I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit secara kecil-kecilan. Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika
Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar
Tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai
tanaman hias sekitar tahun 1848. Daerah pertama di Indonesia yang diketahui sangat
cocok untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit ini adalah Sumatera Utara.
perkebunan kelapa sawit. Di pulau Sumatera saja hingga tahun 1920 sudah puluhan
perusahaan perkebunan yang menanam kelapa sawit. Masa suram bagi tanaman
kelapa sawit sempat terjadi pada waktu penjajahan Jepang, yang mengakibatkan
kebun kelapa sawit diganti dengan tanaman pangan. Hal itu menyebabkan pabrik-
Potensi areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa
jangkauan daerah penanaman meluas ke luar dari daerah serta kelapa sawit
minyak goreng dan derivatnya di dalam negeri terus meningkat sejalan dengan
devisa negara yang sangat potensial karena tidak semua negara dapat
memproduksinya. Kelapa sawit hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik
pada kawasan beriklim tropis seperti di Indonesia dan termasuk daerah Riau
1969. Pada saat itu luar areal perkebunan kelapa sawit adalah 119.500 ha dengan
totak produksi minyak mentah (CPO dan KPO ) 189.000 ton per tahun. Diperkirakan
produksi minyak sawit Indonesia akan mencapai 9,9 juta ton pada tahun 2005. Tetapi
oleh rakyat secara pribadi makin bertambah. Seperti di daerah Desa Pulau Aro Teluk
Kuantan Riau sudah berkembang sejak tahun 2004 dengan dibentukkan kelompok
tani perkebunan kelapa sawit dengan anggota sebanyak 42 Orang dengan luas lahan
lebih kurang 87 ha. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran ( 2) , perkebunan
ini pada saat ini tidak semuanya berhasil . Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
3
tanaman kelapa sawit baik tentang bibit yang baik cara perawatan.
Produk akhir yang diharapkan dari budidaya kelapa sawit yaitu ton
TBS( Tandan Buah Segar ) yang tinggi. Untuk memperoleh hasil tersebut, maka
harus dilakuakan persiapan dan teknik panen yang benar sesuai umur dan keadaan
tanaman di lapangan. Kegiatan panen dilaksanakan pada tanaman muda, dewasa dan
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengolahan teknologi pasca panen kelapa sawit
diantaranya:
1. Untuk mengetahui teknik pemeliharaan pembibitan main nursery pada
nursery ke lapang.
3. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kelapa sawit.
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat.
Tetapi ada sebagian berpendapat justru menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
kawasan Amerika Selatan yaitu Brazil. Hal ini karena spesies kelapa sawit banyak
kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti malaysia, Indonesia,
Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan, mampu memberikan hasil produksi perhektar
colonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit
yang dibawa dari Maritius dan Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya Bogor.
Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada
tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien
Haller, seorang berkebangsaan Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit
Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatra (Deli) dan
Aceh. Luas areal perkebunannya saat itu sebesar 5.123 ha. Indonesia mulai
mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara Eropa,
kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton.
Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh
di daerah antara 120 Lintang Utara 120 Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang
sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari
dan suhu optimum berkisar 240 C - 380 C. Ketinggian di atas permukaan laut yang
vegetatif kelapa sawit dapat terhambat, yang pada gilirannya akan berdampak negatif
pada produksi buah. Suhu berpengaruh pada produksi melalui pengaruhnya terhadap
laju reaksi biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman. Sampai batas tertentu,
suhu yang lebih tinggi menyebabkan meningkatnya produksi buah. Suhu 200 C
disebut sebagai batas minimum bagi pertumbuhan vegetatif dan suhu rata-rata
Kelapa sawit dapat tumbuh baik pada sejumlah besar jenis tanah di wilayah tropika.
Persyaratan mengenai jenis tanah tidak terlalu spesifik seperti persyaratan faktor
iklim. Hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya jenis tanah untuk menjamin
ketersediaan air dan ketersediaan bahan organik dalam jumlah besar yang berkaitan
Tanah yang sering mengalami genangan air umumnya tidak disukai tanaman
kelapa sawit karena akarnya membutuhkan banyak oksigen. Drainase yang jelek bisa
terganggu, sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N). Karena itu,
6
drainase tanah yang akan dijadikan lokasi perkebunan kelapa sawit harus baik dan
meter. Tanaman berumah satu (monoecious) karena bunga jantan dan bunga betina
terdapat pada satu pohon. Bunga kelapa sawit terdiri dari bunga jantan dan bunga
betina. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina
Akar tanaman kelapa sawit mempunyai sistem perakaran serabut. Jika aerasi
cukup baik, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 m di dalam
tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun
pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan
tanaman kelapa. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk yang di bagian
pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua
sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung
daun. Buah kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian, yaitu eksokarp, perikarp,
minyak dan berwarna merah kuning karena mengandung karoten. Buah sawit
mempunyai warna bervariasi mulai dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit
diperlukan pedoman kerja yang dapat menjadi acuan, sekaligus kontrol selama
Supaya areal tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka areal tersebut harus
bersih dari vegetasi atau semak belukar yang akan mengganggu pertumbuhan dan
tanaman Kelapa sawit dibutuhkan suatu perencanaan tata ruang kebun yang
direncanakan pada saat pembukaan lahan dan sebelum penanaman Kelapa sawit.
dan diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase. Polybag diisi dengan tanah
Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher akar berada pada
permukaan tanah polybag besar dan tanah sekitar bibit di padatkan agar bibit berdiri
tegak. Bibit pada polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang telah diratakan,
dibersihkan dan diatur dengan hubungan sistem segitiga sama sisi dengan jarak
Sp). Bagian diserang akar. Gejala dapat dilihat dari bibit di persemaian mati
mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian
dengan cara pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim
Belanda pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari
Mamitius dan Amsterdam lalu ditanam di kebun Raya Bogor.Pada tahun 1911,
kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial. Perintis usaha
perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet (orang Belgia). Budidaya
8
yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa
Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha.
Pada tahun 1919 mengekspor minyak sawit sebesar 576 ton dan pada tahun
1923 mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa pendudukan
Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai bisa menggeser dominasi
penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak
sawitpun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 1948 / 1949, pada hal
pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000 ton minyak sawit.Pada tahun 1957,
kerja sama antara buruh perkebunan dan militer. Perubahan manajemen dalam
perkebunan dan kondisi sosial politik serta keamanan dalam negeri yang tidak
kondusif, menyebabkan produksi kelapa sawit menurun dan posisi Indonesia sebagai
pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan
mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton.
Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama
9
perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan
serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga
terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih
muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri
yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga
umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas
Kebun Tandun, Kab. Kampar pada tanggal 9 April 2016 dari pukul 07:00 WIB
Dalam praktikum ini yang menjadi subjek adalah Manajer, Staff, dan
Karyawan PTPN V.
2. Sedangkan yang menjadi Objek dalam praktikum ini adalah kelapa sawit
perkebunan PTPN V.
D. Teknik pengumpulan data
1. Data primer
Data yang dihasilkan dari wawancara dengan staff PTPN V Perkebunan
Tandun.
2. Data sekunder
Data yang dihasilkan dari literatur tambahan seperti buku, internet, dan lain-lain.
A. Profil PTPN V
berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini merupakan penggabungan
kebun-kebun di Wilayah Sumatera Utara dari eks PTP II, PTP IV dan PTP V.
PTPN V mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet dan kakao dengan areal
konsesi seluas 90.492,70 hektar. Budidaya kelapa sawit diusahakan pada areal seluas
57.979,69 ha, karet 14.322 ha dan kakao seluas 1.224 ha. Selain penanaman
komoditi pada areal sendiri + inti, PTPN V juga mengelola areal Plasma milik petani
seluas 74.526 ha untuk tanaman kelapa sawit seluas 56.665 ha dan tanaman karet
17.861 ha. Disamping itu PTPN V mengelola 2 unit usaha Rumah Sakit.
lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag
harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah
berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindah tanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang
berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah
dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi
Umur Bibit
Di tanam ke
Jarak bibit Jumlah bibit setiap hektar Lapangan
(cm) (bulan)
sama sisi
Koson Thinning Out
Bibit Jumlah Jumlah
g 10% (15%)
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau
mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9
Pupuk Makro
12-12- Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr),
NASA sekali).
dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4
liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml
b. Teknik Penanaman
musim. Pada umumnya penanaman kecambah dilakukan pada musim hujan, tetapi
dapat juga dilakukan pada musim kemarau dan yang terpenting adalah kebutuhan
akan air dapat terpenuhi. Penanaman kecambah ditanam pada hari itu juga pada saat
kecambah baru tiba dipembibitan, jika dipaksa dapat ditanam pada hari berikutnya,
yang terpenting kecambah harus disimpan pada tempat yang aman, sejuk dan
kembali dan dilakukan penyeleksian kecambah yang akan afkir akibat Berjamur,
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpang sari. Tanaman penutup tanah
(legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena
dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi,
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm
sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak
9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur.
Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati
dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah di
tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara
merata dengan dosis 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4
botol supernasa diencerkan dalam 2 liter 2000 ml) air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap
pohon.
C. Pemeliharaan Tanaman
1.1 Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar
1.2 Penyiangan
1.3 Pemupukan
225 kg/ha
Urea 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30
dan 36. 1000 kg/ha
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60
dst.
115 kg/ha
TSP 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30
dan 36 750 kg/ha
2. 2. Bulan ke 48 & 60
200 kg/ha
MOP/KCl 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 1200 kg/ha
dan 36.
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst
75 kg/ha
Kieserite 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30
dan 36.
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 600 kg/ha
20 kg/ha
Borax 1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30
dan 36.
2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst 40 kg/ha
NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September -
Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April). POC NASA.
Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4
tutup/ pohon.
16
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon
1. Pemangkasan pasir. Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk
a. Penyerbukan oleh manusia. Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada
bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk
sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik
Cara penyerbukan:
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari
Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah
tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar
adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian:
b. Ulat Setora Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun.
dengan Pestona.
a. Root Blast
Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi
b. Garis Kuning
Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun,
daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.
mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering.
alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat
Penanaman kembali suatu unit kebun yang telah mencapai umur ekonomis
tanaman. Berikut ini adalah kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit (replanting)
dengan sistim tumbang cincang yang dilakukan di. Sensus dilaksanakan 3 bulan
pembuatan Jalan, Jembatan, Culvert, Parit, dan Teras. Serta menentukan Budget
Pokok ditumbang dan dicincang dengan ketebalan 10 cm, Sayatan melintang 45 s/d
6O dan perakaran sawit digali. Hasil cincangan dirumpuk di bibir teras. Melubang
Pangkal Pokok, Semua bonggol dan jaringan perakaran harus diangkat dari dalam
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan.
Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah
matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan
matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang
beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang
A. Kesimpulan
yaitu sistem pembibitan awal (pr nursery) dan pembibitan utama (main nursery)..
Manajemen yang digunakan dalam pembibitan di PTPN V terdiri dari
V afdelling III tidak terlepas dari hambatan-hambatan atau masalah yang harus
jumlah bibit yang tidak bisa didistribusilan keareal penanaman, pemupukan yang
tidak tepat waktu, jenis dan cara, banyaknya tanaman yang terserang hama penyakit
B. Saran
20
perlu untuk kedepannya dilakukan kerja sama yang lebih serius lagi, seperti
melakukan penelitian khusus komoditi kelapa sawit, dan agar mahasiswa dapat lebih
mendalami lagi bagaimana proses dari penanganan pasca panen kelapa sawit.
Lokasi pembibitan sebaiknya dekat dengan sumber air, agar biaya yang
dikeluarkan tidak terlalu besar, dan mempermudah dalam penyiraman bibit. Kegiatan
mengingat umur tanaman yang terus bertambah dan dikhawatirkan akan memberikan
dampak buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Meta. 2008. Panen dan Perkiraan Produksi Kelapa Sawit. Politeknik Kelapa Sawit
Citra Widya Edukasi. Bekasi, Jawa barat.
LAMPIRAN
Bulan
No Kegiatan April
1 2 3 4
1 Pengarahan Praktikum X
2 Perjalan menuju PTPN V kebun tandun X
Melihat proses kerja Biogas di PKS kebun
3 X
tandun
Melihat proses pemanfaatan limbah kelapa
4 X
sawit untuk Biogas
5 Melihat cara persortiran TBS X
Pengamatan Proses Pengolahan CPO di
6 X
PKS kebun tandun
8 Laporan X
22
EDUCATION BACKROUND
2001 2007 : 45th Elementary School of Kampar
2007 2010 : Islamic Junior High School HM TRIBAKTI Kediri
2010 2013 : Islamic Senior High School HM TRIBAKTI Kediri
2013 2014 : Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri JATIM
2014 2015 : Univ. Islamic Riau Pekan baru