Cara sitasi: Harmain RM, Dali F, Nurjanah, Jacoeb AM. 2017. Karakteristik organoleptik dan kimia ilabulo
ikan patin fortifikan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 20(2): 329-338.
Abstrak
Diversifikasi makanan tradisional ilabulo berbahan baku ikan patin (Pangasius sp.) berpotensi
dikembangkan di provinsi Gorontalo menggantikan ilabulo berbahan baku jeroan ayam. Tujuan penelitian
adalah membuat ilabulo menggantikan bahan baku jeroan ayam dengan bahan baku ikan patin fortifikasi
rumput laut Kappaphycus alvarezii dan tepung tulang patin serta menentukan karakteristik organoleptik dan
kimia ilabulo ikan patin fortifikan. Perlakuan fortifikasi yaitu kombinasi rumput laut K. alvarezii dan tepung
tulang patin A (5:10% ), B (10:15%) dan C (15:20%). Analisis organoleptik menggunakan skala hedonik
kriteria kesukaan pada kenampakan, tekstur, warna, aroma dan rasa. Hasil analisis organoleptik dilanjutkan
dengan uji Bayes, hasil uji terpilih dianalisis kimia menggunakan metode Association of Official Analitical
Chemist. Hasil penelitian karakteristikorganoleptik hedonik ilabulo ikan patin fortifikan kenampakan
dengan kriteria netral – suka (5,53–7,03), tekstur netral – agak suka (5,8–7,1), aroma agak suka (6,3–6,73),
warna netral – suka (6,1–7,03) dan rasa (6,07–6,53) netral – agak suka. Hasil uji Bayes diperoleh tekstur nilai
kepentingan 5, kenampakkan nilai kepentingan 5, aroma nilai kepentingan 4, warna nilai kepentingan 3 dan
rasa nilai kepentingan 2. Karakteristik kimia ilabulo ikan patin fortifikasi terpilih yaitu fortifikasi rumput
laut K. alvarezii 15% dan tepung tulang ikan patin (20%) (fortifikasi C) diperoleh nilai kadar air 56,46%, abu
11,54%, protein 7,78%, lemak 8,91%, serat kasar 0,61%, karbohidrat 22,07% dan kalsium 0,315%.
Abstract
Diversification of traditional food ilabulo made from raw catfish (Pangasius sp.) has the potential to be
developed in Gorontalo province to substitute chicken viscera. The research aimed to make ilabulo substitute
the raw material of chicken viscera with the catfish fortified Kappaphycus alvarezii seaweed and catfish
bone meal and to determine the organoleptic and chemical characteristics of ilabulo catfish fortification.
Fortified treatment is K. alvarezii and catfish bone (5 dan 10% ), B (10 and 15%) and C (15 dan 20%).
The organoleptic analysis used a hedonic scale of favorite criteria on the appearance, texture, color, flavor,
and taste. The results of organoleptic analysis continued with Bayes test. The chemical analysis used the
Association of Official Analytical Chemist method. The result of the hedonic characteristic of ilabulo catfish
fortification was on the appearance neutral criteria – like (5.53–7.03), texture neutral criteria – rather like
(5.8–7.1), aroma rather like (6.3–6.73), color neutral – like (6.1–7.03) and taste (6.07–6.53) neutral criteria –
rather like. The result of Bayes test obtained by a texture of importance value 5, appearance importance value
5, aroma of importance value 4, color of interest value 3 and taste of importance value 2. Characteristic of
ilabulo culture of selected fortified catfish that was the fortification of K. alvarezii seaweed 15% and catfish
bone flour (20%) (fortification C) obtained by water content 56.46%, ash 11.54%, protein 7.78%, fat 8.91%,
coarse fiber 0.61%, carbohydrate 22.07% and calcium 0.315 %.
Metode analisis
Karakterisasi organoleptik hedonik
ilabulo ikan patin fortifikan kriteria kesukaan Keterangan:
berdasarkan kenampakan, tekstur, warna, Ri: rata-rata rangking dalam perlakuan
aroma dan rasa menggunakan skala hedonik ke-i
(skala 1 : amat sangat tidak suka, skala 2 Rj: rata-rata rangking dalam perlakuan
: sangat tidak suka, skala 3 : tidak suka, ke-j
skala 4 : agak tidak suka, skala 5 : netral, N: banyaknya data
skala 6: agak suka, skala 7: suka, skala 8 : Z: banyaknya perlakuan
sangat suka dan skala 9 : amat sangat suka). ni: jumlah data perlakuan ke-i
Parameter analisis uji organoleptik hedonik nj: jumlah data perlakuan ke-j
berdasarkan SNI 01-2346-2006 (BSN 2006).
Panelis yang digunakan adalah panelis Nilai kepentingan dan data perangkingan
semi terlatih sebanyak 30 orang mahasiswa berdasarkan skor tertinggi yang diperoleh
Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas menggunakan uji Bayes (SNI 01-2346-2006)
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas (BSN 2006). Uji Bayes merupakan salah
Negeri Gorontalo. satu metode pengambilan keputusan untuk
Ilabulo ikan patin fortifikan fortifikasi memilih salah satu perlakuan fortifikasi
terpilih berdasarkan hasil uji Bayes, dilakukan terpilih berdasarkan kepentingan dan skor
karakterisasi kimia. Analisis kimia yang tertinggi pada parameter kenampakan,
diuji yaitu kadar air, abu, protein, lemak, tekstur, warna, aroma dan rasa sesuai tujuan
kalsium dan karbohidrat berdasarkan penelitian.
analisis proksimat metode Association of
Official Analitical Chemist (AOAC) (2005) HASIL DAN PEMBAHASAN
dan analisis serat kasar berdasarkan metode Karakteristik Organoleptik Ilabulo
Sudarmadji et al. (1997). Ikan Patin (Pangasius sp.) Fortifikan
Formulasi ilabulo ikan patin fortifikan
Analisis Data yang berpengaruh pada kenampakan dan
Uji organoleptik hedonik dihitung warna adalah penambahan tepung sagu dan
menggunakan analisis statistik non parametrik jagung. Ilabulo umumnya menggunakan
Kruskal Wallis (Walpole 1993) dengan rumus tepung sagu sehingga berwarna cokelat agak
sebagai berikut: kehitaman setelah proses pemasakan dan
pemanggangan. Ilabulo dengan penambahan
tepung jagung memiliki warna kuning dan
masih terasa sepah sehingga kurang digemari.
Fortifikasi rumput laut K. alvarezii dan
T = (t – 1) (t + 1) tepung tulang ikan patin secara organoleptik
Keterangan: parameter warna mampu menetralisir warna
n¡ : Banyaknya pengamatan dalam ilabulo menjadi agak cokelat kekuningan
perlakuan ke – i dan dari parameter rasa ilabulo ikan patin
Ri : Jumlah rangking dalam contoh ke – i
8
7,03b 7,1b 7,2b 7,03b 7,03b
7 6,53b 6,6b 6,73c 6,6ab 6,53c
6,3a 6,1a 6,07a
5,8a
6 5,53a
Nilai organoleptik hedonik
5
ikan patin fortifikan
4
8 8 8
7,1b7,2
b
7,03b 7,03b 7,17,03
b b 7,2
7,1 b b 7,2 b
7,03b 7,0
3 6,73 c
6,736,6
c ab
6,73 c
7 7 b
6,53 7 b
6,53 6,66,53
b b
6,6b a 6,6 b 6,6ab
6,3 6,3 a
6,16,3
a
a
2 6,1a 6,07a6,
5,8a 5,8a 5,8a
6 5,53a 6 5,53a 6 5,53a
1
5 5 5
0
4 4 4
Kenampakan Tekstur Aroma Warna Rasa
Parameter 3 3 3
Gambar 1 Histogram nilai organoleptik hedonik produk ilabulo
2 fortifikasi
2 2
rumput laut K. alvarezii
dan tepung tulang ikan patin dengan perbandingan A(5:10), B(10:15), C(15:20).
1 1 1
nilai kesukaan panelis terhadap tekstur ilabulo karaginan tidak berpengaruh terhadap bau
ikan patin. Penambahan rumput laut K. otak-otak ikan.
alvarezii semakin tinggi maka tekstur ilabulo Aroma ilabulo ikan patin fortifikan
ikan patin semakin kenyal, kompak dan padat. dipengaruhi oleh penambahan bumbu dalam
Kandungan pati sagu yang terdiri dari formulasi dan penggunaan daun pisang sebagai
amilosa dan amilopektin mempengaruhi kemasan ilabulo pada saat pemanggangan.
sifat kelarutan dan derajat gelatinisasi pati. Aroma ilabulo ikan patin fortifikan berasal
Kusnandar et al. (2015) melaporkan bahwa dari bahan baku ikan patin yang terurai pada
pati sagu memiliki kandungan pati yang proses pengolahan karena terdapat reaksi
cukup tinggi yaitu 87,13%. Amilopektin pada penguraian senyawa protein dan lemak
tepung sagu yang mudah melekat dan sedikit menjadi senyawa volatil akibat degradasi
menyerap air. Fungsi karaginan mampu bahan pangan oleh panas. Winarno (2008)
menstabilkan produk ilabulo ikan patin. menyatakan bahwa aroma yang ditimbulkan
Kandungan karaginan pada rumput laut K. merupakan hasil kombinasi antara senyawa-
alvarezii semakin tinggi, produk ilabulo ikan senyawa volatil dari daging ikan yang berasal
patin menjadi kurang melekat namun lebih dari degradasi protein senyawa volatil seperti
kenyal dan padat. merkaptan, skatol, dan H2S.
Rumput laut K. alvarezii merupakan
salah satu jenis rumput laut merah Warna
(Rhodophyceae) penghasil karaginan. Jenis Nilai organoleptik hedonik warna
karaginan yang dihasilkan dari rumput ilabulo ikan patin fortifikan ada pada kisaran
laut K. alvarezii adalah kappa-karaginan. 6,10-7,03 dengan kriteria agak suka hingga
Djaeni et al. (2012) mengemukakan bahwa suka. Analisis keragaman ilabulo ikan patin
rumput laut dari kelompok Rhodopyceae fortifikan berpengaruh nyata. Gambar 1
(alga merah) menghasilkan karaginan yang menunjukkan bahwa nilai organoleptik
banyak digunakan dalam berbagai industri. hedonik tertinggi terhadap warna ilabulo
Penelitian Putra et al. (2015) menghasilkan ikan patin fortifikan yaitu fortifikasi C dan
bahwa semakin tinggi konsentrasi karaginan terendah fortifikasi A.
sebagai stabilizer terhadap otak otak ikan Pembentukan warna pada produk
kurisi (Nemipterus nematophorus) maka ilabulo ikan patin fortifikan salah satunya
nilai stabilitas emulsi karaginan semakin karena penambahan tepung sagu. Pada saat
tinggi. Menurut Aberle et al. (2001), pati proses pemasakan dan pemanggangan,
berkemampuan mengikat sejumlah besar ilabulo ikan patin fortifikan mengalami
air, namun kemampuan emulsifikasinya gelatinisasi terutama dari penambahan
rendah, sedangkan karaginan bersifat tepung sagu dan rumput laut K. alvarezii
sebagai hidrofilik, dapat mengikat air dan yang menjadikan produk ilabulo berwarna
menstabilkan sistem emulsi pada produk agak cokelat. Penambahan tepung jagung
emulsi. turut berkontribusi terhadap warna ilabulo
ikan patin yaitu pada saat proses pengadukan
Aroma adonan ilabulo yang menjadikan produk
Nilai organoleptik hedonik aroma ilabulo ilabulo ikan patin fortifikan menjadi agak
ikan patin fortifikan pada kisaran 6,30-6,73 cokelat kekuningan. Fortifikasi rumput laut
dengan kriteria agak suka hingga suka. Analisis K. alvarezii pada produk ilabulo ikan patin
ragam aroma ilabulo ikan patin fortifikan menetralkan warna cokelat menjadi produk
berpengaruh nyata. Gambar 1 menunjukkan ilabulo agak cokelat kekuningan.
bahwa nilai organoleptik hedonik tertinggi Gambar 1 menunjukkan bahwa semakin
terhadap aroma ilabulo ikan patin fortifikan tinggi fortifikasi rumput laut K. alvarezii dan
yaitu fortifikasi B dan terendah fortifikasi tepung tulang ikan patin, semakin tinggi nilai
A, tetapi Putra et al. (2015) menghasilkan kesukaan panelis terhadap warna ilabulo
bahwa perbedaan konsentrasi penambahan ikan patin fortifikan. Hal ini sejalan dengan
Tabel 2 Komposisi kimia ilabulo ikan patin fortifikasi terpilih dan tanpa fortifikasi
Kadar Kadar Kadar
Kadar Kadar Kadar (Ca)
No Sampel Protein Karbohidrat Serat
Air (%) Abu (%) Lemak (%) (%)
(%) (%) (%)
Fortifikasi
1 56,46 11,54 8,91 7,78 22,07 0,61 0,315
(C)
Tanpa
2 60,81 1,48 4,79 6,94 25,23 0,46 0,28
fortifikasi
penambahan karagenan pada otak-otak bahan makanan yang umum dikomsumsi oleh
ikan, konsentrasi penambahan karagenan manusia adalah pati salah satunya pati yang
mengurangi konsentrasi penggunaan tepung berasal dari sagu. Pati sagu memiliki kadar
tapioka. karbohidrat yang lebih tinggi dari beras yaitu
80,35% - 85,90% yang dapat diolah menjadi
Kadar Lemak berbahai bahan makanan.
Kadar lemak ilabulo ikan patin fortifikan
fortifikasi terpilih memenuhi syarat mutu dan Kadar Serat
keamanan pangan produk otak-otak ikan yang Tabel 1 menunjukkan bahwa ilabulo
disyaratkan kadar lemak maksimal 16,0% ikan patin fortifikan fortifikasi terpilih
(BSN 2013). Penelitian Putra et al. (2015) menghasilkan kadar serat lebih tinggi bila
menghasilkan nilai kadar lemak 2,26% pada dibandingkan tanpa fortifikasi. Kadar serat
otak – otak ikan kurisi dengan penambahan ilabulo ikan patin fortifikan fortifikasi
konsentrasi karaginan 1,5%. Semakin tinggi terpilih lebih tinggi berasal dari rumput
penambahan konsentrasi karaginan tidak laut K. alvarezii. Penelitian Chaidir (2006)
mempengaruhi nilai kadar lemak otak – otak melaporkan bahwa kandungan serat pada
ikan kurisi. Hal ini karena karaginan lebih rumput laut K.alvarezii terdiri dari serat larut
bersifat hidrofilik yang dapat mengikat air 5,57%, serat tidak larut 3,87%.
daripada mengikat lemak.
Kadar Kalsium (Ca)
Kadar Protein Ilabulo ikan patin fortifikan fortifikasi
Kadar protein ilabulo ikan patin fortifikan terpilih menghasilkan kadar kalsium lebih
fortifikasi terpilih masih memenuhi syarat tinggi bila dibandingkan tanpa fortifikasi
mutu dan keamanan pangan SNI 7757:2013 seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Hal tersebut
otak–otak ikan. syarat mutu dan keamanan karena selain terdapat kandungan kalsium
pangan SNI 7757:2013 otak – otak ikan kadar pada ikan patin juga berasal dari tepung
protein minimal 5% (BSN 2013). Putra et al. tulang ikan patin dan rumput laut K. alvarezii.
(2015) melaporkan bahwa nilai kadar protein Kadar kalsium ilabulo ikan patin
pada otak – otak ikan kurisi adalah 12,95%. fortifikan fortifikasi terpilih masih memenuhi
Karagenan berkemampuan mengikat air syarat mutu dan keamanan pangan SNI
sehingga dapat menahan protein yang dapat 7757:2013 otak – otak ikan yaitu maksimal
larut dalam air saat perebusan. Nilai kadar 2%. Fortifikasi tepung tulang ikan patin selain
protein semakin tinggi otak-otak ikan diduga menambah kalsium pada produk ilabulo juga
karena semakin meningkatnya konsentrasi untuk memanfaatkan limbah tulang ikan
penambahan karagenan pada otak-otak setelah proses preparasi ikan. Gobinathan
ikan. Konsentrasi penambahan karagenan et al. (2009) mengemukakan bahwa kalsium
mengurangi konsentrasi penggunaan tepung merupakan salah satu nutrient esensial yang
tapioka. sangat dibutuhkan untuk berbagai fungsi
tubuh.
Kadar Karbohidrat
Nilai kadar karbohidrat ilabulo ikan patin KESIMPULAN
fortifikasi lebih rendah dengan ilabulo ikan Karakteristik organoleptik hedonik
patin tanpa fortifikasi. Hal ini diduga karena ilabulo ikan patin fortifikan pada kenampakan
adanya penambahan rumput laut K. alvarezii kriteria netral – suka (5,53–7,03), tekstur
yang mengandung karaginan. kriteria netral – agak suka (5,8–7,1), aroma
Tepung sagu sebagai salah satu sumber kriteria agak suka (6,3–6,73), warna kriteria
karbohidrat yang ditambahkan pada netral – suka (6,1–7,03) dan rasa (6,07–6,53)
saat proses pembuatan ilabulo ikan patin kriteria netral – agak suka. Fortifikasi terpilih
selan sebagai penghasil energi juga untuk ilabulo ikan patin yaitu fortifikasi rumput laut
menambah bobot ilabulo ikan patin. Huwae K. alvarezii 15% dan tepung tulang ikan patin
(2014) mengemukakan bahwa jenis utama 20% (fortifikasi C). Karakteristik kimia produk