Oleh
MAHPUDIN SETIAWAN
H24102025
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
MAHPUDIN SETIAWAN
H24102025
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
MAHPUDIN SETIAWAN
H24102025
Mengetahui,
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 5
LAMPIRAN ................................................................................................ 94
vii
DAFTAR TABEL
No Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
x
I. PENDAHULUAN
PT. Nassau Sport Indonesia sebagai salah satu perusahaan penghasil alat-
alat olahraga. Perusahaan berdiri sejak 1989 dan terus berkembang sampai
sekarang. Perusahaan memiliki pasar sasaran baik untuk pasar sasaran domestik
maupun pasar sasaran mancanegara. Dimana pasar sasaran PT. Nassau Sport
Indonesia sebesar 90% untuk pasar mancanegara dan sisanya 10% untuk pasar
domestik dan produk yang dihasilkan berupa berbagai jenis bola dengan produk
utamanya adalah bola tennis.
PT. Nassau Sport Indonesia merupakan perusahaan yang memperhatikan
kualitas akan produk yang dihasilkan. Bagi perusahaan produk yang berkualitas
merupakan modal utama dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.
Dalam proses produksi perusahaan ini menggunakan standar dan metode dari
perusahaan patnernya yaitu Sistem Teknologi Korea. Kualitas produk menjadi
faktor yang utama. Hal ini terlihat atas pengakuan dari lembaga-lembaga
3
Dunlop
80%
adanya kegiatan pemasaran yang tepat dapat menciptakan posisi yang kuat pada
perusahaan dalam menghadapi persaingan.
2.1.2. Strategi
Menurut Argyris dalam Rangkuti (2005), mendefinisikan strategi adalah
respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman
ekternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat menpengaruhi
organisasi. Strategi adalah rencana komprehensip yang menjelaskan suatu
perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya (Hunger dan Wheelen, 2001).
Murrus dalam Umar (2003), berpendapat bahwa strategi didefinisikan sebagai
suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
suatu tujuan dapat dicapai. Sedangkan Hamel dan Prahalad dalam Umar (2003),
mendefinisikan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat dan terus menerus), serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Untuk mendapatkan hasil dari suatu kegiatan pemasaran atau tercapainya
tujuan dari sasaran, diperlukan adanya suatu strategi. Strategi merupakan
gabungan dari rencana–rencana yang terdapat didalam perusahaan yang menjadi
satu kesatuan yang mengikat dan menyeluruh pada semua lini dalam perusahaan
yang masing-masing serasi dan berkesesuaian.
c. Segmentasi Psikologis
Pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan kelas
sosial, gaya hidup, atau dan kepribadian.
d. Segmentasi Perilaku
Pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan sikap,
pengetahuan, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap suatu
produk. Dan variabel perilkaku yang digunakan adalah kejadian,
manfaat, status pemakai, tingkat pemakai, status kesetian, tahap
kesiapan pembeli dan pembeli.
2. Targeting
Targeting adalah tahap atau langkah setelah perusahaan melakukan
segmentasi pasar yaitu memilih dan memutuskan pasar sasaran yang akan
dituju oleh perusahaan. Menurut Tjiptono (2004), bahwa proses
melakukan targeting adalah sebagai berikut :
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan
variabel-variabel yang bisa menjumlahkan kemungkinan perintah dari
setiap segmen (misalnya, tingkat tingkat pertumbuhan segmen yang
bersangkutan), biaya melayani setiap segmen (misalnya biaya
distribusi), biaya memproduksi produk dan jasa yang diinginkan oleh
pelanggan (miasalnya biaya produksi dan differensiasi produk) dan
kesesuaian antara kompetisi inti perusahaan, serta peluang pasar
sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani
berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaian dengan
strategi korporat perusahaan.
3. Positioning
Setelah perusahaan menentukan segmen pasar mana yang akan
dituju, selanjutnya perusahaan juga memutuskan posisi mana yang ingin
ditempati dalam segmen tersebut. Tahap ini disebut penentuan posisi pasar
atau positioning. Menurut Tjiptono (2004), positioning adalah salah satu
strategi untuk memposisikan suatu produk sedemikian rupa sehingga
dalam pemikiran calon pelanggan, produk itulah yang terbaik bagi mereka
11
B. Bauran Pemasaran
Pemasaran selalu terkait dengan apa yang disebut bauran pemasaran.
Istilah lain dari bauran pemasaran adalah marketing mix yang terdiri dari product,
price, place dan promotin (4P). Bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002). Sedangkan Kotler dan Amstrong
(1997) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai himpunan atau seperangkat
variabel pemasaran yang terkendali yang digunakan perusahaan untuk
menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.
a. Produk
Produk adalah sekumpulan atribut nyata (tangible) dan tidak nyata
(intangible) yang di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, pressive
pabrik, pressive pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang
mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan
keinginannya (Stanton dalam Angipora, 2002). Sutojo dan Kleinsteubar (2002),
mendefinisikan produk merupakan titik berangkat keberhasilan pemasaran.
b. Harga
Pengertian harga menurut Alma (2004) yaitu nilai suatu barang yang
dinyatakan dengan uang. Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan
konsumen dengan manfaat memiliki atau manfaat menggunakan produk yang
nilainya ditetapakan oleh pembeli dan penjual melalui tawar–menawar atau
ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli
(Umar, 2003).
Harga merupakan satu–satunya elemen bauran pemasaran yang
memberikan pendapatan atau pemasukan bagi perusahaan, sedangkan ketiga
unsur lain (produk, promosidan distribusi) menyebabkan timbulnya biaya atau
pengeluaran. Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel
artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk
atau komitmen saluran distribusi. Kedua hal terakhir ini tidak dapat disesuaikan
12
a. Faktor Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting
bagi para pengusaha untuk berusaha. Beberapa hal utama yang perlu
diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang dengan baik
adalah undang-undang tentang tentang lingkungan dan perburuhan,
peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan
tentang keamanan dan keselamatan kerja, dan sistem perpajakan.
b. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim
bisnis suatu perusahaan. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan
dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah siklus bisnis,
ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan
jasa, produktivitas dan tenaga kerja.
c. Faktor Sosial
Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Kondisi sosial ini
banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat dan kebiasaan
dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan sebagai yang
dikembangkan misalnya dari kondisi kultural, ekonomi, demografis,
religius, pendidikan dan etnis.
d. Faktor Teknologi
Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus-menerus harus
selalu mengikuti perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada
produk dan jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya.
2. Lingkungan Industri
Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan
dimana bisnis perusahaan. Kekuatan yang memacu persaingan di lingkungan
industri tergantung pada faktor dibawah ini :
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuk perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah
implikasi bagi perusahaan yang sudah ada. Adapun elemen yang menjadi
hambatan masuk bagi perusahaan yaitu skala ekonomi, differensiasi
15
Pendatang Baru
Ancaman masuknya
pendatang baru
Pengaruh kekuatan
stakeholder lainya Persaingan
Industri Daya tawar-menawar
Stakeholder
pembeli
Daya tawar-menawar
pemasok Pembeli
Produk Pengganti
Kelemahan
-
-
b. Beri bobot pada masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1.0 (sangat
penting) sampai dengan 0.0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitunglah rating (dalam kolom 3) untuk masing–masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobot pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing–masing factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4.0 sampai dengan
1.0.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan
bereaksi terhadap faktor-faktor eksternalnya. Gambar matriks EFE ini dapat di
lihat pada Tabel 4.
Ancaman
-
-
dalam industri yang sangat atraktif (sel 2), tujuannya adalah untuk
meningkatkan penjualan dan profit dengan cara memanfaatkan keuntungan
economics of scale baik diproduksi maupun dipemasaran. Sementara jika
perusahaan ini berada dalam moderate attractive industry, strategi yang
diterapkan adalah strategi konsolidasi (sel 5). Tujuannya relatif lebih defensif
yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Perusahaan
yang berada pada sel ini dapat memperluas pasar, fasilitas produksi, dan
teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal melalaui akuisisi
atau joint ventures dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
5. Diversifikasi Konsentris (Sel 7)
Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilakukan oleh
perusahaan yang memilki kondisi competitive position sangat kuat tetapi daya
tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan
kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien karena perusahaan ini
sudah memiliki kemampuan manufactur dan pemasaran yang baik.
6. Diversifikasi Konglomerat (Sel 8)
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan
dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position yang tidak
begitu kuat (average) dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kedua
faktor tersebut memaksa perusahaan itu melakukan usahanya ke dalam
perusahaan lain. Tetapi pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap matang,
perusahaan yang hanya memiliki competitive position rata–rata cenderung
akan menurunkan kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi konglomerat
sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi finansial dari pada
product market synergy (seperti yang terdapat pada strategi diversivikasi
konsentris).
2.1.10. QSPM
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) adalah suatu teknis yang
dipakai pada tahap ketiga dari kerangka kerja analisis strategi yang digunakan
untuk menentukan kemenarikan relatif dari pelaksanaan strategi alternatif. Dan
direkomendasikan bagi ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi
alternatif secara objektif, berdasarkan key success factors internal-eksternal yang
telah diidentifikasi sebelumnya (Umar, 2003).
24
Dari matriks QSPM akan dipilih alternatif strategi yang memberikan nilai
TAS paling tinggi yaitu strategi yang sesuai dengan keadaan kondisi yang
dihadapi oleh perusahaan.
Peluang
1
2,
dst
Ancaman
1
2,
dst
Lingkungan Perusahaan
tingkat korporat yang lebih mendetail dan matriks SWOT, dengan matriks SWOT
didapatkan alternatif-alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan
berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan. Dan tahap ketiga adalah tahap keputusan (the decision stage) dengan
menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) untuk menentukan
dan memilih strategi pemasaran yang terbaik dan tepat bagi perusahaan.
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4. Perizinan dari pemerintah setempat yang mudah. Hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah setempat yang mendukung berkembangnya sektor
industri di wilayah Bogor.
5. Arus transportasi yang mudah terutama mobil-mobil besar yang dapat dengan
mudah mengangkut dan mengirim barang dari dan ke PT. Nassau Sport
Indonesia.
Seiring dengan perkembangan perusahaan, mulanya kantor PT. Nassau
Sport Indonesia berada di Jakarta, tetapi untuk mempermudah dan memperlancar
kegiatan dan aktivitas perusahaan maka pimpinan perusahaan memutuskan untuk
memindahkan kantor perusahaan. Semenjak tahun 2002 kantor perusahaan telah
pindah ke Citeureup-Bogor. Sekarang kantor dan pabrik sudah berada pada satu
wilayah tepatnya di Jl. Lanbau Desa Sanja Kecamatan Citeureup-Bogor.
Berdasarkan pada jenis struktur yang ada, struktur organisasi PT. Nassau
Sport Indonesia merupakan struktur organisasi garis. Dalam struktur organisasi
garis, wewenang dari atasan diberikan langsung kepada bawahan yang ada satu
tingkat dibawahnya dan sebaliknya bawahan bertanggungjawab kepada atasan
yang berada satu tingkat diatasnya. Masing-masing bagian merupakan unit yang
berdiri sendiri dan kepala bagian menjalankan fungsi pengawasan dalam
bagiannya.
Untuk mengetahui lebih terperinci dan jelas mengenai tugas dan
wewanang didelegasikan dan bagaimana hubungan dari masing-masing bagian
dalam organisasi PT. Nassau Sport Indonesia dapat dilihat pada Gambar 6.
Adapun uraian penjelasan mengenai tugas dan fungsi serta tanggungjawab
dari masing-masing jabatan pada PT. Nassau Sport Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Presiden Director
Presiden Director merupakan jabatan tertinggi pada perusahaan PT. Nassau Sport
Indonesia yang mempunyai tugas dan wewenang maupun bertanggungjawab
sebagai pengarah dan pemberi petunjuk pelaksanaan kerja perusahaan secara
menyeluruh dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas perusahaan serta
mengontrol jalannya manajemen secara keseluruhan.
2. Executive Director
Adapun tugas dari Executive Director adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan jadwal pekerja disemua aktivitas organisasi
b. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan dan aktivitas perusahaan
c. Mengkoordinasikan semua bagian kegiatan aktivitas organisasi
d. Memutuskan kebijaksanaan perusahaan
Dalam menjalankan tugasnya Executive Director membawahi beberapa
departemen yaitu :
a. Ass. General Manager Production (Manajer Umum Bagian Produksi).
Adapun tugas dan wewenang dari Manajer Umum Bagian Produksi :
1. Bertanggungjawab langsung kepada direktur.
2. Mempunyai wewenang untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengkoordinir serta mengontrol semua kegiatan produksi yang meliputi
39
kelancaran mesin, penyedian bahan baku, dan melakukan tes kelayakan atas
produk yang dihasilkan sampai proses produksi.
3. Bertanggungjawab atas target yang telah ditetapkan.
Manajer Umum Bagian Produksi membawahi beberapa bidang produksi :
1. Chief Mixing atau Kepala Mixing/Pengelola Bahan Mentah yang membawahi
para Supervisor. Kemudian di bawah Supervisor terdapat Foreman.
2. Chief T/B atau Kepala Produksi Bola Tennis yang membawahi Supervisor. Di
bawah Supervisor terdapat Foreman.
3. Chief L/B atau Kepala Produksi Bola Volley yang membawahi Supervisor. Dan
di bawah Supervisor terdapat Foreman.
4. Manager EQP atau Manajer Pengelolaan Atas Peralatan yang membawahi
Chief dan Chief membawahi Supervisor.
5. Chief PPIC atau Kepala Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persedian.
b. Manager Quality Control (Manajer Pengendalian Mutu)
Adapun tugas dan wewenang dari Manajer Pengendalian Mutu :
1. Bertanggungjawab langsung kepada direktur.
2. Bertanggungjawab dalam mengawasi dan memeriksa kualitas atau mutu bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi dengan desain maupun sampel
yang telah dibuat agar sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan pembeli.
Manajer Pengendalian Mutu membawahi Kepala Pengendalian Mutu
(Chief Q/C). Kemudian Kepala Pengendalian Mutu membawahi Supervisor dan di
bawahnya terdapat Foreman.
c. Ass. General Manager ADM (Manajer Umum Bagian Penjualan atau
Pemasaran)
Tugas dan wewenang dari Manajer Umum Bagian Penjualan atau Pemasaran
sebagai berikut :
1. Bertanggungjawab langsung kepada direktur.
2. Mempunyai wewenang untuk merencanakan, melaksanakan, dan
mengkoordinasikan serta mengawasi pelaksanaan mulai barang dimuat sampai
dengan barang tersebut sampai tujuan, serta mengadakan koordinasi mengenai
yang akan diambil untuk memperluas pangsa pasar dalam negeri.
40
voli, bola basket dan bola sepak dengan berbagai variasi desain, warna dan
kemasan sesuai dengan pesanan pembeli.
Produk utama PT. Nassau Sport Indonesia adalah bola tennis, dalam
memproduksi bola tenis ini dibutuhkan bahan baku utama berupa karet alam dari
perkebunan karet Indonesia. Selain itu terdapat juga bahan baku yang lain berupa
bahan-bahan kimia, pigment, bahan pelarut, felt untuk covering serta pet-tube
untuk kemasan dan lain-lainya yang semuanya diperoleh dari berbagai pemasok
baik dalam maupun luar negeri.
Untuk lebih rinci penjelasan mengenai proses produksi bola tennis adalah
sebagai berikut :
1. Free Mixing Process
Pada tahap pertama proses dimulai dari pencampuran karet alam dengan
bahan-bahan kimia tertentu yang dilakukan di mesin banbury. Bahan-bahan ini
dicampur lagi di open rool agar semua komponen kimia semua tercampur
sempurna.
2. Rubber Pallet
Pada tahap ini membentuk karet-karet menjadi potongan-potongan kecil di
dalam satu mesin yang disebut extruder atau barweil selanjutnya diproses di
mesin molding untuk membentuk setengah bola atau half shell.
3. Surface Buffing and Side Buffing
Dalam proses ini bertujuan menghilangkan permukaan karet yang kasar
dan berlebihan sehingga pada proses pengeleman dapat merekat dengan
sempurna.
4. Core Ball
Adalah proses penggabungan dua buah half shell yang telah dilapisis lem
sebelumnya, sebelum direkatkan kedalamnya dimasukan blowing agent yaitu
senyawa kimia yang dapat menghasilkan gas yang nantinya akan membantu
menaikan pantulan bola yang wujudnya telah berbentuk bola tetapi belum
dibungkus dengan felt.
5. Surface Cement
Pada proses ini core ball yang telah siap dipoles atau dilumuri dengan lem
selanjutnya siap ditempel cover berupa felt. Felt ini merupakan suatu bahan
42
yang biasa digunakan pada bagian luar bola tennis. Umumnya bahan yang
digunakan woll, nylon, cotton dan polyeste, dan sampai saat bahan tersebut
masih di impor dari Amereika, Inggris dan Korea. Selanjutnya dipress
menggunakan mesin final press yang bertujuan agar lem yang digunakan
merekat kuat.
6. Pluffing Process
Proses ini bertujuan untuk membuat bulu-bulu felt berdiri kembali yang
sebelumnya tidur kembali karena proses final press. Setelah selesai bola
dikemas dalam tabung plastik yang disebut pet tube dan isi tekanan angin agar
tekanan dalam bola tidak keluar. Selanjutnya diberi label dan di pak dalam box.
Surface Buffing
Free Mixing Process Rubber Pallet
dan Side Buffing
Pressident Director
Executive Director
Manager Q/C
Manager EQP Manager
EX/IM
Disamping itu, karyawan yang bekerja pada PT. Nassau Sport Indonesia
terdiri dari dua kategori yaitu karyawan dengan status karyawan tetap dan
karyawan yang dikontrak untuk jangka waktu tertentu. Hal ini diambil
berdasarkan keputusan dari pimpinan perusahaan atas dasar kondisi perekonomian
yang belum stabil. Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan pada tahun
2005, jumlah karyawan yang berstatus sebagai karyawan tetap sebanyak 257
orang dan karyawan yang berstatus sebagai karyawan kontrak sebanyak 152
orang. Sebagian besar karyawan yang berstatus sebagai karyawan kontrak berasal
dari departemen T/B atau bola tennis. Kondisi seperti ini cukup membantu
perusahaan dalam hal menekan biaya produksi yang berasal dari biaya tenaga
kerja. Untuk lebih jelas dan dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Karyawan Menurut Status di PT. Nassau Sport Indonesia, 2006
Jumlah Karyawan Menurut Status (Orang)
Departemen
Karyawan Tetap Kartawan Kontrak Total
MNGM 2 2
MX 20 9 29
T/B 99 114 213
L/B 50 15 65
E/Q 9 1 10
PPIC 2 2
QC 23 8 31
MAT/ MKT 7 7
EX/ IM 4 4
WHS 8 8
ACC 5 1 6
PGA 28 4 32
Total 257 152 409
Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006.
Hal tersebut yang diterapkan oleh PT. Nassau Sport Indonesia dalam
penentuan waktu kerja yaitu sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1951
pasal 10 ayat 1 yaitu 7 (tujuh) jam sehari dan 40 jam seminggu dan PT. Nassau
Sport Indonesia membagi jam kerja menjadi tiga golongan yaitu shift 1 , shift 2
dan shift 3. Untuk karyawan staff atau pihak manajemen disamakan dengan
karyawan pada shift 1 dan untuk hari sabtu dan minggu perusahaan libur. Adapun
rincian jam kerja dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini.
4.2.7. Kompensasi
Setiap karyawan yang telah melaksanakan pekerjaannya maka perusahaan
wajib membayarkan upah atau kompensasi atas usaha yang telah dilakukan.
Kompensasi merupakan imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam
jumlah tertentu oleh perusahaan kepada karyawan atas kontribusi yang telah
diberikan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Begitu juga PT. Nassau Sport Indonesia berusaha memenuhi
kewajibannya dengan membayarkan upah kepada para karyawannya. Sistem
pengupahan yang dilakukan oleh perusahaan ini menggunakan dan mengacu pada
47
3. Tunjangan Insentif
Tunjangan insentif diberikan perusahaan akan prestasi karyawan yang
terus-menerus masuk kerja dalam waktu satu bulan.
4. Tunjangan Nikah
Tunjangan nikah akan diberikan kepada karyawan hanya sekali dalam seumur
hidup.
5. Tunjangan Melahirkan
Tunjangan melahirkan akan diberikan perusahaan kepada karyawan hanya
sampai anak ke (2) dua.
6. Tunjangan Duka
Tunjangan duka akan diberikan jika karyawan tersebut meninggal dunia.
3. Kantin
Dengan tujuan pada kesehatan, efisiensi dan keuntungan maka
perusahaan menyediakan makanan untuk satu kali pada waktu hari kerja tanpa
dikenakan biaya. Seorang karyawan yang meneruskan pekerjaan setelah
menyelesaikan jam kerja standarnya, maka perusahaan akan memberikan
makanan tambahan.
4. Kesehatan
Dalam hal ini perusahaan sangat memperhatikan faktor kesehatan para
karyawannya dan memberikan pengobatan terhadap karyawan yang sakit.
Adapun fasilitas kesehatan yang diberikan oleh perusahaan adalah sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan kesehatan karyawan.
b. Penggantian biaya pengobatan.
c. Bantuan biaya.
d. Tunjangan kecelakaan.
5. Mess Karyawan Putera-Puteri
PT. Nassau Sport Indonesia menyediakan mess bagi karyawan putera
dan puteri. Mess ini hanya berlaku untuk karyawan yang masih sendiri atau
belum menikah dan mempunyai tempat tinggal yang jauh dari perusahaan.
5.1.1. Segmentasi, Targeting dan Positioning Bola Tennis Pada PT. Nassau
Sport Indonesia
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan langkah awal yang harus dilakukan
perusahaan jika ingin memasuki pasar. Dengan adanya segmentasi pasar,
perusahaan dapat memilih segmen pasar mana yang akan dituju. Sehingga pasar
yang relatif heterogen dapat dikelompokan berdasarkan segmen-segmen tertentu.
Begitu juga PT. Nassau Sport Indonesia dalam memasarkan produknya berupa
bola tennis. Perusahaan akan memilah-milah segmen pasar dari produk tersebut.
Berikut ini segmen pasar bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia, berdasarkan
empat variabel segmentasi yaitu :
1. Segmentasi Geografis
Dengan adanya segmentasi geografis pasar diklasifikasikan berdasarkan
wilayah atau ukuran kota. Berdasarkan variabel ini, segmen pasar yang dipilih
oleh PT. Nassau Sport Indonesia adalah konsumen yang berada di kota-kota
besar atau daerah perkotaan. Kota-kota tersebut adalah Jabotabek, Bandung,
Semarang, Solo, Jogyakarta, Salatiga, Magelang, Surabaya, Bali, Balikpapan
dan Medan. Segmen pasar ini dipilih perusahaan karena menguntungkan dan
dapat dijangkau oleh perusahaan.
2. Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis memilah-milah pasar berdasarkan variabel
demografis seperti usia, status dalam keluarga dan kelas sosial. Berdasarkan
variabel ini segmen pasar yang dipilih PT. Nassau Sport Indonesia sebagai
52
berikut. Dari segi usia, konsumen yang dipilih antara 6-12 tahun dan 12-18
tahun. Untuk usia 6-12 tahun dalam olahraga tennis disebut pemain tingkat
pemula. Pada tingkat ini biasanya orang tua mulai memperkenalkan olahraga
tennis dengan menyekolahkan pada sekolah tennis dan ditingkat ini perusahaan
mulai menanamkan dibenak konsumen untuk menggunakan bola tennis merek
Nassau. Biasanya pada tingkat ini mereka melakukan untuk bermain dan
berlatih.
Usia yang kedua antara 12-18 tahun. Untuk usia seperti ini disebut
pemain tingkat yunior. Pada tingkat ini, mereka mulai mengerti dan mencari
teknik permainan yang baik. Pada tingkat ini pula pemain mencari bola tennis
yang sesuai dengan permainannya. Pada umumnya untuk kedua jenis usia di
atas adalah anak-anak dan remaja yang masih bersekolah di tingkat SD, SMP
dan SMA. Pada dasarnya olahraga tennis termasuk olahraga yang
membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itu mereka yang menjadi
konsumen atau pembeli adalah masyarakat mereka yang berada pada kelas
ekonomi menengah ke atas.
Tabel 12. Segmen Pasar Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia Berdasarkan
Variabel Demografis
No Variabel Demografis Karakteristik Konsumen
1. Usia Usia 6-12 tahun disebut pemain pemula.
Dimana pada usia ini, bola yang digunakan
cenderung soft dan dipergunakan untuk
bermain dan latihan.
Usia 12-18 tahun disebut pemain yunior.
Pada usia ini mereka mulai mencari teknik
permainan dan bola tennis yang sesuai.
2. Status dalam keluarga Konsumen dari bola tennis PT. Nassau
Sport Indonesia adalah anak-anak dan
remaja.
3. Kelas sosial Masyarakat yang berasal dari kalangan
menengah ke atas.
4. Tingkat pendidikan Berdasarkan usia di atas mereka masih
bersekolah ditingkat SD, SMP, dan SMA.
Bahkan ada yang disekolahkan pada
sekolah tennis oleh orang tuanya.
Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006.
53
3. Segmentasi Psikologis
Dalam segmentasi psikologis pasar dipilah-pilah berdasarkan gaya
hidup dan perilaku dari konsumen. Segmen pasar dari PT. Nassau Sport
Indonesia adalah konsumen yang memiliki pandangan bahwa olahraga menjadi
bagian dari gaya hidup. Kemudian olahraga yang dipilih adalah olahraga yang
dapat menunjukan kelas sosial tertentu. Olahraga itu adalah tennis.
4. Segmentasi Perilaku
Segmentasi perilaku merupakan kegiatan memilah-milah pasar
berdasarkan variabel perilaku seperti kejadian, manfaat, status pemakaian dan
tahap kesiapan pembelian. Berdasarkan variabel ini, segmen pasar yang dipilih
PT. Nassau Sport Indonesia adalah sebagai berikut.
Tabel 13. Segmen Pasar Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia Berdasarkan
Variabel Perilaku
No Variabel Perilaku Karakteristik Konsumen
1. Kejadian Konsumen menggunakan bola tennis pada
kejadian khusus yaitu saat turnamen dan
latihan.
2. Manfaat Konsumen mencari manfaat yang dapat
diberikan dari bola tennis yakni dapat
memuaskan dan mendukung saat melakukan
permainan.
3. Status pemakai Dilihat dari usia 6-12 tahun, mereka adalah
pemakai pertama kali dan perusahaan akan
menjadikan sebagai pemakai yang teratur
dengan menanamkan dibenak konsumen.
4. Tahap kesiapan pembelian Diawali dengan tidak sadar akan bola tennis
PT. Nassau Sport Indonesia, kemudian
perusahaan memperkenalkan sehingga
konsumen menjadi sadar akan keberadaan
nya. Akhirnya konsumen akan membeli
berkat adanya informasi dari perusahaan.
Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006.
yang pertama kali dan perusahaan berusaha menanamkan dibenak pemain dan
menjadikan sebagai pemakai yang teratur. Sedangkan dari tahap kesiapan
pembelian, dimulai dari tidak sadar akan bola tennis dari PT. Nassau Sport
Indonesia kemudian perusahaan memperkenalkan sehingga konsumen menjadi
sadar akan keberadan produk tersebut dilanjutkan menjadi tahu dan akhirnya
konsumen membeli bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia.
2. Targeting
Setelah perusahaan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan segmen
pasar, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah menetapkan pasar sasaran
atau targeting. Targeting adalah menetapkan pasar sasaran mana yang dituju dan
dilayani oleh perusahaan. Berdasarkan segmentasi yang telah dilakukan di atas,
target pasar yang akan diambil oleh PT. Nassau Sport Indonesia adalah kombinasi
atau gabungan dari keempat variabel segmentasi di atas. Target pasarnya adalah
masyarakat atau konsumen yang hidup di kota-kota besar yang menjadikan
olahraga tennis sebagai bagian dari gaya hidup. Pemakai adalah anak-anak dan
remaja yang berasal dari keluarga menengah ke atas. Perusahaan membidik para
pemain tingkat pemula dan yunior yang belum pernah menggunakan bola tennis
PT. Nassau Sport Indonesia, sehingga menjadi pemakai teratur dan tertanam
dibenak konsumen.
3. Positioning
Tahap terakhir yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah penentuan
posisi pasar atau positioning. Positioning merupakan tahap dimana perusahaan
menentukan posisi yang diinginkan dalam pasar. PT. Nassau Sport Indonesia
ingin memposisikan bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia sebagai bola tennis
dengan kualitas produk berstandar internasional dan memberikan kepuasan bagi
pemain saat berada di lapangan. Hal ini sesuai tagline perusahaan yaitu Nassau is
a legend in the sport world. Untuk mencapai posisi tersebut PT. Nassau Sport
Indonesia melakukan beberapa langkah yang signifikan yaitu konsisten
menyediakan produk di pasar, mempertahankan dan memperbaiki kualitas produk
yang sudah ada dan menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak terkait.
55
5.1.2. Bauran Pemasaran Bola Tennis Pada PT. Nassau Sport Indonesia
1. Bauran Produk
Produk merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang dapat dilihat
dan dirasakan langsung oleh konsumen. Konsumen dapat melihat baik atau
buruknya suatu produk melalui kualitas dari produk tersebut. Kualitas produk
yang baik adalah produk yang sesuai dengan harapan dan memenuhi kebutuhan
konsumen.
PT. Nassau Sport Indonesia menciptakan dan menghasilkan bola tennis
sesuai karakteristik konsumen atau pemain. Dalam olahraga Tennis pemain
dikategorikan menjadi pemain pemula dan pemain professional. Bagi kedua
pemain tersebut dibutuhkan jenis bola tennis yang berbeda. Oleh karena itu PT.
Nassau Sport Indonesia menciptakan dua jenis bola tennis yaitu bola tennis
dengan tekanan dan bola tennis tanpa tekanan. Bola tennis dengan tekanan adalah
bola tennis yang saat proses produksi diberikan gas agar dapat memantul dengan
baik dan menjadi lentur. Bola tennis dengan tekanan ini digunakan para pemain
professional saat turnamen atau pertandingan. Bahan yang digunakan untuk
lapisan luar adalah Woven dan Nidle. Contoh bola tennis dengan tekanan adalah
T-1101 CZAR, T-105 Championship dan T-1102 All Porpose. Sedangkan jenis
bola yang kedua adalah bola tennis tanpa tekanan. Bola tennis ini saat diproduksi
tidak diberi gas yang besar sehingga bolanya akan cepat lembek jika tidak
digunakan dan disimpan dalam waktu yang lama. Bola seperti ini digunakan oleh
para pemain pemula saat mereka latihan. Bahan yang digunakan untuk lapisan
luar untuk jenis bola ini adalah Nidle. Contoh bola tennis tanpa tekanan adalah
PE. Container Packing.
Dalam menghasilkan produk kualitas menjadi hal yang sangat penting
bagi perusahaan. Hal ini terlihat dan dibuktikan atas pengakuan dari lembaga-
lembaga internasional dan nasional. Pada tahun 1989 disetujui oleh Internasional
Tennis Federation (ITF), tahun 1975 disetujui oleh United States Tennis
Assosiation (USTA), tahun 1982 mendapat persetujuan dari France Federation
Tennis (FFT), mendapat persetujuan dari Korea Tennis Assosiation (KTA) pada
tahun 1975. Sedangkan untuk tingkat nasional mendapat pengakuan dari
Persatuan Tennis Lapangan Seluruh Indonesia (PELTI).
56
Dalam setiap produk yang dihasilkan tidak terlepas dari sebuah merek.
Hal ini sebagai identitas yang membedakan antara produk yang dihasilkan
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Bola tennis yang dihasilkan
oleh PT. Nassau Sport Indonesia diberi merek sama dengan merek perusahaannya
yaitu Nassau. Nassau dalam bahasa Korea berarti sesuatu yang menguntungkan.
Di samping itu tujuan pemberian nama Nassau untuk mengangkat nama dan citra
perusahaan sebagai perusahaan penghasil bola tennis dan menanamkannya
dibenak konsumen.
Pengemasan produk menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kualitas produk. PT. Nassau Sport Indonesia mengemas bola tennis sesuai
permintaan konsumen, tetapi pada dasarnya perusahaan memiliki standar
pengemasan yang baku yaitu Caning dan Bag. Caning adalah tabung plastik yang
diberi label Nassau sesuai dengan bola tennis yang akan dikemas. Pengemasan
dengan caning ini terdiri dari tiga macam yaitu caning dengan isi dua bola, caning
dengan isi tiga bola dan yang terakhir caning dengan isi empat bola. Umumnya
pengemasan dalam bentuk caning digunakan pemain-pemain professional dalam
turnamen atau pertandingan tertentu. Pengemasan yang kedua dengan
menggunakan bag. Bag adalah tas plastik yang diberi label Nassau sesuai jenis
yang akan dikemas dan umumnya isi dari bag ini lebih banyak dibandingkan
caning. Pengemasan dalam bentuk ini terdapat empat macam yaitu bag yang
berisi dua belas bola, bag yang berisi tiga puluh bola, bag yang berisi lima puluh
bola dan bag yang berisi tujuh puluh dua bola. Pengemasan dalam bentuk bag ini
umumnya digunakan oleh para pemain dan pelatih saat mereka latihan.
Dalam proses produksi untuk kedua jenis bola di atas tidak terdapat
perbedaan yang yang signifikan dalam penggunaan bahan baku. Hal yang berbeda
hanya pada lapisan luar yang digunakan yaitu penggunaan woven dan nidle serta
pemberian tekanan pada bola. PT. Nassau Sport Indonesia membutuhkan bahan
baku yang berkualitas. Bahan baku tersebut berasal dari berbagai pemasok baik
dari dalam maupun luar negeri. Bahan baku yang digunakan adalah karet alam
dari perkebunan Indonesia. Selain itu terdapat juga bahan pembantu berupa
bahan-bahan kimia, pigment, bahan pelarut, felt untuk covering berupa woven dan
nidle serta pet-tube untuk kemasan dan bahan lainya.
57
Bola tennis yang dihasilkan PT. Nassau Sport Indonesia beragam jenisnya.
Konsumen atau pembeli memilih sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan saat di
lapangan. Untuk konsumen atau pembeli dalam negeri lebih menyukai jenis bola
tennis dengan tekanan yang memiliki merek T-105 Championship. Bola jenis ini
sesuai karakteristik konsumen atau pemain dalam negeri yaitu pemain yang
menyukai bola yang lunak dan lentur. Walaupun jenis bola ini masih dirasakan
terlalu keras. Di samping itu jenis bola seperti ini sudah lama dan menjadi
kebiasaan digunakan para pelatih dan pemain dalam turnamen atau pertandingan.
Salah satu cara yang dilakukan PT. Nassau Sport Indonesia untuk
menghadapi persaingan dari segi produk yakni dengan meluncurkan bola tennis
tipe baru yang memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan yang ingin ditonjolkan
adalah kualitas bola tennis yang sesuai dengan keinginan konsumen yaitu bola
tennis yang lebih soft dan lapisan luar yang tidak kasar. Bola tennis tersebut
tipennya bola tennis dengan tekanan dengan merek IMPACT dan
CHAMPIONSHIP.
2. Bauran Harga
Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang membutuhkan perhatian
yang lebih dari perusahaan. Harga akan mempengaruhi keberlangsungan
perusahaan. Harga yang ditetapkan akan mempengaruhi pendapatan yang akan
diterima perusahaan serta menunjukan persaingan dengan produk sejenis. Harga
yang ditetapkan perusahaan berada di atas atau di bawah pesaing.
Dalam penetapkan harga jual bola tennis, PT. Nassau Sport Indonesia
menggunakan Metode Harga Biaya Plus. Metode harga biaya plus adalah harga
jual dihitung dengan menjumlahkan biaya yang dikeluarkan ditambahkan dengan
keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan. Dalam hal ini, PT. Nassau Sport
Indonesia menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
bola tennis. Biaya tersebut adalah biaya produksi, biaya operasional dan biaya
overhead pabrik. Kemudian perusahaan menetapkan keuntungan yang diinginkan
sebesar 10% yang ditambahkan ke dalam nilai produk tersebut, sehingga
terciptalah harga jual dari bola tennis. Di samping itu, selain biaya produksi yang
akan mempengaruhi harga jual dari bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia, juga
58
terdapat faktor lainnya. Faktor tersebut adalah harga yang diberlakukan pesaing
yaitu bola tennis merek Dunlop dan Tens. Dalam harga jual bola tennis PT.
Nassau Sport Indonesia berada di tengah antara produk Dunlop dan Tens yaitu
lebih rendah dari produk Dunlop tetapi lebih tinggi dari produk Tens.
PT. Nassau Sport Indonesia menetapkan harga jual untuk bola tennis yang
berbeda antara tipe yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini disebabkan adanya
perbedaan karekteristik dan bahan yang digunakan untuk lapisan luar bola tennis.
Harga yang ditetapkan perusahaan untuk agen umumnya lebih murah, agen akan
mendapatkan keuntungan sebesar 10-15%. Pada tingkat toko untuk bola tennis
tipe T-105 Championship, PT. Nassau Sport Indonesia menetapkan harga sebesar
Rp. 18.000 / caning. Selanjutnya toko akan menjual tipe bola tersebut kepada
konsumen dengan harga sebesar Rp. 25.000 / caning. Sedangkan bola tennis tipe
T-1102 All Purpose, di tingkat toko PT. Nassau Sport Indonesia menjual dengan
harga sebesar Rp. 16.500 / caning dan dijual kembali oleh toko sebesar Rp.
18.000 / caning. Bola tennis tipe T-1101 CZAR dan PE. Container Packing dijual
oleh perusahaan jika ada pesanan dari konsumen atau pembeli dan harga yang
ditetapkan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, keuntungan yang diinginkan
perusahaan dan kesepakatan dengan konsumen atau pembeli.
Tabel 14. Daftar Harga Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia
Harga (Rp / Can)
No Tipe Bola
Untuk Agen / Toko Untuk Konsumen
1. T 1101 CZAR 23.000 26.000
2. T 105 Championship 18.000 25.000
3. T1102 All Purpose 16.500 18.000
4. PE. Container Packing 254.000 4.500
Sumber : PT. Nassau Sport Indonesia, 2006
pemasaran (semakin timur) atau semakin tinggi biaya transportasi maka semakin
tinggi pula harga yang berlaku pada bola tennis tersebut.
Dalam hal pembayaran produk yang telah dipesan, PT. Nassau Sport
Indonesia memiliki kesepakatan cara pembayaran. Kesepakatan tersebut adalah
pembayaran dilakukan oleh agen atau toko selama enam puluh hari pengiriman
barang dan agen atau toko memberikan giro di muka yang dapat dicairkan selama
enam puluh hari tersebut dan tidak boleh melebihi dari waktu tersebut. Cara
pembayaran seperti ini dirasakan relatif aman dan menguntungkan bagi kedua
belah pihak.
3. Bauran Distribusi
Distribusi adalah proses penyaluran produk yang telah dihasilkan oleh
perusahaan kepada konsumen. Sehingga konsumen dapat dengan mudah untuk
mendapatkan produk dan menjamin ketersedian produk di pasar saat terjadi
permintaan. Distribusi tidak hanya menyangkut bagaimana suatu produk
disalurkan oleh perusahaan kepada konsumen, distribusi juga berhubungan
dengan lokasi perusahaan berada. Oleh karena itu, PT. Nassau Sport Indonesia
didirikan di pinggiran kota Jakarta, tepatnya di Citeureup-Cibinong. Lokasi itu
dipilih karena mudahnya transportasi dalam pengiriman barang. Hal ini
disebabkan dekatnya dengan gerbang Tol yang menuju Jakarta dan Bogor.
PT. Nassau Sport Indonesia memasarkan produknya di kota-kota besar
yang ada di Indonesia. Hal ini disesuaikan dengan target pasar yang akan dituju
oleh perusahaan yaitu masyarakat yang ada di kota-kota besar. Daerah utama
pemasaran dari perusahaan meliputi Jabotabek, Bandung, Semarang, Magelang,
Surabaya, Bali, Balikpapan, dan Medan. Bentuk saluran distribusi yang dilakukan
PT. Nassau Sport Indonesia adalah saluran distribusi tidak langsung. Saluran
distribusi tidak langsung merupakan bentuk saluran distribusi dimana perusahaan
tidak menjual langsung produk yang dihasilkan kepada konsumen atau pembeli,
tetapi terdapat perantara atau pihak ketiga yang membantu penyaluran produk
tersebut.
Di samping itu PT. Nassau Sport Indonesia juga memiliki sistem saluran
distribusi pemasaran yang terbagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah barat,
60
wilayah tengah dan wilayah timur. Saluran pemasaran wilayah barat meliputi kota
Jabotabek, Bandung, Tasikmalaya dan daerah Jawa Barat lainya. Saluran
pemasaran wilayah tengah meliputi kota Semarang, Solo, Jogyakarta dan Salatiga.
Sedangkan untuk saluran pemasaran wilayah timur meliputi kota Surabaya,
Banyuwangi dan daerah lainnya. Di setiap saluran wilayah pemasaran terdapat
agen atau toko yang siap menyalurkan kepada konsumen atau pembeli.
Berikut ini agen atau toko yang menjual bola tennis PT. Nassau Sport
Indonesia diantaranya Union Sport dan CV. TAT di Jakarta, di Bandung terdapat
Burnama Sport dan Ardilla, di Bogor terdapat King Sport dan Banjar Sport, CV.
Hidup Jaya di Surabaya, CV. Jaya Bersama di Semarang dan Matahari sport di
Depok. Jenis bola tennis yang di pasarkan di tiga wilayah distribusi pemasaran
tidak terdapat perbedaan. Tujuan adanya saluran distribusi pemasaran ditiga
wilayah adalah untuk menjangkau konsumen yang tersebar di wilayah tersebut.
Untuk lebih jelas saluran distribusi yang dilakukan oleh PT. Nassau Sport
Indonesia dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Wilayah Barat Agen / Toko
Dalam penyaluran bola tennis yang dihasilkan, PT. Nassau Sport Indonesia
menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan agen atau toko. Agen atau
toko memiliki peranan sebagai penghubung akan kebutuhan dari konsumen
dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Melihat pentingnya hubungan
tersebut, perusahaan terus menjaga kerjasama dengan baik. Untuk meningkatkan
penyaluran pemasaran produk yang dihasilkan, PT. Nassau Sport Indonesia
memperluas jaringan distribusi dengan menambah agen atau toko yang menjual
produk yang dihasilkan perusahaan dan terus menjalin hubungan baik dengan
agen dan toko.
61
4. Bauran Promosi
Promosi merupakan unsur bauran pemasaran yang bertujuan untuk
memperkenalkan produk atau barang yang dihasilkan oleh perusahaan kepada
konsumen atau pembeli, dengan harapan setelah adanya informasi tersebut
konsumen menjadi mengetahui dan tertarik untuk menggunakan produk. Promosi
menjadi penting jika produk yang dihasilkan perusahaan sama dengan produk
yang dihasilkan perusahaan yang lain atau dengan kata lain produk yang ada di
pasar homogen. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan promosi untuk
membedakan produk yang dihasilkan.
Dalam hal promosi, PT. Nassau Sport Indonesia melakukan kegiatan
promosi di tingkat daerah dan nasional, hal ini sesuai dengan tujuan perusahaan.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan secara Below The Line (BTL).
BTL adalah jenis promosi yang dilakukan oleh perusahaan secara terselubung
atau tidak secara langsung mempromosikan produk yang dihasilkan. Promosi
yang dilakukan diantaranya mensponsori turnamen-turnamen tennis tingkat
daerah maupun nasional, bekerjasama dan mensponsori turnamen yang diadakan
PELTI seta bekerjasama dengan pemain tennis nasional dan pelatih-pelatih tennis.
Beberapa turnamen tennis yang pernah disponsosri oleh PT. Nassau Sport
Indonesia selama tahun 2005 adalah sebagai berikut :
a. New Armada dilaksanakan di Magelang tahun 2005.
b. Hemaviton Challenger dilaksanakan di Jakarta tahun 2005.
c. Hemaviton Challenger dilaksanakan di Jogyakarta tahun 2005.
d. Piala Gubernur Jakarta dilaksanakan di Jakarta tahun 2004.
e. Piala Wiyogosoeyono (Wismilak, ITF) dilaksanakan di Surabaya tahun 2005.
f. Piala Khatulistiwa dilaksanakan di Pontianak tahun 2005.
g. Piala Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di Bandung tahun 2005.
h. Piala Hamengkubuwono X dilaksanakan di Jogyakarta tahun 2005.
i. Makasar Open dilaksanakan di Makasar tahun 2005.
j. Satelit Sirkuit Master dilaksanakan di Balikpapan tahun 2005.
Kegiatan promosi melalui periklanan untuk saat ini belum dilakukan oleh
PT. Nassau Sport Indonesia, mengingat anggaran untuk biaya promosi yang akan
dikeluarkan sangat besar. Sedangkan untuk kegiatan promosi penjualan,
62
perusahaan baru melakukan untuk tingkat agen atau toko dengan memberikan
souvenir yang terdapat identitas perusahaan. Untuk kegiatan promosi melalui
hubungan masyarakat belum pernah dilakukan karena untuk saat ini citra
perusahaan baik dimata masyarakat dan konsumen. Kegiatan promosi yang
terakhir melalui penjualan perseorangan. Kegiatan seperti ini tidak bisa dilakukan
karena produk yang dihasilkan oleh perusahaan bukan produk yang digunakan
oleh masyarakat secara luas, tetapi produk yang hanya digunakan pada waktu dan
orang tertentu.
Di samping kegiatan promosi yang telah disebutkan di atas, PT. Nassau
Sport Indonesia juga memiliki layanan konsumen. Layanan konsumen merupakan
sarana bagi konsumen atau pembeli atas keluhan-keluhan berupa kritik dan saran.
Untuk saat ini perusahaan menyiapkan layanan konsumen yang tersedia di agen
dan toko yang menjual bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia. Kemudian agen
atau toko tersebut menyalurkan kepada perusahaan.
tersebut. Setiap arah, kebijakan dan stabilitas politik yang ditetapkan pemerintah
akan berpengaruh terhadap kebijakan dan keputusan yang akan diambil
perusahaan. Hal seperti itu terlihat ketika kondisi politik Indonesia pada tahun
1997. Pada saat itu kondisi politik tidak stabil dan terjadi kerusuhan di beberapa
daerah yang ada di Indonesia. Kondisi itu memberikan dampak yang merugikan
bagi perkembangan dunia bisnis. Namun seiring berjalannya waktu, kondisi
politik Indonesia mulai membaik walaupun belum benar-benar stabil.
Bagi PT. Nassau Sport Indonesia kondisi politik yang mulai membaik
sangat mendukung kegiatan usaha yang dijalankan. Perusahaan ini menghasilkan
salah satu peralatan olahraga. Peralatan olahraga akan digunakan pada saat-saat
tertentu seperti untuk turnamen atau latihan. Dalam suatu acara khususnya
turnamen atau pertandingan, kondisi politik yang stabil yaitu keamanan suatu
daerah atau negara merupakan faktor penting yang ada diurutan pertama.
Turnamen akan bisa berlangsung jika kondisi suatu negara atau daerah aman dan
damai. Dengan kondisi seperti pemain baik yang berasal dari dalam atau luar
negeri akan datang untuk bertanding serta akan merasa aman dan nyaman berada
di Indonesia. Kondisi politik yang relatif stabil akan menjadi peluang bagi PT.
Nassau Sport Indonesia untuk mengembangkan kegiatan bisnisnya.
B. Faktor Ekonomi
Kondisi perekonomian suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi
iklim bisnis perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Kondisi ekonomi
Indonesia yang belum stabil turut mempengaruhi kebijakan PT. Nassau Sport
Indonesia dalam memasarkan produknya. Perusahaan dipengaruhi oleh beberapa
variabel kunci dari kondisi ekonomi. Variabel kunci tersebut diantaranya
ketersedian energi, inflasi dan kurs Dollar. Variabel-variabel di atas memiliki
pengaruh signifikan bagi perusahaan.
Kebijakan yang diberlakukan pemerintah dengan menaikkan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) mempengaruhi perusahaan dalam penggunaan energi
sebagai faktor produksi. Perusahaan harus mengeluarkan anggaran yang lebih
besar untuk mendapatkan jumlah yang sama. Dengan kenaikan BBM perusahaan
64
C. Faktor Sosial
Kondisi sosial masyarakat yang terus mengalami perubahan. Perubahan
sosial tersebut memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan harus dapat merespon dan mengantisipasinya. Unsur sosial
masyarakat yang mengalami perubahan yaitu gaya hidup. Pada dasarnya manusia
akan meniru atau mengikuti perilaku yang berasal dari lingkungannya. Begitu
juga mengenai sikap dan gaya hidup, masyarakat akan mengikuti sikap dan gaya
hidup yang dianggapnya baik dan sesuai. Proses seperti itu terjadi pula pada
olahraga tennis lapangan. Masyarakat Indonesia mulai menyukai olahraga tennis
karena pengaruh dari masyarakat luar negeri dan olahraga tersebut mulai
berkembang. Sebagian kalangan masyarakat menjadikan olahraga tennis sebagai
bagian dari gaya hidup dan menunjukan kelas sosial tertentu. Namun
perkembangan olahraga tennis tidak seperti olahraga yang lain karena untuk
olahraga tennis membutuhkan biaya yang besar apabila untuk menggelutinya.
D. Faktor Teknologi
Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat serta
mempengaruhi produk dan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Kemajuan teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan hal yang baru
tetapi juga meliputi metode-metode produksi yang baru yang lebih efektif dan
efisien dalam melakukan suatu pekerjaan. PT. Nassau Sport Indonesia yang
kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yaitu bola tennis
maka teknologi merupakan unsur pendukung utama dalam keberlangsungan
kegiatan proses produksi.
Teknologi yang dimiliki oleh PT. Nassau Sport Indonesia dalam
memproduksi bola tennis termasuk teknologi yang memerlukan keahlian dan
66
modal yang tinggi. Sebagai patner dari Nassau Co. Ltd maka segala kegiatan
proses produksi yang dilakukan oleh PT. Nassau Sport Indonesia mengacu pada
perusahaan patnernya. Teknologi yang digunakan oleh perusahaan mulai dari
pengolahan bahan baku sampai pengepakan bola tennis ke dalam kemasan dan itu
semua sudah menjadi standar prosedur yang baku. Teknologi yang digunakan
adalah Sistem Teknologi Korea.
Di samping teknologi yang disadur perusahaan dari patnernya, PT. Nassau
Sport Indonesia juga merespon setiap adanya perkembangan teknologi yang
berhubungan dalam pembuatan bola tennis. Teknologi yang sedang berkembang
dan perusahaan meresponnya dalam rangka meningkatkan kualitas produk adalah
Sistem Cooling dan teknologi dalam pengolahan kadar karet dan felt. Sistem
Cooling adalah teknologi yang digunakan dalam proses produksi yang gunanya
untuk menetralisir bola yang dihasilkan menjadi lebih stabil dan lentur.
Sedangkan teknologi yang digunakan untuk pengolahan kadar karet dan felt
bertujuan untuk menentukan kadar karet yang sesuai dan felt yang dihasilkan
memiliki permukaan yang halus dan lembut. Kemampuan perusahaan dalam
merespon dan mengadopsi teknologi yang berkembang dapat menjadi peluang
bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang terjadi.
baku yang cepat dan tepat waktu serta pembayaran yang fleksibel disesuaikan
dengan kesepakan antara perusahaan dengan pemasok.
Hubungan yang terjalin saat ini antara perusahaan dengan pemasok bisa
dikatakan baik. Hubungan ini dibuat atas dasar kesepakatan dan telah terjalin
dalam waktu yang lama. Biasanya pemasok mempengaruhi perusahaan lewat
kekuatan yang mereka miliki seperti menaikan harga, mengurangi kualitas dan
pelayanan. Oleh karena itu perusahaan tidak menggantungkan bahan baku pada
satu pemasok, tetapi ada tiga pemasok yang memenuhi bahan baku PT. Nassau
Sport Indonesia. Perusahaan dan pemasok dapat memperbaharui atau meninjau
ulang kesepakan jika terdapat pihak yang merasa dirugikan. Contohnya saat
pembayaran yang harus dilakukan oleh perusahaan tetapi kondisi belum
memungkinkan maka akan ada penjadwalan ulang dan pemberian waktu tempo.
Di samping itu perusahaan berusaha memaklumi harga yang ditetapkan pemasok
berfluktuasi. Asalkan harga yang berfluktuasi masih logis dan disebabkan oleh
faktor yang logis pula seperti cuaca dan kebijakan pemerintah.
Dalam segi harga yang diberlakukan oleh perusahaan, konsumen tidak begitu
berpengaruh, karena bagi konsumen kualitas dari produk adalah hal yang utama.
5.3.1. Kekuatan
Kekuatan menggambarkan hal yang dimiliki perusahaan yang dapat
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan itu sendiri. Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kekuatan yang dimiliki PT.
Nassau Sport Indonesia dalam memasarkan bola tennis. Kekuatan tersebut antara
lain ; (1) Segmentasi dan targeting perusahaan jelas, (2) Produk berkualitas dan
berstandar internasional, (3) Tipe bola tennis yang dihasilkan beragam,
(4) Memiliki saluran distribusi di tiga wilayah, (5) Hubungan baik dengan agen
atau toko, (6) Hubungan baik dengan PELTI. Dengan penjelasan dari masing-
masing kekuatan sebagai berikut :
1. Segmentasi dan targeting perusahaan jelas.
Perusahaan telah mampu melakukan pengkelasan atau mensegmenkan
konsumen yang akan dituju. Segmentasi dari PT. Nassau Sport Indonesia
didasarkan pada empat variabel yaitu geografis, demografis, psikografis dan
perilaku. Begitu juga dengan targeting, perusahaan telah menetapkan target
pasar yang akan dituju yaitu kombinasi atau gabungan dari keempat variabel di
atas. Segmentasi penting dilakukan perusahaan karena langkah awal dalam
memasuki pasar dan untuk mengarahkan pasar yang akan dituju. Sedangkan
targeting memiliki peranan untuk memfokuskan akan konsumen yang akan
dituju dalam pasar. Sehingga PT. Nassau Sport Indonesia telah memiliki
pijakan atau dasar dalam industri bola tennis.
2. Produk berkualitas dan berstandar internasional
Kualitas bola tennis dari PT. Nassau Sport Indonesia bisa dikatakan
baik. Hal tersebut dikarenakan dalam proses produksi menggunakan teknologi
canggih yang disadur dari patner perusahaan Nassau Co. Ltd. Teknologi yang
digunakan adalah Sistem Teknologi Korea. Bukti bahwa bola tennis PT.
Nassau Sport Indonesia berkualitas terlihat dari pengakuan lembaga
internasional dan nasional yaitu Internasional Tennis Federation (ITF), United
States Tennis Assosiation (USTA), France Federation Tennis (FFT), Korea
Tennis Assosiation (KTA). Sedangkan untuk tingkat nasional mendapat
pengakuan dari Persatuan Tennis Lapangan Seluruh Indonesia (PELTI).
72
5.3.2. Kelemahan
Kelemahan menggambarkan hal yang tidak dimiliki perusahaan tetapi
perusahaan lain memilikinya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka
diperoleh beberapa kelemahan yang ada pada PT. Nassau Sport Indonesia dalam
memasarkan bola tennis. Kelemahan yang terdapat antara lain ; (1) Posisi
kompetitif dalam pasar yang belum ditetapkan perusahaan, (2) Merek bola tennis
PT. Nassau Sport Indonesia belum dikenal luas, (3) Bola tennis yang dihasilkan
masih terlalu keras, (4) Lemahnya saluran distribusi pemasaran di wilayah barat,
(5) Kurang melakukan kegiatan promosi. Penjelasan dari masing-masing
kelemahan sebagai berikut :
1. Posisi kompetitif dalam pasar yang belum ditetapkan perusahaan
Positioning adalah tahap akhir yang dilakukan perusahaan dalam
memasuki pasar. Positioning tidak hanya pernyataan atau slogan dari produk
yang dihasilkan perusahaan tetapi posisi yang ingin ditempati oleh produk
tersebut. Dalam pasar posisi yang ingin ditempati oleh produk disebut posisi
kompetitif. Beberapa posisi kompetitif yang terdapat dalam pasar yaitu sebagai
pemuka pasar, sebagai penantang pasar, sebagai pemanut pasar dan sebagai
penceruk pasar. Untuk hal tersebut PT. Nassau Sport Indonesia belum
mementukan posisi kompetitif yang akan ditempati. Walaupun dalam pangsa
pasar PT. Nassau Sport Indonesia menenpati urutan ketiga tetapi posisi
kompetitif belum ditetapkan perusahaan.
2. Merek bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia belum dikenal luas
Bola tennis yang dihasilkan PT. Nassau Sport Indonesia untuk saat ini
belum dikenal luas. Hal ini dikarenakan promosi yang dilakukan oleh
perusahaan masih terbatas pada turnamen atau pertandingan yang diadakan
oleh PELTI. Di samping itu orientasi pasar sasaran dari PT. Nassau Sport
Indonesia lebih pada ekspor yaitu 90%. Sehingga untuk pasar sasaran domestik
menjadi prioritas kedua.
74
5.3.3. Peluang
Peluang merupakan faktor yang berasal dari lingkungan dan jika
perusahaan memanfaatkannya dapat menguntungkan bagi perusahaan.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa peluang yang
dapat dimanfaatkan oleh PT. Nassau Sport Indonesia dalam memasarkan bola
tennis. Peluang tersebut antara lain ; (1) Peraturan Pemerintah tentang Standar
75
yang sama seperti bola tennis. Apabila konsumen akan bermain bola tennis,
konsumen harus menggunakan bola tennis sebagai salah satu peralatannya.
4. Hambatan masuk industri yang besar
Dalam industri bola tennis terdapat beberapa hambatan yang
mempersulit perusahaan baru untuk memasuki industri. Faktor penghambat
dalam industri bola tennis yaitu konsumen sudah percaya dan terbiasa
menggunakan merek tertentu, untuk perusahaan baru dibutuhkan modal yang
besar dan pengalaman tentang bola tennis serta skala ekonomi yang besar yang
harus dijalani oleh pendatang baru. Dengan adanya faktor penghambat bisa
menjadi peluang bagi PT. Nassau Sport Indonesia untuk mengembangkan
pasar dan meningkatkan pangsa pasar.
5. Teknologi yang terus berkembang
Dengan adanya teknologi baru yang terus berkembang dapat menjadi
peluang bagi PT. Nassau Sport Indonesia. Teknologi baru yang dapat
menciptakan produk lebih baik dan berkualitas serta dapat diserap atau
diadopsi oleh perusahaan. Teknologi saat ini yang sedang berkembang dalam
industri bola tennis adalah Sistem Cooling. Sistem cooling digunakan untuk
menetralisir bola yang dihasilkan menjadi lebih stabil dan lentur. Adanya
teknologi baru dan perusahaan mampu meresponya terhadap teknologi tersebut
bisa menjadi peluang bagi perusahaan untuk menciptakan produk yang lebih
baik dan berkualitas.
5.3.4. Ancaman
Ancaman merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan yang harus
diatasi untuk mengurangi dampak yang merugikan bagi perusahaan. Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan maka diperolah beberapa ancaman yang dihadapi
PT. Nassau Sport Indonesia dalam memasarkan bola tennis. Ancaman yang
dihadapi adalah sebagai berikut ; (1) Kekuatan tawar-menawar pembeli yang
tinggi, (2) Pesaing utama Dunlop menguasai 80% pangsa pasar bola tennis di
Indonesia, (3) Merek dan image Dunlop yang sudah dikenal luas, (4) Kondisi
ekonomi dalam negeri, (5) Pasar bola tennis terbatas. Adapun penjelasan dari
masing-masing ancaman adalah sebagai berikut :
77
1. Matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari
faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE disusun
berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan internal perusahaan berupa
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT. Nassau Sport Indonesia dalam
memasarkan bola tennis. Kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu segmentasi dan
targeting perusahaan jelas, produk berkualitas dan berstandar internasional, tipe
bola yang dihasilkan beragam, memiliki saluran distribusi pemasaran di tiga
wilayah, hubungan baik dengan agen atau toko dan hubungan baik dengan PELTI.
Sedangkan kelemahan yang ada pada perusahaan adalah posisi kompetitif
dalam pasar yang belum ditetapkan perusahaan, merek bola tennis PT. Nassau
Sport Indonesia belum dikenal luas, pantulan bola tennis yang keras, lemahnya
saluran distribusi pemasaran di wilayah barat dan kurang melakukan kegiatan
promosi. Untuk penjelasan dan perhitungan yang lebih rinci dapat dilihat pada
Tabel 17.
Tabel 17. Matriks IFE Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia
Skor
Bobot Rating
No Faktor Strategis Internal Terbobot
(a) (b)
(a x b)
Kekuatan
1. Segmentasi dan targeting perusahaan jelas 0, 077 3, 33 0, 256
2. Produk berkualitas dan berstandar 0, 115 4, 00 0, 460
internasional
3. Tipe bola yang dihasilkan beragam 0, 085 3, 33 0, 283
4. Memiliki saluran distribusi pemasaran di 0, 102 3, 00 0, 306
tiga wilayah
5. Hubungan baik dengan agen atau toko 0, 092 3, 33 0 ,306
6. Hubungan baik dengan PELTI 0, 077 2, 67 0, 206
Kelemahan
1. Posisi kompetitif dalam pasar yang belum 0, 077 3, 33 0, 256
ditetapkan perusahaan
2. Merek bola tennis PT. Nassau Sport 0, 102 2, 67 0, 272
Indonesia belum dikenal luas
3. Pantulan bola tennis yang keras 0, 115 3, 33 0, 383
4. Lemahnya saluran distribusi pemasaran di 0, 085 2, 00 0, 170
wilayah barat
5. Kurang melakukan kegiatan promosi 0, 077 2, 67 0, 206
Total 1, 000 3, 104
80
Berdasarkan tabel matriks IFE didapatkan total nilai skor terbobot sebesar
3,104. Dari total nilai skor terbobot dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada
pada posisi kuat. Hal ini dikarenakan kondisi internal berada di atas nilai rata-rata
yakni 2,50. Kondisi tersebut menunjukan faktor internal PT. Nassau Sport
Indonesia relatif lebih kuat dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan
mampu mengatasi kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki PT. Nassau Sport
Indonesia adalah produk berkualitas dan berstandar internasional dengan skor
sebesar 0,460. Memiliki saluran distribusi pemasaran ditiga wilayah dan
hubungan dengan agen atau toko menempati urutan kedua dengan skor yang sama
yaitu 0,306. Diurutan ketiga dengan skor 0,283 adalah tipe bola yang dihasilkan
beragam. Segmentasi dan targeting perusahaan jelas serta hubungan baik dengan
PELTI menempati urutan keempat dan kelima dengan skor untuk masing-masing
yaitu 0,256 dan 0,206.
Kelemahan utama yang dimiliki PT. Nassau Sport Indonesia adalah
lemahnya saluran distribusi pemasaran di wilayah barat dengan skor 0,170.
Diurutan kedua yang menjadi kelemahan perusahaan adalah kurang melakukan
kegiatan promosi dengan skor 0,206. Posisi kompetitif dalam pasar yang belum
ditetapkan perusahaan dan merek bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia belum
dikenal luas masing-masing menempati urutan ketiga dan keempat dengan skor
0,256 dan 0,274. Urutan terakhir dari kelemahan perusahaan dengan skor 0,383
adalah pantulan bola tennis yang keras.
2. Matriks EFE
Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
faktor-faktor eksternal dihadapi perusahaan. Matriks EFE disusun berdasarkan
hasil identifikasi dari kondisi lingkungan eksternal perusahaan berupa peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan. Berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi
lingkungan eksternal diperoleh beberapa peluang dan ancaman yang dihadapi PT.
Nassau Sport Indonesia dalam memasarkan bola tennis.
Peluang yang dapat dimanfaatkan PT. Nassau Sport Indonesia yaitu
Peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Indonesia, kekuatan tawar-
menawar pemasok dapat dikendalikan perusahaan, tidak ada produk pengganti,
81
hambatan masuk industri yang besar dan teknologi yang terus berkembang.
Sedangkan ancaman yang harus dihindari oleh PT. Nassau Sport Indonesia adalah
kekuatan tawar-menawar pembeli yang tinggi, pesaing utama Dunlop menguasai
80% pangsa pasar bola tennis di Indonesia, merek dan image Dunlop sudah
dikenal luas, kondisi ekonomi dalam negeri dan pasar bola tennis terbatas. Untuk
penjelasan dan perhitungan yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Matriks EFE Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia
Skor
No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating
Terbobot
Peluang
1. Peraturan pemerintah tentang Standar 0, 097 3, 00 0, 291
Nasional Indonesia
2. Kekuatan tawar-menawar pemasok dapat 0, 088 3, 33 0, 293
dikendalikan perusahaan
3. Tidak ada produk pengganti 0, 062 2, 00 0, 124
4. Hambatan masuk industri yang besar 0, 115 3, 67 0, 422
5. Teknologi yang terus berkembang 0, 124 3, 33 0, 413
Ancaman
1. Kekuatan tawar-menawar pembeli yang 0, 097 3, 00 0, 291
tinggi
2. Pesaing utama Dunlop menguasai 80% 0, 133 1, 67 0, 222
pangsa pasar bola tennis di Indonesia
3. Merek dan image Dunlop sudah dikenal 0, 115 1, 67 0, 192
luas
4. Kondisi ekonomi dalam negeri 0, 097 2, 00 0, 194
5. Pasar bola tennis terbatas 0, 072 1, 67 0, 120
Total 1, 000 2, 562
dengan skor 0,291. Urutan terakhir untuk peluang yang dihadapi perusahaan
adalah tidak ada produk pengganti dengan skor 0,124.
Ancaman utama yang dihadapi PT. Nassau Sport Indonesia adalah pasar
bola tennis yang terbatas dengan skor 0,120. Ancaman yang menempati urutan
kedua dan ketiga adalah merek dan image dari Dunlop yang sudah dikenal luas
serta kondisi ekonomi dalam negeri dengan masing-masing skor adalah 0,192 dan
0,194. Pesaing utama Dunlop menguasai 80% dari pangsa pasar bola tennis di
Indonesia menempati urutan keempat dengan skor 0,222. Urutan terakhir dari
ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kekuatan tawar-menawar pembeli yang
tinggi dengan skor 0,291.
1. Matriks SWOT
Matriks SWOT disusun berdasarkan hasil identifikasi faktor internal dan
eksternal perusahaan yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
Kombinasi dari faktor internal dan eksternal perusahaan disusun secara sistematis
dan terstruktur sehingga menghasilkan empat macam strategi. Strategi yang
terbentuk yaitu strategi S-O, S-T, W-O dan S-T. Strategi yang dihasilkan dari
matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 19.
Penjelasan yang lebih rinci mengenai strategi yang dihasilkan dari matriks
SWOT yaitu kombinasi faktor internal yang menggambarkan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan faktor eksternal yang
menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, adalah sebagai
berikut :
83
Tabel 19. Analisis Matriks SWOT Bola Tennis PT. Nassau Sport Indonesia
Kekuatan (S) : Kelemahan (W) :
Faktor Internal
1. Segmentasi dan targeting 1. Posisi kompetitif dalam
perusahaan jelas pasar belum ditetapkan
2. Produk berkualitas dan perusahaan
berstandar internasional 2. Merek bola tennis PT.
3. Tipe bola yang dihasilkan Nassau Sport Indonesia
beragam belum dikenal luas
4. Memiliki saluran distribusi 3. Pantulan bola tennis yang
pemasaran di tiga wilayah keras
5. Hubungan baik dengan agen 4. Lemahnya saluran distribusi
atau toko pemasaran di wilayah barat
Faktor Eksternal 6. Hubungan baik dengan 5. Kurang melakukan kegiatan
PELTI promosi
Peluang (O) : Strategi S-O Strategi W-O
1. Peraturan pemerintah
tentang Standar Nasional S2, S3, S5, S6, O1, O5 W3, O2, O3, O5
Indonesia
2. Kekuatan tawar-menawar Brand Image Strategy : Product Development Strategy
pemasok dapat Mensponsori turnamen Menciptakan produk yang
dikendalikan perusahaan bergengsi bertaraf nasional berkualitas dengan melakukan
3. Tidak ada barang untuk meningkatkan brand inovasi yang berkelanjutan
pengganti awareness serta beriklan di melalui penggunaan bahan baku
4. Hambatan masuk industri media yang tepat. yang baik dan teknologi yang
yang besar canggih.
5. Teknologi yang terus
berkembang
Ancaman (T) : Strategi S-T Strategi W-T
1. Kekuatan tawar-menawar
pembeli yang tinggi S1, S4, S5, S6, T2, T3,T5 W1, W2, W4, W5, T2, T3, T5
2. Pesaing utama Dunlop
menguasai 80% pangsa Market Development Strategy : Market Penetration Strategy :
pasar bola tennis di Meningkatkan pangsa pasar Melakukan kegiatan promosi
Indonesia dengan membidik pasar pemain yang intensif dan efektif serta
3. Merek dan image Dunlop pemula melalui optimalisasi mengoptimalkan saluran
sudah dikenal luas saluran distribusi dan terus distribusi dengan tujuan
4. Kondisi ekonomi dalam mempertahankan hubungan menciptakan image bulding dan
negeri baik dengan PELTI dan meningkatkan pangsa pasar.
5. Pasar bola tennis terbatas agen/toko.
87
perusahaan baru. Strategi yang sejenis akan digabungkan menjadi satu. Alternatif
strategi yang terdaftar dalam QSPM (Tabel Lampiran 23) adalah sebagai berikut :
1. Market Development Strategy yakni meningkatkan pangsa pasar dengan
membidik pasar pemain pemula melalui optimalisasi saluran distribusi dan
terus mempertahankan hubungan baik dengan PELTI dan agen atau toko.
2. Market Penetration Strategy yakni melakukan kegiatan promosi yang intensif
dan efektif serta mengoptimalkan saluran distribusi dengan tujuan
menciptakan image bulding dan meningkatkan pangsa pasar.
3. Brand Image Strategy yakni mensponsori turnamen bergengsi bertaraf
nasional untuk meningkatkan brand awareness serta beriklan di media yang
tepat.
4. Product Development Strategy yakni menciptakan produk yang berkualitas
dengan melakukan inovasi yang berkelanjutan melalui penggunaan bahan
baku yang baik dan teknologi yang canggih.
Berdasarkan hasil penentuan prioritas strategi dengan QSPM (Tabel
Lampiran 23) maka didapatkan alternatif strategi yang memiliki nilai TAS
tertinggi yaitu Market Development Strategy, yakni meningkatkan pangsa pasar
dengan membidik pasar pemain pemula melalui optimalisasi saluran distribusi
dan terus mempertahankan hubungan baik dengan PELTI dan agen atau toko,
dengan nilai TAS sebesar 5,443. Strategi yang menempati prioritas kedua adalah
Market Penetration Strategy, yakni melakukan kegiatan promosi yang intensif
dan efektif serta mengoptimalkan saluran distribusi dengan tujuan menciptakan
image bulding dan meningkatkan pangsa pasar dengan nilai TAS sebesar 5,424.
Untuk prioritas ketiga dan keempat yaitu Brand Image Strategy, yakni
mensponsori turnamen bergengsi bertaraf nasional untuk meningkatkan brand
awareness serta beriklan di media yang tepat dan Product Development Strategy,
yakni menciptakan produk yang berkualitas dengan melakukan inovasi yang
berkelanjutan melalui penggunaan bahan baku yang baik dan teknologi yang
canggih dengan nilai TAS masing-masing 5,286 dan 5,157.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal PT.
Nassau Sport Indonesia, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
1. PT. Nassau Sport Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang alat-alat olahraga dengan produk utamanya berupa bola tennis, pasar
sasaran perusahaan 90% untuk pasar mancanegara dan 10% untuk pasar
domestik.
2. Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan bagi PT. Nassau Sport
Indonesia adalah segmentasi dan targeting telah jelas dilakukan oleh
perusahaan, produk berkualitas dan berstandar internasional, tipe bola tennis
yang dihasilkan beragam, memiliki saluran distribusi di tiga wilayah,
hubungan baik dengan agen atau toko dan hubungan baik dengan PELTI.
Sedangkan faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan bagi perusahaan
adalah posisi kompetitif dalam pasar yang belum ditetapkan perusahaan,
merek bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia belum dikenal luas, bola
tennis yang dihasilkan masih terlalu keras, lemahnya saluran distribusi
pemasaran di wilayah barat dan kurang melalukan kegiatan promosi.
3. Faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang bagi PT. Nassau Sport
Indonesia adalah Peraturan Pemerintah tentang Standarisasi Nasional
Indonesia, kekuatan tawar-menawar pemasok dapat dikendalikan
perusahaan, tidak ada produk pengganti, hambatan masuk industri yang
besar dan teknologi yang terus berkembang. Sedangkan faktor-faktor
eksternal yang menjadi ancaman bagi perusahaan adalah kekuatan tawar-
menawar pembeli yang tinggi, pesaing utama Dunlop menguasai 80%
pangsa pasar bola tennis di Indonesia, merek dan image Dunlop yang sudah
dikenal luas, kondisi ekonomi dalam negeri dan pasar bola tennis terbatas.
4. Berdasarkan analisis matriks SWOT maka diperoleh beberapa alternatif
strategi pemasaran yaitu Startegi S-O : Brand Image Strategy, yakni
mensponsori turnamen bergengsi bertaraf nasional untuk meningkatkan
brand awareness serta beriklan di media yang tepat, Startegi S-T : Market
90
2. Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat dilakukan perusahaan untuk
menghadapi persaingan yang ada yaitu :
1. Perusahaan hendaknya menjalin kerjasama dengan para pelatih atau
pengajar yang ada di sekolah-sekolah tennis. Hal ini ditujukan untuk
memperkenalkan bola tennis PT. Nassau Sport Indonesia sejak kecil kepada
para pemain.
2. Melakukan kegiatan sponsorship pada turnamen tennis berskala nasional
dengan tujuan mengangkat citra perusahaan dan memperkenalkan kepada
khalayak. Contohnya pemasangan papan atau billboard yang berlogo
Nassau pada tempat yang strategis seperti tepi lapangan tennis.
91
Fitriyani. 2005. Analisis Strategi Pemasaran Tissue Paseo Pada PT. Pindo Deli
Pulp and Paper Mills Karawang. Skripsi Sarjana pada Departemen
Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Mc Donald, M. 2003. “If you’re so brilliant… How Come Your Marketing Plants
Aren’t Working?” Kunci Sukses Perencanaan Pemasaran. PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Ningrum. 2005. Analisis Strategi Pemasaran Nata De Coco Pada CV. Tunas Sari
Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat. Skripsi Sarjana pada Departemen
Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
PERTANYAAN WAWANCARA
PT. NASSAU SPORT INDONESIA
Jl. Lanbau Desa Sanja Citeureup-Bogor 16810
17. Bagaimana pemintaan konsumen terhadap bola tennis PT. Nassau Sport
Indonesia ?
18. Apakah terdapat perusahaan baru yang memasuki pasar bola tennis di
Indonesia ?
19. Siapa saja yang menjadi pesaing potensial ?
20. Apakah terjadi perebutan pangsa pasar dengan pendatang baru ?
21. Apakah terdapat faktor-faktor yang mempermudah masuknya pendatang
baru ?
22. Apakah ada peraturan yang mengatur mengenai industri bola tennis di
Indonesia ?
23. Apakah ada pengaruh dari Asosiasi Industri Olahraga mengenai bola tennis
yang akan dipasarkan ?
KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
DAN FAKTOR STARTEGIS EKSTERNAL PEMASARAN
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………
Pekerjaan/Jabatan :………………….
Alamat :………………….
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara objektif dan benar,
karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan
Tujuan ilmiah
Peneliti :
Mahpudin Setiawan
H24102025
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
100
PENENTUAN BOBOT
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal
maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap
seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan
pemasaran bola tennis di pasar domestik oleh PT. Nassau Sport Indonesia.
Pentunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah
tercantum dalam kuesioner ini, dengan responden lainnya atau dengan peneliti.
Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
1. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan
eksternal yang tersedia untuk kuesionar ini adalah :
1 = tidak penting
2 = kurang penting
3 = biasa saja
4 = penting
5 = sangat penting
Pemberian bobot masing-masing faktor strategis dilakukan dengan
memberikan tanda ( X ) pada tingkat kepentingan (1-5) yang paling sesuai
menurut responden.
2. Penentuan bobot merupakan pandang masing-masing responden terhadap
faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang telah ditinjau dari segi
pemasaran.
101
PENENTUAN RATING
Tujuan :
Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal
maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian rating terhadap
seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan
pemasaran bola tennis di pasar domestik oleh PT. Nassau Sport Indonesia.
Pentunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara
langsung (tidak menunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah
tercantum dalam kuesioner ini, dengan alasan yang jelas dan kuat.
5. Responden dapat saja memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor
dalam kuesioner ini, dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini
dibenarkan jika disertai dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus :
1. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis internal (kekuatan)
dan eksternal (peluang) yang bersifat positif adalah sebagai berikut :
1 = sangat lemah
2 = lemah
3 = kuat
4 = sangat kuat
Sedangkan untuk faktor-faktor strategis internal (kelemahan) dan faktor
strategis eksternal (ancaman) yang bersifat negatif adalah sebagai berikut :
1 = sangat sulit diatasi
2 = sulit diatasi
3 = mudah diatasi
4 = sangat mudah diatasi
104
KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN STRATEGI TERPILIH
DENGAN QSPM
Tujuan :
Untuk menentapkan kemenarikan relatif dari alternatif-alternatif strategi yang
telah diperoleh melalui analisi matriks SWOT dan matriks IE, guna menetapkan
strategi yang terbaik untuk direkomendasikan kepada perusahaan. Alternatif
strategi pemasaran yang dihasilkan adalah :
1. Brand Image Strategy yakni Mensponsori turnamen bergengsi bertaraf
nasional untuk meningkatkan brand awareness serta beriklan di media yang
tepat
2. Market Development Strategy yakni Meningkatkan pangsa pasar dengan
membidik pasar pemain pemula melalui optimalisasi saluran distribusi dan
terus mempertahankan hubungan baik dengan PELTI dan agen/toko.
3. Product Development Strategy yakni Menciptakan produk yang berkualitas
dengan melakukan inovasi yang berkelanjutan melalui penggunaan bahan
baku yang baik dan teknologi yang canggih.
4. Market Penetration Strategy yakni Melakukan kegiatan promosi yang intensif
dan efektif serta mengoptimalkan saluran distribusi dengan tujuan
menciptakan image bulding dan meningkatkan pangsa pasar.
Petunjuk Pengisian :
Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk
masing-masing alternatif strategi pemasaran sebagaimana disebut diatas dengan
cara memberikan tanda ( √ ) pada pilihan bapak/Ibu.
Pilihan Attractive Score (AS) pada isian berikut terdiri dari :
1 = tidak menarik 2 = agak menarik
3 = secara logis menarik 4 = sangat menarik
107