Anda di halaman 1dari 24

BIOTEKNOLOGI TANAH

ENDANG SULISTYORINI., S.P., M.SI


MIKROB PELARUT FOSFAT
PENDAHULUAN
 Hara P merupakan hara makro bagi tanaman yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak setelah N dan lebih banyak daripada K.
 Fosfat diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan adenosin di-
dan triphosphate (ADP dan ATP) yang merupakan sumber energi
untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Marschner,
1997).
 Kecukupan P sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan bagian vegetatif dan reproduktif tanaman;
meningkatkan kualitas hasil; dan ketahanan tanaman terhadap
penyakit.

Pengelolaan hara P ---- sangat penting dalam


meningkatkan produksi pertanian.
Pendahuluan
 Aktivitas mikroba tanah berpengaruh langsung
terhadap ketersediaan fosfat di dalam larutan
tanah.
 Aktivitas mikroba tanah dapat melarutkan fosfat
dari ikatan fosfat tak larut (melalui sekresi asam-
asam organik) atau mineralisasi fosfat dari bentuk
ikatan fosfat-organik menjadi fosfat-anorganik.
PERMASALAHAN P

 TANAH MASAM (SEBAGIAN BESAR TANAH LUAR JAWA)


- pH rendah (pH < 6)
- Fe, Al dan Mn Larut
- P diikat oleh Fe 2+ dan Al 3+
 P TIDAK TERSEDIA BAGI TANAMAN
 TANAH BASA
- pH tinggi (pH > 7)
- Ca dan Mg dominan
- P diikat oleh Ca 3+ dan Mg 2+
 P TIDAK TERSEDIA BAGI TANAMAN
 TANAH TUA
- Umumnya order: oxisol (banyak di Kalimantan)
- Kaya oksida hidrat Fe dan Al
 BANYAK MENJERAP P
 EFISIENSI PUPUK P PADA TANAH-TANAH TSB
HANYA BERKISAR (5-10) %  (90-95)%
DIJERAP DALAM TANAH  TIDAK TERSEDIA
Peranan Mikrob Pelarut P

 Beberapa mikroba heterotrofik, seperti Bacillus,


Pseudomonas Flavobacterium Micrococcus
Streptomyces (bakteri) dan Aspergillus,
Penicillium and Trichoderma (fungi) secara efisien
mampu melarutkan fosfat tak larut, seperti
kelompok rock phosphat.
 Mikroba tersebut menghasilkan asam organik yang
melarutkan fosfat tak larut menjadi tersedia dan
diserap tanaman Mikroba Pelarut P.
Mekanisme Mikrob Pelarut P

 Secara Kimia
Mikroorganisme mengekskresikan sejumlah asam
organik seperti Oksalat, Suksinat, tartrat dan sitrat
Asam organik bereaksi dengan bahan pengikat fosfat
seperti Al3+,Fe3+, Ca2+, atau Mg2+, membentuk
khelat organik yang stabil sehingga mampu
membebaskan ion fosfat terikat sehingga bisa diserap
oleh tanaman.
 Asam-asam organik sangat berperan dalam
pelarutan fosfat karena asam organik tersebut
relatif kaya akan gugus-gugus fungsional karboksil
(-COO- ) dan hidroksil (-O - ) yang bermuatan
negatif sehingga memungkinkan untuk membentuk
senyawa komplek dengan ion (kation) logam yang
biasa disebut chelate.
Reaksi pelarutan fosfat
Mekanisme MPF

 Secara Biologi
Mikroorganisme menghasilkan enzim fosfatase dan fitase,
-- memutuskan fosfat yang terikat oleh senyawa senyawa
organik menjadi tersedia
Fosfatase merupakan enzim yang akan dihasilkan apabila
ketersediaan fosfat rendah. Fosfatase diekskresi-kan oleh
akar tanaman dan mikroorganisme, dan di dalam tanah
yang lebih dominan adalah fosfatase yang dihasilkan oleh
mikroorganisme (Joner et al., 2000).
Pada proses mineralisasi bahan organik, senyawa fosfat
organik diuraikan menjadi bentuk fosfat anorganik yang
tersedia bagi tanaman dengan bantuan enzim fosfatase
(Gaur et al., 1980; Paul dan Clark, 1989).
2. Menghasilkan Fitohormon

(Misal: Pseudomonas putida)


- Indole Acetic Acid (IAA)
- Indole-3-Acetamids (IAM)
- Indole-3-Lactic Acid (ILA)
- Indole-3-Acetaldehyde (IAH)
- Gibberelic Acid (GA-3)
- Aneurin, Biotin, Mesoinositol, Pyridoxin, Asam
Pantotenat dan
Asam Nicotinat (Staneka dan Vancura, 1989;
Saikia et al., 2005)
3. Menghasilkan antibiotik

 Pseudomonas spp dapat menekan penyakit tanaman


dengan menghasilkan antibiotik (Saikia et al., 2005 )
 Pseudomonas aeruginosa meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan menekan fungi patogen
melalui mekanisme “induced systemic resistance”
(Audenaert et al., 2002).
 Strains Pseudomonas putida dan P. fluorescens
meningkatkan serapan P pada canola, selada, tomat
dan meningkatkan hasil kentang, padi, tomat, sawi,
apel, sitrus, tanaman hias dan gandum (Glick, 1997;
Kloepper, 1994).
Phosphate Solubilizing Bacteria

BACILLUS

Spore Rod shape Colony

Pigmentation Rod shape Flagella

PSEUDOMONAS

Klebsiella (IBJ1 and IBJ2), and Acinetobacter (IBJ3 and


IBJ4) (Oksana et al., 2020)
(Pseudomonas, Citrobacter, Bacillus) (Khamdanah, et al.,
2015)
(Aspergillus,
Penicillium) dan
aktinomiset
(Steptomyces)
Isolasi Mikrob Pelarut Fosfat

 Mikroorganisme dapat diisolasi dari tanah yang


kandungan fosfatnya rendah
 Media yang umum digunakan untuk memperbanyak
organisme pelarut fosfat adalah agar Pikovskaya
 Populasi MPF >>> iklim sedang daripada iklim
kering
 Salah satu Tekhnik isolasi MPF adalah dengan
metode Pencawanan
1. PENCAWANAN

A. Medium Pikovskaya  Putih (umum


digunakan to mengetahui kemampuan organisme
pelaruf fosfat)
B. Medium Pikovskaya + Indikator Bromophenol
Blue 0.024 ug/ml (Gupta, 1994)  Biru Ungu
Semakin tinggi IP nya
berarti mikroorganisme
menghasilkan pelarut
fosfat yang tinggi
Marlina N dan Gusmiatun (2020)

Anda mungkin juga menyukai