Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL REVIEW JURNAL

ANALISIS SELF – EFFICACY DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh :

Hendra Kusumah Ilhaman 185050040

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021

Abstrak

Kemampuan Self _ efficacy merupakan salah satu kemampuan apekif yang perlu
untuk dimiliki seorang siswa,

Pendahuluan

Pendidikan dalam kehidupan manusia menjadi bagian tak terpisahkan


perannya yaitu sebagai pengarah untuk menggali dan menumbuhkan potensi
manusia. Selain itu pendidikanlah yang menjadi cara sehingga manusia mampu
mengembangkan potensi dan kemampuannya dengan tujuan, manusia akan
sanggup mengikuti setiap perkembangan yang terjadi dan tidak tertinggal jauh
dengan kemajuan teknologi. Berangkat darisanalah sehingga pemerintahpun
melakukan bermacam-macam upaya agar pendidikan di Indonesia meningkatkan
kualitasnya tak terkecuali bagi pendidikan matematika. Sebagai satu upaya nyata
yang dilakukan pemerintah yaitu dengan pembaharuan terhadap kurikulum,
penyediaan perangkatnya seperti buku siswa, silabus, penyediaan alat peraga,
buku pedoman untuk guru, dan memberikan pelatihan bagi seluruh guru
matematika.
“Pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan guru agar siswa
belajar. Dari sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan proses yang berisi
seperangkat aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran”
Abidin (2012, hlm. 3). “Pembelajaran memiliki tujuan diantaranya: (1) Agar
siswa dapat mengatur waktu dan memutuskan perhatian pada tujuan yang ingin
dicapai; (2) Guru dapat mengatur kegiatan instruksional, metode, strategi untuk
mencapai tujuan tersebut; (3) Guru sebagai evaluator yang dapat menyusun tes
sesuai apa yang harus dicapai oleh anak didik” Istri (dalam Andriana Rian, 2019).
Penyampaian pembelajaran diatas telah memberikan rujukan dan warna kegiatan
pembelajaran siswa yang ada di sekolah saat ini.
Berdasarkan (Permendikbud, nomor 104, tahun 2014) tentang hasil belajar
“Selain kemampuan kognitif yang penting yang harus dimiliki siswa, kemampuan
afektif juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum pendidikan di
indonesia. Kemampuan afektif tersebut adalah efikasi diri (self-efficacy)”.
Efikesi diri merupakan dimensi penting untuk pemecahaan masalah dalam
matematika. Menurut (Permen, nomor 54, tahun 2013) tentang SKL (Standar
Kompetensi Lulusan) bagi tingkat pendidikan dasar dan menengah dalam
pembelajaran matematika Efikesi diri dituntut untuk dikembangkan. Dalam
temuannya Park dan Kim (2006, hlm. 276) menjelaskan, “Efikasi diri akademik
sangat penting bagi pelajar untuk mengontrol motivasi, mencapai harapan-harapan
akademis. Efikasi diri akademik jika disertai dengan tujuan-tujuan yang spesifik
dan pemahaman pemahaman prestasi akademik, maka akan menjadi penentu
suksesnya perilaku akademik dimasa yang akan datang”. Selanjutnya menurut
Baron dan Byrne (2003, hlm. 183) menjelaskan, “Efikasi diri akademik dapat
diartikan sebagai keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu untuk melakukan
tugas akademik yang diberikan dan menandakan level kemampuan dirinya”. Dari
beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan self-
efficacy atau efikesi diri pada dasarnya merupakan kemampuan penilaian, terlepas
penilaian itu terhadap orang lain ataupun terhadap diri sendiri. Lebih jelasnya
bahwa efikesi diri adalah kemampuan untuk menata segala sesuatu yang
berhubungan dengan pribadinya semisal pilihan tindakan, keinginan atau harapan
juga kemampuan untuk menghadapi situasi sulit dengan harapan bisa mencapai
tujuan yang diinginkan, semuanya akan dapat terlihat dengan ragam pilihan
tindakan-tindakan seorang apakah orang tersebut memiliki efikesi yang baik atau
kurang.
Oleh karena itu, memahami tentang apa, mengapa dan bagaimana
peranannya Self-Efficacy dalam pembelajaran matematika, sangat diperlukan
baik oleh siswa ataupun oleh guru.
Berdasarkan paparan di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Self - Efficacy ?
2. Apa saja dimensi dan Indikator Self - Efficacy ?
3. Bagaimana Peran Self - Efficacy terhadap Pembelajaran Matematika ?
4. Bagaimana cara untuk meningkatkan Kemampuan Self – Efficacy siswa ?

Self - Efficacy

Self-efficacy merupakan suatu keyakinan yang harus dimiliki siswa agar


berhasil dalam proses pembelajaran. Menurut Albert Bandura (dalam Sunaryo
Yoni, 2017) mengemukakan self - efficacy merupakan “beliefs in one's
capabilities to organize and execute the courses of action required to manage
prospective situations”, yang berati bahwa self efficacy adalah penilaian
seseorang terhadap kemampuannya dalam mengorganisir, mengontrol, dan
melaksanakan serangkaian tingkah laku untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan
“self” artinya struktur kepribadian, dan “efficacy” adalah penilaian diri.
Self-efficacy di bawa oleh Bandura seorang yang konsen memperhatikan
kehidupan dan tingkah laku sosial. Dalam teorinya, Bandura (dalam Andriana
Rian, 2019) menjelaskan efikesi diri ini memberikan pertimbangan terhadap
pilihan siswa dalam penyelesaian tugas yang diberikan. Menurut Alwilsol (dalam
Andriana Rian, 2019) menyatakan bahwa efikesi diri merupakan sebentuk
persepsi tentang penilain seberapa baik kemampuan diri menanggapi keadaan
dan situasi tertentu. Byrne dan Bandura (dalam Andriana Rian, 2019)
menjelaskan bahwa efikesi diri memberikan gambaran kepadanya bahwa diri
siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Sedang, Santrock (dalam
Andriana Rian ,2019) menyatakan “self-efficacy adalah keyakinan bahwa aku
bisa”.
Gits dan Mitchell (dalam Andriana Rian, 2019) mengungkapkan bahwa
efikesi memberikan pengaruh yang berbeda kepada seseorang dalam memilih
tindakan-tindakannya walapun dalam kondisi dan konteks yang sama, ini kerena
kemampuan efikesi diri ini memberikan pilihan kepada seseorang untuk
menentukan tujuan juga pembatasan mengenai permasalahannya. Salah satu ciri
seseorang memiliki kemampuan efikesi diri tinggi adalah seseorang akan
terdorong utuk menjadikan lingkungannya kondusif dengan cara merubahnya
sesuai harapan, berbeda dengan seseorang yang efikesinya rendah
kecenderungannya selalu menilai bahwa dirinya tidak bisa dan tidak mampu
merubah sesuatu di lingkungannya.

Dimensi - Dimensi Self – Efficacy

Menurut Bandura (dalam Subaidi 2016, hlm. 66) dimensi-dimensi Self-


Efficacy yang digunakan sebagai dasar bagi pengukuran terhadap Self-Efficacy
individu adalah:
1. Magnitude
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang diyakini oleh
seseorang untuk dapat diselesaikan. Jika individu dihadapkan pada
masalah atau tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitan tertentu
maka Self-Efficacy nya akan jatuh pada tugas-tugas yang mudah, sedang,
dan sulit sesuai dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi
tuntutan perilaku yang dibutuhkan bagi masing-masing tingkatnya
tersebut. Dimensi kesulitan memiliki implikasi terhadap pemilihan tingkah
laku yang dicoba atau yang akan dihindari. Individu akan mencoba
tingkah laku yang dirasa mampu dilakukan dan akan menghindari tingkah
laku yang dirasa berada di luar batas kemampuannya.
2. Strength
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kelemahan keyakinan
individu tentang kemampuan yang dimilikinya. Individu dengan Self-
Efficacy kuat mengenai kemampuannya cenderung pantang menyerah dan
ulet dalam meningkatkan usahanya walaupun menghadapi rintangan.
Sebaliknya individu dengan Self-Efficacy lemah cenderung mudah
terguncang oleh hambatan kecil dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Generality
Dimensi ini merupakan dimensi yang berkaitan dengan keluasan bidang
tugas yang dilakukan. Dalam mengatasi atau menyelesaikan
masalah/tugas-tugasnya, beberapa individu memiliki keyakinan terbatas
pada suatu aktivitas dan situasi tertentu dan beberapa menyebar pada
serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.

Adapun penjelasan dari masing-masing aspek atau dimensi tersebut seperti


yang dikemukakan oleh Ika Maryati (Suastikayasa, 2011) adalah sebagai berikut:
1. tingkat kesulitan tugas (magnitude).
Aspek ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu
berdasarkan pemahamannya terhadap tingkat kesulitan tugas. Apabila
tugas-tugas yang dibebankan pada individu disusun menurut tingkat
kesulitannya, maka perbedaan selfefficacy secara individual mungkin
terbatas pada tugas-tugas yang sederhana, menengah atau tinggi. Individu
akan berupaya melakukan tugas yang dianggap dapat dilaksanakan dan
menghindari situasi dan perilaku yang di luar batas kemampuannya,
2. Generalitas (generality).
Aspek ini terkait cakupan tingkah laku dimana individu merasa yakin
terhadap kemampuannya. Keyakinan individu atas kemampuannya
tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya pada suatu
aktivitas/situasi tertentu/terbatas atau serangkaian aktivitas/situasi yang
lebih luas dan bervariasi.
3. Kekuatan keyakinan (strength).
Aspek ini berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan seseorang atas
kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan
mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, sekalipun
mungkin belum memiliki pengalaman yang menunjang. Sebaliknya
pengharapan yang lemah dan ragu-ragu terhadap kemampuan diri akan
mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

Indikator Indikatos Koneksi Matematis

Bandura (dalam Maya Rippi 2019) menawarkan beberapa indikator self


efficacy yaitu:
1. Mampu mengatasi masalah yang sulit;
2. Tidak takut gagal menhadapi resiko atas keputusannya sendiri;
3. Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri;
4. Dapat berinteraksi dengan orang lain;
5. Kuat bertahan dan tidak mudah menyerah.
Secara garis besar self-efficacy terbagi menjadi dua bentuk, yaitu self-
efficacy tinggi dan self-efficacy rendah. Santrock (dalam Andriana Rian, 2019)
menyatakan, “siswa dengan self-efficacy rendah akan menghindari banyak tugas
belajar, khususnya yang menantang dan sulit, sedangkan murid dengan level
self-efficacy tinggi mau mengerjakan tugas seperti itu”. self-efficacy memiliki
indikator sebagai berikut:
1. Keyakinan kepada diri sendiri.
2. Kemampuan dalam penyesuaian terhadap tugas-tugas yang sulit.
3. Keyakinan dalam menghadapi tantangan.
4. Keyakinan dalam penyelesaian tugas.
5. Keyakinan dalam penyelesaian tugas yang berbeda-beda.

Adapun Indikator Self Efficacy, yaitu Tingkat (level) Kemampuan dalam


menentukan tingkat kesulitan tugas atau masalah yang dihadapi siswa, Kekuatan
(strength) Kemampuan dalam mengatasi kesulitankesulitan belajar pada saat
melaksanakan tugastugas dan Generalisasi (generality) Kemampuan dalam
menggeneralisasikan tugas, pemahaman dan pengalaman sebelumnya Utami &
Wutsqa ( dalam Hermawan, 2021).

Peningkatan Kemampuan Self - Efficacy


Menurut Stipek (dalam Arifin dkk, 2017) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran untuk mengembangkan self-efficacy siswa antara lain:
1. Ajarkan strategi spesifik. Ajari siswa strategi tertentu, seperti menyusun garis
besar dan ringkasan, yang dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk
fokus pada tugas mereka.
2. Bimbing siswa dalam menentukan tujuan. Bantu mereka membuat tujuan
jangka pendek setelah mereka membuat tujuan jangka panjang. Tujuan
jangka pendek terutama membantu siswa untuk menilai kemajuan mereka.
3. Pertimbangkan mastery. Beri imbalan pada kinerja siswa, imbalan yang
mengisyaratkan penghargaan penguasaan atas materi, bukan imbalan hanya
kerena melakukan tugas.
4. Sediakan dukungan bagi siswa, dukungan positif yang berasal dari guru
orang tua dan teman sebaya.
5. Pastikan agar siswa tidak terlalu semangat atau terlalu cemas, jika siswa
terlalu takut dan meragukan prestasi mereka maka rasa percaya diri mereka
bisa hilang.
6. Beri contoh positif dari orang dewasa dan teman sebaya. Karakteristik
tertentu dari model atau teladan ini bisa membantu siswa mengembangkan
self- efficacy mereka.

Menurut Del Siegle dan D. Betsy Mc Coach (dalam Arifin, 2017)


menyatakan instruksi-instruksi yang dapat digunakan untuk meningkatkan self-
efficacy siswa, diantaranya:
1. Mengulang pelajaran yang lalu, menyampaikan tujuan pembelajaran,
memperhatikan jalannya pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran,
dan mengulang tujuan pembelajaran di akhir pelajaran.
2. Menyuruh siswa untuk mencatat hal-hal baru apa saja yang telah mereka
dapatkan hari itu atau yang istimewa.
3. Mendorong siswa yang kurang mampu dalam menggunakan kegagalan
mereka untuk berusaha lebih keras.
4. Menggambarkan perhatian siswa terhadap pertumbuhan mereka dan memuji
mereka atas kemampuan khusus mereka.
5. Menggunakan contoh siswa sebagai orang yang sudah mampu menguasai
materi untuk menunjukkan bahwa mereka telah menguasainya dan siswa
lain pun mampu menguasainya seperti mereka.

Peranan Self – Efficacy pada Pembelajaran


Berdasarkan hasil penelitian (Atika dan Galih, 2021 ) menyatakan bahwa
self-efficacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stres akademik pada
mahasiswa yang sedang melakukan pembelajaran jarak jauh selama pandemi
Covid-19. Kontribusi yang ditunjukan oleh self-efficacy terhadap stres akademik
menunjukan hasil yang bersifat negatif, dalam artian ketika self-efficacy
meningkat maka stres akademik akan menurun. Hasil yang ditunjukan dalam
penelitian ini semakin menguatkan hasil-hasil penelitian terdahulu terkait self-
efficacy berhubungan erat dengan stres akademik.
Saran bagi mahasiswa untuk mereduksi stres akademik dapat dilakukan
dengan meningkatkan selfefficacy dengan cara mengenali diri sendiri,
menetapkan tujuan dan rencana, serta fokus pada evaluasi diri, dibandingkan
dengan membandingkan diri dengan capaian orang lain. Kemudian saran bagi
penelitian selanjutnya untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi stress akademik selain self-efficacy dan menambah variasi sampel.
Selanjutnya, saran bagi perguruan tinggi agar mengadakan monitoring berkala
atas kemajuan akademik mahasiswa serta mengembangkan atmosfir akademik
yang meningkatkan keyakinan diri setiap sivitas akademika.

Menurut Bandura, A. & Locke (2003) menjelaskan bahwa self-efficacy


memberi penilaian dalam kehidupan sehari hari orang harus membuat keputusan
untuk mencoba berbagai tindakan dan seberapa lama menghadapi kesulitan, dan
merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan dalam prestasi
akademinya. Sedangkan Fajri, Johar, and Ikhsan (2016) menyatakan self-efficacy
menunjukkan tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuan diri dalam
menyelesaikan berbagai masalah matematika dan juga mempengaruhi
peningkatan hasil belajarnya. Perasaan negatif terhadap self-efficacy dapat
menyebabkan siswa menghindari tantangan, melakukan sesuatu dengan lemah,
fokus kepada hambatan dan persiapan diri yang kurang baik Mukhid A. (2018)
menyatakan self-efficacy juga mempengaruhi stress dan kecemasan individu.
Self-efficacy menjadi sesuatu hal yang sangat penting karena kemampuan yang
tinggi akan menyebabkan seseorang tidak hanya berusaha untuk mendapat sesuatu
atau pengetahuan yang dibutuhkan, melainkan mereka akan menemukan
pengetahuan lain yang berkaitan dengan tugas atau pekerjaan yang sedang mereka
kerjakan dan mereka sangat termotivasi untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang
lebih baik dan lebih sempurna (Dale H. Schunk 1995). Beberapa psikolog
menyarankan bahwa setiap sekolah harus mengajarkan dan menciptakan self-
efficacy yang menjamin pada prestasi akademik siswa (Hendrik and Minarni
2017).

penelitian yang dilakukan oleh Manurung, Siagian, and Minarni ( dalam


Hazrati Khairina, 2021) menyatakan bahwa dengan self-efficacy yang tinggi
seorang siswa akan lebih mudah dan berhasil melampaui latihanlatihan
matematika yang diberikan kepadanya, sehingga hasil akhir dari pembelajaran
tersebut yang tergambar dalam prestasi akademiknya juga cenderung akan lebih
tinggi dibandingkan siswa yang memiliki self-efficacy rendah. Seseorang yang
mempunyai self-efficacy tinggi mempunyai rasa percaya diri yang tinggi maka
tentu akan menumbuhkan rasa percaya diri akan keingintahuannya dalam
menyelesaikan soal matematika Sinaga ( dalam Hazrati Khairina, 2021).
Seseorang yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan selalu mencoba
melakukan berbagai tindakan dan siap menghadapi kesulitan-kesulitan. Sejalan
dengan Rachmawati (2012) mengungkapkan bahwa “individu dengan self-
efficacy tinggi ketika menghadapi situasi lingkungan yang tidak responsif, ia akan
mengintensifkan usaha mereka untuk merubah lingkungan, sebaliknya individu
dengan self-efficacy yang rendah menghadapi situasi lingkungan yang tidak
responsif, individu tersebut cenderung merasa apatis, pasrah, dan tidak berdaya”.
Siswa membutuhkan self-efficacy agar tidak ragu-ragu dalam memaksimalkan
kemampuannya, sehingga keberhasilan belajar tercapai dan hasil belajar
matematika siswa baik. Oleh karena itu, self-efficacy perlu untuk ditanamkan
pada siswa sejak dini, sebagai bekal di masa depan pada lingkungan yang lebih
luas, yaitu lingkungan kerja dan masyarakat Marlina, M. Ikhsan ( dalam Hazrati
Khairina, 2021).

Bandura ( dalam Maya Rippi, 2018 ) mengidentifikasi efek positif dari self
efficacy yang tinggi sebagai berikut:
1. Merancang kegiatan yang akan dilaksanan dengan lebih baik
2. Berusaha dengan lebih kuat
3. Memiliki stamina yang lebih kuat dalam menghadapi hambatan dan
kesulitan
4. Memiliki resiliensi yang lebih kuat terhadap kegagalan;
5. Memiliki jalan pikiran yang lebih baik;
6. Menurunnya stress dan depresi
7. Meningkatkan penampilan.

Kesimpulan
Dari pemaparan di atas ditarik kesimpulan tentang self-efficacy, self-
efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan ketika mengatasi
keadaan yang beragam muncul dalam hidupnya. Self-efficacy terdiri atas tiga
dimensi yaitu magnitude, generality, dan strength.

Adapun indikator self efficacy yaitu sebagai berikut :


1. Mampu mengatasi masalah yang sulit;
2. Tidak takut gagal menhadapi resiko atas keputusannya sendiri;
3. Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri;
4. Dapat berinteraksi dengan orang lain;
5. Kuat bertahan dan tidak mudah menyerah.

self efficacy memiliki efek positif yang sangatlah baik untuk siswa
terutamanya dalam pembelajaran, yaitu terhadap rasa stres akademik pada siswa
yang sedang melakukan pembelajaran, selain itupun Self – efficacy bisa
membantu siswa dalam ; 1. Merancang kegiatan yang akan dilaksanan dengan
lebih baik; 2. Berusaha dengan lebih kuat; 3. Memiliki stamina yang lebih
kuat dalam menghadapi hambatan dan kesulitan; 4. Memiliki resiliensi yang lebih
kuat terhadap kegagalan;
5. Memiliki jalan pikiran yang lebih baik; 6. Menurunnya stress dan depresi; 7.
Meningkatkan penampilan.
Daftar Pustaka

Sunaryo Yoni. ( 2017 ). Pengukuran Self - Efficacy siswa dalam Pembelajaran


Matematika di MTS N 2 Ciamis. Jurnal Teori dan Riset Matematika. 1(2):
halaman 36 – 44
https://www.mendeley.com/catalogue/feddeed3-ff3c-3922-9f4a-
c3b4e5ed6997/

Maya Rippi dkk. ( 2019 ). Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah


Matematika dan Self Efficacy melalui Pembelajaran Berbasis masalah.
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran. 5 ( 1 ): halaman
https://www.mendeley.com/catalogue/01ed7992-e162-3957-b88d-
68276352ef30/

Arifin Fahrul dkk. ( 2017 ). Mengembangkan Self-Efficacy matematika melalui


pembelajaran Pendekatan Matematika Realistik pada siswa kelas VII d
SMP Negeri 27 Banjarmasin tahun pelajaran 2016-2017. Jurnal Pendidikan
Matematika. 3( 2 ) : halaman 93 – 104
https://www.mendeley.com/catalogue/a529d347-69d6-3689-9ea2-
c9f36c6372b5/

Subaidi, A. (2016). Self-Efficacy Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika.


Jurnal Sigma. 1(2): halaman 64-68
Herman dkk. ( 2021 ). Pengaruh Model Pembelajaran Murder Terhadap Self
Efficacy dan Kuriositas Peserta Didik dalam Pembelajaran Ekonomi.
Phinisi Integration Review. 4( 1 ): halaman 32 - 43
file:///C:/Users/nanangsolehudin/Downloads/19337-46753-1-PB.pdf

Rajagukguk Waminton, Hazrati Khairina. ( 2021 ). Analisis Self-Efficacy Siswa


dalam Penelitian Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Matematika Realistik dan Inkuiri. Jurnal Pendidikan Matematika. 5 ( 2 ):
halaman 2077 - 2089
https://www.mendeley.com/catalogue/3a0d2935-49ce-3625-acaf-
5cadc18ec97e/

Andriana Rian. (2019). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Dan Self Efficacy
Siswa SMA melalui Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing,
Reflecting, Extending). Skripsi pada FKIP UNPAS. Tidak diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai