Anda di halaman 1dari 14

GIZI, PANGAN

DAN
KEMISIKINAN
Anggota Kelompok

1.Tiara Yulandari 2102010005


2.Ria Peniza 2102010026
3.Yumiko Nur Ayumi 2102010031
Definisi Gizi Dan Pangan

Menurut Sunita Almatsier (2002: 3) zat gizi adalah


ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun
sel-sel yang mati atau rusak, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses
pencernakan, penyerapan, tranportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk
mempertahan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal organ tubuh, serta menghasilkan tenaga.
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun
tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk di
dalam pengertian pangan adalah bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan-bahan lainnya
yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
atau pembuatan makanan dan minuman. Pengertian
pangan di atas merupakan definisi pangan yang
dikeluarkan oleh badan dunia untuk urusan pangan,
yaitu Food and Agricultural Organization (FAO).
Dampak Kemiskinan Terhadap Gizi
Dan Pangan
● Dampak Kemiskinan Terhadap Pangan di Indonesia:
1. Masih banyak rumah tangga rawan pangan :
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2022
sekitar 9,14% rumah tangga di Indonesia (sekitar 11,9
juta RT) mengalami rawan pangan. Kemiskinan menjadi
penyebab utamanya. Diperkirakan sekitar 1 dari 10
rumah tangga di Indonesia masih mengalami kerawanan
pangan, terutama kelompok miskin (BPS, 2022).
2. Harga pangan tinggi membebani masyarakat miskin:
Kenaikan harga bahan pangan pokok seperti beras, telur,
dan minyak goreng sangat memberatkan masyarakat
miskin. Daya beli pangan mereka menurun. Kenaikan
harga pangan mendorong 2,75 juta orang masuk kategori
miskin baru di Indonesia." (SMERU, 2022)
● Dampak Kemiskinan Terrhadap Gizi
1. Prevalensi stunting masih tinggi:
Indonesia masih memiliki prevalensi stunting (anak
pendek) tertinggi di Asia Tenggara yaitu sekitar 30,8%
pada 2021. Salah satu penyebabnya kemiskinan.
Kemiskinan dan perilaku pola asuh bayi dan anak
mempengaruhi status gizi mereka, contohnya tingginya
angka stunting." (Kemenkes RI, 2021)
2. Anemia pada ibu hamil dan balita
Survei menunjukkan 45,7% ibu hamil dan 48,4% balita
di Indonesia mengalami anemia. Salah satu penyebabnya
adalah kemiskinan yang membuat sulit memenuhi
kebutuhan zat gizi. Tingginya angka anemia disebabkan
rendahnya daya beli pangan hewani yang kaya zat besi,
terutama pada kelompok miskin." (Kemenkes RI, 2021).
Program Bantuan Pangan

2. (Program Keluarga Harapan PKH)


1. Rastra (Beras Miskin)
Program ini memberikan beras
2
PKH memberikan bantuan tunai kepada
rumah tangga sangat miskin dengan
bersubsidi kepada rumah tangga
kondisi ibu hamil/menyusui, anak balita,
berpenghasilan rendah. Pada 2020,
dan anak sekolah. Syarat penerima
program ini menargetkan 15,2 juta
manfaat antara lain kesehatan dan
rumah tangga penerima manfaat
pendidikan. Pada 2020, PKH
dengan alokasi anggaran sebesar
menargetkan 10 juta KPM dengan
Rp. 19,55 triliun (USD 1,38 miliar)
alokasi Rp. 10,8 triliun (USD 763,5 juta)
Lanjutan

3. BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai)


BPNT memberikan kartu elektronik
2
kepada rumah tangga Sasaran untuk
membeli bahan pangan di e-warong
yang ditunjuk. Pada 2022, BPNT
menargetkan 20,65 juta KPM dengan
anggaran Rp. 28,33 triliun (USD 1,97
miliar) (Kemsos, 2022).
Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah
Gizi Dan Pangan

1. Meningkatkan ketersediaan dan akses pangan yang bergizi bagi masyarakat. Pemerintah
dapat meningkatkan produksi pangan lokal yang bergizi, menstabilkan harga pangan pokok,
dan memastikan distribusi pangan sampai ke daerah terpencil (Kementerian Pertanian, 2021).
2. Melakukan fortifikasi bahan pangan. Pemerintah dapat mewajibkan fortifikasi zat gizi
mikro tertentu (seperti zat besi, seng, vitamin A) ke dalam bahan makanan pokok seperti
beras, tepung terigu, dan minyak goreng (Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2019).
3. Memberikan makanan tambahan dan suplementasi gizi bagi kelompok rentan gizi seperti
ibu hamil, bayi, balita, dan lansia. Bantuan gizi ini dapat berupa PMT (pemberian makanan
tambahan), tablet tambah darah bagi ibu hamil, kapsul vitamin A bagi bayi dan balita, dan
lain-lain (Kemenkes RI, 2021).
Hubungan Antara Gizi,
Pangan, Dan Kemiskinan
Kemiskinan berkaitan erat dengan masalah pangan dan gizi. Kemiskinan
menyebabkan masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi
secara memadai. Menurut data Badan Pangan Dunia FAO, sekitar 821 juta orang di
dunia menderita kelaparan kronis (FAO, 2018).
Kemiskinan mengakibatkan rendahnya ketersediaan pangan dan akses pangan.
Masyarakat miskin hanya sanggup mengonsumsi makanan dengan gizi rendah
seperti karbohidrat dan sedikit protein, sayuran, serta buah-buahan. Akibatnya,
mereka mengalami berbagai masalah gizi seperti stunting atau pendek, wasting atau
kurus, anemia atau kekurangan darah, hingga obesitas (UNICEF, 2019).
Peran Masyarakat dalam meningkatkan Akses
terhadap Gizi Dan Pangan

Beberapa peran masyarakat meliputi (Kementerian Pertanian, 2021):


1. Menciptakan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asupan gizi seimbang
dan pola makan yang sehat melalui penyuluhan dan sosialisasi.
2. Mendorong pemerintah setempat untuk mengalokasikan anggaran yang
memadai bagi program peningkatan gizi dan ketahanan pangan.
3. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pemantauan status gizi melalui Posyandu
dan pelaporan masalah gizi di wilayahnya.
4. Memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam sayur dan buah,
sehingga dapat meningkatkan ketersediaan pangan bergizi bagi keluarga dan
masyarakat.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai