Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KHIYAR DAN IMPLEMENTASINYA DALAM FATWA DAN BISNIS


SYARIAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

FIQIH MUAMALAT

Dosen Pengampu :

Jureid ,M.E.I

Disusun Oleh : Kelompok III

Rahmad Pirdaus : 22080027

Salwa Selvia : 22080002

PROGRAM STUDY EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

T.A 2023
KATA PENGANTARR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
lah kami bisa menyelesaikan makalah yang membahas tentang “KHIYAR DAN
IMPLEMENTASINYA DALAM FATWA DAN BISNIS SYARIAH”. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafaatnya kelak di yaumil qiyamat.

Dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih


kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih baik berupa tenaga atau pun
pikiran sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami
menyadari bahwasannya makalah ini masih sangat jauh dari sebuah kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
sangatlah kami harapkan demi kesempurrnaan makalah ini.

Panyabungan, Oktober 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Definisi Khiyar.............................................................................................3
B. Macam-Macam Khiyar................................................................................4
C. Manfaat Khiyar............................................................................................7
D. Contoh Khiyar penerapan kaidah dalam bisnis dan keuangan.....................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disadari ataupun tidak, kita sering melakukan khiyar dalam kehidupan
sehari-hari. Yakni dalam proses jual beli. Misalnya, ketika kita membeli baju
atau barang lain tetapi ketika dibawa kerumah barang itu tidak sesuai dengan
kebutuhan kita atau terdapat cacat pada barang tersebut sehingga kita
mengembalikan dan menukarnya kepada pedagang ketika kita membeli kita
sudah ada perjanjian dengannya, apabila tidak muat boleh dikembalikan. Hal
itu adalah salah satu contoh daripada khiyar.
Khiyar adalah pemilihan didalam melakukan akad jual beli apakah
mau meneruskan akad jual beli atau menarik kembali kehendak untuk
melakukan jual beli. Dalam pertimbangan bisnis dan ekonomi khiyar ini
menjadi penting karena dengan adanya khiyar, orang yang melakukan
transaksi bisnis yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-
masing lebih jauh, supaya tidak akan menjadi penyesalan dikemudian hari
lantaran merasa tertipu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana Definisi Khiyar ?
2. Apa Saja Macam-Macam Khiyar?
3. Apa Manfaat Khiyar ?
4. Bagaiamana Contoh Khiyar penerapan kaidah dalam bisnis dan
keuangan ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Definisi Khiyar.
2. Untuk mengetahui tentang Macam-Macam Khiyar.
3. Untuk mengetahui tentang Manfaat Khiyar.
4. Untuk mengetahui tentang Contoh Khiyar penerapan kaidah dalam bisnis
dan keuangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Khiyar
Khiyar adalah “boleh memilih antara dua, meneruskan akad jual beli
atau mengurungkan (menarik kembali), tidak jadi jual beli”. Diadakan khyar
oleh syara’ agar kedua orang yang jual beli dapat memikirkan kemaslahatan
masing-masing yang lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan
dikemudian hari lantaran merasa tertipu.
Sedangkan menurut M.Ali Hasan, dalam buku yang berjudul Berbagai
Macam Transaksi dalam Islam, bahwa khiyar adalah untuk menjaga jangan
sampai terjadi perselisihan antara pembeli dengan penjual, maka syari’at
islam memberikan hak khiyar, yaitu hak memilih untuk melangsungkan atau
tidak jual beli tersebut karena ada suatu hal bagi kedua bela pihak1.
Menurut Hendi Suhendi, dalam buku yang berjudul fikih muamalah,
dalam jual beli, menurut agama islam dibolehkan memilih, apakah akan
meneruskan jual beli atau akan membatalkannya, disebabkan terjadinya oleh
suatu hal.
Dalam pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa khiyar
adalah suatu hukum dalam islam yang membolehkan memilih dalam jual beli
agar tidak ada perselisihan maupun penyesalan setelah membeli barang
tersebut, dikarenakan barang yang tidak cocok atau barang yang tidak serasi
dengan pembeli.

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا اَل َتْأُك ُلٓو ۟ا َأْم َٰو َلُك م َبْيَنُك م ِبٱْلَٰب ِط ِل ِإٓاَّل َأن َتُك وَن ِتَٰج َر ًة‬
‫َع ن َتَر اٍض ِّم نُك ْم ۚ َو اَل َتْقُتُلٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن ِبُك ْم َرِح يًم ا‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
1
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,Jakarta : Djajamurni,1954

3
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
( QS. An-Nisa Ayat 29)
Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum, lebih khusus
kepada transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Dalam ayat ini Allah
mengharamkan orang beriman untuk memakan, memanfaatkan menggunakan
(dan segala bentuk transaksi lainnya) harta orang lain denga cara yang batil,
yaitu yang tidak dibenarkan oleh syari’at.
Yang diperbolehkan memakan harta orang lain adalah dengan jalan
perniagaan yang saling, “berkeridoan” (suka sama suka) diantara kamu( kedua
bela pihak).
Walaupun kerelaan adalah suatu yang tersembunyi di lubuk hati tetapi
indikator dan tanda-tandanya dapat terlihat. Ijab dan kobul atau apa saja yang
dikenal dalam adat kebiasaan sebagai serah terima adalah bentuk-bentuk yang
digunakan hukum untuk menunjukkan kerelaan.
B. Macam-Macam Khiyar
Khiyar memiliki beberapa macam menurut para ulama. Berikut ini macam-
macam khiyar.
1. Khiyar Majlis
Khiyar majlis yakni hak memilih dari penjual dan pembeli yang
berakad untuk membatalkan akad, selama keduanya masih di tempat
(majelis) dan belum berpisah. Batasan melakukan khiyar majlis yaitu
selama penjual dan pembeli masih bertatap muka.
Khiyar ini mengatur proses transaksi di lokasi akad jual beli. Kedua
pihak memiliki hak untuk memilih. Selain itu, dapat meneruskan jual beli
yang telah disepakati atau diakadkan dalam majelis tersebut.
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila ada dua orang melakukan transaksi jual beli, maka masing-
masing dari mereka (mempunyai) hak khiyar, selama mereka belum

4
berpisah dan mereka masih berkumpul atau salah satu pihak memberikan
hak khiyarnya kepada pihak yang lain.Namun jika salah satu pihak
memberikan hak khiyar kepada yang lain lalu terjadi jual beli, maka
jadilah jual beli itu, dan jika mereka telah berpisah sesudah terjadi jual
beli itu, sedang salah seorang di antara mereka tidak (meninggalkan) jual
belinya, maka jual beli telah terjadi (juga).” (HR Bukhari dan Muslim).
Apabila keduanya sudah berpisah, maka tidak dapat melakukan akad
jual beli lagi.
Rasulullah SAW bersabda: “Penjual dan pembeli boleh melakukan
khiyar selama keduanya belum berpisah.” (HR Bukhari Muslim).
2. Khiyar Syarat
Khiyar syarat adalah hak pilih yang dijadikan syarat oleh pembeli dan
penjual atau salah seorang dari keduanya sewaktu terjadi akad untuk
meneruskan atau membatalkan akad jual beli. Misalnya, seorang penjual
berkata “Saya jual mobil ini dan Anda harus membayarnya dalam jangka
waktu tiga hari.” Dengan begitu, khiyar syarat dalam akad jual beli
tersebut adalah tiga hari2.
Hal ini merupakan hak memilih berdasarkan persyaratan. Saat akad
jual beli, kedua pihak dapat memilih untuk meneruskan atau membatalkan
proses transaksi jual beli dengan batasan waktu. Setelah waktu yang
ditentukan tiba, maka proses transaksi jual beli itu wajib dipastikan apakah
dilanjut atau tidak.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila kamu menjual maka katakanlah
dengan jujur dan jangan menipu. Jika kamu membeli sesuatu maka
engkau mempunyai hak pilih selama tiga hari, jika kamu rela maka
ambillah, tetapi jika tidak maka kembalikan kepada pemiliknya.” (HR
Ibnu Majah).
3. Khiyar Aib
2
https://www.gramedia.com/literasi/khiyar-majlis-adalah/

5
Khiyar aib ini dilakukan jika ada cacat pada barang. Pembeli bisa
membatalkan atau tidak meneruskan akad jual beli jika ada kecacatan
(aib) pada barang yang diperjualbelikan. Biasanya, hal ini terjadi jika
pembeli tidak mengetahui adanya kecacatan pada saat akad.
Jika pembeli mengetahui cacat barang saat telah berpisah, dia
memiliki hak untuk mengembalikannya pada penjual dan meminta ganti
barang yang lebih baik atau meminta kembalikan uang sesuai dengan
perbandingan kerusakannya3.
Jika terjadi perselisihan, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila penjual
dan pembeli berselisih maka perkataan yang diterima adalah perkataan
penjual, sedangkan pembeli memiliki hak pilih.” (HR At-Tirmidzi dan
Ahmad).
4. Khiyar Ta’yin
Khiyar ta’yin yaitu hak pilih pembeli dalam menentukan salah satu
barang yang berbeda dalam segi harga maupun kualitas yang telah
disebutkan dalam akad jual beli. Misalnya, seorang penjual berkata “Saya
jual kepadamu salah satu dari dua kerudung ini yang akan kamu beli
dalam waktu tiga hari.” Lalu, calon pembeli menjawab “Saya terima.”
Berdasarkan khiyar ta’yin tersebut calon pembeli berhak memilih salah
satu dari dua kerudung tersebut sesuai dengan akad yang telah disepakati.
5. Khiyar Ru’yah
Khiyar ru’yah dimiliki oleh salah satu pelaku akad untuk membatalkan
atau melanjutkan jual beli pada suatu barang yang belum pernah dilihat
sebelumnya.
Misalnya, pembeli hendak membeli komputer tapi tidak pernah
melihat barangnya sebelumnya, maka orang tersebut memiliki khiyar
ru’yah begitu melihat barangnya. Sah apabila pembeli tersebut ingin
melanjutkan atau membatalkan akad jual belinya.
3
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, Jakarta : Fajar Interpratama, 2003.

6
C. Manfaat Khiyar
Dalam Islam, setiap orang harus menerapkan kejujuran dan keadilan
untuk penjual dan pembeli, begitupun dalam proses jual beli. Hikmah
disyariatkannya khiyar dalam Islam sangat banyak sekali dan bersifat
menyeluruh serta jangka panjang. Bahkan, khiyar dalam bisnis atau ekonomi
Islam memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga kepentingan,
transparansi, kemaslahatan, dan kerelaan kedua belah pihak4.
Ada beberapa manfaat khiyar atau hikmah yang bisa diperoleh saat
menerapkan aturan Islam ini dalam perdagangan, seperti:
1. Dapat mempertegas pentingnya akad dalam jual beli.
2. Membuat kenyamanan dan kepuasan dari masing-masing pihak.
3. Penipuan dalam transaksi akan dapat terhindarkan, karena adanya
kejelasan dan hak yang jelas.
4. Penjual dan pembeli dapat jujur dan transparan melakukan proses
transaksi.
5. Menghindarkan perselisihan dalam proses jual beli.
6. Adanya khiyar sangat menjaga proses transaksi jual beli dapat terlaksana
dengan baik.
7. Mempertegas adanya kerelaan dari pihak-pihak yang terikat dalam
transaksi jual beli.
8. Menjamin kesempurnaan dalam proses transaksi.
9. Khiyar ini juga mengajarkan bahwa dalam sektor apa pun harus
dilaksanakan sesuai dengan aturan Allah SWT.
D. Contoh Khiyar penerapan kaidah dalam bisnis dan keuangan
Obyek Penerapan Khiyar dalam Jual Beli
Pada dasarnya. Islam menganut prinsip kebebasan terikat, yang
kebebasanberdasarkan keadilan, undang-undang agama, dan etika. Didlam
pengaturan sirkulasi atau perdagangan terdapat norma, etika agama, dan
4
Manan, M. Abd., Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakart:Bhakti Primayasa,1997.

7
perikemanusiaan yang menjadi landasanpokok bagi pasar Islam yang
bersih.Diantara norma itu adalah:
1. Mengatakan larangan memperdagangkan barang-barang yang diharamkan.
2. Bersikap amanah dan jujur.
3. Menegakkan _ keadilan dan men gharamkan bunga.
4. Menerapkan kasih saying dan mengharamkan monopoli.
5. Menegakkan toleransi dan persaudaraan.
6. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju akhirat.

Dari ketentuan-ketentuan terse-but yang merupakan gads kebijakan


dalam Islam yang harus ditegakkan dalam setiap transaksi jual belt, karena
pada masa sekarang, ini sulit untuk ditemui adanya suatu keterbukaan antara
penjual dan pembeli5. Konotasi perdagangan bagi para pedagang adalah
berupaya meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya, tanpa
memperhatikan hak-hak pembeli sebagai salah satu kemaslahatan yang sama-
sama harus ditegakkan. berapa banyak pembeli merasa diatitikan alas barang-
barang yang dibelinya karena tidak adanya keterbukaan dari pedagang dalam
artian tidak merupakan apa sesunggultnya yang menjadi ketetapan syarrat
dalam bermu'amalah khususnya jual belt, sehingga melalaikan hal-hal tersebut
diatas yang pada akhirnva dalam pelaksanaan jual beli itu bukanlah sesuatu
kemaslahatan yang diperolch akan tetapi sebaiknya yaitu kemudharatan.

Adanya khiyar dalam Islam pada jual beli merupakan suatu hal yang
baik sekali bagi masyarakat dalarn pelaksanaan mu'amalah. Sikap berhati-hati
dalam membeli perlu bagi konsumen, sehingga terhindar dari mendaspatkan
barang yang tidak dikehendaki adanya kesempatan memilih untuk
melangsungkan atau mebatalkan akad jual belt akan terhindar dari penyesalan
bagi pihak pembeli rnaupun penjual. Khiyar akan membuat akad jual beli
berlangsung menurut prinsip Islam yaitu, suka sama suka.
5
Syafe’i, Rahmat.2001.fiqih muamalah.Bandung:CV.Pustaka Setia

8
Oleh karena khiyar ini sebagai alternatif kemungkinan dalam
membendung akan adanya saling tidak percaya antara penjual atau pembeli
dan bahkan akan membawa pada permusuhan, maka perlu adanya ketentuan-
ketentuan tentang obyek barang-barang dagangan yang memungkinkan ada
khiyar apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli).
Karena dalam dunia perdangangan pada umumnya barang-barang yang
diperjual belikan dipajang ditempat terbuka dengan tujuan agar lebih menarik
minat bagi konsumen di samping lebi muda untuk mengalinya dan juga
mengetahui kualitasnya. Namun pada kenyataannya tidak semua barang-
barang dagangan yang ada dapat dijamin kualitasnya secara lgansung. Untuk
itulah dalam kondisi yang demikian penerapan khiyar betul-betul dapat
digunakan menurut obyeknya. Misalnya isi telur, barang-barang kimia dalam
kaleng dan sebgainya yang kesemuanya hanya bisa dilihat isinya pada waktu
dipergunakannya.

Disamping beberapa contoh barang-barang sebagai obyek yang


memungkinkan untuk berlakunya khiyar oleh penulis masih banyak lagi
sistgem perdangangan yang harus betul-betul diperlukan khiyar padanya
mengingat berlangsungnya kemaslahatan bersama dalam mebina kerukunan
dan keharmonisan dalam bermu'amalah sesuai denan tujuan syari'at. Seperti
pada pembeli secara ijon yang yang kebanyakan terjadi pada barang-barang
palawija dan didalam tanah seperti umbi-umbian, kacangkacangan atau
bebarapa macam komoditi sayur-mayur, yang secara umum biasanya oleh
pedangan diperjual belikan menurut luasnya tanah perkebunan yan ada
tanaman dimaksud.

Apabila pada kenyataannya barang-barang yang dibeli hanya dengan


memprediksi awal akan hasilnya menurut luasnya hektaran perkebunan sesuai
dengan harga yang diberikan itu akan berlangsung secra baik dan lancer,
namun sebaiknya apabila pada awal prediksi bertentangan dengan kenyataan

9
maka disitulah akan timbul saling sengketa antara penjual maupun pembeli.
Pada kondisi semcam inilah khiyar betulbetul sangq berperan yang tentunya
terlebih dahulu harus adan-ya ikrar dari kedua belah pihak baik oleh pedangan
maupun pembeli.

Hadits Nabi saw Riwayat Muslim : Bersumber dari Ibn Umar dari Rasulullah
saw beliau bersabda apabila dua orang mengadakan akad jual beli, maka
masing-masing boleh khiyar selagi belum berisah. Sedangkan mereka
berkumpul, atau salah seorang dari mereka mempersalahkan yang lain untuk
khiyar kemudian mereka mengadakan akad sesuatu dengan khiyar tersebut,
maka jual beli jadi, dan apabila mereka berpisahsemntara tidak ada
seorangpun yang meninggalkan jual beli tetap melaksanakan khiyar-khiyar,
maka harus jadi.

Dengan mengacu pada haidts nabi Saw tersebut diatas bahwa


kebolehan untuk berkhiyar pada pelaksanaan jual beli sangat dianjurkan.
Apapula pada situasi seperti sekarang ini dimana baiasanya penjual dalam
memnjajakan barang daganuannya sebagai suatu kemtlakan yang haws laku
terjual tanpa melihat resiko yang dialami oleh pembeli karena tujuannya
hanya ingin meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya tanpa melihat
apakah dia sebaga pedagang muslim, nasrani ataupun yang beragama budha.
Nilai- nilai kemanusiaan tida dipikirkannya lagi a[pabila adanya saling tolong
menolong antara sesama manusia. Karena perdagangan merupakan salah satu
sendi yang diperlukan oleh umat manusia dalam memenuhi kebutuhannya,
dalam menjalani serta mempertahankan kehidupannya dimuka bumi ini.

Kalau sikap-sikap tersebut diatas dapat dikembanv,kan oleh manusia


khususnya dalam pelaksanaan transaksi jual beli, maka akan terbinalah suatu
keterangan dan kedamaian hidup diantara sesama manusia karena dengan

10
saling adanya sikap yang demikian para konsumen harga yang ditetapkan oleh
penjual.

Mengingat bahwa khiyar ini adlah sebagai satu ketetapan syari'at yang
dianjurkan dalam bermu'amalah maka seticlak-tidaknya baai pedanaan
muslim khususnya agar mampu rnerealisasikannya dalam praktek perdangan
yang ada karena dengan demikian ia telah mampu untuk melaskanakan
nilainilai etika dalam bermulamalah yaitu adanya kejujuran dan keterbukaan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Khiyar adalah pemilihan di dalam melakukan akad jual beli apakah mau
meneruskan akad jual beli atau mengurungkan (menarik kembali) kehendak
yang melakukan jual beli. Dalam pertimbangan bisnis dan ekonomi, khiyar ini

11
menjadi penting karna dengan adanya khiyar orang yang melakukan transaksi
bisnis yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing masing lebih
jauh, supaya tidak akn terjadi penyesalan dikemudian hari lantaran merasa
tertipu.
macam-macam khiyar.
1. Khiyar Majlis
2. Khiyar Syarat
3. Khiyar Aib
4. Khiyar Ta’yin
5. Khiyar Ru’yah
Ada beberapa manfaat khiyar atau hikmah yang bisa diperoleh saat
menerapkan aturan Islam ini dalam perdagangan, seperti:
1. Dapat mempertegas pentingnya akad dalam jual beli.
2. Membuat kenyamanan dan kepuasan dari masing-masing pihak.
3. Penipuan dalam transaksi akan dapat terhindarkan, karena adanya
kejelasan dan hak yang jelas.
4. Penjual dan pembeli dapat jujur dan transparan melakukan proses
transaksi.
5. Menghindarkan perselisihan dalam proses jual beli.
6. Adanya khiyar sangat menjaga proses transaksi jual beli dapat terlaksana
dengan baik.

B. Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari kata
sempurna tentunya masih banyak sekali kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Hal ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan saya. Oleh
karena itu, kami selaku pembuat makalah ini mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam,Jakarta : Djajamurni,1954

M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam,

Jakarta : Fajar Interpratama, 2003.

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta:Fajar Interpratama,2002.

Manan, M. Abd., Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakart:

13
Bhakti Primayasa,1997.

Syafe’i, Rahmat.2001.fiqih muamalah.Bandung:CV.Pustaka Setia

https://www.gramedia.com/literasi/khiyar-majlis-adalah/

14

Anda mungkin juga menyukai