Kata Pengantar……………………………………………………………… i
Daftar Isi…………………………………………………………………….. ii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 1
C. Tujuan Masalah …………………………………………………….. 2
Bab II Pembahasan…………………………………………………………. 3
A. Pengertian Sejarah ………………………………………………….. 3
B. Apa Yang Dimaksud Dengan Pancasila …………………………… 4
1. Pengertian Pancasila …………..…………………………………. 4
2. Makna Lambang Pancasila……………………………………….. 4
C. Latar Belakang Terbentuknya Pancasila ….…………………………. 6
1. Pembentukkan BPUPKI ………………………………………... 6
2. Penyusunan Dasar Negara …….…………….…………………… 6
3. Panitia Sembilan ………………………………………………… 8
Bab III Penutup …………………………………………………………… 9
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 9
B. Saran ………………………………………………………………… 9
Referensi
Riwayat Hidup Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup
bangsa Indonesia sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara,
masyarakat, dan pribadi bangsa Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas
satu sama lain melainkan satu kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi dan
kedudukannya sebagai dasar Negara maupun sebagai falsafah hidup bangsa.
Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari pancasila ini ialah berarti bahwa sila
yang satu meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain.
Perumusan pancasila juga dapat dijadikan sebagai pandangan hidup
bangsa yang selalu berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti
yang telah diketahui bahwa pancasila itu juga merupakan dasar Negara Indonesia,
yang berarti dasar dari hukum tertinggi di Indonesia atau sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia. Hal ini terdapat pada Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, yang merupakan Naskah Proklamasi Indonesia. Pancasila juga
merupakan ideology terbuka, yaitu bersifat khas dan orisinal. Kelima sila dalam
pancasila ini memang bersifat universal sehingga dapat ditemukan dalam gagasan
berbagai masyarakat lain. Letak kekhasan dan orisinalitas yaitu sebagai falsafah
dan ideology Negara.
Untuk itu sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab
seharusnya masyarakat mengikuti dan mematuhi pancasila, karena seperti
pemaparan di atas telah disebutkan bahwa pancasila adalah sumber dari segala
sumber hukum atau dasar Negara yang harus dipatuhi. Karena dalam sila-sila
pancasila tidak memihak kepada satu orang saja melainkan keseluruhan warga
Negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:
1. Apa yang dimaksud dengan sejarah?
2. Apa yang dimaksud dengan pancasila?
3. Bagaimana latar belakang terbentuknya Pancasila?
C. Tujuan masalah
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Diharapkan Mahasiswa dapat mengetahui arti sejarah
2. Untuk mengetahui arti dari pancasila
3. Memahami latar belakang terbentuknya pancasila
1.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah
Kata sejarah secara harfiah berasal dari kata Arab ( شجرةSyajaratun) yang
berarti pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh ()تاريخ. Adapun
kata Tarikh dalam Bahasa Indonesia bermakna kurang lebih adalah saat atau
penanggalan. Kata Sejarah dalam Bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu
atau orang pandai. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut history yang berarti
masa lalu manusia.
Melihat pada makna-makna secara kebahasaan dari beragam bahasa di atas
dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan saat dan
peristiwa. Oleh karena itu para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini
dengan membuat definisi tersendiri diantaranya:
1. Ibnu Khaldun (1332-1406 M)
Sejarah adalah catatan mengenai kejadian, hingga perubahan watak
(sosial) umat manusia, masyarakat, maupun peradaban dunia berlandaskan
konsepsi sejarah “ibrar”.
2. Widja
Sejarah merupakan studi yang dialami manusia di masa lampau dan telah
meninggalkan jejak di masa sekarang, dimana penekanan utamanya terdapat pada
aspek peristiwa sendiri, terutama pada hal yang bersifat khusus dan segi urutan
perkembangan yang disusun dalam kisah sejarah (Widja, 1989, hlm. 9).
3. Moh. Yamin
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang umumnya berhubungan dengan
cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat
manusia pada masa lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan
atau tanda-tanda yang lainnya (Yamin, 1957, hlm. 4).
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan sederhana bahwa
sejarah adalah suatu ilmu-ilmu yang mempelajari segala peristiwa atau peristiwa
yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia. Dan sejarah
merupakan peristiwa yang tidak berkesudahan, unik, dan penting.
B. Apa yang dimaksud dengan Pancasila
1. Pengertian Pancasila
Secara etimologi dalam Bahasa Sanskerta (Bahasa Brahmana India),
Pancasila berasal dari kata ‘Panca’ dan ‘Sila’. Panca artinya lima, sila atau
syila yang berarti batu sendi atau dasar. Kata sila bisa juga berasal dari
kata Susila, yang berarti tingkah laku yang baik. Jadi secara kebahasaan
dapat disimpulkan bahwa Pancasila berarti lima batu sendi atau dasar. Atau
dapat juga berarti lima tingkah laku yang baik.
Adapun secara terminologi, Pancasila dapat diartikan sebagai lima
prinsip dasar negara. Dan istilah Pancasila digunakan oleh Bung Karno
sejak sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945 untuk memberi nama pada lima
prinsip dasar negara.
Pada saat sidang pengesahan UUD 1945 beserta Pembukaannya oleh
PPKI, naskah Pancasila yang terdapat dalam bagian Pembukaan UUD
1945 adalah sebagai berikut:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawarahan/ Perwakilan.
e. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD
1945 inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara
Republik Indonesia.
2. Makna Lambang-Lambang Pancasila
Pengertian Pancasila pastinya belum lengkap tanpa mengidentifikasi
arti lambang- lambangnya. Lambang Pancasila merupakan seekor burung
Garuda yang memiliki arti kekuatan dengan warna emas selaku simbol
kemuliaan. Di dalamnya ada perisai dengan lambang 5 sila yang mewakili
sila- sila dalam Pancasila. Berikut arti lambang dari tiap- tiap sila
Pancasila:
a. Sila Pertama, sila awal mempunyai lambang
bintang (tunggal) bercorak kuning. Sila awal
ini memiliki arti kalau bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang beriman serta bertakwa pada Tuhan
Yang Maha Esa, bersumber pada keyakinan yang dianut oleh
tiap- tiap orang.
b. Sila Kedua, simbol kedua ini diwakili lambang berbentuk
rantai. Jumlah rantai ini menggapai 17 serta tidak terputus.
Rantai yang tidak terputus ini mempunyai arti generasi penerus
yang turun- temurun serta senantiasa silih berkaitan dan
memerlukan satu sama lain.
c. Sila Ketiga, simbol dari sila ketiga ini merupakan tumbuhan
beringin yang mencirikan tempat berteduh maupun berlindung.
Perihal ini berarti segala rakyat Indonesia dapat berlindung
serta berteduh di dasar naungan Negeri Indonesia.
d. Sila Keempat, simbol sila keempat merupakan
kepala banteng, yang dilansir dari BPIP RI
menunjukkan tenaga rakyat. Tidak hanya itu,
kepala banteng pula mewakili hewan sosial yang kerap
berkumpul. Dalam perihal ini, sila keempat jadi pedoman
untuk rakyat Indonesia buat bahu- membahu serta berdiskusi
dalam menuntaskan bermacam perkara.
e. Sila Kelima, terakhir ialah sila kelima
Pancasila dengan simbol padi serta kapas
yang bermakna kemakmuran serta
kesejahteraan. Lewat simbol ini, Negeri
Indonesia mempunyai kewajiban buat memakmurkan
rakyatnya selaku landasan.
Sedangkan lambang pada tiap badan garuda yang terdiri dari 17 jumlah
bulu, 8 bulu di ekor, 19 bulu di pangkal ekor, serta 45 bulu di leher
menggambarkan waktu kemerdekaan Indonesia diproklamasikan ialah 17-08-
1945. Burung Garuda Pancasila yang mencengkam suatu gulungan dengan
tulisan Bhinneka Tunggal Ika mempunyai makna kesatuan dalam
keberagaman. Walaupun berbeda- beda tetapi senantiasa satu.
3. Panitia Sembilan
Setelah sidang tahap pertama selesai, BPUPKI kemudian
membentuk sebuah panitia yang disebut dengan Panitia Sembilan. Panitia
ini terdiri dari IR. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad
Soebardjo, Mr. A.A Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Wahid Hasyim, H.
Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Dalam sidangnya panitia sembilan
menghasilkan suatu dokumen yang berisi tentang tujuan dan maksud
pendirian negara Indonesia Merdeka. Dokumen tersebut dikenal dengan
nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Nama tersebut adalah usul dari
Mr. Muh. Yamin.
Di dalam piagam Jakarta, terdapat rumusan tentang asas atau dasar
Negara Indonesia Merdeka, yang terdiri dari:
a. Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluk-
Nya
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawarahan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah adalah suatu ilmu-ilmu yang mempelajari segala peristiwa
atau peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia.
Dan sejarah merupakan peristiwa yang tidak berkesudahan, unik, dan penting.
Kemudian Pancasila berarti lima prinsip dasar negara atau dapat juga berarti
lima tingkah laku yang baik.
Latar belakang terbentuknya pancasila yaitu diakibatkan pertahanan
Jepang yang mulai turun sehingga jepang menjanjikan Kemerdekaan untuk
Indonesia, untuk menyakinkannya jepang membentuk sebuah organisasi yang
dinamai dengan BPUPKI. Pada sidang pertamanya yang bertujuan untuk
merumuskan UUD para anggota terlebih dahulu merumuskan dasar negara
yang akan menjiwai Undang-Undang Dasar. Para tokoh yang merumuskan
tersebut adalah Moh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. rumusan-
rumusan tersebutlah yang dinamakan sebagai Pancasila.
B. Saran
Begitu banyak proses yang telah dilalui oleh para pahlawan bangsa
pada zaman dahulu, untuk merumuskan pancasila sebagai dasar negara.
Sudah sepatutnya kita sebagai warga Indonesia untuk menghormati jasa
tokoh-tokoh tersebut dan mengimplementasikan sila-sila pancasila dalam
kehidupan sehari-hari serta lebih mencintai bangsa Indonesia kembali.
Demikian makalah yang kami susun, apabila terdapat kesalahan baik
dari segi penulisan, bahasa, maupun isi, kami mohon maaf dan berharap kritik
dan saran yang membangun. Semoga makalah yang kami susun dapat
bermanfaat khususnya bagi kami sebagai penulis, umumnya bagi para
pembaca.
REFERENSI
Muhammad Yamin, Mr. 1956. 6000 Tahun Sang Merah Putih. Jakarta:
Balai Pustaka.