Kb 1
sekolah dan rekan sejawat guru sebagai sumber
1. NADIA FIQIH SABRINA
2. NAFIS SATURROHMANIA
3. NANDA UTAMI
4. NONI AYU PUSPARINI
5. PRATIWI
6. RACHMA APRILIA AYU P
a. Kerja sama
Salah satu tujuan sekolah dalam mengelola dan mengorganisasikan kegiatannya adalah
untuk membangun kerja sama dan saling pngertian yang kokoh baik di dalam sekolah itu
sendiri maupun dengan sekolah lain
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan di muka adalah suatu cita-cita keberhasilan yang
harus dicapai melalui kerja sama sekolah
Kerjasama ini diarahkan kepada :
1. Kerjasama antar kepala sekolah dan guru yang terpusat pada pembagian tugas
mengajar dan kerja administrasi
2. Kerja sama sekolah diarahkan untuk membangun pusat sumber belajar(PSB).
3. Kerja sama orang tua dan masysyarakat diarahkan untuk menciptakan iklim di
manasekolah adalah milik bersama
4. Kerjasama dengan penilik, kepal cabang dinas (KCD) pendidikan dan komite
sekolah setempat sebagai pembina
b. Membangun iklim kerjasama
Dalam merencanakan kerjasama , langkah yang perlu diakukan adalah mengetahui dan
mengidentifikasi potensi yang mungkin dapat digerakkan untuk kepentingan pendidian.
Berikut hal-hal yang dapat digunakan untuk mrmbangun kerjasama dengan pihak lain yang terkait
1. Mengumpulkan data statistik dan sumber informasi
2. Melakukan negosiasi (perundingan)
3. Memberikan peranan nyata
4. Melaporkan keadaan sekolah
5. Memberikan tanda penghargaan
c. Melakukan kerjasama dengan sekolah dan
rekan sejawat guru
Kerjasama ini dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan saling mengatasi
kekurangan
Sebagai seorang guru harus memahami kondisi dan keadaan sekolah, karena hal ini dapat
mempengaruhi seorang guru dalam menjelaskan proses pembelajaran.
Kerjasama ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan di tingkat sekolah dasar. Kerjasama ini dapat berupa :
1. Kerjasama dengan guru lain dimaksudkan untuk saling tukar informasi, pengalaman dan
pengetahuan, serta membahas berbagai kesulitan yang dihadapi dalam mengajar
2. Kerjasama dengan sekolah lain dimaksudkan untuk sharing berbagai sarana dan fasilitas
belajar, misalnya alat peraga, buku dan sumber belajar lainnya
3. Memanfaatkan KG sebagai forumdiskusi dan tukar pengalaman untuk mengatasi kesulitan.
Pendekatan untuk melakukan kerjasama ini dapat dilakukan dengan pendekatan pribadi atau
secara lembaga.
KB 2 :
Sekolah dan Lingkungan sebagai Sumber
Belajar
Dalam teori mastery learning, menolak anggapan adanya murid yang pintar dan bodoh. Murid
hanya dapat dibedakan dari yang cepat dengan yang lambat. Selain itu menurut teori mastery
learning tersebut bahwa “semua yang dapat dipelajari oleh orang lain, bisa dipelajari oleh
siapapun” (J. Galen Saylor et. al, h. 303). Dari kedua konsep tersebut dapat ditafsirkan bahwa
sesungguhnya setiap orang bisa dan mempunyai kemampuan untuk mempelajari apapun, dan
hanya waktu yang bisa membedakannya.
Prinsip mastery learning ini melahirkan berbagai bentuk belajar mandiri. Malcolm Knowles
(1975, h. 180) menggambarkan bahwa belajar mandiri menekankan pendidikan pada “inisiatif
individu dalam belajar”. Belajar mandiri adalah suatu kondisi dimana seseorang mengambil
inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain, baik dalam mendiagnosis kebutuhan belajarnya,
menemutunjukkan sumber manusia dan sumber bahan untuk kepentingan belajarnya, serta
memilih dan melaksanakan strategi belajar yang cocok, sereta mengevaluasi hasil belajarnya.
Bruce Miller (1989, h. 226) menjelaskan bahwa “belajar mandiri adalah cara belajar yang
sepenuhnya atau sebagian besar dibawah kendali murid-murid itu sendiri”.
Cornell Ham mengemukakan bahwa “belajar tidak lagi tergantung pada
mengajar, karena ada atau tidak ada proses mengajar, proses belajar tetap
berlangsung”.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa belajar mandiri
merupakan salah satu prinsip dasar dalam PKR. Tanpa belajar mandiri maka
PKR tidak akan terlaksana secara efektif. Oleh karena itu, agar PKR dapat
dilaksanakan secara efektif guru harus mampu menciptakan “kondisi” agar
murid dapat belajar mandiri. Kondisi yang dimaksud adalah melengkapi
pembelajaran dengan perlengkapan dan sumber belajar yang memadai.
A. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER
BELAJAR
Untuk menunjang proses belajar mandiri, perlu adanya suatu suasana yang mendorong murid
dan guru untuk memanfaatkan bahan dan perlengkapan yang ada. Suasana tersebut adalah
adanya persiapan alat/bahan sebagai sumber belajar dan terciptanya lingkungan belajar untuk
menunjang proses belajar mandiri. Dari pengamatan di SD selama ini mengadakan
perangkapan kelas, jarang ditemukan guru yang mengajar dengan menggunakan alat peraga
pelajaran.
Contoh kasus
Ketika saya berkunjung ke SD di daerah terpencil yang gurunya mengajar merangkap
kelas, disetiap dinding ruang kelas dihiasi dengan ruas bamboo yang diisi dengan berbagai
jenis daun warna-warni (didaerah sini sulit ditemui bunga) yang diperoleh dari sekitar
sekolah. Daun-daun ini dikumpulkan oleh murid-murid dan guru, kemudian dipasang
sebagai hiasan kelas. Jumlah hiasan tersebut tidak kurang dari 9 buah dalam satu ruang kelas.
Saya tidak mengetahui secara pasti apakah hiasan tersebut ada setiaphari atau karena akan
dikunjungi. Ketika saya bertanya kepada salah seorang murid apakah hiasan tersebut
digunakan untuk belajar, mereka menjawab “tidak”.
Pada kasus tersebut sesungguhnya daun tersebut dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pembelajaran, yaitu sebagai alat peraga atau alat bantu
pelajaran.
Ada 2 cara untuk meningkatkan usaha yang sudah dirintis oleh sekolah,
seperti pada kasus diatas, yaitu berikut ini:
1. Mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan, daun-daun atau bunga-bunga, kemudian dikeringkan dan disusun
berdasarkan jenisnya.
a. Nama tumbuhan
b. Jenis atau spesies
c. Keluarga
d. Tempat hidupnya
2. Mengumpulkan berbagai jenis binatang (serangga), baik binatang darat atau binatang air, kemudian dikeringkan
dan disusun dalam satu lembar kertas manila dan diberi identitas seperti pada butir a.
3. Mengumpulkan berbagai jenis biji-bijian, kemudian dikumpulkan pada gelas plastic bekas aqua sesuai dengan
jenusnya dan disimpan dalam lemari.
4. Mengumpulkan bernagai jenis batu-batuan, seperti batu padas, batu sungai, batu pasir, dan batu-batu lainnya.
5. Mengumpulkan barang-barang bekas antara lain ;
Barang dari logam, plastic, kayu, rotan, kaca, ebonite, kabel, kertas, karet, dan kain.
6. Mengumpulkan uang logam yang sudah tidak terpakai dari tahun-tahun lama sampai dengan tahun terakhir.
7. Guru bersama-sama murid membuat sendiri berbagai jenis alat peraga pelajaran yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran, anatara lain : globe, dan alat peraga terjadinya gerhana.
c. Cara mengembangkan program kebun, kolam, dan peternakan
sekolah
Setiap sekolah sekalipun dikota besar pasti memiliki tanah yang ditanami bunga-
bungaan dan tumbuhan lainnya. Andaikan sekolah benar-benar tidak memiliki tanah,
kita dapat menanam tumbuhan dalam pot-pot bunga, yang dibuat dari ruas bambu.
Kita juga bias menugaskan muri-murit anda untuk mengumpulkan berbagai tanaman
bunga-bungaan, sayur-sayuran atau tumbuhan lainnya agar menarik bagi murit-
murit. Maka setiap kelas memiliki kebun peliharaan sendiri-sendiri sehingga diantara
mereka berkompetensi (berlomba) untuk menghasilkan tanaman yang baik.
D. Mengembangkan pusat sumber belajar (psb)
psb yang dimaksudkan adalah suatu tempat melakukan berbagai kegiatan murit-murit.
Oleh karena itu, psb merupakan tempat kegiatan belajar, maka psb harus dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan dan sumber belajar, seperti berikut :
1. alat perlengkapan
alat perlengkapan belajar dapat berupa alat peraga, alat bantu belajar, alat praktik, dan
berbagai benda ataubarang.
2. sumber belajar
sumber belajar disini berupa buku-buku pelajaran, majalah, koran, herbarium, insektatium,
aquarium, tumbuhan dalam pot, binatang yang dipelihara, dll.
3. media elektronik
sumber ini bias berupa kaset audio, kaset video, radio, dan tv.
Benda atau barang tersebut ditempatkan dan ditata pada tempat yang telah disediakan. Penempatan
ini dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut :
1. menurut jenisnya
penempatan dilakukan berdasarkan jenis dari semua koleksi atau benda/barang yang ada di psb
tersebut. Jenis tersebut dapat diklarifikasikan menurut alat praktikum, buku, tanaman, hewan, dan
tumbuhan yang diawetkan, biji-bijian, dll.
Lingkungan sekitar disini maksudnya Lingkungan alam dan lingkungan social budaya
Lingkunga alam berkaitan dengan sumber-sumber alami, antara lain laut, gunung, sungai,
sawah, kolam, hutan, lembah, danau, dan sumber alam lainnya
Lingkungan social budaya antara lain : kehidupsn kemasyarakatan, keagamaan,
kenegaraan, kebudayaan, adat istiadat, politik, ekonomi dll.
Beberapa manfaat yang diperoleh dalam menggunakan lingkungan
sebagai sumber adalah
Murid-murid dapat melihat secara langsung benda-benda yang berkaitaan dengan mata
pelajaran di sekolahnya
Murid dapat membuktikan dan menerapkan teori atau konsep yang pernah di dapat
disekola ke dalam kehidupan sehari-hari
Menanaamkan sikap untuk menyayangi alam sekitar
Langkah-langkah yang perlu kita perhatikan dalam menggunakan
laboratorium raksasa , yaitu ;
Materi atau informasi yang dapat diperoleh dari narasumber, adalah materi yang tidak
dikuasai oleh guru dan sumbernya pun tidak ada
Narasumber tersebut tepat, artinya yang dijadikan narasumber harus orang yang benar-
benar memiliki informasi tersebut
Hindarilah hal yang berbsu politik karena murid Sd belum saatnya diberikan informasi
politik praktis