Anda di halaman 1dari 24

Makalah

Pengertian, Fungsi, Jenis-Jenis, Apresiasi Seni tari


Disusun guna memenuhi tugas mata Pendidikan Seni Tari
Dosen Pengampu : Kawuryansih Widowati, M.A.

Disusun Oleh : Kelompok 1, 2, dan 3


Dini Cahya Ariani 1212090040
Dini Hanifah 1212090041
D’zakenia Salsabila Maryam 1212090045
Dwi Rahma Amalia 1212090044
Egi Rahayu 1212090046
Ely Musripah Hasibuan 1212090047

1
Falahatuz Zulfa 1212090050
Fasha Baitul Hakim 1212090051
Fatimah Azzahra Nugroho 1212090052
Fitri Mukhlisah 1212090056
Fitria Andriani 1212090057
Ilma Rizka Ramadhanti 1212090071
Indah Awalia Safitri 1212090073
Hana Safira Ramadhani 1212090061
Hani Puspita Dewi 1212090062
Hanifah Handayani 1212090063
Hifdzati Diena A 1212090066
Husnul Khotimah 1212090068

Sem.4/PGMI B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya dan tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
SWT beserta keluarga dan sahabatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Pengertian, Fungsi, Jenis-Jenis, dan Apresiasi Seni Tari.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
atas penyusunan makalah ini sehingga terselesaikanlah makalah ini. Dan tak pula juga kami
mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Kawuryansih Widowati, M.A., sebagai dosen
mata kuliah Pendidikan Seni Tari yang telah memberikan dukungan dan kepercayaannya
kepada kami dan dengan adanya tugas ini kami mendapatkan begitu banyak dalam
pengetahuan dan wawasan pada bidang studi ini.
Kami menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya kami meminta kritik dan sarannya untuk perbaikan makalah di masa mendatang.
Dan harapan kami semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi kami
khususnya dan para pembacanya umumnya.

Bandung, 5 Maret 2023

3
Penulis.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................2

BAB I.....................................................................................................................................2

PENDAHULUAN.................................................................................................................2

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................2

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................................2

BAB II....................................................................................................................................2

PEMBAHASAN....................................................................................................................2

A. Pengertian Seni Tari..................................................................................................2

B. Fungsi Seni Tari.........................................................................................................2

C. Jenis – Jenis Tari.......................................................................................................2

D. Pengertian Apresiasi Tari.........................................................................................2

E. Fungsi Apresiasi Tari................................................................................................2

F. Tujuan Apresiasi Tari...............................................................................................2

G. Jenis-jenis Apresiasi Tari......................................................................................2

H. Aspek Apresiasi Tari.............................................................................................2

4
I. Tingkatan apresiasi tari............................................................................................2

BAB III..................................................................................................................................2

KESIMPULAN.....................................................................................................................2

A. Kesimpulan................................................................................................................2

B. Saran...........................................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan
kehidupan masyarakatnya, baik dilihat dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara
kesatuan. Jika dilihat sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka
perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia.
Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis menguasai seluruh
Asia Tenggara, kecuali Thailand.

Menurut Soedarsono (1977), salah seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan
Indonesia, menjelaskan bahwa, “secara garis besar perkembangan seni pertunjukan
Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari
luar (asing)”. Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni
pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode masa sebelum
pengaruh asing dan masa pengaruh asing.

Namun, apabila dilihat dari perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini,
maka masyarakat sekarang merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara
kesatuan. Tentu saja masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda
bagi seni pertunjukan, karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat
pendukungnya. Tarian daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia
seni tari membuat indonesia kaya akan adat kebudayaan kesenian.

5
Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di Indonesia mudah-
mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Tarian Indonesia sebagai ikon atau
simbol untuk mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya
Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia, dapat terlihat dari akar
budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri
tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi.

Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di


Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama
dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton
atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Seni Tari?

2. Apa saja fungsi Seni Tari?

3. Apa saja jenis-jenis Seni Tari?

4. Apa yang dimaksud dengan Apresiasi Tari?

5. Apa saja fungsi Apresiasi Tari?

6. Apa tujuan Apresiasi Tari?

7. Apa saja jenis-jenis Apresiasi Tari?

8. Apa saja aspek-aspek Apresiasi Tari?

9. Bagaimana tingkatan dari Apresiasi Tari?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Seni Tari.
2. Untuk mengetahui fungsi Seni Tari.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Seni Tari.
4. Untuk mengetahui Apresiasi Tari.

6
5. Untuk mengetahui fungsi Apresiasi Tari.
6. Untuk mengetahui tujuan Apresiasi Tari.
7. Untuk mengetahui jenis-jenis Apresiasi Tari.
8. Untuk mengetahui aspek-aspek Apresiasi Tari.
9. Untuk mengetahui tingkatan dari Apresiasi Tari.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Tari
Seni berasal dari kata ars (bahasa latin), techne (bahasa yunani), kuns (bahasa Jerman)
dan art (bahasa Inggris). Asal kata seni yang berasal dari beberapa bahasa tersebut memiliki
makna yang sama yaitu keterampilan dan kemampuan. Dalam buku Ki Hajar Dewantara, ada
pendapat yang mengemukakan bahwa seni sama dengan keindahan, namun pada dasarnya
keindahan merupakan tuntunan pokok dalam seni (Astuti, 1997: 3).
Seni merupakan segala perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya, serta
bersifat indah sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. Seni berfungsi sebagai
sarana untuk memajukan manusia yang ingin mempelajarinya dengan sungguh-sungguh,
yang akan melahirkan karya-karya dan seniman seniman yang berbakat. Setiap bentuk karya
seni memiliki kelebihan, aturan-aturan, nilai dan ukuran atau demensi (Aluspiah, 2020:171).
 Dengan perkembangan zaman Oswald Kuple mengelompokan karya seni menjadi
empat yaitu:

7
1. Seni rupa adalah ungkapan, perasaan, emosi, dan pengalaman yang diwujudkan dalam
bentuk karya dua dan tiga matra.
2. Seni musik adalah pengungkapan suara dalam paduan keseimbangan tiga aspek yakni
irama, melodi, dan harmoni, serta ketiga aspek tersebut adalah alat untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui suara.
3. Seni drama adalah sebuah seni pertunjukan atau sebuah penyajian ungkapan yang
menggunakan suara, tubuh, gerak tubuh, dan latar belakang atau ruang yang
menyampaikan gagasan, pesan dan perasaan dalam suatu kegiatan pergelaran.
4. Seni tari adalah keseimbangan unsur gerak, irama dan rasa (wiraga, wirama, wirasa)
untuk ungkapan, gagasan, dan pesan dengan penunjang iringan dan ruang atau latar
(Zora Iriani, 2008:144).
Secara umum tari adalah gerakan berirama sebagai ungkapan jiwa manusia, tetapi
dalam perkembangannya sejak masa lampau sampai sekarang merangkum segi-segi
kehidupan manusia yang sangat kompleks (Zora Iriani, 2008:144). Dari pernyataan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa seni tari adalah seni yang menyatukan keseimbangan dari
bebeberapa unsur yaitu gerak, irama, dan rasa atau ekspresi jiwa manusia yang didalmnya
terdapat beberapa unsur keterampilan dalam menari yaitu wiraga (gerak tubuh), wirama
(gerak berirama), wirasa (mengekspresikan atau menggambarkan tarian yang dibawakan),
dan wirupa (mengespresikan tarian dengan mimik wajah dan pendalaman karakter) serta
dengan tujuan untuk ,mengungkapkan gagasan dan pesan dengan sarana iringan dan ruang
atau latar.
Tari merupakan alat ekspresi atau sarana komunikasi seorang seniman kepada orang
lain (penonton atau penikmat) tari mampu menciptakan untaian gerak dan dapat membuat
penikmatnya ppeka terhadap sesuatu yang ada dan sekitarnya.
Pengertian tari menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a) Menurut Aristoteles, tari adalah suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan karakter
manusia saat mereka bertindak.
b) Menurut C. Sachs, tari adalah pelafalan jiwa manusia melalui gerak berirama yang
memiliki nilai estetika.

8
c) Menurut Cooric Hartong, tari adalah gerak-gerak badan yang diberi nuansa ritmis dan
dilakukan dalam suatu ruang.
d) Menurut Bagong Sudito, tari adalah suatu seni yang berupa gerak ritmis yang menjadi
alat ekspresi manusia.
e) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tari adalah gerakan badan (tangan, kaki,
kepala dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian seperti musik,
gamelan dan sebagainya.
Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan  gerakan
gerakan tubuh manusia. Namun tidak semua gerak dapat dikatakan gerak tari. Gerak
berfungsi sebagai materi pokok tari hanyalah gerakan  gerakan dari tubuh manusia yang telah
diolah dari keadaan wanta (mentah menjadi suatu bnetuk gerak gerak tari yang telah
mengalami stilisasi dan distoksi lahirlah dalam tari yang di sebut gerak murni dan gerak
maknawi.
Murni adalah gerak tari yang hasil pengolahan wantah yang dalam pengungkapanya
tifak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tersebut yang terpenting adalah faktor
nilai dari keindahan gerak tarian nya. Gerak maknawi dalah gerak wantah yang sudah
dimolah menjadi suatu  gerak ntari dari suatu pengungkapanya mengandung sautu pengertian
atau maksud tertentu di samping tetap menjaga nilai nilai keindahannya. Sebagai contoh tari
batik, merak, dan tari nalayan. Sebagai contoh :
1. Tari batik tari ini menggambarkan  orang yang sedang membantik di samping
geraknya yang mempunyai arti tetapi geraknya sangat menawan dan indah.
2. Tari merak tari ini mengambarkan seekor burung merak yang mempunyai bulu indah
dan menawan.
3. Tari nelayan tari yang menggambarkan seorang nelayan yang menagkap ikan di laut.

B. Fungsi Seni Tari


Seni Tari memiliki fungsi, antara lain:
1. Sebagai media ekspresi.
Tari sebagai media ekspresi bergantung pada masalah yang dihadapinya.
Dimana ekspresi itu sendiri berarti ungkapan atau pernyataan perasaan seseorang.
Perasaan ini bisa berupa hal menyenangkan atau menyedihkan atau marah atau

9
sebagainya. Perasaan juga dapat ditimbulkan saat manusia berhadapan dengan benda
atau alam atau pemandangan dsb. Melalui media ekspresi ini memungkinkan muncul
karya-karya yang sifatnya unik dari masing-masing orang.
2. Sebagai media komunikasi.
Maksud dari tari sebagai media komunikasi yaitu karya-karya yang
diungkapkan itu dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Dan ketika ungkapan itu
telah dilakukan maka akan lega rasanya.
3. Media bermain.
Tari sebagai media bermain dapat berguna untuk melepaskan ketegangan yang
dirasakan ketika mereka mengikuti pelajaran lain yang membutuhkan daya pikir
tinggi. Selain itu dapat memberikan hiburan dan menyenangkan hati.
4. Media pengembangan bakat.
Bakat sering dibedakan atas bakat umum dan bakat khusus. Bakat umum
adalah kemampuan intelektual yang bersifat umum sedangkan bakat khusus adalah
kemampuan menggambar. Dengan demikian bakat khusus bergantung pada
masyarakat atau instuisi seseorang dimana dia berada.
5. Media kreativitas.
Kreativitas diartikan sebagai kelenturan, kelincahan, kelancaran dalam
mengemukakan pendapat, kemampuan untuk memunculkan gagasan baru yang
berbeda dengan orang lain. Dengan melalui media tari dapat diarahkan dan
dikembangkan sifat-sifat kreatif dalam dirinya.

C. Jenis – Jenis Tari


Adapun jenis-jenis tari yaitu:
 Tari berdasarkan penyajiannya.
a) Tari Primitif.
Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut
kepercayaan dinamisme dan animism. Tari ini lebih menekankan tari yang memuja
roh para leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya merupakan wujud kehendak
berupa pernyataan maksud dilaksanakan dan permohonan tarian tersebut
dilaksanakan. Ciri tari pada zaman primitif adalah kesederhanaan kostum, gerak, dan

10
iringan menjadi lebih beriringan menjadi lebih dominan untuk kehendak tertentu
sehingga ungkapan ekspresi yang dilakukan berhubungan dengan permintaan yang
diinginkan. Ciri-ciri tari primitive antara lain:
1) Gerak dan iringan sangat sederhana, berupa hentakan kaki, tepukan tangan
atau symbol suara atau gerak-gerak saja yang dilakukan.
2) Gerakan dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya: menirukan gerak
binatang, karena akn berburu, proses pemotongan gigi, pesta kelahiran,
perkawinan, keberuntungan panen, daaan sebagainya.
3) Tata rias masih sederhana, bahkan biasanya berakulturasi dengan alam sekitar.
4) Instrument sangat sederhana, terdiri dari tifa, kendang atau instrument yang
hanya dipukul-pukul secara tetap, bahkan tanpa memperhatikan dinamika.
5) Tari ini bersifat sakral, untuk keperluan upacara keagamaan/kepercayaan.
6) tarian primitive dasar dan geraknya adalah maksud atau kehendak hati, dan
pernyataan kolektif.
7) Tarian primitive berkembang pada masyarakat yang menganut pola tradisi
primitive atau purba dimana berhubungan dengan pemujaan nenek moyang
dan penyembahan leluhur.
b) Tari Tradisional

Tarian yang merupakan hasil ekspresi manusia dengan budaya daerah sebagai latar
belakang. Tari tradisional sudah ada sejak lama, dan merupakan warisan budaya turun-
temurun nenek moyang. Oleh karenanya tari ini kental sekali akan unsur tradisi, baik
dalam koreografi, teknik pertunjukkan, tata rias dan busana, juga musiknya.

Seluruh daerah di sudut-sudut negeri ini tentu memiliki tarian khas yang
menggambarkan unsur kebudayaan, beberapa ada yang digunakan dalam upacara adat,
pertunjukkan festival, penyambutan orang penting, dan lain sebagainya. Contohnya
adalah tari Gambyong (Jawa Tengah), tari Garuda (Bali), tari Baladewa Kresna
(Surakarta).

11
Disamping itu tari tradisional dikelompokkan atas tiga jenis, meliputi tari primitif, tari
rakyat, dan tari klasik. Dibawah ini akan dijabarkan dua dari tiga jenis tari, karena untuk
tari primitif telah dijelaskan lebih dulu di atas.

1) Tari Rakyat

Tari yang berorientasi pada koreografi yang berkembang di masyarakat. Konsep


gerakan yang sederhana dan berpola pada tradisi yang diyakini sejak lama oleh
masyarakat sekitar. Seni tari rakyat menjadi simbol dari kebahagiaan dan suka cita,
contohnya ketika musim panen dan hasil yang melimpah, masyarakat akan berkumpul
dan merayakan bersama, salah satunya dengan menari. Tari ini tidak memiliki aturan
baku, tetapi masih berpolakan tradisi setempat sehingga memiliki gerakan yang bervariasi
seiring dengan perkembangan zaman. Contoh tariannya adalah tari Polostomo, tari
Cikeruhan, tari Gaplek dan masih banyak lagi.

2) Tari Klasik

Tari klasik adalah jenis tarian yang berkembang di wilayah kerajaan dan diwariskan
secara turun temurun pada kalangan bangsawan sampai akhirnya terus berkembang
menjadi tradisi yang melekat di masyarakat umum. Salah satunya ialah tari Bedhoyo dari
Surakarta Jawa Tengah.

3) Tari Kreasi Baru/Modern

Tarian yang bertujuan membangun konsep baru dan memiliki kebebasan penuh dalam
berekspresi. Tarian ini pada awalnya merupakan pengembangan dari tari rakyat dan
klasik. Namun seiring perkembangan zaman, akses informasi yang cepat diterima
masyarakat mengakibatkan terpengaruhnya gerak tari daerah oleh daerah lain atau negara
lain, termasuk iringan musik yang bervariasi.

Terdapat dua jenis tari kreasi baru yaitu yang berpolakan tradisi dan yang tidak
berpolakan tradisi (nontradisi).

a. Tari kreasi berpolakan tradisi.

12
Tari kreasi yang masih dilandasi oleh kaidah-kaidah tradisi baik dalam
koreografi, tata busana dan rias, musik, maupun teknik pentasnya. Tidak
menghilangkan esensi tradisinya. Contohnya seperti tari Nandak Gojek dari
Betawi yang masih terikat dengan konsep tradisi Betawi, mulai dari iringan music
gamelan dan topeng sebagai properti tari.
b. Tari kreasi tidak berpolakan tradisi (nontradisi).

Berbeda dengan yang berpolakan tradisi di atas, tarian kreasi tidak berpolakan
tradisi penyajiannya melepaskan diri dari kaidah-kaidah tradisi baik dalam hal
koreografi, tatas busana dan rias, musik dan lainnya. Tarian kreasi ini biasa
disebut dengan tari kontemporer.

 Tari berdasarkan peran dan fungsinya.


a. Tari Upacara.

Tari upacara adalah tarian yang digunakan untuk keperluan upacara. Pada daerah
tertentu di Indonesia, tarian jenis ini berhubungan erat dengan masyarakat yang masih
memfungsikan tarian untuk keperluan upacara. Ciri utama Tari Upacara antara lain hidup
dan berkembang dalam tradisi yang kuat, memelihara/berlatar belakang agama Hindu,
sarana memuja dewa (keagamaan), serta kegiatan/prosesi tradisi yang menjadi simbol
masyarakat maka tarian jenis ini berkembang subur dan diwariskan.

Contoh tari-tarian upacara yang intens dipelihara dan dilestarikan dengan memegang
tradisi kuat upacaranya antara lain Tari Ndi (dari Irian Jaya), Abhisekharama (tari
penobatan/ulang tahun penobatan raja ditampilkan Tari Bedhoyo Ketawang, Bedhoyo 5
dan Bedhoyo 9 (Surakarta) dan Tari Bedhoyo Semang (Yogyakarta).

b. Tari Upacara Adat.

Tari yang digunakan untuk penyambutan biasanya berhubungan dengan keperluan


adat. Tarian jenis ini biasanya untuk penyambutan tamu agung atau tamu terhormat.
Beberapa contoh tari untuk upacara adat sebagai berikut : Tari Janra UPeuteh ,Tari
Dolalak Penyambutan tamu Agung atau Tamu Terhormat.

13
Fungsi tarian salah satunya sebagai sarana untuk upacara adat atau keagamaan, dan
selalu memiliki kriteria khusus pada pemenasannya misalnya seperti: dilaksanakan pada
waktu tertentu, ditarikan oleh penari yang terpilih, di laksanakan pada tempat tertentu,
dan umumnya menggunakan sesajian. Contohnya seperti tarian Gantar yang berasal dari
Kalimantan.

c. Tari Religi/Agama.

Tarian religi atau agama biasanya pada saat dipertunjukkan banyak terkait dengan
acara-acara prosesi upacara tertentu. Bentuk-bentuk upacara yang digelar meliputi arak
pengentin, kelahiran, penyambutan tamu agung, injak telur, Kematian, potong rambut,
dan beberapa acara prosesi lain yang selalu dipelihara oleh masyarakat di lingkungan
dimana tarian tersebut difungsikan. Dengan demikian pada pertunjukannya selalu
dikaitkan dan disatukan ke dalam ritual atau prosesi upacara yang dilaksanakan.

Kesatuan tari dengan prosesi upacara sangat dekat dengan mode pertunjukannya.
Oleh sebab itu, tarian tertentu dan prosesinya selalu dipergelarkan secara menyatu dalam
satu pertunjukan. Di bawah ini ada beberapa tari yang terkait dengan prosesi tertentu
adalah sebagai berikut:

a. Tari Tabot (Bengkulu),


b. Tari Rejang,
c. Tari Kecak (Bali).

Tarian ini merupakan tari upacara. Upacara digelar untuk minta sesuatu akan lebih
baik dipentaskan di pura. Tujuan untuk menghadirkan roh nenek moyang. Biasanya
dominan terkait dengan acara permohonan sesuatu atas pageblug/marabahaya yang
mengancam warga desa. Tarian upacara adat atau agama ini pada saat tertentu juga dapat
dipresentasikan dalam acara-acara lain yang berhubungan dengan berbagai peristiwa yang
sesuai untuk pertunjukan tarian tersebut.

Oleh karenanya, tarian ini eksis dari zaman dulu hingga sekarang. Pertunjukan tari-
tarian pergaulan cukup diandalkan pada daerah masing-masing untuk digunakan sebagai
promosi daerah. Berbagai kegiatan(even) dan keperluan adat tarian ini hadir sebagai

14
suguhan pertunjukan yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Secara
khusus pertunjukan tarian di bawah ini konsep koreografinya untuk keperluan upacara
maupun pertunjukan pada kegiatan atau acara-acara yang penting.

d. Tari Teatrikal

Tari teatrikal merupakan tari yang garapannya khusus untuk dipertunjukan. Jenis tari
ini disebut tari teatrikal karena diselenggarakan ditempat yang khusus atau teater, baik
tempat itu berupa gedung pertunjukan tradisional, modern, maupun arena terbuka. Tari
teatrikal adalah bentuk pertunjukan yang dikemas secara lengkap antara unsur seni rupa,
musik teater, dan tari.

Pertunjukan digarap komunikasi dengan penonton, sehingga kesan teatrikal Nampak.


Salah satu conoth tari ini yaitu kesenian Betawi. Pada zaman dahulu hidup dan
berkembang kesenian ini. Kesenian ini memeiliki mode penyajian secara teatrikal.
Konsumsi pertunjukan lebih diarahkan untuk cerita rakyat. Contoh lain dari tari teatrikal
yaitu tari rengganis, reog ponorogo, tari buncis dari Banyumas, dan lai-lainnya.

D. Pengertian Apresiasi Tari


Apresiasi seni merupakan suatu penilaian terhadap suatu karya seni, baik mengenali ,
menilai dan menghargai bobot – bobot atau nilai – nilai seni yang terkandung dalam
karya seni tersebut. Sedangkan apresiasi tari adalaha usaha memahami secara menyeluruh
terhadap isi atau maksud suatu karya seni tari yang diciptakan.

Apresiasi dikatakn berhasil apabila suatu karya seni komunikatif terhadap maksud
dari pihak seniman pencipta dan pihak apresiator / pengamat atau penikmat. Keunikan
suatu karya tari dapat dilihat dari hasil dan penampilan yang berupa gerak dipadukan
dengan unsur unsur pendukung.

b. Fungsi dan tujuan apresiasi.

Memberikan penghargaan, penikmat, penilaian terhadap seni tari atau


kesadaran terhadap seni tari Fungsi penilaian adalah untuk mencari nilai nilai seni
tari, memahami isi dan pesan serta mengadakan perbandingan-perbandingan
sehingga mendapatkan kesimpulan.

15
c. Perbedaan seni tari.

Tari adalah cabang seni yang membentuk seni yang melalui media yang dapat
ditangkap oleh mat.tari menggunakan media gerakan tubuh. Sedangkan tarian
tradisional adalah tarian yang menggabungkan semua gerakan yang mengandung
makna tertentu.

Salah satu contoh apresiasi seni tari yaitu :

 Apresiasi Tari Gambyong.

Tari gambyong adalah tari yang disajikan untuk menyambut tamu atau mengawali
suatu resepsi perkawinan. Ciri khasnya, slalu dibuka dengan gendhing pangkur tariannya
terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelesaikan gerakan dengan irama
kendang dan gending. Koreografi tari gambyong ini juga sebagian besar berpusat pada
penggunaan gerakan kaki, tubun, lengan dan kepala.

Gamelan jawa yang mengiringi tari gambyong terdiri dari gong, gambang, kenong,
serta kendang sebagian otot tarian tersebut. Kostum penari gambyong mengenakan
pakaian khas penari wanita jawa tengah. Dalam pertunjukan tari gambyong, penampilan
penari juga dinilai memliki peranan penting. Konon, semakin cantik paras penarinya ,
keistimewahan dari pertunjukan gambyong dapat diperoleh.

 Kunikan Tari Gambyong :


1. Sebelum dimulai slalu di buka dengan gendhing pangkur.
2. Tariannya terlihat indah dan elok apabila si oenari mampu menyelaraskan gerakan
dengan irama kendang.
3. Fungsi tari gambyong dalam kehidupan masyarakat dulunya berfungsi sebagai
pertunjukan hiburan bagi sinuhun paku buwono keenam tari tari penyambutan
untuk menyambut ketika ada tamu kehormatan.

E. Fungsi Apresiasi Tari


Fungsi tari apresiasi tari yaitu memberikan penghargaan, penikmatan, penilaian
terhadap seni tari atau kesadaran terhadap seni tari. Penilaianfungsinya untuk mencari
nilai-nilai seni tari memahami isi dan pesan sertamengadakan perbandingan-perbandingan

16
sehingga mendapatkan kesimpulan. Dalam proses apresiasi karya seni akan menimbulkan
rasa puas, kecewa,senang dan lain sebagainya kepada penikmat.

Apresiasi seni memiliki empat fungsi utama yang perlu dipahami. Keempat fungsi
apresiasi seni tersebut adalah sebagai berikut:

- Meningkatkan kecintaan terhadap Karya Seni Tari.

Mengenalkan Karya Seni sejak usia dini membantu meningkatkan rasa cinta terhadap
Seni Tari.

- Menghasilkan Penilaian.

Tak hanya dinikmati, seni Tari juga perlu dinilai. Bagi para penikmat seni, menilai
hasil karya seni adalah hal yang mutlak. Maka dari itu apresiasi seni tari berfungsi untuk
memunculkan penilaian, bisa berupa sarana dalam menikmati, memberi empati, hiburan,
hingga menambah wawasan dan pengetahuan.

- Mengembangkan Kemampuan.

Fungsi apresiasi seni yang selanjutnya adalah untuk mengembangkan kemampuan.


Memberikan apresiasi terhadap karya seni, seringkali membuat para penikmat seni ingin
mengembangkan potensi yang dimiliki dalam menciptakan karya seni. Dengan
mengapresiasi karya seni, seseorang akan semakin tahu kekurangan dan kelebihan sebuah
karya. Sehingga ia akan menjadikannya sebagai referensi untuk menciptakan karya yang
lebih bagus.

F. Tujuan Apresiasi Tari


Apresiasi tari mempunyai tujuan tersendiri ialah untuk mendapatkan pengalaman
estetis yang didasari pengalaman si pengamat dalam kesanggupan menerima karya
seniyang terarah dan bertujuan didapat dari seni murni atau seni pakai. Sederhananya,
tujuan dari apresiasi seni tari itu ialah untuk membantu memperkenalkan atau
mempublikasi suatu karya seni tari tersebut kepada khlayak umum agar karya seni tari
lebih dapat dinikmati dengan mudah oleh public. Yang mana membuat maksud dan

17
tujuan dari karya seni tari yang disampaikan dapat diterima serta dinikmati oleh
masyarakat setempat.

G. Jenis-jenis Apresiasi Tari


Apresiasi dapat diartikan sebagai menghargai. Fungsi apresiasi yaitu memberikan
penghargaan, penikmatan dan penilaian penilaian. Apresiasi seni tari dapat menimbulkan
rasa senang, puas dan keceba bagi siapa saja yang menyaksikan. Untuk meningkatkan
daya apresiasi seni tari kita dapat menonton langsung atau lewat revisi pertunjukan seni
tari yang berlangsung.

Penilaian fungsinya untuk mencari nilai-nilai seni tari, memahami isi dan pesan, dan
mengadakan perbandingan-perbandingan, sehingga mendapatkan kesimpulan. Apresiasi
seni tari juga merupakan usaha untuk memahami isi atau maksud karya seni tari.
Apresiasi juga menjadi usaha untuk menangkap maksud-maksud yang terkandung dalam
suatu karya tari, atau usaha menggali/mencari nilai-nilai yang terkandung dalam karya
seni.

Berdasarkan buku Seni dan Budaya oleh Harry Sulastianto, dkk. Apresiasi dibagi
menjadi dua yaitu:

d. Apresiasi pasif

Apresiasi ini merupakan apresiasi yang tumbuh seiring dengan pembiasaan


yang sifatnya pasif, sehingga seseorang bisa sampai pada tahap menilai. Apresiasi
ini dilakukan dengan beberapa cara seperti mengamati gambar sampai menghadiri
karya seni.

e. Apresiasi aktif

Apresiasi aktif adalah kelanjutan dari apresiasi pasif, yaitu seseorang


melakukan dorongan untuk berkarya setelah melakukan apresiasi pasif.

Jenis-jenis Apresiasi Seni Tari, yaitu:

1. Apresiasi empatik, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni yang dapat
ditangkap dengan sebatas indrawi saja.

18
2. Apresiasi estetis, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan
pengamatan dan penghayatan yang mendalam.
3. Apresiasi kritik, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan
klasifikasi, deskripsi, analisis, tafsiran, dan evaluasi serta menyimpulkan hasil
penilaian atau penghargaannya. Apresiasi yang satu ini dapat dilakukan dengan
mengamati suatu benda secara langsung dan nyata.

Apresiasi karya seni zaman sekarang bisa dilakukan dengan hanya melihat karya seni
melalui media, dalam hal ini khususnya adalah sosial media. Apabila seniman
mengunggah karya seninya di media sosial, apresiasi untuk karya seni tersebut hanya
sebatas jumlah likes dan kolom komentar saja. Berbeda dengan zaman dahulu, suatu
karya seni diapresiasi oleh masyarakamelihatny melihat langsung karya seni tersebut
sehingga menimbulkan suatu impresi oleh masyarakat yang melihatnya.

Memamerkan karya seni merupakan cara yang terbaik untuk mendapatkan apresiasi
terhadap karya seni tersebut dari masyarakat. Saat ini media sosial merupakan wadah
untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi. Dengan cepatnya informasi yang
tersebar pada media sosial, hal tersebut merupakan sebuah peluang untuk seorang
seniman memamerekan karya seninya. Dengan tersebarnya sebuah karya seni di media
sosial, apresiasi seni tersebut menjadi bergantung terhadap seberapa banyak orang yang
melihat dan seberapa banyak likes yang didapatkan.

H. Aspek Apresiasi Tari


Aspek-aspek yang ada dalam proses apresiasi, yaitu:

 Karya seni.
f. Jenis berkaitan dengan klasifikasi umum atas karya. Contoh: tari tradisional
atau tari kreasi baru (tari tunggal, tari berpasangan, atau tari kelompok).
g. Fungsi, berkaitan dengan kondisi diperuntukan untuk apakah karya tari
tersebut, contoh: termasuk tari untuk upacara, tari untuk hiburan, tari untuk
pergaulan, atau tari untuk tontonan.
h. Media, berkaitan dengan bahan dan teknik yang disajikan. Contoh: penarinya
dan teknik-teknik gerak yang dilakukan penari.

19
i. Visual, berkenan dengan hal yang paling penting yaitu unsure visual dan
prinsip desain. Contoh: gerak, penguasaan ruang, penggunaan tenaga, rias,
busana/ kostum, pola lantai
 Seniman Dan Latar Belakang.

Aspek yang kedua dalam proses apresiasi ini adalah menyangkut seniman dan latar
belakangnya. Dalam hal ini yang menyangkut seniman dan latar belakang penciptaannya
disebut ekstraestetis. Tanggapan ekstraestetis adalah berkenaan dengan upaya
pemahaman dari pengamat atau apresiator terhadap hal-hal yang melatarbelakangi
munculnya karya seni tersebut ada juga yang di nama seniman dan karya seni taru yang
mana pengertian seniman tari sama dengan pengertian seniman secara umum yaitu orang
yang menghasilkan karya seni dari seniman dalam bidang tari hasilnya berupa sebuah
karya tari predikat seniman tari berbeda dengan penari atau pelaku tari.

Seniman tari tugasnya adalah menciptakan suatu karya tari maka dapat dikatakan
bahwa seniman tari adalah koreografer seorang koreografer harus mampu
mengekspresikan ide-idenya atau imajinasinya ke dalam bahasa gerak"karena tari itu
merupakan media komunikasi melalui gerak yang ritmis antar penikmat dengan
koreografernya.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa seniman tari antara lain harus
memiliki:

a. Imajinasi yang tinggi,


b. Kemampuan untuk mengekspresikan imajinasinya melalui
bahasa gerak,
c. Mempunyai daya kreativitas yang tinggi,
d. Mempunyai kepekaan rasa keindahan yang tinggi.
 Pengertian karya seni tari

Pengertian karya seni pada prinsipnya sama , yaitu tentang hasil ciptaan manusia ,
sedangkan karya seni tari hasilnya berupa seni pertunjukkan suatu karya seni tari ada

20
beberapa hal yang perlu diketahui dalam meningkatkan pengalamkan usaha untuk
menambah kekayaan dan kemantapan profesi berkarya seni tari antara lain:

- Pemantapan profesi.
- Kepekaan astetik.
- Keterampilan perbuatan estetik.

I. Tingkatan apresiasi tari


Setiap orang memiliki tingkatan apresiasi terhadap seni yang berbeda-beda,
tergantung seberapa besar mereka ingin mengapresiasi suatu seni. Dalam apresiasi seni,
ada beberapa tingkatan yang dapat mendeskripsikan kegiatan tersebut.

Ada tiga tingkatan apresiasi yang dapat diterapkan setiap kali menikmati suatu seni, yaitu:

 Tingkat Empatik.
Tingkatan apresiasi seni ini lebih berupa tangkapan dari indra yang dimiliki
manusia. Pada tingkat apresiasi seni ini, hal yang terlibat adalah pikiran dan perasaan.
Empati berarti melibatkan pikiran dan perasaan. Tingkat apresiasi empatik sama
dengan mengapresiasi seni yang menyentuh pikiran dan perasaan.
Apresiasi yang hanya menilai baik dan kurang baiknya sebuah karya seni
berdasarkan penglihatan mata (indrawi). Yang mana penilaian baik dan buruknya seni
itu dilakukan dengan pengamatan mata. Contohnya adalah saat kita melihat sebuah
pertunjukkan karya seni tari, kita akan merasa nyaman dan betah ketika menontonnya,
lalu timbul penilaian bahwa tari tersebut bagus dan enak dipertunjukkan.
 Tingkat Estetis.

Tingkat estetis berarti penilaian terhadap keindahan seni. Yang diapresiasi adalah
keindahan sebuah seni, terlepas dari perasaan yang diberikannya. Yang mana sikap
apresiasi yang menilai seni disertai dengan pengamatan dan penghayatan yang
mendalam dan juga menilai keindahan disertai pengamatan dan perasaan yang
mendalam. Dalam Tingkatan ini pun berupa pengamatan dan penghayatan terhadap
karya seni.

21
Seorang penikmat seni akan memberi apresiasi yang lebih pada pengamatan.
Contohnya adalah ketika kita sedang menonton seni tari, lalu kita berpikir bagaimana
tarian tersebut dapat dibuat dan apa makna dari setiap tarian yang digerakkan. Apakah
cocok dan bagus, atau justru sebaliknya.

 Tingkat Apresiasi Kritik.

Tingkatan terakhir dari apresiasi seni adalah tingkat kritik. Dalam tingkat apresiasi
kritik, seseorang memberikan klarifikasi, deskripsi, analisis, dan evaluasi karya seni
secara ilmiah yang dipertunjukkan untuk meraih kesimpulan. Contohnya seperti juri
yang ada di dalam sebuah ajang pencarian bakat, misalnya kompetisi menari.

Para juri tersebut sudah berada di tingkatan apresiasi kritik karena mereka
memberi masukan, penilaian yang disertai penjelasan, serta memberikan evaluasi dan
kesimpulan, yaitu apresiasi yang sudah dalam tingkatan penganalisisan. Jadi,
penilaian di sini tidak sekadar memiliki, tetapi dianalisis secara akurat sehingga
hasilnya akan lebih jelas dan terurai.

 Tingkatan apresiasi tari nusantara.

Dibawah ini merupakan tingkatkan apresiasi seni didalam suatu daerah dapat
dibedakan menjadi lima bagian yang diantaranya adalah sebagai berikut:

- Peminat seni adalah orang yang memiliki perhatian terhadap seni.


- Penikmat seni adalah orang yang memiliki rasa suka terhadap seni
dikarenakan telah dapat menikmati.
- Pelaku seni adalah orang yang telah dapat melaksanakan kegiatan seni.
- Pencipta seni adalah orang yang mampu menciptakan seni.
- Kritikus adalah orang yang telah memiliki pengalaman dalam bidang seni.

22
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
 Seni tari adalah seni yang menyatukan keseimbangan dari bebeberapa unsur yaitu
gerak, irama, dan rasa atau ekspresi jiwa manusia yang didalmnya terdapat beberapa
unsur keterampilan dalam menari yaitu wiraga, wirama, wirasa, dan wirupa, serta
dengan tujuan untuk ,mengungkapkan gagasan dan pesan dengan sarana iringan dan
ruang atau latar.
Adapun jenis-jenis tari yaitu:
 Tari berdasarkan penyajiannya:
- Tari Primitif
- Tari Tradisional
- Tari Rakyat
- Tari Klasik
- Tari Kreasi Baru/Modern
 Tari berdasarkan peran dan fungsinya:
- Tari Upacara.
- Tari Upacara Adat.
- Tari Religi/Agama.
- Tari Teatrikal.
 Apresiasi seni merupakan suatu penilaian terhadap suatu karya seni, baik mengenali ,
menilai dan menghargai bobot – bobot atau nilai – nilai seni yang terkandung dalam
karya seni tersebut. Sedangkan apresiasi tari adalaha usaha memahami secara
menyeluruh terhadap isi atau maksud suatu karya seni tari yang diciptakan.

23
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

24

Anda mungkin juga menyukai