Anda di halaman 1dari 9

PERUBAHAN KADAR RAFINOSA, GLUKOSA, MANOSA, ARABINOSA DAN

SUKROSA WHEAT POLLARD AKIBAT LAMA STEAM DAN PENAMBAHAN


AIR YANG BERBEDA

CHANGE OF RAFINOSA, GLUCOSA, MANOSA, ARABINOSA AND SUKROSA WHEAT


POLLARD DUE TO THE OLD STEAM AND DIFFERENT WATER ADDITION

Bambang Sulistiyanto, Sri Kismiati dan Cahya Setya Utama


Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang
email: cahyasetyautama@gmail.com
Diterima: 27 Oktober 2017, Direvisi: 10 Nopember 2017, Disetujui: 30 Nopember 2017

ABSTRAK

Wheat pollard merupakan limbah dari industri gandum dan banyak mengandung non starch
polisacharida (NSP) yang mengganggu saluran pencernaan ayam. NSP pada wheat pollard dapat
dihilangkan dengan cara dipanaskan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh mikrobia dalam saluran
pencernaan unggas. Pemanfaatan NSP oleh mikrobia akan menghasilkan short chain fatty acids
(SCFA) yaitu asam asetat, propionat dan butirat yang memberikan dampak positif bagi saluran
pencernaan unggas. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perubahan kadar rafinosa, glukosa,
manosa, arabinosa dan sukrosa dalam wheat pollard menjadi sumber bahan pakan fungsional bagi
unggas. Manfaat yang didapat dari penelitian adalah mengetahui teknik/pembuatan bahan pakan
fungsional dari wheat pollard. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah wheat pollard dan
aquades dengan menggunakan alat autoclave. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap pola faktorial 2x3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu lama steam 30 dan 60 menit
sedangkan faktor ke dua yaitu penambahan air (0, 30 dan 60%). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penambahan air dan lama steam yang berbeda berpengaruh sangat nyata (p<0,001) dan
mempunyai interaksi pada parameter rafinosa, manosa, arabinosa, sukrosa dan glukosa. Rerata
faktor penambahan air menaikkan kadar rafinosa dari 1.11+0.03% menjadi 29+0.02% sedangkan
lama steam menurunkan kadar rafinosa dari 1.99+0.01% menjadi 1.90+0.04%. Kadar glukosa
meningkat pada faktor penambahan air dan lama steam dari 0.25+0.01% menjadi 1.06+0.12% dan
0.54+0.03% menjadi 0.63+0.07%. Rerata faktor penambahan air menurunkan kadar manosa dari
0.19+0.01% menjadi 0.06+0.02% dan lama steam menaikkan kadar manosa dari 0.09+0.01%
menjadi 0.15+0.01%. Kadar arabinosa meningkat pada faktor penambahan air dan lama steam dari
0.30+0.03% menjadi 0.98+0.01% dan 0.54+0.02% menjadi 0.70+0.04%. Rerata penambahan air
menurunkan kadar sukrosa dari 1.80+0.09% menjadi 1.55+0.04% dan lama steam menaikkan kadar
sukrosa dari 1.48+0.04% menjadi 1.72+0.03%. Simpulan penelitian yaitu perlakuan steam dan
penambahan air sangat mempengaruhi perubahan kadar rafinosa, glukosa, manosa, arabinosa dan
sukrosa dalam wheat pollard dan berpotensi sebagai pakan fungsional. Rekomendasi yang dapat
diberikan oleh peneliti adalah sumber bahan pakan yang mempunyai kandungan pati tinggi
sebaiknya diolah terlebih dahulu sebelum diberikan pada unggas sehingga mempunyai nilai
fungsional dan meningkatkan kecernaan bahan pakan tersebut.

Kata kunci : wheat pollard, steam, air, rafinosa, glukosa, manosa, arabinosa, sukrosa

Perubahan Kadar Rafinosa, Glukosa, Manosa, Arabinosa Dan Sukrosa Wheat Pollard Akibat Lama Steam dan 161
Penambahan Air yang Berbeda– Bambang Sulistiyanto, Sri Kismiati dan Cahya Setya Utama
ABSTRACT
Wheat pollard is a waste of the wheat industry and many contain non starch polisacharida
(NSP) that interfere with the chicken digestive tract. NSP in wheat pollard can be removed by
heating, so it can be used by microbes in the digestive tract of poultry. Utilization of NSP by
microbes will result in short chain fatty acids (SCFA), namely acetic acid, propionate and butyrate
which have a positive effect on the digestive tract of poultry. The purpose of this study is to examine
changes in levels of rafinose, glucose, mannose, arabinose and sucrose in wheat pollard into a
source of functional feed for poultry. The benefit of research is to know the technique / manufacture
of functional feed material from wheat pollard. The material used in the research is wheat pollard
and aquades by using autoclave tool. The design used was a complete randomized design of 2x3
factorial pattern with 3 replications. The first factor is the duration of steam 30 and 60 minutes
while the second factor is the addition of water (0, 30 and 60%). The results showed that the
addition of water and the duration of different steam strongly influenced (p <0.001) and had
interactions on rafinose, mannose, arabinose, sucrose and glucose parameters. The mean of water
addition factor increased rafinose level from 1.11+0.03% to 29+0.02% while steam duration
decreased raffinose content from 1.99+0.01% to 1.90+0.04%. Glucose levels increased in water
addition factor and steam duration from 0.25+0.01% to 1.06+0.12% and 0.54+0.03% to
0.63+0.07%. The mean of water addition factor decreased the mannose level from 0.19+0.01% to
0.06+0.02% and the steam duration increased the manosa level from 0.09+0.01% to 0.15+0.01%.
Levels of arabinose increased in water addition factor and steam duration from 0.30+0.03% to
0.98+0.01% and 0.54+0.02% to 0.70+0.04%. The average water addition decreased the sucrose
content from 1.80+0.09% to 1.55+0.04% and the steam duration increased the sucrose content
from 1.48+0.04% to 1.72+0.03%. The research conclusions that the steam treatment and the
addition of water greatly affect the changes of rafinose, glucose, mannose, arabinose and sucrose in
wheat pollard and potentially as functional feed. Recommendations that can be given by
researchers is the source of feed ingredients that have high starch content should be processed
before it is given to poultry so it has a functional value and improve the digestibility of the feed
material.

Keywords: wheat pollard, steam, water, rafinosa, glucose, mannose, arabinose, sucrose

PENDAHULUAN asetat, propionat dan butirat yang


Penelitian ini dilakukan untuk memberikan dampak positif bagi saluran
mengkaji pengaruh pengolahan wheat pencernaan unggas. NSP merupakan salah
pollard dengan menggunakan autoclave, satu jenis karbohidrat yang sukar dicerna
terhadap perubahan kadar rafinosa, didalam saluran pencernaan dan
glukosa, manosa, arabinosa dan sukrosa. menyebabkan flatulensi/menghasilkan gas.
Wheat pollard merupakan limbah dari Karbohidrat dibagi berdasarkan struktur
industri gandum dan banyak mengandung kimianya menjadi monosakarida, disaka-
non starch polisacharida (NSP) yang rida, oligosakarisa dan polisakarida.
mengganggu saluran pencernaan ayam. Monosakarida adalah karbohidrat yang
NSP pada wheat pollard dapat dihilangkan sederhana, sehingga zat tersebut tidak
dengan cara dipanaskan, sehingga dapat dapat diuraikan menjadi karbohidrat yang
dimanfaatkan oleh mikrobia dalam saluran lebih sederhana seperti glukosa, fruktosa,
pencernaan unggas. Pemanfaatan NSP galaktosa dan mannosa. Disakarida
oleh mikrobia akan menghasilkan short terbentuk dari dua molekul monosakarida.
chain fatty acids (SCFA) yaitu asam Kedua molekul tersebut dihubungkan

162 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 15 Nomor 2 – Desember 2017
dengan ikatan kovalen. Sukrosa ayam. Tujuan penelitian ini adalah
merupakan salah satu contoh dari mengkaji perubahan kadar rafinosa,
disakarida yang popular di masyarakat glukosa, manosa, arabinosa dan sukrosa
dengan sebutan gula meja. Sukrosa dalam wheat pollard menjadi sumber
terbentuk dari satu molekul glukosa dan bahan pakan fungsional bagi unggas.
satu molekul fruktosa. Oligosakarida Manfaat yang didapat dari penelitian
tersusun dari 3-10 monosakarida. Contoh adalah mengetahui teknik/ pembuatan
oligosakarida antara lain rafinosa (3 bahan pakan fungsional dari wheat
molekul) dan stakiosa (4 molekul) pollard.
((Jacobs dan Delcour, (1998);Liu et al.(
2005); Hodge, J. E. dan W . M. Osman, METODE PENELITIAN
(1976)). Bahan penelitian adalah wheat
Wheat pollard/dedak gandum pollard dan aquades, sedangkan peralatan
merupakan jenis polisakarida dan belum yang digunakan adalah autoclave dan
banyak digunakan untuk pakan unggas. High Performance Liquid Chromatogra-
Wheat pollard dapat digunakan untuk phy (HPLC) untuk penentuan nilai
pakan ayam, namun karena mempunyai rafinosa, glukosa, manosa, arabinosa dan
kandungan serat kasar yang tinggi, sukrosa. Penelitian ini merupakan modi-
sehingga perlu dilakukan proses pengola- fikasi dari penelitian Sajilata, et al. (2006).
han untuk meningkatkan kualitas-nya Penambahan air dan penggunaan auto-
(Yono et al. 2000). Perubahan struktur, clave dimasukkan untuk merubah bentuk
fisik dan kimia pollard akibat tekanan dan ikatan/struktur pada wheat pollard
steam akan mempengaruhi kualitas wheat sehingga komponen karbohidrat sukar
pollard. Pengolahan dengan steaming dicerna menjadi mudah dicerna didalam
panas akan meningkat-kan gelatinisasi dan saluran pencernaan. Pengkondisian kadar
menurunkan anti nutrisi ((Bjorck et al., air wheat pollard didasarkan pada
1985); Hancock et al., (1991)). Proses penambahan air perlakuan yaitu 0, 30 dan
gelatinisasi diharapkan dapat merubah 60%. Wheat pollard yang telah dikondi-
komponen karbohidrat pada wheat sikan kemudian dimasukkan kedalam
pollard, sehingga proses pencernaan autoclave sampai tercapai suhu 121oC
didalam saluran pencernaan akan langsung kemudian ditunggu selama 15 dan 30
digunakan oleh mikrobia didalam usus dan menit setelah itu autoclave dimatikan,
selanjutnya akan terpecah oleh enzim ditunggu sampai suhu turun dan wheat
pencernaan sehingga menyediakan nutrien pollard dikeluarkan dan dikeringkan dalam
bagi induk semang-nya dan berperan oven pada suhu 70 oC. Setelah kering
sebagai prebiotik. pollard dihaluskan dan dianalisis glukosa,
Proses pemasakan atau pengukus- mannosa, sukrosa, arabinosa dan rafinosa
an yang didasarkan pada peningkatan suhu dengan menggunakan High Performance
akibat penambahan uap air panas akan Liquid Chromatography (HPLC).
memecah ikatan kimia dan menyebabkan Pengukuran nilai rafinosa, glukosa,
berbagai tingkat degradasi yang mening- manosa, arabinosa dan sukrosa dengan
katkan kecernaan (Kruger dan Matsuo, HPLC dilakukan sebagai berikut:
1996). Untuk itu penelitian ten-tang sebanyak 0,2 g sampel ditimbang dengan
pengolahan wheat pollard perlu dilakukan tepat dan dimasukkan ke dalam botol vial,
dalam rangka meningkatkan nilai tambahkan 5 ml alkohol 80% kemudian
manfaat/fungsional dari wheat pollard botol vial ditutup lalu digojok ± 1 menit.
sehingga mampu digunakan sebagai pakan Saring dengan kertas saring Whatman no.

Perubahan Kadar Rafinosa, Glukosa, Manosa, Arabinosa Dan Sukrosa Wheat Pollard Akibat Lama Steam dan 163
Penambahan Air yang Berbeda– Bambang Sulistiyanto, Sri Kismiati dan Cahya Setya Utama
4 dan cuci kertas saring dengan alkohol dengan duncan's multiple range test
80%. Larutan dipekatkan dengan rota- (DMRT) (Steel dan Torrie, 1993).
vapor dan larutkan sampai 3 ml dengan
aquabides kemudian disentrifuse lalu HASIL DAN PEMBAHASAN
saring dengan kertas saring Millipore. Hasil
Hasil saringan ditampung pada tabung Hasil penelitian menunjukkan
Eppendorf kemudian injeksikan larutan bahwa lama steam dan penambahan air
standar terlebih dahulu kemudian larutan yang berbeda sangat mempengaruhi
contoh. (p<0.001) dan mempunyai interaksi pada
Data yang diperoleh diolah parameter rafinosa, manosa, arabinosa,
menggunakan rancangan acak lengkap sukrosa dan glukosa. Signifikasi perlakuan
pola faktorial 3x2 dengan 3 ulangan. secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.
Apabila berpengaruh nyata dilanjutkan

Tabel 1. Analisis ragam perubahan kadar rafinosa, glukosa, manosa, arabinosa dan
sukrosa wheat pollard akibat lama steam dan penambahan air yang berbeda
Analisis Ragam Parameter
Rafinosa Glukosa Manosa Arabinosa Sukrosa
Penambahan Air *** *** *** *** ***
Lama Steam *** *** *** *** ***
Penambahan Air x Lama *** *** *** *** ***
Steam
Level signifikasi : * P < 0.05; ** P < 0.01 dan *** P < 0.001

Penambahan air dan lama steam dan sukrosa wheat pollard. Interaksi antar
yang berbeda memberikan perubahan faktor dapat dilihat pada tabel 2 sampai 6.
kadar rafinosa, glukosa, manosa, arabinosa

Tabel 2. Interaksi antar faktor terhadap parameter rafinosa wheat pollard akibat lama steam
dan penambahan air yang berbeda
Penambahan Air(%) Lama Steam (Menit) Rerata
15 30
.................................%..........................................
0 1.07+0.01b 1.14+0.08b 1.11+0.03c
30 0.97+0.01c 3.95+0.01a 2.45+0.01a
a d
60 3.95+0.01 0.63+0.05 2.29+0.02b
Rerata 1.99+0.01a 1.90+0.04b
Superskrip berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P <
0.001)

Penambahan air dan lama steam sebesar 3.95+0.01% dan terendah sebesar
yang berbeda memberikan pengaruh yang 1.07+0.01%. Rerata faktor penambahan
sangat nyata (p<0.001) dan berinteraksi air menunjukkan bahwa semakin tinggi
antar kedua faktor pada parameter rafinosa kadar air semakin meningkat kadar
wheat pollard. Kadar rafinosa tertinggi rafinosa sedangkan semakin lama steam

164 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 15 Nomor 2 – Desember 2017
menurunkan kadar rafinosa dari 1.99+0.01 menjadi 1.90+0.04%.
Tabel 3. Interaksi antar faktor terhadap parameter glukosa wheat pollard akibat lama steam
dan penambahan air yang berbeda
Penambahan Air(%) Lama Steam (Menit) Rerata
15 30
.................................%..........................................
0 0.24+0.01d 0.26+0.03d 0.25+0.01c
c d
30 0.54+0.03 0.37+0.03 0.45+0.03b
60 0.86+0.02b 1.26+0.21a 1.06+0.12a
a a
Rerata 0.54+0.03 0.63+0.07
Superskrip berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P <
0,001).
Penambahan air dan lama steam semakin tinggi kadar air dan lama steam
yang berbeda memberikan pengaruh yang meningkat kadar glukosa berturut-turut
sangat nyata (p<0.001) dan berinteraksi dari 0.25+0.01 menjadi 1.06+0.12 %;
antar kedua faktor pada parameter 0.54+0.03 menjadi 0.63+0.07%. Hal ini
glukosa wheat pollard. Kadar glukosa membuktikan bahwa proses pemanasan
tertinggi sebesar 1.26+0.21% dan terendah akan meningkatkan kadar glukosa dan
sebesar 0.24+0.01%. Rerata faktor juga energi wheat pollard.
penambahan air menunjukkan bahwa

Tabel 4. Interaksi antar faktor terhadap parameter manosa wheat pollard akibat lama steam
dan penambahan air yang berbeda
Penambahan Lama Steam (Menit) Rerata
Air(%) 15 30
.................................%......................................
0 0.19+0.01a 0.19+0.01a 0.19+0.01a
c a
30 0.04+0.01 0.19+0.01 0.12+0.01b
60 0.05+0.02bc 0.07+0.03b 0.06+0.02c
b a
Rerata 0.09+0.01 0.15+0.01
Superskrip berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata
(P < 0,001).

Penambahan air dan lama steam sebesar 0.04+0.01%. Rerata faktor


yang berbeda memberikan pengaruh yang penambahan air menunjukkan bahwa
sangat nyata (p<0.001) dan berinteraksi semakin banyak air yang ditambahkan
antar kedua faktor pada parameter kadar manosa semakin menurun. Semakin
manosa wheat pollard. Kadar manosa lama steam meningkatkan kadar manosa
tertinggi sebesar 0.19+0.01% dan terendah dari 0.09+0.01 menjadi 0.15+0.01%.

Perubahan Kadar Rafinosa, Glukosa, Manosa, Arabinosa Dan Sukrosa Wheat Pollard Akibat Lama Steam dan 165
Penambahan Air yang Berbeda– Bambang Sulistiyanto, Sri Kismiati dan Cahya Setya Utama
Tabel 5. Interaksi antar faktor terhadap parameter arabinosa wheat pollard akibat lama
steam dan penambahan air yang berbeda
Penambahan Air(%) Lama Steam (Menit) Rerata
15 30
.................................%..........................................
0 0.29+0.03e 0.30+0.05e 0.30+0.03c
30 0.63+0.01c 0.56+0.05d 0.60+0.03b
b a
60 0.71+0.02 1.24+0.01 0.98+0.01a
Rerata 0.54+0.02b 0.70+0.04a
Superskrip berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata
(P < 0,001).

Penambahan air dan lama steam penambahan air menunjukkan bahwa


yang berbeda memberikan pengaruh yang semakin banyak air yang ditambahkan
sangat nyata (p<0.001) dan berinteraksi kadar arabinosa semakin meningkat dari
antar kedua faktor pada parameter 0.30+0.03 menjadi 0.98+0.01%. Semakin
arabinosa wheat pollard. Kadar arabinosa lama steam meningkatkan kadar arabinosa
tertinggi sebesar 1.24+0.01% dan terendah dari 0.54+0.02 menjadi 0.70+0.04%.
sebesar 0.29+0.03%. Rerata faktor

Tabel 6. Interaksi antar faktor terhadap parameter sukrosa wheat pollard akibat lama steam
dan penambahan air yang berbeda
Penambahan Air(%) Lama Steam (Menit) Rerata
15 30
.................................%..........................................
0 1.86+0.01b 1.73+0.11bc 1.80+0.09a
30 1.65+0.11c 1.26+0.03d 1.46+0.04c
e a
60 0.93+0.02 2.17+0.09 1.55+0.04b
Rerata 1.48+0.04b 1.72+0.03a
Superskrip berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata
(P < 0,001).

Penambahan air dan lama steam Pembahasan


yang berbeda memberikan pengaruh yang Pemanasan tanpa menggunakan
sangat nyata (p<0.001) dan berinteraksi penambahan air tidak merubah komponen
antar kedua faktor pada parameter nutrien dalam wheat pollard baik pada
sukrosa wheat pollard. Kadar sukrosa rafinosa, glukosa, manosa, arabinosa dan
tertinggi sebesar 2.17+0.09% dan terendah sukrosa. Penambahan kadar air sampai
sebesar 0.93+0.02%. Rerata faktor 60% dengan lama steam 30 menit ternyata
penambahan air menunjukkan bahwa menurunkan kandungan rafinosa dari
semakin banyak air yang ditambahkan 1.07% menjadi 0.63%. Begitu halnya juga
kadar sukrosa semakin menurun. Semakin terjadi pada manosa. Kandungan manosa
lama steam meningkatkan kadar sukrosa menurun dari 0.19% menjadi 0.07%.
dari 1.48+0.04 menjadi 1.72+0.03%. Namun pada glukosa penambahan air dan
lama steam malah meningkatkan

166 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 15 Nomor 2 – Desember 2017
kandungan glukosa dari 0.24% menjadi didalam usus dengan cara meningkatkan
1.26%. Begitu pula pada arabinosa dan jumlah dan aktivitas probiotik (Fuller,
sukrosa, penambahan air dan lama steam 2001). Collins dan Gibson (1999)
meningkatkan kandungan arabinosa dari menyatakan bahwa prebiotik dapat
0.29% menjadi 1.24% sedangkan sukrosa menjadi sumber energi atau nutrien
meningkat dari 1.86% menjadi 2.17%. terbatas bagi mukosa usus dan substrat
Air merupakan sumber penghantar panas untuk fermentasi bakteri usus dalam
sehingga mampu mempengaruhi struktur menghasilkan vitamin dan antioksidan
karbohidrat yang terkandung dalam wheat yang dapat menguntungkan inangnya.
pollard. Penambahan air akan memicu Dijelaskan oleh Willard et al.
proses gelatinasi yaitu proses pembeng- (2000) bahwa prebiotik dapat memberikan
kakan granula pati akibat dipanaskan dan keuntungan yang kompetitif pada spesifik
menyebabkan ikatan hidrogen terputus dan mikroflora asli usus seperti Lactobacillus
air masuk ke dalam granula pati. dan Bifidobacteria yang dapat meyebab-
Wurzburg (1989) menyatakan bahwa kan terusirnya bakteri patogen dari
terjadi peningkatan viskositas disebabkan pencernaan melalui kompetisi langsung
air yang berada di luar granula dan bebas terhadap nutrien atau binding site melalui
bergerak masuk kedalam granula akibat produksi blocking factors dalam model
dari steam panas. yang serupa pada teknik Competitive
Karbohidrat berdasarkan struktur Exclusion (CE). Rycroft et al. (2001)
kimianya terdiri dari monosakarida, menyatakan bahwa peningkatan pertum-
disakarida, oligosakarisa dan polisakarida. buhan ternak akibat supplementasi
Monosakarida merupakan karbohidrat prebiotik disebabkan oleh beberapa
sederhana, seperti glukosa, fruktosa, mekanisme. Pertama, prebiotik dapat
galaktosa dan manosa. Karbohidrat ini menstimuli probiotik untuk dapat
bisa langsung digunakan/diserap oleh meningkatkan kekebalan tubuh yang
tubuh dan digunakan sebagai sumber sangat bermanfaat bagi ternak dalam
energi. Apabila penyerapannnya berlebih- bentuk saving energy untuk mereduksi
an akan disimpan dalam bentuk glikogen. stres. Saving energi akan digunakan untuk
Sedangkan manosa banyak dikembangkan pertumbuhan. Kedua, prebiotik dapat
sebagai komponen fungsional seperti meningkatkan panjang vili-vili usus halus
prebiotik. Selain manosa parameter yang yang berguna untuk penyerapan nutrisi.
lain yang berpotensi sebagai prebiotik Prebiotik merupakan sumber nutrien bagi
adalah arabinosa dan rafinosa. Rafinosa probiotik dan nutrien yang tidak tercerna
merupakan polisacharida sehingga sulit oleh usus. Mookiah et al. (2014) menya-
untuk dicerna di dalam usus dan mayoritas takan bahwa probiotik mampu meningkat-
mengakibatkan viskositas yang tinggi di kan pertumbuhan ternak akibat dari
dalam saluran pencernaan. Arabinosa juga supplementasi prebiotik. Prebiotik dapat
bertipe NSP (non starch polisacharida) berefek sebagai penghalang bagi bakteri
sehingga masuk dalam kategori prebiotik. pathogen untuk menempel langsung di
Arabinosa, rafinosa, Manosa dan manno- permukaan usus.
oligosakarida berfungsi sebagai komponen
pangan fungsional karena berfungsi SIMPULAN
sebagai prebiotik. Prebiotik yaitu nutrien Perlakuan penambahan air dan
non digestible yang mampu memberi lama steam sangat mempengaruhi per-
manfaat bagi hewan inang yaitu mampu ubahan kadar rafinosa, glukosa, manosa,
menstimulir pertumbuhan bakteri patogen arabinosa dan sukrosa dalam wheat

Perubahan Kadar Rafinosa, Glukosa, Manosa, Arabinosa Dan Sukrosa Wheat Pollard Akibat Lama Steam dan 167
Penambahan Air yang Berbeda– Bambang Sulistiyanto, Sri Kismiati dan Cahya Setya Utama
pollard dan berpotensi sebagai pakan UCAPAN TERIMA KASIH
fungsional. Rekomendasi yang dapat Ucapan terima kasih kami
diberikan oleh peneliti adalah sumber sampaikan kepada Lembaga Penelitian
bahan pakan yang mempunyai kandungan dan Pengabdian Universitas Diponegoro,
pati tinggi sebaiknya diolah terlebih yang telah memberikan pendanaan melalui
dahulu sebelum diberikan pada unggas skim riset pengembangan dan penerapan
sehingga mempunyai nilai fungsional dan (RPP) dengan dana selain APBN DPA
meningkatkan kecernaan bahan pakan SUKPA LPPM Universitas Diponegoro
tersebut. Tahun Anggaran 2017 dan semoga dapat
bermanfaat bagi perluasan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang
peternakan.

168 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 15 Nomor 2 – Desember 2017
DAFTAR PUSTAKA to Starch Granules. Carbohydrate
Bjorck, L., T. Matoba and B.M. Nair. Polymers, 61: 374−378.
1985. In-vitro enzimatic Mookiah, S., C.C. Sieo, K. Ramasamy, N.
determination of the protein Abdullah and Y. W. Ho. 2014.
nutritional value and the amount of Effects of dietary prebiotics,
available lysine in extruded cereal probiotic and symbiotic on
based products. Agric Biol Chem performance, caecal bacterial
49:945-950. populations and caecal
Collins, M.D. and G.R. Gibson. 1999. fermentation concentrations of
Probiotics, prebiotics, and broiler chickens. J. Sci. Food
synbiotics: Approaches for Agric. 94: 341–348.
modulating the microbial ecology Rycroft, C. E., M. R. Jones, G. R. Gibson
of the gut. Am. J. Clin. Nutr. and R. A. Rastall. 2001. A
69:1052S-1057S. comparative in vitro evaluation of
Fuller, R. 2001. The chicken gut the fermentation properties of
microflora and probiotic prebiotic oligosaccharides. J.
supplements. J. Poult. Sci. 38:189- Appl. Microbiol. 91:878-887.
196. Sajilata, M.G., Rekha, S. S and Kulkarni,
Hancock, J. D., R. F. F. Fines and T. L. P. R. 2006. Resistant Starch – A
Gugle . 1991. Extrusion of Review. Comprehensive Reviews
shorgum, soybean meal and whole in Food Science and Food Safety.
soybeans improves growth 5: 1–17. doi:10.1111/j.1541-
performance and nutrient 4337.2006.tb00076.x
digesbility in finish ing pigs. Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993.
Kansas Agric. Exp. Sta. Rep. of Prinsip dan Prosedur Statistik
Prog. 641:92. Suatu Pendekatan Biometrik.
Hodge, J. E. dan W . M. Osman, 1976. Diterjemahkan oleh Bambang
Carbohydrates. In: Fanema, C. R, Sumantri. Cetakan ke- 4. Gramedia
Editor. Principle of food science. Pustaka Utama, Jakarta.
Marcel Decker Inc. New York. pp: Willard, M.D., R.B. Simpson, N.D. Cohen
41 – 138. and J.S. Clancy. 2000. Effects of
Jacobs, H. and J.A. Delcour. 1998. dietary fructooligosaccharide on
Hydrothermal modifications of selected bacterial populations in
granular starch with retention of feces of dogs. Am. J. Vet. Res. 61:
the granular structure: Review. J. 820-825.
Agric. Food Chem. 46(8): Wurzburg, O.B. 1989. Modified Starches.
2895−2905. Properties and Uses. CRC Press,
Kruger, J. E. and R. B. Matsuo (1996). 5. Boca Raton, Florida.
Pasta and Noodle Technology. Yono, C.R., T. Haryanti dan D. Gultom.
American Association of Cereal 2000. Evaluasi nilai nutrisi
Chemist, Inc. USA. pollard gandum terfermentasi
Liu, Z., L. Peng, and J.F. Kennedy. 2005. dengan Aspergillus niger NRRL
The technology of molecular 337 pada itik alabio dan mojosari.
manipulation and modification. Seminar Nasional Peternakan dan
Asisted by Microwaves as Applied Veteriner. 5(8) : 320-328.

Perubahan Kadar Rafinosa, Glukosa, Manosa, Arabinosa Dan Sukrosa Wheat Pollard Akibat Lama Steam dan 169
Penambahan Air yang Berbeda– Bambang Sulistiyanto, Sri Kismiati dan Cahya Setya Utama

Anda mungkin juga menyukai