Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PANCASILA

Nama : Suwarni

NIM : 1744390028

Semester : 7

Prodi : Sistem Informasi (S1)

Kelas : M (Malam)

Fakultas Teknik
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila adalah ideologi yang menjadi Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
sebagaimana yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945. Kelima sila Pancasila adalah wawasan
dan pandangan hidup bangsa. Pancasila menggambarkan tujuan Negara Republik Indonesia dan
juga berfungsi untuk menuntun proses pencapaian tujuan tersebut.

Pancasila tergolong sebagai ideologi positif, karena memberi semangat dan arahan kepada
bangsa untuk bersama melawan keterhinaan dalam penjajahan, memulihkan harkat manusia,
mengatasi penderitaan, kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakadilan. Ini merupakan
perwujudan tujuan bernegara sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Pancasila juga menuntun gerak perubahan bangsa mengarungi perrkembangan zaman.

Oleh karena itu, Pancasila bersifat terbuka dan dinamis. Sifat ini selalu memerlukan
penerjemahan yang tepat di tengah perkembangan zaman, agar sila-sila itu diimplementasikan
secara kontekstual dan relevan. Dalam hubungan itu, Pancasila memerlukan dialog
berkelanjutan, jujur, terbuka dan saling menghargai, agar mampu menangkap semangat atau
roh zaman dengan tepat. Sifat ini amat berbeda dengan ideologi negatif seperti komunisme,
nazisme, talibanisme, dan sejenisnya, yang mengatur kehidupan secara total, mutlak, dogmatik
dan kaku. Dalam ideologi negatif, manusia dengan segala potensinya kurang – bahkan tidak
dihargai. Ideologi menuntut ketertundukan mutlak warga terhadap penafsir ideologi, yaitu
penguasa.

Pancasila diusulkan menjadi dasar Negara Indonesia oleh Ir. Soekarno dalam rapat Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (Indonesia) – BPUPK tanggal 1 Juni 1945. Dalam
Pidato 1 Juni yang terkenal itu Bung Karno menegaskan bahwa Pancasila itu bukan buah
ciptaannya. Beliau menyatakan bahwa kelima sila itu adalah saripati kearifan masyarakat
Nusantara sejak dahulu kala. Kearifan yang merupakan pandangan hidup yang menuntun
masyarakat yang majemuk dalam hidup yang rukun, bekerjasama mengatasi berbagai masalah
di tengah perbedaan warga dan masyarakat. Kearifan yang diajarkan dan dipelajari secara lisan
dan melalui keteladanan. Tetapi sesungguhnya, Bung Karno telah berhasil menggali saripati itu,
dan mengangkatnya dari sebuah pandangan hidup masyarakat, menjadi pandangan hidup
bangsa dan Dasar Negara. Ini adalah sebuah karya yang luar biasa.

Pada waktu itu dr. Radjiman, ketua BPUPK meminta para anggota mencari dasar negara yang
cocok bagi negara Indonesia merdeka. Mereka langsung terbelah antara yang menghendaki
negara berdasar agama Islam dan yang menghendaki dasar negara sekuler, dimana urusan
agama dipisahkan sama sekali dari urusan negara. Bila waktu itu tidak ada jalan keluar, dapat
dipastikan bahwa di dunia ini tidak akan pernah ada NKRI.
Dalam usaha merumuskan dasar negara(Pancasila), muncul usulan-usulan pribadi yang
dikemukakan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia antara
lain:

• Muhammad Yamin, pada pada tanggal 29 Mei 1945 berpidato mengemukakan usulannya
tentang lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri
Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia berpendapat bahwa ke-5 sila yang diutarakan
tersebut berasal dari sejarah, agama, peradaban, dan hidup ketatanegaraan yang tumbuh dan
berkembang sejak lama di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato
Yamin tersebut.

• Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 mengemukakan PancaSila sebagai dasar negara dalam
pidato spontannya yang selanjutnya dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Ir. Sukarno
merumuskan dasar negara: Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan,
Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial, KeTuhanan yang maha esa

Dari banyak usulan-usulan yang mengemuka, Ir. Soekarno berhasil mensintesiskan dasar
falsafah dari banyak gagasan dan pendapat yang disebut Pancasila pada 1 Juni 1945. Rumusan
dasar Negara ini kemudian didadar kembali oleh panitia yang dibentuk BPUPKI(Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan dimasukkan ke Piagam Jakarta.
Selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila secara sah menjadi dasar Negara yang
mengikat.

Sebelum disahkan, terdapat bagian yang di ubah” Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Rumusan butir-butir Pancasila yang pernah digagas, baik yang disampaikan dalam pidato Ir.
Soekarno ataupun rumusan Panitia Sembilan yang termuat dalam Piagam Jakarta adalah
sejarah dalam proses penyusunan dasar negara. Rumusan tersebut semuanya otentik sampai
akhirnya disepakati rumusan sebagaimana terdapat pada alinea keempat Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Berdasarkan sejarah, ada tiga rumusan dasar negara yang dinamakan Pancasila, yaitu rumusan
konsep Ir. Soekarno yang dibacakan pada pidato tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI,
rumusan oleh Panitia Sembilan dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan pada
Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 yang disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Dengan demikian, rangkaian dokumen sejarah yang bermula dari 1 Juni 1945, 22 Juni 1945,
hingga teks final 18 Agustus 1945 itu, dapat dimaknai sebagai satu kesatuan dalam proses
kelahiran falsafah negara Pancasila.
Arti Lambang Pancasila

Burung Garuda merupakan lambang negara Indonesia sejak negara ini berdiri. Akan tetapi tidak
semua orang tahu tentang arti dan makna garuda pancasila sebagai lambang negara. Sebagai
bangsa Indonesia paling tidak kita tahu dan mengerti arti lambang negara kita sediri sebagai
sikap penghargaan terhadap perjuangan para pendiri bangsa dan kelak dapat menceritakan
kepada anak cucu kita sebagai generasi penerus bangsa.

1. Burung Garuda Pancasila dalam cerita kuno tentang para dewa adalah kendaraan Dewa
Vishnu yang besar dan kuat.

2. Warna Burung Garuda adalah kuning emas yang menggambarkan sifat agung dan jaya.

3. Garuda adalah seekor burung gagah dengan paruh, sayap, ekor, dan cakar yang
menggambarkan kekuatan dan tenaga pembangunan

4. Jumlah bulu burung garuda pancasila memiliki melambangkan hari kemerdekaan Indonesia ,
17 Agustus 1945

• Bulu masing-masing sayah berjumlah 17 helai

• Bulu Ekor berjumlah 8 helai

• Bulu Leher berjumlah 45 helai

Di bagian dada burung garuda terdapat perisai yang dalam kebudayaan serta peradaban bangsa
Indonesia merupakan senjata untuk berjuang, bertahan, dan berlindung untuk meraih tujuan.
Perisai Garuda bergambar lima simbol yang memiliki arti masing-masing:

• Bintang, sila ke-1 Pancasila, melambangkan Ketuhanan yang Maha Esa

• Rantai Baja, sila ke-2, melambangkan Kemanusiaan yang adil dan beradab

• Pohon beringin, sila ke-3, melambangkan Persatuan Indonesia

• Kepala banteng, sila ke-4, melambangkan kerakyatan yang


dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan
perwakilan

• Padi dan kapas, sila ke-5, melambangkan Keadilan sosial bagi


seluruh rakyat Indonesia
• Garis hitam tebal di tengah perisai melambangkan garis katulistiwa yang melukiskan lokasi
Indonesia berada di garis katulistiwa

• Warna dasar perisai adalah merah putih seperti warna bendera Indonesia

Filsafat Pancasila

Sebagai suatu paham filosofis, pemahaman terhadap Pancasila pada hakekatnya dapat
dikembalikan kepada dua pengertian pokok, yaitu pengertian Pancasila sebagai pandangan
hidup dan sebagai Dasar Negara.

Secara etimologis kata ”filsafat“ berasal dari bahasa Yunani “philosophia” yang berarti “cinta
kearifan” kata philosophia tersebut berasal dari kata“philos” (pilia, cinta) & “sophia” (kearifan).
Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti juga cinta kearifan. Kata kearifan bisa
juga bermakna “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat dapat juga bermakna cinta
kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan
upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep
kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof,
kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos. Pengetahuan bijaksana memberikan kebenaran,
orang, yang mencintai pengetahuan bijaksana, karena itu yang mencarinya adalah oreang yang
mencintai kebenaran. Tentang mencintai kebenaran adalah karakteristik dari setiap filosof dari
dahulu sampai sekarang. Di dalam mencari kebijaksanaan itu, filosof mempergunakan cara
dengan berpikir sedalam-dalamnya (merenung). Hasil filsafat (berpikir sedalam-dalamnya)
disebut filsafat atau falsafah. Filsafat sebagai hasil berpikir sedalam-dalamnya diharapkan
merupakan suatu yang paling bijaksana atau setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan.

Kajian epistemologis filsafat Pancasila, dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakekat
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Menurut Titus (Kaelan, 2007:15) terdapat tiga
persoalan mendasar dalam epistemologi yaitu :

(1) tentang sumber pengetahuan manusia;

(2) tentang teori kebenaran pengetahuan manusia ;dan

(3) tentang watak pengetahuan manusia.

Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana diketahui bahwa Pancasila digali dari
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sendiri serta dirumuskan secara bersama-sama oleh “The
Founding Fathers” kita. Jadi bangsa Indonesia merupakan Kausa Materialis-nya Pancasila.
Selanjutnya, Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki susunan yang bersifat formal
logis, baik dalam arti susunan sila-silanya maupun isi arti dari sila-silanya. Susunan sila-sila
Pancasila bersifat hierarkhis piramidal.

Selanjutnya, sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologinya yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakekatnya juga
merupakan suatu kesatuan.

Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Pancasila adalah suatu paham filsafat (philosophical way of thinking) oleh karena itu harus
dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan dapat diterima oleh akal sehat. Dalam
pengertian tersebut, Pancasila disebut juga sebagai way of life, weltanschaung, pegangan
hidup, petunjuk hidup, dan sebagainya. Dalam hal ini Pancasila adalah sebagai petunjuk arah
kegiatan di segala bidang kehidupan, sehingga seluruh tingkah laku dan perbuatan manusia
Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari sila-sila Pancasila yang merupakan satu
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sebagai pandangan
hidup yang merupakan penjelmaan falsafah hidup bangsa, Pancasila dalam pelaksanaannya
sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma agama, norma-norma kesusilaan,
normanorma sopan santun, serta norma-norma hukum yang berlaku.

Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Sebagai dasar negara, Pancasila harus dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis
konstitusional (menurut hukum ketatanegaraan), oleh karena itu setiap orang tidak boleh atau
tidak bebas memberikan pengertian/penafsiran manurut pendapatnya sendiri. Pancasila dalam
pengertian ini sering disebut pula sebagai dasar falsafah negara (philosofische grondslag) atau
ideologi negara (staatsidee).

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 adalah di
kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu
haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara
Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia sebagai
perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan
budaya.

Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia ialah :
Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari
garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi
bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang
masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban
kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun
kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di
daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-
unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri.
Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita
memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila
Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.

Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri merupakan :

a.Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum
yang berlaku di negara kita.

b.Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita serta memberi petunjuk
dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.

c. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas
kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri
khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan
bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh
bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

d. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur
yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

e. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang
dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar karena ia
ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam
sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan
kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan mengamalkan
Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan
rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan
perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.

Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam
kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada
Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah
Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di
masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela
Pancasila.

Akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan mengenai Pancasila, maka yang kita
maksud adalah Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan /


perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang kita gunakan, sebab
rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal
18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pengertian Pancasila menurut Ir.Soekarno, Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia yang turun-
temurun sekian lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila
tidak hanya falsafah bangsa tetapi lebih luas lagi yakni falsafah bangsa Indonesia.

Diterimanya Pancasila sebagai dasar Negara telah mempersatukan bangsa yang majemuk ini,
untuk hidup bersama dalam satu Negara dan mencegahnya dari perpecahan. Semua pihak
dapat menerima karena di dalam negara berdasar Pancasila, agama dan kepercayaan berfungsi
sebagai sumber etik, moral dan spiritual bangsa yang amat penting dalam pembangunan
bangsa.

Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila adalah Cita Hukum yang menuntun penyusunan
UUD 1945. Pancasila adalah norma dasar Negara. Oleh karena itulah Pancasila menempati
posisi yang tertinggi sebagai sumber dari segala sumber hukum yang menjadi rujukan bagi
Pembukaan UUD 1945. Selanjutnya Pancasila dan Pembukaan menjadi rujukan bagi
pembentukan pasal dan ayat. Berdasar runut berpikir itu pula perubahan UUD 1945 melalui
proses amandemen 1999-2002 yang lalu adalah penyelarasan kembali pasal dan ayat UUD 1945
kepada Pancasila dan Pembukaan.

Salah satu karakter utama Pancasila sebagai ideologi yang berakar pada pandangan hidup
bersama adalah karakter inklusif. Merangkul warga masyarakat yang berbeda-beda dalam
kebersamaan serta tidak mempertentangkan masyarakat dalam perbedaan mereka. Bhinneka
tunggal ika. Sebagai gambaran tujuan bernegara, Pancasila juga memiliki karakter mendorong
kerjasama lintas perbedaan guna mencapai tujuan bernegara itu. Oleh sebab itu setiap
kebijakan dan tindakan yang bertentangan dengan sikap inklusif, adalah tindakan dan kebijakan
yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Kelima sila Pancasila, walau bisa dibedakan, tidak dapat dilepaskan satu dari yang lain. Ia saling
memberi makna dan batasan terhadap yang lain. Oleh karena itu tidak tepat untuk
menonjolkan salah satu sila diatas sila yang lain. Kelima sila itu tidak tersusun dalam urutan
hierarki.

Secara singkat dapat dikemukakan, bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
kepaduan kelima sila Pancasila haruslah selalu dimanifestasikan secara utuh di dalam setiap
kebijakan negara, baik itu berupa peraturan perundangan maupun kebijakan operasional, baik
di tingkat nasional maupun di tingkat daerah (desa). Kebijakan negara yang mengingkari
keutuhan dan mencederai kelima sila haruslah dicegah.

Misalnya setiap kebijakan negara haruslah menghormati kehidupan ber-Ketuhanan yang Maha
Esa. Otoritas keimanan dan penghayatan iman adalah wilayah pribadi yang tidak boleh dikuasai
negara. Harkat kemanusiaan setiap warga haruslah dihargai sejalan dengan hak asasi manusia.
Kerukunan hidup masyarakat yang majemuk, serta kecintaan pada bangsa, haruslah dirawat
dan disuburkan. Ketertiban umum ditengah interaksi masyarakat yang amat beragam haruslah
dipelihara. Permusyawaratan warga yang saling menghormati dan membawa keadilan haruslah
diupayakan untuk dapat dinikmati seluruh masyarakat.

INGAT

• Pancasila adalah Dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia

• Pancasila adalah saripati kearifan masyarakat Nusantara sejak dahulu kala dan bersifat inklusif

• Kelima sila Pancasila saling memberi makna dan batasan.

• Pancasila haruslah selalu dimanifestasikan secara utuh di dalam setiap kebijakan negara
Nama Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu panca yang
berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asas. Hal itu berarti ada lima pedoman penting
rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Makna setiap sila dalam Pancasila sebagai dasar negara harus dipahami setiap warga Indonesia.
Tanpa memahami maknanya, Pancasila mungkin hanya dianggap sebagai slogan semata.

Makna Pancasila sebagai dasar negara menjadi landasan, fondasi utama, titik acuan bangsa
Indonesia dalam mengatur bangsa. Dengan begitu, dapat disimpulkan, penting untuk bisa
mengatur unsur-unsur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan
Pancasila.

Bahkan, saking pentingnya, pada 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Kelahiran Pancasila sesuai
keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Keputusan tersebut disampaikan Presiden Joko
Widodo pada 1 Juni 2016 di Gedung Merdeka, Bandung.

Tanggal tersebut dipilih karena pada 1 Juni 1945, Presiden Soekarno menyampaikan pidato
berjudul lahirnya Pancasila. Rumusan pancasila yang dikemukakan Soekarno tersebut akhirnya
dinyatakan sebagai dasar negara Indonesia oleh BPUPKI.

Selain perlu memahami arti Pancasila, mengetahui fungsi Pancasila sebagai dasar negara juga
penting. Ada beberapa fungsi Pancasila yang perlu diketahui dan dipahami.

1. Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

Fungsi Pancasila sebagai dasar negara yang pertama, diartikan sebagai dasar falsafah atau
filosofi negara. Jadi, Pancasila dalam hal ini digunakan sebagai dasar untuk mengatur
pemerintahan negara.

Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan aparatur
negara yang sesuai bunyi dan isi yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945.

2. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang kedua ialah sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia. Jadi, Pancasila
bisa berperan sebagai petunjuk hidup sehari-hari, yang juga merupakan satu kesatuan yang
tidak akan bisa dipisah-pisah antara satu dengan yang lain atau bersatu dalam satu negara,
yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

3. Kepribadian Bangsa Indonesia


Fungsi Pancasila yang ketiga ialah sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk sikap mental maupun tingkah laku.

Sementara, kepribadian yang dimaksudkan adalah ciri khas masyarakat bangsa Indonesia.
Artinya, suatu sikap mental dan tingkah laku yang mempunyai ciri khas tersendiri sehingga
mampu dibedakan dengan bangsa lainnya di seluruh dunia.

4. Jiwa Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang keempat adalah sebagai jiwa bangsa Indonesia. Pancasila dijelaskan
berdasarkan teori Von Savigny yang artinya adalah setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-
masing, yang disebut dengan 'Volkgeist' yang berarti jiwa bangsa atau jiwa rakyat.

Pancasila merupakan jiwa bangsa yang lahir bersamaan dengan adanya atau terbentuknya
bangsa Indonesia, yaitu pada zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.

Dalam tulisan Prof. Mr. A. G. Pringgodigdo berjudul Pancasila, juga disebutkan Pancasila sudah
ada sejak bangsa Indonesia berdiri dan berkembang pada zaman kerajaan. Meski, istilah atau
nama Pancasila baru dikenal pada 1 Juni 1945.

5. Sumber dari Segala Sumber Hukum

Fungsi Pancasila yang kelima adalah sebagai sumber dari segala hukum. Pancasila merupakan
sumber hukum bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sumber hukum Indonesia ini bermakna sebagai pandangan hidup, kesadaran, dan cita-cita
hukum beserta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia.

Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa
atau negara, perikemanusiaan, keadilan sosial, dan perdamaian nasional yang merupakan hak
dan kewajiban warga negara.

Cita-cita hukum atau politik ialah tentang sifat, bentuk, dan tujuan Negara Indonesia. Dan
terakhir, cita-cita moral adalah hukum tentang kehidupan rakyat yang terkait dengan
keagamaan dan kemasyarakatan.

6. Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang keenam ialah sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Perjanjian luhur
di sini menyangkut kesepakatan yang telah dibuat saat memproklamasikan kemerdekaan
Bangsa Indonesia bersama sama para pendiri bangsa. Bangsa Indonesia memutuskan untuk
merdeka menjadi sebuah negara pada 17 Agustus 1945.
Sehari kemudian, tepatnya pada 18 Agustus 1945, disahkan pembukaan dan batang tubuh
Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pada saat itu PPKI merupakan wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan
perjanjian luhur yang tertulis dalam UUD 1945 untuk membela Pancasila sebagai dasar negara
selama-lamanya.

7. Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa

Fungsi Pancasila yang ketujuh adalah sebagai falsafah hidup yang mempersatukan bangsa.
Indonesia negara yang kaya akan budaya dan etnis yang berbeda.

Pancasila di sini merupakan sarana atau alat yang sangat ampuh untuk mempersatukan bangsa
Indonesia yang memiliki masyarakat majemuk dan multikultural.

Pancasila merupakan falsafah hidup dan kepribadian bangsa Indonesia yang mengandung nilai-
nilai dan norma-norma luhur serta diyakini paling benar, adil, bijaksana, dan tepat bagi Bangsa
Indonesia untuk bisa menyatukan seluruh rakyat Indonesia.

8. Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang kedelapan adalah sebagai cita cita dan tujuan bangsa Indonesia. Cita-cita
luhur Bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan media penuangan jiwa proklamasi, yaitu
jiwa Pancasila yang tertulis di dalamnya.

Jadi, Pancasila dapat dikatakan sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Cita- cita luhur
inilah yang kelak akan dicapai oleh Bangsa Indonesia.

9. Ideologi Bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang kesembilan adalah sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai
ideologi negara berisi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, yang menjadi cita-cita
normatif dalam proses penyelenggaraan negara. Secara lebih luas, pengertian Pancasila sebagai
ideologi negara dapat diartikan sebagai visi atau arah penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia.

Dengan terwujudnya suatu kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan,
kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan, dan menjunjung tinggi nilai keadilan, termasuk
keadilan sosial.

Anda mungkin juga menyukai