Anda di halaman 1dari 2

1.1.

3 Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan

Menurut UU No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan dan Tata Cara
Perpajakan (KUP), sebagaimana terakhir diubah dengan UU No. 7 Tahun 2021 HPP Pasal 3
ayat 3, Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah :
1. untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa
Pajak;
2. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling
lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak; atau
3. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4
(empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.

Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan


Tahunan Pajak Penghasilan paling lama dua bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
1.1.4 Jenis Surat Pemberitahuan

Pengelompokan SPT menurut Siti Resmi (2009:48) dibedakan menjadi seperti


berikut:
a. Menurut masanya dapat dikelompokkan menjadi :
1. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak. Yang
dimaksud dengan Masa Pajak adalah satu bulan takwim, misalnya
masa Januari, Maret, dan bulan-bulan takwim lainnya. Masa Pajak
sama dengan 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan
kalender. Dalam hal-hal tertentu, satu Surat Pemberitahuan dapat
digunakan untuk beberapa Masa Pajak.
2. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak
atau Bagian Tahun Pajak.
b. Menurut Wajib Pajaknya dibedakan menjadi :
1. SPT Wajib Pajak Orang Pribadi
2. SPT Wajib Pajak Badan dan Bentuk Usaha Tetap ( BUT )
3. SPT Wajib Pajak Bendaharawan
c. Menurut jenis pajak adalah seperti berikut :
1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
2. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan
d. Pengelompokkan SPT sesuai kriterianya adalah seperti berikut :
1. SPT Nihil
2. SPT Kurang Bayar
3. SPT Lebih Bayar
1.2 Pemeriksaan Pajak
1.3.1 Pengertian Pemeriksaan Pajak

Menurut UU No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan dan


Tata
Cara Perpajakan (KUP), sebagaimana terakhir diubah dengan UU No. 7 Tahun 2021
HPP Bab 1 Pasal 1 ayat 25, pengertian pemeriksaan adalah :
“Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.”
Dari definisi Pemeriksaan, dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeriksaan,
selain dilakukan pemeriksaan atas buku-buku, catatan-catatan yang dibuat oleh Wajib
Pajak mengenai kegiatan usahanya, juga mengenai kebenaran formal/materil dari
pembukuan serta menguji terhadap kebenaran angka-angka yang disajikan menurut
perhitungan formal dan menguji apakah ketentuanketentuan materil yuridis fiskal telah
diterapkan dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai