Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ANUITI DAN APLIKASINYA

MATA KULIAH : MATEMATIKA BISNIS

DOSEN PENGAMPU : Hj. IRAWATI, SE.MM

DISUSUN OLEH :

ADE AFRIYANTI

AMALIA KARTIKA

AWALUDIN

IIN YULI AMBARI

SARI SANTIKA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDRAGIRI (STIE-I)


Sekretariat : Jl. R.Suprapto No. 14 Telp. (0769)21019, Rengat
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini “Anuiti dan Aplikasinya” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas kelompok


yang diberikan oleh dosen mata kuliah Matematika Bisnis. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat Kami harapkan agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................ i

Daftar ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

2.1 Anuiti ................................................................................................. 3


2.2 Amortisasi Utang ............................................................................... 7
2.3 Sinking Fund ..................................................................................... 12
2.4 Capital Budgeting ............................................................................ 16

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 20


3.2 Saran .................................................................................................. 20

Daftar Pustaka ............................................................................................. 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anuitas dapat didefenisikan pembayaran premi asuransi, pembayaran hipotik,


pembayaran bunga atas obligasi, pembayaran sewa, pembayaran secara cicilan.
Pembayaran uang pensiun adalah salah satu contoh dari pada suatu rangkaian
pembayaran atau penerimaan berkala atau periodik dari jumlah yang sama
besarnya dan dibayar atau uang diterima pada setiap periode waktu yang sama
selama jangka waktu tertentu pembayaran atau penerimaan secara anuitas.
Berdasarkan jangka waktu, anuitas dapat dibagi dua, yaitu anuitas yang jangka
waktu pembayarannya sudah pasti dan anuitas yang jangka waktu pembayarannya
tergantung pada beberapa peristiwa yang bersifat tidak pasti (anuitas kontingen).
Jika dilihat dari waktu pembayarannya, anuitas dapat dibagi dua yaitu anuitas
biasa (anuitas biasa) dan anuitas dimuka (anuitas jatuh tempo).

Anuitas biasa adalah suatu anuitas yang dibayar pada setiap akhir periode
pembayaran, sedangkan anuitas dimuka adalah suatu anuitas yang dibayar pada
setiap awal periode pembayaran. Kemudian berdasarkan ketepatan antara periode
pembayaran anuitas dengan periode perhitungan bunga anuitas tersebut, anuitas
dapat dibagi dua yaitu anuitas sederhana (simple annuity) dan anuitas umum
(anuitas umum). Anuitas sederhana adalah suatu anuitas dimana periode
pembayarannya adalah bertepatan atau bersamaan dengan periode perhitungan
bunga anuitas tersebut. Anuitas umum adalah suatu anuitas dimana periode
pembayarannya tidak bertepatan atau tidak bersamaan dengan periode
perhitungan bunga anuitas tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa definisi dari Anuiti ?


2. Bagaimana rumus perhitungan dari Anuiti ?

1
3. Bagaimana bentuk dan contoh pengerjaan soalnya ?
4. Anuiti terdiri atas apa saja susunannya ?
5. Apa saja aplikasinya dari Anuiti ?

1.3 Tujuan

1. Untuk dapat memahami definisi dari Anuiti, Amortisasi Utang, Sinking Fund,
dan Capital Budgeting serta menyelesaikan contoh kasus dari materi tersebut.
2. Dapat membedakan antara Anuiti, Amortisasi Utang, Sinking Fund, dan
Capital Budgeting.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANUITI

Anuiti adalah rentetan pembayaran -biasanya sama besar- yang dibayarkan


pada interval-interval waktu yang sama. Premi asuransi, pelunasan hipotik,
pembayaran sewa, pembayaran cicilan dalam pembelian angsuran, pembayaran
bunga obligasi, dan pembayaran uang pensiun hanyalah merupakan contoh anuiti.

Waktu di antara dua pembayaran anuiti yang berurutan disebut interval


pembayaran. Waktu dari permulaan interval pembayaran pertama sampai dengan
akhir dari interval pembayaran terakhir disebut jangka-waktu (atau masa) anuiti.
Apabila jangka-waktu amati sudah pas maka anuiti seperti ini disebut annuity
certain. Apabila jangka waktu anuiti tergantung pada beberapa peristiwa yang
bersifat tidak pasti maka disebut contingent annuity. Dalam buku ini kata anuiti
dipakai untuk menyatakan unnuity certain. Apabila interval pembayaran anuiti
dan periode konversi bunga bertepatan disebut simple annuity (anuiti sederhana)
dan sebaliknya apabila tidak bertepatan disebut general annuity. Dalam buku
hanya anuiti sederhana yang didiskusikan.

Untuk menghitung anuiti digunakan notasi atau simbol – simbol sebagai berikut :

R = Besarnya anuiti yang dibayar pada tiap periode (atau singakatnya,


pembayaran periodik)

n = Banyaknya pembayaran (misalnya 10 kali [n=10], 25 kali [n=25], dlsb.)

i = Tarip bunga per periode konversi

S = Nilai akumulasi, atau jumlah anuiti, merupakan nilai seluruh pembayaran


pada akhir masa anuiti.

A = Nilai diskonto, atau nilai sekarang anuiti, merupakan nilai seluruh


pembayaran pada masa anuiti.

3
Apabila pembayaran periodik (R) dibayar pada akhir tiap – tiap interval
pembayaran maka anuiti semacam ini disebut ordinary annuity (anuiti biasa –
lihat gambar di bawah ini). Untuk selanjutnya akan disebut ordinary annuity
dengan istilah anuiti – ordinari.

R R R R R R R

0 1 2 3 n-3 n-2 n-1 n

-1 -1 -1

Jangka waktu/masa anuiti

A S

Rumus untuk menghitung nilai akumulasi (S) suatu anuiti – ordinari


sederhana adalah sebagai berikut :

(1+𝑖)𝑛 −1
S = 𝑅𝑠𝑛|𝑖 = [ ]
𝑖

Nilai akumulasi = pembayaran periodik x faktor akumulasi

Faktor

𝑆𝑛|𝑖

(baca “s angle n at i”) adalah nilai akumulasi dari anuiti – akhir sederhana yang
memiliki n pembayaran yang masing – masing sebesar Rp1; faktor ini disebut
nilai akumulasi dari Rp1 per periode, atau faktor akumulasi untuk n pembayaran.

CONTOH 1 :

a) Hitunglah faktor akumulasi 𝑆𝑛|𝑖 apabila i = 4,25% dan n = 18


(1+𝑖)𝑛 −1
𝑆𝑛|𝑖 = [ ]
𝑖
(1+0,0425)18𝑛 −1
=[ ]
0,0425

= 26,24203

4
b) Hitunglah nilai akumulasi dari Rp100.000,00 yang diinvestasikan pada akhir
tiap kuartal selama 3 tahun pada tarip 6 ½ % yang dimajemukan secara
kuartalan.
R = Rp100.000,00 ; i = 0,065/4 = 0,01625 ; n = 3x4 = 12
(1+𝑖)𝑛 −1
S = 𝑅𝑠𝑛|𝑖 = [ ]
𝑖
(1+0,01625) 12 −1
= Rp100.000,00 [ ]
0,01625

= Rp1.313.277,00

Rumus untuk nilai diskonto (atau nilai sekarang) (A) suatu anuiti-ordinari
sederhana adalah sebagai berikut:

1
A = R 𝑎𝑛|𝑖 = R [1 − (1+𝑖)𝑛 / 𝑖 ]

Nilai diskonto = pembayaran x faktor diskonto

Faktor 𝑎𝑛|𝑖 (baca “a angle n at i”) disebut faktor diskonto untuk n pembayaran.

CONTOH 2 :

a) Hitunglah faktor diskonto 𝑎𝑛|𝑖 apabila i = 412 % dan n = 8


1
(1+𝑖)𝑛
𝑎𝑛|𝑖 = [1 − ]
𝑖

1
= [1 − (1+0,045)8 /0,045]

= 6,5958862

b) Berapa uang yang mestinya didepositokan pada saat ini agar memberikan
pembayaran periodik sebesar Rp. 200.000,00 pada akhir tiap setengah – tahun
selama 10 tahun jika bunga dihitung pada tarip 11% yang dimajemukan secara
tengah – tahunan.
R = Rp200.000,00 ; i = 0,055 ; n = 10x2 = 20
1
(1+𝑖)𝑛
A = R 𝑎𝑛|𝑖 = R [1 − ]
𝑖

1
(1+0.055) 20
= Rp. 200.000,00 [1 − 0.055
]

5
= Rp. 200.000,00 (11,950383)
= Rp. 2.390.077,00

Jika kita menulis kembali rumus sebelumnya untuk besarnya pembayaran (R),
maka kita akan memperoleh rumus berikut :

𝑆
R=
𝑆𝑛|𝑖

𝐴
R=𝑎
𝑛|𝑖

Dengan demikian kita dapat menghitung besarnya pembayaran periodik (R)


dari suatu anuiti-ordinari sederhana jika kita mengetahui nilai akumulasinya (S)
atau nilai diskontonya (A).

CONTOH 3 :

a) Jika saudara ingin mengamulasi Rp50.000.000,00 dalam 30 tahun, berapa


uang yang seharusnya saudara dipositokan pada akhir tiap kuartal dalam
program rencana pensiun yang memberikan bunga pada tarip 10% yang
dimajemukkan secara kuartalan.
S = Rp500.000,00 ; i = 0.025 ; n = 30x4 = 120
𝑆
R=𝑆
𝑛|𝑖

𝑆 (1+𝑖) 𝑛 −1
=[ ]
𝑆𝑛|𝑖 𝑖

(1+0,025) 120 −1
=[ ]
0,025
𝑅𝑝50.000.000,00
= 𝑆120|0,025

𝑅𝑝50.000.000,00
= 734,32605

= Rp68.090,00

Annuty due adalah anuiti yang pembayaran jatuh tempo pada awal tiap
interval pembayaran. Apabila kita membandingkan dengan ordinary annuity dan
annuity due, bisa dilihat bahwa annuity due sebenarnya merupakan ordinary
annuity yang “dimundurkan”. Oleh karena itu, untuk menghitung nilai akumulasi

6
(S) dan nilai diskonto (A) suatu annuity due, kita harus memodifikasi rumusnya
sebagai berikut :

R R R R R R

0
1 2 3 n-3 n-2 n-1 n

-1 -1 -1

Jangka waktu/masa anuiti

A S

2.2 AMORTISASI UTANG

Amortisasi merupakan suatu metode pembayaran di mana utang (interest –


bearing debt) dibayarkan kembali melalui pembayaran periodik dalam jumlah
yang sama. Apabila utang diamortisasi melalui pembayaran periodik yang sama
maka utang tersebut sebenarnya dapat dipandang sebagai suatu anuiti-ordinari,
yaitu nilai diskonto atau nilai sekarang (A) yang diterima pada saat ini dan akan
dilunasi kemudian melalui cicilan periodik yang sama (R). Besarnya pembayaran
periodik ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus R = A/𝑎𝑛|𝑖 .

Dalam praktik, besarnya pembayaran periodik biasanya dibulatkan ke rupiah


terdekat untuk menghindari terjadinya “kles” dalam pembayaran terakhir, suatu
masalah yang seringkali menyebabkan perlu dilakukannya penyesuaian kembali
ke periode-periode sebelumnya.

CONTOH 1 :

Hitunglah pembayaran bulanan dari pinjaman sebesar Rp450.000,00 yang akan


diamortisasi selama 2 tahun pada tarip bunga 21% yang dimajemukkan secara
bulanan.

A = Rp450.000,00 ; i = 0,21/12 = 0,0175 ; n = 2 (12) = 24

A = 𝑅𝑎𝑛|𝑖

7
= Rp450.000,00 𝑎24|0,0175

1 1
𝑎𝑛|𝑖 = [1 − (1+𝑖)𝑛 /𝑖] = [1 − (1,0175) 24 /0,0175] = 19,460686

= Rp450.000,00 (19,460686)

= Rp23.124,00

Setiap pembayaran periodik mengandung unsur pembayaran bunga atas saldo


utang yang belum dibayar dan unsur pelunasan terhadap pokok-utang yang
“outstanding” (atau yang masih beredar). Sejalan dengan berlalunya waktu di
mana pokok-utang yang ‘outstanding’ makin mengecil maka jumlah yang
diperuntukkan sebagai unsur pembayaran bunga akan menjadi makin kecil
sementara jumlah yang diperuntukkan sebagai unsur pelunasan pokok-utang akan
menjadi makin besar. Gerak- maju dari pola amortisasi utang ini dapat dilihat
dalam skedul amortisasi utang.

CONTOH 2 :

Untuk utang dalam Contoh 4, buatlah skedul amortisasi yang menunjukan


pendistribusian pembayaran periodik ke masing – masing unsur bunga dan pokok
– utang.

A = Rp450.000,00 ; i = 0,0175 ; n = 24 ; R = Rp32.124,00 (pembulatan ke


atas)

Pembayaran ke -1 :
Bunga yang jatuh tempo pada akhir bulan pertama adalah :
0.0175 x Rp450.000,00 = Rp7.875,00

Dari pembayaran Rp23.124,00 pertama ini, Rp7.875,00 diperuntukkan sebagai


pembayar bunga dan Rp15.249,00 (dari Rp32.124,00 – Rp7.875,00) diperuntukan
sebagai pelunas pokok-utang. Pokok-utang yang masih beredar (outstanding)
setelah pembayaran pertama akan menjadi :

Rp450.000,00 – Rp15.249,00 = Rp434.751,00

8
Pembayaran ke-2 :

Bunga yang jatuh tempo pada akhir bulan ke-2 dihitung menurut saldo utang yang
“outstanding”, sebagai berikut :

0,0175 x Rp434.751,00 = Rp7.608,00

Dari pembayaran Rp23.124,00 kedua ini, Rp7.608,00 diperuntukan sebagai


pembayar bunga dan Rp15.516,00 (dari Rp32.124,00 – Rp7.608,00) diperuntukan
sebagai pelunas pokok-utang. Pokok-utang yang masih beredar (outstanding)
setelah pembayaran kedua akan menjadi :

Rp434.751,00 – Rp15.516,00 = Rp419.235,00

Dengan melanjutkan cara perhitungan seperti ini terhadap ke-24 pembayaran


maka kita dapat membuat skedul amortisasinya.

Pembayaran Untuk membayar


ke Jumlah Bunga Pokok utang Pokok utang yang
“outstanding”
Start Rp450.000,00
1 Rp 23.124,00 Rp7.875,00 Rp15.249,00 434.751,00
2 23.124,00 7.608,00 15.516,00 419.235,00
3 23.124,00 7.337,00 15.787,00 403.448,00
4 23.124,00 7.060,00 16.064,00 387.384,00
5 23.124,00 6.779,00 16.345,00 371.039,00
6 23.124,00 6.493,00 16.631,00 354.408,00
7 23.124,00 6.202,00 16.922,00 337.486,00
8 23.124,00 5.906,00 17.218,00 320.268,00
9 23.124,00 5.605,00 17.519,00 302.749,00
10 23.124,00 5.298,00 17.826,00 284.923,00
11 23.124,00 4.986,00 18.138,00 266.785,00
12 23.124,00 4.669,00 18.455,00 248.330,00
13 23.124,00 4.346,00 18.778,00 229.552,00
14 23.124,00 4.017,00 19.107,00 210,445,00

9
15 23.124,00 3.683,00 19.441,00 191.004,00
16 23.124,00 3.343,00 19.781,00 171.223,00
17 23.124,00 2.996,00 20.128,000 151.095,00
18 23.124,00 2.644,00 20.480,00 130.615,00
19 23.124,00 2.286,00 20.838,00 109.777,00
20 23.124,00 1.921,00 21.203,00 88.574,00
21 23.124,00 1.550,00 21.574,00 67.000,00
22 23.124,00 1.173,00 21.951,00 45.049,00
23 23.124,00 788,00 22.336,00 22.713,00
24 23.113,00* 400,00** 22.713,00
Total Rp554.965,00 Rp104.965,00 Rp450.000,00

*) Pembulatan ke bawah dilakukan sebagai berikut :

Rp23.123,543 x 24 = Rp554.965,00 (= Total)

Rp554.965,00 – (23.124,00 x 23) = Rp23.113,00

**) Pembulatan ke atas dilakukan sebagai berikut :

Rp554.965,00 – Rp450.000,00 = Rp104.965,00 (= total bunga)

Rp104.965,00 – Rp104.565,00 ( = Jumlah 23 pembayaran bunga) = Rp400,00

Andaikan kita ingin mengetahui saldo pokok-utang yang “outstanding”


setelah kali pembayaran . Apa yang mesti kita lakukan. Dari pada melakukan
perhitungan pada contoh 5 di atas yang mungkin agak membosankan, kita dapat
melihat dari gambar 5-9 bahwa pokok-utang yang masih beredar sebenarnya
merupakan selisih antara nilai akumulasi dari utang (A) dan seluruh pembayaran
(R) yang telah dibayar sampai dengan saat tersebut, atau :

P = A(1 + i)𝑘 - 𝑅𝑠𝑘|𝑖

Di mana 𝑃𝑘 = pokok utang yang “outstanding” setelah pembayaran ke-k

K = banyaknya pembayaran yang telah dilakukan


R R R R R R

10
0 1 2 k k+1 n-1 n

+1

K = banyaknya pembayaran n-k = banyaknya pembayaran


yang telah dilakukan yang belum dilakukan

Pokok utang yang outstanding ( 𝑃𝑘 )

CONTOH 3 :

Hitunglah pokok-utang yang “outstanding” pada akhir tahun pertama (yaitu


setelah 12 kali pembayaran) pinjaman dalam contoh 4.

A = Rp. 450.000,00 ; i = 0,0175 ; k = 12 ; R = Rp. 23.124,00

𝑃𝑘 = A (1 + 𝑖)𝑘 - 𝑆𝑘|𝑖

(1+𝑖)𝑘 −1
𝑆𝑘|𝑖 = 𝑖

(1,0175)12 −1
= 0,0175

= 13,225104

= Rp. 450.000,00 (1,0175)12 – Rp. 23.124,00 𝑠12|0,0175

= Rp. 450.000,00 (1,231439) – Rp. 23.124,00 (13,225104)

= Rp. 554.147,69 – Rp. 305.817,30

= Rp. 248.330,39

Dibulatkan ke rupiah terdekat Rp248.330,00

11
Jika semua pembayaran, termasuk pembayaran yang terakhir, sama besar
maka pokok-utang yang “outstanding” sebenarnya merupakan nilai diskonto
(atau nilai sekarang) dari (n-k) pembayaran, sehingga pokok yang “outstanding”
(atau belum dilunasi) tersebut dapat dituliskan sebagai :

𝑃𝑘 = 𝑅𝑎𝑛−𝑘|𝑖

2.3 SINKING FUND

Sejumlah uang yang diperlukan pada suatu tanggal tertentu di kelak


kemudian hari dapat diakumulasikan secara sistematis lewat tabungan-tabungan
periodik yang sama besar sedemikian sehingga akan membentuk dana (fund)
dalam jumlah yang sama dengan jumlah yang diperlukan itu. Dana yang
dikumpulkan dengan cara seperti ini disebut singking fund. Singking fund
digunakan untuk melunasi utang, menebus atau mendapatkan kembali dana yang
dikeluarkan dalam penerbitan obligasi, mengganti peralatan-peralatan tua, atau
membeli peralatan-peralatan baru.

Bila sejumlah uang akan diakumulasikan lewat tabungan-tabungan periodik


yang sama maka sejumlah uang tersebut sebenarnya sama dengan nilai akumulasi
(S) dari suatu anuiti-ordinari dan dapat dihitung dengan rumus S = 𝑅𝑠𝑛|𝑖 .
Besarnya tabungan per periode (R) dapat dihitung dengan rumus :

𝑆
R=𝑆
𝑛|𝑖

CONTOH 1 :

Pemilik Sunrise Farms mengadakan tabungan singking fund untuk


mengakumulasi dana sedemikian sehingga pada akhir tahun ke-5 akan berjumlah
Rp6.000.000,00. Berapa tabungan perbulan yang harus dimasukkannya jika dana
yang terbentuk dalam penabungan ini memberikan hasil bunga pada tarip 10 1⁄2%
dimajemukkan secara bulanan?

S = Rp. 6.000.000,00 ; I = 0,105⁄12 = 0,00875 ; N = 5 (12) = 60

12
𝑆
R=𝑆
𝑛|𝑖

𝑅𝑝.6.000.000,00
=
𝑆60|0,0076

(1+𝑖)𝑛 −1
𝑆𝑛|𝑖 =
𝑖

(1,00875)60 −1
=
0,00875

= 78,468914

𝑅𝑝. 6.000.000,00
=
78,468914

= Rp. 76.463,00

Pada skedul sinking fund akan terlihat bagaimana dana-dana yang dihimpun
lewat tabungan tersebut terakumulasi sampai mencukupi jumlah yang diperlukan.
Jumlah dana yang terkumpul setelah k penabungan sama dengan nilai akumulasi
dari k penabungan tersebut.

CONTOH 2 :

Untuk sinking fund dalam soal 7, buatlah skedulnya untuk tabungan-tabungan


yang dimasukkan dalam tahun pertama.

Bulan ke-1 Jumlah pada awal bulan : 0,00 Total


Bunga 0,00 Pertambahan :
Tabungan bulanan Rp. 76.463,00 Rp. 76.463,00

Jumlah pada akhir bulan Rp. 76.463,00


Bulan ke-2 Jumlah pada awal bulan : Rp. 76.463,00 Total
Bunga (Rp. 76.463,00 × 0,875%) 669,00 Pertambahan :
Tabungan bulanan 76.463,00 Rp. 77.132,00

Jumlah pada akhir bulan Rp. 153.595,00

13
Bulan ke-3 Jumlah pada awal bulan : Rp. 153.593,00 Total
Bungan (Rp. 153.359,00 × 0,875%) 1.344,00 Pertambahan :
Tabungan bulanan 76.463,00 Rp. 77.807,00

Jumlah pada akhir bulan Rp.231.402,00


Bulan ke-4 Jumah pada awal bulan : Rp. 231.402,00 Total
Bungan (Rp. 234.102,00 × 0,875%) 2.025,00 Pertambahan :
Tabungan bulanan 76.463,00 Rp. 78.488,00

Jumlah pada akhir bulan Rp. 309.890,00


Bulan ke-5 Jumlah pada awal bulan : Rp. 309.890,00 Total
Bunga : (Rp. 309.890,00 × 0,875%) 2.712,00 Pertambahan :
Tabungan bulanan 76.463,00 Rp. 79.175,00

Jumlah pada akhir bulan Rp. 389.065,00

Kalau kita meneruskan cara perhitungan tersebut sampai bulan ke-12 maka kita
dapat menyusun skedul singking fundnya, sebagai berikut :

Jumlah pada Bunga pada Tabungan Total Jumlah pada


Bulan awal bulan 0,875% + bulanan = pertambahan akhir bulan
1 0,00 0,00 + Rp. 76.463,00 = Rp. 76.463,00 Rp. 76.463,00
2 Rp. 76.463,00 Rp. 669,00 + 76.463,00 = 77.132,00 153.595,00
3 153.595,00 1.344,00 + 76.463,00 = 77.807,00 231.402,00
4 231.402,00 2.025,00 + 76.463,00 = 78.488,00 309.890,00
5 309.890,00 2.712,00 + 76.463,00 = 79.175,00 389.065,00
6 389.065,00 3.404,00 + 76.463,00 = 79.867,00 468.932,00
7 468.932,00 4.103,00 + 76.463,00 = 80.566,00 549.498,00
8 549.498,00 4.808,00 + 76.463,00 = 81.271,00 630.769,00
9 630.769,00 5.519,00 + 76.463,00 = 81.982,00 712.751,00

14
10 712.751,00 6.237,00 + 76.463,00 = 82.700,00 794.451,00
11 795.451,00 6.960,00 + 76.463,00 = 83.423,00 878.874,00
12 878.874,00 7.690,00 + 76.463,00 = 84.153,00 963.027,00

Kita dapat menge-cek jumlah dana pada akhir tahun pertama dengan cara mencari
nilai akumulasinya, sebagai berikut :

R = Rp. 76.463,00 ; i = 0,00875 ; k = 12

𝑆𝑘 = 𝑅𝑠𝑘|𝑖

= Rp. 76.463,00 𝑆12|0,00875

(1+𝑖)𝑘 −1
𝑆𝑘|𝑖 = 𝑖

(1,00875)12 −1
= 0,00875

= 12,59468

= Rp. 76.463,00 (12,59468)

= Rp. 963.027,00

Dalam metode pelunasan utang dengan singking fund, peminjam membayar


bunga pada akhir tiap-tiap periode bunga dan mendepositokan tabungan-tabungan
periodik yang sama besar ke dalam singking fund, sedemikian sehingga pada akhir
umur pinjaman jumlah yang terakumulasi dalam singking fund tersebut akan sama
dengan jumlah pokok pinjaman, jumlah bunga yang dibayarkan dan besarnya
tabungan yang dimasukkan ke singking fund per periode disebut periodic exense
atau periodic cost of debt. Pada akhir masa pinjaman, peminjam mentransfer
jumlah dana dalam singking fund kepada pemberi pinjaman. Nilai buku utang
pada tiap-tiap saat sama dengan pokok-pinjaman mula-mula minus jumlah dana
yang telah terhimpun dalan singking fund sampai dengan saat tertentu.

15
2.4 CAPITAL BUDGETING
Capital budgeting mencakup pemilihan berbagai alternatif investasi seperti
misalnya aktiva-tetap mana yang sebaiknya dibeli atau diganti atau apakah lebih
baik membeli ataukah me “lease” nya. Karena itu hal yang paling esensial dalam
capital budgeting yakni membandingkan nilai sekarang arus-kas masing-masing
alternatif yang berbeda.

CONTOH 1 :
Seorang investor harus memutuskan antara dua alternatif investasi. Alternatif 1
akan memberikan hasil pengembalian sebesar Rp. 270.000,00 pada akhir tahun
ke-2 plus Rp. 1.150.00,00 pada akhir taun ke-6. Alternatif 2 akan memberikan
hasil pengembalian sebesar Rp. 200.000,00 pada setiap akhir tahun selama 6
tahun. Alternatif mana yang lebih baik bila uang dihargai pada tarip 12%?

Alternatif 1
Ada dua komponen (pemasukan) dalam investasi ini, dan nilai sekarang masing-
masing komponen tersebut harus ditentukan. Jumlah nilai sekarang kedua
komponen tersebut dengan demikian akan menjadi total nilai sekarang alternatif
ini. Karena masing-masing komponen ini merupakan pembayaran “lump sum”
maka kita akan menggunakan rumus untuk menghitung nilai sekarang (atau nilai
diskonto) yang diberikan dalam soal 5.24:

1
A = S [(1+1)𝑛]

Komponen 1 Komponen 2
𝑆1 = Rp. 270.000,00 ; i = 0,12 ; 𝑛1 = 2 𝑆2 = Rp. 1.150.000,00 ; i = 0,12 ; 𝑛2 = 6

1 1
𝐴1 = 𝑆1 [(1+𝑖)𝑛1 ] 𝐴2 = 𝑆2 [(1=𝑖)𝑛2 ]

1 1
= Rp. 270.000,00 [(1,12)2] = Rp. 1.150.000,00 [(1,12)6 ]

16
1 1
= Rp. 270.000,00 (1,2544 ) = Rp. 1.150.000,00 (1,9738227 )

= Rp. 215.242,00 = Rp. 582.626,00

𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐴1 + 𝐴2 = Rp. 215.242,00 + Rp. 582.626,00 = Rp. 797.868,00

Alternatif 2

Karena pengembalian investasinya sama maka rumus yang digunakan untuk


menghitung nilai sekarangnya adalah :

A = 𝑅𝑎𝑛|𝑖

R = Rp. 200.000,00 ; i = 0,12 ; n = 6

A = 𝑅𝑎𝑛|𝑖

= Rp. 200.000,00 𝑎𝑛|𝑖

= Rp. 200.000,00 ( 4,1114073)

= Rp. 822.281,00

Alternatif 2 merupakan alternatif investasi yang lebih baik karena nilai


sekarang dari hasil-hasil pengembaliannya lebih besar daripada alternatif 1.

Proyek-proyek investasi modal melibatkan arus kas keluar (biaya) dan arus
kas masuk (hasil pengembalian). Selisih antara nilai sekarang arus kas masuk dan
arus kas keluar disebut net present value (nilai sekarang bersih – disingkat NPV).

Net present value = Present value of inflows – present value of outflows

17
Untuk tingkat pengembalian (rate of return) yang sudah tertentu, investor
seharusnya menerima proyek-proyek investasi modal yang NPV-nya positif atau
nol dan menolak proyek-proyek yang NPV-nya negatif. Karena penerapan teknik-
teknik present value pada proyek-proyek investasi modal biasanya mencakup
adanya estimasi (taksiran) maka angka-angka dalam subbab ini akan dibulatkan
ke rupiah terdekat.

CONTOH 2 :

Perusahaan penerbitan sedang mempertimbangkan untuk menerbitkan sebuah


buku. Taksiran biaya dan penjualan untuk buku tersebut adalah sebagai berikut :

Acquistion cost Rp. 1.000.000,00


Biaya pra-publikasi (editorial dan produksi) Rp. 3.700.000,00
Biaya cetak-ulang per tahun Rp. 1.190.000,00
Biaya distribusi per tahun Rp. 200.000,00
Pengembalian bersih per tahun selama 5 tahun Rp. 3.341.300,00
Royalty per tahun kepada penulis Rp. 742.500,00

Bila perusahaan menginginkan tingkat pengembalian investasi sebesar 18%,


apakah penerbitan buku ini akan menguntungkan ataukah sebaliknya? Lihatlah
gambar di bawah ini:

Arus kas masuk

3.341.300 3.341.300 3.341.300 3.341.300 3.341.300

0 1 2 3 4 5

Arus kas keluar :

4.700.000 2.132.500 2.132.500 2.132.500 2.132.500

1.000.000 + 3.700.000 1.190.000 + 742.500

18
Nilai sekarang arus kas masuk :

R = Rp. 3.341.300,00 ; i = 0,18 ; n = 5

A = 𝑅𝑎𝑛|𝑖

= Rp. 3.341.300,00 𝑎5|0,18

= Rp. 3.341.300,00 (3,127171)

= Rp. 10.448.800,00

Nilai sekarang arus kas keluar :

R = Rp. 2.132.500,00 ; i = 0,18 ; n = 5

A = 𝑅𝑎𝑛|𝑖

= Rp. 2.132.500,00 𝑎5|0,18

= Rp. 2.132.500,00 (3,127171)

= Rp. 6.668.700,00

𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Rp. 4.700.000,00 (dari tahun 0) + Rp. 6.668.700,00

= Rp. 11.368.700,00

NPV = present value of inflows – present value of outflows

= Rp. 10.448.800,00 – Rp. 11.368.700,00

= Rp. 919.900,00

Net present value yang negatif mengindikasikan bahwa proyek tersebut tidak
memprofitable ( tidak menguntungkan) karena tidak dapat memenuhi tingkat
pengembalian 18% yang diinginkan penerbit.

19
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Anuiti merupakan suatu rangkaian pembayaran sejumlah uang yang


umumnya sama besar, dengan periode waktu yang sama untuk setiap
pemayaran. Jumlah dari sebuah anuiti adalah jumlah semua pembayaran yang
telah dilakukan ditambah dengan bunga yang terakumulasi. Aplikasi anuiti ada 3
macam, yaitu amortisasi utang, sinking fund, dan capital budgeting. Rumus S = R
[ ( 1 + i ) n – 1 ] = R SnIi. S = nilai akumulasi atau jumlah pembayaran pada awal
anuiti. R = besarnya biaya yang dibayar pada setiap periode. i = tarif bunga per
periode konversi. n = jumlah. Anuiti secara garis besar dibagi menjadi 3 macam,
yaitu anuiti biasa (ordinary annuity) yaitu pembayaran dilakukan setiap akhir
periode (mulai satu periode lagi), anuiti muka (annuity due) yaitu pembayaran
yang dilakukan setiap awal periode (pembayaran mulai hari ini), dan anuiti
ditunda yaitu jika pembayaran dilakukan setelah beberapa periode. Persamaan
yang biasa dipakai dalam anuiti ini ada 2, yaitu untuk nilai sekarang (present
value) dan untuk nilai yang akan datang (future value).

3.2 Saran

Kami selaku penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami materi


‘Anuiti dan Aplikasinya’ yang telah kami uraikan dalam bentuk makalah ini,
kami mohon kepada para pembaca agar memberikan kritik, saran, ataupun
komentar yang membangun agar lebih baik lagi dalam penulisan makalah ini
dimasa yang akan datang. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

Badrudin, Rudydan Algifari.1997. MatematikaBisnis ,Edisipertama. Yogyakarta:


BPFE-YOGYAKARTA

https://dokumen.tips/documents/bab-iv-anuiti-dan-aplikasinya.html

https://www.coursehero.com/file/39902964/MTK-ANUITASdocx/

https://slideplayer.info/slide/15070591/

21

Anda mungkin juga menyukai