Anda di halaman 1dari 23

Apresiasi Karya Seni Rupa

Lukisan "TopengMalangan"Kampung Tridi Kota Malang

Oleh:

Abdul Khodir Jaelani

17 Mipa 3/01
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke pada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang
berjudul "Apresiasi Karya Seni Rupa Lukisan Kakak dan Adik Karya Basuki Abdullah". Atas
dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

•Bapak Ahdani Fajar S, S.Pd, selaku Guru Pendidikan Seni kami, yang banyak memberikan
materi pendukung, masukan, dan bimbingan kepada penulis.

•Kedua orang tua, ayah dan ibu yang telah memotivasi dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.

•Seluruh teman-teman kelas 17 MIPA 3 SMA NEGERI 1 MALANG yang telah yang telah banyak
memberi semangat dan masukan terhadap penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................... i

Daftar Isi..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan............................................................ 2

1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………..2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.Apresiasi Seni………………………………………………………………..
2.2.Kritik Seni……………………………………………………………………..
2.3.Objek Pengamatan………………………………………………………

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Apresiasi dan Kritik Seni Lukisan Topeng Malangan..................16

3.2 Alasan Pengenalan Objek Pengamatan………………………………………………………16

3.3 Mengapresiasi Karya Seni Lukisan Topeng Malangan.................................... 17

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan.................................................................... 18

4.2 Saran-saran.................................................................... 18

Daftar Pustaka..................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Apresiasi seni rupa adalah kegiatan yang banyak dilakukan di sekitar kita. Kegiatan tersebut mampu
memberikan suatu penghormatan kepada para seniman karena para pengamat dapat mengamati,
merasakan, dan menghormati keberagaman konsep dan variasi konvensi artistik eksistensi dunia seni
rupa.Namun masih banyak orang yang belum mampu mengapresiasi karya seni rupa dan menilai karya
seni hanyalah suata karya yang tidak jelas letak keindahannya.

Kritik seni bukanlah sebuah kecaman yang menyudutkan hasil karya atau penciptanya, serupa
dengan apresiasi seni namun cenderung menanggapi karya seni. Kritik seni merupakan kegiatan
yang fokus menunjukkan kelebihan atau kekurangan suatu karya. Keterangan mengenai
kelebihan atau kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama sebagai bahan
untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa
kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami (apresiasi) kemudian beranjak kepada
kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang
berkaitan dengan karya seni tersebut.

Pada makalah ini penulis mengambil objek karya seni berbentuk lukisan dinding (mural) ,yakni lukisan
Topeng Malangan Kampung Tridi Kota Malang.

Lukisan Topeng Malangan Kampung Tridi ini dipilih penulis supaya masyarakat mengapresiasi karya
tersebut dan mengenalkan tentang salah satu objek wisata di Malang yaitu Kampung Tridi dan
mengenalkan tentang budaya topeng malangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam analisis ini adalah sebagai berikut :

1.Apa yang dimaksud dengan apresiasi dan kritik karya seni lukisan mural "Topeng Malangan"di
Kampung Tridi?

2.Mengapa masyarakat Malang harus mengenal Kampung Tridi dan budaya Topeng Malangan?

3.Bagaimana apresiasi penulis terhadap lukisan mural "Topeng Malangan"di Kampung Tridi?

1
1.3 TUJUAN PENULISAN

1.Menambah pengetahuan pembaca tentang Apresiasi dan Kritik Seni Rupa

2.Mengenalkan pembaca tentang salah satu karya warga Kampung Tridi sebagai salah satu wisata yang
terkenal di Kota Malang.

3.Menambah wawasan pembaca mengenai apa itu budaya topeng Malangan.

4.Menambah wawasan pembaca mengenai lukisan dinding (mural)

1.4 MANFAAT

1.Mengenali lebih lanjut mengenai salah satu karya seni warga Kampung Tridi yaitu lukisan mural Topeng
Malangan.

2.membangun hubungan yang baik antara pelukis,karya, dan penikmat seni

3.Sebagai sarana edukasi yang dapat menambah wawasan mengenai apresiasi dan kritik terhadap seni
rupa

4.Meningkatkan rasa empati terhadap karya seni daerah setempat.

2
BAB II

Kajian Pustaka

A.APRESIASI SENI

◇ Pengertian Apresiasi Seni


Apresiasi mempunyai arti secara kamus besar berupa penilaian terhadap sesuatu. Sehingga
kegiatan apresiasi ini tidak hanya berhubungan dengan seni, tetapi apa pun yang memang dapat
diapresiasikan.

Sementara seni mempunyai arti secara kamus besar yaitu karya yang bermutu dan memiliki nilai.
Dari sini kita dapat mengambil bahwa apresiasi seni adalah penilaian terhadap karya seni. Pengertian
apresiasi seni lebih dalam lagi ialah penilaian terhadap karya seni mulai dari mengenali, memberi nilai,
hingga menghargai.

Bentuk dari apresiasi tersebut tentu berbeda-beda dari setiap individu yang menikmatinya.
Sebab sense of beauty yang dimiliki setiap individu juga berbeda. Kegiatan apresiasi tersebut juga
dilakukan untuk memberi nilai pada karya-karya seni yang telah diciptakan.

◇ Fungsi Apresiasi Seni


Apresiasi dalam seni memiliki manfaat atau fungsi. Seperti yang sudah disebutkan mengenai
pengertian dari apresiasi pada seni, terdapat kegiatan mengenali, memberi penilaian, juga menghargai di
mana akan memperngaruhi karya seni tersebut serta seniman atau pembuat seni yang terlibat.

Ada empat fungsi yang menjadi utama dan dapat kamu kenali agar lebih memahami mengenai
apresiasi pada seni. Keempat fungsi tersebut sebagai berikut.

1. Untuk Meningkatkan Kecintaan Terhadap Karya Seni

Fungsi pertama adalah untuk meningkatkan kecintaan terhadap karya seni. Atau dapat juga dikatakan
sebagai ‘sarana’ yang mampu meningkatkan rasa cinta terhadap karya seni khususnya karya seni yang
dibuat oleh anak-anak Indonesia.

2. Untuk Menciptakan Penilaian

Fungsi yang kedua adalah untuk menciptakan penilaian. Penilaian ini berupa sarana dalam menikmati,
memberi empat, mendapatkan hiburan, serta menambah wawasan dan pengetahuan atau edukasi.

3
3. Untuk Mengembangkan Kemampuan

Fungsi ketiga adalah untuk mengembangkan kemampuan. Kemampuan yang merupakan keanggupan
diri sendiri dapat berupa mampu menciptakan karya seni atau lain-lain. Sebagai penikmat seni yang
memberi apresiasi, terkadang banyak bagian dari kegiatan apresiasi tersebut yang mengasah
kemampuan.

4. Untuk Membangun Hubungan

Fungsi keempat atau terakhir ialah untuk membangun hubungan. Hubungan tersebut berupa hubungan
timbal-balik yang positif antara pembuat seni dengan penikmat seni.

◇ Tujuan Apresiasi Seni


Selain memiliki empat fungsi atau manfaat, apresiasi seni juga memiliki dua macam tujuan yaitu
tujuan pokok dan tujuan akhir. Tujuan pokok dari apresiasi pada seni berupa memperkenalkan atau
mempublikasi karya seni tersebut agar karya seni lebih dapat dinikmati oleh publik atau masyarakat
juga maksud serta tujuannya tersampaikan.

Terkadang sebagai penikmat seni yang memang sekadar penikmat, kita tidak langsung dapat
mengerti maksud dan tujuan dibuatnya karya seni tersebut. Nah, dengan adanya apresiasi seni maka kita
dapat lebih mudah mengerti maksud dan tujuannya. Sementara itu untuk tujuan akhir, ada tiga poin.
Ketiga poin tujuan akhir tersebut sebagai berikut.

○Mengembangkan nilai estetika karya seni

Estetika adalah kepekaan terhadap keindahan atau seni. Hal ini membuat kita lebih cepat menyadari
unsur seni pada karya seni.

○Mengembangkan daya kreasi

Selain estetika, tujuan akhir berikutnya ialah mengembangkan kreasi. Karena kita menjadi lebih peka dan
mengerti maksud dari karya seni, maka daya kreasi kita juga dapat bertambah.

○Menyempurnakan

Apresiasi pada karya-karya seni juga sebagai ‘penyempurna’ dari karya-karya seni itu sendiri.

4
◇ Tingkatan Apresiasi
Dalam apresiasi seni atau karya seni terdapat tingkatan-tingkatan yang mendeskripsikan
apresiasi seni tersebut. Tiga tingkatan dalam apresiasi seni meliputi Empatik, Estetis, dan Kritik. Berikut
penjelasan mengenai tiga tingkatan tersebut beserta contohnya.

○ Tingkat Empatik

Empatik dalam kamus berarti melibatkan pikiran dan perasaan. Tingkat apresiasi seni ini lebih berupa
tangkapan indrawi aatau tangkapan dari indera-indera.

Contohnya ketika mendengar sebuah karya seni musik, kita merasa nyaman dan betah mendengar karya
tersebut, lalu timbulah penilaian bahwa karya tersebut bagus.

○ Tingkat Estetis

Estetis dalam kamus merupakan penilaian terhadap keindahan tersebut. Tingkat apresiasi seni ini berupa
pengamatan dan penghayatan. Di tingkat ini kita sebagai penikmat seni memberi apresiasi yang lebih
pada pengamatan, bagaimana bentuk dari karya seni tersebut, atau mengapa karya seni tersebut dapat
menjadi karya seni. Contohnya saat menyaksikan pagelaran seni teater, kita berpikir bagaimana adega
tersebut dapat dibuat dan apa fungsi daria degan tersebut. Apakah pas dan bagus, atau tidak.

○ Tingkat Kritik

Kamu pastinya sudah dapat membayangkan bagaimana tingkatan pada tingkat apresiasi ini. Kritik di sini
dapat berbentuk klarifikasi, deskripsi, menjelaskan, menganalisis, evaluasi, hingga mengambil
kesimpulan.

Contohnya kamu dapat melihat juri-juri dalam ajang-ajang yang ada di televisi misalnya ajang bernyanyi.
Tingkat apresiasi mereka sudah berada di tingkat ini di mana akan memberi masukan, menilai dengan
tidak lupa memberi penjelasan, dan memberi evaluasi juga kesimpulan. Itu dia bagian-bagian dalam
apresiasi seni yang tidak dapat dipisahkan.

Ketiga poin tersebut adalah suatu tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan perasaan, penilaian,
dan rasa empati.

Bentuk rupa dari ketiga poin itu juga berbeda dan tergantung pasa masing-masing penikmat seni. Agar
kamu lebih mengerti lagi mengenai apresiasi dalam karya seni, di bawah ini ada beberapa contoh
apresiasi seni yang dapat kamu telusuri.

5
B.KRITIK SENI

♧Pengertian Kritik Seni


Kritik seni adalah kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan
kekurangan suatu karya seni. Salah satu keterangan kelebihan dan kekurangan ini untuk menilai
kualitas dari sebuah karya.

Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama dapat
mempengaruhi kualitas sebuah karya bahkan bisa berpengaruh pada harga jual karya tersebut.

Landasan yang harus ada sebelum menyampaikan kritikan:

•Pengalaman yang cukup dalam materi kritik;

•Keilmuan dan pengetahuan yang relevan;

•Menguasai penerapan metode kritik yang tepat;

•Menguasai media kritik (kebahasaan yang efektif dan komunikatif).

♧Fungsi Kritik
Fungsi utama dari kritik seni adalah menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa
antara seniman, karya, dan penikmat seni. Kritik dengan gaya bahasa tulisan maupun lisan
berusaha melakukan analisa, mengupas, dan diharapkan bisa memudahkan seniman dan
penikmat seni berkomunikasi lewat karya seni.

♧Jenis Kritik Seni


Ada 4 jenis kritik seni dimana setiap tipe nya mempunyai ciri khusus masing-masing.

1. Kritik Jurnalistik

Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau disampaikan secara
terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia
kesenian.Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran,
pementasan, konser, atau jenis pertunjukan lain.

6
2. Kritik Pendagogik
Tipe kritik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan
kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian.

Tujuannya terutama mengembangkan bakta dan potensi artistik-estetik peserta didik agar
mempunyai kemampuan mengenali bakat dan potensinya.

3. Kritik Ilmiah

Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam, dan
sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical judgment.

Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak. Jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap dikoreksi
oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.

4. Kritik Populer

Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik populer adalah
suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak ahli, terutama
dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.

♧Bentuk Pendekatan Kritik Seni


Pendekatan kritik seni rupa dibagi menjadi 3, berdasarkan titik tolak atau landasan yang
digunakan.

1. Pendekatan Formalistik

Kritik seni formalistik mengasumsikan bahwa kehidupan seni mempunyai dunia sendiri, artinya
terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami.Clive Bell (tokoh kritikus formalis)
berpendapat bahwa:“art is to be art, must be independent and self suficient“Kriteria kritik
formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah significant form, yakni kapasitas bentuk
seni yang melahirkan emosi estetis bagi pengamat seni.

2. Pendekatan Ekspresivisme

Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia. Kritik seni
ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi
secara efektif, intensif, dan penuh gairah.

3. Pendekatan Instrumentalistis

Teori seni instrumentalistis menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan
mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian.
Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada
manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa
kreasi artistik tidak terletak pada kemampuan seniman untuk mengelola material seni atau pun
pada masalah internal karya seni.

C.Objek Pengamatan
A. PENGERTIAN SENI LUKIS

Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang tercipta dari hasil imajinasi seniman
yang diekspresikan melalui media garis, warna, tekstur, gelap terang, maupun bidang dan bentuk.
Seni lukis disajikan dalam bidang dua dimensi, seperti kanvas, papan, kertas, dan lainnya. Karya
dari seni lukis ini disebut dengan lukisan.

B.JENIS-JENIS SENI LUKIS

•Berdasarkan Alirannya
1. Aliran Surrealisme

Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam
mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah
setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan
manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

2. Aliran Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-
bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini
adalah Pablo Picasso.

3. Aliran Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini
berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan
alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.Romantisme dirintis oleh
pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk
tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah
Raden Saleh.

8
4. Aliran Ekspressionisme

Adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek


emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan
musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi
daripada emosi bahagia.Pelukis Matthias Grünewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis.

5. Aliran Fauvisme
Adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang dimulainya era seni
rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran "fauve" (binatang liar) oleh Louis
Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon d'Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil
Blas edisi 17 Oktober 1905, halaman 2.Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris,
hingga Bordeaux. Kematangan konsepnya dicapai pada tahun 1906.

6. Aliran Realisme

Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang
bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya
sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan
nama India.

7. Aliran Naturalisme

Di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan setting alam.
Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi
atas kemapanan romantisme.Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss
Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salah satu
bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan
kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.

•Berdasarkan Media,Bahan,dan teknik.

a. Lukisan Cat Minyak (Oil Painting)

Lukisan cat minyak (oil painting) adalah lukisan yang menggunakan cat berupa tepung atau
pasta yang dilarutkan/dicampur dengan minyak (lijn oil). Salah satu pelukis Indonesia yang
menggunakan cat minyak dalam melukis adalah Ivan Sagito.

b. Lukisan Cat Air (Water Colour)

Lukisan cat air adalah lukisan yang menggunakan media cat air yang memiliki sifat transparan
(tembus pandang). Biasanya lukisan cat air disebut juga lukisan aquarel karena dilarutkan
dengan air.

c. Lukisan Pastel (Oil Pastel)

Lukisan pastel adalah lukisan yang menggunakan butiran pigmen warna yang telah dipadatkan
seperti batangan kapur. Cara melukisnya adalah dengan menggoreskan batangan ke atas
permukaan kertas bertekstur atau kanvas. Lukisan ini menghasilkan jejak-jejak tekstur yang tidak
rata.

d. Lukisan Arang (Conte)


Arang (conte) dapat menghasilkan lukisan yang berkesan gelap terang. Pengaturan nuansa
bentuk dan cahaya sangat menonjol dari lukisan ini. Lukisan arang tidak hanya berwarna hitam
saja, dewasa ini banyak dipakai warna-warna yang lain seperti merah bata, biru, coklat, krem,
dan hijau. Conte biasanya berbentuk serbuk tapi ada juga yang berbentuk batangan seperti pensil.
Cara penggunaannya biasanya digosok menggunakan kapas atau kuas.

e. Lukisan Al-Fresco

Lukisan Al Fresco termasuk jenis lukisan dinding (mural). Al Fresco sendiri mengandung arti
fresh atau segar. Teknik melukisnya dikerjakan dengan teknik tempera yang dibuat pada saat
tembokmasih dalam keadaan basah, kemudian dilapisi dengan “lepa” sehingga catnya mudah
meresap dan tahan lama. Lukisan ini berkembang pada zaman Renaisanse yang dilukiskan pada
dinding gereja. Salah satu seniman yang terkenal adalah Michaelangelo yang melukis pada
kubah gereja St. Pieters di Roma dan lukisan Raphael di Istana Vatican.

f. Lukisan Al Secco

Media yang digunakan untuk lukisan Al Secco sama dengan lukisan Al Fresco, namun lukisan al
secco dilukis setelah temboknya telah kering. Contohnya lukisan Leonardo da Vinci berjudul The
Last Super menghiasi gereja Santa Maria Delle Grazie di Milan (Italia).

g. Lukisan Tempera

Lukisan tempera adalah lukisan yang dibuat di tembok (mural). Setelah tembok kering, catnya
diaduk dengan bahan perekat, bahkan ada kalanya cat air dicampur dengan putih telur sehingga
hasilnya seperti cat minyak. Lukisan tersebut disebut juga Gouace. Lukisan tempera banyak
ditemukan di daerah Eropa. Lukisan ini menjadi hiasan dinding gereja dan istana. Puncak
kemegahan lukisan ini adalah pada zaman Renaisanse. Ada juga lukisan tempera yang dilukiskan
pada papan yangmelukiskan tokoh-tokoh suci Kristen yang dipakai sebagai penolak bala dan
jimat atau disebut lukisan Icon dan banyak ditemukan di Rusia.

10

h. Lukisan Azalejo

Lukisan azalejo adalah lukisan yang dikerjakan dengan cara menempel potongan dari suatu
bentuk tertentu sesuai dengan pola gambar. Teknik ini dahulu banyak dipakai dalam kesenian
Islam.

i. Lukisan Mozaik

Lukisan mozaik adalah lukisan yang menggunakan teknik menempelkan pecahan kaca, porselen,
butir mineral, batu berwarna atau biji-bijian yang disusun sesuai pola gambar. Biasanya
dilukiskan pada dinding bangunan, lantai, dan langitlangit..

j. Lukisan Intersia
Lukisan intersia tekniknya sama dengan mozaik, hanya bahan yang ditempelkan berupa kayu
tipis atau kulit kayu pada papan yang diberi warnawarni. Lukisan ini banyak ditemukan di
Jepang, Tiongkok, dan Swiss.

k. Lukisan Kolase (Collage)

Lukisan kolase adalah lukisan yang menggunakan teknik tempel, patri, las, ikat, renda, jahit, dan
jalin. Tema dan corak yang digunakan untuk membuat lukisan ini bervariasi. Media yang
digunakan bisa barang bekas seperti onderdil mesin, limbah papan, kulit kayu, kerang, kain
perca, bulu binatang, dan serat.

l. Lukisan Kaca (Glass Painting)

Lukisan kaca adalah lukisan yang dibuat dengan menempelkan bagian kaca yang satu dengan
kaca yang lain dengan bantuan timah. Kaca-kaca tersebut dibentuk dan ditempelkan sesuai
dengan pola tertentu dengan warna-warna yang beragam. Lukisan kaca berkembang pada Zaman
Ghotic di Eropa dan digunakan untuk menghiasi gereja-gereja Katolik. Lukisan kaca dapat juga
dibuat dengan cara dilukis dengan menggunakan cat minyak. Caranya adalah melukis terbalik
sehingga hasilnya berada di belakang kaca. Di Indonesia lukisan ini berkembang pesat di daerah
Trusmi Cirebon (Jawa Barat).

m. Lukisan Batik (Batik Painting)

Lukisan batik dibuat dengan cara hampir sama dengan membuat batik pada kain. Perbedaannya
terletak pada bahan dan alat yang digunakan. Jika membuat batik pada kain diperlukan kain, lilin
cair, dan canting, sedangkan membuat lukisan batik diperlukan kain dan cat berupa naphtol dan
indigoso. Hasil lukisan batik itu lebih ekspresif dibandingkan dengan batik yang dibuat dengan
menggunakan canting. Beberapa seniman yang menonjol dalam teknik ini di antaranya Amri
Yahya, Abas Alibasyah, Bambang Utoro, Bagong Kussudiarjo, dan Kuswaji Kawendro.

11

C. MEDIA SENI LUKIS

1. Bahan

Pada dasarnya setiap medium/bahan memiliki dua sifat dasar, yakni:Sifat fisik, yaitu medium
dapat dilihan dengan mata, permukaannya bisa kasar atau halus, keras, lunak, mudah pecah,
bersifat elastis, dan lainnya.

Sifat estetis, yaitu sifat keindahan yang dimiliki setiap medium berbeda. Nilai estetika lukisan
menggunakan media cat minyak tentu akan berbeda dengan lukisan yang menggunakan media
cat air.

Setiap bahan yang dipilih untuk karya seni lukis memiliki sifat dan karakter yang berbeda.Hal ini
tidak menunjukkan bahan yang satu lebih baik dibandingkan yang lain. Pemilihan medium tidak
menentukan artistik dan mahalnya suatu karya. Melainkan kreatifitas dan bakat seniman yang
lebih memepengaruhi kualitas karya yang dihasilkan.
2. Alat

Pemilihan alat yang baik ialah alat yang dipilih harus sesuai dengan medium yang digunakan.
Alat yang digunakan dalam seni lukis sama dengan peralatan menggambar pada umumnya,
yaitu cat air, pensil, cat poster, pensil warna, pastel, kuas, crayon, cat akrilik, dan lainnya.

D. FUNGSI SENI LUKIS

Seni lukis memiliki tiga fungsi utama, yaitu:

1. Fungsi Primer

Peran seni lukis sebagai fungsi primer ialah mengungkapkan perasaan dan ekspresi pribadi dari
seorang seniman lukis.

2. Fungsi Sekunder

Peran seni lukis sebagai fungsi sekunder maksudnya seni lukis tidak hanya sebagai ungkapan
ekspresi diri, melainkan juga untuk kepentingan pihak luar dan sarana komunikasi.

3. Fungsi Fisik

Karya seni lukis yang mengutamakan fungsi kegunaaannya dapat dijadikan sebagai penghias
ruangan tertentu untuk menambah nilai estetika ruangan.

12
-Kampung Tridi

Kampung Tridi yang berada di RT 1 – 4, RW 12, Kelurahan Kesatrian ini dulunya bersama Kampung
Juanda (Jodipan) di sebelahnya merupakan perkampungan kumuh di Kota Malang. Namun setelah ada
ide untuk pengecatan kampung Juanda di Jodipan dengan nuansa warna-warni, mendadak
perkampungan kumuh ini menjadi objek wisata yang terkenal dimana-mana. Hal tersebut menjadi
inspirasi bagi warga perkampungan di seberang sungai, Kelurahan Kesatrian, untuk menerapkan gagasan
mereka sebelumnya yang ngin menjadikan kampungnya sebagai kampung 3D. Eddy Supriyanto atau yang
lebih akrab disapa Edi Gimbal (kutipan wawancara bersama Kompas) merupakan penggagas utama dari
konsep kampung 3D ini. Disebut Tridi oleh karena dirasa lebih mudah disebut, sesuai dengan sebutan
orang Jawa.Awalnya Edi Gimbal dan temannya berangan-angan agar dapat menghadirkan gambar 3
dimensi (mural atau lukisan yang terlihat seperti memiliki bentuk/hidup) yang biasanya ada di tempat-
tempat wisata, hadir di tengah perkampungan warga. Beliau ingin agar gambar-gambar tersebut dapat
dilukis di dinding bangunan-bangunan, terutama fasilitas umum, baik itu di pinggiran gang maupun di
dalam perkampungan warga. Hal tersebut agar ada tempat wisata populer baru di kota Malang yang
mengusung konsep yang belum ada sebelumnya.》|Gambar 3 dimensi memancing ikan di Kampung
Tridi (3D) Malang.Ide ini diusulkan kepada ketua RW setempat dan ternyata bisa saja direalisasikan.
Pendanaan juga berasal dari uang kas mereka, seperti yang dikutip dari Kompas. Oleh karena pihak
Decofresh yang sebelumnya sudah berniat untuk mewarnai perkampungan di seberang Kampung Warna
Warni Jodipan tersebut ditambah dengan ide atau gagasan yang segar dari warga kampung setempat,
membuat pihak Decofresh juga akhirnya ikut membantu pendanaan pengembangan kampung 3
Dimensi, terutama dalam urusan penyediaan cat.Pengerjaan akhirnya dimulai, dengan area pengecatan
serta penggambaran mural 3 Dimensi dilakukan pada RT 1 hingga RT 4 dengan jarak mencapai 1
kilomenter dan rencana mencapai 80 gambar yang bervariasi.Gambar-gambar 3 dimensi tersebut
disiapkan oleh Edi dan Tholib, rekan sesama seniman Edi. Sedangkan yang melukiskan gambar-gambar
tersebut adalah warga setempat yang memang banyak diantaranya sudah berpengalaman dalam melukis
di tembok. Dari hasil tanya-tanya kepada salah seorang warga yang berjaga di sebuah ruangan yang
katanya merupakan ‘posko’, warga setempat mengecat tembok, atap hingga jalanan menggunakan cat
tembok, sedangkan untuk lukisan-lukisan 3 dimensi sebagian besarnya menggunakan cat
minyak.Pengecatan atap di perkampungan Tridi ini menggunakan konsep gradasi

13
warna, apabila dilihat dari atas, warna-warna dari atap di perkampungan Tridi terlihat menyerupai
pelangi. Hal ini berbeda dengan atap di Kampung Warna Warni Jodipan yang warnanya acak. Gambar air
terjun 3 dimensi di Kampung Tridi (3D) MalangSedangkan untuk gambar-gambar 3 dimensi, diutamakan
yang menyangkut tema anak-anak, alam serta hewan, meskipun ada juga gambar-gambar lainnya yang
temanya berbeda dari tema-tema yang diutamakan. Bisa dilihat di Kampung Tridi ini terdapat cukup
banyak gambar-gambar yang akan disukai anak-anak seperti Mickey Mouse, Hulk, Thor, Patrick
Spongebob, Spiderman, Captain America dsb. Gambar-gambar yang mewakili alam seperti air terjun,
laut, memancing ikan dsb. Serta yang bertema hewan seperti gorilla selfie, T-Rex terikat lehernya, burung
merak, paus, ular, hiu, singa rasta, singa mengaum dsb. Dengan semakin banyaknya kunjungan
wisatawan ke Kampung Tridi ini, penghasilan warga yang berjualan, terutama minuman serta makanan
ringan, meningkat. Selain itu, warga juga menjadi sadar akan pentingnya menjaga kebersihan di
perkampungan tempat mereka tinggal.Pemerintah Kota Malang juga akan membantu dalam
pengembangan perkampungan di timur Jembatan Embong Brantas ini menjadi tujuan wisata baru di
Kota Malang. Berbagai rencana telah disiapkan, terutama dalam pemberdayaan masyarakat setempat,
penambahan fasilitas yang dibutuhkan seperti penerangan jalan umum hingga ingin menghubungkan
antara Kampung Tridi dan Kampung Warna Warni dengan jembatan gantung.

-Topeng Malangan

Topeng Malangan merupakan seni pemahatan topeng yang asli bercirikan khas Malang. Salah satu seni
karya tradisional ini masih tetap bertahan sampai saat sekarang. Berdasarkan beberapa catatan sejarah
menyebutkan bahwa Topeng Malang adalah sebuah kesenian kuno yang telah berusia ratusan tahun.
Pada masa dahulu Topeng Malang ini diwujudkan dengan bentuk pertunjukan yaitu saat ada acara
tertentu seperti pernikahan, selamatan, dan hiburan pejabat tinggi kala itu. Topeng Malang sedikit
berbeda dengan jenis topeng yang ada di Indonesia, coraknya khas dari pahatan kayu yang lebih realis
serta menggambarkan karakter wajah seseorang. Terdapat banyak ragam dari jenis Topeng Malang yang
dibuat seperti karakter jahat, baik, gurauan, sedih, kecantikan, ketampanan, bahkan sampai karakter
yang sifatnya tidak teratur. Satu-satunya padepokan yang sampai saat ini masih bertahan dalam
melestarikan budaya asli Malangan adalah Padepokan Asmorobangun atau biasa juga dikenal Padepokan
Panji Asmorobangun. Padepokan ini terletak di Jalan Prajurit Slamet di Dusun Kedungmonggo, Desa
Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Seni Topeng Malangan ini semula dipopulerkan
oleh Mbah Serun kemudian diteruskan oleh Mbah Kiman.

14
Hingga sekitar tahun 1930 putra Mbah Kiman, yaitu Mbah Karimun, memulai pembuatan Topeng
Malangan dengan dibantu oleh putranya, Taslan. Sekitar tahun 1992 Bapak Taslan meninggal dunia,
sehingga Mbah Karimun dibantu seorang cucunya, Handoyo, untuk pembuatan Topeng Malang. Mbah
Karimun sendiri wafat pada tahun 2010 yang lalu sehingga padepokan dikelola oleh Handoyo.Untuk
melestarikan warisan Karimun, Handoyo setiap hari membuat topeng, baik untuk keperluan aksesori tari
maupun sebagai souvenir.

-Lukisan Topeng Malangan di Kampung Tridi

Banyak lukisan-lukisan dinding 3d yang berada di tembok - tembok rumah warga kampung Tridi.Salah
satu yang membuat penulis tertarik yaitu lukisan topeng malangan.Berbeda dengan lukisan-lukisan yang
lain,lukisan ini seperti memiliki makna tersendiri.Jika lukisan-lukisan dinding yang lain seperti Mickey
Mouse, Hulk, Thor, Patrick Spongebob, Spiderman, Captain America,air terjun,monalisa dsb itu hanya
untuk dinikmati keindahannya saja.Namun untuk lukisan topeng malangan ini seperti memberi suasana
yang kental dengan budaya Malang.Mengingat Topeng Malangan sendiri adalah kesenian asli malang
peninggalan dari Mbah Karimun.

15
BAB III

Pembahasan

1.Pengertian Apresiasi dan Kitik seni lukis

Sebuah karya seni lukismemiliki komposisi warna atau tekstur yang berbeda-beda, sesuai perasaan hati
sang pelukis. Dalam apresiasi seni lukis, para penikmat seni juga menilai secara subjektif. Biasanya,
apresiasi seni positif datang dari mereka yang merasa jatuh hati atau menyatu pada dunia imajinasi sang
pelukis. Karena itu, bukan lagi sesuatu yang mengejutkan saat mengetahui perbedaan pendapat banyak
orang pada satu lukisan.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa apresiasi seni lukis merupakan:

“Menilai suatu karya seni rupa lukisan melalui unsur meliputi tema, gaya, teknik, tekstur, imaji, dan
komposisi yang menunjukkan sepenuhnya bagaimana perasaan penikmat seni (apresiator) terhadap
karya lukisan tersebut – apakah terkesan atau biasa saja atau bahkan membencinya.”

Sedangkan, Kritik Seni merupakan penanggapan karya seni namun lebih difokuskan pada
aspek kekurangan karya seni tersebut. Bukan berarti, kritik seni mempunyai nilai yang buruk
dalam menanggapi karya seni. Tetapi, fokus terhadap kekurangan karya seni bertujuan agar
pencipta karya memahami mengenai kekurangan karyanya agar lebih disempurnakan sehingga
menjadi karya seni yang lebih baik.

2. Alasan kenapa kita harus mengenal Kampung Tridi dan Seni Topeng Malangan

Banyak sekali objek wisata di Kota Malang . Salah satunya adalah kampung wisata di
Kesatrian yaitu kampung Tridi. Hal yang menarik di kampung ini yaitu adanya lukisan 3D yang
dilukis di tembok - tembok rumah warga. Awalnya kampung ini hanya kampung kumuh
biasa,namun setelah diberi sedikit sentuhan seni maka menjadi sangat menarik. Pengunjung yang
datang bisa menikmati keindahan lukisan yang beragam dan berselfie ria. Namun tidak semua
mengetahui kampung Tridi ini karena baru dibangun sekitar 2016 silam ini, oleh karena sebagai
masyarakat Malang, kita wajib mengenal dan mempromosikan objek wisata ini kepada seluruh
masyarakat Indonesia ,hal ini bisa dilakukan dengan mempromosikannya lewat media massa.

Sama halnya demgan Kampung Tridi Kesenian Topeng Malangan juga merupakan hal yang
terkenal di Kota Malang.Namun dewasa ini generasi muda tidak mengenal kesenian asli Malang
ini. Oleh karena itu di Kampung Tridi juga menghadirkan lukisan Topeng Malangan.Hal ini
bertujuan agar pemgunjung yang datang mengenal kesenian Malang ini.Kita sebagai generasi
muda seharusnya bisa melestarikan kebudayaan lokal supaya tidak punah.

16
3.Apresiasi dan Kritik seni Lukisan mural "Topeng Malangan" Kampung Tridi

Lukisan ini menggambarkan 3 buah Topeng Malangan dengan karakter kesenaangan


ditunjukkan dengan bentuk raut muka yang sedang tersenyum.Pelukis menggambarkan karakter
Topeng Malangan karakter Raden Panji,yaitu topeng berwarna hijau (kiri) Warna hijau pada
wajahnya melambangkan bahwa ia seorang yang baik hati. Sifat jujur, sabar, gesit dan perwira
ditunjukkan oleh matanya yang berbentuk bulir padi. Sedangkan dari bibirnya yang sedikit
terbuka mengartikan bahwa ia lembut dan berbudi luhur. Titik emas diantara alisnya
menunjukkan bahwa ia adalah keturunan dewa. Alisnya berbentuk nanggal sepisan, berhidung
mancung, dan juga terdapat kumis.Kemudian pelukis menggambarkan karakter Gunung Sari
yaitu topeng berwarna putih (tengah) memiliki mata sipit, berkumis panjang. Warna wajahnya
yang putih itu melambangkan seorang yang baik hati dan suci.Yang terakhir Pelukis
menggambarkan karakter Dewi Ragil yaitu topeng berwarna kuning (kanan) . Warna wajahnya
yang kuning melambangkan seseorang yang aktif dan gembira.

Pembuatan lukisan ini juga terlihat sangat memperhatikan aspek simbolis bagi
masyarakat Kota Malang.Dapat dilihat dari background yaitu terdapat gambar Monumen Tugu
dan Monumen Melati .Hal ini menunjukkan bahwa penulis ingin menyampaikan bahwa Topeng
Malangan ini merupakan kesenian asli Malang.Dan secara tidak langsung lukisan ini juga
menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung Kampung Tridi terutama Warga malang
sendiri.

Pemilihan warna background kurang sesuai untuk warna kuning.Warna kuning pada
background sama dengan warna topeng Dewi Ragil (kanan).Hal ini mengakibatkan gambar
kurang seimbang antara bagian kiri dan kanan karena bagian kanan lebih dominan warna
kuning.Warna kuning ini juga menyebabkan gambar monumen melati menjadi kurang nampak.

17
BAB IV

Penutup

○KESIMPULAN
Dengan merasakan, menikmati, menghayati dan menghargai nilai-nilai keindahan dalam
karya seni serta menghargai dibuatnya lukisan Topeng Malangan Kampung Tridi tersebut. Kita
sudah melakukan kegiatan mengapresiasi karya seni rupa dengan baik.

Dengan berkunjung ke Kampung Wisata Tridi ini.Kita dapat mengenal lebih dalam
tentang budaya Malang salah satunya dengan adanya lukisan Topeng Malangan. Dan warga
Malang juga patut berbangga dengan adanya objek wisata seperti ini.Karena tidak semua kota
di Indonesia memiliki warga-warga yang sangat kreatif seperti warga kampung Tridi ini.

○SARAN-SARAN
Dengan membaca makalah ini penulis berharap pembaca mampu memahami apa yang
dimaksud Apresiasi dan Kritik seni rupa khusunya seni lukis dan mampu mengapresiasi serta mengkritik
karya seni rupa dengan baik. Kegiatan edukatif seperti harus dikembangkan untuk menambah wawasan
dan rasa cinta siswa terhadap karya seni daerah setempat.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan pemikiran dan sumber yang diperoleh penulis. Oleh karena itu saran dan kritikan dari
pembaca sangat membantu dalam penyempurnaan karya tulis ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://www.eduspensa.id/apresiasi-seni/

http://www.yuksinau.id/kritik-seni-pengertian-jenis-bentuk/

http://www.imural.id/blog/seni-lukis/

https://kumpulantugasekol.blogspot.co.id/2014/08/sebutkan-macam-macam-jenis-seni-
lukis.html?m=1

http://gambarhidup.blogspot.co.id/2012/07/Mengenal-Jenis-Lukisan-Berdasarkan-Aliran-
Seniman-Lukis.html?m=1

http://www.nnoart.com/2016/12/kampung-tridi-3d-malang-spot-sebelah-warna-warni.html?m=1

http://ngalam.id/read/4071/topeng-malangan/

https://mediacenter.malangkota.go.id/2015/06/sejarah-topeng-malangan/

https://ngalam.co/2017/01/18/karakter-enam-tokoh-wayang-topeng-malang/
19

Anda mungkin juga menyukai