama 6 hari
mikrobiologi kesegaran ikan cakalang. menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
Standar nilai total mikroba yang sudah total bakteri setelah dilakukan
ditetapkan untuk ikan segar yaitu Log penyimpanan selama 6 hari. Total bakteri
5.0/5x105 cfu/ml (SNI 7388:2009). Total mesofil terendah diperoleh pada perlakuan
bakteri mesofil pada ikan cakalang selama ikan yang dikemas vakum pada
perlakuan penyimpanan ditampilkan pada penyimpanan suhu beku yaitu 5,3 Log
Gambar 2 sebagai berikut. cfu/ml, sedangkan total bakteri mesofil
tertinggi terdapat pada perlakuan ikan yang
dikemas non vakum pada penyimpanan
suhu dingin yaitu 5,5 Log cfu/ml. Total
bakteri pada perlakuan ikan yang dikemas
vakum pada penyimpanan suhu dingin
yaitu 5,49 Log cfu/ml, dan ikan yang
dikemas non vakum penyimpanan suhu

25
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
beku yaitu 5,34 Log cfu/ml. Hal ini tinggi suhu semakin cepat pula penurunan
menunjukkan bahwa meningkatnya total mutu kesegaran ikan.
bakteri mesofil pada ikan dipengaruhi oleh Penyimpanan ikan pada suhu beku
kemasan vakum, karena tidak tersedianya (freezer) merupakan perlakuan yang
oksigen untuk kebutuhan metabolisme dari memiliki daya hambat lebih tinggi
bakteri, sehingga bakteri sulit untuk dibanding dengan penyimpanan suhu
berkembang biak. dingin (refrigerator). Akan tetapi
Hasil analisis sidik ragam terhadap penyimpanan ikan pada suhu dingin selama
ikan cakalang menunjukkan bahwa 6 hari belum melebihi ambang batas
perlakuan ikan yang dikemas vakum cemaran mikroba yang diperbolehkan pada
dengan penyimpanan suhu beku (freezer) ikan. Berdasarkan SNI 7388-2009, nilai
berbeda nyata antara ikan yang dikemas total bakteri yang diperbolehkan unuk ikan
non vakum dengan suhu dingin konsumsi adalah tidak melebihi 5 x 105
(refrigerator) selama 6 hari penyimpanan koloni/g atau 5,0 Log cfu/ml.
dengan pengujian 3 hari dan 6 hari. Secara Daya hambat pertumbuhan mikroba
keseluruhan, perlakuan kemasan dan suhu pada ikan sangat dipengaruhi oleh suhu dan
yang memperoleh total bakteri terendah lama penyimpanan. Suhu penyimpanan 0oC
yaitu perlakuan ikan yang dikemas vakum memiliki jumlah total bakteri lebih rendah
dengan penyimpanan suhu beku (freezer) dibandingkan pada 4oC (Summer dkk.,
dan yang memperoleh total bakteri tertinggi 2004). Penyimpanan pada suhu beku
didapatkan pada perlakuan ikan yang (freezer) menghasilkan total bakteri lebih
dikemas non vakum dengan penyimpanan sedikit dibandingkan dengan penyimpanan
suhu dingin (refrigerator). pada suhu dingin (refrigerator). Hal ini
Peningkatan jumlah total bakteri sejalan dengan Day (2000) yang
mesofil pada seluruh perlakuan ikan yang menyatakan bahwa penyimpanan pada
dikemas vakum pada penyimpanan suhu suhu rendah kurang dari 8oC dapat
beku (freezer) lebih rendah dibandingkan menghambat pertumbuhan bakteri atau
dengan perlakuan ikan yang dikemas non memperpanjang fase lag (fase adaptasi).
vakum pada penyimpanan suhu dingin Lama penyimpanan selama 6 hari
(refrigerator). Hal ini terjadi karena tidak merupakan perlakuan yang memperoleh
tersedianya oksigen untuk kebutuhan jumlah total bakteri tertinggi, terutama ikan
metabolisme dari bakteri, sehingga bakteri yang tidak diberi kemasan vakum pada
sulit untuk berkembang biak. penyimpanan suhu dingin. Hal ini
Ketersedian oksigen juga menunjukkan bahwa lama penyimpanan
membatasi pertumbuhan mikroba, memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan
sehingga pertumbuhannya menjadi total bakteri pada ikan. Semakin lama
terhambat. Pertumbuhan bakteri pada ikan penyimpanan, semakin meningkat
sangat dipengaruhi oleh suhu, semakin pertumbuhan total bakteri pada ikan. Hal
rendah suhu penyimpanan yang diberikan ini terjadi karena masih adanya enzim dan
maka semakin lambat pertumbuhan bakteri. aktivitas mikroba.
Hal ini sependapat dengan Sanger (2010) Peningkatan jumlah mikroba
yang menyatakan bahwa pola dan laju seiring bertambahnya suhu dan lama
penurunan mutu ikan sangat dipengaruhi penyimpanan juga dilaporkan oleh Junianto
oleh keadaan temperatur, dimana semakin (2003), yang menyatakan bahwa jumlah

26
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
awal mikroba yang terdapat pada tubuh histamin yang semakin rendah pula. Hal ini
ikan ada hubungannya dengan kondisi disebabkan kemasan vakum dan
perairan tempat ikan tersebut hidup. penyimpanan suhu rendah yang diberikan
Perbedaan jumlah dan jenis bakteri dapat pada ikan dapat menekan atau menghambat
dijumpai pada ikan yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri.
makanan, cara penangkapan, penanganan, Meskipun pertumbuhan bakteri
dan perbedaan suhu yang dipengaruhi oleh dihambat, aktivitas enzim histidin
letak geografis serta musim. dekarboksilase akan tetap menghasilkan
histamin. Hal ini dapat menyebabkan
Korelasi Total Bakteri dan Histamin
peluang meningkatnya kadar histamin.
Korelasi antara total bakteri dan Menurut Keer dkk. (2002), meskipun
histamin terdapat pada Gambar 3. Hasil inhibitor enzim yang diberikan dapat
penelitian menunjukkan bahwa mengontrol bakteri pembentuk histamin,
peningkatan total bakteri mesofil namun enzim histidin dekarboksilase yang
berkolerasi positif dengan peningkatan telah terbentuk akan terus menghasilkan
kadar histamin. Semakin tinggi total bakteri histamin meskipun bakteri pembentuknya
mesofil, maka kadar histamin juga akan tidak aktif.
meningkat. Hal ini terjadi karena bakteri Ikan yang telah disimpan selama 6
yang dapat menghasilkan enzim pembentuk hari baik ikan yang diberi kemasan vakum
histamin jumlahnya semakin meningkat, maupun non vakum, menghasilkan jumlah
sehingga potensi histidin bebas yang total bakteri mesofil yang belum melebihi
diubah menjadi histamin oleh enzim dari batas maksimum. Penyimpanan
pembentuk histamin juga semakin besar. dengan suhu 0-1oC memiliki jumlah bakteri
pembentuk histamin yang lebih rendah
dibandingkan pada suhu 4oC.
Bakteri pembentuk histamin
umumnya adalah golongan bakteri gram
negatif jenis enterik mesofilik (Butler dkk.
2010 dalam Wahyuni, 2011). Bakteri
mesofilik memiliki rentang suhu hidup 20-
45oC (Tiwari dkk. 2009), namun
dimungkinkan masih dapat berkembang
Gambar 3 Nilai korelasi total bakteri pada suhu rendah. Jenis bakteri pembentuk
mesofil dan histamin histamin yang sering kali ditemui pada suhu
ruang (mesofilik) adalah Proteus spp dan
Hasil analisis korelasi total bakteri
Morganella morganii, sedangkan jenis
mesofil dan kadar histamin menunjukkan
bakteri pembentuk histamin yang dapat
bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat
tumbuh pada suhu dingin (psikrofilik)
antara peningkatan total mikroba dan kadar
diantaranya adalah Photobacterium
histamin. Hal ini dikarenakan pembentukan
phosphoreum dan Photobacterium
histamin pada ikan juga disebabkan oleh
histaminum (Wahyuni, 2011).
aktivitas bakteri.
Jumlah total bakteri mesofil yang
semakin rendah akan menghasilkan kadar

27
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
Kesimpulan Fatuni, Y. S. 2014. Perubahan Kadar
Histamin dan Bakteri Penghasil
Berdasarkan hasil penelitian yang
Histamin dari Pindang Badeng
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa kemasan dan suhu berpengaruh Tongkol (Auxis rochei) Selama
terhadap kadar histamin dan total bakteri Penyimpanan. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
mesofil yang dihasilkan. Ikan cakalang
Hattu, N., Jolantje, L., Eirene G. F., Cecilia
yang dikemas dengan kemasan vakum pada
A. S., dan Astrid, L. 2014. Pengaruh
penyimpanan suhu beku (freezer)
ekstrak asam jawa
merupakan perlakuan terbaik yang dapat
(Tamarindusindica L.) terhadap
mempertahankan mutu dan daya simpan
kandungan histamin daging ikan
ikan cakalang pada penyimpanan, yang
komu (Auxis rochei). J. Chem. Res. 2:
diindikasikan dengan kadar histamin dan
131 – 136.
total bakteri yang rendah. Akan tetapi ikan
Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan.
yang dikemas secara non vakum pada
penyimpanan suhu beku juga sudah mampu Jakarta: Penebar Swadaya.
Keer, M., Lawicki, P., Aguirre, S., Rayner,
menghambat kadar histamin dan total
C. 2002. Effect on storage conditions
bakteri yang dihasilkan.
on histamine formation in fresh and
Daftar Pustaka canned tuna. Victoria: Public Health
Affiano, I. 2011. Analisis Perkembangan Division, Victorian Government of
Histamin Tuna (Thunnus sp.) dan Human Services. 9-10.
Bakteri Pembentuknya Pada Putu, I. 2001. Karakteristik daging sapi
Beberapa Setting Standar Suhu dikemas dalam kantong plastik
Penyimpanan. Skripsi. Institut hampa udara (vakum pack). Balai
Pertanian Bogor. Bogor. Penelitian Ternak. Bogor. Wartazoa
Day, B. P. F. 2000. Encylopedia of Food XI (2): 15-19.
Microbiology. London: Academic Radjawane, C., Darmanto, Y. S., dan
Press. Fronthea, S. 2016. Kajian kandungan
Defrizal. 2010. Karakterisasi Gen Hdc histamin ikan cakalang (Katsuwonus
Pengkode Enzim Histidin pelamis) segar dan asap pada sentral
Dekarboksilase Pada Isolat Bakteri pengolahan ikan asap di Kota
Ikan Tuna (Thunnus Sp) dan Ambon. Prosiding Seminar Nasional
Cakalang (Katsuwonus pelamis). Kelautan. 316-320.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Sanger, G. 2010. Mutu kesegaran ikan
Bogor. tongkol (Auxis tazard) selama
Ekasari, D., Suwetja, I. K., dan Lita, M. penyimpanan dingin. Warta IPTEK.
2017. Uji mutu ikan cakalang Jakarta.
(Katsuwonus pelamis-L) dan ikan Sumner, J., Ross, T., and Ababouch. L.
tongkol (Euthynnus affinis) segar di 2004. Application of Risk Assessment
TPI Tumumpa selama penyimpanan in The Fish Industry. Romeo: FAO.
dingin. Jurnal Media Teknologi Hasil Tiwari, R. P., Hoondal, G. S., and Tewari
Perikanan. 5(2): 1-8. R. 2009. Laboratory in Microbiology
and Biotechnology. New Delhi:
Abishek Publication.

28
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021
Wahyuni, S. 2011. Histamin Tuna
(Thunnus Sp) dan Identifikasi Bakteri
Pembentuknya pada Kondisi Suhu
Penyimpanan Standar. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

29
JPTP Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 7, Februari 2021

Halaman ini sengaja dikosongkan.

30

Anda mungkin juga menyukai