DISUSUN
O
L
E
H
FITRI WAHYUNI
NIM : 1602011139
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Esa dan
atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul
“Melakukan survailent pada kasus TBC”. Disusun dalam rangka memenuhi tugas
Tugas ini menganalisis tentang kasus TBC yang ada di Wilayah Kerja
ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
Namun penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun. Akhir kata penulis ucapkan semoga laporan tugas ini bermamfaat,
khususnya bagi penulis yang menyusun laporan ini dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang……….......……………………………………1
2. Rumusan Masalah…………………………..…………………1
3. Tujuan………………………………………........……………1
1. Pengumpulan Data………...…………………………………....3
2. Analisis Data……………………………………………………4
3. Pembahasan …………………………………………………….9
1. Simpulan ……………………………………………….…...21
2. Saran…………………………………………………………21
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ lain. Sumber penularan
adalah penderita TB paru BTA (+) yang dapat menularkan kepada orang di
BTA (+) akan menularkan pada 10-15 orang pertahun. Diperkirakan sekitar
Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian
pada kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas. Sekitar 75% pasien TB
adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun).
Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB di dunia.
Jumlah penderita TB Paru di Indonesia secara nasional pada tahun 2010 adalah
sebesar 302.861 orang, dimana 183.366 kasus diantaranya adalah menderita
dengan jumlah penderita TB paru BTA positif tahun 2008 sebesar 161.741
yang berada di Sumatera Utara (Sumut). Medan Dari hasil pendataan Dinas
Tuberculosis (TB) paru BTA (+) di Sumatera Utara (Sumut) atau sebesar
survey, dari jumlah tersebut, Kota Medan merupakan yang terbesar pendritanya
sampai triwulan ke III tahun 2010 pada urutan ke 7 dengan 55,3 persen untuk
Sulut,Sultra, Babel dan DKI. Target nasional sebesar 70 persen. Tahun 2011
peningkatan. Tahun 2010 perkiraan kasus baru berjumlah 3.691 jiwa, TB paru
klinis 10.164 jiwa, TB paru Basil tahan asam (BTA) positif sebanyak 1.425
kasus, dengan angka penemuan kasus baru case detection Rate (CDR)
sebanyak 38,61 persen. Adapun BTA positif yang diobati sebanyak 1.425
kasus. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Medan tahun
2011, TB berjumlah 5.386 jiwa, TB Paru BTA Positif sebanyak 2.966 kasus,
adapun BTA positif yang diobati sebanyak 2.966 kasus. Tahun 2012 TB
berjumlah 5.936 jiwa, TB Paru BTA Positif sebanyak 2.286 jiwa, adapun BTA
orang, menyusul Medan Johor, Helvetia dan Mandala. Namun dalam klasifikasi
adalah kecamatan Medan Kota, Medan Helvetia, Medan Petisah, Medan Baru
dan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Labuhan. Dimana secara spesifik
kasus penyakit TB paru di wilayah tersebut. Dari uraian di atas perlu dilakukan
Paru yang lebih efektif dan efisien di puskesmas wilayah Kerja Puskesmas Selesei
Kabupaten Langkat.
Langkat?”
1.3 Tujuan
a. Deteksi Perubahan akut dari penyakit TBC yang terjadi dan distribusinya
tahap perencanaan.
BAB II
ANALISIS DATA
1 Muhadi L 49
2 Samsul Bahri L 57
3 Dosi Salendra L 51
4 Syahian Helmi L 48
5 Sukatno L 56
6 Ahmad Irwansyah L 48
7 Carles Silaban L 43
8 Ernawati P 41
9 Jermias Sirait L 48
10 Marmin S L 57
11 Remina P 47
12 Carles Bronson S L 50
13 Hafizah P 37
14 Junaidah P 36
15 Sartika P 46
16 Julinah P 48
17 Tiurma. T P 49
18 Warso L 46
19 Lasmaria P 49
20 Siti Maliam P 50
21 Abdullah Sani L 47
22 Golin Hutasoit L 63
23 Rosland S P 51
24 Ani Suratna P 42
25 Harion Sibuea L 57
27 Nasrudin Panjaitan L 58
28 Janus Marbun L 47
29 Nusuni Br STP P 44
30 Rindu Situmorang P 47
31 Jojor Tampubolon P 48
32 Nurjannah harahap P 49
33 Ediria Mendrofia P 56
34 Nurhayati P 57
35 Dedy Manurung L 49
36 Rusli Sinaga L 47
37 Curmin Br Manik P 51
38 Sukatmi L 50
39 Veralita Sitepu P 53
40 Yusrir Tambubolon L 49
41 Jannus Sinaga L 48
42 Amiruddin L 47
43 Eko Wardono L 49
44 Wardini L 50
45 Zulhelmi Br Manik L 49
46 Daniel L 47
47 Hartono L 48
48 Dian andika P 49
49 Murniati P 48
50 Desky L 50
51 Hartanto L 51
52 Rusdian L 50
53 Rudi Manurung L 49
54 Mardenis L 53
56 Nofrison Sinaga L 49
57 Okta Hasibuan L 50
58 Mizwar L 61
2.2. Analisis Data
1 Laki-laki 37 63,4
2 Perempuan 21 36,6
Total 58 100
No Umur Frekuensi %
Total 58 100
Frekuensi
10%
21%
69%
kemudian disebut Mikobakterium tuberculosis. Kuman ini terdiri dari tiga varian
yaitu; Varian Humanus, Bovinus dan Avium. Varian yang paling banyak ditemukan
menyerang semua bagian tubuh manusia, dan yang paling sering diserang adalah
organ paru (90%). Organ lain yang juga dapat diserang yaitu kulit (TB kulit), tulang
(TB tulang), otak dan saraf (TB tulang dan saraf) dan lain-lain. Selain manusia TB
juga dapat menyerang binatang seperti babi hutan, sapi dan rusa merah di daerah
spanyol. Di Indonesia kasus TB paru menyerang hampir semua golongan umur dan
dapat merugikan masyarakat khususnya pada usia produktif (15-49 tahun) karena
keluarga.
Tingginya kasus TB Paru terhadap laki-laki antara lain disebabkan juga oleh
kebiasaan merokok yang banyak dilakukan oleh laki-laki, rokok yang dihisap oleh
dengan penelitian WHO yang menyatakan bahwa TB paru lebih sering terjadi pada
laki-laki dibanding perempuan. Selain itu menurut Buksin dalam Toyalis, juga
mengemukakan bahwa faktor resiko tuberkulosis orang dewasa laki-laki lebih 1,9
1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah
penderita TB Paru pada wanita, yaitu 42,34% pada laki-laki dan 28,9 % pada
wanita. Antara tahun 1985-1987 penderita TB paru laki-laki cenderung meningkat
sebanyak 2,5%, sedangkan penderita TB Paru pada wanita menurun 0,7%. TB paru
Iebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita karena laki-laki
bersifat kronis dan obstruktif, misalnya bronkitis dan emfisema. Merokok juga
terkait dengan influenza dan radang paru-paru lainnya. Pada penderita asma,
merokok akan memperparah gejala asma sebab asap rokok akan lebih
meningkatnya kerentanan terhadap batuk kronis, produksi dahak dan serak. Hal ini
terkena TB paru sebanyak 2,2 kali. Pada tahun 1973 konsumsi rokok di Indonesia
per orang per tahun adalah 230 batang, relatif lebih rendah dengan 430
semua Negara berkembang lebih dari 50% terjadi pada laki-laki dewasa, sedangkan
wanita perokok kurang dari 5%. Dengan adanya kebiasaan merokok akan
umur, jenis kelamin, ras, asal negara bagian, serta infeksi AIDS. Dari hasil
75% penderita TB Paru adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.
Penyakit TB - Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia
menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih
Paru banyak pada usia reproduktif? Karna penderita yang tidak melakukan
pengobatan secara tuntas di rumah sakit. Umumnya penderita TB MDR ini harus
meminum obat selama dua tahun dengan enam bulan pertama melakukan suntik
setiap harinya. Pasien yang akhirnya menderita TB MDR hanya berobat sebagian
dan resisten terhadap obat-obatan. Pasien dengan TB MDR ini ditangani secara
3.1 Kesimpulan