Anda di halaman 1dari 2

PENUGASAN EKOLOGI PERTANIAN

Nama : Robytoh Nur Aulia Denhas


NIM : 205040101111043
Kelas :H

Kasus Kerusakan Lingkungan Pertanian Akibat Sistem Pertanian Konvensional


1. Salah satu contoh kasus terjadi di daerah Sumatera Barat. Petani masih memilih
sistem pertanian konvensional dalam menjalankan usahatani padi sawahnya. Padahal,
lahan pertanian di Sumatera Barat telah mengalami degradasi, sekitar 205 ribu Ha dari
total 1.024.522 Ha lahan pertanian di Sumatera Barat mulai terdegradasi dan
mengalami penurunan zat hara karena kesalahan pengelolaan dan pemakaian bahan
kimia berlebihan.
Irsal Las & dkk (2006) dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
lahan Pertanian, pernah mengkaji bahwa penggunaan pupuk yang berlebihan terutama
pupuk nitrogen, peptisida dan sisa bahan kimia dari industri merupakan faktor utama
yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan di lahan sawah
beririgasi.

Sumber:
https://www.jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/1468

2. Kabupaten Pati merupakan salah satu sentra produksi beras di Jawa Tengah. Secara
umum pertanian padi sawah di Kabupaten Pati dilakukan secara konvensional dengan
bergantung pada sistem pertanian yang tidak ramah lingkungan. Yakni, dengan
penggunaan pestisida. Lahan padi sawah di Kabupaten Pati mengalami fluktuasi. dari
5,103 ton/ha (2004); 4,454 ton/ha (2005); 4,95 ton/ha (2006); 4,898 ton/ha (2007) ,
dan 5,786 ton/ha (2008).

Sumber: http://eprints.undip.ac.id/24628/

Kebutuhan Sistem Produksi Pangan Berkelanjutan di Masa Yang Akan Datang


1. Penerapan Pertanian Organik
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), pertanian organik adalah
sistem manajemen yang holistik melalui promosi dan pendekatan sistem pertanian
berwawasan kesehatan lingkungan, termasuk biodiversitas, siklus biologi, dan
aktivitas biologis tanah. Mutu produk yang dihasilkan oleh pertanian organik pun
lebih aman dam memiliki mutu tinggi. Pertanian organik relatif memiliki biaya
operasional yang murah serta lebih memfokuskan pemilihan bahan yang aman bagi
lingkungan dan menyesuaikan dengan kondisi daerah setempat. Sistem pertanian
organik di Indonesia cocok untuk tanaman seperti padi, tanaman obat, teh, dan masih
banyak lagi.
2. Diversifikasi Pangan
Diversifikasi pangan adalah suatu proses pemanfaatan dan pengembangan
suatu bahan pangan sehingga penyediaannya semakin beragam. Ini dikarenakan
lndonesia yang kaya akan sumber daya alam. Untuk menuju ketahanan pangan
diperlukan keberanian mengubah pola konsumsi. Diversifikasi pangan bertujuan
untuk mengatasi ketergantungan akan satu jenis bahan pangan yakni beras. Kita harus
berani beralih kepada bahan pangan pokok lainnya seperti kentang, ubi, ataupun
singkong.

3. Agroforestry
Pencapaian sasaran peningkatan produksi pangan dapat dilakukan dengan pola
ekstensifikasi yang dapat dilakukan melalui perluasan areal pertanian di lahan hutan
dengan sistem agroforestry. Tumpangsari atau agroforestry adalah suatu sistem
penggunaan lahan dimana pada lahan yang sama ditanam secara bersama-sama
dengan hutan dan tanaman pertanian. Manfaat yang diperoleh dari agroforestry adalah
meningkatnya produksi pangan, pendapatan petani, kesempatan kerja dan kualitas gizi
masyarakat bagi kesejahteraan petani sekitar hutan. Agroforestry merupakan salah
satu sarana yang efektif untuk pemerataan dan tahapan untuk mengatasi kemiskinan
di lingkungan masyarakat desa hutan, yang bisa meningkatkan pendapatan dan
produksi pangan.
4. Pertanian Terpadu
Merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan,
perikanan dan  lainnya yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan yang sama.
Dengan adanya sistim pertanian terpadu diharapkan dapat menjadi salah satu solusi
untuk meningkatkan produktivitas lahan. Pada hakikatnya pertanian terpadu adalah
memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga  dapat dipanen secara seimbang.
Selain hemat energi, keunggulan lain dari pertanian terpadu adalah petani akan
memiliki beragam sumber penghasilan.

5. Teknologi Pemupukan Hayati


Fenomena semakin meluasnya lahan pertanian berkadar garam atau salinitas
tinggi maupun kekeringan memerlukan inovasi baru dalam formulasi pupuk hayati.
Keunggulan pupuk hayati selain efisiensi penggunaan pupuk anorganik juga berperan
dalam mengoptimalkan produksi pangan.

6. System of Rice Intensification (SRI)


Usaha tani padi dengan sistem SRI (System of Rice Intensification)
merupakan usahatani yang dapat menghemat penggunaan input seperti benih,
penggunaan air, pupuk kimia dan pestisida kimia melalui pemberdayaan petani dan
kearifan lokal.

Anda mungkin juga menyukai