Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGERTIAN, JENIS, TUJUAN, FUNGSI KRITIK SENI


Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Pendidikan Seni Rupa
Dosen Pengampu : Aldi Nurhadiat Iskandar, S. Pd, M. Pd.

Penyusun :

Nadila Agustin 20211510065


Putri Indriani 20211510149
Rohmat Badowi 20211510011
Syintia Agustine 20211510002

Kelompok 6 PGSD-3B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2023

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengertian, Jenis,
Tujuan, Fungsi Kritik Seni” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni
Rupa. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang apa dan
bagaimana kritik seni.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aldi Nurhadiat, M. Pd.
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Seni Rupa. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kuningan, 13 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Kritik Seni................................................................................3
B. Jenis Kritik Seni.........................................................................................5
C. Tujuan Kritik Seni.....................................................................................7
D. Fungsi Kritik Seni......................................................................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................10


A. Simpulan..................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk dapat memahami dan membuat kritik seni, kita harus
memahami pengertian dan kegiatan apresiasi karya seni terlebih dahulu.
Secara umum istilah apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni berarti
memahami sepenuhnya seluk beluk karya seni serta menjadi sensitif
(peka) terhadap segi-segi estetikanya. Apresiasi dapat juga diartikan
berbagi pengalaman antara seniman (perupa) dan penikmatnya, bahkan
ada yang menambahkan, menikmati karya seni sama artinya dengan
menciptakan kembali.
Dengan kata lain, kegiatan apresiasi seni atau mengapresiasi karya
seni dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami berbagai hasil seni
dengan segala permasalahannya serta menjadi lebih peka terhadap nilai-
nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Dengan mengerti dan
menyadari sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta
menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya seseorang diharapkan
mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan semestinya
(Soedarso, 1990).
Ada dua fungsi dari kegiatan apresiasi seni yaitu pertama, adalah
agar kita dapat meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada karya
bangsa sendiri dan sekaligus kecintaan kepada sesama manusia. Fungsi
kedua bersifat khusus, ada hubungannya dengan kegiatan mental kita
yaitu penikmatan, penilaian, empati dan hiburan. Apresiasi seni juga besar
manfaatnya bagi ketahanan budaya Indonesia. Melalui kegiatan apresiasi
kesenian Indonesia, kita dapat lebih mengenal dan menghargai budaya
bangsa sendiri.
Dalam pembelajaran seni di sekolah, kegiatan apresiasi digunakan
sebagai salah satu metode pembelajaran seni. Melalui kegiatan apresiasi,
tidak saja belajar untuk memahami dan atau menghargai karya seni,

1
tetapi dapat juga diimplementasikan untuk menghargai berbagai
perbedaan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kepedulian kita
terhadap karya seni dan warisan budaya bangsa lainnya dapat
ditumbuhkan dengan pembelajaran apresiasi ini.
Proses pembelajaran saat sekarang ini terdapat permasalahan yang
sering terjadi yaitu kurangnya pemahaman mengenai kritik seni. Sehingga
dengan kurangnya pemahaman mengenaikritik seni, membuat orang-orang
menjadi malas untuk melakukan kritik terhadap suatu karya seni. Hal ini
terjadi karena tidak memahami bagaimana cara melakukan kritik seni yang
baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kritik seni?
2. Apa saja jenis-jenis kritik seni?
3. Apa saja tujuan dari kritik seni?
4. Apa fungsi kritik karya seni rupa?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kritik seni.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis kritik seni.
3. Untuk mengetahui tujuan kritik saran.
4. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari kritik seni.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kritik Seni


Istilah kritik atau critism (Inggris) berasal dari bahasa Yunani
yakni kritikos yang berhubungan dengan krinein yang berarti memisahkan,
mengamati, membandingkan dan menimbang. Di Yunani ada kata krites
yang maksudnya hakim, dengan kata kerja krinein berarti juga
menghakimi. Kritikos berarti juga hakim kesusasteraan. Istilah ini ada
semenjak abad ke-IV sebelum kelahiran kristus. Menurut sejarahnya,
seorang bernama Pilatus dari pulau Kos yang pada tahun 305 sebelum
Masehi didatangkan ke Alexandria untuk menjadi guru raja Ptolomeus II
dan dianugerahi julukan penyair dan kritikos sekaligus (Hardjana, 1981).
Pada abad pertengahan di Eropa, istilah kritik hanya muncul dalam
bidang kedokteran dengan pengertian yang menyatakan suatu keadaan
penyakit yang kritis atau sangat membahayakan jiwa penderitanya.
Selanjutnya pada masa Renaissans arti kata tersebut kembali kepada
pengertian lama dan seorang yang bernama Poliziano pada tahun 1492
mempergunakan istilah-istilah tersebut untuk membedakannya dengan
filsuf. Pada waktu itu, istilah critikus dan gramaticus dipergunakan untuk
menunjuk orang-orang yang menekuni pustaka sastra lama. Sementara itu
seorang pujangga bernama Erasmus mempergunakan istilah art critic
untuk Al-Kitab sebagai alat atau sarana dalam pelayanan hidup. Beberapa
waktu kemudian di kalangan penganut Humanisme berlaku pengertian
yang terbatas pada penyuntingan dan pembetulan teks-teks kuno.
Pergeseran arti kritik sehingga mencakup pembetulan edisi, pernyataan
pengarang, sensor dan penghakiman berlaku pada sekitar tahun 1600
(Wellek, 1971).
Sementara itu, di Perancis dan Amerika Serikat pada awal abad
XIX berlaku kedua pengertian itu secara luas. Istilah critique menunjuk
pembicaraan tentang seniman tertentu, sedangkan criticism menunjuk

3
teorinya. Dalam bahasa Inggris, istilah Critic diperuntukkan kepada
orangnya, yang bahasa Belandanya Criticus. Menurut Poerwadarminta ,
kritik berarti kemelut; keadaan genting. Kritik berarti kecaman, celaan,
gugatan. Sedangkan menurut Seodjipto (1991), arti kata kritik adalah suatu
cara atau metoda untuk membahas, menimbang, mengamati,
membandingkan, memilah-milah (menyeleksi), mengulas, mengurai,
menafsir, meninjau, komentar, menelaah, menilai, mengevaluasi dan
mengkaji. Lebih lanjut W.H. Hudson mengatakan bahwa istilah kritik
dalam arti yang tajam adalah penghakiman (judgesment). Kritikus pertama
kali dipandang sebagai seorang ahli yang memiliki kepandaian khusus dan
mengalami pendidikan untuk menelaah suatu karya. Memeriksa kebaikan
dan cacat, lalu mengatakan pendapat itu. Selanjutnya Hudson mengatakan
adanya kritikan yang mengutamakan memuji dan mencari kebaikan dan
ada yang mengutamakan mencari cacat melulu. Menurut Gayley dan Scoot
dalam Liaw Yock Fang (1970), kritik adalah: mencari kesalahan (faul-
finding), memuji (to praise), menilai (to judge), membandingkan (to
compare), dan menikmati (to appreciate). Dari beberapa pandangan di
atas, ternyata menunjukkan adanya perbedaan dalam mendefinisikan apa
kritik itu. Namun jika dicermati lebih mendalam akan ada kesamaan,
yakni: kritik adalah komentar, biasanya normatif terhadap suatu prestasi
dan seluk beluk dengan tujuan apresiatif.
Oleh karea itu, kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya
seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni.
Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam
berbagai aspek, terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari
sebuah karya. Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik
dimulai dari kebutuhan untuk memahami kemudian beranjak kepada
kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan
berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut. Sejalan dengan
perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni,
kegiatan kritik kemudian berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial

4
lainnya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman
dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi dipergunakan juga sebagai
standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni.
Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama
sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya
seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis (price) dari karya
seni tersebut.

B. Jenis Kritik Seni


Kritik seni memiliki jenis yang berbeda berdasarkan tujuan
seseorang melakukan kritik tersebut. Berdasarkan tujuan melakukan kritik
seni yang berbeda tersebut maka kritik seni dapat dibedakan menjadi lima
yaitu kritik populer, kritik jurnalis, kritik keilmuan, dan kritik pendidikan.
Dengan memahami setiap jenis kritik seni diharapkan dapat mengubah
pola pikir seseorang terhadap suatu karya seni. Masing-masing jenis kritik
seni memiliki cara penyampaian berbeda sesuai dengan tujuan melakukan
kritik seni berdasarkan sudur pandang yang melakukan kritik seni (Noor,
2017).

1. Kritik Populer
Kritik populer merupakan jenis kritik berupa tanggapan atau masukan
yang dismpaikan melalui kritik terhdap suatu karya secara umum.
Dimana tujun dilakukannya kritik populer ini yaitu untuk melengkapi
suatu karya yang sudah ada dan dapat disaksikan oleh masyarakat
sekitar sebagai penilaian terhadap suatu karya, baik itu musik, seni
rupa, dan sebagainya. Jenis kritik populer ini biasanya seseorang yang
melakukan kritik yaitu dengan menggunakan bahasa dan istilah yang
mudah dipahami dengan bahasa yang umum didengar, sehingga
memudahkan pembaca dalam memahami bagaimana penilaian dan
masukan yang diberikn kepada suatu karya.
2. Kritik Jurnalis

5
Kritik jurnalis merupakan suatu kritik yang ditujukan kepada
masyarakat umum secara terbuka dimana siapa saja boleh melakukan
suatu kritik tanpa ada kriteria tertentu. Kritik jurnalis ini biasanya
bersifat terbuka kepada publik dengan mempublis kritik dengan
menggunakan media elektronik dan media cetak. Sehingga bentuk
kritik ini sangat mudah dijumpai dan dikonsumsi oleh masyarakat dan
sangat cepat dalam mempengaruhi bagaimana pandangan masyarakat
terhadap sesuatu. Kritik seni ini hampir sama dengan kritik populer,
namum perbedaannya dalam kritik jurnalis akan lebih dilakukan
pembahasan yang lebih spesifik dan juga akan memunculkan suatu
masukan yang lebih mendalam.
3. Kritik Keilmuan
Kritik keilmuan merupakan suatu kritik yang ditujukan kepada suatu
karya seni oleh seorang kritikus yang benar-benar sudah teruji
kepakarannya. Kritik keilmuan berisikan suatu kritik yang
mengandung akademis dan pengetahuan yang dalam terkait kritik
yang akan diberikan. Sehingga tidak semua orang dapat melakukan
kritik keilmuan. Sebagai contoh dalam melakukan kritik terhadap
suatu karya seni rupa, dimana ahli kritik yang melakukan penilaian
harus memahami bagaimana seni rupa yang akan di kritik dan
memiliki kriteria tertentu seperti pengalaman dalam bidang tersebut
selama lebih dari dua puluh tahun, memiliki pendidikan tinggi, dan
memiliki keterampilan juga pada bidang seni rupa. Oleh karena itu,
dengan adanya kritik keilmuan akan dilakukan penilaian yang baik
dengan langkah-langkah aturan yang berlaku dalam kritik dan
menghasilkan suatu penilaian yang baik dalam membangun suatu
karya menjadi lebih baik. Dengan demikian kritik keilmuan ini sering
dijadikan oleh para penulis sebagai referensi dalam melakukan
penelitian dan juga dalam melakukan penilaian suatu karya.
4. Kritik Kependidikan

6
Kritik kependidikan merupakan suatu jenis kritik seni dengan tujuan
untuk meningkatkan unsur estetika suatu kesenian dalam dunia
pendidikan. Kritik seni kependidikan ini dilakukan dalam lingkungan
pendidikan seperti sekolah, lembaga pendidikan seni rupa, seni tari
dan sebagainya dengan tujuan untuk meningkatkan kemmpuan peserta
didik dalam bidang kesenian. Dengan adanya kritik kependidikan
dapat melakukan atau mengevaluasi bagaimana hasil karya seni yang
dihasilkan dalam dunia pendidikan. Dalam mempraktekkan ilmu kritik
seni kependidikan dalam lingkup sekolah, guru seni budaya memiliki
peran penting sebagai pengkritik dan penilai bagaimana karya seni
yang dihasilkan oleh pelajar. Dengan demikian akan dapat
mengarahkan pelajar dalam perkembangan kemampuan kesenian yang
dimilikinya.

C. Tujuan Kritik Seni


Tujuan dari kritik seni adalah pemahaman pada karya seni, dan
ingin menemukan suatu cara guna mengetahui apa yang melatar belakangi
suatu karya seni dihasilkan serta memahami apa yang ingin disampaikan
oleh pembuatnya, sehingga hasil kritik seni benar-benar maksimal, dan
secara nyata dapat menyatakan baik buruknya sebuah karya. Akhir tujuan
dari kritik seni adalah supaya orang yang melihat karya seni memperoleh
informasi dan pemahaman yang berkaitan dengan mutu suatu karya seni,
dan menumbuhkan apresiasi serta tanggapan terhadap karya seni
(Feldman, 1967).
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari adanya kritik dari suatu
karya seni antara lain sebagai berikut:
1. Untuk memahami dan atau menghargai karya seni, tetapi juga agar
dapat diimplementasikan untuk menghargai berbagai perbedaan
yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk menumbuhkan kepedulian terhadap karya seni dan warisan
budaya bangsa.

7
D. Fungsi Kritik Seni
Kritik seni memiliki fungsi yang sangat strategis dalam dunia
kesenirupaan dan pendidikan seni rupa. Fungsi kritik seni yang pertama
dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik
karya seni rupa, antara pencipta (seniman, artis), karya, dan penikmat seni.
Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni
membuahkan interaksi timbal-balik dan interpenetrasi keduanya.
Fungsi lain ialah menjadi dua mata yang saling dibutuhkan, baik
oleh seniman maupun penikmat. Seniman membutuhkan mata panah tajam
untuk mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun
kekurangan. Seniman memerlukan umpan-balik guna merefleksi
komunikasi-ekspresifnya, sehingga nilai dan apresiasi tergambar dalam
realita harapan idealismenya. Publik seni (masyarakat penikmat) dalam
proses apresiasinya terhadap karya seni membutuhkan tali penghubung
guna memberikan bantuan pemahaman terhadap realita artistik dan estetik
dalam karya seni. Proses apresiasi menjadi semakin terjalin lekat,
manakala kritik memberikan media komunikasi persepsi yang memadai.
Kritik dengan gaya bahasa lisan maupun tulisan yang berupaya mengupas,
menganalisis serta menciptakan sudut interpretasi karya seni, diharapkan
memudahkan bagi seniman dan penikmat untuk berkomunikasi melalui
karya seni Menurut Sudarmaji (1970) melihat kritik memiliki dua fungsi,
yakni:
1. Sebagai pemberitahuan bahwa ada penyuguhan hasil seni. Sebagai
fungsi tidak langsung.
2. Pembicaraan sesuatu gejala, memberikan pengantar, lalu menilai baik
buruknya suatu prestasi, serta memberikan apresiasi.

Berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, dikenal pula


beberapa bentuk kritik yaitu:
1. Kritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung
dikritisi berdasarkan kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan,

8
moral, religius, politik atau psikologi. Pendekatan kritik ini tidak
terlalu mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya seni tetapi
lebih melihat aspek konteksnya baik saat ini maupun masa lalu.
Lukisan berjudul ”Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden
Saleh misalnya, dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas teknis
(formal) nya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi, tema dan tujuan
serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau interpretasi
pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan.
2. Kritik Formalistik
Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan
terhadap karya seni sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya atau
berkaitan dengan unsur-unsur pembentukannya. Pada sebuah karya
lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada kualitas penyusunan
(komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan
sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik
berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan
dalam berkarya seni.
3. Kritik Ekspresivistik
Melalui pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus
cenderung menilai dan menanggapi kualitas gagasan dan perasaan
yang ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya seni.
Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan
antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan
dalam sebuah karya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena
perbedaan tersebut, maka dijumpai beberapa jenis kritik karya seni
berdasarkan pendekatannya seperti yang disampaikan oleh Feldman
(1967), yaitu kritik populer (popular criticism), kritik jurnalis (journalistic
criticism), kritik keilmuan (scholarly criticism), dan kritik pendidikan
(pedagogical criticism).
Berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, dikenal
pulabeberapa bentuk kritik, yaitu: kritik formalistik, kritik ekspresivistik,
dan instrumentalistik. Berdasarkan beberapa uraian tentang pendekatan
dalamapresiasi dan kritik seni, dapat dirumuskan tahapan-tahapan kritik
secara umum, yaitu deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan evaluasi
atau penilaian.
Mengkritisi sebuah karya seni rupa tidak bertujuan untuk mencari-
cari kesalahan, kekurangan, atau kelemahan sebuah karya seni rupa. Pada
dasarnya melalui kegiatan kritik karya seni rupa kita belajar memberikan
penilaian secara obyektif terhadap kualitas karya seni, untuk meningkatkan
kualitas wawasan, tanggapan, dan kepekaan kamu terhadap karya seni.
Hasil tanggapan dan evaluasi terhadap karya diharapkan mendorong
perupa untuk meningkatkan kualitas karyanya.
B. Saran
Makalah ini fokus kepada pendeskripsian mengenai apa itu kritik
seni, jenis, tujuan dan fungsi dari kritik seni, maka diharapkan untuk
makalah selanjutnya dilakukan pendeskripsian dengan memaparkan
contoh melakukan kritik seni yang baik dan benar. Sehingga proses
melakukan kritik seni dapat digeneralisasikan, dan dapat lebih dipahami
dengan mudah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Feldman, E. B. (1967). Art Images and Idea. New Jersey: Prentice Inc.
Hardjana, A. (1981). Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Noor, R. (2017). “Sastra Populer dan Masalah Mutu Penelitian Sastra di
Perguruan Tinggi.” Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 12(4), 265.
https://doi.org/10.14710/nusa.12.4.265-275
Soedarso, S. P. (1990). SEJARAH PERKEMBANGAN SENI RUPA MODERN.
Yogyakarta: SUKU DAYAR SANA.
Wellek, R. (1971). Concepts of Criticsm. London: Yale University.

11
12

Anda mungkin juga menyukai