Ria Kurniasari1
Abstrak
Penelitian ini diawali dari adanya masalah dalam pembelajaran di kelas V SDN Sindang I Kecamatan
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Dalam pembelajaran tersebut, proses pembelajaran yang
berlangsung bersifat konvensional dan berpusat pada guru serta aktivitas siswa yang masih kurang,
sehingga berdasarkan observasi awal pada hasil belajar siswa yang tuntas belajar terhadap indikator
mengidentifikasi jenis-jenis usaha perekonomian dalam masyarakat, hanya sebagian kecil yang tuntas.
Dengan demikian penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran
jenis-jenis usaha perekonomian dalam masyarakat di kelas V SDN Sindang I Kecamatan Sumedang
Utara Kabupaten Sumedang. Penggunaan media pembelajaran kartu tebak kata berpasangan dipilih
peneliti untuk mengatasi masalah tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang rancangan prosedur penelitiannya mengacu
pada Model Spiral Kemmis dan MC. Taggart. Teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan
adalah observasi, wawancara, catatan lapangan, dan tes dengan menggunakan instrumen pedoman
observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan dan soal tes. Sedangkan untuk validasi data,
digunakan teknik member check, triangulasi, audit trial dan expert opinion. Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media kartu berpasangan dapat meningkatkan kinerja guru, aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa pada materi jenis-jenis perekonomian dalam masyarakat siswa kelas V
SDN Sindang I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.
Kata Kunci: Media Tebak kata berpasangan, meningkatkan hasil belajar, jenis-jenis usaha
perekonomian masyarakat
1
Ria Kurniasari, dosen STKIP Sebelas April Sumedang
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |91
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |92
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
kesiapan belajar siswa. Guru kurang e. Materi yang diberikan terlalu bersifat
memperhatikan setiap siswa yang memiliki informatif dan menuntut aspek kognitif saja.
keragaman individual, baik latar belakang f. Interaksi antara siswa dengan guru maupun
kemampuan/pengetahuan, sikap, motivasi, dan siswa dengan siswa masih kurang, namun
sebagainya. interaksi yang terjadi masih belum optimal.
Fakta-fakta yang mewarnai pembelajaran Selain itu, berdasarkan penelitian awal
IPS yang dijelaskan di atas merupakan yang dilakukan peneliti pada tanggal 16
beberapa bukti belum terlaksananya suatu September 2015kepada siswa kelas V SD
pembelajaran IPS yang optimal di Sekolah Negeri Sindang I Kecamatan Sumedang Utara
Dasar, hal ini dapat dilihat dari kinerja guru dan Kabupaten Sumedang yang berjumlah 26
aktivitas siswa yang terjadi ketika proses orang, tentang pemahaman siswa terhadap
pembelajaran tentang materi mengidentifikasi materi mengidentifikasi jenis-jenis usaha
jenis-jenis usaha perekonomian dalam perekonomian dalam masyarakat, ternyata dari
masyarakat berdasarkan hasil observasi sebagai 26 siswa terdapat 10 siswa yang memperoleh
berikut: nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal
1. Kinerja Guru (KKM) dan 16 siswa lainnya mendapat nilai di
a. Pembelajaran berpusat pada guru (Teacher bawah KKM yang telah ditentukan. Persentase
Center). ketuntasannya adalah 38,5 % siswa yang tuntas
b. Metode ceramah masih terlihat sangat dan 61,5% siswa yang belum tuntas. Adapun
dominan pada saat pembelajaran KKM yang ditetapkan guru adalah 68. Dengan
berlangsung. demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan
c. Penggunaan media masih belum optimal, siswa dalam memahami materi jenis-jenis
karena media yang digunakan hanya usaha perekonomian dalam masyarakat masih
dipegang oleh guru saja. rendah. Berdasarkan latar belakang masalah
d. Pola interaksi yang terjadi masih bersifat yang telah dikemukakan di atas, maka ruang
searah, yakni hanya antara guru dengan lingkup permasalahan dalam penelitian
siswa saja. tindakan kelas ini sebagai berikut:
2. Aktivitas Siswa a. Bagaimana perencanaan penggunaan
a. Siswa masih menjadi objek pembelajaran. media kartu tebak kata berpasangan untuk
b. Antusiasme siswa dalam belajar rendah, meningkatkan hasil belajar siswa pada
sehingga banyak siswa yang cenderung materi mengidentifikasi jenis-jenis usaha
tidak aktif. perekonomian dalam masyarakat mata
c. Siswa banyak yang mengobrol ketika pelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Sindang
proses pembelajaran. I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten
d. dalam mengajukan pertanyaan baik kepada Sumedang?
guru maupun kepada siswa teman b. Bagaimana pelaksanaan penggunaan
sebayanya. media kartu tebak kata berpasangan untuk
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |93
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
meningkatkan hasil belajar siswa pada media mengandung pesan yang akan
materi mengidentifikasi jenis-jenis usaha disampaikan kepada penerima pesan, dalam hal
perekonomian dalam masyarakat mata ini penerima pesan tersebut adalah siswa.
pelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Sindang Media yang digunakan dalam kegiatan
I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten pembelajaran banyak sekali jenisnya. Untuk
Sumedang? tujuan-tujuan praktis Bretz (Sadirman, 2006:
c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa 20) mengidentifikasi ciri utama media dari tiga
setelah penggunaan media kartu tebak kata unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak,
berpasangan pada materi mengidentifikasi sehingga terdapat 8 klasifikasi media, yaitu:
jenis-jenis usaha perekonomian dalam media audio visual gerak, media audio visual
masyarakat mata pelajaran IPS Siswa diam, media audio semi-gerak, media visual
Kelas V SDN Sindang I Kecamatan gerak, media visual diam, media semi-gerak,
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang? media audio, dan media cetak.
Dari masalah di atas, maka penulis Media merupakan salah satu komponen
mencoba mencari solusi atau alternatif tindakan dalam suatu sistem pembelajaran secara
yang kiranya dapat menyelesaikan masalah menyeluruh. Sukirman (2006: 10) menyatakan:
tersebut yaitu dengan menggunakan media. Sistem adalah proses interaksi dan saling
Rendahnya hasil pembelajaran siswa juga mempengaruhi (sinergi) antara berbagai
disebabkan oleh guru kurang memperhatikan komponen untuk mencapai tujuan. Dalam
prinsip-prinsip pembelajaran dalam konteks pembelajaran tentu saja komponen-
menumbuhkan motivasi, minat, dan kreativitas komponen yang saling berinteraksi tersebut
siswa untuk belajar dan berusaha mengatasi adalah komponen pembelajaran, misalnya
kesulitan. Maka tindakan yang diambil untuk materi, metode, media dan sumber belajar,
mengatasi masalah tersebut adalah dengan siswa, guru, lingkungan fisik maupun non fisik
penggunaan media kartu tebak kata dan lain sebagainya.
berpasangan. Karena media merupakan bagian dari
Istilah media berasal dari bahasa Latin sistem pembelajaran, maka apabila dalam
dan merupakan bentuk jamak dari medium yang pembelajaran tidak menggunakan media
berarti perantar atau pengantar. Gagne ataupun media yang digunakan tidak cocok dan
(Sadirman, 2006: 6) menyatakan, „Media tidak optimal penggunaannya, proses
adalah berbagai jenis komponen dalam pembelajaran pun akan terhambat, mengingat
lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk tidak ada satu aspek pun yang dapat berdiri
belajar‟. Sedangkan Briggs (Sadirman, 2006: 6) sendiri tanpa bantuan atau ketergantungan dari
menyatakan, „Media adalah segala alat fisik yang lainnya. Media pembelajaran yang dipilih
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang haruslah sesuai dengan materi atau bahan yang
siswa untuk belajar‟. Berdasarkan dua akan disampaikan. Guru kreatif dan inovatif
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan selalu berusaha mencari cara yang
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |94
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
paling tepat untuk menciptakan proses Menurut peneliti, kartu tebak kata
pembelajaran agar berlangsung efektif dan berpasangan merupakan jenis kartu yang terdiri
tidak terjebak pada seorang guru dan siswa. atas dua buah kartu yaitu kartu pertanyaan dan
Sadirman (2006: 17) mengungkapkan kartu jawaban. Media kartu tebak kata
kegunaan media pembelajaran sebagai berikut: berpasangan merupakan inovasi media
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak pembelajaran yang diadaptasi dari permainan
terlalu bersifat verbalisistis (dalam bentuk tebak-tebakan yang sering dimainkan oleh
kata kata tertulis atau lisan belaka). anak-anak dan dikemas melalui permainan
2. Mengatasi keterbatasan ruang,waktu dan kartu tebak kata berpasangan. Pada kartu tebak
daya indera. kata berpasangan ini terdapat beragam
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat pertanyaan teka teki mengenai jenis-jenis usaha
dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif perekonomian dalam masyarakat berikut
anak didik. Dalam hal ini media jawabannya yang harus dipasangkan dengan
pendidikan berguna untuk: tepat. Permainan kartu tebak kata berpasangan
a. Menimbulkan kegairahan belajar; siswa akan lebih mudah mempelajari dan
b. Memungkinkan interaksi yang lebih mengingat materi tentang jenis-jenis usaha
langsung antara anak didik dengan perekonomian dalam masyarakat.
lingkungan dan kenyataan; Media kartu tebak kata berpasangan ini
c. Memungkinkan anak didik belajar berisikan tentang berbagai macam jenis usaha
sendiri-sendiri menurut kemampuan perekonomian dalam masyarakat dan jenis-
dan minatnya. jenis perusahaan menurut kepemilikannya yang
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa disajikan secara menarik, sehingga siswa dapat
ditambah lagi dengan lingkungan dan bermain sambil belajar dan menghilangkan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kejenuhan dari rutinitas mereka sehari-hari
kurikulum dan materi pendidikan serta membelajarkan siswa berinteraksi dengan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka siswa yang lainnya karena penggunaan kartu
guru banyak mengalami kesulitan bilamana tebak kata harus dilakukan secara berkelompok.
semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini Dengan menggunakan kartu tebak kata
akan lebih sulit bila latarbelakang ini, diharapkan dapat membantu siswa dalam
lingkungan guru dengan siswa juga memahami pelajaran yang akan disampaikan
berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan guru. Sebagaimana menurut Syah (2005: 132)
media pendidikan yaitu dengan “faktor kesiapan belajar akan menentukan
kemampuanya dalam: keberhasilan belajar siswa”. Faktor kesiapan ini
a. Memberikan perangsang yang sama; erat kaitannya dengan faktor internal siswa,
b. Mempersamakan pengalaman; yakni keadaan jasmani dan rohani siswa dan
c. Menimbulkan persepsi yang sama. faktor eksternal siswa, yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa meliputi
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |95
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |96
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
lingkungan guru dengan siswa juga disajikan secara menarik, sehingga siswa dapat
berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan bermain sambil belajar dan menghilangkan
media pendidikan yaitu dengan kejenuhan dari rutinitas mereka sehari-hari
kemampuanya dalam: serta membelajarkan siswa berinteraksi dengan
1. Memberikan perangsang yang sama; siswa yang lainnya karena penggunaan kartu
2. Mempersamakan pengalaman; tebak kata harus dilakukan secara berkelompok.
3. Menimbulkan persepsi yang sama. Dengan menggunakan kartu tebak kata
Berdasarkan fungsi media yang ini, diharapkan dapat membantu siswa dalam
dikemukakan oleh Sadirman, tampak banyak memahami pelajaran yang akan disampaikan
sekali nilai-nilai yang dimiliki oleh media guru. Sebagaimana menurut Syah (2006: 132)
pembelajaran. Inti dari fungsi media “faktor kesiapan belajar akan menentukan
pembelajaran adalah dapat membantu siswa keberhasilan belajar siswa”. Faktor kesiapan ini
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa erat kaitannya dengan faktor internal siswa,
memperleh pengalaman belajar secara mudah. yakni keadaan jasmani dan rohani siswa dan
3.Media Pembelajaran Kartu Tebak faktor eksternal siswa, yakni kondisi
Kata Berpasangan lingkungan di sekitar siswa meliputi
Menurut peneliti, kartu tebak kata lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial
berpasangan merupakan jenis kartu yang terdiri termasuk alat-alat belajar dan pemilihan media.
atas dua buah kartu yaitu kartu pertanyaan dan 4. Materi Pembelajaran Mengenai
kartu jawaban. Media kartu tebak kata Jenis-jenis Kegiatan Ekonomi Dalam
berpasangan merupakan inovasi media Masyarakat
pembelajaran yang diadaptasi dari permainan a. Kurikulum Materi Pembelajaran
tebak-tebakan yang sering dimainkan oleh Mengenai Jenis-jenis Kegiatan
anak-anak dan dikemas melalui permainan Ekonomi Dalam Masyarakat
kartu tebak kata berpasangan. Pada kartu tebak Dalam KTSP 2006, memuat Standar
kata berpasangan ini terdapat beragam Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus
pertanyaan teka teki mengenai jenis-jenis usaha dikuasai siswa. Adapun Standar Kompetensi
perekonomian dalam masyarakat berikut dan Kompetensi Dasar yang sesuai dengan
jawabannya yang harus dipasangkan dengan materi jenis-jenis kegiatan ekonomi dalam
tepat. Permainan kartu tebak kata berpasangan masyarakat yang akan peneliti kaji adalah
siswa akan lebih mudah mempelajari dan sebagai berikut: Kompetensi Dasar yang sesuai
mengingat materi tentang jenis-jenis usaha materi jenis-jenis kegiatan ekonomi dalam
perekonomian dalam masyarakat. masyarakat adalah Kompetensi Dasar 1.5, yaitu
Media kartu tebak kata berpasangan ini Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan
berisikan tentang berbagai macam jenis usaha ekonomi di Indonesia.
perekonomian dalam masyarakat dan jenis-
jenis perusahaan menurut kepemilikannya yang
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |97
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
b. Jenis-jenis Kegiatan Ekonomi catatan lapangan dan hasil belajar tentang jenis-
Dalam Masyarakat jenis usaha perekonomian dalam masyarakat.
1. Jenis-jenis Usaha Bidang Ekonomi Instrumen penelitian ini dengan validasi,
Jenis-jenis usaha perekonomian yang ada untuk validasi data, digunakan teknik member
di masyarakat Indonesia beraneka ragam, check, triangulasi, audit trial dan expert
diantaranya adalah sebagai berikut. opinion. Analisis yang dilakukan dengan
a) Pertanian berorientasi pada pertanyaan penelitian. Teknik
b) Perdagangan analisis data yang digunakan yaitu analisis data
c) Perikanan dengan deskriptif digunakan untuk
d) Peternakan mendeskripsikan hasil wawancara, observasi,
e) Industri Kerajinan catatan lapangan dan hasil tes.
f) Jasa HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
1) Bentuk usaha menurut pemiliknya 1. Hasil Penelitian
Bentuk usaha dalam bidang masyarakat a. Kinerja Guru
ada yang dikelola oleh sendiri (milik Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I
perorangan) dan ada yang dikelola secara dan II, guru kurang optimal dalam
berkelompok (milik bersama). Perusahan melaksanakan pembelajaran. Pada pelaksanaan
perorangan adalah usaha yang modalnya tindakan siklus III persentase pencapaian
dimiliki oleh satu orang dan kegiatan usahanya targetnya adalah 100 %, ini menunjukan bahwa
dijalankan oleh pemiliknya sendiri. kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran
Diantaranya, perusahaan sepatu (Cibaduyut), telah mencapai target.
perusahaan perak (Kota Gede Yogyakarta), dan Sedangkan pada tahap penilaian, guru
perusahaan batik (Solo). telah mampu melaksanakan indikator yang
Perusahaan milik bersama disebut ditentukan dengan baik dari siklus II, dan III.
perusahaan persekutuan. Anggotanya terdiri Sehingga pada tahap penilaian selama tindakan
atas beberapa orang yang berekerja sama untuk siklus I, II, dan III tidak ditemukan masalah
mendapatkan keuntungan. Dianataranya, yang dapat mempengaruhi pada target yang
Persekutuan Firma (Fa), Persekutuan telah ditentukan. Ketercapaian target tersebut
Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), dikarenakan guru selama pembelajaran
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan menyediakan dan mengadakan penilaian proses
Usaha Swasta dan Koperasi. aktivitas siswa dan melaksanakan tes tertulis.
METODE PENELITIAN Lalu mengolah nilai tersebut, sehingga terdapat
Metode yang digunakan dalam nilai hasil belajar.
penelitian adalah metode penelitian tindakan b. Aktivias Siswa
kelas (PTK). Subjek penelitian terdiri dari 26 Terjadi Peningkatan aktivitas siswa
orang siswa kelas V SDN Sindang I. Instrumen dalam proses pembelajaran. Aspek aktivitas
yang digunakan alah observasi, wawancara, siswa yang diamati selama proses pembelajaran
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |98
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |99
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
apersepsi sebagai langkah pertama dalam perkembangan mental yang lebih baik bila
pembelajaran menggunakan media kartu tebak dibandingkan pada saat sebelum belajar.
kata berpasangan. Kegiatan apersepsi terdiri Tingkat perkembangan mental tersebut
dari menyampaikan topik, tujuan, dan hasil terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,
belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa, afektif, dan psikomotor.
memberikan rangsangan agar siswa siap PENUTUP
menerima pelajaran dan menangani respon dan 1. Kesimpulan
pertanyaan siswa. Dilanjutkan dengan kegiatan a. Media tebak kata berpasangan dapat
tanya jawab dan permainan kartu tebak kata meningkatkan pemahaman siswa
berpasangan dan diskusi. tentang jenis-jenis usaha perekonomian
Dengan demikian, secara keseluruhan dalam masyarakat.
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran b. Media tebak kata berpasangan
mengalami peningkatan di setiap siklusnya dan meningkatkan hasil belajar siswa,
media tebak kata berpasangan ini dapat Menyebutkan jenis-jenis usaha dan
meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa bentuk perekonomian dalam
dalam proses pembelajaran pada materi masyarakat, seperti memberikan contoh
mengidentifikasi jenis-jenis usaha dari jenis-jenis usaha perekonomian
perekonomian siswa kelas V SDN SDN dalam masyarakat, menyebutkan
Sindang I Kecamatan Sumedang Utara bentuk usaha menurut pemiliknya,
Kabupaten Sumedang. memberikan contoh usaha yang
c. Hasil Belajar Penggunaan Media dikelola sendiri dan kelompok.
Kartu Tebak Kata Berpasangan c. Media tebak kata berpasangan dapat
Dilihat dari hasil belajar siswa, mengembangkan kemampuan afektif
penggunaan media tebak kata berpasangan siswa seperti, menjalin kerjasama
menunjukan adanya perubahan prilaku dan dengan teman baik dalam permainan
tingkat perkembangan mental baik ranah tebak kata maupun dalam diskusi
kognitif, afektip maupun psikomotor yang kelompok.
lebih baik dari sebelum dilakukannya penelitian 2. Saran
ini. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa a. Untuk Guru
penggunaan media tebak kata berpasangan Berdasarkan pada keberhasilan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. penggunaan media tebak kata berpasangan
Hal ini sejalan dengan pengertian hasil pada materi jenis-jenis perekonomian mata
belajar yang dikemukakan menurut Dimyati pelajaran IPS, maka diharapkan agar media ini
dan Mudjiono (1999: 250) “hasil belajar dapat dikembangkan dan diterapkan pada
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua materi dan mata pelajaran yang lain dengan
sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru”. Dari sisi mendesain kartu tebak kata berpasangan karena
siswa, hasil belajar merupakan tingkat
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |100
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |101
Ria Kurniasari, Penggunaan Media Kartu…
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD.
(2006). Pedoman Penyusunan KTSP SD. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hanifah, Nurdinah. (2009). Classroom Action Research: Improving Teaching Social Studies Quality.
Prosiding Konferensi Pendidikan Dasar Tingkat Internasional 2009. 228-232.
Hanifah, Nurdinah. (2010). “Model Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”. Ragam Model
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sukirman, Dadang dan Nana Jumhana. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI Press.
Wibawa, Basuki dan Farida Mukti. (1992). Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.
ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 2. Juli – Desember 2016 |102