Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mu’ammar Nibros

Kelas : X KI-A / 18
Seni Budaya
Artikel Tari Tor-Tor Sumatra Utara

Ketika kita dengar kata “Tor Tor Batak” maka kita akan membayangkan sekelompok orang (Batak Toba) yang
menari (manortor) diiringi seperangkat alat musik tradisional (gondang sabangunan), dengan gerakan tari yang riang
gembira, melenggak-lenggok yang monoton, yang diadakan pada sebuah pesta suka maupun duka di wilayah
Tapanuli. Tari Tor Tor ini juga sangat terkenal sampai ke penjuru dunia, ini terbukti dari banyaknya turis manca
negara maupun lokal yang ingin belajar tarian ini, hal ini dikarenakan masyarakat Batak yang pergi merantau pun
dengan bangga selalu menampilkan Tari Tor Tor Sumatera Utara ini dalam acara perhelatannya.
Tari Tor Tor merupakan salah satu jenis tari yang berasal dari suku Batak di Pulau Sumatera. Sejak sekitar abad ke-
13, Tari Tor Tor sudah menjadi budaya suku Batak. Perkiraan tersebut dikemukakan oleh mantan anggota anjungan
Sumatera Utara 1973-2010 dan pakar Tari Tor Tor. Dulunya, tradisi Tor Tor hanya ada dalam kehidupan
masyarakat suku Batak yang berada di kawasan Samosir, kawasan Toba dan sebagian kawasan Humbang. Namun,
setelah masukknya Kristen di kawasan Silindung, budaya ini dikenal dengan budaya menyanyi dan tarian modern.
Di kawasan Pahae dikenal dengan tarian gembira dan lagu berpantun yang disebut tumba atau juga biasa
disebut Pahae do mula ni tumba.
Sebelumnya, tarian ini biasa digunakan pada upacara ritual yang dilakukan oleh beberapa patung yang terbuat dari
batu yang sudah dimasuki roh, kemudian patung batu tersebut akan “menari”.
Jenis Tari Tor Tor:
 Tor Tor Pangurason yaitu tari pembersihan yang dilaksanakan pada acara pesta besar. Namun sebelum
pesta besar tersebut dilaksanakan, lokasi yang akan digunakan untuk acara pesta besar wajib dibersihkan
dengan media jeruk purut. Ini diperuntukkan, pada saat pesta besar berlangsung tidak ada musibah yang
terjadi.
 Tor Tor Sipitu Cawan atau disebut juga Tari Tujuh Cawan. Tor Tor ini dilaksanakan pada acara
pengangkatan raja. Tor Tor Sipitu Cawan menceritakan 7 putri yang berasal dari khayangan yang turun ke
bumi dan mandi di Gunung Pusuk Buhit dan pada saat itu juga Pisau Tujuh Sarung (Piso Sipitu Sasarung)
datang.
 Tor Tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Kemudian ada Tor Tor Tunggal Panaluan
yang dilaksanakan pada saat upacara ritual apabila suatu desa sedang dilanda musibah. Untuk Tor Tor ini,
penari dilakukan oleh para dukun untuk mendapatkan petunjuk dalam mengatasi musibah tersebut.
Sekarang ini Tari Tor Tor menjadi sebuah seni budaya bukan lagi menjadi tarian yang lekat hubungannya dengan
dunia roh. Karena seiring berkembangnya zaman, Tor Tor merupakan perangkat budaya dalam setiap kehidupan
adat suku Batak.

Dalam hal tata busana tari Tor Tor sangatlah sederhana. Seseorang yang ingin menari Tor Tor dalam sebuah pesta
yang diikuti, cukup dengan memakai ulos yang merupakan tenunan khas Batak. Ulos yang digunakan ada dua
macam, ulos untuk ikat kepala dan ulos untuk selendang. Namun motif ulos yang akan digunakan harus sesuai
dengan pesta yang diikuti.
Selain sederhana dalam hal busana, Tor Tor juga sederhana dalam hal gerakan. Gerakan tangan dan kaki yang cukup
terbatas merupakan salah satu ciri tarian Tor Tor Sumatera Utara. Hentakan kaki dari penari bergerak mengikuti
iringan magondangi. Magondangi sendiri terdiri dari berbagai alat musik tradisional yaitu gondang, tagading, suling,
terompet batak, ogung (doal, panggora, oloan), sarune, odap gordang dan hesek. Sebagaimana disebutkan di atas
bahwa gerak Tor Tor Batak berbeda dalam setiap jenis musik yang diperdengarkan dan berbeda pula gerak Tor Tor
laki-laki dan gerak Tor Tor perempuan. Menurut para pemerhati Tor Tor, bahwa Tor Tor yang dilakonkan juga
dibedakan antara Tor Tor Raja dengan Tor Tor Natorop. Sementara perangkat lain dalam acara tortor Batak
biasanya harus ada orang yang menjadi pemimpin kelompok Tor Tor dan pengatur acara/juru bicara (paminta
gondang), untuk yang terakhir ini sangat dibutuhkan kemampuan untuk memahami urutan gondang dan jalinan kata-
kata serta umpasa dalam meminta gondang.
Bagaimanapun juga, Tor Tor Batak adalah identitas seni budaya masyarakat Batak yang harus dilestarikan dan
tidak lenyap oleh perkembangan zaman dan peradaban manusia. Tari Tor Tor Batak mengandung nilai-nilai etika,
moral dan budi pekerti yang perlu ditanamkan kepada generasi muda. Dan ini merupakan tugas kita bersama sebagai
warga negara Indonesia agar tidak ada lagi seni budaya asli peninggalan nenek moyang bangsa kita yang diklaim
oleh negara lain.

Anda mungkin juga menyukai