Disusun Oleh :
Dosen :
FAKULTAS TEKNIK
PONTIANAK
2020
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI...................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Tujuan..................................................................................................2
BAB V PENUTUP..........................................................................................24
5.1 Kesimpulan........................................................................................24
5.2 Saran..................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................25
i
BAB I
PENDAHULUAN
beton sebagai fondasi bangunan yang kuat. Bahan abu-abu ini memang sangat
berguna untuk menyatukan kota. Mulai dari rumah, gedung, apartemen hingga
Rooftop. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang
terdiri dari agregrat mineral biasanya kerikil atau pasir,semen dan air. Pada lokasi
tertentu, beton yang bahan bakunya semen mudah bereaksi dengan suatu larutan
kimia.
beton jika dipanaskan dapat mengeluarkan berton-ton gas emisi karbon dioksida
dan menyebabkan efek rumah kaca. Proses pengumpulan batu kerikil atau pasir
juga merusak sumber daya alam yang semakin menipis. Karena dampak buruk
inilah kami ingin memaparkan ide untuk mengganti beton dengan pengganti yang
lebih hijau dan alami sehingga menjadi material bangunan yang ramah
Indonesia dapat membangun dengan bahan yang alami dan juga ramah
lingkungan. Kami juga berharap agar seluruh warga Indonesia sadar akan
pengganti beton yang lebih alami, agar tidak terpaku terus dengan beton. Karena
i
pada dasarnya, lingkungan perlu di lestarikan dengan menyeimbangkan
1.3 Tujuan
penggunaan beton.
lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
i
jasa, hukum, pedoman dan kebijakan yang mengklaim berkurangnya, minimalnya
14020 dan ISO 14024 untuk menetapkan prinsip dan prosedur untuk pelabelan
dan deklarasi lingkungan yang harus diikuti oleh lembaga sertifikasi dan eko-
penetapan standar (Green Seal, 2009). Sistem ramah lingkungan atau go green
atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut
memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian
i
sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan,
menyimpan barang, dan tempat bekerja. Suatu bangunan tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia khususnya sebagai sarana pemberi rasa aman, dan nyaman.
peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik-teknik bangunan maupun sarana,
dan prasarana yang dibuat maupun ditinggalkan oleh warisan manusia dalam
perjalanan sejarahnya.
dan pengikat semen. Bentuk paling umum adalah semen portland yang terdiri dari
bahan kerikil dan pasir, semen dan air. Beton di gunakan untuk membuat
truktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok
beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral
i
padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya
bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
merupakan awal era beton bertulang. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan
bahan beton terhadap taruknya. Pada tahun 1850, J.L. Lambot untuk pertama
kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk dipamerkan dalam Expo
rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi taruknya yang digunakan
untuk tanamannya. Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan tulisan mengenai teori
dan perancangan struktur beton. C.A.P Turner mengembangkan pelat slab tanpa
konstruksi. Selain itu pula beton juga memiliki kekuatan mumpuni, tahan terhadap
kekurangannya adalah bentuk yang telah dibuat sulit diubah tanpa kerusakan.
Pada struktur beton, jika ingin dilakukan penghancuran maka akan mahal karena
tidak dapat dipakai lagi. Beda dengan struktur baja yang tetap bernilai. Berat,
dibandingkan dengan kekuatannya dan daya pantul yang besar. (Mulyono Tri,
2004).
i
Beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun lemah dalam tariknya. Jika
struktur itu langsung jika tidak diberi perkuatan yang cukup akan mudah gagal.
Menurut perkiraan kasar, nilai kuat tariknya sekitar 9%-5% kuat tekannya. Maka
dari itu perkuatan sangat diperlukan dalam struktur beton. Perkuatan yang umum
adalah dengan menggunakan tulang baja yang jika dipadukan sering disebut
konstruksi. Banyak bahan alami, seperti tanah liat, pasir, kayu dan batu, bahkan
ranting dan daun telah digunakan untuk membangun bangunan. Selain dari bahan
alami, produk buatan banyak digunakan, dan beberapa lagi kurang sintetik.
seperti pertukangan, pipa, atap dan pekerjaan isolasi. Acuan ini berhubungan
BAB III
METODE PENULISAN
i
permasalahan yang dibahas. Beberapa jenis referensi utama yang digunakan
adalah dan artikel ilmiah yang bersumber dari internet. Jenis data yang
yangdiperoleh. Penulisan diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan
Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian.
dipersiapkan secara logis dan sistematis. Teknik analisis data bersifat deskriptif
argumentatif.
pokok bahasan karya tulis, serta didukung dengan saran praktis sebagai
rekomendasi selanjutnya.
i
BAB IV
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang telah kami peroleh, bahan inovasi
material pengganti beton yang paling ramah lingkungan adalah beton yang
divariasikan dari batu bata yang terbuat dari jamur Miselumyang telah dibiarkan
tumbuh pada bahan bahan organic seperti batang jerami dan bambu kemudian
dibiarkan mengering. Namun, tidak banyak orang tahu tentang fakta dibalik
inovasi material bangunan sebagai sebuah alternatif beton dan menurunkan efek
1. Batang Jerami
bata, kayu atau gipsum ternyata dapat menghasilkan insulasi yang sangat baik bila
disusun dengan baik. Tidak hanya murah namun juga berkelanjutan karena jerami
tumbuh sangat cepat di alam. Salah satu alternatif yang akan digunakan untuk
mengatasi masalah diatas adalah dengan batako tidak berlubang, dengan bahan
tambah jerami padi (batang padi setelah pasca panen). Dengan optimalisasi
15
16
pemanfaatan limbah pertanian yang berupa jerami padi ini diharapkan akan
jerami. Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar
yaitu dapat mencapai 12-15 ton setiap hektar pada masa panen, atau 4-5 ton bahan
kering tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan. Bila
produksi padi dilakukan tiga kali setiap tahun, berarti jumlah gabah maupun
jerami yang dihasilkan menjadi tiga kali lipat dari semula dan tentu sangat
bermanfaat.
seperti sapi atau kerbau. Di beberapa daerah di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan
Jawa Timur, para petani memanfaatkan jerami untuk pakan ternak, seperti sapi
potong, sapi perah, maupun kerbau. Jerami padi juga diolah untuk pupuk
fermentasi, tetapi hal ini jarang sekali dilakukan di jaman modern ini. Biasanya
tumpukan padi yang melimpah jumlahnya oleh para petani hanya dibakar saja,
diolah kembali.
Jerami juga merupakan salah satu tanaman yang mengandung serat dan
telah digunakan produksi pulp dan kertas. Begitu juga pemanfaatan jerami sebagai
bahan bangunan, semisal digunakan sebagai bahan penutup atap pada tempat
mengurangi dua pertiga jumlah batu bata yang dipakai dalam membangun dinding
beriklim dingin (timur laut-cina), tumpukan jerami dipakai sebagai bahan dinding
bata jemuran (adobe) atau batu, dengan demikian pemanfaatan jerami padi akan
mengurangi polusi dan pemakaian tanah liat yang langka. Rumah-rumah yang
dibangun dengan program tersebut sejauh ini mampu bertahan terhadap gempa
karena dinding jerami yang ringan dan lentur ini mampu menyerap goncangan
bahan tambah batako tidak berlubang, dapat ditambah dengan lem kayu yang
banyak terdapat di toko-toko bangunan atau lem buatan yang dapat dibuat sendiri,
seperti lem yang dibuat dari tepung tapioka atau pati kanji. Penggunaan lem kayu
Alasan lain penggunaan bahan jerami untuk bahan campuran beton ringan adalah
penambahan jerami padi ini dimungkinkan mempunyai berat yang lebih ringan,
2. Beton Rumput
18
mengurangi pemakaian beton dan juga bisa menjadi jalan masuknya air hujan ke
bisa diatasi. Rumput lebih awet karena ada perkerasan, sementara air bisa dengan
mudah terserap masuk ke dalam tanah dan permukaan tanah tetap keras karena
perkerasan beton.
3. Bambu
negara selama ribuan tahun. Hal yang paling menjanjikan dari bahan ini adalah
sangat cepat tumbuh di alam. Digunakan sebagai rangka bangunan dan untuk
bangunan sederhana, bambu bisa menggantikan bahan yang diimpor dan mahal,
terutama di daerah pedalaman, bangunan pasca bencana dan untuk daerah yang
yang lain. Hal ini memungkinkan distribusinya bisa dikerjakan lebih mudah, pun
keinginan penggunanya.
tinggi. Material ini bisa mempertahankan kedudukannya dengan baik. Hal ini pula
yang menjadikan bambu sebagai material terbaik untuk bangunan yang berdiri di
daerah-daerah rawan gempa. Kalaupun bangun rubuh, bobot bambu yang ringan
kenapa bambu termasuk bahan yang ramah lingkungan yaitu bambu mudah sekali
hidup di suatu tempat. Tingkat pertumbuhannya pun tergolong yang paling cepat
di dunia. Bambu yang layak digunakan biasanya berusia antara 3-5 tahun.
Bambu mempunyai tingkat kuat tarik yang setara dengan baja berkualitas
sedang pada berat jenis yang sama. Bahkan bambu yang sudah diawetkan terlebih
diketahui, kabar hebatnya bambu dalam menopang bangunan sudah lama tersiar
bambu adalah opsi yang terbaik. Bagaimana tidak karena kesan alami yang dapat
ditimbulkan dari material ini begitu kuat. Untuk dekorasi, bambu biasanya
Karena langsung dari alam dan bukan buatan pabrik, karakteristik bambu
proses seleksi bambu tahap awal. Coba perhatikan, jarak ruas di bambu pun tidak
pernah sama dari bagian ujung sampai pangkal. Hal ini menyebabkan kesulitan
menggerogoti bambu. Jika sudah diserang, tentu kekuatan bambu akan berkurang
drastis dan cepat rusak. Solusi mengatasi kejadian buruk ini adalah dengan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi, penggunaan beton sebagai bahan bangunan dapat kita ganti dengan
bahan-bahan yang ramah lingkungan serta berada di dekat kita. Dan bahan-bahan
ini pun bersifat ramah lingkungan tanpa merugikan alam, contohnya penggantian
beton dengan Miselum. Dimana Miselum ini terbuat dari hifa jamur yang
dikeringkan. Begitu pula dengan beton dari jerami, dimana jerami ini
21
memberikan keuntungan bagi kita, karena bahan jerami yang ringan dan juga
dapat menyerap getaran, sangat cocok bagi wilayah yang rawan gempa.
5.2 Saran
rumah susun dengan dinding yang terbuat dari jerami, atau memanfaatkan bahan-
bahan yang hasilnya dua kali lipad dari beton biasa (bersifat sustainable). Karena
orang pasti akan tertarik untuk mengikutinya. Jangan sampai bahan pengganti
beton yang ramah lingkungan ini menjadi susah didapat dan mahal bagi
lingkunga, biaya murah dan bahan dapat ditemukan dengan mudah di alam.
DAFTAR PUSTAKA
Greenwashing Fact Sheet. March 22, 2001. Retrieved November 14, 2009.
from corpwatch.org
Brook, K.M. dan Murdock, L.J. 1979. Bahan dan Praktik Beton. Jakarta:Penerbit
Erlangga.