Anda di halaman 1dari 19

MATERI KULIAH

DIETETIK PENYAKIT INFEKSI

“GIZI PADA ANAK BALITA”

Dosen Mata Kuliah :

Bernike Doloksaribu, SST, M.Kes

Disusun Oleh :

Azhami Aprylla Xastro (P01031219061)

KELAS : D4 4B

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

JURUSAN GIZI – POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah swt, yang maha pengasih
lagi maha penyayang karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya makalah ini
bisa terselesaikan. Shalawat dan salam untuk junjungan Nabi Besar Muhammad
saw, berserta para sahabatnya, dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Makalah ini merupakan Makalah Dietetik Penyakit Infeksi. Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk menginformasikan Materi Gizi Pada Balita. Penulis
menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan, bimbingan, saran, dan dorongan, dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
atas dukungannya. Semoga bantuan yang telah rekan-rekan berikan akan
menjadi amal ibadah yang tak ternilai harganya.

Besar harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik yang
membangun penulis harapkan demi perbaikan dan pengembangan makalah ini.

,Maret 2021

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................II

DAFTAR ISI.............................................................................................III

BAB I........................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................1

A.Latar Belakang.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................2

C. Tujuan..................................................................................................2

BAB II........................................................................................................3

A. Susunan Makanan Sehari Anak Balita..............................................3

B. Karakteristik Anak Balita....................................................................5

C. Kebutuhan Gizi Anak Balita...............................................................6

D. Masalah Gizi pada Anak Balita........................................................10

E. Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi pada Anak Balita...........11

F.Peranan Pola Asuh pada Anak Balita.............................................12

BAB III.....................................................................................................14

PENUTUP...............................................................................................14

A.Kesimpulan..........................................................................................14

B.Saran...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balita mengalami masa keemasan (golden age) yang merupakan masa


dimana anak mulai peka/sensitive menerima berbagai rangsangan. Usia
balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang terjadi sangat
pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Setelah manusia lahir, apa
yang dimakan oleh bayi sejak usia dini merupakan fondasi yang penting bagi
kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. Balita akan sehat jika awal
kehidupannya sudah diberi makanan sehat dan seimbang sehingga kualitas
sumber daya yang dihasilkan optimal.

Asupan makanan merupakan salah satu penyebab langsung yang


mempengaruhi status gizi seseorang. Asupan makanan merupakan informasi
penting tentang jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang
atau sekelompok orang pada waktu tertentu. Asupan makanan yang tidak
sesuai 25 dengan kebutuhan, baik kualitas maupun kuantitas akan
menimbulkan masalah gizi (Brown dalam Septiani 2017). Asupan makanan
pada balita dipengaruhi ketersediaan dan pola konsumsi pangan dalam
rumah tangga dan pola pengasuhan anak. Ketersediaan pangan dalam
rumah tangga mengacu pada pangan yang cukup dan tersedia dalam jumlah
yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga (Simangunsong,
2010).

Salah satu prinsip yang harus diperhatikan dalam makanan seimbang adalah
keanekaragaman pangan yaitu konsumsi beragam jenis pangan termasuk
proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan
dan dilakukan secara teratur.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana susunan makanan sehari anak balita?

2. Apa saja karakteristik anak balita?

3. Apa saja kebutuhan gizi anak balita?

4. Apa saja masalah gizi pada anak balita?

5. Apa saja dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada anak balita?

6. Bagimana peranan pola asuh pada anak balita?

C. Tujuan

1. Mengetahui susunan makanan sehari anak balita

2. Mengetahui karakteristik anak balita

3. Mengetahui kebutuhan gizi anak balita

4. Mengetahui masalah gizi pada anak balita

5. Mengetahui dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada anak balita

6. Mengetahui peranan pola asuh pada anak balita


BAB II

PEMBAHASAN

A. Susunan Makanan Sehari Anak Balita


Susunan makanan sehari anak balita terdiri dari makanan pokok yaitu
karbohidrat, lauk pauk yaitu protein nabati dan protein hewani, sayur dan
buah. Kebutuhan harian anak balita berkisar 1200-1500 kkal.
1. Menu Sehari Anak Balita Umur 1-3 Tahun

Contoh Menu 1 :
Makan pagi:

 40 ml jus jeruk
 1/4 cangkir bubur oats (havermut) dengan 1 sendok makan madu
 ½ cangkir susu
Snack pagi:

 ½ gelas susu atau yogurt


 ½ bagian pisang yang dihaluskan
Makan siang:

 1 butir telur rebus


 1 potong roti gandum yang dioles dengan 1 sendok teh margarin
 ½ potong buah apel
 ½ gelas susu
Snack sore:

 15 g susu
 ½ potong roti dengan keju yang dioles margarin
 40 ml jus buah
Makan malam:

 30 g semur daging cincang dengan pure kentang


Snack sebelum tidur:

 1/4 gelas susu

Contoh Menu 2 :
Pagi:

 Roti bakar 1 lbr


 Selai coklat
 Mentega 5gr
 Susu 1 gelas 
Snack:

 Roti 1 lbr
 Selai coklat
 1 Buah pisang 50gr
Siang:

 Nasi 50gr
 Ayam 20 gr (1/2 potong)
 Tempe 25 gr ( 1 ptg kecil)
 Sayur 50gr
 Minyak untuk menumis 5gr
 Buah apel 45gr
Snack:

 Crackers 2 keping
Malam:

 Nasi 40gr
 Ikan 20 gr
 Tahu 40gr (1 potong kecil)
 Sayur 40gr
 Minyak untuk menumis 5gr
 Buah pisang 1 ptg 60gr

2. Menu Sehari Anak Balita Umur 4-5 Tahun


Pagi :
• Bubur 50gr
• Ikan kakap 25gr
• Brokoli 50gr
• Tahu 50gr
• Susu 150ml
• Snack : Buns isi orak arik saus keju 1 potong
Siang :
• Nasi 70gr
• Chicken drum stick 40gr
• Pundi tahu 40gr
• Sup minestrone 70gr
• Snack : buah melon 80gr
Malam :
• Nasi 50gr
• Rollade ikan saus tomat 50gr
• Tempe goreng 40gr
• Sup oyong 50gr

B. Karakteristik Anak Balita

1. Usia 0-1 tahun

Karakteristik usia bayi adalah:

 Memiliki keterampilan motorik, seperti berguling, merangkak, duduk,


berdiri dan berjalan
 Kemampuan panca indera berupa melihat atau mengamati, meraba,
mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap
benda ke mulut
 Bentuk komunikasinya masih sebatas nonverbal maupun verbal
terbatas, seperti babbling atau menggumamkan kata-kata sederhana,
misalnya mama, papa, mimi, dan sebagainya.

2. Usia anak 2-3 tahun

Beberapa karakteristik anak usia 2-3 tahun adalah:

 Anak sangat aktif dan senang mengeksplorasi benda-benda yang ada


di sekitarnya. Eksplorasi inilah yang menjadi kunci proses belajar yang
sangat efektif
 Anak mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu
dengan berceloteh. Anak juga semakin memantapkan kemampuan
berkomunikasinya dengan memahami pembicaraan orang lain hingga
mengungkapkan isi hati dan pikirannya
 Anak belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor
lingkungan karena emosi lebih banyak ditemui pada lingkungan.
3. Usia 4-5 tahun

Karakteristik anak usia 4-5 tahun adalah:

 Anak sangat aktif bergerak dan senang terlibat dalam berbagai


kegiatan sehingga dapat membantu mengembangkan otot-ototnya
 Perkembangan bahasa semakin baik dengan anak mampu memahami
pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya
 Perkembangan kognitif (daya pikir) anak sangat pesat. Hal ini
ditunjukkan dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan
sekitarnya. Anak akan sering bertanya tentang apa yang dilihatnya
 Bentuk permainan anak masih individu, walaupun dilakukan anak
secara bersama-sama.

C. Kebutuhan Gizi Anak Balita

-Kebutuhan gizi balita usia 1-3 tahun

Sebagai acuan, menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG), status kebutuhan gizi
makro harian balita usia satu sampai tiga tahun meliputi:

 Energi: 1125 kilo kalori (kkal)


 Protein: 26 gram
 Karbohidrat: 155 gram
 Lemak: 44 gram
 Air: 1200 milimeter (ml)
 Serat: 16 gram
Sementara kebutuhan zat gizi mikro harian anak, meliputi:
• Vitamin
Jenis vitamin yang perlu didapatkan oleh anak usia 1-3 tahun yaitu:

 Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)


 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 6 miligram (mg)
 Vitamin K: 15 mcg
Sementara takaran dan jenis mineral yang beri diperoleh si kecil usia 1-3
tahun, seperti:
• Mineral
 Kalsium: 650 gram
 Fosfor: 500 gram
 Magnesium: 60 mg
 Natrium: 1000 mg
 Besi: 8 mg
Berbagai mineral di atas merupakan kebutuhan gizi makro dan mikro pada
balita usia 1 tahun sampai balita usia 3  tahun yangperlu dipenuhi agar
kesehatan si kecil tetap terjaga.

-Kebutuhan gizi balita usia 4-5 tahun

Berdasarkan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG), status kebutuhan gizi makro
harian balita usia pra sekolah (4-5 tahun) meliputi:

 Energi: 1600 kilo kalori (kkal)


 Protein: 35 gram
 Karbohidrat: 220 gram
 Lemak: 62 gram
 Air: 1500 milimeter (ml)
 Serat: 22 gram
Sementara kebutuhan zat gizi mikro harian anak, meliputi:
• Vitamin
Jenis vitamin yang perlu didapatkan oleh anak prasekolah usia 4-5 tahun
yaitu:

 Vitamin A: 450 mikrogram (mcg)


 Vitamin D: 15 mcg
 Vitamin E: 7 miligram (mg)
 Vitamin K: 20 mcg
Sementara takaran dan jenis mineral yang beri diperoleh anak prasekolah
usia 4-5 tahun, seperti:
• Mineral

 Kalsium: 1000 gram


 Fosfor: 500 gram
 Magnesium: 95 mg
 Natrium: 1200 mg
 Besi: 9 mg
Berbagai mineral di atas merupakan kebutuhan gizi makro dan mikro pada
balita perlu dipenuhi agar kesehatan si kecil tetap terjaga. Konsultasikan ke
dokter untuk informasi lebih lanjut dan menyesuaikan dengan kondisi anak.

1. Makanan yang Boleh pada Anak Balita

a.Telur
Telur merupakan makanan yang memiliki protein dan nutrisi lengkap yang
baik untuk perkembangan anak. Makanan ini juga akan membantu
meningkatkan konsentrasi. Tidak hanya itu, mengonsumsi telur juga ternyata
baik untuk kesehatan mata karena mengandung karoten, lutein, dan
zeaxanthin.

b.Sayuran hijau
Sayuran hijau kaya akan folat dan vitamin yang akan menurunkan risiko anak
mengalami demensia di kemudian hari. Selain itu, sayuran hijau juga
mengandung antioksidan dan membantu pertumbuhan sel-sel otak.

c.Buah
Sebagian besar buah mengandung serat dan nutrisi penting seperti kalium,
vitamin A dan vitamin C. Jadikan buah sebagai camilan sehat untuk anak.
Pisang, apel, pir, anggur, dan peach adalah contoh buah yang mudah
dijadikan snack sehat untuk sehari-hari.

d.Yogurt
Yogurt bisa dijadikan pilihan sehat untuk makanan balita. Sebab, produk
fermentasi susu ini merupakan sumber protein dan kalsium yang dibutuhkan
untuk perkembangan tulang anak. Beberapa jenis yogurt juga mengandung
bakteri baik untuk saluran pencernaan. Meski begitu, jangan sembarangan
membeli yogurt. Sebab, banyak produk yogurt yang mengandung banyak
gula, sehingga manfaatnya justru tertutupi. Untuk anak, pilihlah yogurt yang
tawar dan jika ingin pemanis, tambahkan madu sebagai perasa.
e.Ikan
Salah satu jenis makanan balita yang sehat adalah ikan. Sebab, ikan
mengandung vitamin D dan omega-3 yang akan melindungi otak dari
gangguan daya ingat dan mental. Contoh ikan yang baik dikonsumsi balita
adalah salmon, tuna, dan sarden.

f.Kacang-kacangan dan biji-bijian


Kacang dan biji-bijian merupakan makanan yang kaya akan protein, asam
lemak esensial, vitamin, dan mineral. Selain itu, kedua makanan ini juga baik
untuk sistem saraf.Meski begitu, Anda tetap harus memperhatikan cara
menyajikannya untuk anak. Jangan menyajikannya secara utuh, karena
berisiko membuat anak tersedak. Sebaiknya. Olahlah menjadi bubur, selai
atau saus.

g.Oatmeal
Oatmeal bisa menjadi menu sarapan sehat untuk anak. Makanan ini juga bisa
diolah sebagai camilan menyehatkan yang lezat. Oatmeal baik untuk
makanan balita karena tinggi akan serat, sehingga baik untuk pencernaan.
Anda juga bisa mengolah oatmeal dengan susu, agar anak mendapatkan
tambahan protein dan kalsium dari makanannya.

2. Makanan yang Tidak Boleh pada Anak Balita

Daftar Makanan yang Perlu Dihindari:


Berikut adalah beberapa jenis makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi
balita, terutama jika ia masih berusia di bawah empat tahun.
 Popcorn
 Kacang
 Permen yang keras
 Permen karet
 Hot Dog
 Susu rendah lemak
 Makanan dengan potongan yang besar
 Makanan berukuran kecil namun keras
 Makanan yang lembut dan lengket

Ukuran, bentuk dan kepadatan makanan di atas tidak disarankan bagi balita,
karena belum bisa dicerna dengan sempurna oleh balita, terutama bagi balita
yang berusia 4 tahun ke bawah.
Makanan Tanpa Manfaat Nutrisi :
Daftar makanan yang disebutkan di atas masih mengandung nutrisi baik.
Makanan tersebut perlu dihindari karena balita belum bisa mengunyah dan
mencerna makanan di atas dengan sempurna. Sementara daftar makanan di
bawah ini, sebaiknya tidak dikonsumsi oleh balita karena tidak memiliki nilai
nutrisi baik dan dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan balita:
 Soda: Konsumsi soda dalam jangka waktu yang panjang terkait
dengan berbagai masalah kesehatan.
 Daging olahan: Konsumsi daging olahan berpengawet seperti sosis,
nuget, daging ham dalam jangka waktu yang panjang bisa
meningkatkan berbagai risiko kesehatan.

D. Masalah Gizi pada Anak Balita


Menurut UNICEF, status gizi balita dipengaruhi langsung oleh asupan
makanan dan penyakit infeksi. Asupan zat gizi pada makanan yang tidak
optimal dapat menimbulkan masalah gizi kurang dan gizi lebih. Masalah gizi
pada balita antara lain kekurangan energi protein (KEP), kekurangan vitamin
A (KVA), anemia gizi besi (AGB), gangguan akibat kekurangan yodium
(GAKY), dan gizi lebih (Susilowati dan Kuspriyanto. 2016). Masalah gizi lain
pada balita adalah stunting.

1. Kekurangan Energi Protein (KEP)


KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi
energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit
tertentu sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Disebut
KEP apabila berat badannya kurang dari 80 % indeks berat badan menurut
(BB/U) baku WHO-NCHS.

2. Kekurangan Vitamin A (KVA)


Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan vitamin A
dalam tubuh berkurang dengan gejala awal kurang dapat melihat pada malam
hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A adalah
menurunnya kadar serum retinol dalam darah.

3. Anemia Gizi Besi (AGB)


Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh
menurun di bawah normal untuk usia anak. Ini bisa membuat anak tampak
pucat, rewel, lelah, atau lemah.

4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)


GAKY adalah semua akibat dari kekurangan yodium pada pertumbuhan dan
perkembangan yang dapat dicegah dengan pemberian unsur yodium.
Kekurangan yodium terjadi pada saat konsumsi yodium kurang dari yang
direkomendasikan dan mengakibatkan kelenjar tiroid tidak mampu
mensekresi hormon tiroid dalam jumlah cukup. Jumlah hormon tiroid yang
rendah di dalam darah mengakibatkan kerusakan perkembangan otak dan
beberapa efek yang bersifat merusak secara kumulatif.
5. Gizi Lebih
Gizi lebih adalah kondisi yang terjadi ketika jumlah asupan makanan anak
terlalu banyak, sehingga melampaui kebutuhan gizi hariannya. Atau dengan
kata lain, energi dari makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak sebanding
dengan energi yang dipakai untuk beraktivitas.

6. Stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau
pendek (kerdil) dari standar usianya.

E. Dampak Kekurangan dan Kelebihan Gizi pada Anak Balita


1. Dampak Kekurangan Gizi pada Anak Balita

dampak kesehatan, antara lain:


- Lamanya proses pemulihan dari penyakit. Kurang gizi atau gizi buruk adalah
suatu gangguan multisistem yang mengakibatkan ketidakseimbangan
kekebalan tubuh dan hambatan penyembuhan luka, sehingga memperburuk
pemulihan dari suatu penyakit dan menghambat pertumbuhan si Kecil.
- Gangguan perilaku. Di sekolah, anak yang kurang gizi biasanya kurang aktif,
kurang eksploratif dan cenderung apatis terhadap lingkungannya. Gangguan
perilaku ini dapat diperbaiki dengan pemberian makan yang tepat walaupun
tidak dipungkiri, kurang gizi atau gizi buruk yang berkepanjangan dapat
menyebabkan hambatan permanen dalam perkembangan intelektual.

2. Dampak Kelebihan Gizi pada Anak Balita

- Gangguan intoleransi glukosa. Obesitas secara jasmani menyebabkan


gangguan intoleransi glukosa yang dapat berujung pada penyakit kencing
manis, tekanan darah tinggi, tingginya kadar lemak dalam darah, Obstructive
Sleep Apneu (OSA), Polycistic Ovary Disorder, perlemakan hati dan batu
empedu, percepatan maturasi (lebih cepat tinggi, peningkatan lemak,
percepatan usia tulang), pseudotumor cerebri dan komplikasi ortopedi
(pelengkungan tulang kaki, dislokasi tulang). 
- Meningkatnya risiko penyakit jantung koroner, akibat beberapa perubahan
secara jasmani yang merupakan suatu kumpulan gejala dari sindrom
resistensi insulin.  
- Gangguan secara psikososial seperti kecemasan, kondisi emosi dan
gangguan di sekolah. Anak dengan obesitas cenderung mendapatkan
diskriminasi oleh teman sebayanya karena mereka tampak lebih cepat
dewasa secara jasmani, bahkan suatu penelitian menyatakan anak dengan
obesitas lebih banyak tidak masuk sekolah serta memiliki kualitas hidup yang
lebih buruk dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami obesitas. 
- Obesitas merupakan faktor risiko awal dari peningkatan angka kematian dan
kesakitan di masa dewasa. Untungnya dengan modifikasi gaya hidup (meski
sulit), seperti pengurangan berat badan dan asupan lemak akan memperbaiki
faktor risiko kardiovaskular dan mencegah terjadinya resistensi insulin.

F. Peranan Pola Asuh pada Anak Balita


Terdapat hubungan antara pola asuh dengan perkembangan anak, karena
pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku
orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan
kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua
akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta
tanggapan terhadap keinginan anaknya.

Terdapat pula hubungan pola asuh ibu dengan status gizi karena peranan
orang tua sangat berpengaruh dalam keadaan gizi anak, pola asuh
memegang peranan penting dalam terjadinya gangguan pertumbuhan pada
anak, asuhan orang tua terhadap anak mempengaruhi tumbuh kembang anak
melalui kecukupan makanan dan keadaan kesehatan.

Pola asuh mempengaruhi status gizi karena pertumbuhan dan perkembangan


anak tidak hanya dari asupan nutrisi akan tetapi kasih sayang, perhatian,
kenyamanan dan pola asuh yang baik juga membuat anak akan bisa tumbuh
dengan baik.

Pengasuhan berarti merawat dan mendidik anak, serta membimbing menuju


pertumbuhan kearah kedewasaan dengan memberikan pendidikan, makanan
dan sebagainya, pengasuhan merupakan faktor yang sangat erat kaitanya
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana anak masih sangat
membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang cukup memadai.
Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh
anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan
diresapi kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

• Susunan makanan sehari anak balita terdiri dari makanan pokok yaitu
karbohidrat, lauk pauk yaitu protein nabati dan protein hewani, sayur dan
buah. Kebutuhan harian anak balita berkisar 1200-1500 kkal.

• Status gizi balita dapat menggunakan acuan dari Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yaitu status kebutuhan gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein
dan lemak dan kebutuhan gizi mikro yaitu vitamin dan mineral.
• Makanan yang boleh bagi balita seperti telur, sayuran hijau, buah,
youghurt, ikan, oatmeal dan kacang-kangan atau biji-bijian yang diolah
dengan benar.
• Makanan yang tidak boleh atau konsumsinya harus diperhatikan untuk
balita baik dari segi manfaat, ukuran atau kepadatan seperti minuman
bersoda, daging olahan, kacang jika di konsumsi utuh dan susu rendah
lemak.
• Masalah gizi pada balita antara lain kekurangan energi protein (KEP),
kekurangan vitamin A (KVA), anemia gizi besi (AGB), gangguan akibat
kekurangan yodium (GAKY), dan gizi lebih (Susilowati dan Kuspriyanto.
2016). Masalah gizi lain pada balita adalah stunting.
• Dampak kekurangan gizi pada balita adalah proses penyembuhan
penyakit lama dan gangguan perilaku.
• Dampak kelebihan gizi pada balita adalah gangguan intoleransi glukosa,
meningkatnya resiko jantung koroner, gangguan psikososial dan obesitas.

• Terdapat hubungan antara pola asuh dengan perkembangan anak,


karena pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan
perilaku orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama
mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan
pengasuhan ini, orangtua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin,
hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya.
• Terdapat pula hubungan pola asuh ibu dengan status gizi karena peranan
orang tua sangat berpengaruh dalam keadaan gizi anak, pola asuh
memegang peranan penting dalam terjadinya gangguan pertumbuhan
pada anak, asuhan orang tua terhadap anak mempengaruhi tumbuh
kembang anak melalui kecukupan makanan dan keadaan kesehatan.

B. Saran

Setelah membaca materi tentang status gizi anak balita maka diharapkan
pembaca dapat memahami dan bermanfaatn sehingga dapat menerapkan
dalam pembelajaran mata kuliah Dietetik.
DAFTAR PUSTAKA

www.catursaptaningwilujeng.lecture.ub.ac.id

https://www.ibudanbalita.com/artikel/mari-menyusun-menu-makan-si-kecil

https://www.ruparupa.com/blog/contoh-menu-makanan-harian-anak-usia-1-3-tahun/

https://www.sehatq.com/artikel/memahami-pengertian-anak-usia-dini-dan-karakteristiknya

https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/gizi-pada-balita/

https://www.sehatq.com/artikel/pilihan-makanan-balita-yang-sehat-agar-si-kecil-tumbuh-
cerdas

https://www.nutriclub.co.id/article-balita/rutinitas-anak/makan/makanan-tidak-sehat-bagi-
anak

http://www.indonesian-publichealth.com/kurang-energi-protein-kep-2/

http://www.indonesian-publichealth.com/pengertian-dan-dampak-gaky-2/

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK DI TAMAN


KANAK-KANAK KECAMATAN PULUTAN KABUPATEN TALAUD

Anda mungkin juga menyukai