Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SENI MUSIK ANAK SEKOLAH DASAR

“Dikte, Solfegio Musik, dan Vokalia Dasar”

SEMESTER 2 TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Oleh Kelompok 5:
ANGGUR REKSA PUTRI RULEF
DINA RAHMADANI
IBNU HALIL
ANITA SYARIF
RANI SAFITRI
CINDY OKTARINALDI
ANISSA DWI UTAMI

Dosen Pengampu:
Vivi Angraini, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dankarunianya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, karena tanpa-Nya
mustahil makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai bahan pembelajaran mata kuliah Seni Musik Anak
Sekolah Dasar khususnya subtansi “Dikte, Solfegio Musik, dan Vokalia Dasar”, serta dalam
rangka memenuhi tugas dari Ibu Vivi Anggraini, M.Pd selaku dosen pengampu pada mata
kuliah Seni Musik.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan banyak manfaat, terutama
bagi kita, dan umumnya bagi setiap orang yang membaca tulisan ini.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen
Pengampu yang telah membimbing dengan sabar, kepada orang tua kami yang selalu
mendo'akan kami, dan kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini, yang tidak bisa mengatakan satu per satu tetapi tidak mengurangi rasa hormat
kami.
Akhirnya, sesuai dengan kata pepatah "tidak ada gading yang tak retak," atau
"sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga," kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kebenaran dan
kesempurnaan adalah satu-satunya milik Allah.

Batusangkar, 9 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................ 5
C. TUJUAN ..................................................................................................................................... 5

BAB II .......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................6
A. Dikte Musik ................................................................................................................................ 6
B. Solfegio Musik............................................................................................................................ 8
C. Vokalia Dasar............................................................................................................................10

BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................13
B. SARAN .....................................................................................................................................13

REFERENSI...........................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Musik tercipta dan disampaikan melalui media yang berbeda dari seni-seni yang
lain, dimanamusik media utamanya adalah gerak, seni rupa medianya adalah garis dan
warna, sedang untukmusik sendiri medianya adalah bunyi dan diam. Setelah
mengetahui medianya, kemudiandiurutkan unsur-unsur yang menjadi persyaratan
terbentuknya sebuah musik atau dengan katalain syarat-syarat kapan bunyi dan diam
dianggap sebagai sebuah musik, unsur-unsur dari syarat-syarat yang ditentukan terdiri
atas ritme, melodi dan harmoni.
Setelah ketiga unsur tersebut terpenuhi maka didalam prakteknya musik harus
didukungoleh unsur pendukung lainnya untuk mempertegas keindahan sebuah musik.
Unsur-unsur pendukung tersebut terdiri dari, dinamika, ekspresi, dan warna suara.
Selanjutnya Unsur-unsurtersebut diramu dengan mengunakan kualitas yang berupa
warna bunyi (timbre) dan kekuatan bunyi (reimer) atau intonasi, meskipun telah terjadi
beberapa perubahan didalam praktek pelaksanaan musik pada saat sekarang ini, dimana
pemenuhan unsur-unsur musik yangdisebutkan diatas telah banyak dilanggar dan
mengalami perluasan pemahaman akan tetapisecara umum keseluruhan unsur-unsur
tersebut masih digunakan sebagai patokan utama didalam penciptaan sebuah karya
musik. Pengertian musik:

1. Secara klasik musik dapat diartikan bunyi yang teratur yang mengandung
keseluruhanunsur-unsur pembentuk musik.
2. Sesuai perkembangan zaman, musik dapat diartikan sebagai sebuah karya seni
yangmenggunakan bunyi dan diam sebagai media utama yang dengan sadar dan
sengajadiciptakan untuk memenuhi hasrat estetis dari komposer.
3. Musik juga dapat diartikan sebagai sebuah peristiwa yang diinginkan terjadinya
di dalamruang dan waktu yang telah ditentukan dengan menggunakan media
bunyi dan diamsebagai alat penyampai pesannya.

Pengertian tentang musik sendiri secara lepas tentu saja berbeda menurut
pemahaman setiap individu dan dari sudut pandang mana musik diartikan, hal ini
tidaklah menjadi suatu hal yang penting, akan tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana memahami musik dan menuangkannya ke dalam aktivitas bermusik baik
dalam bentuk pemahaman kebahasaan tentang simbol-simbol yang digunakan sebagai
abjad musik maupun praktek bermain alat musik. Kesulitan tidak sedikit individu dalam
proses pembelajaran terutama pada praktek membaca notasi musik. Sebahagian besar
orang awam khususnya mahasiswa kurang memiliki keterampilan yang baik dalam
membunyikan notasi, sehingga aktivitas musikal yang seharusnya muncul dalam proses
pembelajaran tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan. Hal ini tentu saja juga
berimplikasi terhadap rendahnya hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah seni musik.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana pengertian dan penerapan dari Dikte Musik?
2. Bagaimana pengertian dan pembagian Solfegio Musik?
3. Bagaimana pengertian dan penerapan Vokalia Dasar?

C. TUJUAN
Dari rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan untuk
1. Mengetahui pengertian dan penerapan dari Dikte Musik
2. Mengetahui pengertian dan pembagian Solfegio Musik
3. Mengetahui pengertian dan penerapan Vokalia Dasar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dikte Musik
Dikte musik adalah guru memainkan melodi, sederhana atau kompleks. Siswa,
di sisi lain, harus merekam suara yang didengar, durasinya, dan sebagainya dalam
catatan seakurat mungkin. Untuk mempelajari cara menulis dikte musik, seseorang
harus mengikuti beberapa aturan dan menerapkan metode pelatihan pendengaran
melodi dan harmonik.
Dikte musik adalah salah satu bentuk pekerjaan yang paling penting,
bertanggung jawab, dan sulit dalam pelajaran solfeggio. Ini mengembangkan memori
musik siswa, mempromosikan persepsi sadar melodi dan elemen lain dari pidato musik,
mengajarkan untuk menuliskan apa yang mereka dengar.
Dalam mengerjakan dikte musik, semua pengetahuan dan keterampilan siswa
disintesis, tingkat perkembangan pendengaran mereka ditentukan. Ini adalah semacam
hasil dari keseluruhan proses pembelajaran, karena di dalam diktelah siswa harus
menunjukkan, di satu sisi, tingkat perkembangan memori musik, pemikiran, semua
jenis telinga musik, dan di sisi lain, pengetahuan teoretis tertentu yang membantunya
mencatat dengan benar apa yang telah didengarnya.
Tujuan dari dikte musik adalah pendidikan keterampilan menerjemahkan
gambar musik yang dirasakan menjadi representasi pendengaran yang jelas dan dengan
cepat memperbaikinya dalam notasi musik.
Tugas utama bekerja pada dikte dapat disebut sebagai berikut:
 Membuat dan mengkonsolidasikan hubungan antara yang terlihat dan yang dapat
didengar, yaitu mengajarkan yang dapat didengar untuk membuatnya terlihat;
 Mengembangkan memori musik dan telinga bagian dalam siswa;
 Berfungsi sebagai kendaraan untuk mengkonsolidasikan keterampilan teoritis dan
praktis siswa.
Bentuk dikte musik
Bentuk dikte bisa bermacam-macam. Saat merekam dikte, penting untuk memilih
bentuk karya yang paling cocok untuk menguasai melodi ini.
 Dikte itu bersifat indikatif.
Dikte indikatif dilakukan oleh seorang guru. Maksud dan tugasnya adalah
menunjukkan proses menulis di papan tulis. Guru dengan lantang, di depan
seluruh kelas, memberi tahu siswa bagaimana dia mendengarkan, melakukan,
menyenandungkan melodi dan dengan demikian menyadarinya dan
memperbaikinya dalam notasi musik. Dikte semacam itu sangat berguna
sebelum melanjutkan, setelah latihan persiapan, untuk merekam sendiri, serta
ketika menguasai kesulitan atau jenis dikte baru.
 Dikte dengan analisis awal.
Dengan bantuan seorang guru, siswa menentukan mode dan nada nada dari
melodi yang diberikan, ukurannya, tempo, momen struktural, fitur dari pola
ritmik, menganalisis keteraturan perkembangan melodi, dan kemudian mulai
merekam. Analisis awal tidak boleh lebih dari 5 - 10 menit. Lebih bijaksana
untuk menggunakan bentuk dikte ini di kelas-kelas yang lebih rendah, serta saat
merekam melodi di mana elemen-elemen baru dari bahasa musik muncul.

 Dikte tanpa analisis awal.


Dikte semacam itu direkam oleh siswa untuk waktu yang ditentukan, dengan
jumlah lakon tertentu. Dikte semacam itu lebih tepat di kelas menengah dan
senior, yaitu. hanya ketika siswa belajar menganalisis melodi sendiri.

 Dikte lisan.
Dikte lisan adalah melodi kecil yang dibangun di atas frasa melodi yang sudah
dikenal, yang dimainkan guru dua atau tiga kali. Siswa mengulang melodi pada
awalnya untuk suku kata apa pun dan baru kemudian menyanyikan dikte dengan
nama bunyinya. Bentuk dikte ini harus digunakan seluas mungkin, karena dikte
lisan yang membantu persepsi sadar siswa tentang kesulitan individu melodi,
mengembangkan memori musik.

 "Dikte sendiri", rekaman musik yang sudah dikenal.


Untuk pengembangan pendengaran batin, siswa harus ditawari "mendikte diri
sendiri", rekaman melodi yang sudah dikenal dari ingatan. Tentu saja, bentuk
ini tidak akan menggantikan dikte musik yang lengkap, karena tidak perlu
merangkul dan menghafal musik baru, yaitu, memori musik siswa tidak terlatih.
Tetapi untuk mengerjakan rekaman berbasis telinga, ini adalah trik yang sangat
bagus. Bentuk “mendikte diri sendiri” juga membantu mengembangkan inisiatif
kreatif siswa. Ini adalah formulir yang sangat nyaman untuk mandiri, pekerjaan
rumah, untuk pelatihan menulis.

 Kontrol dikte.
Tentunya dalam proses pembelajaran juga harus ada kontrol dikte yang ditulis
siswa tanpa bantuan guru. Mereka dapat digunakan saat menyelesaikan
pekerjaan pada topik tertentu, ketika semua kesulitan dikte akrab bagi anak-
anak dan dipelajari dengan baik. Biasanya bentuk dikte ini digunakan dalam tes
pelajaran atau ujian.
Bentuk dikte lainnya juga dimungkinkan, misalnya, harmonis (merekam urutan
interval, akord yang didengarkan), berirama. Berguna untuk merekam melodi yang
sebelumnya dibaca dari pandangan. Berguna untuk menghafal dikte tertulis, mengubah
urutan ke kunci yang dilewati, dan mencocokkan pengiring dengan dikte. Penting juga
untuk mengajari siswa cara menulis dikte dalam register yang berbeda, baik di kunci
treble maupun di kunci bas.
B. Solfegio Musik
Solfegio adalah latihan kemampuan pendengaran atau ketajamanpendengaran
musik, baik ketepatan ritmik maupun ketepatan nadanya. Solfegio juga dapat diartikan
sebagai ilmu dalam memahami interval musik dan notasi. Solfegio bertujuan untuk
memberikan pemahaman tentang jarak nada satu ke nada yang lain dengan cara
menyanyikan berbagai macam bentuk notasi, dengan menyanyikan interval nada yang
berbeda-beda.
Menurut Stanly yang dikutip Sumaryanto (2005:40) dikatakan Solfegio adalah
istilah yang mengacu pada menyanyikan tangga nada, interval dan latihan-latihan
melodi dengan sillaby zolmization yaitu, dengan menyanyikan solmisasi (do,re,mi,dst)
dan kemudian dikembangkan dengan menempatkan huruf vokal (a,i,u,e,o) sebagai
ganti solmisasi. Solfegio juga dapat diartikan sebagai ilmu dalam memahami interval
musik dan notasi. Solfegio bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang jarak nada
satu ke nada yang lain dengan cara menyanyikan berbagai macam bentuk notasi,
dengan menyanyikan interval nada yang berbeda-beda. Biasanya solfegio diajarkan
dengan latihan-latihan menyanyikan solmisasi yang terus bertambah tingkat
kesulitannya.
Dalam perkembangannya solfegio bukan hanya menyanyi saja tetapi juga
mendengar dan membaca nada. Kemampuan membaca nada disebut dengan Sight
Reading, kemampuan mendengar nada disebut dengan Ear Training, sedangkan
kemampuan menyanyi disebut dengan Sight Singing.

1. Sight Reading
Menurut Stanley seperti yang dikutip Sumaryanto(2001:31-33)
Sight reading adalah membaca not tanpa persiapan atau kesanggupan sekaligus
untuk membaca dan memainkan notasi musik yang belumpernah dikenal
sebelumnya (sering disebut dengan istilah prima vista.
Fungsi sight reading selain untuk meningkatkan kemampuan membaca dan
menambah pengetahuan tentang bahasa musik juga berfungsi untuk menemukan
hal–hal baru dalam musik dan memberikan kenikmatan dalam bermusik bagi
pemain atau penyaji musik hingga pada tingkat ketrampilan mahir. Ada dua
pendekatan dalam melatih sight reading, yaitu
(1) dengan memainkan lagu yang mudah dengan tempo yang sebenarnya,
(2) dengan lagu yang sulit dalam tempo yang sangat lambat.
Richman dalam Sumaryanto (2001:33). Melalui sight reading diharapkan siswa
dapat membaca notasi musik dengan cepat dan tepat.Florentinus membagi
kemampuan membaca not (sight reading) dalam tiga indikator, yaitu :
(1) kemampuan membaca ritme/irama,
(2) kemampuan membaca melodi/rangkaian nada,
(3) kemampuanmembaca kord/ keselarasan gabungan nada.

2. Ear Training
Ear Training adalah latihan kemampuan mendengar, menurut Kodiyat (1983:68),
Ear Training adalah latihan pendengaran secara sistematis, latihan vokal tanpa
perkataan dan hanya dengan suku kata terbuka. Latihan pendengaran tersebut
dilakukan dengan cara menselaraskan dengan not- not yang dihadapi. Dengan
terbiasanya siswa mendengar secara bertahap, maka bayangan nada/not dari suatu
lagu yang didengar akan dapat dibayangkan besar kecilnya dan tepat tidaknya
lompatan nada.
Manusia normal sejak lahir sudah dibebani dengan kemampuan reaksi terhadap
bunyi atau musik, sehingga tanpa kegiatan mendengar manusia tidak dapat
memberikan reaksi terhadap rangsangan yang membentuk bunyi ( Jamalus,
1981:49) Latihan pendengaran musik biasanya dilakukan dalam bentuk dikteyang
berupa nada yang dinyanyikan kemudian ditirukan, yang sebelumnya didahului
dengan latihan pendengaran dan latihan daya ingat. Dikte tersebut berupa melodi,
kord, dan ritme. Latihan pendengaran ini membutuhkan konsentrasi yang sungguh-
sungguh agar kesan musik dapatdimengerti dan bila dilakukan secara berulang-
ulang dapat dijadikan dasar menuju tahap pelajaran membaca notasi.
Florentinus (1997:62) membagi lebih lanjut kemampuan mendengar not (Ear
Training) ke dalam tiga indikator kemampuan, yaitu:
(1) kemampuan mendengar dan mengingat ritme/irama, menuliskan
sertamenyuarakan kembali,
(2) kemampuan mendengar dan mengingatmelodi/rangkaian nada, menuliskan
serta menyuarakan kembali,
(3) kemampuan mendengar dan mengingat kord/keselarasan gabungan nada.

Menurut Benward yang dikutip oleh Sumaryanto(2001:35), kemampuan


pendengaran merupakan gabungan dari faktor kebiasaan dan pembawaan. Faktor
kebiasaan dapat dikembangkan melalui latihan teratur,sedangkan faktor
pembawaan murni berasal dari kemampuan diri yang berupa bakat musikalitas.
Dalam proses mempelajari sebuah lagu perlu ditanamkan pengertian tentang rasa
irama/ritme, agar siswa dapat memnyanyikan sebuah lagu dengan dalam irama
yang sesuai. Selain itu perlu ditanamkan juga pengertian tentang bayangan
/memori nada, interval, dan melodi sehingga tidak mengalami kesulitan dalam
menyanyikan sebuah lagu dengan benar.Dari penjelasan di atas dapat ditegaskan
bahwa kemampuan mendengar not (Ear Training) adalah tingkat kepekaan siswa
dalam mendengarkan,mengingat, menuliskan dan menyuarakan kembali unsur–
unsur musical dalam bentuk notasi musik secara langsung, baik pada melodi, ritme
maupun kord.

3. Sight Singing
Yang dimaksud dengan Sight Singing adalah latihan menyanyikan nada sesuai
dengan melodi. Ada dua sistem yang dapat digunakan dalam latihan ini, yaitu
system fixed do dan system movable do. Kedua sistem tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
1. Sistem fixed do Adalah latihan nada-nada dinyanyikan dengan apa
adanya,misalkan nada C akan tetap dibaca do meskipun dalam tangga nada
yang berbeda-beda. Contoh lain, siswa menyanyikan lagu dalam tangga nada
F mayor (1 mol) maka nada F tidak dibaca do melainkan fa.
2. Sistem Movable do adalah do yang bisa berubah-ubah, jadi nama do bisa
terletak pada nada c, d, e, f, g, dan seterusnya sesuai nada dasar yang
digunakan.
Florentinus membagi kemampuan menyanyikan not atau sight singing dalam tiga
indikator, yaitu :
(1) Kemampuan menyanyikanmelodi atau rangkaian nada,
(2) Kemampuan menyanyikan interval nada,
(3) Kemampuan menyanyikan tangga nada. (Sumaryanto,2001:40-42)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyanyikan nada (sight
Singing) adalah tingkat kelancaran siswa untuk mengubah bentuk notasi menjadi
suara atau vokal tanpa persiapan sebelumnya.

C. Vokalia Dasar
1. Pengertian Vokal
Vokal berasal dari kata bahasa latin vocalis yang berarti berbica atau bersuara.
Vokal dalam seni musik adalah alunan nada-nada yang keluar dari suara manusia.
Vokal merupakan jenis bermusik yang paling populer, karena dapat dilakukan
dimanapun meski tanpa tambahan alat apapun.
Setiap manusia mempunyai vokal yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh
perbedaan bentuk dan kemampuan alat pembentuk suara manusia satu dengan
lainnya. Batas wilayah nada yang dapat disuarakan oleh seseorang disebut Ambitus
suara. Dalam bermusik vokal akan semakin indah apabila diiringi dengan
instrumen. Instrument adalah nada-nada yang keluar dari alat musik yang
digunakan.

2. Pengertian Teknik Vokal


Teknik Vokal adalah cara memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga
suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu, dan nyaring. Selain ditentukan oleh
organ-organ tubuh, mutu, dan pembentukannya, suara manusia juga didukung oleh
beberapa unsur-unsur teknik vokal.

3. Unsur-Unsur Teknik Vokal


a) Artikulasi, merupakan cara pengucapan kata demi kata maupun huruf demi hurup
dengan jelas dan benar. Faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan
artikulasi yang baik, antara lain.
 Sikap badan yang baik dan benar dalam menyanyikan lagu,
 Posisi mulut yang baik dan benar pada waktu menyanyi,
 Latihan vokalisis,
 Teknik pembentukan bunyi vokal, dan
 Teknik pembentukan bunyi konsonan.

b) Pernapasan, adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya yang


kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan keperluan.
Udara yang digunakan saat bernyanyi lebih banyak daripada pada saat bernafas
sehari-hari. Oleh karena itu, usahakan mengisi paru-paru sebanyak mungkin saat
menyanyi. Teknik pernapasan dalam menyanyi dibagi menjadi tiga, yaitu teknik
pernapasan dada, perut, dan diafragma.
c) Phrasering, adalah aturan penggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah
dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Untuk mendapatkan
phrasering yang baik, seorang penyanyi harus memahami arti sebuah kalimat,
memahami tujuan/ pesan sebuah lagu, serta memahami bahwa susunan nada dan
syair lagu adalah satu keatuan yang utuh.
Dalam menyanyikan kalimat lagu secara utuh, tidaklah sesederhana "membaca
kalimat" karena disamping harus memahami kalimat yang diucapkan dengan
sejelas mungkin, seorang penyanyi juga harus memahami tanda-tanda dinamika,
tekanan nada, susunan nada, dan lain-lain yang harus dikerjakan bersamaan dengan
pemenggalan kalimat.

d) Sikap Badan, adalah posisi badan ketika seseorang sedang bernyanyi, bisa dengan
duduk atau berdiri yang terpenting saluran pernapasan tidak terganggu. Sikap badan
sangat mempengaruhi produksi suara seseorang saat menyanyi, baik penyanyi solo
maupun penyanyi kelompok. Sikap tubuh pada saat menyanyi yang benar, baik
pada saat bernyanyi dengan posisi duduk maupun posisi berdiri, antara lain
 Bernyanyi pada sikap duduk
 Posisi duduk yang tegap, rileks, dada ke depan.
 Posisi kedua kaki di depan dan menempel pada lantai.
 Busungkan dada agar tulang rusuk berkembang dan rongga dada
bertambah besar.
 Bernyanyi pada sikap berdiri
 Posisi kedua kaki harus siap menjadi tumpuan saat berdiri, rilekskan
badan dan jangan tegang karena dapat mempengaruhi produksi suara.
 Posisi kedua bahu datar dan busungkan dada agak ke depan agar suara yg
keluar lebih maksimal, dan rilekskan kedua lengan.
 Renggangkan kedua kaki dengan santai, lalu salah satu kaki agak sedikit
maju kedepan.
 Kedua lutut harus rileks dan mudah digerakkan.
e) Resonansi, adalah usaha untuk memperindah suara dengan memfungsikan rongga-
rongga udara yang ikut bervibrasi/ bergetar di sekitar mulut dan tenggorokan.
Kualitas dan kuantitas suara hasil penguatan resonansi akan membedakan warna
suara satu instrumen dengan instrumen lainnya. Sebagai contoh, Violin
menghasilkan suara tipis dan tinggi, berbeda dengan contra bass yang
menghasilkan suara tebal dan besar. Warna suara dari kedua instrumen jelas
berbeda karena secara fisik keduanya memiliki ruang resonansi yang berbeda jauh.
Demikian pula pada setiap manusia pasti memiliki perbedaan, baik bentuk, ukuran
, maupun kualitasnya. Namun, pada saat bernyanyi semua memiliki fungsi yang
sama yaitu rongga resonan menguatkan dan memperbesar getaran suara dari
sumbernya (pita suara).
Terdapat 3 rongga resonansi pada manusia yaitu:
 Resonan atas (nasal cavities/ langit langit keras) yaitu semua rongga di atas
mulut dan tenggorokan pada kepala manusia.
 Resonan tengah yakni mulut dan bagian belakang mulut (pharink).
 Resonan bawah (dada).
f) Vibrato, adalah usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara memberi
gelombang atau suara yang bergetar teratur, biasanya diterapkan diakhir sebuah
syair lagu. Tidak semua syair lagu menggunakan vibrato, adakalanya syair lagu itu
polos atau dikurangi. Vibrato yang berlebihan dapat mengubah nada dan vocal,
sedangkan vibrasi yang di buat-buat dapat memberi kesan seperti kedinginan.

g) Improvisasi, adalah usaha memperindah lagu dengan merubah sebagian melodi


lagu secara profesional, tanpa merubah melodi pokoknya. Beberapa penyanyi
sering membuat variasi pada lagu yang dibawakan secara spontanitas tanpa
persiapan terlebih dahulu, hal ini dinamakan improvisasi vokal. Adapun syair lagu
yang dibawakan tidak berubah meskipun lagu telah diimprovisasi. Yang berubah
adalah panjang pendeknya nilai not dan aksen setiap suku kata.

h) Intonasi, adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau secara tepat.
Ketepatan intonasi dalam setiap lagu merupakan dambaan setiap penyanyi. Untuk
menguasai intonasi yang tepat, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
 Percaya diri, rileks, tidak tegang dan tidak takut mencapai nada-nada tinggi
dalam menyanyi,
 Konsentrasi dan hilangkan keraguan dalam mengambil nada sehingga tinggi
nada tidak turun,
 Latihan pernafasan dengan diafragma agar nafas lebih panjang,
 Selaraskan pita suara, terutama pada setiap ulangan nada dan nada yang
ditahan,
 Peka terhadap suara lain terutama iringan,
 Latihan interval untuk membidik lompatan-lompatan nada dengan tepat,
 Latihan nada-nada peralihan register suara, untuk menyanyikan lagu yang
berpindah kunci,
 Latihan nada-nada pada batas wilayah suara, baik itu suara tinggi maupun
rendah,
 Pengucapan huruf-huruf hidup dengan jelas agar tinggi nada tidak berubah,
 Tidak terpengaruh tangga nada lain, seperti terbawa kebiasaan
menyanyikan tangga nada lagu-lagu daerah asal.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teori dasar musik sangat
penting untuk diberikan kepada siswa di awal pembelajaran karena tanpa teori dasar
musik yang kuat, siswa tidak akan mempunyai musikalitas yang baik. Salah satu teori
dasar musik yang penting untuk diberikan adalah materi solfeggio. Karena tanpa bekal
pengetahuan tentang dikte musik, solfeggio, dan vokalisa dasa, siswa tidak akan punya
kemampuan bermain musik yang baik.
Materi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dasar musikal.
Kemampuan ini meliputi kemampuan mendengar, kemampuan menirukan dan
kemampuan membaca notasi musik.

B. SARAN
Untuk tenaga pendidik terutama para guru seni musik disarankan untuk
memberikan pengetahuan dasar mengenai teori musik kepada siswa agar para siswa
bisa memiliki kemampuan musikal yang baik dengan diawali oleh pengetahuan dasa
musik yang kuat.
REFERENSI

Delone, R., & Wittlich, G. E. (2015). Aspects Of Twentieth-Century Music. New


Jersey: Prentice-Hall
Davydova E. Metode pengajaran solfeggio. - M.: Musik, 1993.
Fridkin G. Dikte musik. - M.: Musik, 1996.
Ostrovsky A. Metode teori musik dan solfeggio. - M.: Musik, 1989.
http://resexmlr.blogspot.com/2018/09/pengertian-solfegio.html
https://www.smktarunabangsa.sch.id/artikel/detail/pengertian-vokal-teknik-vokal-dan-
unsurunsurnya
https://journalist-nsk.ru/id/vrediteli-v-dome/muzykalnye-diktanty-dlya-samostoyatelnyh-
zanyatii-muzykalnyi.html

Anda mungkin juga menyukai