DISUSUN OLEH :
ADE AFRIYANTI
AMALIA KARTIKA
AWALUDIN
SARI SANTIKA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini “Anuiti dan Aplikasinya” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat Kami harapkan agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penyusun
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Daftar ........................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Anuitas biasa adalah suatu anuitas yang dibayar pada setiap akhir periode
pembayaran, sedangkan anuitas dimuka adalah suatu anuitas yang dibayar pada
setiap awal periode pembayaran. Kemudian berdasarkan ketepatan antara periode
pembayaran anuitas dengan periode perhitungan bunga anuitas tersebut, anuitas
dapat dibagi dua yaitu anuitas sederhana (simple annuity) dan anuitas umum
(anuitas umum). Anuitas sederhana adalah suatu anuitas dimana periode
pembayarannya adalah bertepatan atau bersamaan dengan periode perhitungan
bunga anuitas tersebut. Anuitas umum adalah suatu anuitas dimana periode
pembayarannya tidak bertepatan atau tidak bersamaan dengan periode
perhitungan bunga anuitas tersebut.
Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1
3. Bagaimana bentuk dan contoh pengerjaan soalnya ?
4. Anuiti terdiri atas apa saja susunannya ?
5. Apa saja aplikasinya dari Anuiti ?
1.3 Tujuan
1. Untuk dapat memahami definisi dari Anuiti, Amortisasi Utang, Sinking Fund,
dan Capital Budgeting serta menyelesaikan contoh kasus dari materi tersebut.
2. Dapat membedakan antara Anuiti, Amortisasi Utang, Sinking Fund, dan
Capital Budgeting.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANUITI
Untuk menghitung anuiti digunakan notasi atau simbol – simbol sebagai berikut :
3
Apabila pembayaran periodik (R) dibayar pada akhir tiap – tiap interval
pembayaran maka anuiti semacam ini disebut ordinary annuity (anuiti biasa –
lihat gambar di bawah ini). Untuk selanjutnya akan disebut ordinary annuity
dengan istilah anuiti – ordinari.
R R R R R R R
-1 -1 -1
A S
(1+𝑖)𝑛 −1
S = 𝑅𝑠𝑛|𝑖 = [ ]
𝑖
Faktor
𝑆𝑛|𝑖
(baca “s angle n at i”) adalah nilai akumulasi dari anuiti – akhir sederhana yang
memiliki n pembayaran yang masing – masing sebesar Rp1; faktor ini disebut
nilai akumulasi dari Rp1 per periode, atau faktor akumulasi untuk n pembayaran.
CONTOH 1 :
= 26,24203
4
b) Hitunglah nilai akumulasi dari Rp100.000,00 yang diinvestasikan pada akhir
tiap kuartal selama 3 tahun pada tarip 6 ½ % yang dimajemukan secara
kuartalan.
R = Rp100.000,00 ; i = 0,065/4 = 0,01625 ; n = 3x4 = 12
(1+𝑖)𝑛 −1
S = 𝑅𝑠𝑛|𝑖 = [ ]
𝑖
(1+0,01625) 12 −1
= Rp100.000,00 [ ]
0,01625
= Rp1.313.277,00
Rumus untuk nilai diskonto (atau nilai sekarang) (A) suatu anuiti-ordinari
sederhana adalah sebagai berikut:
1
A = R 𝑎𝑛|𝑖 = R [1 − (1+𝑖)𝑛 / 𝑖 ]
Faktor 𝑎𝑛|𝑖 (baca “a angle n at i”) disebut faktor diskonto untuk n pembayaran.
CONTOH 2 :
1
= [1 − (1+0,045)8 /0,045]
= 6,5958862
b) Berapa uang yang mestinya didepositokan pada saat ini agar memberikan
pembayaran periodik sebesar Rp. 200.000,00 pada akhir tiap setengah – tahun
selama 10 tahun jika bunga dihitung pada tarip 11% yang dimajemukan secara
tengah – tahunan.
R = Rp200.000,00 ; i = 0,055 ; n = 10x2 = 20
1
(1+𝑖)𝑛
A = R 𝑎𝑛|𝑖 = R [1 − ]
𝑖
1
(1+0.055) 20
= Rp. 200.000,00 [1 − 0.055
]
5
= Rp. 200.000,00 (11,950383)
= Rp. 2.390.077,00
Jika kita menulis kembali rumus sebelumnya untuk besarnya pembayaran (R),
maka kita akan memperoleh rumus berikut :
𝑆
R=
𝑆𝑛|𝑖
𝐴
R=𝑎
𝑛|𝑖
CONTOH 3 :
𝑆 (1+𝑖) 𝑛 −1
=[ ]
𝑆𝑛|𝑖 𝑖
(1+0,025) 120 −1
=[ ]
0,025
𝑅𝑝50.000.000,00
= 𝑆120|0,025
𝑅𝑝50.000.000,00
= 734,32605
= Rp68.090,00
Annuty due adalah anuiti yang pembayaran jatuh tempo pada awal tiap
interval pembayaran. Apabila kita membandingkan dengan ordinary annuity dan
annuity due, bisa dilihat bahwa annuity due sebenarnya merupakan ordinary
annuity yang “dimundurkan”. Oleh karena itu, untuk menghitung nilai akumulasi
6
(S) dan nilai diskonto (A) suatu annuity due, kita harus memodifikasi rumusnya
sebagai berikut :
R R R R R R
0
1 2 3 n-3 n-2 n-1 n
-1 -1 -1
A S
CONTOH 1 :
A = 𝑅𝑎𝑛|𝑖
7
= Rp450.000,00 𝑎24|0,0175
1 1
𝑎𝑛|𝑖 = [1 − (1+𝑖)𝑛 /𝑖] = [1 − (1,0175) 24 /0,0175] = 19,460686
= Rp450.000,00 (19,460686)
= Rp23.124,00
CONTOH 2 :
Pembayaran ke -1 :
Bunga yang jatuh tempo pada akhir bulan pertama adalah :
0.0175 x Rp450.000,00 = Rp7.875,00
8
Pembayaran ke-2 :
Bunga yang jatuh tempo pada akhir bulan ke-2 dihitung menurut saldo utang yang
“outstanding”, sebagai berikut :
9
15 23.124,00 3.683,00 19.441,00 191.004,00
16 23.124,00 3.343,00 19.781,00 171.223,00
17 23.124,00 2.996,00 20.128,000 151.095,00
18 23.124,00 2.644,00 20.480,00 130.615,00
19 23.124,00 2.286,00 20.838,00 109.777,00
20 23.124,00 1.921,00 21.203,00 88.574,00
21 23.124,00 1.550,00 21.574,00 67.000,00
22 23.124,00 1.173,00 21.951,00 45.049,00
23 23.124,00 788,00 22.336,00 22.713,00
24 23.113,00* 400,00** 22.713,00
Total Rp554.965,00 Rp104.965,00 Rp450.000,00
10
0 1 2 k k+1 n-1 n
+1
CONTOH 3 :
𝑃𝑘 = A (1 + 𝑖)𝑘 - 𝑆𝑘|𝑖
(1+𝑖)𝑘 −1
𝑆𝑘|𝑖 = 𝑖
(1,0175)12 −1
= 0,0175
= 13,225104
= Rp. 248.330,39
11
Jika semua pembayaran, termasuk pembayaran yang terakhir, sama besar
maka pokok-utang yang “outstanding” sebenarnya merupakan nilai diskonto
(atau nilai sekarang) dari (n-k) pembayaran, sehingga pokok yang “outstanding”
(atau belum dilunasi) tersebut dapat dituliskan sebagai :
𝑃𝑘 = 𝑅𝑎𝑛−𝑘|𝑖
𝑆
R=𝑆
𝑛|𝑖
CONTOH 1 :
12
𝑆
R=𝑆
𝑛|𝑖
𝑅𝑝.6.000.000,00
=
𝑆60|0,0076
(1+𝑖)𝑛 −1
𝑆𝑛|𝑖 =
𝑖
(1,00875)60 −1
=
0,00875
= 78,468914
𝑅𝑝. 6.000.000,00
=
78,468914
= Rp. 76.463,00
Pada skedul sinking fund akan terlihat bagaimana dana-dana yang dihimpun
lewat tabungan tersebut terakumulasi sampai mencukupi jumlah yang diperlukan.
Jumlah dana yang terkumpul setelah k penabungan sama dengan nilai akumulasi
dari k penabungan tersebut.
CONTOH 2 :
13
Bulan ke-3 Jumlah pada awal bulan : Rp. 153.593,00 Total
Bungan (Rp. 153.359,00 × 0,875%) 1.344,00 Pertambahan :
Tabungan bulanan 76.463,00 Rp. 77.807,00
Kalau kita meneruskan cara perhitungan tersebut sampai bulan ke-12 maka kita
dapat menyusun skedul singking fundnya, sebagai berikut :
14
10 712.751,00 6.237,00 + 76.463,00 = 82.700,00 794.451,00
11 795.451,00 6.960,00 + 76.463,00 = 83.423,00 878.874,00
12 878.874,00 7.690,00 + 76.463,00 = 84.153,00 963.027,00
Kita dapat menge-cek jumlah dana pada akhir tahun pertama dengan cara mencari
nilai akumulasinya, sebagai berikut :
𝑆𝑘 = 𝑅𝑠𝑘|𝑖
(1+𝑖)𝑘 −1
𝑆𝑘|𝑖 = 𝑖
(1,00875)12 −1
= 0,00875
= 12,59468
= Rp. 963.027,00
15
2.4 CAPITAL BUDGETING
Capital budgeting mencakup pemilihan berbagai alternatif investasi seperti
misalnya aktiva-tetap mana yang sebaiknya dibeli atau diganti atau apakah lebih
baik membeli ataukah me “lease” nya. Karena itu hal yang paling esensial dalam
capital budgeting yakni membandingkan nilai sekarang arus-kas masing-masing
alternatif yang berbeda.
CONTOH 1 :
Seorang investor harus memutuskan antara dua alternatif investasi. Alternatif 1
akan memberikan hasil pengembalian sebesar Rp. 270.000,00 pada akhir tahun
ke-2 plus Rp. 1.150.00,00 pada akhir taun ke-6. Alternatif 2 akan memberikan
hasil pengembalian sebesar Rp. 200.000,00 pada setiap akhir tahun selama 6
tahun. Alternatif mana yang lebih baik bila uang dihargai pada tarip 12%?
Alternatif 1
Ada dua komponen (pemasukan) dalam investasi ini, dan nilai sekarang masing-
masing komponen tersebut harus ditentukan. Jumlah nilai sekarang kedua
komponen tersebut dengan demikian akan menjadi total nilai sekarang alternatif
ini. Karena masing-masing komponen ini merupakan pembayaran “lump sum”
maka kita akan menggunakan rumus untuk menghitung nilai sekarang (atau nilai
diskonto) yang diberikan dalam soal 5.24:
1
A = S [(1+1)𝑛]
Komponen 1 Komponen 2
𝑆1 = Rp. 270.000,00 ; i = 0,12 ; 𝑛1 = 2 𝑆2 = Rp. 1.150.000,00 ; i = 0,12 ; 𝑛2 = 6
1 1
𝐴1 = 𝑆1 [(1+𝑖)𝑛1 ] 𝐴2 = 𝑆2 [(1=𝑖)𝑛2 ]
1 1
= Rp. 270.000,00 [(1,12)2] = Rp. 1.150.000,00 [(1,12)6 ]
16
1 1
= Rp. 270.000,00 (1,2544 ) = Rp. 1.150.000,00 (1,9738227 )
Alternatif 2
A = 𝑅𝑎𝑛|𝑖
A = 𝑅𝑎𝑛|𝑖
= Rp. 822.281,00
Proyek-proyek investasi modal melibatkan arus kas keluar (biaya) dan arus
kas masuk (hasil pengembalian). Selisih antara nilai sekarang arus kas masuk dan
arus kas keluar disebut net present value (nilai sekarang bersih – disingkat NPV).
17
Untuk tingkat pengembalian (rate of return) yang sudah tertentu, investor
seharusnya menerima proyek-proyek investasi modal yang NPV-nya positif atau
nol dan menolak proyek-proyek yang NPV-nya negatif. Karena penerapan teknik-
teknik present value pada proyek-proyek investasi modal biasanya mencakup
adanya estimasi (taksiran) maka angka-angka dalam subbab ini akan dibulatkan
ke rupiah terdekat.
CONTOH 2 :
0 1 2 3 4 5
18
Nilai sekarang arus kas masuk :
A = 𝑅𝑎𝑛|𝑖
= Rp. 10.448.800,00
A = 𝑅𝑎𝑛|𝑖
= Rp. 6.668.700,00
= Rp. 11.368.700,00
= Rp. 919.900,00
Net present value yang negatif mengindikasikan bahwa proyek tersebut tidak
memprofitable ( tidak menguntungkan) karena tidak dapat memenuhi tingkat
pengembalian 18% yang diinginkan penerbit.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/bab-iv-anuiti-dan-aplikasinya.html
https://www.coursehero.com/file/39902964/MTK-ANUITASdocx/
https://slideplayer.info/slide/15070591/
21