Pengarang
Penerbit
Tempat terbit
Tahun Terbit
Tebal
DISUSUN OLEH ;
Nama
No. Absen
NIM
Kelas
; Kusmana
;8
; 0803736
; Bahasa Indonesia
TEMA ;
Turunnya tahta Mahamantrimukya Gajah Mada karena
Perang Bubat yang menewaskan Raja Sunda Galuh,
Permaisuri dan Puteri Raja (calon permaisuri Prabu
Hayam Wuruk), selanjutnya melahirkan dendam
kesumat untuk menuntut balapati perdana menteri
Majapahit.
Pradhabasu Putera Dari Mahisa Kin Kin Yang Kawin Dengan Adik
Pradhabasu Yang Mati Oleh Pasangguhan Gagak Bongol Pada
Pemberontakan Rakrian Kuti)
Arya Sambit (Kawan Sebaya Sang Prajaka)
Wira Sardha (Kawan Sebaya Sang Prajaka)
Ibu Suri Sri Gitarja (Ibu Prabu Hayam Wuruk)
Sri Kertawardana (Ayah Prabu Hayam Wuruk)
Raden Kudamerta (Suami Dyah Wiyat Raja Dewi Maharajasa, Bergelar
Wijaya Rasa Sang Apanji Wahninghyun, Juga Disebut Breh Wengker
Hyang Prameswara)
Dang Arca Narendra (Pemuka Syiwa)
Dang Acarya Smaranatha (Pemuka Buddha)
Patih Hyang Bunisora (Patih Kerajaan Sunda Galuh)
Niskala Wastu Kencana (Anak Sri Baduga Maharaja Linggabuana,
Adik Dyah Pitaloka Citraresmi)
SUDUT PANDANG
Penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga,
karena sumber-sumber tulisan berasal dari orang lain
(orang kedua). Dilihat dari proses pembuatannya yang
mengumpulkan dari orang terkait atau orang lain.
GAYA PENULISAN
Gaya penulisan tidak merepotkan pembaca, walaupun
masih banyak kesulitan untuk bahasa namun pada
dasarnya dikasihkan keterangan secara baik, terbuka.
KUTIPAN
Dengan kebebasan yang aku miliki, aku bisa berada di mana
pun dalam waktu lama tanpa harus terganggu oleh
keinginan pulang. Lebih dari itu, aku berharap apa yang ku
lakukan itu akan menyempurnakan pilihan akhir hidupku
dalam semangat hamukti moksa.
Biarlah orang mengenangku hanya sebagai Gajah Mada yang
tanpa asal-usul, tak diketahui siapa orang tuanya, tak
diketahui dimana kuburnya, dan diketahui anak turunnya.
Biarlah Gajah Mada hilang lenyap, moksa tidak diketahui
jejak telapak kakinya, murca berubah bentuk menjadi
udara.
AMANAT
Jangan ceroboh dan ambisius.
Harus mampu melakukan kaderisasi kepemimpinan.
Siaga dari ancaman musuh.
Bijaksana sebagai pemimpin.
Hati-hati, perempuan bisa menjadikan kita celaka
dalam mengurusi hal kenegaraan.
F. Pandai bersiasat dalam melakukan peperangan.
G. Harus memiliki kewibawaan dan kekuatan sebagai
pemimpin.
H. Pemaaf, sebagai penyelesai konflik.
A.
B.
C.
D.
E.