OLEH :
NURUL FAJRI
N011 20 1039
KELOMPOK II
GOLONGAN RABU SIANG
1. Persyaratan kadar air untuk setiap bagian tanaman adalah sebagai berikut
(Depkes RI, 1985):
a. Kulit batang, batang, kayu, akar, dan biji yaitu <10%
b. Bulbus, kulit buah, buah, rimpang, pucuk yaitu < 8%
c. Daun dan bunga <5%
2. Faktor yang mempengaruhi kadar abu di antarnya suhu, pengeringan
komposisi atau bahan simplisia, cara pengabuan serta waktu.
3. Metode penentuan kadar abu terbagi menjadi dua, yaitu (Utami dkk,
2017)(Depkes RI, 2000):
a. Kadar abu total, perhitungan untuk kadar abu total dinyatakan dalam %b/b.
Tahapan yang dilakukan di antaranya dengan menimbang simplisia dan
ekstrak sebanyak 2 gram kemudian dimasukkan kedalam wadah yang telah
dipijarkan dan diketahui bobot sebelumnya. Kemudian dipijarkan hingga
senyawa organik menguap dan tersisa unsur mineral dan senyawa
anorganik.
b. Kadar abu tidak larut asam , dinyatakan dalam %b/b, abu yang diperoleh
sebelumnya pada penetapan kadar abu total kemmudian dididihkan dengan
menggunakan 25 mL asam klorida encer kemudian di saring.
4. Standarisasi parameter spesifik meliputi identitas, pemeriksaan organoleptik
meliputi asa, bau, warna dan bentuk, uji makroskopis untuk morfologi serta uji
mikroskopis dibawah mikroskop. Sementara untuk parameter non spesifik
meliputi penetapan bobot jenis, kadar abu, kadar air, susut pengeringan,
cemaran mikroba, ALT serta total kapang. Yang keseluruhan bertanggung
jawab dalam penjaminan mutu dan kualitas secara langsung bahan alam
meliputi aspek kimiawi, fisik serta mikrobiologi (Utami dkk, 2017).
5. Penetapan kadar abu sebuah simplisia adalah untuk memeriksa dan
memmberikan gambaran terhadap kandungan mineral sampai terbentuknya
sebuah ekstrak. Logam berat (mineral toksik) yang terakumulasi dalam waktu
lama dalam tubuh dapat mengganggu sistem peredaran darah, kerja ginjal
serta urat saraf (Utami dkk, 2017).
6. Penetapan sari larut air dan etanol adalah untuk memperkirakan berapa
banyak kandungan senyawa aktif polar atau yang dapat larut dala air serta
senyawa aktif polar-nonpolar atau yang larut dalam etanol. Atau secara
sederhana untuk mengukur jumlah kandungan senywa yang mampu tertarik
dalam sebuah larutan (Utami dkk, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI, 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Dirjen POM. Jakarta.
DEPKES RI, 2000. Parameter Standar umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Dirjen POM.
Jakarta.
Utami, Y.R,. Umar, A.H., Syahruni, R., dan Kadullah,I. 2017.’Standarisasi Simplisia
dan Ekstrak etanol Daun Leilem (Clerodendrum minahassae Tisjm. & Binn.)’.
Journal of Pharmaceutical and Medical Science. 2(1). pp. 32-39.
LAMPIRAN