Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

SEJARAH PENDIDIKN ISLAM

Dosen Pengampu:

AL Muftiyah. M.Pd.I

Disusun Oleh:

Kurniatul Hasanah (2022390101604)

Ratna Yulia Sari (2022390101636)

FAKULTAS TARBIYAH

PRGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG BANYUWANGI

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala nikmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
sejarah pendidikan islam, dengan judul: Pendidikan Islam Pada Masa Bani Umayyah.

Kami sangat berharap dengan selesainya makalah ini dibuat dapat


memberikan manfaat bagi teman-teman dan orang yang membaca makalah ini.
Namun kami sadar masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen,teman-teman maupun
orang yang membaca makalah ini untuk perbaikan makalah kami ini di masa yang
akan datang.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Kurang lebinya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
makalah ini, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk memperbaiki
makalah ini nantinya.

Banyuwangi, 7 November 2023

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................I
DAFTAR ISI...............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
A.Awal Berdirinya Bani Umayyah........................................................................2
B. Pola Pendidikan Islam Pada Masa Bani Umayyah............................................4
C. Madrasah-madrasah pada masa Bani Umayyah................................................7
BAB III PENUTUP...................................................................................................10
A. Kesimpulan......................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk mengenalkan Islam
ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk
kembali kepada Allah SWT. Rasulullah SAW membina dan memperbaiki
manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada
derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan
keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan
kepada Allah SWT.
Untuk mengetahui sejauh mana pendidikan yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW, khulafaur rasyidin dan para sahabatnya. Maka di butuhkanya
sejarah pendidikan islam. Karena sejarah pendidikan islam memiliki dua
kegunaan yaitu yang bersifat umum yaitu sebagai factor keteladanan dan bersifat
akademis yaitu memberikan perbendaharaan perkembangan ilmu pengetahuan
(teori dan praktik). Sejarah pendidikan islam pada hakikatnya tidak terlepas dari
sejarah islam. Makalah ini penulis membahas sejarah pendidikan Islam pada masa
Bani Umayyah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman berdirinya bani umayyah?
2. Bagaimana Perkembangan Pendidikan Pada Masa bani Umayyah?
3. Bagaimana Perkembangan Madrasah-madrasah pada masa bani umayyah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui berdirinya dinasti umayyah?
2. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan pada masa bani umayyah?
3. Untk mengetahui madrasah-madrasah pada masa bani umayyah?

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Awal berdirinya Bani Umayyah
Nama Bani Umayyah berasal dari nama Umayyah Ibn Abdi Syams Ibnu Abdi
Manaf, yaitu salah seorang pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di zaman
Jahiliyah. Dinasti Umayyah didirikan oleh Mu’awiyah bin Aby Sufyan, dan
berkuasa sejak tahun 661 sampai tahun 750 Masehi dengan ibukota Damaskus. Ia
juga mengganti sistem pemerintahan muslim yang semula bersistem musyawarah
menjadi sistem Monarchy Herdity.
Pendirian Bani Umayyah dilakukanya dengan cara menolak Ali menjadi
khalifah, berperang melawan Ali dan melakukan perdamaian (tahkim) dengan
pihak Ali yang secara politik menguntungkan Mu’awiyah. Keberuntungan
Muawiyyah berikutnya adalah keberhasilan pihak Khawarij membunuh khalifah
Ali r.a. sehingga jabatan khalifah setelah Ali dipegang oleh putranya yaitu Hasan
ibn Ali selama beberapa Bulan akan tetapi karena tidak didukung pasukan yang
kuat sedangkan pihak Muawiyah semakin kuat akhirnya dia melakukan perjanjian
dengan Hasan ibn Ali, isi perjanjian itu adalah bahwa pergantian pemimpin akan
di serahkan kepada umat islam setelah masa kepemimpinan Muawiyah berakhir.
Perjanjian ini dibuat pada tahun 661 M (41 H.) dan tahun ini disebut ‘am jamaat,
karena perjanjian ini mempersatukan umat islam menjadi satu kepemimpinan
politik yaitu kepemimpinan Muawiyyah (Dr. Jaih Mubarok,2004:96)
Dinasti Umayyah dibedakan menjadi dua: pertama, Dinasti umayyah yang
dirintis oleh Muawiyah Bin Abi Sufyan (661-680M) yang berpusat di Damaskus
(Syiria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad yang mengubah system
pemerintahan dari khilafah menjadi monarki. Kedua, Dinasti Umayah di
Andalusia, yang awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah yang di pimpin
seorang gubernur pada zaman Walid Bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
yang kemudian menjadi kerajaan( Ibid, 2004:95)

2
B. Pola Pendidikan Islam pada Masa Bani Umayyah
Secara esensial, Pendidikan islam pada masa ini hampir sama dengan
pendidikan pada periode Khulafaur rasyidin. Namun pada masa bani umayyah ini
pendidikan islam lebih mengalami perkembangan yang cukup signifikan,
diantaranya dapat di uraikan pada pembahasan berikut:
1. Kurikulum
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentrasi.
Desentrasi artinya pendidikan tidak hanya terpusat di ibu kota Negara saja tetapi
sudah dikembangkan secara otonom di daerah yang telah dikuasai seiring dengan
ekspansi teritorial. Pada masa bani Umayyah, pakar pendidikan Islam
menggunakan kata Al-Maddah untuk pengertian kurikulum. Karena pada masa itu
kurikulum lebih identik dengan serangkaian mata pelajaran yang harus diberikan
pada murid dalam tingkat tertentu. Sejalan dengan perjalanan waktu pengertian
kurikulum mulai berkembang dan cakupannya lebih luas, yaitu mencakup segala
aspek yang mempengaruhi pribadi siswa. Kurikulum dalam pengertian yang
modern ini mencakup tujuan, mata pelajaran, proses belajar dan mengajar serta
evaluasi. Berikut ini adalah macam-macam kurikulum yang berkembang pada
masa bani Umayyah:

a. Kurikulum Pendidikan Rendah


Terdapat kesukaran ketika ingin membatasi mata pelajaran-mata pelajaran
yang membentuk kurikulum untuk semua tingkat pendidikan yang bermacam-
macam. Pertama, karena tidak adanya kurikulum yang terbatas, baik untuk tingkat
rendah maupun untuk tingkat penghabisan, kecuali Al Quran yang terdapat pada
kurikulum. Kedua, kesukaran diantara membedakan fase-fase pendidikan dan
lamanya belajar karena tidak ada masa tertentu yang mengikat murid-murid untuk
belajar pada setiap lembaga pendidikan. Sebelum berdirinya madrasah, tidak ada
tingkatan dalam pendidikan Islam, tetapi tidak hanya satu tingkat yang bermula di
kuttab dan berakhir di diskusi halaqah. Tidak ada kurikulum khusus yang diikuti
oleh seluruh umat Islam. Dilembaga kuttab biasanya diajarkan membaca dan
menulis disamping Al Quran. Kadang diajarkan bahasa, nahwu, dan arudh (
Hasan Langgulung,1992:113)

b. Kurikulum Pendidikan Tinggi


Kurikulum pendidikan tinggi (halaqah) bervariasi tergantung pada syaikh
yang mau mengajar. Para mahasiswa tidak terikat untuk mempelajari mata
pelajaran tertentu, demikian juga guru tidak mewajibkan kepada mahasiswa untuk
mengikuti kurikulum tertentu. Mahasiswa bebas untuk mengikuti pelajaran di
sebuah halaqah dan berpindah dari sebuah halaqah ke halaqah yang lain, bahkan

3
dari satu kota ke kota lain. Menurut Rahman, pendidikan jenis ini disebut
pendidikan orang dewasa karena diberikan kepada orang banyak yang tujuan
utamanya adalah untuk mengajarkan mereka mengenai Al Quran dan agama
( Fazlur Rahman,1994:264).
Kurikulum pendidikan tingkat ini dibagi kepada dua jurusan, jurusan
ilmu-ilmu agama (al-ulum al-naqliyah) dan jurusan ilmu pengetahuan (al-ulum
al-aqliyah).

2. Metode-Metode Pendidikan
Pendidikan Islam di masa Dinasti Umayah tampaknya masih didominasi
oleh metode bayani, terutama selama abad 1 Hijriyah di mana pendidikan
bertumpu dan bersumber pada nash-nash agama yang kala itu terdiri atas Al
Quran, sunnah, ijmak, dan fatwa sahabat. Metode bayani dalam pendidikan Islam
kala itu lebih bersifat eksplanatif, yaitu sekedar menjelaskan ajaran-ajaran agama
saja. Secara khusus, metode ceramah dan demonstrasilah yang banyak digunakan
dalam institusi-institusi pendidikan yang ada di zaman itu Baru pada masa-masa
akhir pemerintahan Umayah metode burhani mulai berkembang di dunia Islam,
seiring dengan giatnya penerjemahan karya-karya filsafat Yunani ke dalam bahasa
Arab.

3. Lembaga Pendidikan Islam


Lembaga pendidikan Islam dimasa ini diklasifikasikan atas dasar muatan
kurikulum yang diajarkan. Dalam hal ini, kurikulumnya meliputi pengetahuan
agama (Lembaga pendidikan formal) dan pengetahuan umum (non formal).
Adapun lembaga pendidikan Islam yang ada sebelum kebangkitan madrasah pada
masa Bani Umayyah adalah sebagai berikut:

a. Shuffah
Shuffah adalah suatu tempat yang telah dipakai untuk aktivitas pendidikan.
Biasanya tempat ini menyediakan tempat pemondokan bagi pendatang baru dan
mereka tergolong miskin. Disini para siswa diajarkan membaca dan menghafal Al
Quran secara benar dan hukum Islam dibawah bimbingan langsung dari nabi.
Pada masa ini setidaknya telah ada sembilan shuffah yang tersebar dikota
Madinah. Dalam perkembangan berikutnya, sekolah shuffah juga menawarkan
pelajaran dasar-dasar berhitung, kedokteran, astronomi, geneologi, dan ilmu
fonetik.

b. Kuttab/Maktab

4
Adalah Lembaga pendidikan Islam tingkat dasar yang mengajarkan
membaca dan menulis kemudian meningkat pada pengajaran Al Quran dan
pengetahuan agama tingkat dasar.

c. Halaqah
Halaqah artinya lingkaran. Artinya, proses belajar mengajar di sini
dilaksanakan di mana murid-murid melingkari gurunya. Seorang guru biasanya
duduk dilantai menerangkan, membacakan karangannya, atau memberikan
komentar atas karya pemikiran orang lain. Kegiatan halaqah ini bisa terjadi di
Masjid atau di rumah-rumah. Kegiatan halaqah ini tidak khusus untuk
mengajarkan atau mendiskusikan ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan
umum, termasuk filsafat.

d. Majlis
Majlis yang berarti sesi dimana aktivitas pengajaran atau diskusi
berlangsung. Ada beberapa macam majlis seperti; Majlis al-Hadits, majlis ini
diselenggarakan oleh ulama/guru yang ahli dalam bidang hadits. Majlis al-Tadris,
majlis ini biasanya menunjuk majlis selain dari pada hadist, seperti majlis fiqih,
majlis nahwu, atau majlis kalam. Majlis al-Syu’ara, majlis ini adalah lembaga
untuk belajar syair, dan sering dipakai untuk kontes para ahli syair. Majlis al-
Adab, majlis ini adalah tempat untuk membahas masalah adab yang meliputi
puisi, silsilah, dan laporan bersejarah bagi orang-orang yang terkenal. Majlis al-
Fatwa dan al-Nazar, majlis ini merupakan sarana pertemuan untuk mencari
keputusan suatu masalah dibidang hukum kemudian difatwakan.

e. Masjid

Semenjak berdirinya pada masa Nabi Muhammad Saw, Masjid telah


menjadi pusat kegiatan dan informasi berbagai masalah kaum Muslimin, baik
yang menyangkut pendidikan maupun sosial ekonomi. Masjid merupakan pusat
pendidikan yang terdiri dari tingkat menengah dan tingkat tinggi. Pendidikan
tingkat menengah kembali mendalami al-Qur’an, Tafsir, Hadis, dan Fiqih.

Selain itu, murid-murid juga diajarkan kesusasteraan, sajak, gramatika


bahasa, ilmu hitung, dan ilmu perbintangan (Athiyya Al Abrasi, 1993:56). Masjid
dijadikan sebagai pusat aktifitas ilmiah. Pada tingkat menegah gurunya belumlah
ulama besar, berbeda halnya dengan tingkat tinggi yang diberi pengajaran oleh
ulama yang memiliki ilmu yang mendalam dan termasyhur kealiman dan
kesalehannya.

5
f. Khan
Berfungsi sebagai asrama untuk murid-murid dari luar kota yang hendak
belajar hukum Islam pada suatu Masjid, seperti khan yang dibangun oleh Di’lij
ibn Ahmad ibn Di’lij di Suwaiqat Ghalib dekat makam Suraij. Disamping fungsi
itu, khan juga digunakan sebagai sarana untuk belajar privat.

g. Badi’ah
Secara harfiah badiah artinya dusun Badui di padang sahara yang di
dalam terdapat padang sahara yang didalam terdapat bahasa Arab yang masih
fasih dan murni sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Lembaga Pendidikan ini
muncul seiring dengan kebijakan pemerintahan Bani Umayyah untuk melakukan
program Arabisasi yang digagas oleh khalifah Abdul Malik Ibn Marwan. Akibat
dari Arabisasi ini maka muncullah ilmu qawaid dan cabang ilmu lainnya
mempelajari bahasa Arab. Melaui pendidikan di Badiah ini,maka bahasa Arab
dapat sampai ke Irak, Syiria, Mesir, Lebanon, Tunisia, Al-Jazair, Maroko, di
samping Saudi Arabia, Yaman, Emirat Arab,dan sekitarnya. Dengan demikian
banyak para penguasa yang mengirim anaknya untuk belajar bahasa Arab ke
Badiah.

4. Profil Guru pada Masa Bani Umayyah


Guru pada masa bani Umayyah memegang peranan yang penting dalam
proses pendidikan anak, mulai dari menentukan perencanaan sampai
melaksanakannya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila pada masa ini
disebut dengan teacher oriented. Selain itu, guru pada masa ini secara teratur
sudah melaksanakan tugas dan memberikan secara sungguh-sungguh dan
memperlakukan murid secara adil tanpa ada diskriminasi.

5. Kebijakan Pemerintah
Para penguasa dan pemimpin Muslim memiliki perhatian yang besar
terhadap ilmu pengetahuan sejak masa khulafaur Rasyidin. Mereka mendirikan
dan menghidupi berbagai sarana penunjang ilmu pengetahuan dan pendidikan,
termasuk lembaga-lembaganya. As-Suffah yang menjadi model pendidikan Islam
ketika nabi berada di Madinah tersebar keluar madinah tersebar luas keluar
madinah sejalan dengan persebaran Masjid. Di daerah-daerah baru pada masa bani
Umayyah dimana bahasa Arab bukan bahasa pertama dan Al Quran belum
dikenal, pembangunan lembaga pendidikan Islam, seperti kuttab dan Masjid
menjadi tujuan utama para khalifah dan gubernur, sehingga biaya pembangunan
ditanggung pemerintah. Banyak sekali dana yang dialokasikan untuk mendirikan

6
dan memelihara sekolah-sekolah ini dengan cara memberikan beasiswa yang
besar kepada murid yang berhak menerimanya.

C. Madrasah-madrasah pada masa Bani Umayyah


Pada masa Umayyah berkembangnya pendidikan Islam tidak lepas dari
perluasan wilayah negara Islam yang diikuti oleh para ulama dan guru-guru
agama yang juga ikut bersama-sama tentara Islam. Pendidikan yang berkembang
bersifat desentrasi, kajian ilmu yang ada tersebar dan terpusat di kota-kota besar,
diantaranya (Mahmud Yunus, 1990:34-38).
1. Madrasah Mekkah: Guru pertama yang mengajar di Makkah, sesudah
penduduk Mekkah takluk, ialah Mu’az bin Jabal. Ialah yang mengajarkan Al
Qur’an dan mana yang halal dan haram dalam Islam.

2. Madrasah Madinah: Madrasah Madinah lebih termasyur dan lebih dalam


ilmunya, karena di sanalah tempat tinggal sahabat-sahabat nabi. Berarti disana
banyak terdapat ulama-ulama terkemuka.

3. Madrasah Basrah: Ulama sahabat yang termasyur di Basrah ialah Abu


Musa Al-asy’ari dan Anas bin Malik. Abu Musa Al-Asy’ari adalah ahli fiqih dan
ahli hadist, serta ahli Al Qur’an. Sedangkan Abas bin Malik termasyhur dalam
ilmu hadis.

4. Madrasah Kufah: Madrasah Ibnu Mas’ud di Kufah melahirkan enam orang


ulama besar, yaitu: ‘Alqamah, Al-Aswad, Masroq, ‘Ubaidah, Al-Haris bin Qais
dan ‘Amr bin Syurahbil.

5. Madrasah Damsyik (Syam): Setelah negeri Syam (Syria) menjadi sebagian


negara Islam dan penduduknya banyak memeluk agama Islam. Maka negeri Syam
menjadi perhatian para Khilafah. Madrasah itu melahirkan imam penduduk Syam,

7
yaitu Abdurrahman Al-Auza’iy yang sederajat ilmunya dengan Imam Malik dan
Abu-Hanafiah.

6. Madrasah Fistat (Mesir): Setelah Mesir menjadi negara Islam ia menjadi


pusat ilmu-ilmu agama. Ulama yang mula-mula madrasah madrasah di Mesir
ialah Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘As, yaitu di Fisfat (Mesir lama).

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dinasti daulah Bani Umayyah berkuasa cukup lama selama kurang lebih
91 tahun lamanya. Kebijakan dan perubahan yang dilakukan oleh para khalifah
tersebut menjadi pelajaran penting bagi pemimpi-pemimpin Islam saat ini. Bani
Umayyah dalam pengembangan pola pendidikan Islam memang masih sama
dengan periode sebelumnya tetapi sudah ada reformasi yang dilakukan baik dari
segi kurikulumnya maupun tata cara yang dilakukan oleh para pendidiknya.
Salah satu kemajuan yang pendidikan selama pemerintahan Bani
Umayyah yakni pengembangan kurikulum pengajaran dan pendidiknya meskipun
hal-hal tersebut belum terlalu formal seperti saat sekarang ini. Pembangunan
sarana prasarana pendidikan baik pendidikan di khutab,ruang sastra dan bahasa,
perpustakaan serta rumah sakit untuk praktik bagi calon dokter sudah tersedia
pada saat itu. Kemajuan pengetahuan dan pembaharuan sistem pendidikan pada
zaman Daulah Bani Umayah sudah terlihat. Karena Pemerintah Bani Umayyah
menaruh perhatian yang sangat dalam bidang pendidikan. Memberikan dorongan
yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana.
Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para ulama mau melakukan
pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan kaderisasi
ilmu.

B. Saran
Setelah makalah ini selesai dibuat, penulis sadar bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk memperbaiki atau merevisi makalah ini ke depannya. Sehingga
bisa terus membuat makalah yang dapat bermanfaat bagi banyak orang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al Abrasi, Athiyya. 1993. Tarbiyah Al Islamiyah, terj. Bustami A.Ghani. Jakarta:


Bulan Bintang.

Mubarok, Jaih. 2004. Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Langgulung, Hasan. 1992. Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Rahman, Fazrul. 1994. Islam, Bandung: Penerbit Pustaka.

Yunus, Mahmud. 1990. Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung.

10

Anda mungkin juga menyukai