Anda di halaman 1dari 13

INSTRUMEN DERIVATIF

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Manajemen Risiko

Disusun oleh :
Vidia Fadhilah Nur’ainiyyah
15.110.0233
7E

MANAJEMEN S-1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “YASA ANGGANA”

GARUT

2019
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat
dan karunia-Nya Makalah pelajaran Manajemen Risiko dengan judul “Instrumen
Derivatif“ ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu. sehingga makalah ini terselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya,
baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen
serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi,
untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi dari
judul ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Instrumen Derivatif.................................................................... 3

2.2 Hubungan Instrumen Derivatif dengan risiko perubahan .... 5

2.3 Perusahaan yang melakukan instrumen derivatif ................. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................ 9

DAFTRA PUSTAKA ................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar keuangan dunia tumbuh dengan pesat antara lain dengan ditandai
adanya penemuan produk keuangan generasi baru guna mendapatkan hasil yang
tinggi dengan tingkat resiko yang terkendali. Beberapa produk yang dimaksud
dinamakan dengan instrumen derivatif.
Instrumen derivatif di Indonesia saat ini sudah semakin banyak diminati
serta dimanfaatkan penggunaannya oleh banyak perusahaan dan investor. Namun,
krisis keuangan global yang melanda akhir tahun 2008 berdampak melemahnya
nilai tukar rupiah dan harga saham jatuh sehingga perusahaan merugi dan
terancam bangkrut. Apalagi pada saat sekarang ini fluktuasi kurs valuta asing
kembali tidak menentu dan tidak terkendali sehingga menuntut perusahaan yang
memiliki aktivitas internasional harus siap menghadapi resiko apapun. Untuk itu
setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat meminimalkan
resiko sehingga perusahaan dapat terus maju dan berkompetisi dengan perusahaan
lain.
Di Indonesia, mengutip data Bank Indonesia, bahwa pada Februari 2018,
secara rata-rata harian rupiah melemah sebesar 1,65% menjadi Rp 13.603/US$.
Sementara pada Januari 2018, BI mengungkapkan rupiah menguat sebesar 1,36%
menjadi Rp 13.378/US$.
Ada beberapa cara untuk menghadapi risiko nilai tukar valuta asing, seperti:
lindung nilai alami, manajemen kas dan penyesuaian transaksi antar perusahaan,
lindung nilai pendanaan internasional serta lindung nilai mata uang asing melalui
kontrak forward, kontrak berjangka (future contract), opsi mata uang, dan swap
mata uang (Horne, etcl, 2005)

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang diatas, maka
identifikasi masalah yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Apa itu instrumen derivatif ?
2. Apa Hubungan Instrumen Derivatif dengan risiko perubahan?
3. Perusahaan manakah yang melakukan instrumen derivatif dalam bisnisnya?

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan perumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penulisan ini
adalah:
1. Untuk mengetahui tentang instrumen derivatif
2. Untuk mengetahui Hubungan Instrumen Derivatif dengan risiko perubahan
3. Untuk mengetahui Perusahaan manakah yang melakukan instrumen
derivatif dalam bisnisnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tentang Instrumen Derivatif


Derivatif merupakan sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran
pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi
acuan pokok atau bisa disebut juga produk turunan (underlying product) , dimana
pelaku pasar lebih memilih membuat suatu perjanjian untuk saling
mempertukarkan uang, aset ataupun suatu nilain dari pada memperdagangkan atau
menukarkan secara fisik atas suatu aset nya yang menjadi acuan pokok.
Sedangkan pengertian instrumen derivatif adalah suatu instrumen derivatif
yang merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai
ounterparties (pihak- pihak yang saling berhubungan) yang melakukan penukaran
pembayaran yang nilainya tergantung pada diturunkan dari nilai aset, indeks .
contoh instrumen derivatif terdiri dari suku bunga, kurs tukar, komoditas, ekuitas
dan indeks lainnya. Ada beberapa karakteristik dari instrumen derivatif :
1. Memiliki satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (underlying)
2. Dalam persyaratan perjajiannya, instrumen derivatif tidak memerlukan
investasi awal bersih atau jika pun memerlukan, jumlah investasinya
akan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan.
3. Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian
sekaligus yang diselesaikan dengan sarana terpisah dari luar perjanjian
tersebut.
Mayoritas instrumen derivatif adalah produk-produk yang dapat
dinegoisasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna akhir,
sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi dan diperjualbelikan
di bursa. Menurut para dealer dan pengguna akhir fungsi dari suatu instrumen
derivatif adalah untuk melindungi nilai (headging) beberapa jenis risiko tertentu.
Ada beberapa alasan dalam menggunakan derivatif yaitu :
1. Untuk mengelola resiko

3
2. Untuk mencari hasil yang lebih besar
3. Agar biaya pendanaan lebih rendah
4. Karena kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi
5. Melindungi nilai dari resiko saat ini dan masa datang
Adapun macam-macam instrumen derivatif diantaranya :
1. Foward contract atau future contract
Pada jenis derivatif ini, pemilik hak mendapat hak untuk memiliki saham
dan mempunyai kewajiban untuk membayar harga per saham pada jangka waktu
tertentu. Manfaat dari kontrak derivatif adalah pembuat kontrak mampu membeli
saham atau aset aktiva pada harga saat ini dan menerima penyerahan dalam
jangka waktu yang ditentukan. Hal yang membedakan kedua jenis kontrak
berjangka adalah dalam hal kuantitas atau jumlah asset atau komoditas yang
diperjanjiakan, untuk jenis kontrak future biasanya jumlahnya telah ditentukan
pada jumlah tertentu dan hanya pada mata uang tertentu pula, sedangkan untuk
kontrak forward jumlahnya dapat lebih fleksibel dan mata uang yang digunakan
dalam transksi perjanjian juga dapat fleksibel tergantung kesepakatan kedua belah
pihak.
Instrumen forward merupakan instrumen keuangan derivatif yang paling
tua. Ada beberapa kelemahan dari forwar, yang pertama kontrak forward.
Merupakan hasil negosiasi langsung antara pihak pembeli dengan penjual
forward. Mereka bertemu langsung dan melakukan negosiasi. Jika terjadi
kesepakatan, maka kontrak forward akan disepakati. Pasar yang semacam itu
sering disebut sebagai pasar over- the-counter. Kedua, pada kontrak forward,
risiko default cenderung tinggi.
2. Opsi
Opsi memberikan pemiliknya suatu hak untuk membeli dan menjual pada
harga tertentu dan tanggal tertentu, tetapi bukan kewajiban untuk membeli saham
pada harga yang telah ditentukan. Manfaat dari kontrak derivatif ini adalah jika
harga saham naik di waktu mendatang, maka pemilik hak dapat menggunakan
opsi beli. Jika pemilik opsi menggunakan hak belinya maka biaya saham bagi
pemilik hak = harga saham yang diterapkan dalam kontrak + biaya kontrak opsi.

4
Tetapi jika tidak, maka pemilik hak tidak menggunakan kontrak itu tetapi
mengeluarkan biaya untuk opsi tersebut.
Ada dua jenis opsi, pertama Call option atau Opsi beli memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah aktiva finansial pada harga yang
tertentu (yang disebut strike atauexercise price) pada tanggal tertentu sampai
dengan opsi beli tersebut jatuh tempo. Jika opsi tersebut dapat dilaksanakan setiap
waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo, maka opsi tersebut
dinamakan American options. Sebaliknya, jika opsi tersebut hanya dapat
dilaksanakan pada saat jatuh tempo saja, maka opsi dinamakan European
options. Pihak pembeli (the “long”) dari call option akan membayar sejumlah call
premium kepada pihak penjual (the “short”). Jenis lain dari option
contract adalah opsi jual (put option). Kedua, Put option atau opsi
jual memberikan hak kepada pemegangnya, bukan kewajiban, untuk menjual
sejumlah aktiva finansial pada harga yang tertentu (yang
disebut strike atau exercise price) pada tanggal tertentu sampai dengan opsi jual
tersebut jatuh tempo. Sama dengan call option, pihak pembeli (the “long”)
dari put option akan membayar sejumlah put premium kepada pihak penjual (the
“short”).
3. Swap
Swap adalah transaksi diantara dua pihak dimana pihak pertama berjanji
untuk melakukan pembayaran kepada pihak kedua. Demikian pula, pihak kedua
berjanji untuk melakukan pembayaran simultan kepada pihak pertama.

B. Hubungan Instrumen Derivatif dengan risiko perubahan kurs


(dihubungkan dari berbagai eksposure yang ada)
1. Misalnya dalam manajemen eksposur akuntansi. Eksposur akuntansi terjadi
jika perusahaan multinasional mengkonversikan laporan keuangan dari satu
mata uang ke mata uang lainnya. Proses konversi tersebut akan
menimbulkan kerugian ataupun keuntungan. Manajemen terhadap eksposur
akuntansi bisa dilakukan dengan menyesuaikan aset dan kewajiban
tergantung prediksi kurs di masa mendatang.

5
Apabila kurs melemah, maka sebaiknya aset dikurangi dan kewajiban
ditambah. Sebaliknya apabila kurs menguat maka aset ditambah dan
kewajiban dikurangi. Namun cara seperti ini tidak sepenuhnya dapat
menghilangkan resiko karena kita harus menebak kemana arah pergerakan
kurs, jika tebakan salah maka kita akan menderita kerugian.
Alternatif lain adalah dengan menggunakan derivatif untuk mencegah
kerugian akibat perubahan kurs. Misalkan perusahaan Amerika serikat
mempunya anak perusahaan di Indonesia dan memiliki situasi seperti: pada
awal tahun kurs sebesar Rp. 5000/$ sedangkan pada akhir tahun kurs Rp.
10.000/$. Pada awal tahun perusahaan memiliki total aset sebesar Rp. 2000
dan modal saham sebesar Rp 1200. namun pada akhir tahun karena
disebabkan jumlah kurs meningkat maka total aset perusahaan juga
menurun menjadi Rp. 1.000 dan modal saham juga turun mejadi Rp.600
sehingga perusahaan tersebut mengalami kerugian.
Hedging yang bisa dilakukan adalah dengan menjual rupiah forward.
Apabila perusahaan bisa mendapatkan partner yang bersedia menjual dolar
forward 1 tahun dengan kurs Rp. 5000/$, maka perusahaan tersebut akan
menjual rupiah forward seharga Rp. 6 juta dengan kurs Rp. 5000/$. Tahun
depan nilai modal saham dalam dolar adalah $1.200, karena perusahaan bisa
menjual rupiah dengan kurs Rp. 5000/$ meskipun kurs spot-nya saat ini
adalah Rp. 10.000/$.
2. Dalam manajemen eksposur transaksi. Contoh seorang importir A membeli
barang dari Amerika Serikat senilai $1 juta dan pembayarannya dilakukan 3
bulan mendatang. Pada saat ini kurs Rp/$ adalah Rp. 10.000/$ namun kurs
Rp/$ 3 bulan mendatang adalah Rp. 12.000/$. Maka importir harus
menyediakan rupiah lebih banyak. Sebaliknya jika kurs Rp/$ menguat pada
3 bulan mendatang, maka importir tersebut akan memperoleh keuntungan.
Jadi, apabila nilai rupiah melemah, maka importir akan mengalami kerugian
dan Dari sisi eksportir, jika rupiah melemah, maka eksportir akan
memperoleh keuntungan karena memperoleh banyak rupiah, Oleh karena itu
dilakukan hedging dengan derivatif.

6
Hedging dengan derivatif, dapat dilakukan dengan menggunakan akternatif
dari kontrak forward yaitu kontrak futures. Kontrak future merupakan
kontrak antara seorang pembeli dan penjual dimana keduannya setuju
bahwa suatu sekuritas akan dipertukarkan pada harga tertentu dan pada
tanggal tertentu . Berarti dalam hal ini importir itu akan membeli kontrak
futures dengan posisi long futures $. Alternatif lain adalah dengan
menggunakan opsi call, karena apabila harga pasar aset meningkat maka
pemegang opsi memperoleh keuntungan.

C. Contoh perusahaan yang melakukan instrumen derivatif dalam


bisnisnya
Beberapa perusahaan yang menerapkan prinsip hedging bergerak dalam
jenis manufaktur dengan sub sektor otomotif & komponen. Perusahaan sub sektor
ini ternyata memberi kontribusi yang cukup besar kepada perekonomian
Indonesia. Namun industri ini melemah di tahun 2016 akibat melemahnya mata
uang rupiah. Selain didorong oleh faktor-faktor eksternal, perusahaan melakukan
aktivitas hedging dengan derivatif juga didorong oleh beberapa faktor internal.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan seperti Nguyen dan Gaston (2002)
menyatakan bahwa perusahaan menggunakan lindung nilai derivatif untuk
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi biaya yang berkaitan dengan
pajak, financial distress dan biaya investasi (underinvestment). Perusahaan dengan
ukuran yang besar (firm size) dan perusahaan yang lebih likuid akan melakukan
hedging derivatif.
Salah satu perusahaan yang melakukan hedging dengan derivatif adalah PT
Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) yang merupakan salah satu perusahaan
consumer goods yang terbesar di Indonesia, telah menggunakan hedging dalam
mengelola risiko fluktuasi nilai tukar. Perusahaan tersebut melakukan kebijakan
lindung nilai karena mempunyai utang dalam valuta asing, namun pendapatan
perusahaan dalam bentuk Rupiah. Fenomena kontrak forward yang terjadi di PT
Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) dari tahun penelitian yaitu 2008– 2015,
yang terjadi fluktuasi nilai tukar selama periode tersebut.

7
Manfaat PT Unilever Indonesia Tbk memeperluas kemitraan lindungi nilai
(hedging) berupa kontrak forward adalah untuk dapat meminimalisasi eksposur
dari adanya fluktuasi risiko eksternal yaitu tingkat suku bunga dan nilai tukar.
Kontrak forward adalah perjanjian antara bank komersial dengan perusahaan
untuk dapat melakukan penukaran dengan jumlah mata uang dengan kurs tukar
yang telah ditentukan, dan pada tanggal tertentu di masa mendatang. Adapun
keuntungan yang akan didapat ketika perusahaan melakukan kontrak forward
yaitu :
1. Adanya keluwesan yang dimiliki oleh kontrak tersebut, yaitu dengan
mengijinkan pembeli untuk mendapatkan valuta asing pada setiap hari
selama beberapa hari sebelum periode kontrak
2. Kontrak forward dengan bank dapat dibuat untuk setiap jumlah yang
diinginkan sedangkan untuk kontrak future dan opsi valuta, jumlah nilai
kontral dan tanggal jatuh tempo telah terstandarisasi, tidak fleksibel
seperti kontrak forward
Dan beberapa kerugian yang dapat diperoleh PT Unilever Indonesia Tbk
karena tidak melakukan perluasan kemitraan lindung nilai (headging) diantaranya:
1. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu
2. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
instrumen derivatif adalah suatu instrumen derivatif yang merupakan
sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai ounterparties (pihak-
pihak yang saling berhubungan) yang melakukan penukaran pembayaran yang
nilainya tergantung pada diturunkan dari nilai aset, indeks . contoh instrumen
derivatif terdiri dari suku bunga, kurs tukar, komoditas, ekuitas dan indeks
lainnya.
Salah satu perusahaan yang melakukan hedging dengan derivatif adalah PT
Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) yang merupakan salah satu perusahaan
consumer goods yang terbesar di Indonesia, telah menggunakan hedging dalam
mengelola risiko fluktuasi nilai tukar. Perusahaan tersebut melakukan kebijakan
lindung nilai karena mempunyai utang dalam valuta asing, namun pendapatan
perusahaan dalam bentuk Rupiah

9
DAFTAR PUSTAKA

https://edoc.site/makalah-instrumen-keuangan-derivatif-pdf-free.html
https://www.cnbcindonesia.com/market/20180326105818-17-8521/rupiah-masuk-
daftar-mata-uang-melemah-paling-parah-di-2018
http://desynovitasari92.blogspot.com/2013/06/resiko-perubahan-nilai-tukarkurs-
a.html
jurnal : Instrumen Derivatif: Pengenalan Dalam Strategi Manajemen Risiko
Perusahaan oleh Lisa Linawati Utomo

10

Anda mungkin juga menyukai