Anda di halaman 1dari 38

Syarat tumbuh :

keadaan yg harus dipenuhi agar tanaman


dapat hidup, tumbuh dan memberi hasil yg
tinggi
Syarat tumbuh :
Tklim (suhu udara, kelembaban udara,
curah hujan, penyebaran hujan)
Tanah (tekstur, struktur, derajat lengas, pH,
kesuburan)
Syarat tumbuh :
minimum, optimum dan maksimum
1. Iklim:
○ Curah hujan dan evapotranspirasi
○ Penyinaran
○ Suhu

2. Tanah:
○ Fisika tanah
○ Kimia tanah
○ Biologi tanah
CH 1500-4000 mm/tahun, CH opt 2000-3000
mm/tahun, terbagi merata sepanjang tahun,
tidak terdapat periode kering yang tegas
CH tinggi: produksi bunga tinggi, prosentase
buah jadi rendah, penyerbukan terhambat,
sebagian besar pollen terhanyut oleh air
hujan
CH rendah: pembentukan daun dihambat,
pembentukan bunga dan buah dihambat
(bunga/buah terbentuk pada ketiak daun)
CH lanjutan ….
 Daerah dengan 2-4 bulan kering, kelapa sawit
memiliki produktifitas yg rendah
 Permasalahan 2-4 bulan kering bisa
diminimalkan pengaruhnya apabila di wilayah
tersebut :
a. tanahnya memiliki kemampuan menahan
lengas tinggi ---- produktifitasnya bisa
meningkat 100%
b. Permukaan air tanahnya dangkal ---- dapat
meningkatkan produktifitas kelapa sawit
c. Dilaksanakan pengembangan sistem irigasi
Evapotranspirasi lanjutan ….

 Evapotranspirasi Defisit air per Status


tahun (mm) / klasifikasi
< CH, tidak ada
masalah
0 – 150 Optimal

 Evapotranspirasi 150 – 250 Masih sesuai


> CH, bisa
timbul masalah, 250 – 350 Intermedier
pertanaman bisa
350 – 400 Batas, limit
mengalami
defisit air 400 – 500 Kritis

> 500 Tidak sesuai


Lama penyinaran:

Minimal 5 jam penyinaran per hari, sepanjang tahun


Kondisi ideal: paling tidak terdapat periode 3 bulan
dalam 1 tahun yang penyinarannya 7 jam per hari

Intensitas penyinaran:

Kelapa sawit termasuk sun plant > 80%


< 80%: ternaungi, jarak tanam terlalu rapat --- akibatnya
adalah: bunga mengalami aborsi, produktivitas rendah

Lama penyinaran x intensitas penyinaran: energi cahaya


total yang diterima oleh setiap tanaman per satuan waktu
(per bulan, per tahun) --- Konsep penyinaran efektif
Suhu: mempengaruhi aktifitas
biokimia dan metabolisme dalam
tubuh tanaman
200C: suhu min. bagi pertumbuhan
vegetatif, 280C suhu: suhu opt.
22-230C: suhu rata-rata tahunan
yang diperlukan untuk produksi
buah
Suhu: terkait dengan garis lintang
dan elevasi
SUHU LANJUTAN …

Batas lintang ideal: 10 – 120LU/LS, untuk


ketinggian tempat 5 – 400 m dpl
Pada lintang > 120 , suhu optimal untuk
tanaman sawit tidak pernah tercapai
Garis lintang juga berkaitan dengan CH dan
penyinaran. Di daerah dekat equator, cocok
untuk sawit karena CH tinggi, merata
sepanjang tahun, IC tinggi, panjang penyinaran
rata-rata 11 jam
Pada ketinggian > 400 m dpl, suhu mulai
sejuk, produksi terhambat, kurang optimal
untuk pembudidayaan sawit
SIFAT-SIFAT IKLIM DI BEBERAPA LOKASI
PERTANAMAN KELAPA SAWIT

Nama Lintang & Curah Hujan Suhu Rata-rata


Tempat Bujur Per tahun ( 0C) Penyinaran
0
Medan, 3 35’ LU 2487 mm Min. : 22,5 2508 jam/tahun
0
Indonesia 98 41’ BT Mak. : 30,9 6,9 jam/hari
Rata : 26,0
Teluk Anson, 402’ LU 2513 mm Min. : 23,0 2230 jam/tahun
Malaysia 10101’ BT Mak. : 32,0 6,1 jam/hari
Rata : 27,6

Yangambi, 0049’ LU 1822 mm Min. : 19,7 2054 jam/tahun


0
Zaire 24 29’ BT Mak. : 39,6 5,6 jam/hari
Rata : 23,7

0
Balem, Para, 1 28’ LU 2871 mm Min. : 19,9 2195 jam/tahun
Brazil 48027’ BT Mak. : 29,1 6,0 jam/hari
Rata : 24,5
Tanah
 Jenis tanah: latosol, aluvial, dan laterit
 Latosol: berwarna kemerahan, kecoklatan, dan
kekuningan
 Aluvial: sepanjang DAS dan sepanjang daerah
pantai, variasi kesuburan tanah sangat tinggi
 Laterit: tanah yang kesuburannya rendah, terdapat
oksida besi dan aluminium terhidrasi, menjadi
lapisan kedap, jika tebal menghambat
perkembangan akar, pada musim kemarau tanah
cepat mengering
 Tanah mineral (latosol, aluvial, dan laterit)
jumlahnya terbatas dan sebagian besar telah
dipergunakan untuk budidaya tanaman
Tanah Lanjutan …
 Kemiringan lereng 00-120 (21%), 130-150 (46%)
kurang baik, lebih dari 250 tidak dianjurkan
 Tekstur tanah lempung/liat (pasir 20-6-%, debu
10-40%, liat 20-50%)
 Drainase dan permukaan air tanah cukup dalam
 Solum dalam, tidak berbatu
 pH tanah 4,0-6,5, pH opt 5-5,5
 Tanah yg tidak memenuhi syarat untuk KS:
- Tanah pantai yg sangat berpasir
- Tanah gambut tebal, tanaman mudah tumbang
 C/N ratio mendekati 10 (C 1%, N 1%)
 KTK 0,15-0,20 me/100g
Ke depan: pengembangan sawit di lahan gambut
(organik), luasannya melimpah di Kalimantan
dan Papua (17 – 27 juta ha)

Sifat fisik tanah gambut:


selalu tergenang air, dekomposisi bahan organik
lambat, konsistensi lepas, kepadatan masa
rendah, bersifat seperti spon (menyerap dan
manahan air dalam jumlah besar), drainase
pada gambut akan diikuti oleh penyusutan
masa, terjadi penurunan muka tanah, tanaman
tumbuh miring dan tumbang, mudah terbakar
TANAH LANJUTAN ….

Sifat kimia tanah gambut:


bahan organik mentah sangat tinggi,
asam humik dan fulfik tinggi, pH 3 – 3.5,
kandungan N tinggi dan tersedia, C/N
tinggi, KPK tinggi, status hara rendah
kecuali N dan tidak seimbang, P, K, Mg,
Cu, Zn, B dalam kondisi defisien
•Tanah lanjutan ….

Jenis tanah lain yang potensial untuk pengembangan


sawit: tanah sulfat masam (pasang surut)
Luasan di Indonesia: 2 juta ha
Kelebihan tanah sulfat masam: karena di sekitar
daerah pantai (pasang surut) topografinya datar
Kekurangan tanah sulfat masam untuk budidaya
sawit: kandungan senyawa pirit tinggi (FeS2) dan
potensial mengalami oksidasi, letaknya di daerah
pasang surut air laut, NaCl dan MgCl sangat tinggi,
air tanahnya sangat pekat, pertanaman akan
mengalami plasmolisis
Perlu ditemukan teknologi yang tepat untuk
mengelola sistem drainase pada tanah sulfat masam
Cara membandingkan : syarat tumbuh,
kualitas dan karakteristik lahan, dengan
keadaan lahan
Ordo : sesuai (S) dan tidak sesuai (N)
Kelas : sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2),
sesuai marginal (S3),
tidak sesuai saat ini (N1), tidak sesuai
permanen (N2)
Kriteria Kesesuaian

S1: pembatas sangat kecil, tidak


menurunkan hasil nyata
S2 : ada pembatas kecil, berpengaruh
terhadap hasil, perlu input, dapat
diatasi petani
S3 : faktor pembatas berat, perlu input
lebih banyak, perlu modal besar dan
bantuan pemerintah
N : tidak sesuai untuk diusahakan, sulit
diatasi
Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit
Persyaratan Kelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N
Temperatur (oC) 25-28 22-25/28-32 20-22/32-35 < 20/> 35

Curah hujan (mm) 1700-2500 1450-1700/ 1250-1450/ < 1250 / >


2500-3500 3500-4000 4000
Defisit air 0 - 150 150 - 200 250 - 400 > 400
(mm/thn)
Hari terpanjang < 10 < 10 < 10 > 10
tidak hujan
Jeluk (cm) >100 50-100 25-50 < 25
Lereng (%) <8 8-16 16-30 > 30
pH 5,0 – 6,5 4,2 – 5,0 < 4,2
Penyinaran (jam) ≥6 ≥6 <6 <6
Kelembaban (%) ≥ 80 ≥ 80 < 80 < 80
Kelas Kesesuaian Lahan
Persyaratan
S1 S2 S3 N

Tinggi (m dpl) 0-400 0-400 0-400 0-400


Topografi Datar-ombak Datar- berbukit Curam
gelombang
Lereng (%) 0-15 16-25 25-36 > 36
Solum (cm) > 80 80 60-80 < 60
Dalam air (cm) > 80 60-80 50-60 40-50
Tekstur Lp-lpli Lip-li Plp-li P
Organik (cm) 5-10 5-10 5-10 <5
Batuan dalam dalam dalam dangkal
Erosi t.a t.a t.a sedikit
Drainase baik baik Agak baik Agak baik

Banjir t.a t.a t.a Sedikit


Pasang surut t.a t.a t.a ada

Keterangan: Li: liat, p: pasir, lp: lempung, t.a.: tidak ada


PADA KOMODITAS SAWIT
Daya hasil (ton/ha/tahun) tandan buah
segar berdasarkan kelas kesesuaian lahan:
S1 : > 24 ton/ha/th
S2 : 19-24 ton/ha/th
S3 : 13-18 ton/ha/th
N : < 12 ton/ha/th
KESESUAIAN LAHAN
TANAMAN SAWIT
Kualitas Lahan dan Karakteristik
Lahan
• Temperatur : temperatur rerata atau elevasi
• Ketersediaan air : curah hujan, masa kering, RH
• Ketersediaan oksigen : drainase
• Media perakaran : drainase, tekstur, jeluk tanah,
ketebalan-kematangan gambut
• Retensi hara : KTK, kejenuhan basa, pH, C org
• Toksisisitas : Al, salinitas/DHL
• Sodisitas : alkalinitas
• Sulfidik : pyrit
• Erosi : lereng, erosi
• Banjir : genangan
• Penyiapan lahan : batuan
Syarat Tumbuh dan Kesesuaian
Lahan
 Syarat tumbuh : keadaan  Lahan : bagian bentang
yang harus dipenuhi agar alam mencakup : iklim,
tanaman dapat hidup, elevasi, topografi,
tumbuh dan memberi hidrologi, tanah dan
hasil yang tinggi vegetasi
 Syarat tumbuh : iklim  Kesesuaian lahan :
(suhu, curah hujan), kesuaian antara syarat
tanah (jeluk, tekstur, tumbuh dan kualitas
derajat lengas, struktur, lahan
pH, kesuburan)
 Syarat tumbuh :
minimum, optimum dan
maksimum
Klasifikasi Kesesuaian Lahan
• Cara membandingkan : syarat tumbuh,
kualitas dan karakteristik lahan, dengan
keadaan lahan
• Ordo : sesuai (S) dan tidak sesuai (N)
• Kelas : sangat sesuai (S1), cukup sesuai
(S2), sesuai marginal (S3), tidak sesuai
saat ini (N1), tidak sesuai permanen (N2)
Kriteria Kesesuaian
S1: pembatas sangat kecil, tidak
menurunkan hasil nyata
S2 : ada pembatas kecil, berpengaruh
terhadap hasil, perlu input, dapat diatasi
petani
S3 : faktor pembatas berat, perlu input
lebih banyak, perlu modal besar dan
bantuan pemerintah
N : tidak sesuai untuk diusahakan, sulit
diatasi
Pada Komoditas Sawit

Daya hasil (ton/ha/tahun) tandan buah


segar
berdasarkan kelas kesesuaian lahan:
 S1 : > 24 ton/ha/th
 S2 : 19-24 ton/ha/th
 S3 : 13-18 ton/ha/th
 N : < 12 ton/ha/th
Syarat tumbuh kelapa sawit
1. Iklim:
• Curah hujan dan evapotranspirasi
• Penyinaran
• Suhu
2. Tanah:
• Fisika tanah
• Kimia tanah
• Biologi tanah
Curah hujan dan evapotranspirasi
 2000 mm/tahun, terbagi merata sepanjang tahun,
tidak terdapat periode kering yang tegas
 CH tinggi: produksi bunga tinggi, prosentase buah
jadi rendah, penyerbukan terhambat, sebagian
besar pollen terhanyut oleh air hujan
 CH rendah: pembentukan daun dihambat,
pembentukan bunga dan buah dihambat
(bunga/buah terbentuk pada ketiak daun)
CH lanjutan ….
 Daerah dengan 2-4 bulan kering,
kelapa sawitnya memiliki produktifitas
yang rendah
 Permasalahan 2-4 bulan kering bisa
diminimalkan pengaruhnya apabila di
wilayah tersebut :
a. tanahnya memiliki kemampuan menahan
lengas tinggi ---- produktifitasnya bisa
meningkat 100%
b. Permukaan air tanahnya dangkal ---- dapat
meningkatkan produktifitas kelapa sawit
c. Dilaksanakan pengembangan sistem irigasi
Evapotranspirasi lanjutan ….

 Evapotranspirasi < CH, Defisit air per Status


tidak ada masalah tahun (mm) / klasifikasi
0 – 150 Optimal
 Evapotranspirasi > CH,
bisa timbul masalah, 150 – 250 Masih sesuai
pertanaman bisa
mengalami defisit air 250 – 350 Intermedier

350 – 400 Batas, limit

400 – 500 Kritis

> 500 Tidak sesuai


Penyinaran
Lama penyinaran:
 Minimal 5 jam penyinaran per hari, sepanjang tahun
 Kondisi ideal: paling tidak terdapat periode 3 bulan dalam 1
tahun yang penyinarannya 7 jam per hari
Intensitas penyinaran:
 Kelapa sawit termasuk sun plant
 > 80%
 < 80%: ternaungi, jarak tanam terlalu rapat --- akibatnya
adalah: bunga mengalami aborsi, produktivitas rendah
Lama penyinaran x Intensitas penyinaran: energi cahaya
total yang diterima oleh setiap tanaman per satuan waktu
(per bulan, per tahun) --- konsep penyinaran efektif
Suhu
 Suhu: mempengaruhi aktifitas biokimia dan
metabolisme dalam tubuh tanaman
 200C: suhu minimal bagi pertumbuhan
vegetatif
 22-230C: suhu rata-rata tahunan yang
diperlukan untuk produksi buah
 Suhu: terkait dengan garis lintang dan
elevasi
Suhu lanjutan …
 Batas lintang ideal: 10 – 120LU/LS, untuk ketinggian
tempat 5 – 400 m dpl
 Pada lintang > 120 , suhu optimal untuk tanaman sawit
tidak pernah tercapai
 Garis lintang juga berkaitan dengan CH dan penyinaran.
Di daerah dekat equator, cocok untuk sawit karena CH
tinggi, merata sepanjang tahun, intensitas cahaya tinggi,
panjang penyinaran rata-rata 11 jam
 Pada ketinggian > 400 m dpl, suhu mulai sejuk, produksi
terhambat, kurang optimal untuk pembudidayaan sawit
Tanah
• Jenis tanah: latosol, aluvial, dan laterit
• Latosol: berwarna kemerahan, kecoklatan, dan
kekuningan
• Aluvial: sepanjang DAS dan sepanjang daerah
pantai, variasi kesuburan tanah sangat tinggi
• Laterit: tanah yang kesuburannya rendah,
terdapat oksida besi dan aluminium terhidrasi,
menjadi lapisan kedap, jika tebal menghambat
perkembangan akar, pada musim kemarau
tanah cepat mengering
• Tanah mineral (latosol, aluvial, dan laterit)
jumlahnya terbatas dan sebagian besar telah
dipergunakan untuk budidaya tanaman
Tanah lanjutan ….
 Ke depan: pengembangan sawit di lahan
gambut (organik), luasannya melimpah di
kalimantan dan papua (17 – 27 juta ha)
 Sifat fisik tanah gambut: selalu tergenang air,
dekomposisi bahan organik lambat, konsistensi
lepas, kepadatan masa rendah, bersifat seperti
spon (menyerap dan manahan air dalam jumlah
besar), drainase pada gambut akan diikuti oleh
penyusutan masa, terjadi penurunan muka
tanah, tanaman tumbuh miring dan tumbang,
mudah terbakar
Tanah lanjutan ….

• Sifat kimia tanah gambut: bahan


organik mentah sangat tinggi, asam
humik dan fulfik tinggi, pH 3 – 3.5,
kandungan N tinggi dan tersedia, C/N
tinggi, KPK tinggi, status hara rendah
kecuali N dan tidak seimbang, P, K, Mg,
Cu, Zn, B dalam kondisi defisien
Tanah lanjutan ….
 Jenis tanah lain yang potensial untuk
pengembangan sawit: tanah sulfat masam (pasang
surut)
 Luasan di Indonesia: 2 juta ha
 Kelebihan tanah sulfat masam: karena di ekitar
daerah pantai (pasang surut) topografinya datar
 Kekurangan tanah sulfat masam untuk budidaya
sawit: kandungan senyawa pirit tinggi (FeS2) dan
potensial mengalami oksidasi, letaknya di daerah
pasang surut air laut, NaCl dan MgCl sangat tinggi,
EC tinggi, air tanahnya sangat pekat, pertanaman
akan mengalami plasmolisis
 Perlu ditemukan teknologi yang tepat untuk
mengelola sistem drainase pada tanah sulfat masam
Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit
Persyaratan Kelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N
Temperatur (oC) 25-28 22-25/ 20-22/ < 20/
28-32 32-35 > 35
Curah hujan (mm) 1700-2500 1450-1700/ 1250-1450/ < 1250 / >
2500-3500 3500-4000 4000
Defisit air (mm/thn) 0 - 150 150 - 200 250 - 400 > 400
Hari terpanjang tidak < 10 < 10 < 10 > 10
hujan
Jeluk (cm) >100 50-100 25-50 < 25
Lereng (%) <8 8-16 16-30 > 30
pH 5,0 – 6,5 4,2 – 5,0 < 4,2
Penyinaran (jam) ≥6 ≥6 <6 <6
Kelembaban (%) ≥ 80 ≥ 80 < 80 < 80
Kelas Kesesuaian Lahan
Persyaratan
S1 S2 S3 N

Tinggi (m dpl) 0-400 0-400 0-400 0-400


Topografi Datar-ombak Datar- berbukit Curam
gelombang
Lereng (%) 0-15 16-25 25-36 > 36
Solum (cm) > 80 80 60-80 < 60
Dalam air (cm) > 80 60-80 50-60 40-50
Tekstur Lp-lpli Lip-li Plp-li P
Organik (cm) 5-10 5-10 5-10 <5
Batuan dalam dalam dalam dangkal
Erosi t.a t.a t.a sedikit
Drainase baik baik Agak baik Agak baik

Banjir t.a t.a t.a Sedikit


Pasang surut t.a t.a t.a ada

Keterangan: Li: liat, p: pasir, lp: lempung, t.a.: tidak ada

Anda mungkin juga menyukai