Anda di halaman 1dari 1

Menjual Sembari Menjaga Nirwana menempatkan Malaysia pada peringkat ke-10 negara dengan jumlah wisatawan asing

terbanyak.
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar nama Indonesia? Indonesia adalah surga
Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia adalah ceteknya
sekaligus kisah nyata, bukan isapan jempol belaka atau romantisme dari masa lalu. Ada
kesadaran akan potensi yang kita miliki. Pemerintah pusat ataupun daerah masih lebih
begitu banyak tempat indah yang tersembunyi dan masih belum tersentuh. Sayangnya,
senang mendapatkan uang dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam oleh sebab
tempat-tempat itu belum digarap serius sebagai tujuan wisata. Jangankan membuat program
itumereka lebih suka membabat hutan untuk mengambil kayunya, menggali buminya untuk
wisata yang kreatif, membangun prasarananya saja kerap tidak dilakukan pemerintah.
mengeduk mineral di dalamnya, atau menggantikan pepohonan hutan dengan kelapa sawit.

Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keindahan sejumlah tempat terancam oleh Pariwisata dianggap tidak terlalu menguntungkan-terutama untuk pejabat yang korup. Tidak

eksploitasi alam yang salah dan serakah. Padahal, dengan pariwisata, daerah bisa ada resor atau pengelola wisata yang bisa membayar setoran ke pejabat korup sebesar yang
disetor pejabat hutan atau pemilik tambang. Kesadaran menjaga alam dan
mendapatkan penghasilan sekaligus memelihara alam selingkungannya.
Di kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, ironi itu terpampang nyata. Kepulauan itu mengembangkan potensi wisata justru datang dari operator wisata. Di Togean, seorang

memiliki pantai-pantai indah, laut yang bening dan tenang, serta ikan berwarnawarni yang pemilik resor harus membayar nelayan secara berkala agar mereka tidak memburu ikan
dengan bom. Ia berupaya menyadarkan masyarakat tentang arti penting keindahan alam di
menyelinap di antara terumbu karang indah. Menjelang senja, matahari menjadi bola merah
yang ditelan laut jingga. Namun, di sana juga berlangsung perusakan alam yang kerap halaman rumah mereka. Di Hulu Bahau, Kalimantan Utara, seorang ketua adat besar

didukung para politikus. Mereka datang hanya pada saat kampanye untuk memancing suara, berhasil menyadarkan masyarakat untuk menjaga hutan. Bersama lembaga seperti WWF,
masyarakat di sana mengembangkan wisata sungai dan rimba. Pemerintah harus lebih serius
bahkan mempersilakan para nelayan mengebom terumbu karang. Keinginan pemerintah
pusat menjadikannya sebagai taman nasional ditentang justru oleh pemerintah daerah. Di memikirkan program-program sebab untuk membungkus potensi ini agar lebih menarik.

Mentawai, Sumatera Barat, lain lagi yang terjadi. Kepulauan ini memiliki ombak terbaik Singapura, misalnya, pulau kecil yang penuh beton itu mampu membuat banyak atraksi

untuk berselancar. Di dunia ini hanya ada tiga tempat yang memiliki barrel-ombak wisata meski sebagian besar artifisial dan terlihat lebih indah di iklan yang mampu menarik

berbentuk terowongan-yang dapat ditemui sepanjang waktu: Hawaii, Haiti, dan Mentawai. 15 juta wisatawan asing. Hampir dua kali lipat dari yang ke Indonesia.
Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau-kalau mau dikatakan agak
Namun, pemerintah daerah seolah-olah tidak berdaya di sana. Resor tumbuh menjamur,
tetapi kontribusi mereka kepada ekonomi daerah amat minimal. Mungkin ini merupakan berpandangan luas sedikit bergesernya pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan Danau

bentuk “protes” mereka kepada pemerintah daerah yang tidak serius membangun prasarana Toba. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan sebaiknya dibiarkan jalan
sendiri. Berapa banyak peminat wisata yang tahu, misalnya, bahwa Teluk Meranti,
wisata di sana.
Dengan ribuan “surga yang tersembunyi” itu, pemerintah seharusnya bisa menaikkan Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, di pertemuan antara Selat Malaka, Laut Cina Selatan,

jumlah wisatawan asing yang datang ke negeri ini. Tahun lalu, menurut catatan Badan Pusat dan arus surut Sungai Kampar, terdapat “bono”, tidal bore yang dirindukan para selancar
sungai, dan diakui sebagai yang terbaik di dunia.
Statistik, hanya ada 8 juta wisatawan asing yang datang berkunjung ke Indonesia.
Jangankan dibandingkan dengan Prancis yang mampu mendatangkan 83 juta turis tahun
Indonesia memang surga sekaligus kisah nyata oleh sebab itu di tangan para pemangku
lalu, jumlah wisatawan asing ke Indonesia masih jauh dari Malaysia, yang menurut United
kepentingan terletak tanggung jawab merayakannya.
Nations World Tourism Organization kedatangan 25 juta pelancong pada 2012. Ini

Anda mungkin juga menyukai