Anda di halaman 1dari 16

Kekasih Suamiku

Pagi itu aku bangun dan menatap mata suamiku Indra, suami sekaligus teman hidup yang
menikahi ku 4 tahun yang lalu, kami mengikat janji suci tepat di masjid raya mujahidin kota
Pontianak, disaksikan oleh kedua orang tua kami dan para tamu undangan. Aku dan Indra
hidup bahagia selama 5 tahun ini, kami baru saja dikaruniai seorang anak lelaki 3 tahun yang
lalu, Anggara itulah nama terbaik bagiku dan Indra, Anggara tumbuh menjadi anak yang
sangat baik serta menurut kepada kami. Indra yang bekerja di Bank Kalbar selaku direktur
dapat memenuhi kebutuhan aku dan anak kami. Selama lima tahun ini aku benar-benar
menjadi saksi bagaimana Indra berusaha agar mendapatkan pekerjaan yang halal dan dapat
mampu membiayai kami. Aku sanagt bangga kepada Indra yang tak pernah mengeluh sama
sekali, aku bahkan seringkali menganggap bahwa Indra adalah sosok lelaki yang sangat baik,
dari sifat maupun perlakuannya terhadap aku dan anak kami. Kami seringkali berlibur jika
Indra sedang ada libur, bahkan seringkali kami berjalan untuk menghabiskan waktu bersama,
aku merasa menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini bagaimana tidak suami dan
anakku adalah sosok laki-laki yang tak pernah membuat aku bersedih, bahkan untuk satu
tetes air mata kesedihan pun tak pernah menetes dari mataku.

Tahun 2016 ini telah memasuki tahun pernikahan kami yang ke lima, seringkali orang
melayu tempat kami tinggal berkata bahwa tahun ganjil akan mendapatkan banyak sekali
masalah di dalam pernikahan, tetapi aku tidak mudah percaya begitu saja, aku yakin bahwa
keluarga kecil kami akan baik-baik saja, bahkan aku percaya bahwa cinta dan kasih sayang
Indra tidak pernah hilang kepada kami. Di dalam hatiku berpikir bahwa yang dikatakan
orang-orang itu hanyalah mitos belaka yang tidak diketahui pasti kebenarannya, aku hanya
menjalankan semua ini dengan jujur dan berusaha membagi kasih sayangku kepada anak dan
suami dengan tulus. Siang itu saat aku telah menidurkan Anggara, aku masuk ke dalam
kamar ku, aku pun sempat berbaring sejenak hingga hampir tertidur sebelum handphone ku
berdering karena ada panggilan masuk, saat ku lihat Angel sahabat lama ku tiba-tiba
menelpon ku setelah ia hilang kabar dua tahun yang lalu, aku pun dengan cepat menggangkat
telpon itu. Aku mendengar suara tangis Angel yang meminta bantuan ku, aku berusaha
memanggilnya, dan menyuruhnya untuk berhenti menangis, karena aku tak dapat mendengar
suara dengan jelas jika ia terus menangis, saat aku berusaha mendengar perkataan Angel
telpon itu pun terputus, aku menunggu beberapa saat barangkali Angel akan menghubungi
aku kembali. tetapi ia sama seklai tidak menelpon lagi, saat aku coba untuk menelpon nya
operator berkata bahwa nomor yang sedang aku tuju sedang tidak aktif, hatiku pun mulai
gelisah karena Angel merupakan sahabat ku semasa SMA, ia seorang wanita yang baik dan
telah banyak menolong ku selama ini bahkan dihari pernikahan ku dulu, ialah sosok yang
paling banyak membantu ku dan Indra. Ingin sekali aku menemui nya tetapi aku belum
sempat menanyakan dimanakah keberadaan nya, dan jika aku ingin mencarinya tentu saja
aku harus meninggalakan Anggara, aku semakin bimbang karena aku mengurus Anggara
seorang diri. Aku hanya terdiam dan berdoa di dalam hati saja, semoga tidak terjadi apa-apa
pada Angel. Saat malam itu, setelah makan malam aku dan Indra masuk ke dalam kamar
untuk tidur aku menceritakan perkembangan Anggara hari ini aku berkata bahwa ia sudah
dapat berhitung meski belum terlalu lancar, Indra pun sangat senang mendengar aku
menceritakan tentang Anggara, baginya Anggara adalah penerus terhebat nya kelak. Setelah
kami banyak bercerita kami pun langsung tidur, karena aku takut jika tidur terlalu malam
esok Indra akan mengantuk saat bekerja, saat mulai terlelap tidur aku bari ingat bahwa tadi
Angel sempat menghubungi ku, dan saat aku ingin bercerita kepada Indra, ia sudah tertidur
sangat pulas. Pasti ia sangat lelah bekerja seharian, aku tidak tega jika harus
membangunkannnya hanya untuk menceritakan tentang Angel. Aku pikir besok pagi saja aku
bercerita padanya saat sarapan, mungkin ia akan lebih fokus mendengar cerita ku.

Pagi ini pun aku telah menyiapkan sup ayam kesukaan Indra dan Anggara, mereka
sangat senang dengan sarapan pagi yang aku buat terlebih jika aku membuatkan sup hangat.
Melihat mereka makan dengan lahap, aku menjadis semakin yakin bahwa aku mampu untuk
membahagiakan Indra dan anak kami, tidak ada yang perlu aku takutkan lagi. Mereka terlihat
bahagia dengan masakanku. Saat kami tengah asik sarapan pagi, terdengar bunyi bel rumah
berbunyi berkali-kali, aku pikir siapa yang datang pagi-pagi begini, jika tetangga biasa
mereka tidak pernah bertamu sepagi ini, karena merasa aneh aku segera membukakan pintu,
aku takut jika ada hal yang sanagt emndesak bagi mereka sehingga bertamu sepagi ini. Saat
aku membuka pintu secara perlahan aku melihat dengan pelan sosok wanita berkulit putih,
bertubuh tinggi, rambut nya yang panjang dan berwarna kemerahan. Mataku langsung
melihat ke arah wajahnya, ternyata yang datang itu adalah Angel, betapa terkejutnya aku ia
datang sambil menangis dan langsung memeluk ku saat pinu telah terbuka lebar. Aku pun
langsung membalas pelukannya dengan erat, tubuh Angel terasa sangat dingin aku pikir
karena ia memakai baju yang tak berlengan.

Indah : Angel, ada apa??? Kenapa kau menagis? Darimana saja kau?
Angel : Indah.. ijinkan aku menginap dirumahmu untuk beberapa hari saja, aku sedang
banyak masalah. Terlebih hubungan ku dan Irfan yang sedang tidak baik.

Indah : kau tak perlu meminta ijin, kau adalah teman baikku kau banyak membantu ku dulu,
sekarang giliran aku yang membalas semua kebaikkan mu, masuklah anggaplah
seperti ruamh mu sendiri, kau akan aman bersama kami.

Angel : baik, terimakasih...

Aku pun membawa Angel masuk ke dalam rumah, saat aku masuk Indra sangat kaget
melihat Angel datang bersama ku, ia seperti orang yang snaagt kebingungan. Aku pun
berusaha menjelaskan kepada Indra, bahwa kemarin angel sempat menghubungi ku, tetapi
telpon kami terputus dan aku belum sempat menceritakan nya kepada mu, karena kau sudah
tidur.

Angel : maaf Indah, kemarin handphone ku mati. Aku tidak membawa pengecas karena
semua barang aku tinggal begitu saja, harta satu-satunya yang kubawa hanyalah baju
yang melekat di badan ku dan handphone ku ini.

Indah : sebaiknya kau makan dulu, setelah itu kau bisa mandi dan beristirahat, kau terlihat
sangat capek. Aku tidak tega melihat keadaan mu seperti ini.

Indra : betul yang dikatan Indah, sebaiknya kau istirahat dulu. Nanti setelah kau merasa
sehat barulah kau ceritakan kepada kami, apa yang sebenarnya terjadi.

Angel : terimakasih banyak, kalian telah banya menolong ku. Entah bagaiman aku dapat
berterimakasih kepada kalian.

Indah : sudahlah, kita sudah seperti saudara. Sudah seharusnya kita saling membantu.

Tak lama setelah itu, Indra pun pamit untuk berangkat kerja, aku mengantarkan Indra
kedepan rumah seperti biasa, aku sempat menanyakan kepada Indra apakah ia keberatan
denagn Angel yang akan tinggal beberapa hari di rumah kami, dan dengan sangat lembut
Indra menjawab bahwa ia tak merasa terganggu sama sekali. Ia juga menaggap bahwa Angel
sudah seperti saudara sendiri. Mendengar jawaban Indra, akus angat senang ia ternyata tak
hanya baik kepada aku dan Anggra, tetapi juga baik kepada teman ku. Saat Indra sudah pergi
bekerja pun aku bergegas masuk ke dalam rumah, aku melihat Angel membelai rambut
Anggara yang sedang makan.a ku melihat ada beban berat yang sedang dirasakan oleh Angel,
tetapi aku tak boleh terburu-buru menanyakannya. Aku takut Angel merasa terganggu dengan
sikap ku ini. Aku pun menghampiri Angel, dan duduk disampingnya aku memegang bahunya
dan bertanya kenapa ia tidak makan, Angel hanya menjawab singkat bahwa ia tidak lapar.
Aku pun menyuruhnya untuk segera mandi, aku menyiapkan bajunya yang dulu di kamar
tamu, tempat ia akan ku suruh beristirahat nanti. Saat Angel sudah selesai mandi, aku
langsung menyuruhnya untuk tidur di kamar itu, barangkali ia sangat lelah karena aku rasa ia
berjalan kaki dari tadi, mengingat ia tak membawa sepeser uang pun. Saat hari menjelang
sorepun Angel baru terbagun dari tidurnya, aku sempat heran kenapa ia bisa tidur selama itu,
apakah ia tidak tidur semalaman ini. Saat ia bangun, Angel langsung mandi dan tetap
memakai pakaian yang tadi.

Indah : Angel... kenapa kau masih memakai pakaian yang sama, aku akan menyiapkan baju
lain, tentu kau sanagt gerah memakai baju itum lagi.

Angel : sama sekali tidak, baju ini masih nayaman jika aku pakai. Santailah Indah, kau ta
perlu repot mengurus ku.

Indah : aku hanya takut kau merasa tidak nyaman di rumah ini.

Angel : bisa tidur dan berganti baju saja kau sudah merasa senang, dimana Indra? Apakah
dia belum pulang?

Indah : mungkin sebentar lagi, baiasanya jam 16.00 ia sudah berada di rumah, mungkin ia
masih singgah atau ada urusan lainnya.

Angel : oh begitu... ia sunggu lelaki yang bertanggung jawa, andai saja Irfan seperti indra
mungkin aku akan bahagia saat ini.

Indah : jangan bicara seperti itu, tuhan memberi mu musibah tentu saja sesuai kemampuan
mu, kau hanya perlu berdoa dan meohon kepada nya.

Angel : baik Indah, kau sungguh berhati besar. Aku banyak belajar dari mu.

Saat kami tengah berbicara Indra pun datang dan langsung masuk, karena pintu tak aku
tutup. Aku melihat wajah Indra yang sangat kelelahan, aku pikir Indra sedang banyak
kerjaan, tetapi aku tak mau melihatnya seperti itu. Aku langsung memeluknya dan berkata
bahwa aku mencintainya, karena biasanya setelah aku melakukan hal itu padanya Indra akan
kembali tersenyum. Dan benar saja, Indra langsung tertawa kembali. aku sangat senang
melihat wajah Indra, saat kami asik bertatapan pun kami melupaka Angel. Aku langsung
melepas pelukan Indra, aku berkata kepada Angel bahwa kami sudah biasa seperti itu untuk
saling menyemangati. Dan Angel pun hanya tersenyum dan berkata bahwa kami pasangan
yang serasi tak heran kami terlihat sangat cocok. Mendengar perkataan Angel aku merasa
semakin bahagia, banyak sekali yang menggangap aku dan Indra pasanagn yang serasi. Aku
pun langsung menyuruh Indra untuk mandi, dan aku langsung menyiapkan makan malam
untuk kami berempat, Anggara ku biarkan main bersama Angel. Angel terlihat bahagia,
terhapus sudah wajah sedinya tadi pagi. Terlihat kini ia sudah ceria seperti Angel yang ku
kenal dulu, saat setelah makan malam aku dan Indra pergi untuk membeli keperlua ruamah,
aku meninggalkan Angel dan Anggara. Aku berkata bahwa kami akn membeli keperluan
dapur, dan yang sebenarnya aku dan Indra membelikan beberapa pakaian seperti baju dan
dalaman untuk Angel, karena tubuhku setelah melahirkan ini tak lagi langsing seperti dulu,
mungkin Angel akan merasa aneh memakainya nanti.

Saat kami sampai rumah pun, aku langsung masuk ke dalam kamar Angel dan aku
memberinya pakaian yag kubelikan tadi. Angel sebenarnya tak mau menerima semua ini
tetapi aku juga tak tega jika ia membelinya sendiri dengan harus menjual handphonye. Aku
juga tau jika Angel sama sekali tak ingin kembali ke rumah nya karena takut jika Irfan akan
membuat keributan kembali dengannya.

Angel : Indah, kenapa kau sampai membelikan ku baju? Aku bisa memaki baju lamamu, itu
saja sudah bagus tak perlu kau sampai repot membelikanku baju segala.

Indah : aku ak merasa rpot sama sekali, anggap saja aku sedang membelikan saudara
perempuan ku baju, kau tinggal pakai saja besok, dan malam ini kau istriahat lah.

Angel : aku benar-benar akan berhutang besar kepada kau dan Indra, setalah ini aku harus
membalas budi baik kalian berdua.

Indah : dengan terus menjadi sahabat baik untuk ku, kau telah membalas semua ini.

Aku pun kembali ke kamar aku dan Indra, aku melihat Indra sedang memeluk Anggara,
aku sempat bertanya kenapa Anggara disini, dan Indra hanya bilang jika ia ingin bersama
Anggara. Melihat mereka yang sedang asik pun aku langsung berbaring dismping mereka,
aku juga memeluk Anggara si buah hati kami yang sangat kami sayangi. Aku berkata kepada
Indra jika aku ingin keluarga kita bhagia seperti ini terus tanpa ada masalah dan kekacauan,
aku ingin kita selalu bersama-sama. Indra pun membalas perkataan ku, tenanglah Indah
hanya maut yang akan memisahkan kita, aku berjanji aku selalu menyayangi kalian, selalu
memberikan yang terbaik utnuk kali berdua tak akan aku biarkan kalian bersedih. Kata-kata
Indra bagaikan semangat bagiku, aku semakin yakin bahwa cinta Indra untuk kami tak akan
pernah pudar. Tak lama setelah itu kami pun tidur bertiga, aku sengaja tak memindahkan
Anggara di kamarnya, karena aku rasa Indra masih ingin bersama Anggara malam ini. Kami
tidur dengan sangat nyenyak terbukti hingga pagi tak satupun dari kami yang terbangun di
malam hari.

Saat setelah kami sarapan pun Indra bergegas berangkat ke kantor, karena sebenarnya ia
sudah terlambat pagi ini, aku pun tak sempat membetulkan dasi Indra, padahal aku sudah
melihat dasi itu tak rapi, tatapi karena Anggara sedikit rewel pagi ini aku tak sempat menegur
Indra karena dasinya itu. Dan yang membuat aku sangat kaget adalah Angel yang tiba-tiba
mengejar Indra dan berkata bahwa dasinya tidak rapi aku pikir Angel hanya menegur saja
tetapi ia juga langsung memperbaiki nya di depan ku, aku awalnya sempat kaget dan merasa
cemburu tetapi di dalam hatiku selalu berkata bahwa Angel sudah seperti saudara ku sendiri
tak mungkin ia tega ingin mengambil Indra dari ku, saat setelah ia memperbaiki dasi Indra
dan terjadi tatap-tatapan beberapa detik itu Indra langsung meninggalakan rumah, dan aku
belum sempat menyalami tangannya pagi ini. Sebenarnya aku sedikit kecewa dengan tingkah
Angel, tetapi aku tak enak menegurnya. Saat Angel kembali duduk di meja makan ia pun
smepat meminta maaf kepada ku karena perlakuannya yang lancang tadi.

Angel : Indah?? Apa kau marah atas perlakuan ku tadi??

Indah : tentu saja tidak, tenanglah aku tak merasa marah sedikit pun.

Angel : aku hanya terbiasa saja memperbaiki dasi Irfan sebelum berangkat kerja, makanya
tadi aku langsung saja memperbaiki dasi milik Indra tanpa memikirkan perasaan mu.

Indah : sudahlah, harusnya aku berterimakasih kepada mu karena telah membantu ku pagi
ini. Silahkan lanjutkan makan mu, aku akan memandikan Anggara dulu.

Aku pun meninggalkan Angel sendirian di ruang makan kami, aku mungkin terlalu
cemburu melihat hal tadi, harusnya aku ingat bhawa Indra tidak mungkin akan menghianati
aku bahkan tega berpaling dengan sahabat ku sendiri. Aku pun memandikan Anggara dan
mengajaknya bermain bersama Angel agar kami dapat melupakan hal yang terjadi tadi pagi.
Aku senang Angel dan Anggara semakin dekat, karena Anggara termasuk anak yang susah
jika diajak bermain oleh orang yang tidak dikenalnya.
Sudah hampir dua bulan Angel tinggal bersama aku dan Indra, aku semakin merasa
bahwa kami sudah seperti satu keluarga, Anggara sudah semakin sayang kepada Angel
bahkan Anggara sudah sering tidur bersama Angel, dan hal ini membuat Indra bertanya
kepada ku apakah aku sudah jarang bersama Anggara, kenapa ia terlihat lebih sayang kepada
Angel daripada aku. Setiap kali aku mengingat pertanyaan Indra aku mulai berpikir bahwa
semakin hari Angel serasa mengambil sedkit demi sedikit kebahagiaan yang aku miliki, ia
juga seringkali berbicara berdua saja bersama Indra, dulunya jika Indra tak melihat ku
sebentar saja ia akan mencari ku tetapi sekarang ia sudah mulai terbiasa jika aku hanya di
kamar saja, aku merasa ia sekarang lebih senang bersama Angel dariapada aku, sebenarnya
aku tak mau berpikiran buruk terhadap Angel, bagaimanapun dulu aku yang
mempersilahkannya masuk ke dalam rumah ini. Waktu sore itu sempat bertanya kepada
Angel apakah ia ada rencana untuk pulang ke rumahnya atau tidak, tetapi Angel terlihat tak
terlalu memperdulikan pertanyaan ku, atau mungkin ia tersinggung.

Indah : Angel, apakah kamu tidak ada niat untuk kembali ke rumah dan kembali bersama
Irfan?

Angel : aku masih belum bisa melupakan perkelahian kami waktu itu, aku masih trauma.
Sudahlah aku senang bisa tinggal bersama mu disini bersama Anggara dan Indra.

Indah : tapi bukankah tidak baik jika kau meninggalkan suami mu sendrian?? Saat ini Irfan
pasti sedang memikirkan mu

Angel : dia tidak akan pernah memikirkan ku, buktinya saja ia tak pernah datang mencari ku.
Itu tandanya ia memang sudah tak mencintai aku lagi.

Indah : bagaimana bisa Irfan menghubungi mu jika kau mengganti nomor handphone mu

Angel : apa kau berusaha mengusirku Indah???

Indah : sama sekali tidak, kau jangan salah sangka Angel. Aku hanya berniat baik agar kau
dapat hidup rukun lagi bersama Irfan.

Saat itu Angel hanya diam saja, dan melihat ku secara sinis aku merasa tidak enak padanya
apakah mungkin kata-kata ku terlalu kasar sehingga ia berpikir bahwa aku berusaha
mengusirnya. Ahh.. sudahlah aku hanya berniat baik dan berusaha hidup seperti dulu tanpa
ada percecokan kecil denagn Indra. Tapi alangkah terkejutnya aku saat Indra pulang ke
rumah ia sama sekali tak menegurku, bahkan saat kami makan bersama ia hanya berbicara
kepada Angel saja, aku merasa seperti orng asing disini. Saat aku bertanya kepada Indra
apakah ia ingin menambah makan, Indra sama sekali tak menggubris ku, ia lebih senang
meminta bantua Angel untuk mengambilkan nya lauk lagi. Aku pun dengan segera
menyelesaikan makan, padahal aku belum kenyang tetapi melihat keadaan ini aku sama
sekali tak nafsu makan, aku langsung menggendong Anggara dan membawanya ke kamar,
aku berniat tidur di kamar Anggara malam ini, tetapi aku juga tidak tega jika membiarkan
Indra tidur sendirian, bagaimanapun aku harus menyiapkan kebutuhannya esok pagi. Saat aku
kembali ke kamar tidur ku, aku melihat Indra sedang baring. Saat aku kembali ke dapur, meja
makan sama sekali tak dibersihkan, aku pikir Angel akan membantu ku tetapi ia langsung
saja masuk kamarnya dan tidur, sampailah jam 21.30 aku baru selesai membereskan dapur
dan emncuci piring. Saat aku kembali ke kamar aku melihat Indra belum tidur juga, aku pikir
Indra sengaja menunggu ku untuk tidur bersama-sama. Tetapi waktu aku barus saja
merebahkan badanku di atas kasur, Indra langsung bertanya kepada ku dengan nada sedikit
kuat, tak seperti biasanya ia berbicara.

Indra : kenapa kau ingin Angel pergi dari rumah ini?

Indah : aku tak berniat seperti itu sama sekali, aku hanya ingin berusaha membantunya
dalam menyelesaikan permasalahannya. Kau jangan ikut salah paham seperti Angel.

Indra : kau harus bisa menjaga kata-kata mu jangan sampai Angel merasa tak nyaman di
rumah ini.

Indah : baiklah, aku janji tidak akan mengulangi nya lagi. Kau tidurlah, agar besok kau tidak
kesiangan lagi.

Indra pun langsung tidur dan membelakangi ku, seolah-olah ia tak ingin melihat wajahku
lagi. Entah perkataan ku begitu kasar ataukah Angel dan indra memang sedang dekat
sehingga pikiran mereka sama, bahwa aku sebenarnya tak ingin Angel berada disini. Aku pun
memilih untuk tidur, aku tak sanggup jika harus memikirkannya, terlebih aku takut jika Indra
akan marah kepada ku nanti tentunya ini akan membuat semua menjadi lebih rumit lagi. Saat
besok pagi aku terbangun, aku melihat jam sudah pukul 07.00 aku langsung saja berlari
menuju ke dapur, aku melihat makanan telah siap dan Indra tak ada di rumah lagi, aku pun
bartanya kepada Angel apakah Indra sudah berangkat kerja, dan Angel menjawab bahwa
Indra sudah berangkat dan ia yang menyiapkan sarapan pagi ini karena aku tak bangun-
bangun dari tadi. Angel berkata bahwa ia kasihan kepada Indra yang ingin sarapan tetapi tak
ada makanan, hatiku benar-benar hancur saat ini mendengar semua perkataan Angel. Aku
hanay berusaha membuat semua keadaan ini menjadi lebih baik, tapi seakan semua ini
menjadi lebih rumit lagi. Aku hanya bisa pasrah saja jika nanti saat Indra pulang ia akan
marah lagi kepada ku, aku pun segera mencari Anggara karena aku tak melihatnya di meja
makan, saat aku kembali bertanya kepada Angel lagi-lagi ia telah melakukan semua tugas ku,
mulai dari menyiapkan Indra sarapan dan memandikkan Anggara. Di dalam hatiku, aku
berpikir akan mendapatkan masalah aku telah lalai mengurus suami dan anakku.

Siang itu aku tengah asik menonton bersama Anggara, aku melihat Angel telah siap
dengan baju yang sedikit seksi, sepertinya ia akan pergi entah dengan siapa. Saat aku
bertanya padanya ia hanya berkata bahwa ia akan menemui temannya, aku pun hanya
mengiyakan saja. Aku hanya berpesan pada Angel untuk berhati-hati dan jangan mudah
percaya pada orang yang baru ia kenal. Angel pun pergi dengan menaiki taksi yang sudah
dipesannya, aku sedikit bingung bukankah Angel tak punya uang sepeserpun bahkan untu
makan saja mungkin ia tak punya, tapi aku juga berpikir positif bahwa mungkin saja teman
yang ingin dijumpai nya yang akan membayar semua ongkos Angel. Aku hanya berusaha
berpikir positif terhadap Angel, karena ia adalah teman baikku dan posisi Angel saat ini
sedang dalam kesusahan. Aku pun menunggu Angel dan Indra pulang hingga larut malam,
bahkan aku telah menyiapkan makan malam untuk mereka. Akhirnya mobil Indra pun sampai
di depan rumah kami, aku melihat Angel keluar dari dalam mobil itu, aku sedkit curiga
kenapa mereka bisa pulang bersama-sama. Tapi aku tak banyak bicara aku pun menyambut
mereka datang, dan langsung mengajak mereka makan dan tak lupa aku bertanya kepada
mereka kenapa bisa pulang bersamaan.

Indah : kamu sudah pulang Ndra?? Kenpa kalian bisa berdua, apa bertemu dijalan?

angel : aku menelpon Indra tadi, aku memintanya untuk menjemputku agar aku bisa pulang
bersama, soalnya aku tak ada ongkos untuk pulang ke rumah.

Indah : oh begitu, ya sudah silahkan makan. Aku telah menyiapkan makan dari tadi, kita
bisa makan bersama.

Indra : aku sudah kenyang tadi sudah makan di jalan.

Angel : iya aku juga, tadi kami sempat mampir di rumah makan padang jadi aku juga sudah
kenyang.
Indah : ba..baiklah... aku akan makan sendiri kalau seperti itu.

Aku semakin merasa aneh dengan tingkah mereka berdua, terutama dengan sikap Indara
yang begitu cuek kepada ku. Mungkin ini semua akibat kejadian tadi pagi karena aku tak
menyiapkan semua keperluannya, jadi Indra masih merasa kecewa denagn ku. Hari-hari
berlalu dengan suasana seperti ini, sikap Indra yang sanagt cuek, Angel yang sama seklai tak
pernah membantu ku, bahkan kejanggalan saat Angel selalu pergi disiang hari dan selalu
pulang bersama dengan Indra. Aku yang tadinya tak menyimpan rasa curiga sedikit pun
lama-lama mencium bau perselingkuhan diantara mereka, aku sudah berusaha membuang
pikiran kotor iru tetapi saat melihat tingkah mereka aku semakin yakin jika mereka
menyimpan hubungan gelap dibelakang ku. Terutama saat malam itu, aku yang tertidur lebih
awal di kamar ditinggal oleh Indra dan Angel pergi, bahkan mereka membawa serta Anggara.
Aku terbangun saat jam 23.00 aku melihat seisi rumah tak ada orang sdikit pun, aku berusaha
menelpon Indra, tetapi tak mendapat jawaban sama sekali, da saat mereka pulang aku yang
bertanya kepada mereka dari manakah merek, dan aku hanay mendapat jawaban yang sanagt
menyakitkan dari Indra, ia berkata bahwa mereka habis jalan-jalan dan tidak mengajak ku
karena aku sudah tidur. Dan ini kesekian kalinya jawaban Indra yang membuat hatiku hancur,
mengapa ia dengan mudahnya pergi bersama wanita lain dan meninggalkan aku di rumah
sendirian. Walaupun Angel adalah teman baik yang sudah aku anggap sebagai saudara tetapi
hal itu tetap akan membuat hatiku sakit. Mereka dengan santai masuk kamar tanpa bertanya
bagaimana keadaan ku, aku merasa menjadi tamu di rumah ini. Semuapekerjaan yang
dulunya aku lakukan, kini telah dilakukan oleh Angel, bahkan sampai mengurus Anggara
semua telah dilakukan Angel.

Aku semakin bertekat jika aku harus mencari tentang kebenaran dari semua ini, aku
harus mengetahui sebenarnya ada apa dibalik kedekatan Indra dan Angel, ataukah ini semua
hanay pikiran kotor ku saja yang terlalu cemburu karena Indra semakin dekat dengan Angel.
Siang itu seperti biasa Indra sedang di kantor, dn Angel pun selalu ijin karena ingin menemui
temannya. Aku hanya bersama Anggara saja di rumah, aku bermain bersama Anggara
sesekali aku bertanya kepada dia dan emngajaknya bicara, Anggara sudah paham jika diajak
berbicara hanya saja kata-kata yang keluar tak sesempurna orang dewasa.

Indah : Angga sayang ibu ngak?

Angga : sayang ibuk....


Indah : kemarin kemana sama ayah dan tante Angel? Jalan-jalan ya?

Angga : alan-alan ke mollllll..... sama ayah, sama ante Angel

Indah : Angga beli apa di mall? Beli ice cream ya?

Angga : beyi ice, beyi kueh....

Indah : terus kemana lagi?

Angga : puyang... ayah cium ante Angel di mobil, ayah sayang ante Angel.

Mendengar perkataan dari mulut Anggara saat itu, hatiku merasa seperti tertusuk pisau
tajam. Rasa sakit yang luar biasa aku rasakan, aku awalnya tak yakin apa yang dikatan oleh
Anggara, tetapi anak sekecil Anggara tak mungkin berpikir utnuk berbohong. Apalagi
mengenai ciuman yang diberikan Indra kepada Angel. Aku hanya bisa bersabar dan berusaha
menutupi wajahku karena aku tak mau Anggara tau bahwa aku sedang menangis, pasti ia
akan bertanya-tanya kepada ku dan akan berkata kepada ayahnya Indra. Aku tak mau
masalah ini menjadi lebih rumit lagi, sudah cukup aku mengetahui jika mereka memang
benar memiliki hubungan di belakang ku. Aku hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk
memberikan pelajaran kepada mereka, tetapi aku tak ingin kasar. Aku ingin mereka sadar,
dan aku tak ingin kembali kepada Indra, karena Indra telah banyak berbohong bahkan
mengenai rasa cinta dan sayangnya kepada ku. Aku jadi ingat terhadap ucapan oarang-orang
jika tahun ganjil di pernikahan akan sering mendapat masalah, sekarang aku Cuma dapat
terdiam dan menunggu semua ini menjadi lebih baik atau menjadi semakin hancur.

Indra dan Angel selalu pulang bersaa dan jam pulang mereka sangat larut malam, dan
yang lebih membuat ku sakit adalah mereka tak pernah lagi makan malam bersama kami,
mereka selalu menyempatkan diri untuk makan malam berdua saja di luar. Sehingga masakan
yang telah aku siapkan akan sia-sia saja, seolah aku cukup masak untuk akudan Anggara saja,
sejak Anggara berkata seperti itu aku tak lagi membiarkan Anggara terpiah dariku, aku akan
selalu ada disampingnya. Karena aku tak mau Anggara lebih dekat lagi dengan Angel dan
bahkan sayang kepada Angel, karena aku tak ingin anak ku satu-satunya pergi juga dari
kehidupanku sama seperti ayahnya. Dan semakin hari Anggara pun semakin jauh dari Indra,
ia tak lagi mau jika berlama-lama dengan Indra, bahkan ia juga sekarang benar-benar tak
ingin dekat dengan Angel. Aku merasa menjadi pemenang, walapun dari bagian hidupku
yang hilang tetapi masih ada satu yang membuat ku mampu bertahan sejauh ini, aku juga tak
lagi memperdulikan sikap mereka, aku seolah selalu mengalah dan bahkan tak banyak
bertanya jika ada kejanggalan dari tingkah Indra dan Angel. Mereka pun semakin berani
dekat di depan ku seolah mereka ingin aku tau bahwa mereka saat ini saling mencintai, dan
tak perduli akan status mereka masing-masing. Aku pun sudah menyusun rencana untuk
mendapatkan bukti secra langsung, aku memesan taksi untuk mengikuti kemana perginya
Angel. Aku pun meminta bantuan tetangga ku untuk menjaga Anggara, karena aku takut ia
mencari ku saat ia bangun tidur nanti. Saat Angel sedang bersiap untuk pergi aku pun juga
memesan taksi yang kuberikan alamat tetangga di samping rumah ku agar saat Angel melihat
ada taksi ia akan mengira bahwa itu adalah pesanan tetangga ku, dan saat ia pergi aku juga
langsung mengikutinya dari belakang. Aku melihat taksi yang digunakannya mengarah ke
jalan Gadjah Mada, dan menuju ke hotel Harris. Aku pikir bahwa Angel akan janjian bersama
teman di hotel, tetapi aku melihat bahwa Indra telah emnunggu nya di hotel tersebut. Aku
sebenarnya sudah tak heran dan kaget lagi karena aku sudah berusaha menahn emosiku
ketika aku melihat kejadian ini nanti. Aku pun langsung ikut masuk ke dalam hotel tersebut,
aku melihat mereka bergandengan masuk ke dalam hotel itu, mereka tampak serasi bahkan
sudah seperti sepasang suami istri yang baru menikah.

Aku pun langsung menanyakan kepada bagian administrasi apakah mereka sering ke
sini, awalnya admin hotel ini tak mau memberikan keterangan tentang Indra dan Angel tetapi
aku terus meminta bantuan agar diberikan keterangan tentang mereka, admin hotel ini pun
akhirnya luluh ia berkata bahwa memang benar pasangan ini seringkali datang bersama
bahkan dua hari sekali mereka pasti datang, kami para bagian administrasi bahkan sempat
heran kepada mereka, karena mereka mengaku telah menikah tetapi seringkali ke hotel,
apakah mereka tidak punya rumah di Pontianak ini, begitulah keterangan yang aku dapatkan
dari administrasi hotel itu. Aku menunggu mereka berdua hingga malam, bahkan taksi yang
aku pesan heran kenapa aku menunggu seseorang di dalam mobil. Saat telah malam, mereka
pun keluar dari hote tersebut aku langsung memotret moment ini dengan cepat, dan langsung
pulang. Karena aku sudah lama sekali meninggalakan Anggaa hingga malam, sebenarnya
bukti yang aku punya ini masih kurang, tetapi karena memikirkan anakku maka aku dapat
melanjutkan ini besok saja. Saat aku sampai di rumah, aku masih seperti biasanya seolah tak
ada masalah, dan tak heran jika mereka pulang bersamaan. Aku tak lagi tidur bersama Indra,
aku lebih sering tidur di kamar bersama Anggara akhir-akhir ini, Indra sempat bertanya
kenapa aku tak tidur dikamar tetapi aku hanya berkata bahwa aku ingin menemani Anggara
saat tidur, aku tak ingin jauh darinya.
Sudah hampir dua minggu aku mengikuti kemana pun mereka pergi, mereka sangat setia
kepada hotel Harris itu, aku mendapatkan banyak foto sebagi bukti bahwa mereka telah
menghianati ku selama ini, dan tak sampai sisitu saja. Aku juga mengikuti mereka pergi
makan malam, aku dengan cepat mengambil foto saat mereka bersama. Dan malam itu aku
kembali tidur bersama Indra, malam itu Indra banyak bertanya kepada ku dana ku pun
menjawab semua perkataannya dengan sangat baik.

Indra : Indah..bagaimana perkembangan Anggara??

Indah : kau seringkali pulang larut malam sekarang, jadi kau tak punya waktu banyak
bersama Anggara, tetapi aku dapat menceritakan perkembangannya, ia sekarang
semakin pintar, ia banyak membantuku, ia bahkan semakin sayang dan tak mau
berpisah dariku.

Indra : benarkah??? Ia pasti sangat kepadamu bukan, kau ibu yang sangat baik bahkan kau
mampu mengurus Anggara hingga menjadia nak yang sangat cerdas saat ini.

Indah : itu sudah tugas ku, aku memang harus menjadi ibu yang cerdas dan wanita yang
baik-baik.

Indra : benar sekali, sudahlah mari kita tidur aku sudah sangat lelah.

Indah : hmm sebenarnya aku ingin bicara suatu hal kepada mu, tapi yasudahlah besok pagi
saja.

Indra : apa??? Ayolah aku belum mengantuk, kau ingin bicara apa??

Indah : aku ingin merayakan hari pernikahan kita yang ke lima, kan tinggal tiga hari lagi.
Aku ingin mengundang keluarga kita, dan tetangga sekitar, bagaimana menurutmu?

Indra : aku terserah padamu saja, asal kau bahagia aku akan mendukung mu.

Indah : baiklah, akan kubuat acara yang sederhana untuk mengingat usia pernikahan kita.

Aku merasa sangat lega, Indra mau mendukung acara yang akan aku buat aku telah
menyiapkan berbagai kejutan untuk acara nanti. Aku hanya berharap semoga acara ini akan
berjalan dengan lancar, dan dapat membuat Indra dan Angel sadar bahwa aku bukanlah
wanita lemah yang begitu mudah tertipu oleh sandiwara mereka. Saat keesokan harinya aku
pun berbcara tentang niat ku ini kepada Angel, terlihat wajah Angel yang tidak terima dengan
rencana ku, mungkin dia cemburu karena acara ini akan dihadiri keluarga kami yang nantinya
akan mendoakan hubungan kami ke arah yang lebih baik. Aku pun tak lagi memikirkan
perasaan Angel, karena dia juga sudah merebut kebahagiaan ku dan anakku saat ini, ia telah
tega mengambil cinta suami ku sendiri bahkan setelah aku membantunya untuk menenangkan
pikirannya, aku merasa telah salah menerimanya masuk ke dalam rumah kami dan
menghancurkan kebahagiaan yang telah kami bina selama empat tahun ini. Sungguh Angel
adalah wanita jahat yang pernah aku kenal, aku tak pernah menyangka sebelumnya aku akan
ditikam sekuat ini dari belakang. Aku sengaja memberitahu Angel mengenai rencana acara
ini, karena aku yakin jika aku memberitahu kepada Angel tentang rencana ini dia dan Indra
pasti akan menghabiskan waktu terlebih dahulu di hotel, karena malamnya mereka tak dapat
berduaan di depan para tamu dan keluarga kami.

Dua hari ini pun aku tak tampak mempersiapkan apapun, bahkan Indra sempat bertanya
bagaimana dengan acara yang akan aku buat. Tetapi aku berkata bahwa aku telah menyewa
semua peralatan dan memesan makanan yang sangat banyak untuk acara ini nanti, Indra pun
mempercayai semua ini kepada ku. Ia hanya meminta ijin karena tak dapat emmbantuku
menyiapkan acara ini, aku tak perlu mendengarkan alasan yang diberikan oleh Indra, karena
tentu saja ia harus menghabiskan waktu mersama Angel di hotel lengganan mereka berdua.
Aku hanya berkata kepada Indra bahwaacara ini agak sedikit malam, dan aku yakin mereka
bedua akan lebih santai saat pulang ke rumah nanti. Dan hari yang aku tunggu pun datang,
tepat tanggal 21 Juni 2016 ini aku dan Indra telah mengikat janji suci pernikahan selama lima
tahun, dan akan menjadi hari yang paling bersejarah juga kami hubungan kami kedepannya,
aku telah menghubungi seluruh keluarga kami, dan para tetangga terdekat sudah kuundang
sau persatu, mereka semua memberikan ucapan selamat kepada ku, tetapi bagiku ucapan itu
tak ada artinya karena sesungguhnya hatiku telah hancur dan tak lagi bisa kembali seperti
dulu saat aku baru mengenal Indra. Malam pun datang aku melihat banyak keluarga kami
yang datang, dan para tetangga yang sduah menunggu acara ini dimulai. Tetapi aku masih
menunggu Indra dan Angel tiba di rumah, karena acara ini sesungguhnya aku berikan kepada
mereka berdua. Dan saat mereka sampai di rumah pun aku langsung membuka acara ini, aku
mebuat kata sambutan kepada para tamu serta keluarga kami. Dan setelah itu dilanjutkan oleh
Indra, aku merasa jijik didekat Indra karena aku tau pasti bahwa ia baru saja berhubungan
dengan Angel. Dan saat ditengah-tengah acara berlangsung aku menarik perhatian para yamu
undangan dengan berkata menggunakan microfon dari lantai atas rumah kami.
Indah : kepada suami saya tercinta yaitu Indra Wibowo, dan keluarga besar yang sangat saya
hormati, serta tamu undangan lainnya. Didunia ini saya memiliki banyak sekali orang-
orang yang berarti bagi hidup saya, orang tua, anak saya, yang paling uatama adalah
Indra dan Angel sahabat baik saya, kenapa? Karena mereka semua banyak sekali
mengubah hidup saya, terutama untuk Indra dan Angel yang telah membuat saya
menjadi wanita yang lebih cerdas, lebih kuat, bahkan lebih sabar lagi. Maka dari itu
saya memberikan kalian berdua hadiah yang sangat spesial ini.

Orang-orang mulai merasa penasaran dengan hadiah yang aku maksud mereka merasa
bahwa aku wanita yang sangat romantis, terlihat dari wajah para tamu yang sudah tak sabar
lagi untuk melihat hadiah yang akan aku berikan, dan wajah Angel yang menatap ku dengan
penuh kebahagiaan, ia melihat ku terus dan sambil menggenggam tangannya didepan dada,
seolah-olah ia sedang berharap sesuatu yang baik dan Indra yang melihatku dengan penuh
tatapan cinta. Aku pun hanya membalas mereka dengan senyuman yang sangat manis bagiku,
dan tanpa membuang waktu lama aku langsung menyuruh karyawan tempat aku memesan
dekorasi ruangan untuk acara ini menari tali untuk menaikkan tirai putuh bersih itu keatas
secara perlahan, terlihat sedikit demi sedikit foto kemesraan Indra dan Angel yang sengaja
aku cuci dengan sangat besar, bahkan semua foto itu ku tempel mengelilingi seluruh tamu
undangan, sehingga semua mata dapat melihatnya. Orang-orang bahkan keluarga ku yang
tadinya diam mulai berbicara dan berbisik, aku pun langsung berbicara dengan microfon
kembali untuk menjelaskan semua yang terjadi saat ini.

Indah : inilah hadiah spesial dariku untuk kalin berdua, aku telah mengikuti kalian selama
ini, aku telah berusaha sabar demi anakku tetapi semakin aku diam, maka kalian
semakin senang. Aku tak dapat lagi melanjutkan pernikahan ini, aku tak dapat hidup
dengan para penghianat!

Indra : apa-apaan ini??? Indah berhenti bergurau, apa maksud semua ini???

Indah : sudahlah Indra, nikamati sajalah buah yang kau tanam selama ini

Angel : Indah??? Kenapa kau tega mempermalukan kami???

Indah : Angel??? Kenapa kau tega merebut kebahagiaan ku selama ini?? Tidakkah kau
berpikir nasib ku dan anakku ini???
Seketika ayahku menyuruh para tamu untuk pulang, acara ini menjadi sangat kacau
tetapi aku juga sangat senang karena telah berhasil memberikan pelajaran kepada Indra dan
Angel, mungkin inilah hal yang paling berani yang pernah aku lakukan, tetapi aku juga tak
dapat menahan rasa sakit ku selama ini, aku langsung terduduk bersama Anggara yang tengah
aku gendong, ibuku langsung naik keatas dan memelukku dengan erat, aku tak lagi melihat
kejian pada saat itu hanyalah aku medengar bunyi tamparan keras plakkkk!!!! pergi kau
dari rumah ini!!!. Aku tak tau siapa yang telah diusir dari rumah ini, yang aku tau hanyalah
aku sedang memeluk ibu dan anakku. Saat aku melepas pelukan ibuku aku sempat mlihat
kebawah bahwa Indra sedang berdiri di bawah dan sedang menerima tamparan keras dari
ayahnya plakkkk!!! Plakkkkk!!! tamparan dipipi Indra itu cukup membuatnya terjatuh,
ayah Indra sangat marah saat itu. Aku tak lagi mendengar apapun karena ibu membawa ku
masuk kedalam kamar, aku dan Anggara sama-sama menangis saat itu, aku merasa bahwa
Anggara tau betapa sakitnya hatiku saat itu, aku bahkan sampai tertidur karena kelelahan
menangis. Saat aku terbangun pukul 03.00 pagi, aku melihat rumah ku telah dibersihkan. Dan
banyak sekali tas yang sudah dibereskan, aku tak tau barang milik siapa didalam tas itu, aku
pun langsung masuk ke kamar dan melanjutkan tidur bersama Anggara dan Ibuku. Saat
paginya kira-kira pukul 06.00 aku dibawa oleh ayah dan ibuku pulang ke rumah kami di
Singkawang, itulah terakhir kalinya aku bertemu Indra. Bahkan ketika ia ingin menjenguk
Anggara, aku tak mau menemuinya lagi, dan Angel sama sekali tak pernah menghubungi ku
mungkin ia merasa malu kepada ku.

Anda mungkin juga menyukai