MODUL 8: Model Pembelajaran PKn Berorientasi Pendidikan Nilai dan Moral Pancasila
Kegiatan Belajar 1: Model Pembelajaran Bidang Studi PKn yang Berorientasi pada
Pendidikan Nilai
Rangkuman
1. Bahwa pendidikan nilai menyentuh bagian yang paling dalam (internal side) dari manusia
sehingga memerlukan penanganan khusus dalam proses pendidikannya
2. Pendidikan nilai dalam PKn sangat diperlukan untuk memperkokoh sistem nilai seorang atau
kelompok masyarakat, agar warga Negara akan berbuat dan bertindak berdasarkan pertimbangan
nilai yang kokoh sehingga dapat menjadi warga Negara yang baik.
3. Nilai dan moral tidak cukup hanya dihafal atau diajarkan akan tetapi perlu dikembangkan dalam
program pendidikan sehingga secara efektif dapat menyentuh pengembangan afektif
4. Pendidikan kognitif ternyata tidak dengan sendirinya dapat mengembangkan aspek nilai dan
moral termasuk dalam PKn
Kegiatan Belajar 2: Model Pembelajaran Bidang Studi PKn yang Berorientasi pada
Pendidikan Moral Pancasila
Rangkuman
Moral tumbuh dan berkembang pada lingkungan seseorang yaitu dalam pergaulan hidup
bermasyarakat, bernegara dan berbangsa, yang bersifat memaksa seseorang untuk menaatinya
dalam melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
Pendidikan moral diperlukan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
dan potensinya untuk memiliki moral sebagai bagian dari kepribadian, memelihara dan
melaksanakan sehingga dapat menampilkan prilaku akhlak mulia.
Moral Pancasila adalah keseluruhan moral yang bersumber dari nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila sebagai dasar Negara dan falsafah negara
Model pembelajaran PKn yang berdasarkan pada Pendidikan Moral Pancasila memungkinkan siswa
aktif untuk mengembangkan kemampuan kritisnya terhadap sesuatu dalam pembelajaran moral
sehingga dapat menerima kebenaran moralitas tersebut sebagai bagian dari pribadinya
memungkinkan siswa tersentuh kesadarannya untuk memiliki moralitas karena teruji manfaatnya
bagi kepentingan dirinya dan lingkungan masyarakatnya.
Memungkinkan siswa ingin memiliki dan membina kekokohan dan melaksanakannya untuk
kebaikan dan keselamatan serta ketertiban dalam pergaulan masyarakat. Menghindari dari praktek
pembelajaran indroktinasi yang hanya melahirkan sistem pemilikan moral yang lemah,
keterpaksaan, ketakutan yang tidak memiliki kekuatan untuk berbuat baik dalam kehidupan sebagai
warga Negara, masyarakat. Memperkokoh ketangguhan mortalitas peserta didik dengan lebih
menekankan pembelajaran yang berbasis prinsip siswa aktif mengkaji masalah-masalah
pelanggaran moralitas dalam kehidupan aktual dan mengembangkan prinsip pendidikan nilai PKn
berbasis nilai dan berwawasan moral dan menghindari prinsip bebas nilai dan moral dan PKn
adalah berbasis moral Pancasila,
Menggunakan berbagai metode dan teknik yang menarik minat siswa dapat memperkuat daya pikir
kritis dan nilai dalam PKn, dengan menggunakan berbagai media dan sumber pembelajaran sesuai
dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Menggunakan
evaluasi yang lebih menekankan pada proses pembelajar-an dengan mengobservasi keterlibatan
dalam pembelajaran
Kegiatan Belajar 3: Teknik Merancang Pembelajaran PKn yang Berorientasi pada
Pendidikan Nilai dan Pendidikan Moral Pancasila
Rangkuman
Teknik Mengklarifikasi Nilai (Value Claification Technique) suatu model pembelajaran dengan
teknik mengali untuk mengklarifikasi nilai, dengan tujuan memberikan kesempatan pada siswa
untuk melakukan kajian bagi pencerahan suatu nilai dan moral untuk memperjelas sehingga siswa
memahami merasakan kebenaran dan manfaat dari suatu nilai sehingga nilai-nilai tersebut menjadi
mempribadi terintegrasi dalam sistem nilai pribadinya.
Teknik Klarifikasi Nilai (value clarification technique) adalah suatu pendekatan dalam
pembelajaran nilai dan moral, yang dikembangkan secara khusus dalam pendidikan nilai dan moral.
Beragam jenis dan bentuk pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
dan tujuan pendidikan tersebut. Antara lain dilengkapi beragam teknik dan permainan antara lain
memuat kajian dilema moral sebagai media stimulus pembelajarannya.
Tujuan model pembelajaran ini sebagai media internalisasi dan personalisasi suatu nilai dan moral.
VCT itu sendiri sebenarnya salah satu pendekatan dalam pendidikan nilai yang memberikan
bantuan dalam proses pemahaman dan penyadaran pemilikan nilai serta kemampuan untuk
menggunakannya dalam memecahkan masalah-masalah yang kehidupan yang berhubungan dengan
sistem nilai. Hal ini ditujukan membantu untuk memilih perbuatan yang terbaik yang mendukung
penampilan prilaku akhlak mulia sebagai warga Negara,
Proses penyadaran dengan klarifikasi nilai dipandang efektif dengan tujuan memperkokoh nilai dan
moral pada peserta didik. Dengan demikian VCT mengutamakan keterlibatan intelektual emosional
dan kompetensi sosial dari peserta didik. Tujuan akhir bagaimana moral itu menjadi nilai yang
mempribadi pada peserta didik.
VCT dikembangkan atas prinsip tidak bebas nilai, akan tetapi sebaliknya dalam kehidupan tersebut
penuh dengan ragam nilai. Sementara itu manusia tidak dapat bebas dari nilai tersebut,
Pada pokoknya VCT meliputi proses memperkuat pengalaman belajar nilai melalui kesempatan
untuk berpikir nilai, merasakan kegunaan dan manfaat nilai dan pengalaman mengomunikasikan
nilai yang dimilikinya serta melaksanakannya dalam kehidupan bersama.
VCT tidak mengembangkan nilai-nilai yang bersifat mutlak seperti yang bersumber dari agama
karena itu sudah seharusnya mutlak untuk ditaati oleh para penganutnya. Akan tetapi VCT dapat
mengembangkan nilai-nilai yang relatif dengan menggunakan nilai-nilai yang bersumber dari
agama sebagai dasar pertimbangannya.
Khususnya dalam moral Pancasila karena Sila pertama Ketuhanan yang maha Esa. Tuntutan ini
sekaligus merupakan ciri khusus PKn yang dikembangkan dengan berorientasi pada pendidikan
nilai dan moral Pancasila. VCT berangkat dari anggapan bahwa nilai tidak dapat dipaksakan akan
tetapi dipilih, tidak cukup dicontohkan akan tetapi harus dirasakan, dengan demikian lebih
menekankan kepada proses pembelajaran. Dengan demikian menekankan kepada pengalaman,
pembelajaran adalah proses pengalaman belajar.
Dengan pengalaman akan membentuk kemampuan kejelasan, dan kemampuan untuk
menggunakannya sebagai dasar memilih dalam berprilaku. Pengalaman pembelajaran ini mencakup
kegiatan pemilihan (choosing), merasakan (Prizing) dan melakukan (acting). VCT dipandang
unggul sebagai SBM sehubungan warga Negara senantiasa dihadapkan kepada perubahan
masyarakat yang sangat cepat yang juga menyangkut perubahan sistem nilainya. Selanjutnya untuk
memahami jenis teknik.
Daftar Pustaka
Achmad Kosasih Djahiri. (1988). Strategi Pembelajaran IPS/PKN. Bandung: IKIP
Bandung
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Kewarganegaraan, Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Suwarma Al
Muchtar.
Suwarma Al Muchtar. (2000). Pengembangan Kemampuan Berpikir dan Nilai dalam
Pendidikan IPS. Bandung: Gelar Pusataka Mandiri.
____________ . (2001). Epistemologi Pendidikan IPS. Bandung: Gelar Pusataka Mandiri,
Udin S, Winataputra. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Sistemik
Pendidikan Demokrasi. Disertasi. Bandung: Program Pasca Sarjana Univrsitas Pendidikan
Indonesia