Anda di halaman 1dari 7

HAND OUT

Mata Kuliah : Pendidikan Agama


Kode Mata Kuliah : Bd. 101
B. Study : 3 sks (T:2, P:1)
Semester :I
Pengajar : Drs. MP Keliat, Mpd
Drs. Suardi, MA
Pertemuan : 1 (satu)

Topik : Memahami tuhan yang maha esa dan ketuhanan

Sub Topik : Memahami tuhan yang maha esa dan ketuhanan


Iman dan taqwa Pengertian Iman dan ketaqwaan ciri-ciri
ketaqwaan
Ketuhanan pengertian filsafat ketuhanan, filsafat ketuhanan
dan agama, hikmah mempelajari filsafat ketuhanan.

Tujuan pembelajaran : Diharapakan mahasiswa mampu memahami tuhan yang maha


esa dan ketuhanan

Referensi :
1. Abdul Majid, Filsafat Islam Majelis Taqih, PPN
2. Dasar-dasar agama islam, buku pendidikan Agama Islam pada perguruan tinggi
oleh tim PT. Bulan Bintang
3. Fatudin H. (2002). The Moeslem Ummah and Family Panning Movement in
Indonesia, BKKBN
4. Wiknjosastro. G., (2004). Perempuan dan Agama. YPKP

A. PENDAHULUAN
Pendidikan Agama yang diberikan kepada mahasiswa, meliputi

1) Memahami tuhan yang maha esa dan ketuhanan


2) Iman dan taqwa Pengertian Iman dan ketaqwaan ciri-ciri ketaqwaan
3) Ketuhanan
 Pengertian filsafat ketuhanan
 Filsafat ketuhanan dan agama
 Hikmah mempelajari filsafat ketuhanan.
Dengan mempelajari tentang ketuhanan diharapkan mahasiswa mampu memahami apa
itu ketuhanan serta memahami iman dan taqwa.
B. MATERI
Lingkup pendidikan agama yang di pelajari meliputi
1.1 Memahami tuhan yang maha esa dan ketuhanan
Defenisi :
1. Ilmuan Barat seperti Max Muller dan EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan
Jevens (Luth, 2007) mengkaji tentang Tuhan dikenal dengan teori evolusionisme,
yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana,
lama kelamaan meningkat menjadi sempurna.
2. Muhammad Daud Ali (1998) dalam bukunya “Pendidikan Agama Islam” mengatakan
bahwa di dalam Ilmu Tauhid, dijelaskan dua puluh sifat Tuhan, yang disebut dengan
sifat dua puluh.
3. Osman Raliby (1980) mengatakan bahwa konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa
disebut Tauhid. Ilmunya adalah Ilmu Tauhid. Ilmu Tauhid adalah ilmu tentang
Kemahaesaan Tuhan.

1.1.1 Iman dan taqwa, pengertian Iman dan ketaqwaan, ciri-ciri ketaqwaan
Secara etimologi, iman artinya percaya. Oleh sebab itu, setiap ajaran Islam yang
berhubungan dengan kepercayaan disebut dengan iman. Dengan demikian, iman
mengambil pusat kesadarannya di dalam hati manusia.
Ulama memberikan terminologi iman dengan beragam istilah. Namun demikian,
disepakati bahwa keimanan itu diawali dari pengikraran seseorang terhadap asas
keimanan tersebut dengan lisan, membenarkan dengan sepenuh hati tanpa keraguan, dan
merealisasikan tuntutan-tuntutan keimanan itu dengan anggota tubuh. Inilah kerangka
dasar iman yang disepakati Ahli Sunnah Wa al-Jamaah.
Mengikrarkan dengan lisan berarti mengucapkan dua kalimah syahadat, yaitu
bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah. Dua kalimat syahadat merupakan pintu gerbang seseorang yang masuk
islam.
1. Wujud Iman
Di dalam Islam, wujud iman seseorang diasaskan penegakannya kepada rukun iman.
Keimanan itu diwujudkan ke dalam kepercayaan hati, pengakuan, dan perilakunya.
Iman kepada Allah ialah membenarkan dengan yakin sepenuhnya tanpa sedikitpun
keraguan akan adanya Allah dan keesaan-Nya. Oleh sebab itu, maka setiap Muslim
wajib mempercayai hal-hal berikut:
a. Allah itu esa pada zat
Keesaan Allah pada zat-Nya ialah mengiktikadkan bahwa zat Allah itu tunggal, tiada
terbilang, dan tiada tersusun dari beberapa bagian sebagaimana makhluk-Nya. Zatnya
itu bukan benda, bukan pula terjadi dari beberapa elemen material. Manusia tidak
dituntut untuk mengetahui secara detail tentang Zat Allah.
b. Allah itu esa pada sifat
Keesaan Allah pada sifat-Nya ialah mengiktikadkan bahwa tidak ada sesuatu yang
menyamai Allah pada sifat-Nya dan hanya Allah sendirilah yang mempunyai sifat
keutamaan dan kesempurnaan.
c. Allah itu esa pada wujud
Keesaan Allah pada wujud-Nya ialah mengiktikadkan bahwa hanya Allah yang wajib
wujud-Nya, sedang wujud selain Allah adalah mungkin, artinya hanya Allah yang tetap
ada tanpa awal dan tanpa akhir sementara yang lain-Nya berpermulaan dan akan dan
binasa, kecuali yang dikekalkan-Nya.
d. Allah itu esa pada af’al (perbuatan-Nya)
Keesaan Allah pada af’al ialah mengiktikadkan bahwa Allah yang menjadikan alam,
yang menghidupkan dan mematikan, yang memberi rizeki, yang menyenangkan, dan
yang menyukarkan, yang menyempitkan dan memewahkan. Dia lah yang menghasilkan
terwujudnya segala sesuatu ini.
e. Allah itu esa pada menerima ibadat hamba-Nya
Keesaan Allah pada menerima ibadat hamba-Nya ialah mengiktikadkan bahwa hanya
Allah yang berhak menerima ibadat hamba. Dialah yang berhak disembah, diibadati,
baik dengan doa maupun dengan amaliah yang lain yang termasuk ibadah.
f. Allah itu esa dalam menyelesaikan segala hajat dan keperluan makhluk
Allah tidak berhajat kepada apa dan siapa pun. Oleh sebab itu, ketika seorang hamba
menginginkan sesuatu yang berada di luar kemampuan makhluk, maka ia harus
menujukan permohonannya kepada Allah.
g. Allah itu esa dalam membataskan batasan-batasan hukum
Allah lah yang berhak menghalalkan dan mengharamkan sesuatu, baik melalui firman-
Nya di dalam Alquran maupun melalui Nabi-Nya di dalam Sunnah. Oleh sebab itu,
segala produk hukum syari’ah harus mengacu kepada Alquran dan Sunnah.
2. Proses Terbentuknya Iman
Iman merupakan kepercayaan yang kukuh di dalam hati terhadap sesuatu iman
dalam syari’at Islam adalah mengikrarkan asas keimanan itu dengan lisan, -syahadatain,
-membenarkannya dengan hati, dan merealisasikan tuntutan-tuntutan keimanan itu
dengan anggota tubuh. Proses terbentuknya iman itu dilalui dengan kesadaran untuk
mengikrarkan sesuatu karena keyakinan yang kuat di dalam hati.
3. Tanda-tanda Orang Beriman
Orang beriman adalah orang yang mengamalkan segala kosekuensi dan tuntutan
keimanannya. Ia tidak berperilaku ganda seperti orang munafik, lain di hati lain di bibir.
Demikian pula ia tidak berprilaku seperti orang yang fasik, beriman di dalam hati tetapi
tetap bermaksiat kepada Allah.
4. Korelasi Antara Iman dan Takwa
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka takwa
dapat diartikan sebagai sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengalaman ajaran agama islam secara utuh dan konsisten.
Karakteristik orang orang yang bertakwa yang secara umum dapat dikelompokkan
ke dalam lima indikator ketakwaan:
Pertama, iman kepada Allah, para malaikat, kitab kitab dan para nabi. Dengan kata
lain, instrumen ketakwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah
iman.
Kedua, mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang
orang miskin, orang orang yang putus belanja di perjalanan, orang orang yang meminta
dana, orang orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban dan
memerdekakan hamba sahaya.
Ketiga, mendirikan salat dan menunaikan zakat. Dengan kata lain, orang yang
bertakwa adalah orang yang memelihara ibadah formalnya dengan baik dan konsisten.
Keempat, menepati janji yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan
diri.
Kelima, sabar pada saat kepayahan, kesusahan, dan pada waktu perang. Dengan kata
lain, ia memiliki semangat juang dalam memelihara agama dan harga dirinya.
Dua kecenderungan sikap terhadap lima indikator di atas:
 Sikap konsisten memelihara hubungan secara vertikal dengan Allah, yang
diwujudkan melalui iktikad dan keyakinan yang lurus, ketulusan dalam
menjalankan ibadah dan kepatuhan terhadap ketentuan terhadap aturan yang
dibuatnya.
 Memelihara hubungan secara horizontal, yakni cinta dan kasih sayang kepada
sesama umat manusia.
Seorang yang takwa (mutaqqi) adalah orang yang menghambakan dirinya hanya
kepada Allah bukan kepada mahluk. Ia selalu menjaga hubungan dengan Allah setiap
saat. Memelihara hubungan dengan allah terus menerus akan menjadi kendali dirinya
sehingga dapat menghindari dari kejahatan dan kemungkaran serta membuatnya
konsisten terhadap aturan aturan Allah. Karena itu inti ketaqwan adalah melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi laranganya. Memelihara hubungan dengan Allah dimulai
dengan melaksanakan tugas penghambaan dengan melaksanakan ibadah secara
sungguh-sungguh (khusuk) dan ikhlas. Memelihara hubungan dengan Allah dilakukan
juga dengan menjauhi perbuatan yang di larang Allah, yaitu perbuatan dosa dan
kemungkaran. Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah pada dasarnya
adalah bentuk bentuk perilaku yang lahir dari pengadilan hawa nafsu yang ada dalam
dirinya.

1.2 Ketuhanan pengertian filsafat ketuhanan, filsafat ketuhanan dan agama,


hikmah mempelajari filsafat ketuhanan.
a. Definisi :
Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:
Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-
Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya
tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal
kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan
menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya
(M.Imaduddin, 1989:56)
a) Siapakah Tuhan Itu
Kata tuhan di dalam bahasa Indonesia disemaknakan dengan kata ilah atau rabb
dalam bahasa Arab. ilah dalam bahasa arab berarti sesuatu yang disembah atau
diibadahi, sementara rabb berarti pendidik, pemilik, pembuat kemaslahatan, ditaati, dan
disembah. Makna tuhan dalam cakupan kata ilah dan rabb di atas, ditemukan secara
objektif di dalam ajaran Islam. Tuhan adalah Allah yang disembah, diibadahi, ditaati,
pencipta, pemilik, dan Zat yang mengajari mahluk-Nya.
Di dalam agama agama primitif seperti agama dinamisme, animisme, dan politisme,
juga menyakini adanya kekuatan gaib yang berkuasa. Pada masyarakat dinamis dan
animisme ditemukan bahwa mereka percaya kepada keberadaan kekuatan alam yang
melebihi kekuatan manusia. Pada masyarakat poleteisme, kepercayan-kepercayaaan
kepada kekuatan gaib dan roh-roh yang ditemukan sebelumnya, yaitu dinamisme,
animisme, meningkat menjadi kepercayaan kepada dewi dewi. Oleh sebab itu, ritual di
dalam kepercayaan ini mengharuskan adanya penyembahan kepada para dewi-dewi
tersebut.
Selain henoteisme dikenal pula adanya kepercayaan kepada tuhan yang satu,
tunggal, dan tidak berbilang. Kepercayaan ini disebut monoteisme. Islam adalah agama
yang paling konsisten dengan monoteisme, tetapi islam bukan agama yang berevolusi
dari dinamisme, animisme, politeisme, honoteisme, kemenoteisme. Islam adalah agama
wahyu yang tidak memiliki evolusi tentang konsep ketuhanananya.
b) Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan
Dalam sejarah kepercayaan umat manusia tercacat beberapa sistem kepercayaan
kepada yang gaib, yaitu dinamisme, animisme, politeisme, henetoisme dan monoteisme.
Menurut para ahli antropologi agama bahwa sejarah kepercayaan itu memeiliki evolusi,
yaitu dari dinamisme ke animisme, dan seterusnya kepada monoteisme. Namun teori ini
banyak mendapat tantangan teori tentang sejarah manusia yang digagas oleh frazer,
yaitu fase magic, agama, dan ilmu.
Berkenaan dengan teori perkembangan kepercayaan manusia, paling tidak dapat
ditemukan dua teori. Pertama mengatakan bahwa kepercayaan manusia pada awalnya
sangat sederhana dan bersahaja menuju pada kepercayaan yang lebih tinggi sesuai
dengan perkembangan kemajuan peradabannya. Teori ini dipelopori oleh E.B. Tylor,
yang menyebutkan bahwa perkembangan alam dan sosial bergerak dari bentuk yang
lebih rendah menuju bentuk yang lebih tinggi dan dari yang sederhana menjadi yang
lebih kompleks.
Teori kedua menyatakan bahwa kepercayaan manusia yang paling perdana adalah
monoteisme murni, tetapi karena perjalanan hidup manusia, maka kepercayaan tersebut
menjadi kabur dan dimasuki oleh kepercayaan animisme dan politeisme.
c) Tuhan Menurut Agama agama
Dalam konteks kepercayaan kepada tuhan para ahli filsafat juga turut serta dalam
meramaikan pembicaraan ini. Memang pada awalnya, pembahasan filsafat yang pertama
kali muncul adalah masalah metafisika,yaitu dari mana asal usul alam dan apa zat yang
menjadi dasar alam. Sebagai filodof yunani berpendapat bahwa alam berasal dari salah
satu unsur atau gabungan dari beberapa unsur alam. Thales mengatakan bahwa alam
berasal dari air, sedangkan Anaximandros mengatakan bahwa alam berasal dari udara.
Empedokles yang datang kemudian berpendapat bahwa alam terdiri atas gabungan
empat unsur yang pokok,yaitu udara,air,api dan tanah.
Selain itu, muncul pula plato dan aristoteles, mereka mengemukakan pendapat yang
sudah sampai memikirkan realitas di luar alam, yaitu zat yang berbeda dengan alam,
bersifat immateri, abadi, satu dan sempurna. Plato menanamkanya dengan idea kebaikan
dan aristoteles menyebutnya dengan sebab utama atau penggerak yang tidak bergerak.
Kendati para filosof telah mampu mengetahui realita tertinggi sebagai sebab dari semua
wujud, realitas itu belum menjadi suatu konsep yang utuh sebagaimana dalam agama.
Dalam peikiran filsafat,realitas tertinggi itu merupakan ide manusia dan keniscayaan
logis dari pemikir. Namun, realitas itu belum disebut dengan tuhan yang personal, tetapi
tuhan yang impersonal.
Tuhan yang personal terdapat dalam paham agama agama, seperti yahudi, kristen,
dan islam. Konsep Tuhan dalam agama ini jelas identitas diri-Nya dan aktif serta
memiliki berbagai sifat kesempurnaan. Tuhan personal bukan hasil ide atau pikiran
manusia, tetapi diketahui dari informasi wahyu yang dibawa oleh para rasul Tuhan.
Sifat–sifat Tuhan tercantum dalam kitab suci, yaitu Tuhan adalah pencipta alam semesta
sekaligus memeliharanya. Di samping itu, Tuhan menurut kitab suci, maha tahu dan
maha berkuasa. Berbeda halnya dengan pemahaman tentang Tuhan yang impersonal
tidak mementingkan apakah Tuhan itu pencipta atau tidak. Aktifitas tuhan di dunia,
dalam pandangan tuhan yang impersonal, tidak diperlukan karena akan mengurangi
kesempurnaan-Nya.
d) Pembuktiaan Wujud Tuhan
Dalam ilmu tauhid kesadaran untuk melakukan perenungan dan penelitian guna
memperkukuh keimanan disebut dengan nazhar. Nazhar adalah upaya seseorang untuk
merenung hakikat kehidupan, siapa penciptanya dan mengapa pula ia diciptakan. Nazhar
tersebut akan menghantarkannya pada pengetahuan atas kenisbian dirinya dan alam
sekitarnya. Kenisbian itu akan membawanya pula untuk memahami adanya yang mutlak
yang menguasai, mengatur dan menciptakan segala sesuatu yang nisbi tersebut.
Kesadaran kesadaran seperti ini mengantarkan manusia untuk mengimani adanya tuhan
yang menguasai dan mencipta alam semesta ini.

b. Manfaat mempelajari filsafat ketuhanan


Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan
menggunakan pemikiran secara serius. Plato menghendaki kepala negara seharusnya
filosuf. Belajar filsafat merupakan salah satu bentuk latihan untuk memperoleh
kemampuan memecahkan masalah secara serius, menemukan akar persoalan yang
terdalam, menemukan sebab terakhir satu penampakkan.
Dengan uraian diatas jelaslah bagi kita bahwa secara kongkrit manfaat
mempelajari filsafat adalah:
1. Seseorang dapat memaknai makna hakikat hidup manusia, baik dalam lingkup
pribadi maupun sosial.
2. Dengan berfilsafat manusia selalu dilatih, dididik untuk berpikir secara
universal, multidimensional, komprehensif, dan mendalam. Sehingga akan
menjadikan seseorang cerdas, kritis, sistematis, dan objektif dalam melihat dan
memecahkan beragam problema kehidupan, sehingga mampu meraiih kualitas,
keunggulan dan kebahagiaan hidup.

3. Menggapai kebijakan dan nilai. Nilai diperoleh dengan berpikir mendalam. Nilai
itu penting untuk mengatur kehidupan.

4. Menggapai kebenaran. Filsafat adalah jalan menggapai kebenaran karena proses


berpikir mendalam itu pada dasarnya adalah menjelaskan apa yang sebenarnya
terjadi dan bagaimana hal itu bisa terjadi, terhadap suatu kenyataan. Jika kita tak
memahami kenyataan berdasarkan kenyataan, itu adalah suatu kesalahan, dan ini
biasanya terjadi saat orang tidak berfilsafat, atau pada saat orang menilai sesuatu
seenaknya saja.

5. Memahami diri sendiri dan masyarakatnya: menghilangkan egoism,


meningkatkan kesadaran kolektif.

6. Filsafat untuk mengubah kehidupan. Artinya, dengan filsafat orang akan


terdorong untuk mengubah segala sesuatu yang ternyata telah jauh menyimpang
dari nilai-nilai kebenaran. Dalam hal ini, juga berarti bahwa filsafat juga tak
dapat dipisahkan dari kerja mengubah kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai