gestalt
inti dari belajar adalah
memperoleh insight.
Insight adalah didapatkannya
pemecahan problem atau
dimengertinya persoalan
(SumadiSuryabrata, 2010: 277).
disimpulkan
bahwa belajar adalah proses
perubahan kemampuan
seseorang dengan diperolehnya
sifat insight terhadap sebuah
situasi lingkungan yang
dialaminya.
a. Visual.
Gaya belajar seperti ini lebih mengutamakan kekuatan
penglihatan (mata). Belajar melalui melihat sesuatu.
Orang dengan gaya belajar visual menyukai gambar,
diagram, pertunjukkan, peragaan, pemutaran film atau
video sebagai media pembelajaran. Ada beberapa
karakteristik dari pembelajar visual, yaitu: suka
membaca; menonton televisi, film; menerka teka-teki
atau mengisi TTS; lebih suka membaca ketimbang
dibacakan; lebih suka memperhatikan ekspresi wajah
ketika berbicara dengan orang lain; mengingat orang
melalui penglihatan(tak pernah melupakan wajah);
memiliki aktivitas kreatif seperti menulis, menggambar,
melukis, merancang, melukis di udara dan cenderung
berbicara cepat, tetapi mungkin cukup pendiam di
dalam kelas.
b.
Auditori
Gaya belajar Auditory lebih mengutamakan
kekuatan pendengaran (telinga). Belajar melalui
mendengarkan sesuatu. Orang dengan gaya belajar
auditory lebih menyukai kaset audio, ceramah
perkuliahan, diskusi, debat dan instruksi dalam
proses belajar mengajar.
Karakteristik pembelajar auditori yaitu: suka
mendengar radio, musik, sandiwara, drama, debat;
lebih suka cerita yang dibacakan kepadanya
dengan berbagai ekspresi; memiliki aktivitas kreatif
seperti: menyanyi, mendongeng, mengobrol apa
saja, bermain musik, membuat cerita lucu,
berdebat, berfilosofi; berbicara dengan kecepatan
sedang; suka bicara bahkan dalam kelas.
c.
Kinestetik
Gaya belajar kinestetik lebih mengutamakan
keterlibatan aktivitas fisik secara langsung.
Belajar melalui aktivitas fisik. Media pembelajaran
yang disukai antara lain bermain peran,
kunjungan wisata, lebih menyukai pelajaran
praktek ketimbang teori.
Ada beberapa karakteristik dari gaya belajar
kinestetik, yaitu menyukai kegiatan aktif, baik
sosial maupun olahraga, seperti menari dan lintas
alam; memiliki aktivitas kreatif seperti kerajinan
tangan, berkebun, menari, berolahraga; berbicara
agak lambat; dalam keadaan diam selalu merasa
gelisah; tidak bisa duduk tenang, dan suka
melakukan urusan seraya mengerjakan sesuatu.
Pengertian dan
Tujuan Pembelajaran
Pengertian
Pembelajaran
pengertian pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pengertian pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Organisasi Pembelajaran
Organisasi belajar atau organisasi
pembelajaran adalah suatu konsep
dimana organisasi dianggap mampu
untuk terus menerus melakukan
proses pembelajaran mandiri (self
leraning) sehingga organisasi
tersebut memiliki kecepatan berpikir
dan bertindak dalam merespon
beragam perubahan yang muncul.
Mendefinisikan bahwa
organisasi pembelajaran
adalah Sebuah organisasi
yang memfasilitasi
pembelajaran dari seluruh
anggotanya dan secara terus
menerus mentransformasikan
diri.
Menyatakan bahwa
pembelajaran adalah suatu
kegiatan bertujuan yang
diarahkan pada pemerolehan
dan pengembangan
keterampilan dan pengetahuan
serta aplikasinya.
Menurut Sandra
Kerka (1995
1. Personal Mastery
Kemampuan untuk secara terus
menerus dan sabar memperbaiki
wawasan agar objektif dalam melihat
realitas dengan pemusatan energi
pada hal-hal yang strategis.
Organisasi pembelajaran memerlukan
karyawan yang memiliki kompetensi yang
tinggi, agar bisa beradaptasi dengan
tuntutan perubahan, khususnya
perubahan teknologi dan perubahan
paradigma bisnis dari paradigma yang
berbasis kekuatan fisik ke paradigma
2. Mental Model
Suatu proses menilai diri sendiri untuk
memahami, asumsi, keyakinan, dan
prasangka atas rangsangan yang
muncul.
Mental model memungkinkan manusia
bekerja dengan lebih cepat. Namun, dalam
organisasi yang terus berubah, mental model
ini kadang-kadang tidak berfungsi dengan
baik dan menghambat adaptasi yang
dibutuhkan.
Dalam organisasi pembelajar, mental model
ini didiskusikan, dicermati, dan direvisi pada
3. Shared Vision
4. Team Learning
Tjakraatmaja
(2002)
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran
(instructional objective) adalah
perilaku hasil belajar yang
diharapkan terjadi, dimiliki, atau
dikuasai oleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran
tertentu. Hal ini didasarkan
berbagai pendapat tentang
maknatujuan pembelajaran
atau tujuan instruksional.
Magner (1962)
Mendefinisikantujuan pembelajaran
sebagai tujuan perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh
peserta didik sesuai kompetensi.
Sedangkan Dejnozka dan Kavel (1981)
mendefinisikantujuan pembelajaran
adalah suatu pernyataan spefisik yang
dinyatakan dalam bentuk perilaku yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan
yangmenggambarkan hasil belajar
yang diharapkan.
Hasil Belajar
Benyamin S. Bloom
berpendapat bahwa hasil
belajar dibagi menjadi tiga
bagian menurut hasil yang
dicapainya yaitu hasil belajar
yang bersifat kognitif, afektif
dan psikomotorik.
(Nana Sudjana, 2009: 22)
M. Dalyono (2005:
55-60)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar
dapat digolongkan menjadi
dua golongan yaitu: faktor
internal (faktor dari dalam diri
peserta didik) dan faktor
ekstern (faktor dari luar
peserta didik).
Faktor Internal