Anda di halaman 1dari 13

Tugas Makalah Seni Budaya

KRITIK SENI TARI KECAK

Nama : Yulia Cahyani Riski

Kelas : XII MIPA 8


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kemurahan, kemudahan dan petunjuk yang telah diberikan
Allah SWT kepada kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah tentang tari kecak
dan tari merak dengan segala rintangan dan hambatan yang telah kami lewati.
Makalah ini disusun bertujuan untuk melaporkan hasil pencarian kami dalam
mengenal, mengamati, dan  menganalisis segala aspek dalam Tari Kecak..Selain itu,
tujuan makalah ini adalah  untuk memenuhi persyaratan tugas Bahasa Indonesia,
laporan ini diperuntukan sebagai sumberwawasan dan pengetahuan di
bidang kesenian.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan, arahan dan
dukungan yang diberikan kepada kami. Ucapan terima kasih khususnya kepada :
1.      Ibu Sitti Chadidjah, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Seni Budaya.
2.      Orang tua dan saudara-saudara kami yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi.
3.      Rekan-rekan yang telah  membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari tidak sempurnanya laporan ini, baik dari segi penyusunan,
bahasan, ataupun penulisannya dikarenakan keterbatasan pengetahuan, sarana dan
sumber daya lainnya. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk
menyempurnakan laporan kami yang sederhana ini.Terima kasih dan semoga
bermanfaat bagi pembaca, pelajar dan masyarakat pada umumnya.
DAFTAR ISI

BAB I
Kata Pengantar.................................................................................................2
Latar belakang..................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Kritik Tari ......................................................... ....................... 4
B. Fungsi Kritik Tari ..,.......................................................................... 4
C. Tujuan Kritik Tari ............................................................................. 5
D. Bentuk dan Jenis Kritik Tari............................................................. 5
1. Bentuk Kritik...........................................................................5
     2. Jenis Kritik Tari  …………................................................... 5
E.  Unsur Kritik Tari.............................................................................. 6
F.  Tingkat Kritik Tari............................................................................ 7

BAB III :PENUTUP


1. Kesimpulan ........................................................................... 8
2. Saran ..................................................................................... 8
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KRITIK TARI

Kritik tari adalah kegiatan memberikan apresiasi terhadap karya tari dengan
cara menuliskan kembali peristiwa pertunjukan seni tari yang sudah dilakukaan atau
memberikan komentar terhadap perkembangan peristiwa seni tari pada saat itu. Isi
dalam kritik tari dapat berupa deksripsi kejadian pertunjukan, komentar, dan
penilaian dari subjek yang melakukan kritik. Istilah subjek yang melakukan kritik tari
adalah kritikus tari. Kritik dibutuhkan dalam kehidupan, terutama dalam kebudayaan
umat manusia. 

Kegiatan kritik tari bukanlah suatu aktivitas yang hanya mencari kelemahan karya
tari orang lain atau mengomentari kekurangan dan kelebihan karya tari orang lain.
Kritik tari dilakukan untuk memberikan informasi pada masyarakat terhadap sebuah
kejadian pertunjukan atau perkembangan tari sehingga masyarakat yang pada saat
kejadian tidak menyaksikan akhirnya dapat mengetahuinya. Selain itu, kegiatan kritik
tari dapat memberikan manfaat positif terhadap koreografer atau pelaku seni lainnya
sehingga materi kritik tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan kualitas karya yang dibuatnya.

            karya seni dicipta bukan hanya untuk ditampilkan, namun harus berisi
gagasan, abstrak, kepercayaan, pengalaman tertentu yang hendak dikomunikasikan
oleh penciptanya.  Aspek yag dipertimbangkan kritikus adalah: ide/gagasan, tema,
teknik, pengolahan materi, prinsip-prinsip penyusunan, pengorganisasian dalam
mengelola kaidah-kaidah estetik, keunikan, gaya individu, kreativitas, dan inovasi.
Untuk dapat melakukan kritik seorang pengkritik harus memiliki bekal pengetahuan
tentang proses pembuatan/penggubahan karya.

B.     FUNGSI KRITIK TARI


          
            Fungsi kritik tari sangat penting dalam dunia pendidikan seni tari. Fungsi
utama kritik adalah untuk menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik
karya tari, antara penari dan penikmat tari. Komunikasi antara karya tari yang
disajikan kepada penikmat tari akan membuahkan interaksi timbal-balik antara
keduanya. Bagi penari, kritik memiliki fungsi untuk mendeteksi kelemahan,
mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan pada karya seninya. Sedangkan
bagi apresiastor atau penikmat tari, kritik tari akan membantu mereka untuk
memahami karya, meningkatkan wawasan dan pengetahuannya terhadap karya tari
yang berkualitas.
Secara umum fungsi kritik tari adalah sebagai berikut.
1. Mengenalkan karya tari kepada masyarakat atau media informasi bagi publik
2. Media komunikasi antara seniman, kritikus dan pembaca.
3. Untuk evaluasi diri bagi pencipta karya seni.
4. Media peningkatan kualitas produk karya tari

           
C. TUJUAN KRITIK TARI

            Seorang kritikus harus mempunyai cita rasa seni yang terbuka, artinya
mempunyai kapasitas menghargai kreativitas artistickyang sangat beragam.
Mengapresiasikan dengan baik karya seni yang eksis di berbagai tempat dan zaman.

Beberapa tujuan dalam kritik tari antara lain sebagai berikut.


1. Memberikan laporan ulasan peristiwa pertunjukan.
2. Memberikan penilaian dan tanggapan terhadap karya yang dipentaskan.
3. Memberikan bahan evaluasi dan masukan posistif terhadap karya seniman tari.
4. Dasar evaluasi guna meningkatkan kualitas karyanya.
5. Memberikan informasi tentang kelebihan dan kelemahan karya yang dibuat
seniman.
6. Mendorong masyarakat (penikmat) untuk  mengapresiasi karya seni secara lebih
baik

D. BENTUK DAN JENIS KRITIK TARI

1.      Bentuk Kritik Tari

      Bentuk kritik tari dapat dibedakan menjadi kritik imprisionisti, kritik


penghakiman, dan kritik teknis.
1. Kritik Impresionistik adalah kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara
subjektif terhadap sebuah karya seni. (selera pribadi sangat berperan, padahal
selera pribadi bisa berubah setiap saat).
2. Kritik Penghakiman adalah kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang
teguh pada ukuran-ukuran karya seni tertentu, untuk menentukan karya seni itu
baik atau tidak.
3. Kritik Teknis adalah kritik yang bertujuan untuk menunjukkan kelemahan-
kelemahan tertentu dari sebuah karya seni agar seniman penciptanya dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan di kemudian hari.
2.      Jenis Kritik tari

Jenis kritik tari dapat dikelompokkan menjadi kritik ekstrinsik dan kritik intrinsik.
1. Kritik Ekstrinsik menghubungkan karya seni dengan seniman pencipta, penikmat,
dan masyarakat. Artinya kritik ini menghubungkan karya seni dengan hal-hal di luar
karya seni tersebut. Kritik ekstrinsik ini melibatkan disiplin ilmu lain seperti sejarah,
sosiologi, antropologi, ekonomi, filsafat, agama, dan sebagainya.
2. Kritik Ekstrinsik menghubungkan karya seni dengan seniman pencipta, penikmat,
dan masyarakat. Artinya kritik ini menghubungkan karya seni dengan hal-hal di luar
karya seni tersebut. Kritik ekstrinsik ini melibatkan disiplin ilmu lain seperti sejarah,
sosiologi, antropologi, ekonomi, filsafat, agama, dan sebagainya.

E. UNSUR KRITIK TARI

Kritik secara verbal maupun tulisan biasanya ada unsur-unsur sebagai berikut:
1. Deskripsi dalam kritik tari adalah suatu penggambaran dengan kata-kata
semua yang tersaji dalam karya tari yang ditampilkan. Penjelasan dasarnya
tentang hal-hal yang tampak secara visual yang dapat membangun bayangan
atau image bagi penikmat tari.
2. Analisis formal merupakan tahapan berikutnya setelah deskripsi. Analisis
formal mencoba menjelaskan objek yang dikritik dengan dukungan beberapa
data yang tampak secara visual. Langkah analisis formal dilakukan dengan
cara menganalisis secara visual kualitas unsur-unsurnya, dan menganalisis
bagian demi bagian.
3. Intepretasi adalah menafsirkan hal-hal yang terdapat di balik suatu karya tari,
manfsirkan makna, pesan, atau nilai yang dikandungnya. Penafsiran dapat
mengungkap hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan di balik
struktur/bentuk: psikologis, latar belakang sosial budaya, gagasan,abstraksi,
kepercayaan, pengalaman senimannya.
4. Penilaian dalam kritik tari berdasarkan atas deskripsi, analisis formal, dan
intepretasi suatu karya tari dengan data-data visual maupun penjelasan-
penjelasan tambahan dari seniman. Dalam kritik seni, ukuran penilaian dapat
dilakukan secara general atau non general.

F. TINGKAT KRITIK TARI

Kritik dapat diperhatikan beradarkan dari wujud pengungkapannya, yaitu setidaknya


ada dua antara lain sebagai berikut.

1. Krtitik pra-predikatif, artinya kritik yang belum menemukan predikat yang


kongkrit. Kritik pra-predikatif tidak dapat dikenali secara jelas, tetapi dapat
dirasakan kehadirannya melalui sikap seseorang atau sekelompok orang. Kritik
pra-predikatif merupakan sebuah sikap antara sadar dan tidak sadar mereaksi
sesuatu dengan tindakan tertentu, seperti berdecak, atau menggaruk-garuk kepala
tanda tidak setuju dengan pernyataan seseorang, dan berbagai bentuk lain. Pada
intinya, kritik pra-predikatif dilontarkan dalam bentuk tindakan untuk mereaksi
sesuatu, tidak terkecuali anggukan kepala tanda seseorang yang mengagumi
penampilan seseorang.
2. Kritik predikatif, yaitu kritik yang telah terwujud dalam media ungkap tertentu,
bisa dalam bentuk wujud lisan (kritik verbal) dan kritik non-vebal, yaitu
disampaikan melalui media tulis atau visual lainnya dalam setruktur tertentu.
3. Kritik Ilmiah yaitu kritik yang menggunakan argumen-argumen yang terkait
dengan objek yang bisa dipertanggung jawabkan.

Adapun dalam mengkritik seni tari seni tari, saya memilih Tari Kecak yang
berasan dari pulau Dewata,Bali.

TARI KECAK

a. Sejarah Tari Kecak

   Tak diketahui secara pasti darimana tarian kecak berasal dan dimana pertama
kali berkembang, namun ada suatu macam kesepakatan pada masyarakat Bali kecak
pertama kali berkembang menjadi seni pertujukan di Bona, Ganyar, sebagai
pengetahuan tambahan kecak pada awalnya merupakan suatu tembang atau musik
yang dihasil dari perpaduan suara yang membentuk melodi yang biasanya dipakai
untuk mengiringi tarian Sahyang yang disakralkan. Dan hanya dapat dipentaskan di
dalam pura. Kemudaian pada awal tahun 1930an astist dari desa
Bona, Gianyar mencoba untuk mengembangkan tarian kecak dengan mengambil
bagian cerita Ramayana yang didramatarikan sebagai pengganti Tari Sanghyang yaitu
tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan
komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan
harapan-harapannya kepada masyarakat, sehingga tari ini akhirnya bisa
dipertontontan di depan umum sebagai seni pertunjukan.
Kecak (pelafalan: /'ke.tʃak/, secara kasar "KEH-chahk", pengejaan
alternatif: Ketjak, Ketjack, dan Ketiak), adalah pertunjukan seni khas Bali yang
diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki.

b. Gerak Tari
Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang
duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan
mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat
barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.    
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak
seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para
penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta,
Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.

c. Iringan Musik
Iring-iringan lagu atau musik yang mengiringi tari Kecak selama berlangsung
diambil dari ritual tarian Sanghyang, yang tidak menggunakan alat musik. Akan
tetapi hanya menggunakan kincringan yang dikenakan pada kaki atau tangan penari
yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana. 

d.  Cerita dalam Tari Kecak


Cerita yang paling popular dalam tari kecak adalah cerita Ramayana pada bagian
dimana Raja Rama dan istrinya Dewi Shita serta adiknya Laksamana tengah berada
di dalam hutan karena diasingkan dari kerajaan mereka. Berikut scene scene dalam
tari kecak :

 Scene 1
Rama Sita dan Laksamana sedang berada dalam hutan tiba tiba muncul seekor
kijang emas (penjelmaan dari pembantu Raja Rahwana yang ditugaskan untuk
memancing agar Rama meninggalkan Sita sendirian) mendekati mereka kemudian
menjauh seakan ingin mengajak mereka bermain melihat kijang yang lucu tersebut
Sita minta ke pada raja Rama untuk menangkapnya. Sebelum Rama pergi
meninggalkan Sita, Rama minta adiknya Laksamana menjaga Sita, kemudian Rama
meninggalkan Sita dan laksamana untuk mengejar kijang emas yang berlari
menjauh………. Tak selang beberapa lap kemudian terdengar suara kesakitan yang
mirip suara Rama serta minta tolong…… . Mendengar itu Sita merasa cemas
kemudian minta Laksamana untuk menyusul Rama, Laksamana tidak percaya kalau
suara itu adalah suara Rama karena dia tahu Rama tidak mungkin dapat dilukai oleh
sekor kijang. Namun Sita tidak mau mengerti dia malah marah pada Laksamana dan
menuduh Laksamana sengaja membiarkan Rama mati sehingga dia bisa mengawini
Sita kelak. Karena terus didesak oleh Sita akhirnya Laksmana mau pergi menyusul
Rama. Sebelum meninggalkan Sita sendirian Laksamana membuat lingakaran dan
minta Sita untuk tetap berada dalam lingkaran. Setelah Laksamana pergi kemudian
muncul sorang pendeta yang sebenarnya adalah penjelmaan Rahwana. Pendeta ini
minta air kepada Sita. Karena merasa iba Sita memberikan air kepada pendeta
tersebut dengan menjulurkan tangannya keluar lingkaran. Seketika itu juga pendeta
tua itu berubah menjadi Rahwana. Kemudian membawa Sita pergi.
 Scene 2
Dikisahkan Sita telah berada di Kerajaan Alengka ditemani oleh Trijata –
kemenakan dari Rahawana yang ditugaskan untuk menjaga Sita. Sita terlihat sedih
menangisi nasib yang menimpanya sanbil terus berharap Rama datang untuk
menyelamatkannya. Kemudian muncul Kera Putih – Hanoman. Pada awalnya Sita
mengira Hanoman ini juga merupakan penjelmaan Rahwana, namun setelah Sang
Hanoman menjelaskan bahwa dirinya adalah utusan dari Raja Rama, serta
menyerahkan cincin sebagai bukti. Kemudian Sita memberikan bunga kepada
Hanoman untuk diserahkan kepada raja Rama. Sebelum meninggalkan kerajaan
Alengka Hanoman membakar taman dan beberapa tempat di kerajaan Alengka
sebagai pesan pada Rahwana bahwa Rama akan datang untuk menyelamatkan Sita.
 Scene 3
dari sihir Peperangan dimulai, Rama dengan pelayannya bernama Tualen serta
tentara keranya tiba di Alengka untuk menyerang dan menghancurkan kerajaan
Rahwana. Pada awal pertempuran putra Rahwana yang bernama Megananda serta
pelayannya Delem berhasil mengalahkan Mengikat Rama dengan kekuatan sihirnya
sehingga Rama serta anak buahnya tidak bisa bergerak dan menjadi lemas. Kemudian
Rama berdoa memohon kepada para Dewata untu k menyelamatkannya, kemudian
munculah seekor burung garuda membantu Rama melepaskan diri Megananda.
 Scene 4
Kemudian Rama beserta tentaranya kembali pulih seperti sedia kala lalu Rama
memerintahkan Raja Kera Sugria untuk melawan Megananda, Pada scene ini para
penari cak akan membentuk 2 kelompok satu kelompok menjadi tentara Megananda,
satu kelompok yang lain menjadi tentara Sugriwa. Dalam pertempuran ini Sugriwa
berhasil mengalahkan Megananda. Kemudian para penari cak kembali menjadi satu
kelompok.
 Scene 5
Diceritakan bahwa Rahwana telah dapat dikalahkan dan Rama berkumpul
kembali dengan istrinya Sita. Pertemuan mereka ini disaksikan oleh Laksamana,
Sugriwa dan Hanoman.

e.   Properti
Properti yang digunakan dalam pergelaran tari kecak diantaranya:

1.      Kain atau selendang yang bercorak kotak-kotak.


2. Gelang kincringan

3. Make up

4. Tempat sesajen
5. Topeng

6. Dan aksesoris lainnya.

KRITIK SENI TARI KECAK DEWATA BALI

Secara keseluruhan penyajian tari kecak pada acara penyambutan turis wisata
di dewata Bali sudah bagus dan para penari sudah kompak dalam menyajikan iringan
“cak cak” di tarian kecak tersebut. Namun masih ada beberapa penari ketika
menarikan gerakan tangannya tidak serentak sehingga sedikit mengurangi keindahan
tari, tetapi para penari tersebut dapat konsentrasi kembali sehingga tarian dapat
selesai dengan kompak dan baik.

BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
           Berdasarkan  hasil pembuatan makalah kami, kami dapat menyimpulkan
bahwa secara budaya Bali telah memiliki nilai kebudayaan yang tinggi. Mereka
mampu mempertahankan tari khas mereka dari berabad-abad tahun. Dan Tari Kecak
kini bukan lagi hanya ditontonkan sebagai upacara adat tetapi ditontonkan sebagai
hiburan para wisatawan yang berkunjung di Bali.

B.     Saran
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaannya, salah satunya Bali.
Bali memiliki tarian yang sangat akan ke-khasannannya. Kebudayaan ini patut kita
lestarikan sampai akhir hayat kita, karena kita tidak ingin kebudayaan ini diakui oleh
negara lain.

Anda mungkin juga menyukai