id/
04/04/2014
Oleh Juwairiah
WI Balai Diklat Keagamaan Medan
ABSTRAK
Seorang guru yang professional dan sukses harus dapat mengetahui perannya
dengan jelas, menyiapkan bahan atau materi pelajaran terutama yang baru,
menyiapkan murid untuk menerima pelajaran, cara pengajaran yang tepat, tehik
pengajaran yang sesuai, strategi pengajaran yang efektif, dan memiliki ketrampilan
yang memadai, dan juga guru tidak melupakan untuk mereviu pelajaran yang
lalu,memberikan pelatihan aplikasi dan konsep, juga memberikan umpan balik atau
koreksi & melakukan review mingguan dan bulanan.
Untuk menjadi guru yang professional tidaklah semudah yang kita
bayangkan,guru memerlukan pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar yang
tujuannya adalah untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi guru itu sendiri.
Untuk melaksanakan seminar maupun pelatihan diperlukan dana maupun Nara
sumber yang benar benar membuat peserta seminar maupun peserta diklat merasa
sudah memiliki tambahan ilmu yang bermanfaat bukan hanya sekedar jalan jalan
diluar jam kantor. Dan untuk membuat pelatihan ataupun seminar diperlukan orang
orang yang punya kemampuan yang lebih untuk membuat perkumpulan guru-guru
yang dinamakan Kelompok Kerja Guru ( KKG)/ Musyawarah Guru Mata Pelajaran.
KKG(MGMP).Untuk pengembangan KKG atau MGMP membutuhkan dukungan dari
semua pihak( Kemenag Pusat, Kemenag Provinsi, Kemenag Kabupaten Kota, Balai
Diklat, LPMP, Pengawas, Kepala Sekolah, Peran Pengurus KKG.MGMP). Peran
peran instansi terkait sangatberguna untuk mengoptimalkan KKG atau MGMP. Peran
peran instansi terkait akan menjadi optimal manakala ada kesepahaman terhadap apa
yang menjadi peran dan tanggung jawabnya masing-madsing.
Kata Kunci: Professional, guru,MGMP.
http://sumut.kemenag.go.id/
04/04/2014
Latar Belakang Masalah
Istilah KKG( Kelompok Kerja Guru)dipakai untuk tingkat SD maupun MI
dan MGMP ( Musyawarah Guru Mata Pelajaran ) dipakai untuk tingkat SMP,
SMA, SMK,
bagi guru semua Mata Pelajaran baik secara individu maupun organisasi.
Mengingat guru merupakan anggota dari KKG atau MGMP sebagai organisasi
maupun mandiri dan berdaya , maka fungsi layanannya kepada guru akan
semakin terasa. Sebab KKG atau MGMP adalah organisasi yang langsung
bersentuhan dengan guru.
Secara jujur harus diakui, keberadaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) selama ini terkesan mandul dan belum memiliki peran yang
bermakna dalam melakukan perubahan substansial dan mendasar dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Yang menyedihkan MGMP hanya dinila tangan
panjang birokrasi semacam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) atau
Dinas Pendidikan. MGMP iebih terkesan membela kepentingan birokrasi
ketimbang memberdayakan guru. Sikap kritis dan responsive para guru pun
dianggap sebagai kerikil yang harus disingkirkan. Yang lebih menyedihkan
MGMP dinilai hanya dijadikan jembatan bagi guru tertentu untuk memburu
jenjang karir yang lebih tinggi lagi misalnya Kepala Sekolah atau jabatan
kependidikan bergengsi lainnya.
Sayangya tidak semua KKG dan MGMP bisa mengembangkan diri menjadi
institusi atau organisasi guru yang mampu berdiri sendiri (mandiri) baik secar
finasial maupun dalam menentukan arah kegiatan. Hanya beberapa dari sekian
banyaknya Pengurus yang mampu meraih peluang untuk mengembangkan
anggotanya.
Ada beberapa alasan mengapa KKG atau MGMP tidak bisa berkembang.
diantaranya adalah:
1. Belum optimalnya peran KKG dan MGMP dalam mewadahi, menjembatani
komunikasi antar guru sebagai anggotanya.
http://sumut.kemenag.go.id/
04/04/2014
2. Belum optimalnya Fungsi KKG dan MGMP dalam upaya meningkatkan
profesionalitas dan wawasan guru menyangkut semua aspek dalam proses
Kegiatan Belajar Mengajar( KBM) disemua jenjang.
3. Belum optimalnya KKGdalam mengembangkan organisasi (program kerja,
pendanaan, dan pengembangan jaringan).
4. Sebagai organisasi KKG, atau MGMP masih belum memiliki arah yang jelas
dalam memberikan layanan terhadap guru sebagai anggotanya.
5. Belum ditemukan strategi yang sesuai untuk penguatan KKG atau MGMP
sebagai organisasi langsung bersentuhan dengan guru.
6. Belum ada pendampingan yang maksimal terhadap KKG dan MGMP dalam
mewujudkan
kemandirian
organisasinya,
baik
dari
keorganisasian,
I.
http://sumut.kemenag.go.id/
04/04/2014
Salah
satu
kegiatan
untuk
meningkatkan
profesionalisme
guruadalah
KKG/
MGMP
yang
terfokus
pada
pengembangan
rencana
http://sumut.kemenag.go.id/
04/04/2014
e. Peraturan Mendikbud No 65 thn 2013 tentang Standar Proses
f. Peraturan Mendikbud no 66 thn 2013 tentang Standar Penilaian
g. Peraturan Mendikbud No 67,68,69 tahun 2013 tentang Standar Isi, SD, SMP,
SMA dan SMK.
h. Peraturan Mendiknas No 12 thn 2007 tentang Standar PengawasSekolah/
Madrasah.
i. Peraturan Mendiknas No 13 thn 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/
Madrasah.
j. Peraturan Mendiknas No 16 thn 2007tentang Standar Kualifiasi akademik &
kompetensi guru.
k. Peraturan Mendiknas No 19 thn 2007 tentang standar pengelolaan
Pendidikan.
l. Peraturan Mendiknas No 24 thn 2007 tentang sarana Prasarana.
m. Keputusan Menteri agama No 211 thn 2011 tentang standar Pendidikan
agama & Keagamaan.
IV. TUJUAN KKG dan MGMP
a. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya
penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan silabus, penyususnan
bahan-bahan ajar strategi pembelajaran, metode pembelajaran, memaksimalkan
pemakaian sarana prasarana belajar, memanfatakan sumber belajar, dan
bertukar pengalaman mengajar.
b. Memberi kesempatan kepada anggota kelompok kerja atau musyawarah kerja
untuk berbagi pengalaman serta saling memberi bantuan umpan balik.
c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, serta mengadopsi pendekatan
pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih professional bagi peserta
kelompok kerja atau musyawarah kerja.
http://sumut.kemenag.go.id/
04/04/2014
d.
Memberdayakan
dan
membantu
anggota
kelompok
kerja
dalam
http://sumut.kemenag.go.id/
04/04/2014
organisasi KKG atau MGMP sesuai dengan kebutuhan anggota sesuai
dengan kebutuhan anggota khususnya dalam peningkatan profesionalitas
guru. Pengembangan Program tersebut harus mengacu kepada kompetensi
yg harus dimiliki oleh guru yaitu Kompetensi Profesional,Kepribadian,
Pedagogik, social( UU Guru dan Dosen No 14 tahun 2005 pasal 10).
Pengembangan Program KKG dan MGMP terbagi atas program umum dan
program inti /pokok, dan program penunjang.
a. Program Umum adalah program yang bertujuan untuk memberikan
wawasan kepada guru tentang kebijakan-kebijakan pendidikan ditingkat
daerah sampai pusat.
b. Program inti adalah program- program yang ditujukan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme guru. Program ini dapat dikelompokkan
kedalam program rutin,program pengembangan dan program penunjang.
1. Program rutin terdiri dari:
Diskusi permasalahan pembelajaran. Penyusunan dan pengembangan
silabus,program smester, dan rencana program pembelajaran. Analisis
Kurikulum, Penyusunanlaporan hasil belajar siswa. Pendalaman
materi. Pelatihan terkait dengan penguasaan materi yang mendukung
tugas mengajar. Pembahasan materi dan pemantapan Ujian Sekolah.
2. Program Pengembangan sekurang-kurangnya dapat dipilih lima dari
kegiatan berikut ini:
a. Penelitian diantaranya Penellitian Tindakan Kelas/ Study Kasus
b. Penulisan Karya Ilmiah
c. Seminar, lokakarya, kolokium
d. Pendidikan dan Pelatihan berjenjang
e. Penerbitan jurnal dan bulletin KKG/MGMP
f. Penyusunan dan pengembangan website KKG/MGMP.
g. Kompetensi kinerja guru
h. Pendampingan
pelaksanaan
tugas
oleh
pembimbing/tutor/
http://sumut.kemenag.go.id/
04/04/2014
Pendidikan
Kabupaten
mengundang
pengurus
MKKS
untuk
pengurus
KKG/
MGMP
mengundang
seluruh
anggota
untuk
http://sumut.kemenag.go.id/
04/04/2014
dalam pencapaian hasil belajar siswa. Kerja sama yang sinergi dilakukan
sejak dari perencanaan kegiatan pembelajaran tidak hanya pelaksanaan
pembelajaran.
Kerja sama dan sinergi yang dapat dilakukan pada forum MGMP supaya
produktif adalah:
1. Bermusyawarah dalam pembuatan perangkat pembelajaran termasuk
pembuatan silabus sebelum awal tahun pelajaran/ awal semester agar
indicator yang dibuat cermat dan mampu memandu pada pembuatan
RPP.
2. Bermusyawarah dalam usaha meningkatkan kualitas guru dengan
diadakannya pendalaman materi pelajaran dengan mengundang pakar
pendidikan.
3. Mengembangkan proses pembelajaran berbasisi computer atau tehnologi
informasi & Komunikasi.
4. Mengembangkan
menyenangkan.
pembelajaran
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
http://sumut.kemenag.go.id/
04/04/2014
PENUTUP
kota
yang
berfungsi
sebagai
sarana
untuk
saling
http://sumut.kemenag.go.id/
04/04/2014
DAFTAR PUSTAKA
1. Dirjen PMPTK Diknas,2009, Rambu-rambu KKG dan MGMP.
2. Mahnan Marbawi.2013. pemberdayaan KKG dan
MGMP.Jakarta.Kementrian Agama BALITBANG & DIKLAT
3. St Saudarar,Kemendiknas, 2008, Pengembangan KKG dan MGMP.
4. Muljani, M Nurhadi, 2009, Peningkatan Kapasitas MGMP PAI SMP
disampaikan pada workshop MGMP SMP Subdit Lembaga dan Kerja
sama Direktorat Pendidikan Islam Kemenag RI.
5. http://www.Akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/10/25/standarpenyelenggaraan-kkg-mgmp/
6. http://www.guraru.org/guru-berbagi/tumbuhkan-kembali-kegiatankkgmgmp/
7. http://www.enangcuhendi.blogspot.com/2011/10/peningkatanprofesionalisme-guru.html?m=1