PEMBERITAHUAN
Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan perpajakan
(Pasal 1 angka 11 UU KUP)
Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu
saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian
Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan
(Pasal 1 angka 10 UU KUP)
Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
perpajakan
(Pasal 1 angka 11 UU KUP)
Jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan
unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.
(Penjelasan Pasal 3 ayat 1 UU KUP)
Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan
pajak
(Pasal 12 ayat 1 UU KUP)
Berdasarkan Hasil
Ketetapan
Pemeriksaan
1 dan/
2
atau
Tujuan Lain dalam rangka
Menguji kepatuhan
melaksanakan ketentuan
pemenuhan kewajiban
peraturan perundang-
perpajakan
undangan perpajakan.
Bagi Wajib Pajak yang tidak menyelenggarakan pembukuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 atau pada saat
diperiksa tidak memenuhi permintaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 sehingga Direktur Jenderal Pajak tidak dapat
menghitung jumlah pajak yang seharusnya terutang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, Direktur
Jenderal Pajak berwenang menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar dengan penghitungan secara jabatan, yaitu
penghitungan pajak didasarkan pada data yang tidak hanya
diperoleh dari Wajib Pajak saja
Pembuktian atas uraian penghitungan yang dijadikan dasar
penghitungan secara jabatan oleh Direktur Jenderal Pajak
dibebankan kepada Wajib Pajak
(Penjelasan Pasal 13 ayat 1 UU KUP)
Direktur Jenderal Pajak berwenang mendapatkan akses informasi keuangan
untuk kepentingan perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal I dari
lembaga jasa keuangan yang melaksanakan kegiatan di sektor perbankan,
pasar modal, perasuransian, lembaga jasa keuangan lainnya, dan/atau
entitas lain yang dikategorikan sebagai lembaga keuangan sesuai standar
pertukaran informasi keuangan berdasarkan perjanjian internasional di
bidang perpajakan
(Pasal 2 PERPU No. 1 Thn 2017 Diundangkan Dengan UU No. 9 Thn 2017)
Dalam hal pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terikat oleh
kewajiban merahasiakan, untuk keperluan pemeriksaan, penagihan pajak,
atau penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan, kewajiban merahasiakan
tersebut ditiadakan, kecuali untuk bank, kewajiban merahasiakan ditiadakan
atas permintaan tertulis dari Menteri Keuangan
(Pasal 35 ayat 2 UU KUP)
Setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain,
wajib memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan
perpajakan kepada Direktorat Jenderal Pajak yang ketentuannya
diatur dengan Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)
(Pasal 35A ayat 1 UU KUP)
KUP
Uraian UU HPP
Lama