Anda di halaman 1dari 73

3/1/2014

Dan sebagian dari tanda-tanda


BAB I (kekuasaan)-Nya bahwa kamu
PENGERTIAN DAN melihat bumi itu kering tandus,
KOMPOSISI TANAH maka apabila Kami turunkan air
di atasnya, niscaya ia bergerak
OLEH:
dan subur. Sesungguhnya Tuhan
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. yang menghidupkannya tentu
DR. IR. SYAKUR, M.P. dapat menghidupkan yang mati;
IR. MANFARIZAH, M.SI. sesungguhnya Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu

(Fushshilat:39)

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Mengapa Dasar ILmu Tanah perlu dipelajari (untuk


Pertanian)
Tanah adalah media tumbuh tanaman, dan tempat
Kehutanan Agronomi Edafologi/
(Kesuburan Tanah)
hidup jasad hidup tanah, baik makro maupun mikro
Tanaman tumbuh karena ada interaksi antara tanah
Klimatologi Ilmu Pengetahuan
Alam Terapan
Zoologi dan tanaman
Akar tanaman menyerap hara dan air dari dalam
tanah
Geologi/
Ilmu Pengetahuan Pedologi
(Ilmu
Ilmu Pengetahuan
Botani Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila tanah
mempunyai sifat fisik, kimia, dan biologi yang sesuai
Benda Mati/ Hayati
Petrografi (Klasifikasi Tanah*) Tanah)
dengan kebutuhan tanaman.
Morfologi Ilmu Pengetahuan Mikrobiologi
Tanah* Alam Dasar
• Ruang lingkup yang dipelajari (untuk Pertanian)
Mineralogi

Pedologi  ilmu yang mempelajari tanah secara utuh


Ilmu Pasti Ilmu Fisika sebagai tubuh alam
Ilmu Kimia (Matematika) Edaphologi  ilmu yang mempelajari hubungan
tanah, air dan tanaman
Gambar 1. Hubungan antara Pedologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam Lain Menurut Zakharov (Joffe, 1949) Sifat Kimia, Fisika, dan Biologi tanah
(*dimodifikasi Oleh T. Arabia) Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Fisika Tanah: mempelajari sifat-sifat tanah • Konservasi Tanah dan Air: mempelajari jenis dan proses-
seperti tekstur tanah, struktur, konsistensi, proses erosi, akibat erosi, usaha-usaha pencegahan erosi
kandungan dan gerakan-gerakan air dalam tanah, atau usaha-usaha pengawetan tanah dan air.
suhu tanah, dan lain-lain. • Mineralogi Tanah: mempelajari jenis dan sifat-sifat
• Kimia Tanah: mempelajari sifat-sifat tanah mineral yang terdapat dalam tanah, pengaruhnya
seperti kemasaman tanah, kejenuhan basa, unsur- terhadap sifat-sifat tanah serta pengaruhnya terhadap
unsur hara dalam tanah dan lain-lain. pertumbuhan tanaman.
• Kesuburan Tanah: mempelajari hubungan unsur- • Genesis dan Klasifikasi Tanah: mempelajari proses-
unsur hara dalam tanah dengan pertumbuhan
proses pembentukan tanah, dan faktor-faktor
tanaman, pemupukan, dan usaha-usaha lain dalam
pembentukannya, klasifikasi tanah, serta penggunaan
memperbaiki sifat-sifat tanah untuk pertumbuhan
klasifikasi tanah dalam srvai tanah.
tanaman.
• Geografi Tanah: mempelajari penyebaran jenis-jenis
• Mikrobiologi Tanah: mempelajari kehidupan mikro-
organisme dalam tanah terutama yang berpengaruh tanah secara geografis, yang dikaitkan pula dengan
terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan faktor-faktor pembentuk tanahnya.
tanaman. Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

1
3/1/2014

Banyak definisi tentang tanah, ada yang


• Survai Tanah dan Evaluasi Lahan: mempelajari pendek dan ada pula yang panjang, juga
sifat-sifat tanah di lapang, mengklasifikasikan sangat tergantung kepada pengguna tanah itu
(fungsi tanah).
tanah ke dalam sistem klasifikasi tanah
Definisi oleh Jooffe dan Marbut :
tertentu, mengelompokkan tanah-tanah yang
sama serta menggambarkan penyebarannya di • Tanah adalah tubuh alam ( natural body) yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat
suatu daerah dalam suatu peta tanah, bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces)
mengevaluasi kemampuan dan kesesuaiannya terhadap bahan-bahan alam (natural
material) di permukaan bumi
untuk berbagai penggunaan dan pengelolaan
tanah. • Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi
membentuk horizon-horizon mineral maupun
organik yang kedalamannya beragam dan
berbeda-beda sifatnya dengan bahan induk
yang terletak di bawahnya dalam morfologi,
komposisi kimia, sifat-sifat fisis maupun
kehidupan biologinya.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sebagai media tumbuhan tanaman, tanah


• Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas,
didefinisikan :
berdimensi tiga, menduduki sebagian
Lapisan permukaan bumi yang :
(besar) permukaan bumi, yang mampu
menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat 1. Secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh-berkembangnya perakaran, penopang
sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad
tegak-tumbuhnya tanaman dan pemuplai
hidup yang bertindak terhadap bahan induk
kebutuhan air,
pada kondisi topografi/relief tertentu dan
2. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
selama waktu tertentu (Donahue, 1970).
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik
Berdasarkan definisi tersebut ada 3 hal: dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn,
1.Tanah terbentuk dan berkembang dari
Fe, Mn, B, Cl,dll),
proses-proses alami,
3. Secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
2.Adanya diferensiasi membentuk horizon- (organisme) yang berpartisipasi dalam
horizon, penyedaiaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemicu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,
3. Adanya perbedaan yang mencolok antara
4. Ketiganya secara integral mampu menunjang
sifat-sifat bahan induk dengan horizon- produktifitas tanah untuk menghasilan biomass
horizon tanah yang terbentuk, terutama dan produksi, baik tanaman pangan, obat-
morfologi, kimiawi, fisis, dan biologi. obatan, industri perkebunan, maupun
kehutanan.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi


Atas dasar definisi ini, maka tanah dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung
sebagai media tumbuh mempunyai 4 optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh
fungsi: biota terutama mikroflora tanah, seperti :
1.Tempat tumbuh dan berkembangnya a. Zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin dan asam-
perakaran yang mempunyai 2 peran asam organik khas),
utama, yaitu : b. Antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagi anti hama-
a. Penyokong tegak-tumbuhnya penyakit di dalam tanah, dan
trubus (bagian atas tanaman), dan
c. Senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam
b. Sebagai penyerap zat-zat yang
penyediaan kebutuhan primer tersebut atau
dibutuhkan tanaman. transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida
c. 2. Penyedia kebutuhan primer dan limbah industri berbahaya, serta
tanaman untuk melaksanakan
4. Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena
aktivitas metabolismenya, baik terlibat langsung atau tidak langsung dalam penyediaan
selama pertumbuhan maupun untuk kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut,
berproduksi, meliputi air, udara, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama-
dan unsur hara; penyakit tanaman.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

2
3/1/2014

B. Susunan Utama Tanah


Tanah terdiri dari 4 komponen utama,
yaitu bahan padatan (mineral dan bahan
organik), air dan udara tanah.
Berdasarkan volumenya, maka tanah scr
umum terdiri dari : (1) 50% padatan,
berupa 45% bahan mineral dan 5% bahan
organik, dan (2) 50% ruang pori, berisi
25% air dan 25% udara (Gambar 1) :
Bahan Organik 5%
Komposisi ini berbeda
antar tanah, seperti
Udara tanah gambut, 100%
25% ruang porinya terisi air
Bahan
Air Mineral atau tanah kering ruang
25% 45% pori terisi air hanya
sekitar 15 – 20%
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Secara alamiah proporsi susunan tanah ini sangat


tergantung pada:

1. Ukuran partikel penyusun tanah, makin halus berarti


makin padat tanah, ruang porinya juga akan menyempit,
sebaliknya jika ukuran partikel semakin besar,

2. Sumber bahan organik tanah, tanah bervegetasi akan


mempunyai bahan organik tanah tinggi, sebaliknya pada
tanah tanpa vegetasi,

3. Iklim, terutama curah hujan dan suhu, saat hujan dan


evaporasi rendah, maka proporsi air lebih tinggi dan
udara rendah, sebaliknya pada saat tidak hujan dan
evaporasi tinggi,

4. Sumber air, tanah yang berdekatan dengan sungai akan


lebih banyak mengandung air ketimbang yang jauh dari
sungai.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

D. Sejarah Perkembangan Ilmu Tanah


C. Tanah sebagai Sumberdaya
• Perkembangan ilmu tanah masih belum diketahui secara jelas,
• Sesuai fungsinya sebagai tempat berjangkarnya
akar, tanah merupakan sumberdaya. • Xenopon (234 – 149 SM), dianggap orang pertama yang
melaporkan hasil catatannya tentang pengaruh pembenaman
Produktifitas lahan didefinisikan sebagai
sisa-sisa tanaman kacang-kacangan ke dalam tanah.
kemampuan tanaman yang diusahakan dalam suatu
• Xenopon melaporkan jika rumput-rumputan (terdiri dari
areal berluasan tertentu di bawah suatu
jenis kacang-kacangan) itu dibenamkan ke dalam tanah,
manajemen lahan yang menghasilkan produksi maka mereka akan menyuburkan tanah, sama seperti
dalam periode tertentu, yang dinyatakan salam pemakaian kotoran binatang juga,
satuan bobot per satuan luas per satuan waktu. • Cato (234 – 149 SM), menulis dalam buku penuntun praktek
pentingnya sistem pergiliran tanaman, penanaman leguminose
• Produktifitas lahan merupakan suatu konsep, yang untuk perbaikan kesuburan tanah, penggunaan pupuk kandang
ditentukan oleh : (1) masukan (sistem manajemen dalam pertanian. Cato pula dianggap orang pertama yang
mengklasifikasikan lahan menurut tanaman yang cocok untuk
tertentu), (2) keluaran (hasil), dan (3) tipe suatu tanaman,
tanah. Melalui suatu perhitungan biaya dan
• Percobaan van Helmont . . . .
harga, maka diperoleh keuntungan. Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

3
3/1/2014

1. Permulaan abad 17. 2. Pada tahun 1731.


Percobaan yang dilakukan oleh van Helmont (1577-1644) • Jethro Tull dari Oxford, menyimpulkan mengolah tanah
merupakan era baru dalam penelitian bidang pertanian. merupakan salah satu dari pekerjaan utama dalam bercocok
tanam karena tanaman mudah menyerap makanan.
Pada awal percobaan:
Tanaman seberat 2,3 kg ditanam dalam pot berisi 90,8 kg
3. Pada tahun 1757.
tanah dan tanaman hanya disiram air hujan selama 5 tahun
• Francis Home, menyatakan bahwa magnesium sulfat,
Pada akhir percobaan: natrium dan kalium nitrat, kalsium sulfat dan olive oil
Tanaman tumbuh hingga seberat 76,8 kg, dan tanah dalam pot merupakan bahan-bahan yang meningkatkan pertumbuhan
berkurang 57 g. tanaman.

Kesimpulan: air merupakan azas tumbuh dari tanaman 4. Pada tahun 1840.
Alasan bahwa percobaan tersebut tidak benar adalah:
1. 57 g tanah yang hilang ternyata tersusun dari mineral-mineral, Justus von Liebig, ahli kimia dari Jerman, melaporkan bahwa:
misalnya: kalsium, kalium, fosfor yang diabsorbsi oleh tanaman. • Karbon hara tanaman berasal dari karbon yang terdapat
(Jika tanaman tersebut dibakar, maka akan diperoleh kembali dalam udara dan air.
57 g mineral tanah dalam bentuk abu tanaman tersebut). • Nitrogen berasal dari amoniak.
2. Tanaman tersebut terutama terdiri dari karbon yang berasal • Fosfor dibutuhkan untuk produksi biji dan kalium untuk
dari karbon dioksida dan oksigen dari atmosfer, bukannya
perkembangan tanaman rumput-rumputan dan sereal.
berasal dari air
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

5. Pada tahun 1825 – 1840. 8. Pada tahun 1886.


• Edmund Ruffin, ahli pertanian dari Virginia, adalah yang • V. V. Dokuchaiev, mengklasifikasikan tanah ke dalam:
pertama kali menggunakan kapur untuk memperbaiki • Normal (upland)
produktivitas yang rendah dari suatu tanah yang • Transisional (padang rumput, calcareous, alkali)
disebabkan oleh kemasaman tanahnya. • Abnormal (organik, alluvial, aeolin)

6. Pada tahun 1843. 9. Pada tahun 1890.


• J. B. Lawes dan J.H Gilbert di Rothamsted, Inggris, adalah • S. Winogradsky, berhasil mengisolasi bakteri nitrifikasi.
pembaharu penyelidikan pertanian secara ilmiah, yang Pada periode yang sama. H. Hellriegel dan H. Wilfarth,
membuat Pusat Percobaan pertama kali di dunia. membuktikan bahwa bakteri pada nodula legum mengasimilasi
Dari hasil percobaannya pada 1855, disimpulkan bahwa: gas nitrogen dan sebagian nitrogen tersebut kemudian dapat
• Tanaman membutuhkan garam kalium dan fosfor tersedia bagi tanaman.
• Tanaman membutukan sumber nitrogen dalam tanah
• Penambahan pupuk buatan dapat menjaga kesuburan 10. Pada tahun 1912.
tanah • Coffey mengklasifikasikan tanah ke dalam 5 kategori, yaitu:
• Arid soil
7. Pada tahun 1870. • Dark – colored prairie soils
• Pasteur di Perancis, mengemukakan bahwa nitrifikasi • Light – colored timbered soils
(konversi ammonium menjd nitrat) adalah mrpkn suatu • Black swamp soils
proses yang dilakukan oleh bakteri.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
• Organic soils Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

11. Semenjak 1940. Tanah yang Diklasifikasikan


• Pengetahuan tentang tanaman telah tumbuh Dalam klasifikasi tanah SSS (2006) membuat
luar biasa. definisi tanah yang diklasifikasikan sbb:
• Hal ini sangat menguntungkan sebab: ada
 Tanah adalah suatu tubuh alam yang
urgensinya dengan kebutuhan bercocok tanam
untuk menghasilkan makanan dan serat untuk
tersusun dari padatan (mineral dan bahan
kebutuhan manusia. organik), cairan, dan gas yang terjadi pada
permukaan lahan menempati ruang, dan
12. Pada akhir abad 19. dicirikan oleh satu dua hal berikut: horison
• Dimulai pengkajian tanah dengan tanpa atau lapisan yang dapat dibedakan dari bahan
mempertimbangkan peranannya sebagai media asal sebagai hasil dari penambahan,
untuk pertumbuhan tanaman. kehilangan, transfer dan transformasi energy
dan benda atau kemampuan menyokong/
mnopang tanamn brakar dlm lingkungn alami.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

4
3/1/2014

• Untuk lebih jelasnya definisi tanah yang akan  Kearah bawah batasnya:
diklasifikasikan maka dikemukakan pula batas-batas Agak sulit ditentukan, tetapi untuk keperluan
tnh ke arh atas, samping atau bwh sbb: klasifikasi tanah telah disepakati bahwa batas
• Ke arah atas batasnya: bawah tanah adalah:
Udara atau air yang dangkal. Ini berarti bahwa
tanah di daerah rawa-rawa (digenangi air yang
dangkal) termasuk dalam pengertian tanah pada  (a) batas dimana tanah tidak ada lagi
definisi ini, sedangkan tanah di dasar danau yang kegiatan biologi, yang biasanya juga
masih digenangi air yang dalam tidak termasuk dalam merupakan batas kedalaman perakaran
pengertian ini. tanaman tahunan alami (native), atau
 Ke arah samping batasnya:
Air yang dalam, atau batuan yang gundul, atau es.  (b) batas bawah proses pedogenik yang
Penyebaran tanah ke arah samping (lateral) adalah sedang berjalan (seperti ditunjukkan oleh
yang paling luas, dan baru terhalang penyebarannya adanya horison tanah atau gejala pedogenik
bila bertemu air yang dalam, batuan yang gundul, lain), atau
atau batuan es (di daerah yang selalu membeku)
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• (c) bila di antara horison tanah ditemukan  (e) untuk tanah tertimbun (buried soil) dgn
horison tipis yang memadas yang tidak simbol tambahan „b‟, berlaku ketentuan
dapat ditembus akar tanaman, maka batas berikut: bila tanah yang menimbun tebalnya:
bawah tanah adalah batas bawah horison
tanah yang terdalam, atau (1) ≥ 50 cm, atau (2) antara 30 dan 50 cm,
dan tebalnya ≥ ½ dari tebal seluruh horison
• (d)bila kegiatan biologi atau proses penciri yang tertimbun, maka yang
pedogenik yang sedang berjalan ditemukan diklasifikasikan adalah mulai dari permukaan
sampai kedalaman > 200 cm, maka batas tanah yang menimbun. Bila tanah yang
bawah tanah yang diklasifikasikan adalah menimbun tebalnya:
sampai kedalaman 200 cm.
(3) < 30 cm, atau (4) antara 30 dan 50 cm,
tetapi tebalnya < ½ seluruh horison penciri
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt yang tertimbun, Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

maka tanah yang diklasifikasikan adalah Bahan Tanah dan Tanah


Taksonomi Tanah dibedakan istilah tanah & bahan tnh.
mulai dari permukaan tanah yang tertimbun. • “Tanah” sebagaimana diuraikan sebelumnya, adalah
Dalam hal ini tanah yang menimbun tidak tubuh alam bebas yang menutupi permukaan bumi,
diklasifikasikan, tetapi sifat-sifatnya tetap dan memiliki susunan tertentu baik yang dapat dilihat
diperhatikan dalam tingkat fase tanah. ataupun tidak, sebagai hasil dari kerjasama
sekumpulan faktor-faktor pembentuk tanah.
“bahan tanah” adalah bahan yang menyusun tubuh
• Dalam Taksonomi Tanah yang disebut tanah tanah, yang wujudnya tidak tergantung oleh adanya
susunan teratur serta kedalaman tertentu.
tertimbun hanyalah tanah yang memenuhi
Jadi tanah yang ditempatkan di dalam pot atau
syarat (1) dan (2), sedangkan tanah yang

rumah kaca sebagai media tumbuh tanaman, atau
memenuhi syarat (3) dan (4) tidak disebut yang dipikul orang dan diangkut kendaraan sebagai
sebagai tanah tertimbun. tanah urugan/ timbunan, serta bentuk-bentuk lainnya
menurut pandangan pedologi adalah bukan tanah,
Taksonomi Tanah menyebutnya sebagai “bahan
tanah”.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

5
3/1/2014

BAB II
FAKTOR-FAKTOR
PEMBENTUK TANAH
OLEH:

DR. IR. TETI ARABIA, M.S.


DR. IR. SYAKUR, M.P.
IR. MANFARIZAH, M.SI.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

1. Unsur Kimia Utama Lithosfer dan Tanah (Tabel 1)


Regolit
No. Jumlah No. Jumlah 0 km
Unsur Unsur
Atom (ppm) Atom (ppm) Basaltik
2 km
1 H (Hidrogen) - 23 V (Vanadium) 150
Felsfar
5 B (Boron) 10 25 Mn (Mangan) 1.000 25 km
6 C (Carbon) 320 26 Fe (Ferrum, besi) 50.00
Litosfer Kerak bumi
7 N (Nitrogen) - 27 Co (Cobalt) 40
8 O (Oksigen) 446.000 29 Cu (Cuprum, tembaga) 70 65 km
11 Na (Natrium) 28.000 30 Zn (Zinkum, Zeng) 80 Mantel
12 Mg (Magnesium) 20.900 33 As 5
13 Al (Aluminium) 81.300 34 Se (Selenium) 0,09 1000 km
14 Si (Silikon) 277.200 35 Br (Bromium) 2,50 Astenosfer
15 P (Fosfor) 1.200 37 Rb (Rubidium) 280 1388 km
16 S (Sulfur) 520 38 Sn 150
17 Cl (Clor) 480 42 Mo (Molibdenum) 2,30 Inti
20 Ca (Calsium) 25.900 53 I (Iodium) 0,30
21 Sc 5 56 Ba (Barium) 430 1738 km

Bersumber dari Atmosfer : H, O, N, dan C, sedikit S. Gambar 1. Susunan Lapisan Utama Bumi

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Bentuk : senyawa mineral primer, Tabel 2. Susunan Kimia Mineral primer Utama (%)
skunder, oksida-oksida bebas (mineral Mineral Primer
SiO 4 Al2O3 Fe2O3 FeO TiO2 CaO MgO K2O Na2O P2O5
primer, skunder), garam-garam, bahan- Utama

bahan organik, senyawa-senyawa Kwarsa 100 - - - - - - - - -

karbonat (mineral skunder). Ortoklas 62-66 18-20 - - - 0-3 - 9-15 4-9 -

Mineral primer adalah mineral yang Albit 61-70 19-26 - - - 0-9 - 0-4 6-11 -

terdapat di dalam magma, mempunyai Anortit 40-45 28-37 - - - 10-20 - 0-2 0-5 -

Muskovit 44-46 34-37 0-2 0-4 - - 0-3 8-11 0-5 -


susunan kimia asli (belum berubah),
Biotit 33-36 13-30 3-17 5-17 - 0-2 2-20 6-9 - -
biasanya ditemukan di dalam fraksi tnh
Horblende 38-58 0-19 0-6 0-22 - 0-15 2-26 0-2 1-3 -
kasar > 2 mikron. Perubahan terjadi
Augit 45-55 3-10 0-6 1-14 - 16-26 6-20 - - -
akibat pengaruh lingkungan luar terhdp Olivin 35-45 - 0-3 5-34 + - 27-51 - - -
mineral. Epidot 35-40 30-37 0-30 - - 20-25 - - - -
Susunan kimia dari beberapa mineral Apatit - - - - - 54-55 - - - -
primer utama (Tabel 2). Unsur hara Ca, Magnetit - - 69 31 - - - - - 40-42
Mg, K dan Fe ditemukan di dlam mineral Tourmalin 35-40 30-37 0-10 0-10 - 0-6 0-12 - 0-6 -
primer, P hanya sedikit, sementara Rutil - - - - 100 - - - - -
N dan S tidak ada Limonit - - 0-10 50 - - - - - -
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

6
3/1/2014

C. Faktor-Faktor Pembentukan Tanah 1. Bahan Induk Tanah


Bahan induk tanah berasal dan berkembang dari bahan induk
Tanah menurut Jenny (1941), merupakan fungsi dari: residual dan angkutan. Bahan induk residual brsl dari
S = ƒ {c, b, r, p, t, . . . . .} tempat dimana tanah itu berada, sedangkan bahan induk
angkutan berasal dari tempat lain yg diangkut oleh air,
dimana :
angin, es atau grafivitasi.
S = sifat-sifat tanah, misalnya kandungan liat,
Bahan induk yang penting :
ƒ = fungsi atau tergantung kepada . . . . , 1. Bahan induk residual :
c = climate (iklim); suhu, curah hujan, kelembaban, . . a. Igneus (beku); granit, basalt, dan andesit,
b = biosfor (jasad hidup; vegetasi, organisme,manusia), b. Sedimen (endapan); batu kapur, batu pasir, shale,
r = relief (topografi), c. Metamorfik (metamorf); marmer, gneis, & kuartzit.
p = parent material (bahan induk), dan 2. Bahan induk angkutan (trasportasi material) :
t = time (waktu) a. Air; alluvial (air mengalir), lacustrine (danau), dan
marine (lautan),
Faktor-faktor tsbt dibagi ke dlam 2 kelompok (Joffe): b. Angin; loess, aeolian
1.Faktor-faktor Pasif; bahan induk, relief & waktu. c. Es; moraine, till plain, otwash plain, dan
2.Faktor-faktor Aktif; iklim dan jasad hidup d. Gaya grafitasi; colluvial
e. Bahan cummlose (organik); gambut (peat) dan muck.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

b.Batuan endapan, terbentuk dari


2. Golongan Batuan dan Contoh
Mineral adalah zat yang terbetuk di alam konsolidasi oleh angin atau air pada
dgn sifat-sifat kimia, fisika yang berbeda- permukaan bumi.
beda, seperti kwarsa (SiO2), Ortoklas Jika batuan ini trbentuk dari sedimen
(KAlSi3O8, & Calcite (CaCO3). mekanis disebut elastik, yang lain
Batu-batuan dalam mineral campuran, shg mlalui reaksi kimia, dari larutan.
sifatnya berbeda-beda. Batu-batuan Contoh : kapur, batuan pasir, batuan
dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelas, debu, shale, konglomerat, dan batuan
yaitu : pasir berkapur.
a. Batuan Beku (igneous rock), dibentuk oleh
proses solidifikasi magma cair yang brsl c. Batuan Metamorf, dihasilkan dari
dari dalam bumi. transformasi batuan baku atau
Jika magma membeku : endapan di bawah pengaruh suhu,
-. jauh di bawah tanah disabut plutonik, tekanan, cairan atau gas aktif.
-. Sedang disebut intrusif, Contoh : gneis dari granit, slate dan
-. Dipermukaan bumi disebut ekstrusif, schiat dari shale, marmer dr batu
spt granit, syenit, basalt, andesit, kapur, kuartzit dari batuan pasir.
diabase, dan gabro. 23
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Batuan dapat diklasifikasikan atas dasar Batuan Jenis Batuan


kandungn silika: Beku SM SM M I B UB
I.Batu-batuan asam, mengandung 65 - 75% Batuan Liparit
beku (Rhiolit) Trakhit Dasit Andesit Basalt Pikrit
silika, seperti granit, rhyolit, batuan pasir luar
dan gneiss. Batuan
beku Porfir Porfir
Porfir
diorit Porfir Porfir
II.Batu-batuan intermedier, mengandung 55 gang granit sienit kuarsa diorit gabro

– 65% silika, seperti syenit, diorit, dan Batuan Granit Diorit


beku (sienit- Sienit kuarsa Diorit Gabro peridotit
andesit. dalam kuarsa)
III.Batu-batuan basa, mengandung 40 – 45% Sifat Masam
Inter-
Basa
medier
silika, seperti gabro, basalt, batu kapur, Kadar
75 % 50 % 50 % 35 %
diabase, semua batuan ini kaya Ca, Mg, SiO₂
Mineral
dan Fe. kelam
Sedikit Banyak
(kaya
Mg, Fe)

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

7
3/1/2014

2. Climate (Iklim) Selain rekasi kimia dan fisika, curah


3. Biosfir (jasad Hidup)
hujan dan suhu juga mpngrh pelapukan. Jasad hidup yang memegang peranan penting dalam
Kondisi ini terjd akibat adanya reaksi pembentukan tanah adalah vegetasi. Tanah vegetasi
kimia dan fisika, sehingga adanya rumput mengandung bahan organik lebih tinggidibanding
perubahan kandungan hara di dalam
tanah. tanah dengan vegetasi hutan.
Jenis vegetasi mpgrh
sklus unsur hara. Akar
tanaman mengabsorpsi
%N

unsur hara, dan


mentransportasikan ke
seluruh bagian tanaman,

Horizon
jika tanaman mati semua
me/100 g

Temperatur tahunan 0F
unsur hara tersebut
kembali ke tanah.
Perkembangan profil tanah Vegetasi yang selektif
ditentukan oleh faktor mengabsorsi unsur hara
iklim, terutama curah hujan
bersifat alkali, dapat
dan suhu. Keduanya
mengendali kan penurun
mementukan reaksi-reaksi
Curah hujan (inch) pH tanah.
kimia & fisika didlm tanah.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Tabel 3.Pengaruh spesies tanaman terhadap pH dan kejenuhan basa

Jenis Tanaman Horizon pH KB


FAKTOR 2 & 3. IKLIM & VEGETASI Spruce O2 3,45 13
A1 4,60 20
B1 4,75 27
B2 4,95 27
C1 5,05 23
Hardwood O2 5,56 72
A1 5,05 47
B1 5,24 34
B2 5,24 34
C1 5,32 34

Vegetasi mempengaruhi eluviasi dan pencucian.


Hutan eluviasi dan pencucian lebih aktif
dibanding rumput. Bukti eluviasi dan pencucian
ini terjadinya akumulasi liat pada horizon B.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

4.Topografi
Topografi mempengaruhi perkembangan pembentukan FAKTOR 4. RELIEF (TOPOGRAFI)
profil tanah atas 3 hal :
a.Topografi mempengaruhi jumlah curah hujan (Puncak bukit)
trabsorpsi dan penyimpanannya di dalam tanah,
(Bahu bukit)
b.Topografi mempengaruhi tingkat perpindahan tnh
atas oleh erosi, dan
c.Topografi mempengaruhi arah gerakan bahan
suspensi atau larutan dr 1 tempat ke tempat lain. (Bahan residu) (Punggung lereng)

Topografi mempengaruhi kondisi drainase dan


permukaan air tanah (ground water table). Akumulasi Kaki lereng)
bahan organik biasanya terjadi pada tanah-tanah
(Bahan aluvial)

tergenang. Warna tanah pada derah rendah brubah Bahan koluvial) (Dataran banjir)
(Sungai)

dari kuning kemerahan dan coklat (aerasi baik)


menjadi kelabu (drainase jelek). (Batuan induk)

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

8
3/1/2014

5. Waktu
Lama waktu tanah yang dibutuhkan untuk pembentukan
horizon-horizon tanah tergantung kepada faktor-faktor
lain yang berhubungan erat, seperti iklim, sifat bahan
induk, organisme di dalam tanah, dan topografi.
Mohr dan van Baren telah memperkenalkan bahwa ada 5 fase
yang terlibat dalam perkembangan tanah-tanah tropis,yaitu:
a. Fase pemula : bahan induk belum dilapuki,
b. Fase juvenil : pelapukan mulai terjadi, namun sebagian
besar bahan aslinya belum dilapuki,
c. Fase viril : kebanyakan mineral mulai pecah-pecah,
kandungan liat meningkat, dan pelapulan
msh berjalan lambat,
d. Fase senil : dekomposisi tiba pada fase akhir, hanya
mineral-mineral yang tahan lapuk yang
masih bertahan, dan
e. Fase akhir : perkembangan tnh telah sempurna & tlh
melapuk menurut kondisinya.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sekian

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

9
3/1/2014

BAB III Tanah terbentuk dipermukaan bumi


berkembang dari bahan mineral dari
PROSES-PROSES batu-batuan. Ada 2 Proses terjadi
PEMBENTUKAN TANAH secara berurutan:

OLEH: 1.Pelapukan (fisik dan kimia dibantu


atmosfir), mk batuan brdisintegrasi
DR. IR. TETI ARABIA, M.S.
dan terintegrasi menjd batu-batuan
DR. IR. SYAKUR, M.P. lepas,
IR. MANFARIZAH, M.SI. 2.Genesis, batu-batuan lepas melalui
proses-proses pedogenik menjd tanah
Batu-batuan/ Bahan Profil
Bahan Mineral Induk Tanah
Pelapukan Pedogenesis
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Proses pelapukan sangat dipengaruhi iklim dan jenis batuan.


Proses Pelapukan & Faktor-faktor yang a. Pelapukan secara Fisika, proses mekanik, dimana batu-
mempengaruhinya batuan masif pecah terfragmentasi berukuran kecil, tanpa
• Pelapukan adalah proses alam, berlangsung ada perubahan kimia, di bawah suhu tinggi atau rendah.
Agen fragmentasi adalah air & suhu.
pemecahan dan transformasi batuan dan b. b. Pelapukan secara Kimia, proses disintegrasi secara fisis
mineral menjadi bahan lepas. Bahan lepas ini dibarengi dekomposisi kimia akan menyebabkan timbulnya
disebut regolit, terletak di permukaan bumi perubahan dlm ciri dan komposisi batuan dan mineral.
Proses yang terjadi dalam pelapukan secara kimia sbb. :
dengan kedalaman yang berbeda-beda.
i. Larutan, air merupakan pelarut alam. Daya mlarutkan akan
Proses pelapukan dicirikan oleh pelapukan bertambah jika ke dalamnya dilarutkan CO 2, asam-asam
fisika dan kimia, dan sudah ada sebelum organik maupun anorganik.
jasad hidup ada di permukaan bumi. Jasad
ii. Hidrasi, kombinasi kimia dari molekul air dengan mineral
hidup mempercepat proses pelapukan. tertentu.

2Fe2O3 + 3HOH 2Fe2O3.3H2


Hematit air Limonit
(merah) (Kuning)
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

10
3/1/2014

iii.Hidrolisis, tergantung dari dissosiasi parsial dari air


menjadi ion H dan ion OH. Air memiliki dissosiasi
rendah, tetapi dengan hadirnya CO2 dan asam-asam
organik maka daya hidrolisis menjadi bertambah.
KAlSi3O8 + HOH HAlSi3O8 + KOH
Ortoklas air Asam silikat Kalium
hidroksida

iv. Oksidasi, penambahan oksigen ke dalam mineral :


4FeO + O2 2Fe2O3
Ferrous oksigen Ferric oxide
oksida (hematit)

v. Reduksi, pemindahan oksigen, terjadi pada redoks


potensial rendah air tergenang :
2Fe2O3 4FeO + O2
Ferric oxide Ferrous
(hematit) oxide
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Proses pembentukan tanah meliputi a. Sifat-sifat tanah yang terlihat skrg (horizon-
horizon) digunakan sebagai bukti atau petunjuk
(Simonson, 1959): terjadinya suatu proses pada masa lampau,
b. Berbagai macam tanah yang terlihat sekarang,
1.Penambahan bahan organik dan mineral ke Dasar-Dasar
kebanyakan merupakan hasil evolusi jutaan
tahun. Protosoil mungkin telah ada pada
dalam tanah baik dalam bentuk padat, cair, Pemikiran
Mempelajari zaman Divon (400 juta tahun lalu) dimana
tumbuhan dan hewan belum berkembang.Tnh
atau gas. Pedogenesis
terbentuk tanpa pengaruh organisme, tanah
self plowing clay.
2.Kehilangan benda-benda tersebut (padat, c. Tanah sebagai penghasil liat alami, karena
proses disintegrasi dam sintesis, maka jumlah
cair, atau gas) dari tanah. fraksi liat di dalam tanah makin bertambah,
dan terbentuk jenis-jenis mineral liat baru,
3.Pemindahan bahan-bahan tanah dari satu d. Pengetahuan tentang paleoecologi (1-2 juta
tahun lalu) adalah penting untuk memahami
lapisan ke lapisan lain. sifat-sifat tanah. Meskipun hasil genesis tanah
ditunjukkan pada tanah-tanah yang ada
4.Perubahan bentuk bahan-bahan mineral sekarang, tetapi proses pbentukannya tlh
atau organik di dalam tanah. Tansaran – Pantan Empan dimulai dari zaman silam.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

1. Tanah sebagai bahan anatomi


Para ahli tanah (Dokuchaev, Hilgard, Marbut, Pupuk, sisa-sisa Penyerapan unsur hara
Kellog, Jenny; mengajarkan kita untuk mengetahui organisme Siklus Biologi oleh tanaman
sifat-sifat tanah dengan cara mendeskripsikan Air hujan, (irigasi) Evapotranspirasi
sifat-sifat tanah tersebut setepat-tepatnya
Energi (sinar Pancaran panas bumi
(susunan horizon, horizon penciri, warna, tekstur, matahari)
struktur, dll). Endapan baru Erosi
2. Tanah sebagai pengubah energi
Tanah dan landscape terus menerus berubah baik
secara fisik maupun biologi. Tnh dan vegetasi di
atasnya berfungsi sebagai pengubah energi,
penerima energi, atau pemnacar energi. Pemindahan
3. Tanah sebagai sistem terbuka 1. Tanah Sebagai bahan
masyarakat biotik (simbiotik) saling menyediakan Sistem Terbuka dalam solum
kebutuhan yang diperlukan. Tanah sebagai
penerima energi dan bahan-bahan dari luar Solum Tanah
tubuhnya dan melepaskannya dari tubuhnya
(Gambar 1). Pemindahan
Input : endapan baru, air hujan/pengairan, sisa- antar solum
sisa tanaman, energi hasil pelapukan
bahan induk.
Output : penguapan air, penyerapan hara oleh
tanaman, erosi, pencucian, dan emisi Hasil Pelapukan
Pencucian (leaching)
(σT4). bahan induk
Lewat Simp. Kenawat
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

11
3/1/2014

Proses-proses pembentukan tanah


Ada 2 peristiwa penting yang terjadi dalam No Proses gnesis Uraian
1. a. Eluviasi (3) Pemindahan bahan-bahan tanah dari satu horison ke horison lain,
perkembangan tanah, yaitu :
seperti pada horison albik. Dua aspek dari eluviasi adalah
a. Horisonisasi.
mobilisasi dan translokasi.
b. Haplodisasi. b. Iluviasi (3) Penimbunan bahan-bahan tanah dalam suatu horison, seperti pada
Horisonisasi adalah proses dimana terjadi horison argilik atau spodik. Dua aspek yaitu translokasi dan
pembentukan profil tanah dengan pembentukan immobilisasi.
beberapa macam horison 2. a. Pencucian (2) Analog dengan eluviasi tetapi pada umumnya pencucian berarti
Haplodisasi adalah proses dimana pembentukan (leaching) hilang dari solum tanah. Merupakan proses pendahuluan yang
Proses-Proses horison dihalangi atau terjadi pencamuran horison diperlukan sebelum translokasi koloid dapat berlangsung. Indeks
Pedogenesis (misalnya pada tanah vertisol) mobilitas ion-ion dalam tanah menurut Polynov (1937) adalah: Cl¯
= 100; SO₄¯ = 57; Ca²⁺ = 3.0; Na⁺ = 2.4; Mg²⁺ = 1.3; K⁺ =
Proses pembentukan tanah meliputi (Simonson, 1.25; SiO₂ = 0.2; Fe₂O₃ = 0.04; Al₂O₃ = 0.02. Karena mobilitas
yang rendah dari SiO₂, Al₂O₃ maka dapat terbentuk mineral-
1959):
mineral liat. Karena mobilitas yang rendah dari Fe₂O₃ maka tbtk
1. Penambahan bahan organik dan mineral ke
nodul, konkresi, dan endapan batu besi.
dalam tanah, baik dalam bentuk padat, cair b. Pengkayaan (1) Dapat berarti penambahan bahan tanah di dalam suatu horison.
ataupun gas; (enrichment) Tetapi pada umumnya berarti adanya penambahan bahan-bahan
2. Kehilangan benda-benda tersebut (poin 1) dari dari sekitarnya spt yang terjadi di lembah-lembah suatu daerah
dalam tanah; 3. a.Erosi permukaan Penghanyutan lapisan atas tanah oleh titik hujan, air runoff
3. Pemindahan bahan-bahan tanah dari satu . (2)erosion,surficial (aliran permukaan), angin, solifluction, creep, dan proses mass
lapisan ke lapisan lain; dan waste yang lain.
4. Perubahan bentuk bahan-bahn mineral b. Kumulasi (1) Penimbunan tanah (mineral) di permukaan tanah oleh air atau
atau bahan organik di dalam tanah. angin. Merupakan proses geogenik. Misalnya dilembah-lembah
dimana terjadi penimbunan bahan hasil erosi dari sekitarnya.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Proses-proses pembentukan tanah Proses-proses pembentukan tanah


No Proses Uraian
No Proses genesis Uraian
genesis
7. a. Lixiviasi Pencucian liat halus dan sedikit liat kasar atau debu halus dalam bentuk
4. a. Dekalsifikasi Proses dimana terjadi pemindahan CaCO₃ dari satu atau lebih
(3) lessivage suspensi, melalui retakan-retakan atau pori-pori tanah. Hasilnya adalah
(3) horison tanah (eluviasi CaCO₃). Di daerah beriklim basah (humid)
- Kandungan liat horison A berkurang.
proses ini dapat menghasilkan pencucian CaCO₃ dari seluruh profil,
- Kandungan liat horison B bertambah menjadi lebih besar dibandingkan
sedangkan di daerah beriklim kering (arid) CaCO₃ akan terakumulasi
dengan horison C di bawahnya atau horison A di atasnya.
di lapisan bawah dalam proses kalsifikasi. Reaksi pemindahan CaCO₃
- Rasio liat halus/liat total horison B lebih besar dari horison A.
sebagai berikut: CaCO₃ + H₂O + CO₂ → Ca(HCO₃)₂ mudah larut.
- Terdapat horison argilik pada horison Bt. Liat yang dipindahkan mrpk
b. Kalsifikasi (3) Proses akumulasi CaCO₃ misal horison Ck atau mungkin horison lain.
hasil pelapukn di horison A atau hasil endapan angin dari tempat lain.
5. a. Salinisasi (3) Akumulasi garam-garam mudah larut seperti garam-garam sulfat
b.Pedoturbasi Pencampuran secara biologi atau fisik (basah dan kering yang
dan klorida dari kalsium, magnesium, natrium, dan kalium pada
(3) bergantian) dari horison-horison tanah sehingga tanah menjadi homogen
horison bergaram (salik).
(perbedaan horison-horison tidak jelas). Ada beberapa faktor:
b. Desalinisasi Pemindahan garam-garam mudah larut dari suatu horison atau dari
- Faunal pedoturbation: oleh binatang (semut, cacing, rayap dll)
(3) seluruh profil yang sebelumnya terdapat akumulasi garam.
- Floral pedoturbation: oleh tumbuhan (pohon-pohon tumbang).
6. a. Alkalinisasi Akumulasi ion-ion Na dalam kompleks jerapan. Daya larut Na₂CO₃
- Congilli/cryopedoturbation: siklus beku-cair.
(3) (solonisasi) lebih besar dari 100 kali dari daya larut MgCO₃ dan CaCO₃, maka
-Argillipedoturbation: pada tanah mengembang & mengkerut (Vertisol),
kedua senyawa terakhir ini mengendap lebih dulu, sehingga larutan
tanah-tanah lapisan atas sering masuk ke lapisan bawah melalui
kaya dengan ion-ion Na⁺ dan terjadilah akumulasi ion Na dalam
retakan-retakan tanah,kemudian dpat terdorong ke atas karena
komples jerapan.
tanah mengembang.
b. Dealkalinisasi Pencucian ion-ion Na dan garam-garam dari horison natrik. Ion-ion
-Aeropedoturbation: pencampuran karena gerakan-gerakan udara dalam
(3) (solodisasi) Na dicuci dari kompleks jerapan. Proses ini dapat menyebabkan
tanah pada waktu atau setelah hujan.
disperse liat karena ion-ion Na menjadi terhidratasi. Dispersi
-Aquapedoturbation: pencampuran krn sumber air (upwelling current).
dapat dihindarkan bila air yang digunakan untuk mencuci banyak
. -Crystalpedoturbation: pcampurn krn kristal tumbuh,contoh halit (NaCl)
mengandung Ca²⁺ atau Mg²⁺ yang dapat menggantikan ion-ion Na
- Seismipedoturbation: pencampuran karena getaran gempa.
dalam kompleks jerapan.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Proses-proses pembentukan tanah Proses-proses pembentukan tanah


No. Proses genesis Uraian No. Proses genesis Uraian
8. a. Podsolisasi (3, Pemindahan Al dan Fe dan atau bahan organik secara kimia, 11. a. Penyampahan Akumulasi bahan organik kasar (serasah) dan humus setebal kurang
4) (silikasi) sehingga Si tertinggal dan meningkat konsentrasinya pada lapisan (3) (littering) dari 30 cm di atas permukaan tanah mineral.
eluviasi. b. Humifikasi (4) Perubahan bahan organik kasar menjadi humus.
b. Desilikasi (3, 4) Pemindahan silika secara kimia keluar dari solum, sehingga c. Paludisasi (4) Proses akumulasi bahan organik setebal lebih dari 30 cm
(feritisasi, konsentrasi Al dan Fe (seskuioksida) meningkat (goetit, gibsit, (pembentukan tanah Histosol). Merupakan proses geologi.
feralitisasi, dan lain-lain) dengan atau tanpa pembentukan batu besi (laterit, d. Pematangan (4) Perubahan-perubahan secara kimia, biologi, dan fisik dari tanah
allitisasi) plintit yang mengeras). Suhu tinggi dan pencucian (leaching) yang (ripening) organik, setelah udara masuk ke dalam tanah (setelah perbaikan
kuat merupakan syarat untuk terjadinya proses desilikasi dan drainase).
akumulasi Fe (feritisasi). Besi menjadi tidak mobil karena besi e. Mineralisasi (4) Pelepasan unsur-unsur (oksida-okasida) karena dekomposisi bahan
teroksidasi menjadi feri-oksida. Daerah tropika umumnya organik.
mempunyai curah hujan tinggi dan pencucian kuat. Di daerah arid 12. a.Braunifikasi (3,4) Pelepasan besi dari mineral primer dan dispersi partikel-partikel
sering dijumpai desert varnish yang terdiri dari pewarnaan (stain) rubifikasi, besi oksida yang makin meningkat. Besarnya oksidasi dan hidrasi
dengan oksida besi atau mangan termasuk sisa-sisa proses feruginasi menentukan warna-warn coklat (braunifikasi), coklat kemerahan
desilikasi permukaan batuan. Daya larut silika (kuarsa) ukuran 2 – (rubifikasi), dan merah (feruginasi).
5 µ dan silika amorf naik dengan naiknya temperatur (Siever, b. Gleisasi (3,4) Reduksi besi dalam keadaan anaerobik (tergenang air) sehingga
1962). terbentuk warna kebiruan atau kelabu kehijauan dengan atau tanpa
9. a. Dekomposisi (4) Penghancuran bahan mineral dan bahan organik. bercak coklat kekuningan, coklat, dan hitam, dan konkresi besi
b. b. Sintesis (4) Pembentukan partikel mineral atau bahan organik baru. atau mangan.
10. a. Melanisasi (1,3) Pembentukan warna kelam dari warna tanah mineral terang karena 13. a. Pelonggaran (4) Volume pori-pori bertambah, karena kegiatan tanaman, binatang,
pencampuran bahan organik (spt horison A₁,epipedon molik atau (loosening) dan manusia dan oleh proses beku-cair atau proses fisika lain dan
umbrik) pemindahan bahan-bahan tanah dengan pencucian.
b. Leusinisasi (3) Pembentukan horison pucat karena pencucian bahan organik atau b. Pengerasan (4) Volume pori-pori tanah berkurang karena pemadatan, atau
bahan organik berubah menjadi tidak berwarna. (hardening) pengisian pori-pori oleh bahan-bahan tanah halus, karbonat, silika,
dan bahan-bahan lain.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

12
3/1/2014

• Morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang


BAB IV dapat diamati & dipelajari di lapang.
MORFOLOGI DAN • Pengamatan sebaiknya dilakukan pada profil
tanah yang baru dibuat.
FISIKA TANAH • Pengamatan di lapangan biasanya dimulai dgn
OLEH:
membedakan lapisan-lapisan tanah atau
horison-horison
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. • Horison adalah lapisan dlm tanah lebih kurang
DR. IR. SYAKUR, M.P. sejajar dengan permukaan tanah dan trbentuk
IR. MANFARIZAH, M.SI. krn proses pmbentukn tanah.
• Di lapangan masing-masing horison diamati
sifat-sifatnya meliputi: tekstur, struktur,
konsistensi, warna, kutan, konkresi & batas-
batas horison.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Profil Tanah dan Pedon  Control section adalah bagian dari profil
tanah yang sifat-sifatnya digunakan sebagai
• Profil tanah adalah penampang melintang
penciri dalam klasifikasi tanah, misalnya
(vertical) tanah yang terdiri dari lapisan
bagian tanah pada kedalaman 25 – 100 cm,
tanah (solum) dan lapisan bahan induk.
50 cm teratas dari horizon argilik dsb.
• Solum tanah adalah bagian dari profil
 Pedon adalah volume terkecil yang dapat
tanah yang terbentuk akibat proses
disebut sebagai tanah. Pedon mempunyai
pembentukan tanah (horison A dan B).
ukuran tiga dimensi. Batas bawahnya
Perubahan Sifat-sifat Tanah (Soil Sequum) merupakan batas antara tanah dengan bukan
• Sifat-sifat tanah berubah, baik ke arah tanah, sedangkan batas lateralnya (panjang
vertikal maupun lateral. Perubahan vertikal dan lebar) cukup luas untuk mempelajari
ditunjukkan oleh perubahan susunan horison sifat-sifat horison tanah yang ada. Luasnya
dalam profil tanah. Perubahan lateral berkisar antara 1 – 10 m2 tergantung dari
adalah perubahan sifat-sifat tanah ke keragaman horison.
arah tanah lain yang berbeda.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

 Polipedon adalah kumpulan > 1 pedon yang sama • Sedangkan horison penciri tidak setara
atau hampir sama, yaitu semuanya memp sifat dengan horison genetik, horison penciri adalah
yang memenuhi syarat untk dikelpkan sbg 1 seri horison yang mungkin terdiri dari beberapa
tanah. Luas polipedon minimum 2 m2(2 pedon), horison genetik yang sifatnya dinyatakan
sedangkan luas maksimum tidak terbatas. Gb secara kuantitatif dan digunakan sebagai
2.1 mnjk hbg antara profil tanah, solum, penciri dalam klasifikasi tanah.
pedon & polipedon.
Horison dan Lapisan Utama
Simbol Horison dan Lapisan
• Menurut Soil Survey Staff (2006) ada
sembilan horison (lapisan) utama dalam tanah
 Horison yang diberi simbol adalah horison
yang masing-masing diberi simbol dengan satu
genetik, yaitu lapisan-lapisan di dalam tanah
yang kurang lebih sejajar dengan permukaan huruf besar, yaitu sebagai berikut: O, L, A,
tanah dan terbentuk sebagai hasil dari proses E, B, C, R, M, dan W (tidak semua horison
pembentukan tanah. ini ada di dalam suatu profil tanah).
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

13
3/1/2014

The smallest volume


we call a soil:
1-10 m2 area
Figure 3.1 to a depth of 3-4 m
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Horison/lapisan O: (nama lama Ao; Aoo) Horison A : (nama lama A1)


• Horison atau lapisan yang didominasi oleh • Horison mineral di permukaan tanah atau di
bahan organik, baik yang selalu jenuh air, bawah horison O dan mempunyai salah satu atau
yang drainasenya telah diperbaiki, atau yang kedua sifat berikut:
tidak pernah jenuh air. 1) merupakan akumulasi bahan organik halus yang
tercampur dengan bahan mineral dan tidak
Horison/lapisan L: (belum ada pada nama lama*) didominasi oleh sifat horison E atau B
(2) menunjukkan sifat sbg hasil pengolahan tnh.
• Horison atau lapisan limnik meliputi bahan
limnik organik dan mineral diendapkan dalam Horison E : (nama lama A2)
air karena kegiatan organisme air, seperti  Horison mineral dengan sifat utama terjadi

algae dan diatom; atau berasal dari tanaman pencucian liat, Fe, Al, atau kombinasinya, bahan
air yang terapung dan berikutnya diubah oleh organik, dan lain-lain; sehingga tertinggal pasir
hewan air dan debu, dan umumnya berwarna pucat. Warna
tersebut lebih terang daripada horison A di
atasnya atau horison B di bawahnya.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Horison B: (nama lama B2) (5) perubahan (alterasi) yang menghasilkan


 Horison yang terbentuk di bawah horison O,A, liat, atau membebaskan oksida atau kedua-
atau E dan mempunyai salah satu atau lebih duanya dan membentuk struktur granuler,
sifat berikut: gumpal, atau prismatik bila perubahan
(1) terdapat penimbunan (iluviasi) liat, Fe, Al, volume menyertai perubahan kelembaban
humus, karbonat, gipsum, atau silika (salah tanah; atau
satu atau kombinasinya);
(2) ada bukti pemindahan karbonat; (6) mudah hancur atau rapuh (brittle) dan
(3) penimbunan relatif residual seskuioksida mempunyai bukti alterasi lain seperti
(Fe2O3 & Al2O3) akibat pencucian silika (SiO2); struktur prismatik atau ada akumulasi liat
(4) selaput seskuioksida sehingga mempunyai iluviasi.
value lebih rendah, kroma lebih tinggi, atau
hue lebih merah daripada horison di atas atau
di bawahnya, tanpa iluviasi besi; Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

14
3/1/2014

Horison/lapisan C:(nama lama C) Lapisan R: (nama lama R atau D)


 Horison atau lapisan yang tidak termasuk  Lapisan batuan yang keras, pecahan kering
batuan keras, yang sedikit dipengaruhi oleh udara atau lebih kering tidak dapat hancur
proses pedogenik, dan tidak mempunyai sifat bila direndam dalam air selama 24 jam, dan
horison O, A, E, atau B. Bahan lapisan C batuan yang lembab tidak dapat digali dengn
dapat serupa ataupun tidak serupa dengan
cangkul. Batuan ini mungkin pecah-pecah
tetapi jumlah retakan sedikit, sehingga hnya
bahan yang membentuk solum di atasnya.
sedikit akar yang dapat menembus lewat
 Yang termasuk lapisan C adalah bahan endapan, retakan.
saprolit, batuan yang tidak padu Lapisan M: (belum ada pada nama lama*)
(unconsolidated), dan bahan geologi yang agak
 Lapisan penghambat perakaran terdiri dari:
keras tetapi pecahan kering udara atau lebih hampir kontinyu, terorientasi secara
kering dapat hancur bila direndam dalam air horisontal & bahan-bahan buatan manusia.
selama 24 jam, sedangkan bila lembab dapat
digali dengan cangkul.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Horison Peralihan Horison BE: (Nama lama B1)


 Horison peralihan diberi simbol dengan dua • Horison peralihan dari E ke B, tetapi lebih
huruf besar dari masing-masing horison menyerupai horison B.
utama yang beralih sifat.
Horison BC: (Nama lama B3)
Horison AB: (Nama lama A3)
 Horison peralihan dari A ke B, tetapi lebih • Horison peralihan dari B ke C, tetapi lebih
menyerupai horison A. menyerupai horison B.
Horison EB: (Nama lama A3) Kadang-kadang ditemukan horison peralihan
 Horison peralihan dari E ke B, tetapi lebih yang terdiri dari dua horison utama, misalnya
menyerupai horison E. akibat salah satu horison menyusup ke dalam
Horison BA: (Nama lama B1) horison yang lain. Untuk horison seperti ini
 Horison peralihan dari A ke B, tetapi lebih simbol khusus perlu diberikan, dengan garis
menyerupai horison B. miring di antara kedua simbol horison yang
bersangkutan.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Horison E/B: Warna Tanah dan Karatan


 Horison peralihan terdiri dari horison E dan Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas
horison B, volume horison E lebih banyak dan mudah ditentukan. Walupun warna
daripada horison B. mempunyai pengaruh yang kecil terhadap
kegunaan tanah, tetapi kadang-kadang dapat
Horison B/E: dijadikan petunjuk adanya sifat khusus dari
 Horison peralihan terdiri dari horison E dan tanah tersebut. Misalnya warna tanah gelap
horison B, volume horison B lebih banyak mencirikan kandungan bahan organik yang tinggi,
daripada horison E. warna kelabu pengaruh air yang dominan,
Horison B/C: sedangkan warna merah tanah telah mengalami
pelapukan lanjut. Warna tanah ditentukan
 Horison peralihan terdiri dari horison B dan dengan cara membandingkan dengan warna baku
horison C, volume horison B lebih banyak yang terdapat pada “Munsell Soil Color Chart”
daripada horison C. warna dinyatakan dlm 3 satuan HUE, VALUE &
CHROMA

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

15
3/1/2014

HUE berhubungan dengan panjang gelombang


cahaya, VALUE berhubungan dengan
kebersihan warna dan CHROMA disebut
kejenuhan atau kemurnian relatif dari
spektrum warna;
1. Tanah harus lembab.
2. Tempat pengamatan terlindung dari sinar
matahari langsung.
3. Taruh tanah di bawah lubang kertas
Munsell dengan jari atau pisau.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Munsell Notation

Value (2 to 8)
(amount of black or
white added to the
color

Hue Hue (10YR)


Chroma (1 to 8)
(position on the color wheel)
(amount of brightness of
saturation of the color
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

 Apabila di dalam satu horison terdapat lebih Bercak-bercak (karatan) ini merupakan
dari satu warna tanah, maka masing-masing akumulasi senyawa-senyawa Fe atau Mn.
warna ditentukan tersendiri, dengan Bila makin besar akumulasinya makin jelas
menyebutkan warna tanah yang dominan
(matriks) dan warna tanah yang hanya terkumpul dan membentuk konkresi.
merupakan bercak-bercak (karatan).
 Hampir tiap profil tanah terdiri dari horison- • Untuk bercak (karatan) ini selain warnanya
horison yang berlainan warnanya, warna tiap perlu pula diamati jelas-tidaknya
horison ini harus diamati. Satu horison mungkin (bandingan/ kontras), jumlah, ukuran, dan
berwarna seragam, tetapi mungkin pula
bercampur warna lain, berupa warna reduksi bentuknya.
yang mempunyai warna lebih kea rah biru, atau
dalam bentuk bintik, bercak (mottling)
berwarna merah, coklat, kuning atau hitam

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

16
3/1/2014

Tekstur Tekstur Tingkat Halus/Kasar


Tekstur merupakan perbandingan relatif Kr (Kerikil) Butir-butir tanah kasar sekali dengan
(dalam Persen) fraksi pasir, debu dan liat. ukuran lebih dari 2 mm
Penetapan tekstur dilab. dengan analisis P (Pasir) Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola
mekanis. Untuk aplikasi dilapangan massa dan gulungan serta tidak melekat
tanah kering atau lembab dibasahi kemudian
dipirid antara ibu jari dan telunjuk sehingga D (Debu) Rasa licin sekali, membentuk bola,
dapat sedikit menggulung dengan
membentuk pita lembab sambil diperhatikan
permukaan mengkilap dan agak lekat
adanya rasa kasar dan licin. tekstur tanah
digolongkan dalam 5 kelas yaitu sebagai L(Lempung) Terasa tidak kasar dan tidak licin,
berikut : membentuk bola teguh, dapat sedikit
digulung dengan permukaan mengkilap
Tekstur tanah menunjukkan perbandingan dan agak melekat.
butir-butir pasir (2 mm - 50 µ), debu (50 -
Li (Liat) Rasanya berat, membentuk bola dengan
2 µ) dan liat (< 2 µ) di dalam tanah.
Gambar 2 baik danperlakuan
Pengaruh sangat lekat pada suhu rendah
penyimpanan
terhadap kemunculan imago
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Disamping itu:
a.Pasir berlempung: rasa kasar jelas, membentuk bola yang
mudah sekali hancur, sedikit sekali melekat
b.Lempung berpasir: rasa kasar agak jelas, membuat bola Example 1
Example 2
agak keras, mudah hancur, sedikit melekat.
42% sand
c.Lempung berdebu: rasa licin, agak melekat, dapat dibentuk 20% clay
10% sand

100
bola agak teguh, gulungan dengan permukaan mengkilat. 38% silt
46% silt
44% clay
d.Lempung liat berpasir: rasa halus dengan sedikit bagian
agak kasar, membentuk bola agak teguh, membentuk gulungan “Loam”
?
jika dipirid, gulungan mudah hancur, dan agak melekat.
e.Lempung liat berdebu: rasa halus agak licin, membentuk
bola teguh, gulungan mengkilat, dan melekat.
f.Lempung berliat: rasa agak licin, membentuk bola teguh dan
gulungan, jika dipirid gulungan mudah hancur, agak melekat.
g.Liat berpasir: rasa halus, berat, tetapi terasa sedikit
kasar, membentuk bola, mudah digulung, melekat.
h.Liat berdebu: rasa halus, berat, agak licin, membentuk
bola, mudah digulung, sangat lekat.
i.Liat berat: berat sekali, membentuk bola dengan baik,
sangat lekat. Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Struktur: penyusunan partikel-partikel tanah


10% sand
seperti pasir, debu dan liat membentuk agregat-
46% silt agregat, yang satu dengan yang lain dibatasi oleh
44% clay
bidang belah alami yang lemah.
Silty Clay
• Pembentukan struktur
101

Sebab-sebab perkembangan struktur didalam


tanah diperlukan karena mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dan berubah karena
pengolahan tanah.
• Struktur dapat berkembang dari butir tunggal
atau massive.
• Bukti menunjukkan bahwa fraksi liat mrpk
komponen aktif, yang tanpa kehadirannya
justru struktur butir tunggal yang terbentuk.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

17
3/1/2014

Struktur : Dilapangan struktur tanah meliputi Gs (Gumpal Sumbu vertikal sama dengan
bentuk (type), tingkat perkembangan bersudut) sumbu horizontal
dan ukuran struktur.
B (Butir) Membulat, kurang porous, ukuran
Bentuk (type) struktur tanah adalah sbb: kecil, tidak terikat antar agregat
Kp Sumbu vertikal lebil kecil dari sumbu R (Remah) Membulat, sangat porous,
(Keping) horizontal agregat tidak terikat sesamanya
Pr Sumbu vertikal lebih berkembang Lp (Lepas) Butir-butir tanah berdiri sendiri
(Prismatik) dari sumbu horizontal,sisi ats datar M (Masive) Butir-butir tanah melekat satu
Ti (Tiang) Sumbu vertikal lebih berkembang sama lain dengan kuat sehingga
dari sumbu horizontal, sisi bagian tidak membentuk gumpalan-
atas membulat gumpalan
Gs Sumbu vertikal sama dengan sumbu Ts (tanpa
Gambar 4 Apabila unit-unit
Pengaruh perlakuan struktur
penyimpanan tanah
pada suhu rendah
(Gumpal) horizontal, sisinya membentuk bulat struktur) tsb tidak
terhadap nisbahterbentuk
kelamin
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

(Granuler) (Gumpal)
(Granuler)

(Gumpal)

(Lempeng) (Gumpal membulat) (Gumpal bersudut)


(Prismatik)

(Baji)

(Prismatik) (Kolumnar/tiang)

(Butir Tunggal) (Pejal)

106
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sedangkan tingkat perkembangan atau Ukuran dan kelas struktur terdiri


kematangan tanah adalah sebagai berikut: dari:

Lm Butir-butir dapat dilihat tapi


Ukuran Type pr.ti g. Gs Kp bu.r
(Lemah) mudah rusak dan hancur waktu
diambil dari profil untuk diperiksa cm
Sd Butir-butir struktur agak kuat dan Sh (sgt hls) < 1 < 0,1 < 0,5 < 0,1
(sedang) tidak hancur waktu diambil dari Halus 1- 2 0,1–0,2 0,5-1 0,1–0,2
profil untuk diperiksa Sd (Sedang) 2- 5 0,2–0,5 1 - 2 0,2–0,5
Ku (Kuat) Butir-butir struktur kuat, tidak Bs (besar) 5–10 0,5–1.0 2 – 5 0,5–1.0
merusak walau digerakkan Sbs (Sgtbsr) >10 > 1 >5 >1
Gambar 5 Persentase telur inang yang menetas menjadi larva

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

18
3/1/2014

Konsistensi: Menyatakan daya kohesi dan Tlk (tidak Tidak melekat pada jari tangan
adhesi massa tanah terhadap gaya-gaya air.
lekat) atau benda lain
Pengertian konsistensi berbeda untuk keadaan Alk (agak Sedikit melekat pada jari
basah (B), lembab (L) dan kering (K) lekat) tangan atau benda lain
Slk (sangat Sangat melekat pada jari
Konsistensi basah menyatakan tngkt kelekatan lekat) tangan atau benda lain
tanah terhadap benda-benda lain. Dilapangan
konsistensi ditentukan dengan pemijatan ibu Tpl (tidak Membentuk gulungan tanah lebih
jari dan telunjuk. Derajat kelekatan tanah plastis) 1 cm, diperlukan sedikit
dala suasana basah adalah sebagai berikut : tekanan untuk merusak gulungan
Kepentingan untuk mendapatkan beberapa tersebut
kriteria sifat fisika tanah untuk klasifikasi
tanah. Spl (sangat Memerlukan tekanan yang
plastis) sangat besar untuk merusak
gulungan tsb
Gambar 8 Pengaruh umur inang terhadap parasitisasi
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

II. Konsistensi Basah III. Plastisitas Tanah lembab (kandungan air mendekati
kapasitas lapang), maka konsistensinya
dibedakan dalam :
Lp (Lepas) Tanah tidak melekat 1 sama lain
Sgb (sangat Gumpalan tanah mudah sekali
gembur) hancur bila diremas
1. Agak Lekat 2. Lekat 1. Agak Plastis 2. Plastis Gb (gembur) Diperlukan sedikit tekanan untuk
menghancurkan gumpalan
Tg (Teguh) Memerlukan tekanan yang lebih
besar untuk menghancurkan
gumpalan
Sgt (Sangat Memerlukan tekanan yang sangat
teguh) besar sampai sama sekali tanah
tidak bisa dihancurkan
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Soil Consistence Tanah kering (kering angin) maka


Squeeze a moist soil ped to see if it is: konsistensinya dibedakan atas:
Loose* You have trouble picking out a Friable The ped breaks with a
single ped and the structure falls apart
before you handle it.*
small amount of pressure Lp (lepas) Tidak melekat satu sama lain
Lb (lembut) Gumpalan tanah mudah hancur
bila diremas
Alb (agak Berturut-turut memerlukan
* Soils with “single grained” structure always have loose consistence.
lembut) tekan yang makin besar untuk
Firm The ped breaks when you apply Extremely Firm menghancurkan tanah sampai
a good amount of pressure and
dents your fingers before it
The ped can’t be crushed with your
fingers (you need tidak dapat dihancurkan dengan
breaks. a hammer!).
kedua tangan

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

19
3/1/2014

BAB V REAKSI TANAH DAN PENGELOLAANNYA


KIMIA TANAH
1. Kapasitas Sangga dan Pengertian pH Tanah
OLEH:
Sanggaan Tanah
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. • Untuk menciptakan pertumbuhan dan
DR. IR. SYAKUR, M.P. produksi optimal dari tanaman menghendaki
IR. MANFARIZAH, M.SI. pH tertentu
• Jarang sekali bisa menemukan pH tanah
yang sesusai dengan kebutuhan tanaman.
Oleh karena tu diperlukan sutu tindakan
untuh mengubah pH sebelum ditanami
• Tetapi pH tanah tidak dapat diubah dengan
mudah, karena tanah memiliki sanggaan
(buffer), yang merupakan suatu sifat umum
dari campuran asam basa dengan garamnya
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Komponen tanah yang mempunyai sifat Pengertian pH Tanah


menyangga: Reaksi Tanah ( pH)
H+ OH-
•Gugus asam lemah (karbonat) Menunjukkan sifat
•Kompleks koloidal tanah kemasaman atau
alkalinitas tanah,
banyaknya konsentrasi ion
Suatu kenyataan di lapangan menunjukkan H+ dalam tanah
bahwa makin tinggi kandungan liat dan bahan
organik tanah, makin banyak pula diperlukan Selain H+, ada ion OH-
kapur untuk menaiikan pH tanah tsb 0 14
dalam tanah dalam jumlah
7
terbalik dengan H+ Netral
Kapasitas sanggaan tanah berbanding lurus Tanah masam mengandung
dengan KTK H+ lebih tinggi Gambar. Hubungan
dibandingkan OH- dan ion H+,OH-& pH
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt sebaliknya Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Konsentrasi ion H+ atau OH- dalam tanah


sebenarnya sangat kecil. Contohnya pH 7,0
(netral), maka kandungan ion H+ adalah
1/10.000.000 mol L-1 atau 10-7 mol L-1.
• Untuk memudahkan maka pH dirumuskan:
Log 1/[H+]= -log [H+]
• Tanah reaksi netral, pH= -log 1/10-7 = -
log 10-7 = 7
• Nilai pH tanah berkisar antara 4-10, tanah
sulfat masam atau cat clay terdapat di
rawa-rawa mempunyai pH <3,0, dan tanah
arid (sangat kering) mempunyai pH mencapai
9,0 krn bnyak mengandung Na
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

20
3/1/2014

Kepentingan pH tanah

• Ketersediaan unsur hara, adanya unsur beracun,


ketersediaan unsur mikro, mempengaruhi
pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme

Mengubah pH tanah

 Tanah masam dapat dinaikkan pH dengan


pengapuran, sedangkan tanah alkalis dapat
diturunkan pHnya dengan pemberian sulfur
http://netc.nwsuaf.edu.cn/jingpin/2003/turangxue/ppt/5.1.ppt

PENGARUH PH TERHADAP KETERSEDIAAN HARA 122


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

DASAR-DASAR JERAPAN KATION Koloid Tanah


• Fenomena jerapan (adsorpsi) dan pertukaran Koloid Tanah
ion ditemukan pertama kali oleh Thomas Way • Adalah bahan mineral atau organik yang
(1852) berukuran sangat halus (< 1μ) dengan luas
permukaan sangat tinggi.
- Bau tidak sedap dari dari pupuk kandang
bisa hilang jika dicampur dengan tanah • Dalam tanah mengandung 2 kelompok
- Kehilangan amonia dari pupuk kandang dapt koloid yaitu: koloid liat (anorganik) dan
dikurangi bila dicampur dengan tanah humus (organik)
• Timbul pertanyaan : Bahan apa dari tanah
yang dapat menjerap amonia tsb? a. Koloid Liat
• Bahan aktif dari tanah yang dapat menjerap Fraksi liat berukuran <2 μ
dan mempertukarkan ion adalah bahan yang Liat yang bersifat koloid berukuran < 1μ
berada dalam bentuk koloidal, yaitu liat dan Koloid liat tersusun dari liat silikat dan
bahan organik bukan silikat
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

SIFAT DAN CIRI KOLOID LIAT • Liat silikat kecuali alofan, adalah brbentuk kristal
1. Umumnya berbentuk kristal • Adanya substitusi isomorfik dan patahnya pinggirn
kristal menyebabkan mineral liat brmuatan negatif
2. Mudah mengalami substitusi isomorfik
Akibat bermuatan negatif terjadilah penjerapan
3. Bermuatan negatif umumnya dan pertukaran kation
4. Sebagian kecil bermuatan positif Adanya reaksi protonasi menyebabkan timbulnya
5. Menjerap air muatan positif, sehingga terjadilah penjerapan &
pertukaran anion
6. Menjerap dan mempertukarkan kation
• Terdapat ruang antar lapisan mineral liat
7. Mempunyai permukaan yang luas menyebabkan koloid liat menyerap air
8. Merupakan suatu garam yang bersifat • Liat mempunyai permukaan yang luas karena
masam ukurannya yang halus dan berbentuk lempeng(ada
permukaan dalam, samping dan permukaan luar)

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

21
3/1/2014

• Koloid sebagai garam bersifat masam.


a. Ca
Koloid Organik
Koloid: b. Al • Bahan organik yang bersifat koloid adalah humus
Misel
c. H • Koloid humus juga bermuatan negatif
d. M Muatan negatif berasal dari gugus karboksil dan
fenolik yang dinetralkan dan berasosiasi dengan
a,b,c,d = jumlah yang berbeda dari kation unit pusat dari koloid humus
M = kation basa seperti Mg, K, Na,dll

Jika kation yang terjerap digantikan


seluruhnya oleh H, maka akan diperoleh H
misel

Jika kation yang terjerap digantikan


seluruhnya oleh Ca, mk akan diperoleh Ca
misel
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Muatan koloid humus tergantung pada pH.


Dalam suasana asam hidrogen terikat kuat
sekali dan tidak mudah digantikan oleh
kation lain.
Dalam keadaan demikian koloid bermuatan
negatif rendah.
Sebaliknya dalam suasana basa, hidrogen
dari kelompok hidroksil berionisasi dan
disusul oleh hidrogen dari kelompok fenolik,
selanjutnya akan digantikan oleh boleh
Ca,Mg, dan kation lain

Bagan unit koloid humus dengan jerapan kation


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Kapasitas Tukar Kation (KTK) Prinsip Pertukaran Kation


• KTK tanah adalah suatu kemampuan koloid tanah
menjerap dan mempertukarkan kation. •Contoh 1:
• KTK berbagai tanah sangat beragam, bahkan +H H
tanah sejenispun berbeda KTKnya
Ca + 2H+ + Ca 2+
• Besarnya KTK tanah dipengaruhi oleh sifat dan
ciri tanah antara lain adalah : misel +Ca H misel
- Reaksi tanah atau pH
- Tekstur tanah atau jumlah liat
- Jenis mineral liat
- Bahan organik
- Pengapuran dan pemupukan

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

22
3/1/2014

Reaksi diatas terjadi pada tanah mineral •Contoh 2


dilapisan olah yang banyak Ca terjerap dan
berada di daerah humid. Ca 40 Ca 38 2Ca(HCO 3)2
Sejumlah asam karbonat dan asam lainnya Al 20 + 5H2CO3 Al 20 +
dibentuk bersamaan dengan proses dekomposisi H 20 misel H 25
bahan organik Misel
L 20 L 19 L(HCO3)2
Ion H yang terbentuk mulai menggantikan ion Ca
yang berada pada kompleks jerapan. Pertukaran
ini terjadi sebagai akibat aksi massa, disamping 2 ion Ca dan 1 ion logam digantikan dg 5 ion H
itu juga karena ion H dijerap lebih kuat oleh
koloid tanah dari pada ion Ca Selanjutnya karbonat dan bikarbonat akan
Pertukaran ion Ca dengan H berlangsung secara mudah tercuci dan hilang melaui drainase,
ekuivalen. Apabila terjadi penurunan ion H atau dalam hal ini keseimbangan tidak pernah terjadi
penambahan ion Ca , reaksi akan beralih kekiri.
Sebaliknya jika H bertambah, atau ion ca
berkurang, reaksi akan berali kekanan
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Faktor-faktor yang mempengaruhi KTK - Pertukaran kation brubah dg berubahnya pH tnh


- Pada pH rendah, hanya muatan permanen liat,
Reaksi Tanah/pH dan sbagian muatan koloid organik memegang ion
yang dapat digantikan melalui pertukaran kation.
- Muatan koloid Dengan demikian KTK relatif rendah, karena
permanen (liat) kebanyakan tempat pertukaran kation koloid
tidak berubah organik dan beberapa fraksi liat, H dan mungkin
hidroksi-Al terikat kuat, sehingga sedikit
dengan dipertukarkan
perubahan pH,
- Dengan meningkatnya pH, H yang diikat koloid
tetapi muatan organik dan liat berionisasi dan dapat digantikan.
tergantung pH Demikian pula ion hidroksil-Al yang terjerap akan
jelas meningkat terlepas dan membentuk Al(OH)3, maka
dengan terciptalah tapak-tapak pertukaran baru pada
meningkatnya koloid liat. Seiring dengan itu KTK pun meningkat
pH
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Tekstur tanah atau jumlah liat Tabel. Nilai Kapasitas Tukar Kation pada
-KTK tanah berbanding lurus dengan jlh btr beberapa mineral liat dan humus
liat No Macam Tipe KTK
-KTK berbanding terbalik dengan besar butir Mineral (C mol kg -1)
liat
1 Humus - 100 - 300
2 Khlorit 1:1 10 – 40
• Jenis mineral liat
3 Montmorillonit 2:1 80 - 150
-Jenis koloid mempunyai muatan yang
beragam, maka jenis koloid juga mempunyai 4 Illit 2:1 15 – 40
KTK yg beragam 5 Vermikulit 2:1  100
6 Kaolinit 1:1 3 – 15
7 Haloisit 2 H 2O 1:1 5 - 10
8 Haloisit 4H 2O 1:1 40 - 50
9 Seskuioksida - 0-3
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

23
3/1/2014

• Bahan Organik • Besarnya KTK dinyatakan dengan satuan mili


ekuivalen (me) yang berarti, satu mili ekuivalen
-Bahan organik mempunyai daya jerap kation adalah suatu jumlah yang setara dengan 1 mg
yang lebih besar daripada koloid liat hidrogen atau sejumlah ion lain yang dapat
berkombinasi atau menggantikan ion hidrogen.
-Makin tinggi kandungan bahan organik suatu • Jumlah atom dalam setiap ekuivalen adalah 6,02 x
tanah makin tinggi pula KTK 10 (bilangan avogadro). Dengan demikian 1
miliekuivalen setara dengan 1 mg hidrogen dan
terdiri atas 6,02 x 10 atom hidrogen.
• Pengapuran dan pemupukan • Untuk memudahkan satuan ini digunakan yang
- Pada tanah yang bermuatan tergantung pH dapat dirubah menjadi ppm.
(montmorilonit atau koloid organik), maka • Ekuivalen atau kesetaraan bobot suatu unsur
adalah perbandingan antara berat molekul atau
KTK akan meningkat dengan pengapuran berat atom unsur tersebut dengan valensinya:
me = BA/Valensi
mg = (BA/V) x me
ppm = me x 10

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

PRESENTASE KEJENUHAN BASA (KB)

me kation
• % KB = x 100 %
KTK
• Bila % KB 40 artinya : 40/100 =2/5 bagian
dari seluruh KTK ditempati oleh kation basa
(Ca, Mg, K, Na)
Kation Al3+ dan H+ merupakan kation lain
yang mudah terjerap, sedangkan kation lain
kurang berarti.
Jadi tanah yang ber KB 40% artinya: 40%
kation basa (Ca, Mg, K, Na) dan 60 % adalah
Al3+ dan H+, oleh karenanya pHnya rdh
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Contoh, • KB berhubungan erat dengan pH tanah, dimana


tanah-tanah dengan pH rendah umumnya memp KB
Hasil analisis tanah diperoleh basa-basa rendah, sedangkan tanah-tanah dengan pH tinggi
dapat dipertukarkan (me/100 g) adalah sbb: mempunyai KB tinggi pula.
Ca = 10, Mg = 5, K = 10 dan Na = 5 serta • Hubungan pH dgn KB pd pH 5,5-6,5 hampir mrpk
suatu grs.
hasil pengukuran KTK tanah tersebut adalah • Tanah-tanah dengan KB rendah berarti komplek
50 me/100 g. jerapan lebih banyak diisi oleh kation-kation asam
Kejenuhan basa tanah tersebut adalah: yaitu H dan Al.
• Tanah-tanah dengan KB yang sama dan komposisi
KB = ((10+5+10+5)/50) x 100 % mineral liat berlainan akan memberikan nilai pH yang
= (30/50) x 100 % berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat
dissosiasi ion H yang dijerap pada permukaan koloid
= 60% tanah. Ion H yang dijerap oleh komplek organik
(humus) akan lebih mudah mengalami dissosiasi
hingga pH tanah organik dengan KB tertentu akan
lebih rendah dari pada pH tanah mineral dgn KB
yang sama.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

24
3/1/2014

• KB selalu dihubungkan sebagai petunjuk


mngenai kesuburan tanah. Kemudahan dalam
melepaskan ion yang dapat diserap tanaman
tgtg pada KB.
• Tanah dapat digolongkan sangat subur bila
mempunyai nilai KB > 80 %, tingkat kesuburan
sedang jika KB 50 - 80 % dan tidak subur jika
KB kurang dari 50%.
• Hal ini didasarkan pada sifat tanah dengan
kejenuhan basa 80 % akan mampu
membebaskan kation basa dapat dipertukarkan
untuk tanaman jauh lebih mudah dari tnh
dengan nilai KB 50 %.
• Nilai KB 80 % berarti 4/5 bagian tempat
pertukaran dijenuhi oleh basa-basa K, Ca, Mg
dan Na serta 1/5 bagian komplek jerapan
ditempati oleh Al dan H.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sekian

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

25
3/1/2014

BAB VI Pendahuluan
MINERALOGI TANAH • Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan mineral sekunder atau
OLEH:
mineral liat antara lain adalah:
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. - Konsentrasi dan keseimbangan ion-ion di
DR. IR. SYAKUR, M.P. dalam tanah.
IR. MANFARIZAH, M.SI.
- Solubility product dari senyawa-senyawa
yang bersangkutan.
- Kecepatan reaksi weathering – synthesis,
termasuk kecepatan pelepasan hasil
pelapukan seperti basa-basa dan silika.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Pembentukan mineral liat umumnya melalui KLASIFIKASI MINERAL


dua cara yaitu:
• Berdasarkan proses kejadiannya:
– Absorpsi dan kondensasi: rekristalisasi
ion-ion hasil pelapukan, misalnya - mineral primer : adalah mineral yang
pelapukan feldspar → haloisit (lihat terjadi langsung dari magma dan menyusun
penjelasan Hidrolisis). diri membentuk batu-batuan
– Alterasi: perubahan struktur mineral - mineral sekunder : mineral yang terjadi
secara langsung dari mineral primer yang dari pelapukan dan pelarutan mineral
telah ada, misalnya mika → illit. primer dan kemudian mengkristal kembali

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Berdasarkan warnanya : • Berdasarkn kedudukan dlm penyusunan batuan:


- Mineral gelap adalah: mineral yang berwarna - Mineral utama adalah: mineral yg mduduki
hitam, hijau, coklat, biru dsb.
sebagian besar dari batuan tersebut
Mineral ini lebih mudah dilapuk.
- Mineral tambahan adalah : mineral yang
- Mineral terang adalah : mineral yang tidak
berwarna atau berwarna putih menyusun sebagian kecil batuan
- Mineral pengiring adalah : kadang-kadang
• Berdasarkan bobot jenisnya : ada, kadang tidak dijumpai di batuan tsb
- Mineral berat : B.J > 2,9
 Semua pengelompokan mineral tersebut
- Mineral ringan : B.J < 2,9
berhubungan dengan sifat dan ciri tanah
- Misalnya suatu tanah mengandung mineral
primer yang lebih banyak dari mineral
sekunder, dapat dikatakan tanah tersebut
belum mengalami pelapukan
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

26
3/1/2014

• Mineral Silikat Primer


- Kuarsa
- Velspat: orthoklas, Na-plagioklas, Ca-
plagioklas
- Piroksin: (Augit, Hipersten, Diopsida)
- Amfibol: (Horblende, Aktinolit)
- Mika: (Biotit, Muskovit)
• Mineral Silikat Sekunder
Mineral liat:
Kaolinit,Monmorilonit,Ilit,Vermikulit,Khlorit
• Mineral Sekunder lainnya:
- Kalsit, - Dolomit, - Gips,-Apatit,
- Limonit, - Hematit, -Gipsit

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

MINERAL LIAT TANAH


• Mineral liat tanah merupakan mineral sekunder
Fraksi Pasir & Debu Jns Batuan
yang sangat berperan dalam membentuk Plg Mdh Lpk
Gabro
kesuburan Olivin
(Basalt)
Piroksin
• Tipe dan struktur kristal mineral liat sangat SiO2<50%

menentukan sifatnya dan mempengaruhi sifat dan Amfibol

ciri tanah Biotit


Ca-Feldspar
(Anortit)
Diorit
1. TIPE MINERAL LIAT (Andesit
SiO2= 50%
Mineral liat dibedakan atas : Na-Feldspar
(Albit)
 Liat silikat :
K-Feldspar
- tipe 1:1 (kaolinit,haloysit,anauksit,dikit) (Ortoklas) Granit
(Rhiolit)
- tipe 2:1 (monmorilonit,vermikulit,ilit) Muskovit SiO2>
50%
- tipe 2:2 (klorit) Kuarsa

 Liat bukan silikat: - amorfus Plg Skr Lpk


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Clay Structure
Tetrahedron and Octahedron

NC STATE UNIVERSITY
DEPARTMENT of SOIL SCIENCE
NC STATE UNIVERSITY
DEPARTMENT of SOIL SCIENCE Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

27
3/1/2014

1:1 Clay Mineral 2:1 Clay Mineral

NC STATE UNIVERSITY NC STATE UNIVERSITY


DEPARTMENT of SOIL SCIENCE Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt DEPARTMENT of SOIL SCIENCE Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

3. Sumber Muatan Negatif


Selected Properties • Substitusi isomorfik
- kation bervalensi tinggi digantikan oleh
Clay
mineral
Type
Interlayer condition/
Bonding
CEC
cmol/kg
Swelling
potential
Specific Sur -
face Area m/g kation bervalensi rendah
Kaolinite
1 : 1 (non
expanding)
lack of interlayer sur-
face, Strong bonding
3 - 15
Almost
none
5 - 20 -akan terjadi jika radius atomnya tidak jauh
Montmorilonite
2: 1 very weak bonding,
80 - 150 high 700 - 800 berbeda
(expanding) great expansion

Vermiculite
2: 1 weak bonding, great
100 -150 high 500 - 700
-akibat substitusi isomorfik menimbulkan
ketidak seimbangan muatan, shingga kristal
(expanding) expansion
2 : 1 (non partial loss of K,
liat menarik kation lain. Maka terjeraplah
Hydrous Mica 10 - 40 low 50 - 200
expanding) strong bonding

berbagi kation seperti K, Na, Ca pd koloid


2:1:1 (non moderate to strong bon
Chlorite 10 - 40 none
Expanding) ding, non expanding
Allophane - - 10 - 50 -
liat

NC STATE UNIVERSITY Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


DEPARTMENT of SOIL SCIENCE Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Patahnya pinggiran lempeng kristal liat

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

28
3/1/2014

• Gugus hidroksil yamg melekat pada atm


silikon atau aluminium akan meninggalkan
Peranan Mineral Liat
oksigen jika pinggirannya patah • Sebagai penyedia unsur hara
• Adanya beribu-ribu titik yang demikian • Sebagai bahan baku pembuat pupuk
menyebabkan mineral liat tipe 1:1 penuh • Mineral kalsit dan dolomit dapat dijadikan
dengan muatan negatif. kapur untuk memperbaiki kesuburan tnah
Akibatnya liat tersebut akan dikerumuni ber pH rendah
oleh ion H atau ion lain yang dapat • Berfungsi sebagai penyangga dalam tanah
menggantikan H. Hal ini merupakan • Sebagai perekat butir-butir primer tanah
fenomena penting dalam pertukaran kation menjadi agregat
• Sebagaipenyerap dan memperukarkan kation

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sekian

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

29
3/1/2014

BAB VII Pendahuluan


• Di dalam tanah hidup berbagai jenis organisme
BIOLOGI TANAH yang dapat dibedakan menjadi tumbuhan (flora)
dan hewan (fauna), baik yang berukuran makro
OLEH: maupun yang berukuran mikro (tidak dapat
dilihat secara visual).
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. • Organisme dalam tanah ada yang bermanfaat,
DR. IR. SYAKUR, M.P. ada yang mengganggu, dan ada pula yang tidak
IR. MANFARIZAH, M.SI. bermanfaat tetapi tidak mengganggu.
• Beberapa jenis organisme yang mengganggu
pertumbuhan tanaman antara lain tikus,
nematoda parasit, Phytium (penyebab penyakit
akar), Fusarium (penyakit layu pada buah-
buahan dan sayur-sayuran).

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Bin kcl
Serangga
Makro-Flora
Tanaman-tanaman tingkat tinggi adlh produsen
Hdp dr
Rayap
bhn tnh
primer bagi bahan organik dan mnyimpan energi
Bekicot
Makro Cacing
Serangga matahari. Akar-akar tumbuh dan mati di dalam
Binatang
Pemangsa Rayap
Laba2
tanah, shingga menyediakan makanan dan energi
Nematoda bagi hewan tanah dan mikro-flora.
Mikro-Flora
Mikro Pemangsa Protozoa
Parasit Rotifera

Hijau
Mikroflora dalam tanah sangat beraneka-ragam.
Ganggang Hijau-biru Bakteri, fungi, aktinomisetes, dan algae dapat
Diatom ditemukan pada setiap contoh tanah. Bakteri,
Cendawan
Tumbuhan Cendawan Ragi fungi, dan aktinomisetes membantu pmbentukan
Kapang struktur tanah yang mantap karena tumbuhan
Aktinomisetes
Aerob Ototropik mikro ini dapat mengeluarkan (sekresi) zat
Bakteri Anaerob
atau
Heterotropik perekat yang tidak mudah larut dalam air.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Organisme Jumlah tiap m2/ JASAD HIDUP TANAH DAN PERANANNYA


15 cm top soil Klasifikasi Jasad Hidup
Mikroflora • Dipandang dari sudut tanaman ada 2
bakteri 10¹³-10¹⁴ kelompok besar jasad hidup (organisme):
aktinomisetes 10¹²-10¹³ 1. organisme yang menguntungkan
fungi 10¹⁰-10¹¹ tanamanmeliputi seluruh organisme yang
Mikrofauna melakukan pelapukan, mineralisasi, dan
protozoa 10⁹-10¹⁰ fiksasi N
nematoda 10⁶-10⁷ 2. organisme yang merugikan tanaman
fauna lainnya 10³-10⁵ meliputi organisme yang melakukan
cacing tanah 30-300 persaingan hara dengan tanaman dan yg
meyebabkan hama & penyakit tanaman

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

30
3/1/2014

Organisme utama yg umum dijumpai dlm tanah Fungi


Binatang (Fauna): Jumlah jamur (fungi) dalam tanah sedikit di
a. Makro: bawah bakteri. Jamur mendominasi semua
- Hidup dari bahan tanaman (binatang kecil, tanah dan memiliki miselium berbenang yang
serangga, rayap, bekicot, cacing) tersusun dari hifa individual. Hifa-hifa
- Pemangsa (serangga, rayap, laba-laba tersebut mungkin berinti satu, dua, atau
b. Mikro: banyak dan bersekat (tidak berdinding
- Pemangsa & parasit (nematoda, protozoa, melintang).
rotifera) Actinomycetes
FUNGI Aktinomisetes adalah organisme tanah yang
YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK FUNGI A.L: memiliki sifat-sifat umum yang dimiliki oleh
JAMUR, KAPANG, KHAMIR, RAGI bakteri dan jamur. Selain itu juga mempunyai
BERSIFAT ORGANOTROF DAN BERTANGGUNG JAWAB ciri khas yang cukup berbeda yang
TERHADAP DEKOMPOSISI RESIDU ORGANIK membatasinya menjadi satu kelompok yang
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
berbeda Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Bakteri
Algae (Ganggang) Pengelompokan berdasarkan kebutuhan oksigen:
Ganggang tanah di alam terdapat dimana- - aerob (bakteri yang membutuhkan oksigen)
- anaerob (bakteri yang tidak mmbutuhkan oksigen
mana, asal lembab dan dikenai sinar Pengelompokam bakteri bdsr prbedaan sumber energi:
matahari. Ganggang dapat dilihat dengan - fototrofik (bakteri yang menggunakan cahaya
mata telanjang dalam bentuk hamparan sebagai sumber energinya)
hijau pada permukaan tanah. Dalam hal ini - kemotrofik (bakteri yg menggunakan seny kimia
sebagai sumber energinya)
jumlah ganggang tidak sebanyak jamur, Pengelompokam bakteri berdasarkan perbedaan
bakteri, atau aktinomisetes sumber C
- Autotrofik/ litotrofik (bakteri yang menggunakan
CO2 sebagai sumber karbonnya)
- Heterotrofik/ organotrofik (bakteri yang
menggunakan senyawa organik sebagai sumber
karbonnya)
• Umumnya spesies bakteri kemoorganotrofik

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Bakteri
Secara garis besar bakteri dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu bakteri ‟autotrop‟ dan ‟heterotrop‟.
Bakteri autotrop adalah bakteri yang menghasilkan
makanannya sendiri dari bahan-bahan organik melalui
fotosintesis. Bakteri heterotrop adalah bakteri yang
mendapatkan makanannya dari bahan organik yang telah
ada. Bakteri tersebut selanjutnya dapat dibdkn menjadi:
Fotoautotrop: energinya berasal dari sinar matahari;
sedangkan karbon dari CO2 udara. Secara umum aktivitas organisme tanah
Fotoheterotrop: energinya berasal dari sinar matahari; dipengaruhi oleh beberapa faktor al:
sedangkan karbon dari bahan organik. 1.iklim (curah hujan, suhu dll)
Kemoautotrop: energinya berasal dari hasil oksidasi bhn 2.tanah (kemasaman,kelembaban,suhu,hara)
anorganik spt N, S, Fe; sedangkn karbon dari CO2 udara
3.vegetasi (hutan,padang rumput,belukar dll)
Kemoheterotrop: energi dan karbonnya brasal dari bahan
organik.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

31
3/1/2014

• Aktivitas organisme tanah dicirikan oleh Energi & input CO₂ Energi & kehilangan CO₂
parameter:
1.Jumlahnya dalam tanah
2.Bobot tp unit isi atau luas tnh (biomassa) Fauna Tanah
Predator
3. Aktivitas metabolik( enzim, respirasi) Detritivor Carnivor
Parasit

Detritus Konsumen Konsumen Konsumen


Peranan Jasad Hidup Tanah primer skunder tertier Humus

 Peranan utama organisme tanah adalah :


tanah
Pemakan
Mengubah bahan organik, baik segar maupn mikrofitik Kotoran & jasad mati

setengah segar atau sedang melapuk, menj Kotoran & jasad mati
bentuk senyawa lain yang bermanfaat bagi
kesuburan tanah Tanah
PEROMBAK SEMPURNA

Gambar. Lintasan umum penghancuran jaringan tanaman tingkat tinggi


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Tabel. Contoh pemakan mikrofilik & karnivor yg b‟perangai sbg


konsumen sekunder & tertier di dalam atau di atas tanah
Pemakan Mikrofilik Karnivor Karnivor
Organisme Mikroflora Konsumen skunder Konsumen tertier
dimakan Predator Mangsa Predator Mangsa
Tungau Algae Tungau Springtail Semut Laba-laba
Bakteri Nematoda Sentipeda
Fungi Enchytracida Kalajengking
Protozoa Fungi Sentipeda Springtail Sentipeda Laba-laba
Algae Nematoda Tungau
Lumut Keong Sentipeda
Nematoda Bakteri & Bekicot Kumbang Laba-laba
Mikroflora Aplied Tungau
lain Lalat Kumbang
Rayap Bakteri Cecurut Cacing tanah
Fungi Serangga

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Hewan-hewan Besar Pelubang Tanah Anthropoda dan Moluska (Gastropoda)


Hewan-hewan besar pelubang tanah seperti Arthropoda dalam tanah digolongkan kedalam
tikus, kelinci, kadang-kadang dapat beberapa famili, yaitu Crustacea (kepiting,
lobster, crayfish); Chilopoda (sejenis kelabang),
memperbaiki tata udara tanah dan mngubah
Diplopoda (kaki seribu), Arachnida (laba-laba,
kesuburan serta struktur tanah, tetapi
kutu, kalajengking), Insect (belalang, jangkrik,
hewan-hewan ini juga memakan dan lebah, kumbang, semut, rayap, lalat).
menghancurkan tanaman sehingga secara
Protozoa
umum lebih mengganggu daripada
Protozoa merupakan hewan bersel satu yang
menguntungkan.
memakan bakteri, sehingga dapat menghambat
daur ulang (recycling) unsur-unsur hara, atau
berbagai proses dalam tanah yang melibatkan
bakteri. Ada tiga jenis protozoa, yaitu Amoeba,
Flagelata, dan Ciliata.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

32
3/1/2014

Nematoda Bahan Organik


Hewan ini adalah cacing yang sangat kecil Hasil dekomposisi bahan organik oleh jasad
(mikroskopik), seperti benang (nema = mikro adalah:
benang), dan tidak berbuku-buku.  Karbon: CO2, CO32-, HCO3-, CH4, C
Berdasarkan atas jenis makanannya  Nitrogen: NH4+, NO2-, NO3-
nematoda dibedakan menjadi: (1)  Belerang: S, H2S, SO32-, SO42-, CS2
Omnivorous yang memakan sisa-sisa bahan
organik, merupakan nematoda yang paling  Fosfor: H2PO4-, HPO42-
umum ditemukan di tanah; (2) Predaceous  Lainnya: K+, Ca2+, Mg2+, H2O, O2, H2, H+,
memakan hewan-hewan tanah, termasuk OH-, dan lain-lain (Gambar 7.1, 7.2, 7.3,
nematoda yang lain; dan (3) Parasitic dan 7.4).
merusak akar tanaman.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Tanaman Hewan
Materi Organik Mati

Fosfat Organik
(Fitin, Asam
Nukleat,
Fosfor
Diserap Fosfolipida)
Tersedia (Al-P, Mineralisasi
Akar
Fe-P, Ca-P)
Ortofosfat
(H2PO4-,
Mikoriza HPO 2-, PO3-)
(MVA)

Immobilisasi
Bakteri Pelarut P
(Bacillus & Fosfor
Pseudomonas) Anorganik
(Tidak
Tersedia)

Gambar 7.3. Siklus Sulfur dalam Biosfer (Subba Rao,1994) Gambar 7.4. Siklus Fosfor dalam Biosfer (Subba Rao, 1994)
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

33
3/1/2014

Pendahuluan
BAB VIII • Untuk pertumbuhan dan perkembangan suatu
HARA TANAH DAN tanaman dipengaruhi oleh faktor-faktor tanah,
iklim, dan tanamannya sendiri, yang semuanya
TANAMAN saling berkaitan erat satu sama lain.
OLEH: • Beberapa faktor ada yang dapat dikontrol oleh
manusia ada yang tidak dapat dikontrol sama
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. sekali.
DR. IR. SYAKUR, M.P.
• Sebagai contoh yaitu faktor cahaya, tmperatur
IR. MANFARIZAH, M.SI.
dan udara hanya sedikit saya yang dapat
dikontrol manusia. Sedangkan faktor unsr hara
dapat ditingkatkan kesediaannnya dalam tanah
dengan jalan memperbaiki kondisi tanah
sedemikian rupa atau dengan pemupukan.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Peranan Suhu Tanah terhadap Pertumbuhan Peranan Udara Tanah terhadap Pertumbuhan
Tanaman Tanaman
Terdapat hubungan yang erat antara Untuk pernafasannya akar membutuhkan
pertumbuhan akar bertambah dengan oksigen yang berasal dari tanah. Ttpi tidak
naiknya suhu dari minimum sampai minimum semua tanaman membutuhkan oksigen dari
dan selanjutnya menurun dengan naiknya tanah, karena mereka dapat mengambil
suhu. Di samping itu suhu juga berpengaruh oksigen dari reduksi nitrat ataupun sulfat.
terhadap absorpsi air dan hara. Pada suhu Selanjutnya terdapat hubungan erat antara
rendah absorpsi air akan terhalang, aerasi tanah dengan absorpsi air tanah.
demikian juga bila suhu tinggi. Walaupun Aerasi yang jelek akan menyebabkan
hal ini tidak sama untuk semua jenis berkurangnya absorpsi air. Hal ini dsebabkn
tanaman. oleh karena bertambahnya tekanan parsial
CO2.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Peranan Air Tanah terhadap Pertumbuhan Peran Tanah sebagai Faktor Tumbuh
Tanaman
Tanaman tingkat tinggi mempunyai
Air yang diambil tanaman dari dalam tanah kebutuhan primer yang sama untuk tumbuh,
sebagian besar ditranspirasikan, sebagian yaitu: (1) cahaya, (2) panas, (3) udara, (4)
ditahan dalam bentuk cairan sel dan sebagian air, dan (5) unsur-unsur tertentu. Tanah
dipecahkan untuk mengambil hidrogennya dan juga memegang peranan dalam hal
mungkin juga sebagian oksigennya untuk
pengaturan suhu baik di sekitar tanaman
menyusun karbohidrat. Di dalam sel tanaman,
maupun pada bagian atas tanaman.
air ini berfungsi untuk mempertahankn turgor
sel. Tekanan turgor dapat memberikan energi
untuk memperpanjang sel. Dngn demikian jika
terjadi kekurangan air maka proses
perpanjangan sel akan terganggu, karena
berkurangnya proses pembesaran sel.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

34
3/1/2014

 Peranan Tanah sebagai Faktor Tumbuh Peranan Udara Tanah :

Tanaman memegang peranan dalam hal Oksigen sangat diperlukan pada


pengaturan temperatur baik di sekitar akar proses respirasi akar, sehingga tanah
maupun pada bagian atas tanaman. perlu aerasi yang baik.
Peranan Suhu Tanah terhadap Pertumbuhan Tidak semua tanaman membutuhkan
Tanaman : oksigen dari tanah, karena dapat juga
Pertumbuhan akar akan meningkat mengambil oksigen dari reduksi nitrat
dengan naiknya suhu dari minimum atau sulfat, yaitu :
hingga optimum dan selanjutnya akan NO3 + H2O -- NO2 + O2 + 2H+
menurun kembali dgn naiknya suhu.
SO4 + H2O -- SO3 + O2 + 2H+
Suhu juga mempengaruhi absorpsi air
dan hara (Hubungan parabolik) Suhu dan aerasi tanah juga
berhubungan erat dengan absorpsi
Suhu tanah juga berhubungan dengan air. Hal ini disebabkan oleh karena
proses respirasi akar dan aktivitas bertambahnya tekanan parsial CO 2 di
mikrobia tanah. sekitar akar.
Hubungan tersebut tidak sama Udara tanah yang baik dapat
antara jenis tanaman. merangsang aktivitas organisme tanah
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Peranan Air Tanah :  Prinsip Faktor Pembatas


Air yang diambil oleh tanaman dari tanah,
sebagian akan : Pertumbuhan : adalah suatu perkembangan yang
- Ditranspirasikan progresif dari suatu organisme.
- Ditahan dalam bentuk cairan sel Pertumbuhan tanaman dapat diukur misalnya
- Sebagian dipecahkan untuk diambil dengan :
Hidrogen dan oksigen untuk menyusun - Mengukur tinggi tanaman
karbohidrat. - Dinyatakan dengan bobot kering tanaman
Di dalam sel tanaman, air berfungsi untuk - Panjang batang, jumlah daun, diameter
mempertahankan turgor sel batang, dll.
Kekurangan air, perpanjangan sel Pertumbuhan tanaman yang baik dapat tercapai
jika faktor keliling yang mempengaruhi tanaman
terganggu berada dalam optimum (seimbang dan
menguntungkan)
Kekurangan air akan terjadi kerusakan
sangat parah karena sekitar 75% jaringan Jika salah satu faktor berada dalam keadaan
tidak seimbang dengan faktor lain, maka faktor
tanaman terdiri dari air. ini dapat menekan atau menggangu pertumbuhan
tanaman (Law of minimum – Leibiz).
Air juga perlu untuk fotosintesis
Hukum ini disebut sebagai PRINSIP FAKTOR
Sebagai pelarut ion dan hara PEMBATAS (LIMITING FACTOR).
Kebutuhan air brbeda-beda antar tanaman
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Ilustrasi Prinsip Faktor Pembatas  Peranan Unsur Hara


Faktor pembatas Tumbuhan akan menyerap
utama adalah yang unsur hara dalam bentuk
berada dalam kondisi ion yang terdapat di
paling minimum. sekitar daerah perakaran
Keterangan:
1 – udara Faktor pembatas (rizosfir).
2 – air utama adalah no-4 Unsur-unsur ini harus
3 – sulfur yaitu fosfor, berada dalam bentuk
tersedia (available) dan
1
4 – fosfor 2
9 sedangkan pembatas
5 – nitrogen 3
8 berikutnya adalah no- dalam konsentrasi
6 – kalsium 7 5 (nitrogen), dan optimum bagi
7 – kalium 5 6 seterusnya. pertumbuhan.
4
8 – suhu Unsur-unsur tersebut
Pertumbuhan tanaman
9 - cahaya juga harus berada dalam
tidak akan maksimal
jika faktor minimum suatu keseimbangan.
diabaikan Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

35
3/1/2014

Tabel.Bentuk2 ion & molekul unsur hara yg dpt diserap Tanaman


Unsur Hara Esensial untuk Tanaman
Unsur hara Bentuk yang dapat diserap Keterangan
Simbol Berat Bentuk Konsentrasi berat
C CO2 (melalui daun) Diserap Unsur Hara kimia atom diserap tanaman ____ kering____
Unsur Hara Makro
H H+, H2O (H dari air) dari udara Nitrogen N 14.01 NO3-, NH4+ 4.0 %
O O2, CO2 (melalui daun) & air Phosphorus
Potassium
P
K
30.98
39.10
PO43-, HPO42-, H2PO4-
K+
0.5
4.0
%
%
Magnesium Mg 24.32 Mg2+ 0.5 %
N NH4+, NO3- Diserap Sulfur
Calcium
S
Ca
32.07
40.08
SO42-
Ca2+
0.5
1.0
%
%
P H2PO4-, HPO42- dari tanah Unsur Hara Mikro
Iron Fe 55.85 Fe2+, Fe3+ 200 ppm
K K+ Manganese Mn 54.94 Mn2+ 200 ppm
Ca Ca2+ Zinc Zn 65.38 Zn2+ 30 ppm
Copper Cu 63.54 Cu2+ 10 ppm
Mg Mg2+ Boron B 10.82 BO32-, B4O72- 60 ppm
S SO42+ Molybdenum Mo 95.95 MoO42- 2 ppm
Chlorine Cl 35.46 Cl- 3000 ppm
Fe Fe2+, Fe3+ Essential But Not Applied
Mn Mn2+ Carbon
Hydrogen
C
H
12.01
1.01
CO2
H2O
40 %
6 %
B BO33-, H2BO3-, B(OH) 4- Oxygen O 16.00 O2, H2O 40 %
________________________________________________________________
Mo MoO42- Plant tissues also contain other elements (Na, Se, Co, Si, Rb, Sr, F, I) which are not needed for
Cu Cu2+ the normal growth and development.

Zn Zn2+
Cl Cl-
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Nitrogen • Gejala kekurangan N


Nitrogen dalam tanah berasal dari: - Tanaman kerdil
1.Bahan organik tanah - Pertumbuhan akar terbatas
BO halus, N tinggi,C/N rendah - Daun-daun kuning dan gugur
BO kasar, N rendah, C/N tinggi Gejala kebanyakan N
2. Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara - Memperlambat kematangan tanaman
Simbiosis dgn tanaman legum, yaitu bakteri - Batang-batang lemah, mudah roboh
bintil akar atau Rhizobium, bakteri yg hidup - Mengurangi daya tahan tanaman thp penyakit
bebas (non simbiotik) yaitu Azotobacter
Hilangnya N dari tanah
(aerobik) Clostridium (anaerobik)
- Digunakan oleh tanaman
3. Pupuk, pupuk ZA, urea
- N dlm btk NH4+ dapat diikat oleh mineral liat
4. Air hujan
- N dlm bentuk nitrat (NO3-) mudah dicuci olh
Fungsi: air hujan
-Memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman.
-Pembentukan protein Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Fosfor (P) • Sebab-sebab kekurangan P di dalam tanah:


Unsur P di dalam , tanah berasal dari: - Jumlah P di dalam tanah sedikit
- Bahan organik (pupuk kandang, sisa tanaman)
- Pupuk buatan (TSP) - Sebagian besar terdapat dalam bentuk yg tdk
- Mineral di dalam tanah (apatit) dpt diambil tanaman
Jenis P didalam tanah; P organik (pospolipid) & - Terjadi pengikatan (fiksasi) oleh Al pada tanah
Panorganik masam dan oleh Ca pada tanah salin
Fungsi P: Gejala kekurangan P
- Pembelahan sel
- Pertumbuhan tanamn terhambat (kerdil),
- Pembentukan pembungaan, buah dan biji
- Mempercepat pematangan
karena pembelahan sel terganggu
- Memperkuat batang, tidak mudah roboh - Daun-daun menjadi ungu atau coklat mulai dari
- Perkembangan akar ujung daun
- Memperbaiki kualitas tanaman. - Terlihat jelas pada tanaman yg msh muda.
- Penyusun DNA, RNA Pada jagung tongkolnya menj tidak sempurna,
- Metabolisme karbohidrat kecil-kecil
- Menyimpan dan memindahkan energi (ATP)
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

36
3/1/2014

• Kalium (K) • Gejala kekurangan K:


Unsur K dalam tanah berasal dari:
-Mineral primer tanah (felspat, mika,dll) - K bersifat mobil di dlm tanaman, shg kekurangan K
-Pupuk buatan (KCl) terutama terlihat pada daun tua karena disedot
Fungsi K oleh daun muda.
- Pbentukan pati, mengaktifkan enzim, pembukaan - Ruas pada jagung memendek & tanaman tdk tinggi
stomata
- Proses fisiologis tanaman - Pinggir daun berwarna coklat, mulai dari daun tua
- Proses metabolik sel Kalsium (Ca)
- Mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan, Asal Ca di dalam tanah: mineral primer, karbonat,
penyakit
garam sederhana.
- Perkembangan akar
K didalam tanah dibedakan: Fungsi Ca:
- Tidak tersedia bagi tanaman, terdapat dlm min - Untuk penyusunan dinding sel tanaman
primer tanah,misalnya felspar
- Tersedia: K dd dan K dlm larutan (ion K) - Pembelahan sel
- Tersedia tapi lambat K tidak dd
Hilangnya K dari tanah dpt karena diserap
tan.legum, dan pencucian oleh air hujan. Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Gejala kekurangan Ca: • Gejala kekurangan Mg:


- Bersifat mobil, shg defisiensi pada daun tua
- tunas`dan akar tidak dapat tumbuh karena - Daun menguning karena pembentukan klorofil
pembelahan sel terhambat terganggu
- Pada jagung ujung daun menjadi coklat dan - Pada jagung terlihat garis kuning pada daun
melipat serta terkulai ke bawah saling - Pada daun muda keluar lendir
Belerang (S)
melekat dengan daun dibawahnya.
Asal dalam tanah: -min primer FeS2, pirit
Magnesium (Mg) - atmosfir SO4
Asal Mg dalam tanah: min kelam seperti Fungsi:terutama untuk pembentuk protein
biotit, garam, kapur Hilangnya dalam tanah: diambil tanaman, pencucian
dan penguapan.
Fungsi Mg: Gejala kekurangan:
- Pembentukan klorofil, sistem enzim, - S mobil, defisensi pada daun tua
pembentukan minyak - Tanaman kerdil, pematangan lambat
- Daun kuning(seperti kekurangan N)
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Fungsi Unsur Hara Makro


Fungsi dan gejala kekurangan unsur hara esensial adalah sebagai berikut: Unsur Peranan Akibat kekurangan
Unsur Peranan Akibat kekurangan • Merangsang pembentukn • Daun-daun muda dan titik
• Merangsang pertumbuhan • Daun hijau kekuningan sampai bulu-bulu akar dan biji– tumbuh keriput &
Ca
vegetatif kuning seluruhnya bijian akhirnya mengering
N • Merupakan bahan penyusun • Pertumbuhan lambat dan kerdil
khlorofil, protein dan lemak
• Mprkuat jaringn tanamn • Tanaman lemah
• Membuat tanaman lebih hijau • Bahan penyusn khlorofil • Warna hijau tua dari
• Memacu pertumbuhan akar • Perakaran sangat kurang dan tidak Mengaktifkan enzim yg daun- daun tua (bagian
• Mempercepat pembuangan dan berkembangKekurangan phospor
brperan pd metabolisme bawh keats menghilang)
pembuahan yang banyak menyebabkan daun, Mg
P • Sebagai bahan penyusun inti sel, cabang dan batang berwarna ungu karbohidrat Lapisan lilin daun
lemak dan protein • Hasil tanaman merosot : seperti • Dapat meningkatkan kdr brkurang mngurangi dy
• Meningkatkan % pembentukan pada Jagung > batang menjadi
bunga menjadi buah lemah dan anakan padi menjd sedikt mnyk tanmn hasil minyk ecambah biji
• Memperlancar fotosintesa & • Pertumbuhan lambat dan kerdil • Sbg pnyusun utama ion • Daun wrna hijau kkuningn,
pembentukan protein • Permukaan daun seperti terbakar sulfat ptumbuhn trhmbt & kerdl
• Sebagai katalisator dalam pada tepi dan ujungnya kemudian
transformasi pati, gula, dan rontok sebelum waktunya • Mnambah kndgn protein • Batang tanamn berserat,
lemak • Daun mengkerut dan mengkilap. S • Menambah pembentukan bkayu & berdiameter kcil
K
• Meningkatkan kualitas rasa dan Selanjutnya bagian ujung dan bintil-bintil akar kacang serta jmlh anakn trbatas
warna. tepi daun mulai menguning
• Meningkatkan daya tahan • Antara tulang daun, kemudian • Menambah butir-butir • Pd tanaman tebu,
tanaman terhadap serangan tampak hijau daun shg lbh hijau rendemen gulanya rendah
hama, penyakit dan kekeringanan bercak-bercak merah coklat & mati
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

37
3/1/2014

• Unsur mikro Fungsi Unsur Hara Mikro


Dlm tanah berasal dari mineral dalam bahan induk tanah, BO. Unsur Peranan Akibat kekurangan
Tanah-tanah yang kekurangan unsur mikro: • Meningkatkan kualitas • Pada tanaman umbi - umbian
- Tanah pasir yang mengalami pencucian lanjut daun dan tanaman (sayur pertumbuhannya kerdil.
B dan buah-buahan) • Jaringan dalam akar jadi pecah
- Tanah organik, Cu diikat kuat oleh bahan organik • Meningkatkan produksi & memberikan warna coklat yang
- Tanah pH sangat tinggi kacang - kacangan disebut hati coklat atau hitam
- Tanah yang ditanami tanaman sangat intensif dan banyak • Mningkatk kualitas & prod • Pertumbuhan tidak normal
dipupuk dengan pupuk makro Cl
• Bila brlebihn akn mnurunkn • Timbul warna tembaga pada daun
Faktor yang menentukan ketersediaan unsur mikro: kualitas (daya bakar turn) • Pada percobaan Kultur jaringan Cl
menekan perkembangan akar
- pH tanah, sangat masam Mo tidak tersedia, unsur mikro lain
mudah larut shg meracuni tanaman. Tanah alkalis unsur mikro • Penting dalam pengaturan • Pada jagung, daun muda kuning
sistem enzim sampai pucat dan tertekan
tidak tersedia kecuali Mo.
Cu tanaman dan pembentukan • Timbul bercak hijau kebiruan,
- Drainase tanah, fe dan Mn dalam reduksi mudah larut dalam khlorofil khlorotik, mngeriting dan bunga
air, dalam oksidasi sukar larut tidak berbentuk
- Jerapan liat dan reaksi kimia, kation seperti Zn, mn, Co dan Fe • Sangat penting dalam • Timbul wrn kkuninga pd daun muda
terdapat dalam komplek jerap yang mudah diserap tanaman. pembentukan khlorofil • Tulang daun menjadi kuning kmdn
Kalau terikat oleh mineral liat 2 : 1 sulit diserap. putih
Fe
- Ikatan dengan BO.Contoh Cu dan Zn. Khelat yaitu ikatan atr • Pertumbuhan tanaman terhenti,
logam dengan BO dalam struktur cincin. Contoh Fe, Mn, Zn & daun gugur dan akhirnya mati
mulai dari pucuk (die back)
Cu.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Fungsi Unsur Hara Mikro

Unsur Peranan Akibat kekurangan


Keseimbangan unsur hara
• Penting dalam • Warna daun muda berubah, beberapa
1. Kelebihan Cu atau sulfat akan menghambat
Mn
penyusunan khlorofil jaringan daun mati penyerapan Mo
dan proses fotosintesa • Pertumbuhan menjadi kerdil dan
• Perkecambahan biji pembentukan biji kurang baik 2. Terlalu banyak Zn, Mn, dan Cu dapat
• Penting dalam proses • Timbul gejala khlorosis di tulang daun. defisiensi Fe
fiksasi Nitrogen • Pada tanaman polong - polongan daun
Mo
dan untuk tanaman menj kuning pucat & tumbuh tertekan 3. Terlalu banyak P dapat kekurangan Zn, Fe
kacang - kacangan • Kekurangan Mo mengganggu fiksasi N,
asimilasi N & reduksi nitrat menjadi
dan Cu
asam amino & protein 4. Terlalu banyak N, kekurangan Cu
• Penting dalam • Terlihat pada daun muda, ada
pengaturan sistem khlorosis diantara tulang daun dan 5. Klebihn N atau K mmpersulit penyerapn Mn
enzim tanaman dan
dalam pembentukan
perlambatan pertumbuhan tunas
• Pada padi terjadi pemutihan ( white
6. Banyak kapur menghambat penerapan B
Zn khlorofil bud) di tengah daun
• Pada kacang-kacangan, jaringan
7. Kelebihan Fe, Cu dan Zn mengurangi
diantara urat daun menguning dan penyerapan Mn
hanya daun yang hijau
• Tanaman kerdil dan polong sedikit
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sekian

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

38
3/1/2014

Pendahuluan
BAB IX • Dalam pengertian sehari-hari pupuk adalh suatu
TANAH DAN PEMUPUKAN bahan yang digunakan untuk memperbaiki
kesuburan tanah, sedangkan pemupukan adalah
OLEH: penambahan bahan tersebut ke tanah agar tanh
menjadi lebih subur.
DR. IR. TETI ARABIA, M.S.
• Pemupukan pada umumnya diartikan sebagai
DR. IR. SYAKUR, M.P.
penambahan zat hara tanaman ke dalam tanah.
IR. MANFARIZAH, M.SI.
• Dalam arti luas pemupukan sebenarnya juga
termasuk penambahan bahan-bahan lain yang
dapat memperbaiki sifat-sifat tanah, misalnya
pemberian pasir pada tanah liat, penambahan
tanah mineral pada tanah organik, pengapuran,
dan lain-lain (ameliorasi).
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Dasar-dasar Pemupukan Jenis Tanaman yang Akan dipupuk


– Dalam melakukan pemupukan beberapa • Sifat-sifat tanaman yang perl diperhatikan
hal yang diperhatikan yaitu: dalam pemupukan meliputi:
– Jenis tanaman yang akan dipupuk – (a) penggunaan unsur hara oleh tanaman &
– Jenis tanah yang akan dipupuk – (b) sifat-sifat akar.
– Jenis pupuk yang digunakan Penggunaan Unsur Hara oleh Tanaman
– Jumlah (dosis) pupuk yang akan • Unsur hara yang diserap tanaman digunakan
diberikan
antara lain untuk menyusun bagian-bagian
– Waktu pemupukan tubuh tanaman. Jumlah unsur hara yang
– Cara pemupukan. diperlukan untuk menyusun bagian-bagian
tubuh tanaman tersebut berbeda untuk setiap
jenis tanaman maupun jenis tanaman yang
sama tetapi tingkat produksi berbeda (Tabel
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
9.1). •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sifat-sifat Akar
• Akar tanaman dapat berupa akar tunggang
atau akar serabut dengan penyebaran yang
berbeda-beda. Sifat-sifat akar akan
menentukan cara penempatan pupuk maupun
jumlah pupuk yang akar diberikan. Bila dari
akan tumbuh akar tunggang lebih dulu maka
pupuk sebaiknya ditempatkan di bawah biji,
tetapi bila akar lateral yang tumbuh lebih
awal maka pupuk akan diletakkan di sekitar
biji yang ditanam.

•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

39
3/1/2014

Jenis Tanah yang Akan Dipupuk Jenis Pupuk yang Digunakan


• Faktor- faktor yang mempengaruhi tanah yang akan
• Setiap jenis tanah mempunyai jumlah
dipupuk:
kandungan unsur hara, reaksi fisiologis,
– Kandungan unsur hara berbeda-beda pada setiap
jenis tanah sehingga kebutuhan pupuk setiap tanah kelarutan, kecepatan bekerja yang berbeda-
juga berbeda-beda. beda, sehingga jumlah dan jenis pupuk serta
– Kemasaman tanah juga mempengaruhi jenis pupuk cara dan waktu pemberiannya berbeda-beda
yang akan diberikan. Dalam hal ini reaksi fisiologis untuk setiap jenis tanaman atau jenis tanah.
dari pupuk perlu diperhatikan, agar tidak mengubah
tanah menjadi lebih masam (jangan memberi pupuk Jumlah Pupuk yang Diberikan
masam pada tanah masam). • Jumlah pupuk yang diberikan berhubungan
– Tanah-tanah yang dapat memfiksasi unsur-unsur yang dengan dengan kebutuhan tanaman akan unsur
ditambahkan menyebabkan penambahan unsur-unsur hara, kandungan unsur hara yang ada di
tersebut tidak efisien apabila daya fiksasinya tidak
dihilangkan. Misalnya pengapuran tanah masam
dalam tanah, serta kadar unsur hara yang
mengurangi daya fiksasi Al terhadap P, sehingga terdapat di dalam pupuk.
pemberian pupuk P menjadi lebih efisien. •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Waktu Pemupukan Cara Penempatan Pupuk


• Pupuk yang bekerja cepat diberikan setelah • Pentingnya cara penempatan pupuk adalah:
tanam dan sebaiknya diberikan sedikit demi • Agar dapat diambil akar tanaman lebih
sedikit dalam 2 atau 3 kali pemupukan, karena
efisien.
pupuk ini mudah tercuci. Contoh: Urea, ZA, dan
lain-lain. • Agar tidak merusak biji yang ditanam atau
• Pupuk yang bekerja lambat diberikan sebelum akar tanaman.
tanam dan sekaligus. Untuk tanaman tahunan • Dicari cara yang mudah dilakukan
yang telah lama tumbuh, diberikan setiap akan (ketersediaan tenaga kerja dan perhitungan
mulai kegiatan maksimum pertumbuhan. Contoh: ekonomis) tetapi memenuhi kedua syarat
TSP, DS, ES, FMP, dan lain-lain. tersebut
• Pupuk yang bekerjanya sedang dapat diberikan
sebelum atau sesudah tanam asal jangan terlalu
jauh dengan saat mulai aktivitas tanaman.
Contoh: SS, Rustica Yellow. •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Cara-cara penempatan pupuk meliputi: • Pop up: pupuk dimasukkan bersamaan dengan
• Broadcast (disebar): pupuk disebar merata di biji yang ditanam, biasanya untuk pupuk
permukaan tanah sebelum tanam, kadang-kadang dengan salt index yang rendah seperti pupuk
dilakukan pembajakan setelah pupuk disebar. P.
• Sideband (di samping tanaman): pupuk diletakkan • Foliar application (pemupukan lewat daun):
di salah satu sisi atau kedua sisi tanaman dalam pupuk dilarutkan dalam air kemudian
band. disemprotkan pada daun.
• In the row (dalam larikan): pupuk diberikan • Fertigation (pemupukan lewat air irigasi):
dalam larikan tanaman. terutama pupuk N atau pupuk lain yang mudah
• Top dressed atau side dressed: pupuk larut.
ditaburkan pada tanaman setelah tumbuh
(emergence). Top dressed disebar (broadcast)
pada tanaman, side dressed disebar di samping
larikan tanaman seperti larikan jagung, dll.
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

40
3/1/2014

Pupuk Sebar Rata Di Bedengan


Sebar rata di
sawah

Sebar rata di lingkaran pohon


karet

Sebar rata di
piringan sawit
Sumber: Yadi Jufri •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Sumber: Yadi Jufri •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Aplikasi pupuk di tempat spesifik


(Placement application)
Dalam parit di samping Ditugal di samping pohon cabai
baris ubi jalar

Pemupukan mll air irigasi

Ditugal di samping baris Dalam parit di


ubi kayu samping baris
jagung

Sumber: Yadi Jufri •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Sumber: Yadi Jufri •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

IRIGASI Pupuk Nitrogen


TETES Urea {CO(NH2)2}:
• Berbentuk kristal berwarna putih atau butir-butir bulat.
• Kadar N 45%, karena kadar N yang tinggi maka lebih
ekonomis (murah) daripada pupuk N yang lain.
Kebun apel
• Higroskopis, sudah mulai menarik uap air pada
Kebun apel kelembaban nisbi udara 73%. Sering diberi selaput
(coated) untuk mengurangi sifat higroskopis.
Penghijauan di Arafah
• Reaksi fisiologis ahak masam dengan ekivalen kemasaman
80. Tidak terlalu mengasamkan tanah.
• Untuk dapat diserap tanaman, N dalam Urea harus
diubah dulu menjadi amonium dengan bantuan enzim
tanah urease melalui proses hidrolisis: CO(NH2)2 + 2H2O
→ (NH4)2 CO3.
Kebun Anggur • Bila diberikan ke tanah proses hidrolisis tersebut cepat
sekali terjadi sehingga mudah menguap sebagai amonia.
Sumber: Yadi Jufri •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

41
3/1/2014

Pupuk Fosfor Pupuk NPK (Pupuk Majemuk)


Double Superphosphate/DSP {Ca(H2PO4)2}: • Rustica Yellow:
• Kadar P2O5 36 – 38%.
• Berupa bubuk kasar, berwarna putih kotor, abu- • Rumus kimia NH4NO3-NH4H2PO4-KCl
abu atau coklat muda. • Kadar unsr hara 15% N +15% P2O5+15% K2O
• Larut dalam air. • Di samping itu mengandung Mg sbanyak 0.5%
• Bekerja perlahan-lahan sehingga dianjurkan untuk dan unsur mikro seperti B, Cu, dan Zn.
pemupukan sebelum tanam. Mempunyai daya
ikutan.
Pupuk Kalium Pupuk Mikro
Kalium Chlorida/Muriate of Potash (KCl): • Terusi (CuSO4.5H2O)
 Kadar K2O 52 – 55%.
• Dapat digunakan melalui daun atau tanah.
 Reaksi fisiologis masam lemah.
Mengandung 25.5% Cu atau 12.8% S.
 Agak higroskopis.
 Hanya digunakan untuk tanaman yang tahan akan
chlorida. •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt •Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Penentuan Kebutuhan Pupuk • Apabila pupuk yang tersedia adalah pupuk


• Cara penentuan pupuk berbeda-beda karena majemuk, misalnya 20 – 0 – 20 dan TSP
disebabkan terdapat beberapa macam pupuk sejenis maka kebutuhan akan pupuk N dan K dapat
yang berbeda maka pupuk tersebut dapat diganti 1 diganti dengan pupuk majemuk tersebut
sama lain berdasarkan kadar unsur hara masing-
masing pupuk tersebut.
sehingga yang diperlukan adalah:
• Sebagai contoh misalnya untuk memperbaiki • TSP = 45 x 100 kg = 100 kg
pertumbuhan tanaman diperlukan 100 kg N + 45 kg • 45
P2O5 + 100 kg K2O per hektar, sedangkan pupuk yg
• Pupuk majemuk 20 – 0 – 20 = 100 x 100 kg
tersedia adalah Urea (45% N), TSP (45% P2O5), &
KCl (50% K2O). Pupuk-pupuk yang dibutuhkan adalah: 20
Urea = 100 x 100 = 222 kg = 500 kg
45
45 x 100= 100 kg= 100 x 100= 200 kg
45 50
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Kebutuhan unsur hara tanaman P dan K dapat Banyaknya K dalam 100 kg K2O=
juga dinyatakan bukan dalam bentuk P2O5
2 x 39 x 200 kg
atau K2O tetapi dalam bentuk unsur-unsur P
dan K sendiri. Untuk menghitung P dalam (2x39)+16
bentuk P2O5 atau banyaknya K dalam bentuk
K2O perlu diketahui berat atom dari masing- = 78 x 100 kg = 82.9 kg
masing unsur tersebut. 94
Berat atom P = 31, berat atom K = 39, berat
atom O = 16.
Banyaknya P dalam 45 kg P2O5
= 2 x 31_____ x 45 kg
(2 x 31) + (5 x 16)
= 62 x 45 kg = 19.6 kg
142
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
•Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

42
3/1/2014

EVALUASI KESUBURAN TANAH


BAB X
EVALUASI KESUBURAN
 Unsur hara hlg mell panen &
TANAH diushkan trs2n, mcpi suatu ttk dmn
OLEH: penmbh uns hr mell pmpk mutlak
dilakukan
DR. IR. TETI ARABIA, M.S.  Kes tnh berhub dg ptbhn tan, mk
DR. IR. SYAKUR, M.P. pnilaian kes tnh hrs dilakukn
IR. MANFARIZAH, M.SI.  Ada bbrp cr utk menilai kes tnh:
a.mlht citra tan dilpng (gjl
defisiensi), b.uji tanaman, c.uji
biologi, d.uji tnh.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

CITRA TANAMAN DI LAPANGAN Gejala2 defisiensi unsur hara:

Citra p‟tumbuhan abnormal:  Prtmbhn tan t‟hambat


 Kkurangn ≥1 uns hr didlm tnh  Kelainan wrn trtm pd daun
 B‟lebihn ≥1 uns hr lain,shg mnj racun  Nekrosis (matiny jaringn), mis keringny
 Gjl2 tsb dpt dilihat scr visual atau pinggirn daun, cth pd kedele krn kurg K
 Mbuat foto tan sbg hsl percban lap  Btk abnormal dr bgn2 tan
 International Potash Institute di
Bern Swiss, gb b‟wrn tan kahat uns
hr makro & mikro pd bbgi tan pntg

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Ksulitn yg timbul dlm m‟identifks status hr UJI TANAMAN


 Gjl yg sm dpt dtimbulk dr kkrng uns
b‟beda, krn uns tsb memp fungsi yg
sm, cth: krg N ≈ krg Mg, = pbtk  Asumsi jlh uns hr yg tdpt dlm tan
klorofil b‟hub dg kdr hr ddlm tnh, kmdn
dpki utk menilai kes suatu tnh
 Gjl kahat baru dik stlh tan benar2
mderita, shg timbl secondary effect,  Cth: kdr P 0.3% pd daun jgg yg brd
mis akumls gula pd jagung mnybk pbtk dbwh tongkol tbwh, mrpk ttk kritis
anthocyanin yg bwrn ungu, mrh a kuning shg perlu p+an dr pmpk
 Gjl kkrg hr ≈ serangn hama pnykt, cth Kesulitan2:
def B ≈ srgn hm p‟isap daun pd alfalfa  B jd kritis krn ada Ca tg, shg uji tan
 Prod tan rdh ttp gjl def tdk tjd, krn krg meyakinkn utk menilai kes tnh
kdr hr yg dbutuhk brd diats def ttp
dbwh keb tan, dis klaparn tsembunyi  Bd jns tan bd bgn yg dianalisa & bd
(hidden hunger) pngambl sample,umumny cth daun pd
p‟mualn p‟buahn
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

43
3/1/2014

UJI BIOLOGI

 Percobaan lapangan
 Percobaan rmh kaca
 Percobaan mikrobiologi

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Percobaan Lapangan Percobaan Rumah Kaca

 Sjlh p‟lakuan pmpk dg bbrp ulgn yg  Pcbn mggnk sjlh tnh t3 dlm pot dg
m‟ggnk tan t3 sbg indikator, dg mggkn tan t3 sbg indikator
mggnk metode p‟ujian t3 sesuai dg  Lbh cpt ket status hr, lbh sdhn,
pola t3 utk mcpi tujuan mggn jlh tnh lbh sdkt, mdh p‟ulangn,
 Pcbn yg dilakukn b‟ulang2 pd suatu reltf lbh murah
wil t3 dpt utk merekomendasikn pmpk
Kelemahan
Kelemahan  Tltk pd kondisi lingk yg dikendalikan,
 Dsetiap pcbn dipngrh o iklim bbd2 shg prtmbhn tan indikator lbh baik
 Hsl yg sll bd2 stp kl diulang
 Biaya lbh bsr, wkt lbh lama, tenaga
lbh bnyk
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Percobaan Mikrobiologi UJI TANAH

Kelebihan
 Bbrp jns mikroorgm memp kelakuan  Lbh akurat, lbh cpt & lbh mdh diulng
yg hampr sm dg tan tk tg & sensitif  Biaya relatif lbh murah
thp kkrgn uns hr t3 pd media hdpny  Tdk perlu ruangan yg t‟lalu bsr
 Cth: Azotobacter akan thmbt ptbhny  Jangkauan lbh luas dp metode lain
bl kkrgn Ca, P & K
Kelemahan
 Metode ini jauh lbh sdhn, rel cpt,
memerlukn ruangan lbh kcl, biaya rel  Tdk smu mtode dpt dpki utk smu tnh
lbh murah  Pgmbln sample hrs bnr2 mewakili

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

44
3/1/2014

UJI TANAH Produksi jagung bushel/acre

20
Kadar K tanah rendah
Konsep: 15

 Tan akan respon thp pmpkn, bl kdr 10


hr tsb tdk ckp t‟sedia utk ptbhn
 Cth: jlh K dd mrpkn indikasi dr K 5 Kadar K tanah sedang
t‟sedia bg tan. Smkn tg jlh Kdd
smkn b‟- respon tan tsb thp pmpk K 0

0 20 40 60 80 100 120

Poun/acre pupuk K
Gambar. Pngrh dosis p‟ggnan ppk K thp prod
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
jagung pd tnh yg mpnyi kdr K tnh sdg & rndh
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

UJI TANAH Tingkat


uji tanah
Tujuan:
Sangat
 Mmelihara status kes tnh pd suatu tinggi
Tanah Pupuk

lapangn t3 Tinggi Tanah Pupuk


 Mramalkn adany respon yg m‟untungk Sedang
dr pmpk & pengapuran Tanah Pupuk

 Mdptk rekomendasi pmpk & pngapurn Rendah


Tanah Pupuk

 M‟evaluasi status & tk kes suatu wil Sangat


Tanah Pupuk
utk tjn riset, pdidikn & pengemb wil rendah

 Cth: bl tnh memp kes tnh tg pe+ hr Hara t‟sedia Hara yg


dlm tnh ditambah mll
tdk sbyk tnh dg kes rdh, p+an ppk pmpkn
hny sbg stater Gambar. Hbgn atr hsl uji tnh dg keperluan
penambahan hara dari pupuk
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

UJI TANAH

Jenis:
 Uji total: tdk mlihat btk & ktersedia
utk tan
 Uji parsial: mlht tk ktsediaan bg tan

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

45
3/1/2014

BAB XI Pendahuluan
• Konservasi (pengawetan) tanah adalah usaha-
KONSERVASI TANAH usaha untuk menjaga agar tanah tetap
DAN AIR produktif, atau memperbaiki tanah yang
OLEH:
rusak karena erosi agar tanah menjadi lebih
produktif.
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. • Sedangkan konservasi air adalh usaha-usaha
DR. IR. SYAKUR, M.P. agar air lebih banyak disimpan di dalam tnah
IR. MANFARIZAH, M.SI. sehingga dapat digunakan tanaman dan
mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
• Salah satu usaha dasar dalam konservasi
tanah dan air adalah menggunakan tanah
sesuai dengan kemampuannya (Hardjowigeno,
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
2003).
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Erosi, Penyebab, dan Jenis-jenisnya • Bila total daya angkut dari air tersebut
Erosi adalah suatu proses dimana tanah (curahn air hujan + aliran permukaan) > dari
dihancurkan (detached) dan kemudian tanah yang tersedia untuk diangkut (total
dipindahkna ke tempat lain oleh kekuatan air, tanah yang dihancurkan), mka akan terjadi
angin, atau gravitasi. Di Indonesia erosi yang erosi. Sebaliknya bila total daya angkut <
terpenting adalah erosi yang disebabkan oleh dari total tanah yang dihancurkan akan
air. terjadi pengendapan di bagian lereng
Menurut Meyer dan Wischmeier (1969) prses tersebut.
terjadinya erosi air di suatu lereng karena
tnah dihancurkan oleh curah hujan dan aliran
permukaan. Setelah tanah hancur, tanh
diangkut ke tempat lain juga oleh curah hujan
dan aliran permukaan.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Jenis-jenis erosi air adalah: Splash erosion


Pelarutan
 Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga
di daerah kapur sering ditemukan sungai-
sungai di bawah tanah.
276

Erosi percikan (splash erosion) Penghancuran agregat


 Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah Butiran hujan
tanah oleh butir hujan

dapat melempar butir-butir tanah sampai (raindrops) yg jatuh


ke
setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang Permukaan tanah

berlereng tanah yang terlempar tersebut


umumnya jatuh ke lereng di bawahnya. Proses terjadinya
splash erosion

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

46
3/1/2014

• Erosi lembar (sheet erosion)


Erosi lembar
– Perpindahan tanah terjadi lembar demi
lembar(lapis demi lapis) mulai dari lapisan
yang paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak
terlihat, karena kehilaangan lapisan-lapisan
tanah seragam, tetapi dapat berbahaya, pd

278
suatu saat seluruh top soil akan hilang.
• Erosi alur (riil erosion)
– Dimulai dengan genangan-genangan kecil
setempat-setempat di suatu lereng, mk bila
dalam genangan tsb mengalir, trbentuklh
alur-alur bekas aliran tersebut. Alur-alur
tersebut mudah dihilangkan dengan dengan
pengolahan tanah biasa.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Rill dan interrill erosion • Erosi gully (gully erosion)


– Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur
tersebut. Karena alur yang terus menerus
digerus oleh aliran air terutama daerah-
daerah yang banyak hujan, maka alur-alur
tersebut menjadi dalam dan lebar dengan
279

aliran air yang lebih kuat. Alur-alur


tersebut tidak dapat hilang dengan
pengolahan tanah biasa.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Gully erosion Gully erosion


281

282

Erosi parit (bentuk U) Erosi parit (bentuk V)


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

47
3/1/2014

• Erosi parit (channel erosion) Erosi alur dan parit di lahan pertanian
– Parit-parit yang besar masih terus mengalir lama
setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini
dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding
(tebing) parit di bawah permukaan air, sehingga
tebing di atasnya dapat runtuh ke dasar parit.
Adanya gejala meander dari alirannya dapat

284
meningklatkan pengikisan tebing di tempat-tempat
tertentu (Beasley, 1972).
• Longsor
– Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi.
Biasanya karena di bagian bawah tanah terdapat
lapisan yg licin dan kedap air (sukar ditembusi air)
seperti batuan liat. Dalam musim hujan tanah di
atasnya menjadi jenuh air sehingga berat, dan
bergeser ke bawah melalui lapisan yang licin tsb
sehingga tanah longsor.Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Erosi tebing sungai (stream bank erosion) Longsor

Lapisan kedap air/bidang gelincir


285

286
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

PREDIKSI EROSI The universal soil loss equation (USLE)


Model Kotak Kelabu untuk bidang tanah Persamaan umum:
Dikembangkan oleh Weischmeier & Smith (1978).
A = R x K x L x S x C x P
Biasa disebut The Universal Soil Loss Equation
(USLE) Dimana:
Kelebihan: A = Banyaknya tanah yg trerosi (ton/ha/th)
- mampu mmbuat prediksi rata-rata erosi jangka
R = Indeks erosivitas hujan (EI30)
panjang
- bisa dimanfaatkan untuk tempat-tempat atau K = Faktor erodibilitas tanah
bangunan dan penggunaan bukan pertanian. L = Faktor panjang lereng
Kelemahan: S = Faktor kecuraman lereng
- tidak dapat memprediksi pengendapan
C = Faktor vegetasi/penutup tanah
- tidak memperhitungkan sedimentasi dari erosi
parit, tebing sungai dan dasar sungai. P= Fkr tindakn-tindakn khusus konsrvasi tnh
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

48
3/1/2014

The universal soil loss equation (USLE) The universal soil loss equation (USLE)
R = Indeks erosivitas hujan K = Faktor erodibilitas tanah
Jika data curah hujan dari penakar otomatis tidak
tersedia maka dipakai rumus;
Bols (1978)
EI30 = 6,119 (RAIN)1,21 (DAYS)-0,47
(MAXP)0,53
Lenvain (1975)
EI30 = Indeks erosi hujan bulanan
EI30 = 2,34 R1,98
R = Curah hujan tahunan
RAIN = CH rata-rata bulanan (cm) M = % pasir sangat halus dan debu
DAYS = Jlh HH rata-rata per bulan a = % bahan organik
MAXP = CH maks slm 24 jm pd bln b = kode struktur tanah yg dipergunakan dlm
ybs
klasifikasi tanah (Tabel 7.7)
EI30 tahunan = Jumlah EI30 bulanan
c = kelas permeabilitas tanah (Tabel 7.8)
289 290
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Data kelas struktur & permeabilitas untuk menentukan K melalui nomograf Soil-erodibility (K) nomograph

291 292
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Nilai K bbrp tanah di Indonesia (Tabel 3.14) The universal soil loss equation (USLE)
L = faktor panjang lereng

L = (X/22)m

Dimana : X = panjang lereng (m)


m = konstanta:

0,5 utk S > 5%


0,4 utk S = 3,5 – 4,5%
0,3 utk S = 1,0 – 3,0%
0,2 utk S < 2%

293 Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt 294


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

49
3/1/2014

The universal soil loss equation (USLE) The universal soil loss equation (USLE)
Dalam prakatek L dan S juga dihitung
S = faktor kecuraman/kemiringan lereng sekaligus, maka rumus yang digunakan:

S = 0,43+0,3s+0,043s2/6,613

Dimana : s = kecuraman lereng (%)


LS = Faktor panjang dan kecuraman lereng

X = panjang lereng (dalam m)


s = kemiringan/kecuraman lereng (dalam %)

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt 295 Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt 296

Faktor LS (Topographic LS factor) Faktor C (crop/management)


• Faktor C adalah
nisbah antara
besarnya erosi
dari tanah yang
Faktor betanaman dg
LS pengelolaan
dapat tertentu
juga terhadap
ditentu besarnya erosi
kan tanah yg tidak
dengan ditanami dan
menggu diolah bersih
nakan
nomo- • Beberapa hasil
graf penelitian factor
(Gam- C dapat dilihat
bar dalam Tabel 7.9
7.4)

297 Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt 298


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Faktor P (conservation practices)


Metode Konservasi Tanah dan Air
• Faktor P adalah
nisbah besarnya Tujuan dilakukan metode-metode konservasi
erosi dari tanah
dengan suatu tanah dan air pada umumnya adalah:
tindakan
konservasi  melindungi tanah dari curah hujan,
tertentu terhadap
besarnya erosi  meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah,
dari tanah yang
diolah menurut  mengurangi run-off, dan
arah lereng
 meningkatkan stabilitas agregat.
• Beberapa hasil
penelitian tentang
faktor P dapat
dilihat dalam
Tabel 7.10

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt 299 Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

50
3/1/2014

Metode Vegetatif Reforestasi lahan kritis


Tujuan melakukan metode vegetatif adalah:
 Melindungi tanah dari daya perusak butir-butir hujan.
 Melindungi tanah dari daya perusdak aliran permukaan
(run-off).
 Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah.
Yang termasuk ke dalam metode vegetatif adalah:
 Penghutanan/penghijauan kembali.
 Penanaman dengan rumput makanan ternak (permanent
pasture).
 Penutup tanah permanen (cover crop).
 Strip cropping
 Pergiliran tanaman dengan pupuk hijau atau penutup tnh
(rotation).
 Penggunaan sisa-sisa tanaman (residue management).
 Penanaman saluran pembuangan dengan rumput (grassed
water waysTeti
).Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
302
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Metode Mekanik Teras di untuk tanaman semusim dan sawah


Fungsi dari metode mekanik adalah:
 memperlambat aliran permukaan, dan
 menampung dan penyalurkan aliran permukaan
dengan kekuatan yang tidak merusak.
Yang termasuk metode mekanik adalah:
 Pengolahan tanah.
 Pengolahan tanah menurut kontur.
 Galengan dan saluran mnurut kontur (contour
ridges and furrows).
 Perbaikan drainase dan perbaikan irigasi.
 Waduk, dam penghambat (chek dam), balong
(farm pond), rorak, tanggul, dan lain-lain.
304
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Metode Kimia • Beberapa jenis bahan kimia yang sering


Metode kimia dilakukan dengan menggunakan digunakn untuk tujuan ini antara lain Bitumen
bahan kimia untuk memperbaiki struktur dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia tsb
tanah, yaitu meningkatkan kemantapan dicampur dengan air, misalnya dengan
agregat (struktur tanah). perbandingan 1:3, kemudian dicampurkan
dengan tanah.
Tanah dengan struktur yang mantap tidak
mudah hancur oleh pukulan air hujan, shingga • Penggunaan bahan kimia untuk tujuan
air infiltrasi tetap besar dan runoff kecil. konservasi belum banyak dilakukan. Walaupn
cukup efektif tetapi biayanya mahal. Pada
waktu sekarang ini umumnya masih dalam
tingkat percobaan.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

51
3/1/2014

BAB XII Pendahuluan


• Sistem klasifikasi tanah yang berasal Pusat
KLASIFIKASI TANAH Penelitian Tanah (PPT) Bogor dan tlah banyak
dikenal di Indonesia adalah sistem Dudal dan
OLEH:
Soepraptohardjo (1957).
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. • Sistem ini mirip dengan sistem Amerika
DR. IR. SYAKUR, M.P. Serikat trdahalu (Baldwin, Kellog, dan Thorp,
IR. MANFARIZAH, M.SI. 1938).
• Dengan dikenalnya sistem FAO/UNESCO
(1974) dan sistem Amerika Serikat yang
baru/Soil Taxonomy USDA (Soil Survey
Staff, 1975), sistem tersebut telah pula
mengalami penyempurnaan yang masih terus
dilakukan sampai sekarang.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Baldwin & Kellog (1938)


Padanan nama-nama tanah menurut Dudal &
Dudal – Supraptohardjo
Soepraptohardjo (1957) dengan sistem-sistem
(1957) Pusat Penelitian Tanah (1982), FAO/UNESCO
(1974), Soil Taxonomy USDA (1975) --- Lht
Supraptohardjo (1961) Tabel.

Perkembangan Sistem Sistem Klasifikasi Tanah


Nasional 1979
Klasifikasi Tanah di
Indonesia
PPT, 1981

PPT, 1982
Kongres V HITI,
di Medan Soil
1989
Soil Taxonomy (USDA)
Tansaran – Pantan Empan Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• PPT (1982) : Sistem Klasifikasi Tanah Nasional Penyebaran Tanah Utama dan Bahan Induk di Indonesia Dudal dan
• FAO/UNESCO (1974):Satuan Peta Tanah Dunia
• USDA (1975) : Soil Taxonomy Soepraptohardjo (1957) melaporkan 11 (great grup) tanah penting dan
penyebarannya di Indonesia, yaitu :
Padanan Penamaan Orde Tanah
No Dudal - Modifikasi*) FAO/UNESCO USDA No Great Group Tanah Lokasi
Soepraptohardjo 1978/1982 (1974) Soil Taxonomy
(1957-1961) (PPT) (1975) 1. Gambut (organosol) Kalimantan, Sumatera, Irian Barat
1 Aluvial Aluvial Fuvisol Entisol,
Inceptisol 2. Alluvial Tdpt hmpr di stp Pulau penting diIndonesia
2 Andosol Andosol Andosol Andisol
3 Brown Forest Kambisol Cambisol Inceptisol 3. Regosol Jawa, Sumatera, Halmahera
Sistem Klasifikasi Soil
Tanah yang Dikenal 4 Grumosol Grumusol Vertisol Vertisol
4. Rendzina Maluku
Di Indonesia Saat ini 5 Latosol Kambisol, Kambisol, Inceptisol, 5. Andosol Jawa, Sulawesi, Sumatera
Latosol Nitosol, Ultisol,
Laterik Ferralsol Oxisol 6. Mediteran Jawa, Sulawesi
6 Litosol Litosol litosol Entisol
7 Mediteran Mediteran Luvisol Alfisol 7. Latosol Tdpt disemua p diIndonesia, kecuali Maluku
8 Organosol Organosol Histosol Histosol
9 Podsol Podsol Podsol Spodosol 8. Podsolik Merah Sumatera, Kalimantan, Sumlawesi, Irian
10 PMK Podsolik Acrisol Ultisol Kuning Barat, Halmahera
11 Podsolik Coklat kambisol Cambisol Inceptisol
12 PC Kelabu Podsolik Acrisol Ultisol
9. Podsolik Merah Papua Barat,Halmahera,Maluku, Sumatera,
13 Regosol Regosol Regosol Entisol Coklat Sulawesi
14 Renzina Renzina Renzina Rendoll
15 Hidromorf Podsolik Gleiik Gleyic Acrisol Aquults
10 Podsol Kalimantan
kelabu 11 Grumosol Jawa Tengah
16 Planosol Planosol Planosol Aqualf
Lewat Simp. Kenawat
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

52
3/1/2014

Dudal dan Soepraptohardjo (1957) mengemukakan 1. Dudal dan Soepraptohardjo (1957) :


bahwa untuk keperluan survai tanah Indonesia telah 2. Tidak menjelasakan kategori apa yang dikembangkan
dikembangkan system klasifikasi tanah berdasarkan dalam sistem klasifikasinya,
konsep Baldwin et al. (1938) yang dimuat dalam buku: 3. Hanya dikemukakan jenis-jenis tanah tanah (Soil group)
yang ditemukan di Indonesia berikut sifat-sifat
Soil and Men dan konsep-konsep lain yang
pencirinya. Soepraptohardjo (1961) :
dikemukakan dlm Soil Survey Manual (USDA,1951). -Mnjelaskn scr rinci sistem klasifikasi ada 6 kategori:
Dasar-dasar klasifikasi tanah tsb adalah sbb: 1. Golongan (ordo), Kumpulan (subordo), Jenis (great soil
1.Dasar kriteria utk klasifikasi adlh sft morfologi tnh. group), Macam (subgrup), Rupa (famili) & Seri.
2.Klasifikasi dilakukan pada tingkat kategori yang 2. Jumlah kategori mirip klasifikasi Baldwin et al. (1938)
berbeda-beda. dan Thorp dan Smith (1949), tetapi dasar pbagian dlm
3.Satuan peta tanah dapat terdiri dari beberapa kategori ordo & subordo adlh berbeda.
satuan tanah untuk peta berskala kecil. 3. Dalam kategori, tanah tidak dibagi menjadi tanah zonal,
4.Klasifikasi tanah harus dikaitkan dengan kgunaannya intrazonal, dan azonal, tetapi dibagi atas dasar
perkembangan profil, yaitu tanpa pkembangan dan ada
untuk survai tanah.
perkembangan.
5.Korelasi yang sistematik dan terus-menerus 4. Dalam subordo, tanah bukan dibagi berdasarkan atas
merupakan kegiatan terpadu antara klasifikasi tanah jenis hutan atau tipe iklim, tetapi dibagi berdasarkan
dan survai tanah. Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt susunan horison utama(Lihat Tab 11). Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Cara Determinasi --- Lihat Tabel.


Golongan (Ordo) Kumpulan (Subordo) Simbol Jenis (Great group) Nama
I.Tanpa perkembangan 1.C-organik O A-rawang Organosol
II.Dengan 2.C-anorganik Li Tebal 50 cm, teguh aneka Lithosol
perkembangan 1.AC Re Tebal 50 cm, lepas-pasir Regosol
2.A(B)C A Tebal 50 cm, lepas-liat? Alluvial
3.ABC
4.OABC
Rz
G
A-prominen, fragipan kapur
A-prominen, konkresi kapur
Rendzina
Grumosol
Jenis-jenis Tanah menurut Dudal-
5.ACG
6.ABCG
C
An
A-cernozem, konkresi kapur
A-prominen, basa tinggi
Chernozem
Andosol
Supraptohardjo (1957)
NC B-warna, basa tinggi ( Noncalcic Brown)
BF B-warna, fragmen kapur ( Brown Forest)
Pr
RYM
B-warna/tekstur, horison kapur
B-warna/tekstur, basa tinggi
Prairie Soil
Mediteran merah kuning
Modifikasi Dudal-Supraptohardjo; Lihat Tabel
GBP B-warna/tekstur, basa sedang Podsolik kelabu coklat
RYP B-warna/tekstur, basa rendah Podsolik merah kuning
Lt B-warna/tekstur,penuh konkresi Lateritik
L B-latosol Latosol
Sn B-tiang/prisma, Na tinggi Solonetz
Sd B-tiang/prisma, Na rendah Solodi
BP B-podsol, warna lemah Podsolik coklat
P B-podsol, warna kuat Podsol
HG Glei, bahan-organ sedang-tinggi Glei humik
LHG Glei, bahan-organik rendah Glei humik rendah
PL Glei, peralihan tekstur nyata Planosol
Sk Glei, garam tinggi Solonchak
GWP Glei, B-podsol Podsol air tanah
GH Glei, B-warna/tekstur Hidromorf kelabu
GWL Glei, B-latosol Laterit air tanah

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sistem ini dibuat dalam rangka


pemetaan tanah dunia skala 1 :
5.000.000 oleh FAO/UNESCO.
KLASIFIKASI Tanah diklasifikasi dalm 2 kategori:

TANAH ■ Kategori pertama kurang lebih


setara dengan kategori great
FAO/UNESCO group,
■ Kategori kedua mirip dengan
subgrup dalam sistem taksonomi
tanah USDA. Sedangkan kategori
yang lebih tinggi dan lebih rendah
tidak dikembangkan.
Untuk pengklasifikasian tanah,
digunakan horison-horison penciri :
■ Sebagian diambil dari kriteria-
kriteria horison penciri pada
taksonomi tanah USDA,
■ Sebagian lagi dari sistem
klasifikasi tanah ini.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

53
3/1/2014

Nama-nama tanh diambil dari nama- Horizon Penciri


Tabel menunjukkan horizon penciri yang digunakan dalam klasifikasi tanah sistem
nama tanah klasik yang sudah dikenal FAO/UNESCO dan padanannya dengan sistem Klasifikasi tanah sistem Taksonomi
di beberapa negara, seperti : Rusia, Tanah USDA .
Eropa Barat, Kanada, Amerika Tabel.Horison-horison Penciri untuk Unit Tanah FAO/UNESCO dan Padanannya
Menurut Taksonomi Tanah USDA
Serikat, dan beberapa nama baru
No. FAO/UNESCO Taksonomi Tanah
yang khusus dikembangkan untuk 1. Horison A melanik Epipedon molik
tujuan klasifikasi sistem 2. Horison A nyata (sombrik) Epipedon umbrik
FAO/UNESCO ini (misalnya Luvisol & 3. Horison A lemah (palid) Epipedon okhrik
Acrisol). 4. Horison A bergambut (peaty) Epipedon histik
Kelihatannya sistem ini merupakan 5. Horison B natrik Horison natrik
6. Horison B argilluvik Horison argilik
sistem klasifikasi tanah kompromi dr
7. Horison B planik Perubahan tekstur tiba-tiba (nyata)
berbagai sistem yang dikembangkan 8. Horison B glossik Batas horison bentuk lidah (tongued)
masing-masing negera. Tujuannya 9. Horison plintik Plintit
agar dapat dterima oleh smua pihak. 10. Horison B kambik (tidak termasuk gley) Horison kambik
Sistem ini lebih tepat disebut sbg 11. Horison gleyik Horison yang banyak dipengaruhi air
sistem satuan tanah, bukan sistem 12. Horison B spodik Horison spodik
13. Horison B oksik Horison oksik
klasifikasi tanah, karena tidak
14. Horison kalsik Horison kalsik
disertai dgn pembagian kategori yg 15. Horison gipsik Horison gipsik
lebih terperinci. 16. Horison salik Horison salik
17. Horison gibsitik Horison yang mengandung gibsit ≥ 30%
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

6. Smeary (licin) = tiksotropi (sifat tanah yang bila dipirid dengan jari-jari terasa licin
Beberapa horison dan sifat-sifat penciri untuk klasifikasi FAO/UNESCO,
seperti menuju ke fase cair, tetapi bila piridan dilepaskan kembali ke
selain yang telah didefinisikan dalam Taksonomi Tanah antara lain :
fase padat.
Tabel.Horison dan Sifat Penciri yang Digunakan dalam Klasifikasi Tanah 7. Sifat feralik Mempunyai KTK NH4Cl < 24 me/100 g liat.
menurut FAO/UNESCO
1. Epipedon histik Eutrik pH ≥ 5.5; distrik pH < 5.5 8. Sifat ferik (a) mempunyai karatan kasar dengan hue lebih merah dari 7.5 YR atau
kroma > 5, atau keduanya; atau (b) nodul/ konkresi berdiameter
2. Epipedon okhrik,Okrik (1) BO < 1 % bila nisbah pasir/liat pada 40 cm teratas ≤ sampai 2 cm, dan bagian luarnya dilapisi Fe berwarna lebih merah atau
berkroma lebih tinggi daripada bagian dalam nodul; atau (c) KTK NH4Cl
sangat lemah 1; atau < 0.5 % bila nisbah tersebut ≥ 13; atau 0.5 - <
< 24 me/100 g liat paling sedikit pada beberapa bagian horison argilik.
1 % bila nisbah tersebut 1-13. (2) Bila kedalaman tanah
18-40 cm, maka BO pada (1) adalah < 1.2-0.6 % pada 9. Salinitas tinggi (1) dalam 125 cm tanah teratas bila tekstur kasar; atau (2) dalam 90
lapisan 18 cm teratas. a. Daya hantar cm teratas bila tekstur sedang; atau (3) dalam 75 cm teratas bila
listrik(DHL) tekstur halus; atau
3. Okrik lemah Kadar BO antara kadar BO okrik sangat lemah dan > 15 dS/m pada 25°C
epipedon molik menurut taksonomi tanah
b. DHL > 4 dS/m Bila pH H2O (1:1) > 8.5
pada 25°C dalam 25
4. Epipedon plagen, Tidak digunakan cm teratas
antropik, sombrik &
agrik 10 Sifat takarik Tekstur tanah berat, tanah retak-retak bila kering, membentuk kerak
di permukaan tanah, pipih dan masif
5. Duripan, fragipan, Tidak digunakan sebagai horison penciri tetapi digunakan
horison petrokalsik & sebagai fase dalam peta tanah 11 Sifat hidromorfik Jenuh air tanah, terdapat horison O histik, warna tanah dominan
dengan hue N atau lebih biru dari 10 Y, sewaktu-waktu jenuh air
petrogipsik
dengan gejala reduksi, atau reduksi dan segregasi (tanda-tanda gejala
Padas besi tipis = horison plakik reduksi untuk masing-masing tanah berbeda).
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Great Group No. Jenis tanah Asal kata/bahasa Uraian singkat


Nama-nama tanah menurut sistem FAO/UNESCO (1974) dan asal kata masing- 4. Fluvisol Latin, fluvius = Berkembang dari bahan iluvial baru dan tidak mempunyai
masing dan sifat-sifat tanah dalam tingkat great group disajikan pada Tabel 13. banjir, sungai, horison penciri lain (kecuali tertimbun ≥ 50 cm oleh bahan
Tabel 13.Jenis Tanah, asal kata, dan sifat masing-masing Tanah Menurut alluvial sungai baru) selain okrik, umbrik, histik, atau sulfurik
FAO/UNESCO
No Jenis tanah Asal kata/bahasa Uraian singkat 5. Soloncak Rusia, sol = garam, Salinitas tinggi; dan tidak mempunyai horison penciri lain
1. Histosol Yunani, histos = Tanah yang mempunyai horison O histik dengan tanah bergaram (kecuali tertimbun ≥ 50 cm oleh bahan baru) selain horison
A, histik, kambik, kalsik, atau gipsik.
jaringan, tanah ketebalan mulai dari permukaan atau kumulatif
berasal dari dalam 80 cm teratas: (a) ≥ 40 cm; atau (b) ≥ 60 6. Gleysol Rusia, gley = tanah Mempunyai sifat hidromorfik pada kedalaman ≤ 50; dan
tanaman jaringan. cm jika terdiri dari lumut sphagnum, atau BD < 0.1; basah, rawa, selalu tidak mempunyai horison lain (kecuali tertimbun ≥ 50 cm
atau (c) < 40 cm jika terletak di atas hamparan jenuh air. oleh bahan baru) selain horison A, histik, kambik, kalsik,
batuan. atau gipsik.
2. Lithosol Yunani,lithos=batu Kedalaman sampai ke batuan < 10 cm.
3. Vertisol Latin,verto = Sesudah 20 cm tanah teratas tercampur mempunyai 7. Andosol Jepang,ando=tanah Mempunyai epipedon molik umbrik, atau okrik di atas horison
campur aduk, ≥ 30 % liat pada seluruh horison sampai kedalaman kelam/gelap/hitam kambik; dan tidak mempunyai horison lain (kecuali tertimbun
berubah, terba- ≥ 50 cm, dengan lebar retakan ≥ 1 cm pada ≥ 50 cm oleh bahan baru); dan sampai kedalaman ≥ 35 cm
mempunyai 1 atau ke 2 sifat berikut: (1) BD 1/3 bar fraksi
lik, bila kering kedalaman 50 cm untuk beberapa lama pada
tanah halus (< 2 mm) < 0.85 g/cm3 & kompleks jerapan
retak, kebanyakan tahun kecuali diari; dan mempunyai
didominasi oleh bahan-bahan amorf; dan/atau ≥ 60 % bahan
mengembang, gilgai; atau bidang kilir yang saling berpotongan volkan vitrik, sinder, atau bahan-bahan piroklastik lain
lekat, tanah atas (struktur baji/belah ketupat) pada kedalaman 20 – dalam fraksi debu, pasir, dan kerikil.
masuk ke lapisan 100 cm. 8. Arenosol Latin, arena = Bertekstur kasar mengandung bahan albik sampai kedalaman
bawah melalui pasir, tanah pasir ≥ 50 cm; dan tidak mempunyai horison penciri lain (kecuali
retakn tertimbun ≥ 50 cm oleh bahan baru) selain epipedon okrik.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

54
3/1/2014

No. Jenis Asal kata/bahasa Uraian singkat


No. Jenis tanah Asal kata/bahasa Uraian singkat
tanah
9. Regosol Yunani, rhegos = selimut Tanpa horison penciri lain (kecuali tertimbun ≥ 17. Chernozem Rusia, chern = hitam, (a) Epipedon molik dengan kroma lembam ≤ 2 sampai
zemlia = tanah kedalaman ≥ 15 cm; dan (b) ada ≥ 1 sifat berikut:
bahan lepas 50 cm oleh bahan baru) selain epipedon okrik.
horison kalsik atau gipsik; kapur lunak pada kedalaman ≤
125 cm bila bertekstur kasar, atau ≤ 90 cm bila
10. Ranker Austria, rank= lereng Dengan epipedon umbrik setebal ≤ 25 cm; dan bertekstur sedang, atau ≤ bila bertekstur halus.
curam, horison tipis tidak mempunyai horison lain (kecuali
tertimbun ≥ 50 cm oleh bahan baru). 18. Kastanozem Rusia,kastaneo=chesnut Epipedon molik, kroma lembab > 2 samapai kedalaman ≥
,warna seperti chesnut 15 cm; dan idem 17 b.
11. Rendzina Polandia, rendzic = Dengan epipedon molik berkadar CaCO3 setara
gemersik, bila diolah ≥ 40 %; atau berada di atas bahan berkadar 19. Phaeozem Yunani, phaeos = Di stepe gurun, akumulasi kuat BO di permukaan tetapi
berisik karena kapur CaCO3 setara ≥ 40 %. berdebu CaCO3 tercuci.

20. Podzoluvisol Lihat Podzol dan Luvisol Batas horison tidak rata atau terputus akibat: (a)
12. Podzol Rusia, pod = pucat Dengan horison spodik
pelidahan horison albik ke argilik; atau (b) pembentukan
13. Ferralsol Latin, ferrum= Fe & Al Dengan horison oksik
nodul (diameter 2-30 cm) pada bagian luarnya diperkaya
14. Planosol Latin, planus = datar, Dengan horison albik yang terletak di atas dan dilapisi/ diperkeras oleh Fe & mempunyai hue lebih
tanah di daerah datar, horison dengan permeabilitas lambat pada merah & kroma lebih tinggi dari bagian dalamnya.
berdrainase jelek. kedalaman ≤ 125 cm; dan ciri hidromorfik
paling sedikit pada sebagian horison albik. 21. Xerasol Yunani, xeros = kering, Dengan epipedon okrik lemah & regim kelembaban aridik;
15. Solonetz Rusia, sol & netz = Na Dengan horison natrik. tanah daerah kering dan tidak mempunyai permafrost sampai kdalamn 200 cm.
16. Greyzem Inggris, grey = kelabu, Dengan epipedon molik, kroma lembab ≤ 2
tanah brwarna kelabu sampai kedalaman ≥ 15 cm; dan warna pucat 22. Yermosol Spanyol, yermo= gurun, Sama dengan Xerosol tapi dengan epipedon okrik sangat
tanah daerah gurun sangat lemah.
(bleached) pada permukaan bongkah.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

No. Jenis tanah Asal kata/bahasa Uraian singkat


23. Nitosol Latin, nitidus = warna cerah, Horison argilik & kadar liat tidak menurun sampai 20
berkilap, tanah dengan % dari kadar maksimum sampai kedalaman 150 cm;
bongkah struktur mengkilap dan tidak ada plintit sampai kedalaman 125 cm; dan
karena selaput liat tidak ada sifat vertik & ferik. KLASIFIKASI TANAH USDA
24. Acrisol Latin, acris = sangat masam, Horison argilik; dan KB NH4OAc < 50 % paling (Soil Taxonomy )
KB rendah sedikit pada beberapa bagian dari argilik pada
kedalaman ≤ 125 cm.

25. Luvisol Latin, luvi = pencucian dan Terdapat horison B argilik dengan basa medium-tinggi
penimbunan liat
26. Cambisol Latin,cambiere = berubah Dengan horison kambik; atau epipedon umbrik setebal
warna,struktur dan konsist > 25 cm.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sistem Taksonomi Tanah diterbitkan oleh USDA tahun 1975, Riwayat


judul :Soil Taxonomy a Basic System of Soil Classification for Sistem klasifikasi tanah Taksonomi Tanah (USDA, 1975)
Making and Interpreting Soil Surveys” (Soil Survey Staff, merupakan penyempurnaan: The Comprehensive System of
1975), sistem klasifikasi tanh ini banyak dikenal di seluruh dunia. Soil Classification 7th Approximation” (USDA, 1960).
Tujuan pembuatan sistem Taksonomi Tanah adalah untuk Taksonomi Tanah disusun atas dasar pengetahuan dan
membuat sistem dasar klasifikasi tanah yang dapat digunakan pengalaman selama 67 tahun melakukan survai tanah di AS.
untuk melakukan berbagai jenis survai tanah (detil, tinjau, Sistem ini pasti (precise), sistematik, dan logik. Konsep-
eksplorasi, dan lain-lain), dan dapat juga digunakan untuk
konsep baru seperti pedon dan horison penciri ( diagnostic
melakukan interpretasi potensi tanah untuk berbagai jenis
penggunaan lahan.
horizon) diperkenalkan.
Banyak negara menggunakan sistem klasifikasi tanah-nya msg2. Definisi berbagai kategori (kelas) dari tanah-tanah yang
Soil Taxonomy tetap dipelajari, bahkan dijadikan bahan berbeda ditentukan dengan sifat-sifat yang diukur
pembanding untuk mengkorelasikan dengan jenis-jenis tanah yang (fakta), bukan oleh faktor pembentuk tanah atau
dimilikinya. proses pembentukan tanah (teori). Tatanama baru telah
Saat ini merupakan suatu kebiasaan untuk memberi padanan disusun dengan menggunakan kata-kata Yunani atau Latin.
dengan nama-nama menurut Soil Taxonomy bagi tanah-tanah Penemuan-penemuan baru setelah diterbitkannya Soil
yang diklasifikasikan menurut sistem tanah masing-masing Taxonomy (1975), diterbitkan lagi dalam bentuk “ Keys to
negara, seperti halnya memberikan nama Latin bagi tumbuh- Soil Taxonomy” (USDA, 1983, 1987, 1990, 1992, 1994,
tumbuhan disebut dengan nama daerah. 1996, 1998).
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

55
3/1/2014

Tahun 1999 semua hasil perbaikan tersebut secara resmi Pengertian dan Asumsi
diterbitkan dalam edisi : Soil Taxonomy baru (Soil Survey Staff, Pengembangan Taksonomi Tanah didasarkan atas beberapa pengertian
1999), lalu tahun 2003 dan terakhir 2006 diterbitkan : dan asumsi sebagai berikut :
Keys to Soil Taxonomy, edisi ke- 10 (Soil Survey Staff, 2006). Sifat Umum
Penyusun sistem Taksonomi Tanah sadar, pengetahuan tentang 1.Taksonomi Tanah merupakan sistem multikategori.
tanah tropika seperti Indonesia, belum sejauh pengetahuan tanah- 2.Taksonomi Tanah harus memungkinkan modifikasi, karena adanya
tanah di daerah beriklim sedang seperti AS dan Eropa. Keuntungan penemuan-penemuan baru dengan tidak merusak sistemnya sendiri
sistem ini adalah kemungkinan tersebut telah diperhitungkan dan (minimum of disturbance).
disediakan wadah untuk menampungnya, sehingga adanya perubahan 3.Taksonomi Tanah harus mampu mengklasifikasi semua tanah dalam
atau penambahan2 tidak harus mengubah sistemnya sendiri. suatu landscape dimanapun ditemukan.
Kesulitan yang dihadapi dalam menggunakan sistem Taksonomi 4.Taksonomi Tanah harus dapat digunakan untuk berbagai jenis survai
Tanah bagi Negara-negara berkembang adalah tidak cukupnya data tanah. Kemampuan penggunaan Taksonomi Tanah untuk survai tanah
yang diperlukan untuk klasifikasi tersebut. Sistem klasifikasi tanah harus dibuktikan dari kemampuannya untuk interpretasi berbagai
memerlukan data-data sifat-sifat fisika, kimia, dan mineralogi penggunaan tanah.
tanah yang kuantitatif. Definisi-definisi
Walaupun sulit, sistem ini merupakan sistem yang sangat baik, 1.Definisi tiap taksa harus memberi pengertian yang sama bagi stiap
karena didefinisikan dengan pasti, sistematika klasifikasi jelas, dan pemakai.
tatanama informatif (nama-nama tanah menunjukkan sifat-sifat 2.Definisi taksa harus terus-menerus diuji dari sifat-sifat dan fungsi
tanah tersebut.
tanah masing-masing kategori). Berdasarkan definisi yang pasti
3.Definisi-definisi harus diberikan dengan batasan-batasan yang pasti
tersebut, maka dapat dihindari mengklasifikasikan tanah yang sama
(precise) dan kuantitatif.
ke dalam kelas yang berbeda.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Struktur Tabel. Kunci Ordo Tanah (Sangat Disederhanakan )


Taksonomi Tanah terdiri dari enam No Ordo Tanah Definisi

kategori (taksa) dengan sifat-sifat 1. Gelisol Tanah yang mempunyai permafrost pada kedalaman ≤ 100 cm.

faktor pembeda mulai dari kategori 2. Histosol Tanah lain dengan kandungan bahan organik > 30 % dan tebal > 40cm

tertinggi ke kategori terendah, 3. Spodosol Tanah lain yang memiliki horison spodik pada kedalaman < 2 m.

adalah sebagai berikut: 4. Andisol Tanah lain yang mempunyai lapisan dengan sifat andik ≥ 60 % pada
kedalaman < 60 cm
Ordo :Terdiri dari 12 ordo. 5. Oxisol Tanah lain yang memiliki horison oksik pada kedalaman 1.5 m dan
Faktor pembeda adalah ada tidak memiliki horison kandik.
tidaknya horison penciri serta jenis 6. Vertisol Tanah lain yang mempunyai liat > 30 % di semua horison, tebal ≥ 25
cm, bila kering pecah-pecah sampai kedalaman 50 cm.
(sifat) dari horison penciri
7. Aridisol Tanah lain yang kering > 6 bulan setiap tahun dan tidak mempunyai
tersebut. Di bawah ini adalah epipedon molik.
kunci ordo tanah yang sangat 8. Ultisol Tanah lain yang mempunyai horison argilik dengan KB pH 8.2 < 35 %
disederhanakan, hanya untuk pada kedalaman 1.8 m.
menduga klasifikasi suatu tanah. 9. Mollisol Tanah lain yang mempunyai epipedon molik dan KB pH 7 seluruh solum
tanah ≥ 50 %.
Nama utama yang terdiri
10 Alfisol Tanah lain yang mempunyai horison argilik dengan KB pH 8.2 ≥ 35 %
dari akhiran SOL (artinya pada kedalaman 1.8 m.
tanah) dan suku kata 11 Enceptisol Tanah lain yang mempunyai horison salik atau epipedon histik, molik,
sebelum SOL menunjukkan plagen, atau umbrik, atau horison kambik.

sifat utama dari tanah tsb. 12 Entisol Tanah lain yang mempunyai epipedon okrik, atau histik, atau albik,
tetapi tidak mempunyai horison penciri lain.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Subordo:Terdiri dari 65 subordo.


Faktor pembeda adalah
keseragaman genetik,
misalnya ada tidaknya sifat-
sifat tanah yang
berhubungan dengan
pengaruh air, rejim
kelembaban, rejim suhu,
bahan induk utama,
pengaruh vegetasi seperti
ditunjukkan oleh adanya
sifat-sifat tanah tertentu,
tingkat pelapukan bahan
organik (untuk tanah-tanah
Lewat Simp. Kenawat
organik).
Terdiri dari 2 suku kata.
Suku I menunjukkan sifat
dari subordo sendiri,
sedangkan suku kata II
menunjukkan nama dari ordo
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt yang bersangkutan.

56
3/1/2014

Great group:Pada saat ini dikenal Great group:Pada saat ini dikenal
322 taksa. Faktor 322 taksa. Faktor
pembedanya adalah pembedanya adalah
kesamaan jenis, tingkat kesamaan jenis, tingkat
perkembangan dan perkembangan dan
susunan horison, susunan horison,
kejenuhan basa, rejim kejenuhan basa, rejim
suhu dan kelembaban, suhu dan kelembaban,
ada tidaknya lapisan- ada tidaknya lapisan-
lapisan penciri, seperti lapisan penciri, seperti
plintit, fragipan, atau plintit, fragipan, atau
duripan. duripan.
Tansaran – Pantan Empan Terdiri dari 3 suku kata. Pedekok ATENG Terdiri dari 3 suku kata. Suku
Suku Kata I dua suku Kata I dua suku kata
kata terakhir mnunjukkn terakhir menunjukkan
nama sub ordo, sdangkn nama sub ordo,
kata di depan mnunjukkn sedangkan kata di depan
faktor yang mencirikan menujukkan faktor yang
dari great group tsb. mencirikan dari great
group tersebut.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Subgrup : Jumlah taksa masih terus Seri : jumlah seri tanah di


bertambah. Faktor Amerika saja ± 12.000.
pembedanya adalah: sifat-
Faktor pembedanya
sifat inti dari great group
(subgrup Typic); sifat-sifat adalah: jenis dan
tanah peralihan ke great susunan horison, warna,
group, subordo atau ordo lain; tekstur, struktur,
sifat-sifat tanah peralihan ke konsistensi, reaksi
bukan tanah.
tanah dari masing-
Terdiri dari 2 kata.
Kata II nama great group dan masing horison, sifat-
kata I menerangkan sifat utama sifat kimia dan mineral
dari great group ybs. pada masing-masing
Famili : jumlah taksa dalam famili juga horison.
masih terus bertambah. Faktor Kategori ordo sampai subgrup
pembedanya adalah sifat-sifat
tanah yang penting untuk disebut kategori tinggi,
pertanian atau engineering. sedangkan kategori famili dan
Sifat-sifat tanah yang sering seri disebut kategori rendah.
digunakan sebagai faktor pembeda Jenis dan jumlah faktor
untuk famili tanah antar lain, pembeda meningkat dari
yaitu: sebaran besar butir,
susunan mineral, rejim suhu dan
kategori rendah ke kategori
kelembaban, dan lain-lain pada tinggi (principle of
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt kedalaman 50 cm. Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt accumulating differentia).

Tatanama Tabel.Arti nama-nama Tanah dalam Tingkat Ordo dan


Akhiran untuk Kategori yang lebih Rendah
Salah satu hal yang baru dalam sistem No. Nama Akhiran untuk Arti asal Kata
Taksonomi Tanah adalah penggunaan
tatanama. Dalam sistem ini nama-nama Ordo Kategori Lain
tanah selalu mempunyai arti yang umumnya 1. Alfisol Alf Pedalfer, dari Al dan Fe
menunjukkan sifat yang penting atau sifat
utama dari tanah tersebut. 2. Andisol And Ando, tanah hitam
Nama-nama Ordo
3. Aridisol Id Aridus, sangat kering
4. Entisol Ent Recent, baru
Kategori ordo tanah selalu diberi akhiran
sol (solum = tanah), sedang suku kata
5. Gelisol El Gelare, membeku
sebelumnya menunjukkan sifat utama dari 6. Histosol Ist Histos, jaringan
tanah tersebut. Untuk kategori yang
lebih rendah dari ordo akhiran sol tidak 7. Inceptisol Ept Inceptum, permulaan
digunakan lagi. Sebagai gantinya maka 8. Mollisol Oll Mollis, lunak
untuk menunjukkan hubungan sifat-sifat
tanah dari kategori tinggi dengan kategori 9. Oxisol Ox Oxide, oksida
yang lebih rendah digunakan akhiran yang 10. Spodosol Od Spodos, abu
merupakan singkatan dari nama masing-
masing ordo (Tabel 15). 11. Ultisol Ult Ultimus, akhir
12. Vertisol Ert Verto, berubah
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

57
3/1/2014

BAB XIII Pendahuluan


PENGELOLAAN TANAH • Tanah-tanah merah kuning (yellow-red soils)
meliputi bagian terbesar lahan di Indonesia,
OLEH: mulai dari tepi pantai yang landai atau
berombak hingga pegunungan tinggi yang
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. berbukit atau bergelombang, dengan iklim
DR. IR. SYAKUR, M.P. agak kering sampai basah, terbentuk dari
IR. MANFARIZAH, M.SI. batuan beku, batuan sedimen, atau batuan
metamorf.
• Tanah merah terbentuk hampir di seluruh
tanah air, kecuali beberapa pulau Nusa
Tenggara dan Maluku Selatan.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Soepraptohardjo (1961) membedakan tanah • Mengingat beberapa kendala pada Ultisol


merah menjadi tanah Podsolik Merah Kuning, (Podsolik Merah Kuning) baik ditinjau dari segi
Lateritik (merupakan tanah-tanah tua, dan fisik, kimia, maupun biologi tanah, seperti bahan
sebagian Latosol (Latosol Coklat dan Coklat organik rendah sampai sedang, kemasaman dan
Kekuningan termasuk Inceptisol), serta Al dapat ditukar (dd) tinggi, kandungan N, P, K,
Mediteran Merah. KTK dan KB rendah, serta sangat peka erosi.
• Seyogyanya pemanfaatan Ultisol tidak tepat
Pengelolaan Lahan Kering
untuk pertanian tanaman pangan terlalu intensif,
 Podsolik Merah Kuning adalah tanah yang dalam arti jangan ditanami tanaman semusim
terbentuk dari bahan induk batuan beku sepanjang tahun, tetapi perlu diselingi dan lebih
masam hingga intermedier, batuan endapan ditingkatkan penggunaan dan penanaman berbagai
tua (tertier atau lebih tua), atau batuan jenis tanaman leguminosa.
metamorf, dengan curah hujan yang tinggi, • Agar sisa-sisa tanaman tersebut dapat
bereaksi masam dan brwarna merah atau dikembalikan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau.
kuning
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Pada daerah-daerah yang datar apabila


tersedia air yang cukup, Ultisol juga masih ALFISOL
mungkin untuk dikembangkan sebagai lahan
persawahan.
• Dengan catatan harus kegiatan persawahan
untuk meningkatkan produksi pertanian,
dengan melakukan usaha diberi pupuk yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan hara bagi
pertumbuhan padi. Dengan demikian
produktivitas lahan dapat berfungsi optimal (Sumber: Wikipedia, 2011)
PPT: Red Mediterranean Soil (Terra Rossa)
FAO: Chromic Luvisols
USDA: Rdodustalf

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

58
3/1/2014

Pengelolaan Lahan Rawa


• Rawa-rawa (swamp) adalah suatu daerah yang
terletak di tempat yang rendah, lahannya
bersepon (spongy), umumnya kelembabannya
sangat jenuh dan tidak cocok untuk pertanian
dan pastura.
• Di Indonesia dan di tempat-tempat lain
tanah-tanah rawa terutama rawa mangrove
(rawa bakau), yaitu rawa asin atau payau di
sepanjang pantai dimana ditumbuhi pohon
mangrove dalam jumlah yang banyak. Rawa
mangrove dapat dibedakan dari tanah-tanah
bukan mangrove paling tidak dalam tiga hal:
Lateritik
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

1.Salinitas yang tinggi • Kematangan yang rendah


- Daya hantar listrik (DHL) dari ekstrak jenuh air • Tanah-tanah mineral dikatakan tidak matang
pada suhu 25 °C adalah > 4 mmhos cm-1, yang
(kematangan rendah) jika tanah-tanah tersebut
setara dengan kandungan garam > 0.25%, sedangkan
sangat lunak dan mudah mengalir sesuai dengan
DHL air payaunya > 2 mmhos cm-1. Pada umumnya
di tanah-tanah mangrove konduktivitas listrik pada
sangat tingginya kadar air dalam keadaan lapang.
suhu 25 °C adalah 20 - 35 mmhos cm-1, atau • Kematangan tanah biasanya dicerminkan dengan
kandungan garam ≥ 0.8%. pernyataan n-value dihitung dengan rumus:
• Di samping itu alkalinitas juga tinggi, yang tercermin • n = (A – 0.2 R) / (L + 3 H), dimana:
dari nilai persentase Na dd yang tinggi (ESP) > 15%,
dan nisbah Na terjerap (SAR) > 13. ESP
A = persentase air tanah pada kondisi lapang
menunjukkan jumlah kation Na yang terjerap pada dihitung pada tanah kering mutlak
kompleks pertukaran dari koloid tanah dan dapat R = persentase debu + pasir
dihitung: L = persentase liat; dan
• ESP = umumnya nilai ESP tanah mangrove 20 - 50%.
H = persentase bahan organik (C-organik x
• SAR = umumnya nilai SAR tanah mangrove 15-40%
1.724)
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Cat Clay Pengelolaan Tanah Sulfat Masam


Cat clay adalah: bahan liat di dalam tanah • Fasilitas drainase dpt mempercepat oksidasi
yang mengandung sejumlah sulfida atau sulfat. pirit, dan irigasi untuk pembersihan bahan-
Biasanya terbentuk pada dasar-dasar laut dan bahan beracun, kesuburannya tanah menurun,
dalam tanah payau pasang surut atau air • Perlu dipupuk unsur P dan K, membutuhkan
garam. Sulfida-sulfida berasal dari kalsium investasi yang tinggi. Menurut van Breemen &
sulfat yang terdapat dalam air laut. Pons (1978) pemberian 150 ton ha-1 kapur
dapat menetralisir sebagian asam dari 50 cm
tanah yang mengandung 3% pirit.
• Digunakan untuk aquaculture (budidaya air)
untuk dibuat tambak, cocok pada lingkungan
coastal.
• Atau dibiarkan di bawah vegetasi alami.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

59
3/1/2014

Profil tanah sulfat masam


Kondisi permukaan tanah lahan sulfat masam
(Sulfaquept) (Sulfaquept)
(Sumber: D. Shiddieq) (Sumber: I.G.M. Subiksa dan Diah Setyorini )
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Dampak utama yang ditimbulkan akibat Pengelolaan Lahan Sawah


pengelolaan/konversi rawa mangrove menjadi lahan
pertanian atau perikanan adalah:
• Tanah sawah adalah tanah yang digunakan
untuk bertanam padi sawah, baik secara terus
• Mengancam regenerasi stok-stok ikan dan udang di
perairan pertanian, perikanan, dan lepas pantai yang menerus sepanjang tahun maupun bergiliran
memerlukan hutan (rawa) mangrove sebagai daerah dengan tanaman palawija.
asuhan (nursery ground) larva, dan/atau stadium • Istilah tanah sawah, bukan merupakan istilah
muda ikan dan udang. taksonomi, tetapi merupakan istilah umum,
• Pendangkalan perairan pantai karena pengendapan seperti halnya tanah hutan, tanah
sedimen yang sebelum hutan mangrove dikonversi perkebunan, tanah pertanian, dan sebagainya
mengendap di hutan mangrove.
• Intrusi garam melalui saluran-saluran alam yang
bertahan keberadaannya atau melalui saluran-saluran
buatan manusia yang bermuara di laut.
• Erosi garis pantai yang sebelumnya ditumbuhi
mangrove Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Padi merupakan satu-satunya tanaman pangan Pengelolaan Lahan Kering yang Disawahkan
utama yang dapat tumbuh pada tanah yang • Menurut (Hardjowigeno dan Rayes, 2005)
tergenang, karena kemampuannya untuk tanah Aluvial sifat-sifat tanahnya sangat
mengoksidasi daerah perakarannya. beragam, tanah-tanah ini tdapat di wilayah
• Penggenangan menyebabkan serangkaian iklim humid (Sumatera, Jawa Barat) hingga
perubahan sifat-sifat fisika, kimia, dan semi-arid (Nusa Tenggara terutama Sumba
biologi, yang menghasilkan suatu tata dan Lombok).
hubungan tanah-tanaman yang sama sekali • Tanah-tanah ini terletak pada berbagai
berbeda dengan yang dapat diamati pada ktinggian mulai dataran aluvial, teras sungai,
tanaman lainnya. daerah cekungan, lahan rawa-rawa, lahan
pasang surut, hingga lembah antar
pegunungan.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

60
3/1/2014

Ap(g fe)
10R 4/6

ABd 7.5YR 4/2


10YR 5/3
Ap
Mn 10YR 2/1
Bo(mn) (hitam) Fe 5YR 4/6 > 20%
(merah kekuningan) Ad(fe)

10YR 4/2
Bg
Bo1
Endo
BCg
Bo2

Oxisol Inceptisol
(Aquox) (Aquept)
Sumber: T. Arabia, 2009 Sumber: T. Arabia, 2009
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Membuka tanah-tanah Aluvial untuk padi • Pada Latosol Coklat produksi padi rata-rata 4
sawah, perlu diperhatikan faktor penghambat ton ha-1, sedangkan pada latosol Merah 2 - 3
dan bahaya yang ada pada masing-masing ton ha-1. Pada daerah ini pergiliran padi
daerah. sawah dengan tanaman palawija biasa
• Di daerah humid, keadaan tanah yang masam, dilakukan, dengan luas tanah sawah Latosol
miskin hara dan bahaya banjir harus diatasi, sekitar 900 000 ha.
sedangkan di daerah kering bahaya salinitas • Melalui program BIMAS di wilayah sub-humid
dan alkalinitas harus diperhatikan, serta diperoleh produksi padi sebesar 5 ton ha-1,
pengelolaan air dan penyediaan air. sedangkan di wilayah yang lebih humid
• Produksi padi bervariasi, pada daerah-daerah produksinya sekitar 4 ton ha-1. Daerah padi
yang subur rata-rata 5 ton ha-1, daerah sawah regosol merupakan daerah yang
dengan penanaman yang tidak begitu intensif terpadat penduduknya (> 2000 orang km-2) di
hasilnya sebesar 2 ton ha-1. Indonesia, seperti halnya di Yogyakarta dan
Bali.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Andosol yang disawahkan tidak terlalu luas ± Pengelolaan Lahan Basah yang Disawahkan
50 000 ha, karena padi tumbuh baik hanya • Tanah rawa-rawa yang disawahkan
pada ketinggian < 500 m, sedangkan Andosol “dikeringkan” dahulu dengan membuat saluran
umumnya ditemukn pada ketinggian > 1000 m drainase. Sawah yang dikembangkan di
dari permukaan laut. Di daerah yang lebih daerah rawa-rawa pasang-surut disebut
dingin dan kurang sinar matahari, umur padi sawah pasang-surut, sedangkan yang
menjadi lebih panjang (6 - 7 bulan). dikembangkan di daerah rawa-rawa lebak
• Lahan Andosol biasanya berlereng dan padi disebut sawah lebak.
ditanam pada lereng yang diteras yang • Lahan rawa pelembahan dan lebak yang
kadang-kadang sangat curam. Lahan Andosol disawahkan terdapat di daerah yang hampir
yang disawahkan tersebar di Jawa, Bali, dan datar atau cekungan dengan drainase jelek
Sumatera Utara & produksi padi rata2 3 ton dan muka air tanah yang dangkal serta
ha-1. tergenang atau kebanjiran selama periode-
periode tertentu dalam setahun.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

61
3/1/2014

Surjan dengan komoditas Padi dan Ubijalar Penataan lahan dengan sistem surjan.
(Sumber: Sri Najiyati, Lili Muslihat, I Nyoman N. Suryadiputra, 2005) Tabukan untuk Padi, guludan untuk Palawija
(Sumber: Sri Najiyati, Lili Muslihat, I Nyoman N. Suryadiputra, 2005)
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Padi sawah di lahan bergambut.


Sistem sawit dupa (kiri), siap panen (tengah) dan aktivitas panen(kanan)
(Sumber: Sri Najiyati, Lili Muslihat, I Nyoman N. Suryadiputra, 2005)
Sistem wanatani Padi - Pisang pada lahan surjan
(Sumber: Sri Najiyati, Lili Muslihat, I Nyoman N. Suryadiputra, 2005)

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Biasanya lahan ini dijumpai di sepanjang • Sawah rawa lebak dilakukan dengan menanam
lembah sungai, rawa di berlakang tanggul padi baik di awal musim hujan, pda waktu air
sungai (back-swamp) dan cekungan- cekungan genangan masih rendah & padi terus tumbuh
dataran aluvial yang luas (Kalteng dan seiring dengan meningkatnya air genangan.
Sumsel). • Tanaman padi sawah yang ditanam
• Selain tanah-tanah mineral di daerah ini juga menggunakan varitas lokal yg ditanam sekali
ditemukan tanah gambut. Sawah di daerah dalam setahun, dengan hasil berkisar 2.0 -
rawa pelembahan dikembangkan dengan 2.5 ton ha-1.
„mengeringkan‟ rawa dengan pembuatan saluran
drainase

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

62
3/1/2014

Pendahuluan
BAB XIV • Tujuan survai tanah adalah mengklasifikasi,
SURVAI DAN PEMETAAN menganalisis dan memetakan tanah dengan
mengelompokkan tanah-tanah yang sama atau
TANAH hampir sama sifatnya ke dalam satuan peta
OLEH: tanah tertentu.
• Sifat-sifat dari masing-masing satuan peta
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. secara singkat dicantumkan dalam legenda,
DR. IR. SYAKUR, M.P. sedangkan uraian lebih detil dicantumkan
IR. MANFARIZAH, M.SI. dalam laporan survai tanah yang selalu
menyertai peta tanah tersebut.
• Selain itu dilakukan interpretasi kemampuan
tanah dari masing-masing satuan peta tanah
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
untuk penggunaan tanah tertentu.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Survai Tanah Persiapan Survai


Untuk menghasilkan peta tanah yang baik perlu Tahap persiapan merupakan tahap studi
dilakukan survai tanah yang cermat dan lebih teliti
pustaka, yaitu meneliti dan mengkaji pustaka
baik dr segi kartografik maupun dr segi klasifikasi
tanahnya. yang telah ada tentang keadaan tanah di
Pengamatan di lapangan harus dilakukan dengan teliti daerah tersebut.
dan penggambaran titik-titik pengamatan ke dalam Dengan demikian gambaran kasar tentang
peta harus tepat. daerah yang akan diteliti telah didapat.
 Pengamatan yang baik di lapangan tetapi salah
Dalam tahapan ini berbagai data perlu diteliti
meletakkan atau menggambarkan dalam peta akan
menghasilkan peta tanah yang salah dan tidak
terutama: peta topografi, peta geologi, iklim
bermanfaat untuk digunakan. dan hidrologi, pola drainase, penggunaan tanah
 Oleh karena itu utk dapat menghasilkan peta tanah
dan tataguna hutan kesepakatan, penduduk,
yang baik dan benar diperlukan persiapan, sarana angkutan, dan lain-lain.
pelaksanaan lapang, pengolahan data dgn sebaik-
baiknya. Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Survai Pendahuluan
Survai pendahuluan bertujuan mempersiapkan
survai utama yang akn datang di lokasi survai.
Selain menyiapkan segi administrasi, survai
pendahuluan bertujuan untuk memperoleh
gambaran menyeluruh tentang kondisi lapangan
dan identifikasi masalah yg mungkin didapat.
Survai Utama
 Survai utama merupakan kegiatan utama di
lapangn dlm program survai & pmetaan tnh ini.
 Tugas survai utama adalah melakukan identifikasi
jenis tanah dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kemampuan lahan (seperti lereng,
keadaan batu, bahaya banjir, dll), serta
mnentukn penyebarannya di daerah tsb.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

63
3/1/2014

• Jenis-jenis tanah ditentukan berdasarkan • Pemboran secara sistematis dilakukan dengan


atas pengamatan profil tanah di lapang cara grid system, misalnya setiap 100 x 250
dibantu dengan hasil analisis di laboratorium m, 500 x 500 m, 1000 x 1000 m dll sesuai
terhadap contoh tanah yang diambil dari dengan tingkat ketelitian yang dikehendaki.
masing-masing horison tanah tersebut. Mkin rapat jarak pemboran, makin teliti peta.
• Batas-batas penyebaran jenis tanah • Pemboran secara taktis dilakukan tidak atas
ditentukan dengan pemboran baik secara dasar jarak yang telah ditentukan, tetapi
sistematis ataupun taktis. didasarkan atas perbedaan faktor lingkungan
yang ada seperti perbedaan lereng, bentuk
wilayah, pertumbuhan vegetasi, fiografi,
bahan induk, dan sebagainya. Cara ini
didasarkan atas kenyataan bahwa ada
hubungan antara sifat-sifat tanah dengan
faktor lingkungannya.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Selain itu grid system lebih cocok untuk Analisis Contoh Tanah
daerah dengan wilayah datar, sedangkan Ahli pedologi yang berpengalaman dapat
untuk daerah bergelombang dapat memberi menemukan berbagai keterangan mengenai
hasil yang salah. sifat-sifat tanah dari morfologi tanah yang
• Sebagai contoh pemboran setiap jarak 500 m diamati di lapang.
di daerah bergelombang ada kemungkinan akan Walaupun demikian untuk interpretasi yang
terus-menerus membor di lembah-lembah lebih tepat tentang klasifikasi jenis tanah
yang datar diperlukan data yang lebih kuantitatif.
Klasifikasi jenis tanah modern didasarkan
pada data yang kuantitatif, di samping itu
juga untuk mengetahui hubungan tanah dan
tanaman diperlukan data-data laboratorium

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

64
3/1/2014

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Pemetaan Tanah
Peta tanah adalah suatu peta yang
menggambarkan penyebaran jenis-jenis tanah
di suatu daerah. Peta ini dilengkapi dengan
legenda yang secara singkat menerangkan
sifat-sifat tanah dari masing-masing

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Tingkatkan Intensitas; ada 3 tingkat intensitas :


a. Tinjau --- inventarisasi sdl
b. Semi detil --- lebih sfesifik
c. Detil --- desain teknis proyek
Skala 1: 2000000 1: 1000000 1:50000 1:250000 1:100000 1: 50000 1:25000 1:10000 1:5000

1 cm = 20 km 10 km 5 km 2,5km 1km 500m 250m 100m 50m

Luas Terkecil
yang Dapat
Digambarkan
di Peta (ha) 10.000 2.500 625 156 25 6.25 1.56 0.25 0.06

Nama Survei:
Young (1976) Kompilasi & Eksplorasi Reconnaissance Semi detil detil Intensif

FAO 1972 Sintesis & Eksplorasi Intensitas rendah Intensitas Medium Intens. Intensitas Sangat
Tinggi Tinggi

Tujuan Survei:

Young (1976) Inventarisasi SDL

Kelayakan Proyek

Studi Kelayakan

Survey Pengembangan

Survei Pengelolaan
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

65
3/1/2014

Pendahuluan
BAB XV
• Evaluasi lahan merupakan suatu proses menilai
TANAH DAN EVALUASI sumberdaya lahan untuk berbagai
LAHAN penggunaannya.
OLEH: • Kerangka dasar evaluasi lahan adalah
membandingkan persyaratan yang diperlukan
DR. IR. TETI ARABIA, M.S. suatu penggunaan lahan tertentu (dalam hal
DR. IR. SYAKUR, M.P. ini untuk penanaman padi), dengan
IR. MANFARIZAH, M.SI. sifat/kualitas lahan yang bersangkutan.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Istilah lahan menurut FAO (1976) merupakan • Karakteristik lahan merupakan sifat lahan
suatu lingkungan fisik yang meliputi iklim, yang dapat diukur atau diestimasi, yang
topografi, tanah, hidrologi, dan vegetasi yang terdiri atas:
pada batas-batas tertentu mempengaruhi – (a) karakteristik tunggal (misalnya curah
kemampuan penggunaan lahan. hujan, kedalaman tanah, lereng, dll), dan
• Keseluruhan lingkungan fisik tersebut – (b) karakteristik majemuk (misalnya
menentukan kualitas inheren dari suatu lahan permeabilitas tanah, drainase, kapasitas
tertentu untuk penggunaan tertentu. tanah menahan air, dan lain-lain).

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Evaluasi Kemampuan Lahan USDA Kemampuan Lahan pada Tingkat Kelas


• Salah satu sistem klasifikasi dalam • Dalam tingkat kelas, kemampuan lahan
mengevaluasi lahan yang banyak digunakan menunjukkan keragaman besarnya faktor
adalah sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan penghambat.
USDA (Klingebiel dan Montgomery, 1961). • Tanah dikelompokkan ke dalam kelas I sampai
• Sistem ini mengenal 3 kategori, yaitu kelas, VIII, dimana resiko kerusakan dan besarnya
subklas, dan unit. Penggolongan ke dalam faktor penghambat bertambah semakin tinggi
kelas, subklas, dan unit didasarkan kepada kelasnya.
kemampuan lahan tersebut untuk produksi • Tanah kelas I – IV merupakan lahan yang
pertanian secara umum tanpa menimbulkan sesuai untuk segala usaha pertanian,
kerusakan dalam jangka panjang. • Tanah kelas V – VIII tidak sesuai untuk
usaha pertanian dan diperlukan biaya yang
sangat tinggi untuk pengelolaannya.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

66
3/1/2014

Hubungan Kelas Kemampuan Lahan vs Intensitas Kemampuan Lahan pada Tingkat Subklas
dan Macam Penggunaan Lahan • Subklas adalah pembagian lebih lanjut dari
kelas berdasarkan atas jenis faktor
Intensitas dan Macam Penggunaan Meningkat
Kelas Kemampuan
Pengembalaan Pertanian
Lahan Cagar
Alam
Hutan
TB S N TB S IN SIN
penghambat yang sama.
I • Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan
II
ke dalam 4 jenis, yaitu: bahaya erosi (e),
Hambatan
III
genangan air (w), penghambat terhadap
perakaran tanaman (s), dan iklim (c).
Meningkat, IV
Kemampuan dan
Pilihan V
Penggunaan
Berkurang. VI

VII

VII
I

Keterangan : TB = Terbatas;
S = Sedang;
IN = Intensif
SIN = Sangat Intensif Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Jenis-jenis faktor penghambat ini ditulis di Kemampuan Lahan pada Tingkat Unit
belakang angka kelas, contohnya: IIIe, IIw, • Kemampuan lahan dalam tingkat unit
IVs, dan lain-lain. memberikan keterangan yang lebih spesifik
• Arti dari subklas dari masing-masing contoh dan detil kepada subklas. Tanah yang
menyatakan tanah kelas III disebabkan termasuk kedalam unit satuan kemampuan
faktor erosi (e), tanah kelas II disebabkan lahan mempunyai kemampuan dan memerlukan
oleh faktor air (w), dan kelas IV yang cara pengelolaan (contohnya: pemupukan) yg
disebabkan oelh terhambatnya perakaran sama untuk pertumbuhan tanaman.
tanaman (s).

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Lahan ini mempnyai sifat-sifat yang sama dalam


hal: (1) kemampuan memproduksi tanaman
pertanian dan rumput ternak, (2) memerlukan
tindakan konservasi dan pengelolaan yang sama,
(3) tanaman yang ditanam di lahan tersebut
dengan pengelolaan yang sama akan menghasilkan
hasil yang kurang lebih sama (produksi rata-rata
tidak akan berbeda > 25%).
• Dalam tingkat unit kemampuan lahan diberi
simbol dengan menambahkan angka-angka Arab
di belakang simbol subklas. Angka-angka ini
menunjukkan besarnya tingkat dari faktor
penghambat yang ditunjukkan dalam subklas.
Misalnya IIw-1, IIIe-3, IVs-3, dan
sebagainya.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

67
3/1/2014

Evaluasi Kesesuaian Lahan FAO • Dalam ordo sesuai (S) terdapat tiga kelas:
• Struktur sistem klasifikasi FAO adalah – S1 (sangat sesuai): lahan tanpa faktor
sebagai berikut: pembatas bagi kelangsungan produksi suatu
– Ordo: membagi lahan menjadi sesuai (S) penggunaan lahan tertentu.
dan tidak sesuai (N) untuk tanaman – S2 (agak sesuai): lahan dengan faktor
tertentu. Pada keadaan tertentu dapat pembatas ringan yang menurunkan tingkat
dibuat ordo sesuai bersyarat (conditionally produksi, tetapi secara fisik maupun
suitable/SC). ekonomis masih sesuai untuk penggunaan
– Kelas: menunjukkan tingkat kesesuaian tertentu.
lahan dalam ordo yang dilambangkan dengan – S3 (hampir sesuai): lahan dengan faktor
angka pembatas sedang yang mempengaruhi
tingkat produksi atau meningkatkan biaya
produksi dan secara ekonomis lahan ini
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt bersifat marginal.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Dalam ordo tidak sesuai (N) terdapat dua • Subklas: pembagian kelas berdasarkan jenis
kelas: faktor pembatas. Subklas disimbolkan dgn
– N1 (tidak sesuai saat ini): lahan dengan huruf kecil di belakang simbol klas.
pembatas yang berat yang belum dapat Contohnya: S2w, S2t, S2wt; dimana w =
diatasi dengan teknologi yang ada pada pembatas kelembaban tanah, dan t =
batas-batas biaya yang wajar, sehingga pembatas topografi.
membatasi kesesuaiannya pada penggunaan • Unit: pembagian sub-klas berdasarkan
tertentu. perbedaan satuan pengelolaan yang diperlukn.
– N2 (tidak sesuai selamanya): lahan dengan Unit dilambangkan dengan angka dlm kurung.
pembatas berat, sehingga tidak Contoh: S2w(1), S2w(2), dan lain-lain.
memungkinkan/menguntungkan untuk
penggunaan lahan tersebut.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

• Di Indonesia sistem evaluasi lahan menurut


framework FAO telah dimodifikasikan oleh
Pusat Penelitian Tanah Bogor, misalnya
evaluasi lahan untuk transmigrasi dll (Tabel
15.2, 15.3, dan 15.4).

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

68
3/1/2014

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

SPT 1 SPT 1
SPT 4
Aquic Eutrudept,
Grid system halus, monmorilonitik, Grid system
Titik pengamatan isohipertermik

SPT 3 SPT 6

SPT 5

SPT 1

Typic Eutrudept,
halus, monmorilonitik, SPT 2
isohipertermik

Hasil korelasi dan atau overlay data Delineasi Satuan Peta Tanah Hasil
dasar (peta geologi / bahan induk dan Pengamatan Grid
bentuk wilayah

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

69
3/1/2014

BAB XVI Pendahuluan


TANAH DAN LINGKUNGAN • Pencemaran merupakan suatu masalah di
setiap negara di dunia, tidak terkecuali di
OLEH: Indonesia.
• Pencemaran mempunyai pengaruh terhadap
DR. IR. TETI ARABIA, M.S.
semua makhluk hidup (manusia, burung,
DR. IR. SYAKUR, M.P. hewan melata, ikan, begitu juga tumbuhan,
IR. MANFARIZAH, M.SI. dan lain-lain).

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Keadaan Pertanian saat ini


1. Dampak Negatif revolusi hijau
X

Pupuk Kimia
Kondisi

Produksi
Pestisida
Hama/
Penyakit
0 Y
< 1970 1970 - 1990 1990 – Saat ini
2. Pemanasan global mengakibatkan penurunan
jumlah produktivitas terutama di daerah tropis.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Kerusakan ekosistem sawah/lahan 4. Masalah Kesehatan

Air- Kekeringan melanda Udara- Pembakaran


disetiap lahan pertanian Masalah Jerami
20 tahun melakukan
penyemprotan
pestisida kimia

Tanah – Unsur hara menipis,


Perilaku Budidaya terlalu banyak zat kimia Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

70
3/1/2014

LAPAR, KURANG
CARA PANDANG : PRILAKU PEMBERANTASAN
MAKAN
DAMPAKNYA RACUN
....!!!!!
KURANG DARAH

DITINGGAL
PENGHUNI
HAMA
SULIT DIOLAH

KERAS, PADAT,
1. Pencemaran
LENGKET lingkungan UREA, TSP, KCL
2. 3.
TIDAK MAMPU 4.Hama menjadi kebal
Terbunuhnya Berkurangnya 6. Peledakan hama
MENGIKAT/
jasad non keragaman 5. Timbul hama 7. Gangguan kesehatan
MENYIMPAN AIR
sasaran unsur hayati sekunder manusia

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sumber Daya Air Berkurang dan Cenderung Langka Pencemaran Tanah


SANGAT-SANGAT KRITIS 1. Kebocoran Limbah industri
SANGAT KRITIS
KRITIS
2. Penggunaan Pestisida, Herbisida
AGAK KRITIS tidak tepat sasaran
TIDAK KRITIS
3. Air Limbah Penumpukan Sampah
4. Kecelakaan kenderaan penggagkut
(minyak, bahan kimia, limbah, dll)

Terjadi penyebaran ke lingkungan


sekitar (udara, air)

SANGAT-SANGAT KRITIS SUMBER DATA : DPKLTS 2004


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Pencemaran Tanah Terhadap Ekosistem Dampak Penggenangan Lahan


• Perubahan kimiawi tanah • Kondisi anaerob menyebabkan terbentuknya
• Terganggunya organisme gas metan (daya rusak lingkungan 30 x)
• Kepunahan organisme
• Gangguan metabolisme tumbuhan
• Kelestarian tumbuhan/hewan terganggu
DAMPAK PESTISIDA
 Residu pada tanaman, tanah, air, dan udara
 Resistensi dan Resurgensi hama
 Mengancam kehidupan hewan (70%) dan
tumbuhan (49%).
 Hilangnya plasma nutfah (2 jenis/minggu)
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

71
3/1/2014

Dampak Pupuk Kimia Dampak Positif (+) :


Produksi untuk
• Pemupukan Kimia menyebabkan tbentuknya
Memenuhi Kebutuhan
gas nitro oxida (daya rusak lingkungn 300x) Hidup

Adopsi Teknologi :
- Meningkatkan Dampak +
- Mengurangi Dampak -
Pertanian

Dampak Negatif ( - ) :
- Kerusakan Lingkungan
- Ancaman Kesehatan

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Kerusakan Lingkungan : Pencemaran dari Kegiatan Pertanian


1. Tanah : erosi, longsor, akumulasi residu, Pencemaran yang berasal dari kegiatan pertanian adalah:
2. Air : sedimentasi pencemaran, eutropikasi  Processing
3. Udara : perubahan iklim makro, iklim Makanan: sisa bagian-bagian tanaman dan hewan, air buangan.
mikro. Tekstil: cat, bahan kimia, air buangan.
Akibatnya banjir dan kekeringan Kulit: bahan kimia penyamakan bekas yang digunakan, air
buangan, potongan/sayatan kulit.
4. Flora dan fauna : punahnya flora, fauna Pemotongan hewan: pupuk dari perut, air buangan, dan sisa
makro dan mikro (mikroorganisme) ---- buangan hewan potong.
biodiversity rendah Partikel, bau, asap dari sisa pembuangan sampah
Pemupukan berlebihan yg merembes ke aliran air atau air tnh
Kenapa Terjadi : Pupuk kandang: pengotoran terhadap air, bau-bauan
Karena usaha meningkatkan produksi setinggi- Serbuk: dari tanaman pertanian ataupun gulma
tingginya tanpa mempertimbangkan lingkungan Bau: dari pupuk kandang, pupuk lain, rumah jagal, dan dari
mesin-mesin pertanian
Bunyi: dari hewan dan mesin-mesin.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Pengaruh Negatif Lahan Sawah terhadap Emisi Gas Metan


Lingkungan Metan (CH4) merupakan GRK kedua setelah
Emisi Gas Rumah Kaca CO2 dalam kaitannya dengan pemanasan global
Hasil pengukuran atmosfir menunjukkan bhw atau efek rumah kaca. Daya pemanasan
kadar gas rumah kaca (GRK) di udara terus global 1 molekul gas metan di Troposfir
meningkat. Gas rumah kaca tersebut mliputi sekitar 21 kali lebih tinggi daripada daya
antara lain karbon dioksida (CO2), metan pemanasan 1 mol CO2. Gas metan akan
(CH4), nitrogen oksida (N2O), dan klorofluor- bertahan di lapisan Troposfir sekitar 7 - 10
karbon (CFC) yang mampu menyerap panas tahun.
radiasi gelombang panjang matahari.
GRK tersebut menimbulkan fenomena alam
yang disebut efek rumah kaca yang
berpengaruh terhadap prbhn iklim global
(Taylor dan McCracken, 1990). Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

72
3/1/2014

Emisi Gas Nitrogen Oksida Konsumsi Air yang Tinggi


Selain mengeluarkan gas N2 (dinitrogen), Air merupakan unsur yang sangat penting pd
proses denitrifikasi juga mengeluarkan gas sistem tanah sawah dan ketersediaan air
nitrogen oksida (N2O). Uniknya, gas N2O dalam jumlah banyak merupakan prasyarat
juga dihasilkan dalam proses nitrifikasi yang persawahan.
bersifat oksidatif sehingga sumbangan lahan Untuk satu musim tanam diperlukan air
sawah yang berada dalam keadaan reduktif sebanyak 1.500 mm, walaupun tidak kesemua
tidak begitu penting dalam emisi gas ini. air ini dimanfaatkan untuk proses
Bahkan proses yang oksidatif ini lebih penting evapotranspirasi.
dalaam emisi gas nitrogen oksida. Jika
suasana sangat reduktif, bahkan lahan sawah
dapaat menjadi tempat penyerapan (sink)
N2O.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Polusi Air
Walaupun ada mekanisme detoksifikasi pada
lahan sawah, N dan P dari sawah dapat
memasuki saluran drainase dan dpt mengalir
ke badan air seperti sungai, kolam, dan
danau.
Proses pengangkutan hara ini terutama terjd
pada musim penanaman karena diperlukan
pengeringan (suasana macak-macak) dan
adanya pemupukan.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt


Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Tanah Sarana Penampung Limbah • Masalah penumpuan sampah organik di perkotaan


Sampah organik yang berasal dari luar selain memerlukan biaya tinggi, juga mencemari
lingkungan sekitar tempat pembuangan sampah
pertanian yang mudah terdekomposisi seperti
akhir (TPA), krn terjadinya penumpukan sampah.
sisa-sisa tanaman, kotoran manusia, dan
sampah kota dapat ditampung oleh lahan • Sampah organik yang dikembalikan ke lahan
pertanian termasuk sawah, dapat mnyumbangkan
pertanian termasuk sawah, baik dalam bentuk
unsur hara bagi lahan sawah sehingga kesuburan
bahan organik segar maupun bahan organik
sawah tanah meningkat.
yang sudah menjadi kompos.
• Pemanfaatan fungsi lahan sawah sebagai
Sawah yang luas di pedesaan mempunyai penampung limbah organik akan dapat
potensi besar untuk menampung/mendaur-ulang direalisasikan apabila sudah dikembangkn budaya
limbah organik. Sebaliknya diperkotaan, pemilahan antara sampah organik yang mudah
pembuangan sampah merupakan masalah terdekomposisi (biodegradable) dari sampah
besar. organik tahan urai (non-biodegradable) atau
sampah non-organik.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

73

Anda mungkin juga menyukai