Anda di halaman 1dari 14

i

KHIYAR

( FIQH MUAMALAH )

DOSEN PENGAMPU : Mustiah RH, S.Ag., M.Sy

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Nurhayati (101200019)

Nisa Ulkarimah (101200026)

Samsidar (101200039)

MAHASISWA SEMESTER II A

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI'AH

UIN STS JAMBI

TAHUN 2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
" KHIYAR " ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kuliah pada Fiqh Muamalah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang " KHIYAR " bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mustiah RH, S.Ag., M.Sy
selaku dosen pengampu Fiqh Muamalah yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jambi , 21
Maret 2021

Kelompok
4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................1

DAFTAR ISI .......................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 3
B.Rumusan Masalah............................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Khiar ............................................................................ 5


B. Hukum Khiyar dalam Jual Beli .................................................... 6
C. Macam-macam Khiyar .................................................................. 6
D. Masa Berlakunya Khiyar ............................................................... 9
E. Hikmah Khiyar ............................................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia, kebutuhan yang diperlukan tidak cukup hanya


keperluan rohani saja. Manusia juga membutuhkan kebutuhan jasmani, seperti
makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan yang lain sebagainya. Maka untuk
memenuhi kebutuhan jasmani itu dia harus berhubungan dengan sesama dan
alam sekitarnya. Inilah yang disebut dengan Muamalah.

Untuk menghindari kesewenang-wenangan dalam bermuamalah, agama


mengatur sebaik-baiknya masalah ini. Maka dari sinilah telah jelas bahwa
Islam itu tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi
manusia juga diwajibkan untuk mencari keperluan hidupnya.

Dan salah satu cara muamalah supaya tidak terjadi salah kekeliruan antara
penjual dan pembeli, maka diperlukan adanya Khiyar (Pilihan). Oleh sebab itu,
maka di dalam makalah ini kami akan membahas tentang “ Khiyar” .

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian khiyar ?


2. Apa hukum khiyar di dalam jual beli ?
3. Sebutkan macam-macam khiyar ?
4. Kapan masa berlakunya khiyar ?
5. Apa hikmah dari khiyar ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari khiyar baik secara bahasa maupun


secara istilah.
2. Untuk mengetahui hukum khiyar di dalam jual beli
3. Untuk mengetahui macam-macam khiyar.
4. Untuk mengetahui masa berlakunya khiyar.
5. Untuk mengetahui apa saja hikmah dari Khiyar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khiyar

Kata khiyar dalam bahasa Arab berarti " pilihan atau memilih".
Pembahasan khiyar dikemukakan para ulama fiqh dalam permasalahan yang
menyangkut tranksaksi dalam bidang perdata khususnya tranksaksi ekonomi,
sebagai salah satu hak bagi kedua belah pihak yang melakukan tranksaksi
(akad) ketika terjadi beberapa persoalan dalam tranksaksi.

Secara terminologi, para ulama fiqh mendifinisikan khiyar, antara lain


menurut Sayyid Sabiq1 :
ْ ‫ضا ِء اَ ِو‬
‫االلغَا ِء‬ َ ‫ال ِخيَا ُر هُ َو طَلَبُ َخي ِْر ااَل ْم ِر ِمنَ اال ْم‬

“ Khiyar ialah mencari kebaikan dari dua perkara, melangsungkan atau


membatalkan (jual-beli)”.

M. Abdul Mujieb2 mendefinisikan : “Khiyar ialah hak memilih atau


menentukan pilihan antara dua hal bagi pembeli dan penjual, apakah akad jual
beli akan diteruskan atau dibatalkan”.

Wahbah al-Zuhaily3, mendefinisikan al-khiyar dengan:

‫ن‬Yِ ‫ضا ِئ ِه بِفَ ْس ِخ ِه َر ْفقا ً لِ ْل ُمتَ َعاقِدَي‬


َ ‫ضا ِء ْال َع ْق ِد َو َعد َِم اِ ْم‬
َ ‫اَ ْن يَ ُكوْ نَ لِ ْل ُمتَ َعاقَ ِد ْال ِخيا َ ُر بَ ْينَ ا ْم‬

“ Hak pilih bagi salah satu atau kedua belah pihak yang melaksanakan
tranksaksi untuk melangsungkan atau membatalkan tranksaksi yang disepakati
sesuai dengan kondisi masing-masing pihak yang melakukan transaksi”.

Hal khiyar ditetapkan syariat islam bagi orang-orang yang melakukan


transaksi agar tidak rugikan dalam transaksi yang mereka lakukan, sehingga
kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi tercapai dengan sebaik-
baiknya. Dengan kata lain, diadakannya khiyar oleh syara' agar kedua belah
pihak dapat memikirkan lebih jauh kemaslahatan masing-masing dari akad jual
belinya, supaya tidak menyesal dikemudian hari,dan tidak merasa tertipu.

1
Sayyid Sabiq, Fiqh sunah, (Beirut: Dar al-fikr,1983), jilid III, cet. Ke-4, hlm.164
2
M. Abdul Mujieb , kamus istilah fiqh, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994), cet. Ke-1, hlm.162
3
Wahbah al-Zuhaily, Al-fiqh al-islami wa adillatuh, (Beirut: Dar al-fikr al-muashir, 2005), jilid V,cet ke -8,
hlm. 3516.

4
Jadi, hak khiyar itu ditetapkan dalam islam untuk menjamin kerelaan dan
kepuasan timbal balik pihak-pihak yang melakukan jual beli. Dari satu segi,
memang khiyar ini tidak praktis karena mengandung arti ketidakpastian suatu
transaksi, namun dari segi kepuasan pihak yang melakukan transaksi, khiyar ini
yaitu jalan terbaik.4

B. Hukum Khiyar Dalam Jual Beli

Hak Khiyar (memilih) dalam jual beli, menurut islam dibolehkan, apakah
akan meneruskan jual beli atau membatalkannya, tergantung keadaan (kondisi)
barang yang diperjualbelikan.5

Menurut Abdurrahman al-Jaziri, status khiyar dalam pandangan ulama fiqh


adalah di syariatkan atau dibolehkan, karena suatu keperluan yang mendesak
dalam mempertimbangkan kemaslahatan masing-masing pihak yang
melakukan transaksi.

Di abad sekarang yang serba canggih, dimana sistem jual beli semakin
mudah dan praktis, masalah khiyar ini tetap diberlakukan, hanya tidak
menggunakan kata-kata khiyar dalam mempromosikan barang-barang yang
dijualnya, tetapi dengan ungkapan singkat dan menarik, misalnya : “ Teliti
sebelum membeli”. Ini berarti bahwa pembeli diberi hak khiyar (memilih)
dengan hati-hati dan cermat dalam menjatuhkan pilihannya untuk membeli,
sehingga ia merasa puas terhadap barang yang benar-benar ia inginkan.

C. Macam-Macam Khiyar

Khiyar dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut :

1. Khiyar Majlis, artinya antara penjual dan pembeli boleh memilih akan
melanjutkan jual beli atau membatalkannya. Selama keduanya masih ada
dalam satu tempat (majelis), khiyar majelis boleh dilakukan dalam
berbagai jual beli. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

‫ان بِ ْال ِخيَاِر َمالَ ْم يَتَفَ َرقَا‬


ِ ‫اَ ْلبَ ْي َع‬

4
Amir Syarifuddin, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Pranada Media, 2003) cet. Ke -1 hlm. 213
5
Prof.Dr.H. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah , (Jakarta: Rajawali Pers, 2016) Ed.1 , cet. Ke-10, hlm. 83

5
" Penjual dan pembeli boleh khiyar selama belum berpisah" (Riwayat Bukhari
dan Muslim).

Bila keduanya telah berpisah dari tempat akad tersebut, maka khiyar
majlis tidak berlaku lagi, batal.

1. Khiyar syarat, yaitu penjualan yang didalamnya disaratkan sesuatu baik


oleh penjual maupun oleh pembeli, seperti seseorang berkata, " saya jual
rumah ini dengan harga RP.100.000.000,00 dengan syarat khiyar selama
tiga hari ". Rasulullah SAW bersabda :
‫انت بالخير فى كل سلعة التاعها ثالث ليال‬
" Kamu boleh biar pada setiap benda yang telah dibeli selama tiga hari
tiga malam" (Riwayat Baihaqi).
2. Khiyar 'aib, artinya dalam jual beli ini disyaratkan kesempurnaan benda-
benda yang dibeli, seperti seseorang berkata : "saya beli mobil ini seharga
sekian, bila mobil itu cacat akan saya kembalikan," seperti yang
diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Aisyah r.a. bahwa seseorang
membeli budak, kemudian budak tersebut disuruh berdiri di dekatnya,
didapatinya pada diri bunda itu kecacatan, lalu diaduk hanya kepada rasul,
maka budha itu dikembalikan pada penjualnya.6
3. Khiyar Ru’yah, yaitu khiyar (hak pilih) bagi pembeli untuk menyatakan
berlaku atau batal jual beli yang ia lakukan terhadap suatu obyek yang
belum ia lihat ketika akad berlangsung.7
Jumhur ulama fiqh yang terdiri dari ulama Hanafiyah, Malikiyah,
Hanabilah, dan Zahiriyah menyatakan bahwa Khiyar ru’yah disyariatkan
dalam islam berdasarkan sabda rasulullah saw yang menyatakan :
ِ َ‫من ْااشتَ َري َشيْئا ً لَ ْم يَ َرهُ فَهُ َو با ِ ْل ِخي‬
‫ار اِ َذا َراَهُ (رواه الدار قطني عن ابي هرىرة‬
" Siapa yang membeli sesuatu yang belum ia lihat maka ia berhak khiyar
apabila telah melihat barang itu” (HR. Dar al-Quthni dari Abu Hurairah).
Akad seperti ini menurut mereka boleh terjadi disebabkan objek yang
akan dibeli itu tidak ada ditempat berlangsungnya akad, atau karena sulit
dilihat seperti ikan kaleng (sardencis). Khiyar ‘Ruyah, menurut mereka,
mulai berlaku sejak pembeli melihat barang yang akan ia beli.
Akan tetapi, ulama Syafi’iyah, dalam pendapat baru (al-mazhab al-
jadid), mengatakan bahwa jual beli barang yang gaib tidak sah, baik
barang itu disebutkan sifatnya waktu akad maupun tidak. Oleh sebab itu,
menurut mereka, khiyar ru’yah tidak berlaku, karena akad itu mengandung

6
Prof.Dr.H. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah , (Jakarta: Rajawali Pers, 2016) Ed.1 , cet. Ke-10, hlm. 83-84
7
Ibid, hlm. 137

6
unsur penipuan yang boleh membawa kepada perselisihan. Dan hadis
rasulullah saw menyatakan :
“ Rasulullah saw melarang jual beli yang mengandung penipuan”. (HR.
Jamaah ahli hadis, kecuali Bukhari).
4. Khiyar ta’yin, yaitu hak pilih bagi pembeli dalam menentukan barang
yang berbeda kualitas dalam jual beli. Contoh, pembelian keramik : ada
yang berkualitas super (KW1) dan sedang (KW2). Akan tetapi, pembeli
tidak mengetahui secara pasti mana keramik yang super dan berkualitas
sedang. Untuk menentukan pilihan itu ia memerlukan pakar keramik dan
arsitek. Khiyar seperti ini, menurut ulama Hnafiyah yaitu boleh, dengan
alasan bahwa produk sejenis yang berbeda kualitas sangat banyak,yang
kualitas itu tidak diketahui secara pasti oleh pembeli, sehingga ia
memerlukan bantuan seorang pakar. Agar pembeli tidak tertipu dan agar
produk yang ia carai sesuai dengan keperluaanya, maka khiyar ta’yin
dibolehkan.8
Akan tetapi jumhur ulama fiqh tidak menerima keabsahan khiyar
ta’yin yang dikemukakan ulama hanafiyah ini. Alasan mereka dalam akad
jual beli ada ketentuan bahwa barang yang diperdagangkan (al-sil’ah)
harus jelas, baik kualitasnya, maupun kuantitsnya. Dalam persoalan khiyar
ta’yin, menurut mereka kelihatan bahwa identitas barang yang akan dibeli
belum jelas,oleh karena itu , ia termasuk kedalam jual beli al-ma’dum
(tidak jelas identitasnya) yang dilarang syara’.9
Ulama Hanafiyah yang membolehkan khiyar ta’yin mengemukakan
tiga syarat untuk syah nya khiyar ini, yaitu:
a. Pilihan dilakukan terhadap barang sejenis yang berbeda kualitas dan
sifatnya.
b. Barang itu berbeda sifat dan nilainya.
c. Tenggang waktu untukkhiyar ta’yin itu harus ditentukan, yaitu menurut
Imam Abu Hanifah tidak boleh lebih dari 3 hari.
Khiyar Ta’yin, menurut ulama Hanafiyah, hanya berlaku dalam
transaksi yang bersifat pemindahan hak milik yang berupa materi dan
mengikat bagi kedua belah pihak, seperti jual beli.

D. Masa Berlakunya Khiyar

Masa berlakunya khiyar berbeda-beda, tergantung khiyar yang


digunakannya. Seperti penjelasan di bawah ini :

8
Nasrun Haroen, Op. Cit, hlm. 132
9
Wahbah zuhaily, op, Cit, jilid v, hlm. 3523.

7
 Khiyar Majelis, masa berlakunya yaitu ketika penjual dan pembeli telah
berpisah dari majelis. Rasulullah SAW bersabda :
ُ‫ ة‬Y‫ت بَرْ َك‬ ْ َ‫ َذبا َ ُم ِحق‬Y‫ا َو َك‬YY‫ا َواِ ْن َكتَ َم‬YY‫ا فِي بَي ِْغ ِه َم‬YY‫ك لَهُ َم‬ َ ‫اَ ْلبَ ْي َعا ِن باالخيار َمالَ ْم يَتَفَ َرقَا فَا ِ ْن‬
َ ‫وْ ِر‬Yُ‫ا ب‬Yَ‫ َدقَا َوبَيَن‬Y‫ص‬
‫بَ ْي ِع ِه َم‬
“ Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar selama
belum berpisah. Jika keduanya benar dan jelas maka keduanya diberkahi
dalam jual beli mereka. Jika mereka menyembunyikan dan berdusta, maka
akan dimusnahkanlah keberkahan jual beli mereka”. (HR. Bukhari dan
Muslim)
Maksudnya, bagi tiap-tiap pihak dari kedua belah pihak ini
mempunyai hak antara melanjutkan atau membatalkan selama keduanya
belum berpisah secara fisik. Dalam kaitan pengertian berpisah dinilai
sesuai dengan situasi dan kondisinya. Dirumah yang kecil, dihitung sejak
salah seorang keluar. Dirumah besar, sejak berpindahnya salah seorang
dari tempat duduk kira-kira dua atau tiga langkah. Jika keduanya bangkit
dan pergi bersama-sama maka pengertian berpisah belum ada.
Pendapat yang dianggap kuat, bahwa yang dimaksud berpisah
disesuaikan dengan adat kebiasaan setempat.
 Khiyar Syarat, masa berlakunya yaitu paling lama tiga hari tiga malam.
Rasulullah SAW bersabda :
‫انت بالخير فى كل سلعة التاعها ثالث ليال‬
" Kamu boleh biar pada setiap benda yang telah dibeli selama tiga hari
tiga malam" (Riwayat Baihaqi).
 Khiyar 'aib, masa berlaku Khiyar Aib ini menurut kesepakatan ulama fiqh,
berlaku sejak diketahuinya cacat pada barang yang diperjualbelikan dan
dapat diwarisi oleh ahli waris pemilik hak khiyar. Adapun cacat yang
menyebabkan munculnya hak khiyar, menurut ulama Hanafiyah dan
Hanabilah adalah seluruh unsur yang merusak obyek jual beli itu dan
mengurangi nilainya menurut tradisi para pedagang. Tetapi menurut ulama
Malakiyah dan Syafi’iyah seluruh cacat yang menyebabkan nilai barang
itu berkurang atau hilang unsur yang diinginkan dari padanya.10
 Khiyar Ruqyah, masa berlaku sejak pembeli melihat barang yang akan ia
beli.
 Khiyar Ta'yin, masa berlakunya menurut Imam Abu Hanifah tidak boleh
lebih dari 3 hari. Seperti masa berlakunya khiyar Syarat.

E. Hikmah Khiyar

10
http://nonagenius.blogspot.com/2017/12/khiyar-fiqih-muamalah.html?m=1 ( diakses pada Selasa, 23
Maret 2021. Jam : 12.50 )

8
Di antara hikmah khiyar yaitu sebagai berikut :

1. Menghindarkan kemungkinan terjadinya penipuan dalam jual beli.


2. Mendidik penjual agar dinyatakan jujur dalam menjelaskan kualitas
barang dagangannya.
3. Menghindarkan kejadian penyesalan dikemudian hari bagi penjual dan
pembeli.11
4. Khiyar dapat membuat akad jual beli berlangsung menurut prinsip-prinsip
Islam, yaitu suka sama suka antara penjual dan pembeli.
5. Mendidik masyarakat agar berhati-hati dalam melakukan akad jual beli,
sehingga pembeli mendapat barang dagangan yang baik atau benar-benar
disukainya.
6. Khiyar dapat memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih antar
sesama. Adapun ketidakjujuran atau kecurangan pada akhirnya akan
berakibat dengan penyesalan, dan penyesalan disalah satu pihak biasanya
dapat mengarah kepada kemarahan, kedengkian, dendam, dan akibat buruk
lainnya.12

Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin dimana setiap hukum atau
ketetapan dalam islam pasti memberikan kebaikan untuk umatnya. Misalnya
dalam konsep khiyar dalam jual beli dimana dengan konsep ini ada banyak
kebaikan yang diberikan seperti yang sebutkan di atas.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara etimologi, al-khiyar berarti pilihan. Secara terminologi, khiyar


yaitu mencari kebaikan dari dua perkara, melangsungkan atau membatalkan

11
https://sulfiana22.blogspot.com/2014/04/hikmah-khiyar-jual-beli.html?m=0 ( diakses pada Selasa, 23 Maret
2021. Jam : 12.55 )
12
Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Ihsan, saipudin Shidiq, Fiqh Muamalat, 104.

9
(jual-beli) . Atau hak-hak menentuka pilihan antara dua hal bagi pembeli dan
penjual, apakah akad jual beli akan diteruskan atau dibatalkan.

Hukum khiyar dalam ulama fiqh mubah (diperbolehkan), Karena suatu


keperluan yang mendesak dalam mempertimbangkan kemaslahatan masing-
masing pihak yang melakukan transaksi.

Macam- Macam khiyar :

1. Khiyar Majlis, yaitu hak pilih dari kedua belah pihak yang berakad untuk
membatalkan akad, selama keduanya masih berada dalam satu majelis
akad (diruangan toko) dan belum berpisah badan.
2. Khiyar Syarat, yaitu khiyar (hak pilih) yang dijadikan syarat oleh
keduanya (pembeli dan penjual), atau salah seorang dari keduanya
sewaktu terjadi akad untuk meneruskan atau membatalkan akadnya itu,
agar dipertimbangkan setelah sekian hari. Lama syarat yang diminta paling
lama tiga hari.
3. Khiyar ‘Aib, yaitu hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli
bagi kedua belah pihak yang berakad apabila terdapat suatu cacat pada
obyek yang diperjualbelikan, dan cacat itu tidak diketahui pemiliknya
ketika akad berlangsung.
4. Khiyar Ru’yah, yaitu khiyar (hak pilih) bagi pembeli untuk menyatakan
berlaku atau batal jual beli yang ia lakukan terhadap suatu obyek yang
belumia lihat ketika akad berlangsung.
5. Khiyar ta’yin, yaitu hak pilih bagi pembeli dalam menentukan barang
yang berbeda kualitas dalam jual beli.

hikmah khiyar antara lain : hiyar dapat membuat akad jual beli
berlangsung menurut prinsip-prinsip islam, yaitu suka sama suka antara penjual
dan pembeli, terrhindar dari unsur penipuan dan khiyar dapat memelihara
hubungan baik dan terjalin cinta kasih antar sesama.

B. Saran

Pelajari dan fahamilah tentang jual beli dengan baik dan benar terutama
pembahasan tentang khiyar, karena dalam kehidupan sehari-hari kita akan
selalu berhadapan dengan jual beli ( khiyar ).

Dengan mempelajari pembahasan ini, maka kita akan faham mana jual beli
yang di perbolehkan dan mana yang tidak diperbolehkan menurut para ulama.
Dan selalu timbul rasa hati-hati ketika melakukan jual beli.

10
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Rahman Abdul Ghazaly. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta : Kencana Prenada


Media Group Cipta.

Syarifuddin, Amir. 2003. Fiqh Muamalah. Jakarta: Pranada Media.

11
Suhendi, Hendi, 2016. Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Pers.

Syafe’I, Rachmat. 2001. Fiqih Muamalah. Bandung : Pustaka Setia.

Abdul, M, Mujieb. 1994. kamus istilah fiqh. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus.

B. WEB

http://nonagenius.blogspot.com/2017/12/khiyar-fiqih-muamalah.html?m=1
( diakses pada Selasa, 23 Maret 2021. Jam : 12.50 )

https://sulfiana22.blogspot.com/2014/04/hikmah-khiyar-jual-beli.html?m=0 (
diakses pada Selasa, 23 Maret 2021. Jam : 12.55 )

12
i

Anda mungkin juga menyukai