Anda di halaman 1dari 8

8 Tokoh Tokoh Pendiri Negara Indonesia

Ir. Soekarno Sayuti Melik

Mohammad Hatta Fatmawati

Soepomo Radjiman Wedyodiningrat

Laksamana Maeda
Mohammad Yamin

SEJARAH TERBENTUKNYA BPUPKI


Beberapa kekalahan yang diterima oleh Jepang pada Perang Dunia II benar-benar membuat posisi
Jepang terancam di Indonesia. Oleh sebab itu, pada tanggal 1 Maret 1945, Kumaaikici Harada
mengumumkan untuk segera membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan simpati bangsa
Indonesia agar tetap mendukung Jepang.
BPUPKI diketuai oleh Dr. Rajiman Widyodiningrat dan dibantu oleh beberapa wakil ketua seperti
Icibangase yang sekaligus sebagai kepala Badan Perundingan dan RP. Suroso yang sekaligus sebagai
kepala sekretariat. Sebagai kepala sekretariat, RP. Suroso dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. AG.
Pringgodigdo. Secara keseluruhan, BPUPKI memiliki 60 anggota dan setelah semua persiapan usai,
pada tanggal 28 Mei 1945 BPUPKI diresmikan.
Maksud dan tujuan dibentuknya BPUPKI oleh Jepang adalah untuk menyelidiki dan mempelajari hal –
hal yang berhubungan dengan rencana pembentukan negara Indonesia. Jika Indonesia suatu saat
memproklamirkan kemerdekaannya, maka Indonesia harus sudah memiliki dasar negara. Oleh karena
itu, BPUPKI bekerja untuk merumuskan dasar negara. Dalam merealisasikan tugas-tugasnya, BPUPKI
melakukan beberapa sidang. Adapun sidang-sidang BPUPKI antara lain:

a. Sidang BPUPKI I
Pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan Sidang yang pertama. Sidang ini membahas
dasar Negara Indonesia. Dalam sidang tersebut muncul beberapa tokoh yang menyumbangkan
pandanganya untuk dasar Negara Indonesia, seperti Mr. Moh Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno.
Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei mengusulkan lima dasar negara kebangsaan Indonesia, yaitu
sebagai berikut.
a. Peri Kebangsaan.
b. Peri Kemanusiaan.
c. Peri Ketuhanan.
d. Peri Kerakyatan.
e. Kesejahteraan Rakyat,
Mr. Supomo pada tanggal 31 Mei 1945 mengajukan dasar-dasar Negara Indonesia, yaitu sebagai
berikut.
a. Persatuan.
b. Kekeluargaan
c. Keseimbangan lahir dan batin.
d. Musyawarah.
e. Keadilan rakyat.
Ir. Soekarno mengusulkan dasar Negara Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945, yakni sebagai berikut:
a. Kebangsaan Indonesia.
b. Internasionalisme atau perikemanusiaan.
c. Mufakat atau demokrasi.
d. Kesejahteraan sosial.
e. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menindaklanjuti usulan-sulan tersebut, BPUPKI membentuk Panitia kecil yang disebut dengan Panitia
Sembilan dan diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan melahirkan
rumusan yang disebut dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Adapun isi dari rumusan tersebut
sebagai berikut.
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya
b. Dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
e. Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Sidang BPUPKI II
Pada tanggal 10 Juli 1945, BPUPKI melaksanakan sidang yang kedua. Sidang ini dilaksanakan untuk
membahas bentuk Negara dan rancangan Undang-Undang Dasar (UUD). Dalam sidangnya, BPUPKI
membentuk Panitia Perancang UUD dan menunjuk Ir. Soekarno sebagai ketua panitia.
Hasil sidang ini menetapkan bahwa bentuk Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik. Kemudian pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia Perancang UUD menetapkan Piagam Jakarta
sebagai Pembukan UUD.
Kemudian pada Tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI melanjutkan sidang untuk menerima laporan dari
Panitia Perancang UUD. Adapun tiga hal penting yang dilaporkan oleh Ir. Soekarno adalah sebagai
berikut:
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD (diambil dari Piagam Jakarta)
c. Batang tubuh UUD
Setelah melaksanakan tugasnya, pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan.
SEJARAH TERBENTUKNYA PPKI
Jepang semakin sering menelan kekalahan dalam Perang Asia Timur Raya, sehingga Komando Tentara
Jepang wilayah Selatan pada saat itu mengadakan rapat dan memutuskan bahwa Indonesia akan diberi
kemerdekaan pada tanggal 7 September 1945.

Keadaan Jepang semakin kritis karena kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat
pada tanggal 6 Agustus 1945. Menghadap situasi krisis ini, pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal
Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
PPKI dibentuk untuk melanjutkan tugas BPUPKI dalam mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.

PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan dibantu oleh Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya. Anggota PPKI
sendiri berjumlah 21 orang yang terdiri dari perwakilan beberapa daerah di Indonesia. Adapun
perwakilan-perwakilan tersebut diantaranya adalah:

Jawa 12 perwakilan.

Sumatera 3 perwakilan.

Sulawesi 2 perwakilan.

Kalimantan 1 perwakilan.

Sunda Kecil 1 perwakilan.

Maluku 1 perwakilan.

Golongan penduduk Cina 1 perwakilan.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Rajiman Widyodiningrat dipanggil oleh
Jendral Terauchi, pimpinan Angkatan Perang Jepang yang berkedudukan di Saigon, untuk peresmian
PPKI. Pertemuan tersebut menegaskan bahwa Pemerintah Kekaisaran Jepang memutuskan untuk
menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
8 Tokoh Tokoh Pendiri Negara Indonesia Peran Dan
Aktivitasnya

Ir. Soekarno

1. Ir. Soekarno

Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan
peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah
Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17
Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menamainya.

Mohammad Hatta

2. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta adalah pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang
pertama. Ia bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat
sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS.
Soepomo

3. Soepomo
Soepomo adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Soepomo dikenal sebagai arsitek Undang-
undang Dasar 1945, bersama dengan Muhammad Yamin dan Ir. Soekarno.

Mohammad Yamin

4. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin adalah sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum yang telah
dihormati sebagai pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat pada
24 Agustus 1903 dan meninggal di Jakarta pada 17 Oktober 1962 pada umur 59 tahun. Ia merupakan
salah satu perintis puisi modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji
keindonesiaan" yang mempengaruhi sejarah persatuan Indonesia.
Sayuti Melik

5. Sayuti Melik
Sayuti Melik dicatat dalam sejarah Indonesia sebagai pengetik naskah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia. Dia adalah suami dari Soerastri Karma Trimurti, seorang wartawati dan aktivis
perempuan di zaman pergerakan dan zaman setelah kemerdekaan.

Fatmawati

6. Fatmawati
Fatmawati dikenal akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut
dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.

Radjiman Wedyodiningrat
7. Radjiman Wedyodiningrat
Radjiman Wedyodiningrat adalah seorang dokter yang juga merupakan salah satu tokoh pendiri
Republik Indonesia. Beliau adalah satu-satunya orang yang terlibat secara akif dalam kancah
perjuangan bangsa yang dimulai dari munculnya Boedi Utomo sampai pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKl).]

Laksamana Maeda

8. Laksamana Maeda
Laksamana Maeda adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda
pada masa Perang Pasifik. Selama pendudukan Indonesia di bawah Jepang, ia menjabat sebagai Kepala
Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang. Laksamana Muda Maeda
memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia dengah mempersilakan
kediamannya yang berada di Jl. Imam Bonjol, No.1, Jakarta Pusat sebagai tempat penyusunan naskah
proklamasi oleh Soekarno, Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo, ditambah sang juru ketik Sayuti
Melik. Selain itu, dia juga bersedia menjamin keamanan bagi mereka. Kini, bekas kediamannya itu
menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Anda mungkin juga menyukai