Kritik tari adalah kegiatan memberikan apresiasi terhadap karya tari dengan cara
menuliskan kembali peristiwa pertunjukan seni tari yang sudah dilakukaan atau memberikan
komentar terhadap perkembangan peristiwa seni tari pada saat itu. Isi dalam kritik tari dapat
berupa deksripsi kejadian pertunjukan, komentar, dan penilaian dari subjek yang melakukan
kritik. Istilah subjek yang melakukan kritik tari adalah kritikus tari. Kritik dibutuhkan dalam
Kegiatan kritik tari bukanlah suatu aktivitas yang hanya mencari kelemahan karya tari
orang lain atau mengomentari kekurangan dan kelebihan karya tari orang lain. Kritik tari
dilakukan untuk memberikan informasi pada masyarakat terhadap sebuah kejadian pertunjukan
atau perkembangan tari sehingga masyarakat yang pada saat kejadian tidak menyaksikan
akhirnya dapat mengetahuinya. Selain itu, kegiatan kritik tari dapat memberikan manfaat positif
terhadap koreografer atau pelaku seni lainnya sehingga materi kritik tersebut dapat dijadikan
Sebuah karya seni dicipta bukan hanya untuk ditampilkan, namun harus berisi gagasan,
Aspek yag dipertimbangkan kritikus adalah: ide/gagasan, tema, teknik, pengolahan materi,
gaya individu, kreativitas, dan inovasi. Untuk dapat melakukan kritik seorang pengkritik harus
untuk menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya tari, antara penari dan
penikmat tari. Komunikasi antara karya tari yang disajikan kepada penikmat tari akan
membuahkan interaksi timbal-balik antara keduanya. Bagi penari, kritik memiliki fungsi untuk
seninya. Sedangkan bagi apresiastor atau penikmat tari, kritik tari akan membantu mereka untuk
memahami karya, meningkatkan wawasan dan pengetahuannya terhadap karya tari yang
1. Mengenalkan karya tari kepada masyarakat atau media informasi bagi publik
Seorang kritikus harus mempunyai cita rasa seni yang terbuka, artinya mempunyai kapasitas
menghargai kreativitas artistickyang sangat beragam. Mengapresiasikan dengan baik karya seni
yang eksis di berbagai tempat dan zaman. Beberapa tujuan dalam kritik tari antara lain sebagai
berikut.
3. Memberikan bahan evaluasi dan masukan posistif terhadap karya seniman tari.
6. Mendorong masyarakat (penikmat) untuk mengapresiasi karya seni secara lebih baik
1. Bentuk Kritik
Bentuk kritik tari dapat dibedakan menjadi kritik imprisionisti, kritik penghakiman, dan
kritik teknis.
1. Kritik Impresionistik adalah kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara subjektif
terhadap sebuah karya seni. (selera pribadi sangat berperan, padahal selera pribadi bisa
2. Kritik Penghakiman adalah kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang teguh
pada ukuran-ukuran karya seni tertentu, untuk menentukan karya seni itu baik atau tidak.
tertentu dari sebuah karya seni agar seniman penciptanya dapat memperbaiki kesalahan-
2. Jenis Kritik
Jenis kritik tari dapat dikelompokkan menjadi kritik ekstrinsik dan kritik intrinsik.
1. Kritik Ekstrinsik menghubungkan karya seni dengan seniman pencipta, penikmat, dan
masyarakat. Artinya kritik ini menghubungkan karya seni dengan hal-hal di luar karya
seni tersebut. Kritik ekstrinsik ini melibatkan disiplin ilmu lain seperti sejarah, sosiologi,
masyarakat. Artinya kritik ini menghubungkan karya seni dengan hal-hal di luar karya
seni tersebut. Kritik ekstrinsik ini melibatkan disiplin ilmu lain seperti sejarah, sosiologi,
Kritik secara verbal maupun tulisan biasanya ada unsur-unsur sebagai berikut:
1. Deskripsi dalam kritik tari adalah suatu penggambaran dengan kata-kata semua yang
tersaji dalam karya tari yang ditampilkan. Penjelasan dasarnya tentang hal-hal yang
tampak secara visual yang dapat membangun bayangan atau image bagi penikmat tari.
mencoba menjelaskan objek yang dikritik dengan dukungan beberapa data yang tampak
secara visual. Langkah analisis formal dilakukan dengan cara menganalisis secara visual
3. Intepretasi adalah menafsirkan hal-hal yang terdapat di balik suatu karya tari, manfsirkan
makna, pesan, atau nilai yang dikandungnya. Penafsiran dapat mengungkap hal-hal yang
4. Penilaian dalam kritik tari berdasarkan atas deskripsi, analisis formal, dan intepretasi
suatu karya tari dengan data-data visual maupun penjelasan-penjelasan tambahan dari
seniman. Dalam kritik seni, ukuran penilaian dapat dilakukan secara general atau non
general.
E. Tingkatan Kritik Tari
Kritik dapat diperhatikan beradarkan dari wujud pengungkapannya, yaitu setidaknya ada dua
1. Krtitik pra-predikatif, artinya kritik yang belum menemukan predikat yang kongkrit.
Kritik pra-predikatif tidak dapat dikenali secara jelas, tetapi dapat dirasakan
merupakan sebuah sikap antara sadar dan tidak sadar mereaksi sesuatu dengan tindakan
tertentu, seperti berdecak, atau menggaruk-garuk kepala tanda tidak setuju dengan
pernyataan seseorang, dan berbagai bentuk lain. Pada intinya, kritik pra-predikatif
dilontarkan dalam bentuk tindakan untuk mereaksi sesuatu, tidak terkecuali anggukan
2. Kritik predikatif, yaitu kritik yang telah terwujud dalam media ungkap tertentu, bisa
dalam bentuk wujud lisan (kritik verbal) dan kritik non-vebal, yaitu disampaikan melalui
3. Kritik Ilmiah yaitu kritik yang menggunakan argumen-argumen yang terkait dengan
Pada kenyataannya, menilai karya tari atau melakukan kritik tari tidak akan hanya terfokus pada
pembahasan masalah gerak saja. Tapi, akan dibahas pula masalah lainnya yang menjadi bagian
integral dari penyajian karya tari. Banyak hal yang akan dibahas, diantaranya masalah musik,
tata busana, tata rias, tata pentas, tata lampu, artistik, penyelenggaraan pertunjukan, nilai dan
pesan dalam materi pertunjukan tari, serta masalah lainnya yang selalu berkaitan erat dengan
pertunjukan tari.
Kritik Tari :
yang tidak sesuai dengan musiknya di tambah lagi kekompakannya juga kurang karena
kurang baik.
3. Kostum/Pakaian
Sudah bagus hanya kurang rapi, karena menurut kelompok kami akan lebih bagus jika
hanya memakai kostum layaknya penari. Seperti ikat kepala alangkah lebih bagus jika
semuanya yang memakainya tidak hanya satu orang saja jadi terlihat kesan seragam dan
kompaknya.
yang hapal. Tentu saja hal ini membuat kesan gaya perseorangan dan terkesan tidak
kompak
2. Musik Pengiring
3. Kostum
Sudah bagus Karena semuanya memakai baju yang sama. Mungkin dengan memakai
pakaian yang lebih glamour dan modern akan membuat pertunjukan semakin menarik
baik.
2. Musik Pengiring
Sudah Bagus, Pemilihan musik pengiring sudah tepat dengan alunan gerakan tarian yang
di tampilkan.
3. Kostum
Sudah Bagus dan Juga Rapi
Evaluasi :
Rangking I : Kelompok M. Reza Syahputra
Rangking II : Kelompok Tya Purnama Sari
Rangking II : Kelompok Ratna Sari