Anda di halaman 1dari 14

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR DRAMA


PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
PESERTA DIDIK KELAS XII IPA 3 SMAN 1 WANASABA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

HASLAN, AHMAD

Guru SMAN 1 Wanasaba, Lombok Timur

Email : ahmadhaslan@gmail.com

ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana
siklus I dan siklus II masing-masing terdiri dari 2 pertemuan untuk proses pembelajaran dan
sekali pertemuan untuk evaluasi. Setiap siklus dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian in adalah peserta didik kelas XII IPS 2 SMAN
1 Wanasaba tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 32 orang. Data aktivitas belajar
peserta didik diperoleh melalu lembar pengamatan, dan prestasi belajar peserta didik
dikumpulkan melalui tes praktik setiap akhir siklus. Indikator aktivitas dan prestasi belajar
peserta didik dikatakan telah meningkat apabila rata-rata skor aktivitas meningkat dan hasil
evaluasi sudah mencapai 75 serta ada peningkatan setiap siklusnya. Hasil penelitian pada
siklus I diperoleh skor aktivitas belajar rata-rata 14,18 dengan kategori cukup baik, dan hasil
evaluasi rata-rata kelas 76, sedangkan pada siklus II skor aktivitas belajar 15,6 kategori baik,
dan hasil evaluasi rata-rata kelas 84. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan media wayang
kartun dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar bahasa Indonesia pada materi drama
peserta didik kelas XII IPA 3 SMAN 1 Wanasaba tahun pelajaran 2017 / 2018.

Kata Kunci : Media Wayang Kartun, Aktivitas dan Prestasi Belajar

ABSTRACT
This research Type is action research class conducted in 2 cycle, where the cycle I and cycle II
each consist of two meetings to the learning process and once the meeting for evaluation. Each
cycle from the planning phase, the implementation of the action, observation, evaluation and
reflection. The subject of research in is learners class XII IPS 2 SMAN 1 Wanasaba lesson
2017/2018 year that add up to 32 people. Learners learning activities data obtained through
observation sheets, learning achievement and learners practice tests gathered through each
end of the cycle. Indicators of activity and learning achievements of students are said to have
increased in average score increased activity and the evaluation results already reached 75 and
there is an increase in each cycle. The results of the research on cycle I gained score learning
activities averaged 14.18 with categories is quite good, and the results of the evaluation of the
average class 76, while on cycle II score 15.6 category learning activities, and the results of the
evaluation of 84 grade average. These results indicate that the use of the media puppet
cartoons can enhance the activities and achievements of the Indonesia language learning
material on the drama students of class XII IPA 3 SMAN 1 Wanasaba year 2017/2018 lessons.

Keywords: cartoons, Puppet Media activity and Learning Achievements


Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

PENDAHULUAN dilihat pada cara belajar peserta didik yang


Drama atau seni bermain peran asal-asalan , tampak jenuh , tidak bergairah
merupakan salah satu materi pada bahasa belajar, mengantuk dan terkesan ke sekolah
Indonesia yang diajarkan pada tingkat hanya asal datang, duduk, diam tanpa
pendidikan baik SMP maupun SMA sesuai mempedulikan materi yang sedang diajarkan
dengan kurikulum yang berlaku saat ini. oleh guru dipahami atau tidak . Yang pada
Namun dalam penerapannya banyak sekolah saatnya akan menimbulkan beragam
yang tidak dapat menerapkan kompetensi interpretasi dan kesan negatif pada guru.
dasar ini dengan berbagai hambatan. Baik Keengganan dan rendahnya kreatifitas
dari segi tenaga pengajar, perangkat guru dalam melakukan inovasi dan variasi
pembelajaran, minat peserta didik, maupun dalam proses belajar mengajar akan
dukungan dari pemegang kebijakan. berdampak pada kualitas dan prestasi
Permasalahan dalam kegiatan mengajar belajar. Rendahnya wawasan dalam
seperti ini sering dijumpai oleh guru. Bahkan menggunakan dan memanfaatkan tehnologi
banyak diantara mereka sering mengeluh modern seperti LCD, CD, kamera, internet
mengenai kesulitan yang dihadapi ketika dan sebagainya membuat pengetahuan guru
mengajar di dalam kelas. Ironisnya keluhan kurang berkembang. Padahal dengan
hanya sebatas keluhan tanpa berupaya perkembangan tehnologi yang pesat
untuk mencari solusinya. Sebagian mereka seharusnya dapat dimanfaatkan seoptimal
banyak menyalahkan peserta didik ketika mungkin untuk membantu mengatasi
proses belajar mengajar tidak berjalan sesuai permasalahan yang ditemukan di kelas,
dengan harapan. Apalagi saat mengetahui misalnya untuk membuat serta menciptakan
prestasi peserta didik memprihatinkan. media dan sarana alternatif yang
Dalam hal ini peserta didik sering menjadi menyenangkan, murah dan mengandung
sasaran atas ketidakberhasilan proses nilai pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
belajar mangajar. Seolah-olah kesalahan itu Media yang dapat dibuat dengan tehnologi ini
hanya peserta didik yang menjadi penyebab antara lain adalah kartu kuartet, wayang
utamanya. kartun, lembar simulasi, gambar/foto dan
Memang banyak aspek yang sebagainya, sehingga proses belajar
menyebabkan motivasi dan prestasi belajar mengajar tidak terkesan monoton dan
peserta didik menurun. Tetapi setidaknya membosankan.
dari diri guru itu sendiri bisa intropeksi Menurut Ade Koesnandar dalam artikel
terhadap metode dan media belajar yang Guru Dan Media Pembelajaran tentang
selama ini diterapkan. Apakah metode yang kenapa guru tidak menggunakan media
yang diterapkan dalam proses belajar dalam proses belajar dan mengajar
mengajar sudah sesuai dengan situasi dan diantaranya : Pertama, menggunakan
materi di kelas saat itu ? Bagaimana dengan media itu repot, Kedua, media itu canggih
media yang digunakan dalam menunjang dan mahal, Ketiga, tidak bisa. Keempat,
proses belajar mengajar ? Apabila hal-hal media itu hiburan sedangkan belajar itu
tersebut yang menjadi masalah dalam proses serius. Kelima, tidak tersedia. Keenam,
belajar mengajar seharusnya segera kebiasaan menikmati bicara.
berupaya agar bisa memecahkan Media wayang kartun merupakan
masalahnya, misalnya dengan membuat alternatif dalam membantu peserta didik
inovasi pembelajaran. dalam meningkatkan penguasaan dalam
Tidak sedikit guru yang mengajarkan bermain peran. Suatu media yang murah ,
suatu materi di kelas hanya menerapkan mudah dibuat dan unik serta menyenangkan
metode tertentu yang membosankan tanpa dan dapat mengakomodasi peserta didik
memperhatikan kondisi saat itu. Yang lebih yang lamban menerima pelajaran. Kaitannya
memprihatinkan lagi metode mengajar dengan pelajaran seni drama dengan media
seperti itu selalu diulang pada setiap kali wayang kartun ini berperan sebagai
mengajar. Tidak mustahil kondisi dari proses pengganti tokoh dalam suatu lakon yang
belajar mengajar semacam ini akan memiliki gaya dan karakter. Dengan
berdampak pada menurunnya atensi belajar demikian peserta didik diharapkan dapat
peserta didik. Dimana gejala-gejala ini dapat mengapresiasi tokoh wayang kartun tersebut,

Haslan, Ahmad | 24
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

selanjutnya dapat menjadi bahan referensi prestasi belajar itu sendiri diartikan
mereka dalam meningkatkan kemampuan sebagai prestasi yang dicapai oleh
bermain peran. seorang peserta didik pada jangka waktu
Berdasarkan uraian di atas sebagai tertentu dan dicatat dalam buku rapor
upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi sekolah.
belajar peserta didik pada materi drama Dari beberapa difinisi di atas, dapat
khususnya peserta didik kelas IX, maka ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar
peneliti merasa perlu melakukan penelitan merupakan hasil usaha belajar yang
yang berjudul “ Penggunaan Media dicapai seorang peserta didik berupa
Wayang Kartun Untuk Meningkatkan suatu kecakapan dari kegiatan belajar
Aktivitas Dan Prestasi Belajar Bahasa bidang akademik di sekolah pada jangka
Indonesia Pada Materi Drama Peserta Didik waktu tertentu yang dicatat pada setiap
Kelas XII IPA 3 SMAN 1 Wanasaba Tahun akhir semester di dalam buku laporan
Pelajaran 2017/2018. yang disebut rapor.
Untuk meraih prestasi belajar yang
KAJIAN PUSTAKA baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu
A. Prestasi Belajar diperhatikan. Mengingat faktor-faktor ini
Secara sederhana pengertian apabila diabaikan maka prestasi yang
belajar adalah suatu proses atau tahapan diharapkan dalam mencapainya akan
dari tidak bisa menjadi bisa baik berupa banyak hambatan yang dijumpai. Menurut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Sumadi Suryabrata (1998:233), secara
Menurut Mudzakir (1997 : 34) belajar garis besar faktor-faktor yang
adalah suatu usaha atau kegiatan yang mempengaruhi belajar dan prestasi
bertujuan mengadakan perubahan di belajar dapat digolongkan menjadi dua
dalam diri seseorang, mencakup bagian, yaitu :
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, a. Faktor Internal
ilmu pengetahuan, keterampilan dan Merupakan faktor yang berasal
sebagainya. Sedangkan pendapat Winkel dari dalam diri peserta didik yang dapat
(1977:193) bahwa belajar pada manusia mempengaruhi prestasi belajar. Faktor
dapat dirumuskan sebagai aktivitas mental ini dapat dibedakan menjadi dua
atau psikis yang berlangsung dalam kelompok , yaitu :
interaksi aktif dengan lingkungan, yang - Faktor fisiologis yaitu faktor yang
menghasilkan perubahan-perubahan berhubungan dengan kesehatan dan
dalam pengetahuan dan nilai sikap. pancaindera.
Perubahan itu bersifat relatif konstan dan - Faktor psikologis yaitu faktor yang
berbekas. banyak mempengaruhi prestasi
Melalui prestasi belajar peserta didik belajar peserta didik, antara lain
dapat mengetahui kemajuan-kemajuan intelegensi, sikap, motivasi.
yang telah dicapainya dalam belajar. b. Faktor Eksternal
Menurut Winkel (1997 : 168) bahwa Merupakan faktor yang dapat
proses belajar yang dialami oleh peserta mempengaruhi prestasi yang berasal
didik menghasilkan perubahan-perubahan dari luar diri peserta didik, antara lain
dalam bidang pengetahuan dan adalah :
pemahaman, dalam bidang nilai, sikap - Faktor lingkungan keluarga yang
dan keterampilan. Adanya perubahan berkaitan dengan sosial ekonomi
tersebut tampak dalam prestasi belajar keluarga, pendidikan orang tua,
yang dihasilkan oleh peserta didik perhatian orang tua dan suasana
terhadap pertanyaan, persoalan atau hubungan antara anggota keluarga.
tugas yang diberikan oleh guru. - Faktor lingkungan sekolah yang
Sedangkan menurut Poerwodarminto berkaitan dengan sarana dan
(Mila Ratnawati, 1996:206) yang prasarana, kompetensi guru dan
dimaksud dengan prestasi adalah hasil peserta didik, kurikulum dan metode
yang telah dicapai, dilakukan atau mengajar.
dikerjakan oleh seseorang. Sedangkan

Haslan, Ahmad | 25
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

- Faktor lingkungan masyarakat yang 3. Tragikomedi


berkaitan dengan sosial budaya, Tragokomedi merupakan
partisipasi terhadap pendidikan. campuran atau gabungan antara
B. Seni Drama (Seni Peran) tragedi dan komedi. Drama jenis ini
Menurut M. Atar Semi., Prof : 156, umumnya mengetengahkan suatu
menyimpulkan drama adalah cerita atau unsur kegembiraan dan kelucuan di
tiruan perilaku manusia yang dipentaskan. bagian awal kemudian disusul oleh
Seni drama adalah seni pertunjukan peristiwa-peristiwa tragis.
tentang perikehidupan manusia yang 4. Melodrama
dipentaskan diatas panggung. (Napsirudin Melodrama merupakan jenis
dkk, 1996 : 87). Drama dalam arti kata drama tragedi, tetapi nilainya lebih
yang luas : teater, segala macam jenis rendah, bahkan sukar untuk dikatakan
tontonan yang dipertunjukan di depan sebagai drama yang baik, disebabkan
orang banyak. Misalnya : wayang orang, ia mengeksploitasi emosi penonton
ketoprak, ludruk, srandul, membai, randai, yang kurang kristis dengan menyuguhi
mayong, arja, rangda, reog, lenong, adegan horor, memancing perasaan
topeng, dagelan, pantomin, tari, sulapan, belas kasihan secara berlebihan, dan
akrobatik dan sebagainya. (Asmara Adhy, tidak memperlihatkan hubungan logis
Dr. 1983 : 12). antara sebab dan akibat.
Drama dalam arti yang sempit : 5. Farce
drama, kisah hidup dan kehidupan Farce merupakan drama yang
manusia yang diceritakan – diproyeksikan bertujuan memancing ketawa dan rasa
di atas pentas sebagai suatu bentuk geli dengan cara yang berlebih-lebihan
kwalitet komunikasi, situasi, action, (dan tanpa didukung oleh segi-segi psikologi
segala apa yang terlihat dalam pentas yang dalam.
baik secara obyektif maupun subyektif) Langkah-langkah yang perlu
yang menimbulkan perhatian, kehebatan, dilakukan untuk menunjang keberhasilan
keterenyuhan dan ketegangan perasaan pembelajaran seni drama bagi peserta
pada pendengar atau penontonnya didik dengan materi latihan dasar seni
dimana konflik sikap dan sifat manusia drama berupa :
sebagai tulang punggungnya. Disajikan a. Olah vokal
dengan media : percakapan, gerak dan Olah vokal merupakan tehnik
laku, dengan atau tanpa dekor ( layar dan dalam bersuara dan mengungkapkan
sebagainya), didasarkan pada naskah kata-kata.
tertulis (sebagai hasil sastra) atau secara b. Olah sukma
lisan, improvisasi, dengan atau tanpa Olah sukma merupakan latihan
musik, nyanyian maupun tarian. (Asmara bersifat kejiwaan. Hal yang terpenting
Adhi, Dr. 1983 : 12 ). dalam olah sukma adalah
Jenis drama menurut M. Atar Semi, mengkonsentrasikan pikiran hingga
Prof : tt ; 168 dapat dibedakan atas : menimbulkan perasaan-perasaan
1. Tragedi seperti sedih, marah, gembira dan lain-
Tragedi adalah sejenis drama yang lain. Dengan latihan ini pemain drama
berakhir dengan kesedihan, biasanya dapat menghayati dan menjiwai peran/
setidak-tidaknya terjadi suatu kematian; karakter yang akan dilakukan.
ia berhubungan dengan tindakan atau c. Akting
pemikiran yang serius dan dengan Latihan akting merupakan latihan
persona manusia yang menarik untuk menciptakan ilusi tokoh yang
perhatian. akan diperankan. Dalam permainan
2. Komedi drama pengucapan suara tanpa
Komedi adalah sejenis drama yang didukung akting yang baik tidak akan
menyenangkan hati atau memancing menjadi suatu drama yang menarik.
suasana gembira, bisa dalam bentuk d. Dialog
tersenyum kecil sampai tertawa Dialog merupakan percakapan
terbahak-bahak. yang terdapat dalam naskah. Agar

Haslan, Ahmad | 26
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

dialog ini lancar maka pemain harus Jadi Media Wayang kartun adalah
membaca, menghafal dan memahami media belajar berupa gambar tokoh yang
materi naskah drama. dibuat dari bahan karton, kardus, kulit dan
e. Latihan Bloking sejenisnya serta berukuran relatif kecil
Bloking adalah pergerakan/ dan dimainkan oleh seorang dalang untuk
perpindahan posisi pemain. Hal ini mencontohkan cara bermain peran
perlu dilatih agar dalam penampilan meliputi vokal, bloking, akting, ekspresi
bermain drama tidak terkesan dalam mata pelajaran Seni Drama.
monoton. (Napsirudin, dkk. 1996 : 92) Wayang Kartun juga bisa digunakan
Unsur-unsur dalam seni drama antara sebagai media belajar pada mata
lain : pelajaran lain sesuai dengan karakter
1. Sutradara materi pelajaran masing-masing.
2. Pemain Pemanfaatan Wayang Kartun
3. Naskah merupakan salah satu strategi atau model
4. Propertis pembelajaran yang bisa diterapkan di
5. Panggung semua tingkat sekolah. Agar
6. Kostum pembelajaran dengan pemanfaatan
7. Kerabat Produksi wayang kartun dapat dilaksanakan
dengan baik dan hasil yang positif serta
C. Media Wayang Kartun memuaskan semua pihak, ada
Media merupakan sarana komunikasi persyaratan–persyaratan dalam
dalam proses belajar mengajar berupa pembelajaran dengan permainan wayang
audio (berupa suara misalnya radio, tape kartun yang harus dipatuhi, diantaranya
recorder dan segala macam bunyi- adalah :
bunyian), visual (berupa tulisan atau dan a. Persyaratan-persyaratan Pembelajaran
gambar, misalnya wayang, kartu, poster, dengan Wayang Kartun :
iklan ) dan audio visual (berupa tulisan , - Model Pengaturan Ruangan
gambar dan suara, misalnya tayangan TV, - Tatacara atau aturan yang jelas
film) yang dapat mempengaruhi perasaan, untuk melibatkan peserta didik
pikiran, perhatian dan kemauan peserta selama pembelajaran dengan
didik sehingga dapat mendorong permainan kartu kuartet sejarah
terjadinya proses belajar pada diri peserta berlangsung
didik . - Menyiapkan naskah drama.
Wayang adalah boneka tiruan orang b. Tahap-tahap dalam pembelajaran
yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dengan Wayang Kartun
dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan - Menjelaskan tujuan pembelajaran
untuk memerankan tokoh dipertunjukan dengan pemanfaatan Wayang
drama tradisional (Bali, Sunda, Jawa dan Kartun.
sebagainya) biasanya dimaninkan oleh - Proses pembelajaran dengan
seorang dalang. (Kamus lengkap Bahasa pemanfaatan Wayang Kartun.
Indonesia oleh MA Budiono, 245 ). c. Mengawasi jalannya pembelajaran
Kartun adalah film yang menciptakan dengan media wayang kartun.
khayalan gerak sebagai hasil pemotretan d. Mengakhiri pembelajaran dengan
rangkuman gambar yang melukiskan wayang kartun
perubahan posisi. Kartun juga berarti e. Feed Back atau umpan balik
gambar dengan penampilan yang lucu
berkaitan dengan keadaan yang sedang
berlaku (terutama mengenai Politik).
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, 2002 : 510). Dalam Kamus
Pelajar SLTP, Pusat Bahasa Depdiknas,
304 “ Kartun adalah film dari gambar-
gambar cerita, tokoh cerita anak-anak
yang sangat menarik dan berwarna-warni.

Haslan, Ahmad | 27
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

D. Kerangka Berfikir
Empiris Situasi Belajar
Hasil Belajar

Essensial Problem
AKTIVITAS DAN
PRESTASI
MEDIA WAYANG BELAJAR BAHASA
KARTUN INDONESIA

Mampu Meningkatkan Prestasi Belajar Drama Pada


Pelajaran Bahasa Indonesia

METODE PENELITIAN Taggart (dalam Depdikbud, 1999 : 21).


A. Jenis Penelitian Model ini mengikuti alur yang terdiri dari
Jenis penelitian ini adalah penelitian empat komponen pokok, yakni
tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan perencanaan, pelaksanaan tindakan,
kelas, peneliti melakukan suatu tindakan pengamatan dan refleksi. Penelitian ini
eksperimen yang secara khusus diamati fokus pada kompetensi dasar bermain
terus-menerus, dilihat kelebihan dan drama. Rencana penelitian ini dilakukan
kekurangannya, kemudian diadakan dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri
perubahan terkontrol sampai pada upaya dari beberapa pertamuan dengan alokasi
maksimal dalam bentuk tindakan yang waktu belajar 2 x 45 menit tiap pertemuan.
paling tepat. Melalui pengembangan model
B. Prosedur Penelitian rancangan Kemmis dan Mc. Taggart alur
Model rancangan penelitian yang pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada
digunakan adalah model rancangan yang bagan dibawah ini :
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.

Studi pendahuluan
Mengamati kegiatan belajar mengajar mata Rencana Tindakan
pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siklus I
mengidentifikasi masalah

Rencana Tindakan Refleksi Pelaksanaan Tindakan


Siklus II Dan Pengamatan

Pelaksanaan Tindakan Kesimpulan


Refleksi
Dan Pengamatan

Bagan 3.1. Alur Pelaksanaan Tindakan

Langkah- langkah penelitian untuk pelajaran seni budaya dengan


setiap siklus dapat dijabarkan sebagai teman sejawat. Acuan penyusunan
berikut : rencana tindakan siklus I adalah
1. Siklus I hasil yang diperoleh pada studi
a. Perencanaan pendahuluan, sedangkan acuan
Tahap perencanaan dilakukan rencana tindakan untuk siklus
secara kolaboratif antara guru mata berikutnya adalah mengacu pada

Haslan, Ahmad | 28
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

hasil refleksi siklus sebelumnya. 6) Setiap peserta didik mengerjakan


Untuk penyusunan tindakan siklus I tugas dalam LKS yang sudah
kegiatan yang dilakukan adalah : dibagikan.
1) Menyusun rancangan tindakan 7) Peserta didik secara berkelompok
pembelajaran berupa : a) berdiskusi;
penyusunan skenario 8) Guru membimbing dan
pembelajaran; b) penetapan memfasilitasi proses kerja
kompetensi dasar; c) sosialisasi kelompok sesuai langkah-
model project based learning langkah model pembelajaran dan
dengan metode amati, tiru, dan metode amati, tiru, dan modifikasi
modifikasi; d) merancang bentuk untuk menumbuhkan sikap
tugas dan evaluasi pembelajaran. kolaboratif dan komunikatif ;
2) Merancang pengorganisasian 9) Guru memberikan penilaian
kelas meliputi : a) rancangan terhadap hasil kelompok kerja.
pembentukan kelompok kerja; b) Penerapan :
rancangan formasi tempat duduk; 1) Memberikan soal/ tugas / latihan :
c) rancangan prosedur kerja. 2) Menugaskan peserta didik secara
3) Menyusun lembar kerja siswa individual maupun kelompok
(lks) untuk mengerjakan
4) Menyusun dan menyiapkan soal/tugas/latihan tentang
instrumen penelitian kompetensi dasar yang dipelajari
5) Melaksanakan diskusi dengan ;
guru untuk menyamakan 3) Menugaskan peserta didik untuk
persepsi mengenai prosedur mengkomunikasikan
penerapan model project based pekerjaannya di depan kelas:
learning dengan metode amati, 4) Menilai hasil karya peserta didik
tiru dan modifikasi. dan menyampaikan langkah-
b. Pelaksanaan Tindakan langkah penyelesaian yang benar
Adapun kegiatan yang dilakukan apabila terdapat kesalahan pada
pada tahap ini adalah melaksanakan pekerjaaan peserta didik.
skenario pembelajaran yang telah Penutup :
direncanakan : 1) Bersama peserta didik
Pendahuluan : menyimpulkan terhadap
1) Menyampaikan tujuan kompetensi dasar yang dipelajari;
pembelajaran 2) Memberikan tes lisan terhadap
2) Menugaskan peserta didik materi pada kompetensi dasar
menyiapkan perlengkapan belajar yang dipelajari secara umum;
3) Memotivasi peserta didik agar 3) Menginformasikan kepada
fokus dalam proses pembelajaran peserta didik tentang materi yang
Pengembangan : akan dipelajari pada pertemuan
1) Mensosialisasikan model project selanjutnya.
based learning dengan media c. Observasi
wayang kartun. Pada tahap ini observasi
2) Menjelaskan kompetensi dasar dilaksanakan dengan cara
bermain drama. mengamati proses pembelajaran
3) Membagi peserta didik dalam dengan menggunakan media
kelompok kerja. wayang kartun untuk meningkatkan
4) Membagi LKS kepada setiap aktivitas dan prestasi belajar drama.
kelompok. Langkah-langkah belajar dengan
5) Memajang media wayang kartun cara ini diamati dan dicatat dalam
untuk menumbuhkan sikap kritis, lembar observasi yang telah
kreatif (4C); disiapkan. Pada akhir siklus
dilakukan evaluasi hasil belajar
untuk mengetahui pemahaman dan

Haslan, Ahmad | 29
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

keterampilan peserta didik pada a. Menentukan skor aktivitas peserta


kompetensi yang dipelajari. Bentuk didik secara klasikal untuk masing-
evaluasinya berupa tes unjuk kerja masing deskriptor, yaitu :
untuk mengetahui kemajuan belajar 1) Skor 1 diberikan jika X ≤ 25%
berupa hasil karya. 2) Skor 2 diberikan jika 25%
d. Refleksi <X≤50%
Pada tahap ini hasil yang 3) Skor 3 diberikan jika
diperoleh pada tahap observasi dan 50%<X≤75%
evaluasi dikumpulkan kemudian 4) Skor 4 diberikan X > 75%
dianalisis. Dari hasil ini akan dilihat X = banyaknya siswa yang aktif
apakah telah memenuhi target yang melaksanakan aktivitas
ditetapkan pada indikator kerja. Jika sesuai deskriptor.
belum memenuhi target maka b. Menentukan skor maksimal ideal
penelitian dilanjutkan ke siklus (SMI)
berikutnya. Kelemahan yang terjadi Banyak indikator = 5
pada siklus ini akan diperbaiki pada Skor maksimal setiap indikator = 4
siklus berikutnya. Skor setiap indikator =
2. Siklus II banyak deskriptor yang tampak
Siklus II dilakukan apabila Jadi skor maksimal ideal (SMI) =
pembelajaran pada siklus I dinilai 5 x 4 = 20
belum berhasil atau masih terdapatnya Skor minimal seluruh indikator =
nilai peserta didik di bawah KKM dan 5x1=5
proses pembelajaran belum sesuai c. Analisis data motivasi belajar siswa
dengan harapan. Langkah-langkah menggunakan MI (Mean Ideal) dan
pada siklus II pada dasarnya sama SDI (Standar Deviasi Ideal)
dengan siklus I hanya saja pada siklus MI = ½ x (skor maksimal + skor
II dilakukan perbaikan terhadap minimal)
kekurangan pada siklus I. = ½ x (20 + 5) = ½ x 25 = 12,5
C. Instrumen Penelitian SDI= 1/5 x (skor maksimal – skor
Dalam penelitian ini data-data minimal)
penelitian diambil dengan menggunakan = 1/5 (20 – 5) = 1/5 x 15 = 3
dua instrumen penelitian yaitu : Berdasarkan skor standar maka
1. Lembar Observasi kriteria untuk menentukan aktivitas
Lembar observasi berupa belajar peserta dijabarkan pada
penilaian terhadap aktivitas peserta tabel berikut ini (Nurkencana, 1983 :
didik selama proses pembelajaran 101).
berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi berupa activity check Tabel 3.1. Kriteria untuk menentukan
list. Yaitu semua daftar yang berisi aktivitas belajar peserta didik berdasarkan
butir-butir pertanyaan tentang aktivitas skor standar
belajar peserta didik selama proses Interval i Interval Kategori
pembelajaran. Setiap lembar observasi Skor
terdiri dari beberapa aspek dan setiap MI + 1,5 SDI ≤ 16,5 ≤ 20 Aktivitas
aspek terdiri dari tiga deskriptor. AS Sangat
2. Tes Hasil Belajar Baik
Tes hasil belajar peserta didik MI + 0,5 SDI ≤ 14≤AS<16,5 Aktivitas
dilakukan melalui tes praktik. AS<MI + Baik
1,5 SDI
D. Teknik Analisis Data MI - 0,5 SDI ≤ 11≤AS<14 Aktivitas
1. Analisis Kualitatif AS<MI + Cukup
Data aktivitas peserta didik dianalisis 0,5 SDI Baik
dengan cara sebagai berikut : MI - 1,5 SDI ≤ 8≤AS<11 Aktivitas
AS<MI – Kurang
0,5 SDI Baik

Haslan, Ahmad | 30
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

MI - 3 SDI ≤ 3,5≤AS<8 Aktivitas 1) Mensosialisasikan model


AS≤MI – Sangat pembelajaran dengan
1,5 SDI Kurang menggunakan media wayang
kartun kepada guru selaku mitra
Keterangan : AS = Jumlah Skor Maksimal dalam proses penelitian;
2) Menyusun skenario pembelajaran
2. Analisis Kuantitatif ;
Data kuantitatif yang berupa data 3) Menyusun lembar observasi ;
hasil evaluasi belajar peserta didik 4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa
dianalisis berdasarkan ketuntasan (LKS) ;
klasikal kelas dengan prosentase 85 % 5) Menyiapkan media wayang
dan ketuntasan individu dengan KKM = kartun;
75, dengan rumus sebagai berikut : 6) Menyusun tes hasil belajar (THB)
a. Ketuntasan Klasikal = jumlah skor dalam bentuk tes praktik;
yang diperoleh seluruh peserta didik 7) Membentuk kelompok belajar.
: jumlah skor maksimal x 100 b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
b. Ketuntasan Individual = jumlah skor Pada tahap ini RPP siklus I akan
yang diperoleh : jumlah skor diterapkan serta dilakukan
maksimal x 100 pengamatan sesuai dengan lembar
E. Indikator Ketercapaian observasi. Tahap pelaksanaan
Semua siklus dikatakan berhasil jika : tindakan pada siklus I dapat
a. Aktivitas belajar peserta didik minimal diuraikan sebagai berikut :
berkategori baik Pendahuluan :
b. Prestasi belajar peserta didik dalam 1) Mengucapkan Salam, berdoa,
berkarya seni rupa meningkat dengan dan mengabsen;
nilai rata-rata minimal 75. 2) Menyampaikan tujuan
pembelajaran;
HASIL DAN PEMBAHASAN 3) Menugaskan peserta didik untuk
A. Hasil Penelitian menyiapkan perlengkapan
Pelaksanaan penelitian belajar;
dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek 4) Memotivasi peserta didik serta
penelitian adalah peserta didik kelas XII membuat apersepsi;
IPA 3 SMA Negeri 1 Wanasaba tahun Pengembangan :
pelajaran 2017/2018. Jumlah peserta didik 1) Mensosialisasikan pembelajaran
di kelas ini sejumlah 32 orang. Pada model pembelajaran dengan
penelitian ini data tentang aktivitas belajar media wayang kartun pada
diperoleh dari lembar observasi peserta didik;
sedangkan data tentang prestasi belajar 2) Menjelaskan dan mempelajari
peserta didik diperoleh melalui tes yang cakupan materi pembelajaran;
dilakukan pada setiap akhir siklus. 3) Membagi peserta didik dalam
1. Siklus I kelompok kerja yang terdiri atas 8
Pada siklus I proses pembelajaran orang tiap kelompok;
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan 4) Membagikan LKS kepada setiap
dengan alokasi waktu 2 x 45 menit / kelompok belajar;
pertemuan. Pertemuan pertama pada 5) Memajang contoh wayang kartun
tanggal 4 Agustus 2017, pertemuan di depan kelas untuk diamati, tiru,
kedua 11 Agustus 2017 dan untuk dan modifikasi sesuai metode
evaluasi dilaksanakan pada tanggal 18 pembelajaran;
Agustus 2017. Kompetensi dasar yang 6) Peserta didik mengerjakan tugas
dipelajari bermain drama dengan sesuai LKS yang sudah
menggunakan media wayang kartun. dibagikan;
a. Tahap Perencanaan Tindakan 7) Masing-masing kelompok kerja
Dalam tahap perencanaan tindakan mempersiapkan hasil kerjanya
dilakukan kegiatan sebagai berikut:

Haslan, Ahmad | 31
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

untuk dikomunikasikan di depan belum paham dalam


kelas; mengikuti pembelajaran
8) Dengan bimbingan guru masing- dengan penggunaan media
masing kelompok wayang kartun;
mengkomunikasikan hasil b) Beberapa peserta didik
kerjanya di depan kelas kurang mampu menjaga
9) Guru memberikan penilaian ketertiban dalam proses
terhadap hasil kerja peserta didik. pembelajaran;
Penerapan : c) Sebagian besar peserta didik
1) Memberikan soal latihan / tugas masih kurang berani
2) Menugaskan peserta didik secara bertanya, menyampaikan
individu untuk mengerjakan soal pendapat maupun menjawab;
latihan / tugas terkait dengan d) Kerjasama antar anggota
kompetensi dasar yang dipelajari; kelompok, antar kelompok
3) Menugaskan peserta didik untuk kerja masih belum nampak.
mengamati, meniru, dan 2) Evaluasi Hasil Belajar Peserta
memodifikasi karakter wayang Didik
kartun yang dicontohkan; Setelah proses
4) Menilai hasil kerja peserta didik pembelajaran, guru melakukan
dan menyampaikan langkah evaluasi untuk melihat sejauh
penyelesaian yang benar apabila mana peserta didik memahami
terdapat kesalahan pada materi yang telah dipelajari. Soal
pekerjaan peserta didik. evaluasi berupa tes praktek
Penutup : membuat karya drama dengan
1) Bersama peserta didik menyusun alokasi 2 x 45 menit. Jumlah
kesimpulan atas kompetensi peserta didik yang mengikuti
dasar yang telah dipelajari; evaluasi sebanyak 32 orang yang
2) Menginformasikan materi pada terdiri atas 4 kelompok. Hasil
pertemuan selanjutnya; yang dicapai pada evaluasi siklus
3) Mengucapkan salam I dapat dilihat pada tabel berikut :
c. Tahap Observasi dan Evaluasi Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siklus I
1) Observasi Kegiatan Peserta Didik Kategori Nilai
Berdasarkan hasil observasi Nilai Terendah 70
terhadap aktivitas belajar peserta Nilai Tertinggi 85
didik pada siklus I diperoleh data Skor Rata-Rata Kelas 76
sebagai berikut :
Tabel 4.2. Hasil Observasi Belajar Peserta d. Tahap Refleksi
Didik Siklus I Pada siklus I jumlah skor
Pertemuan Skor Rata-Rata aktivitas belajar peserta didik
Kategori
Ke- Aktivitas Belajar mencapai 14,18 tergolong baik, dan
Cukup rata-rata nilai hasil belajar peserta
I 13,68
Baik didik 76. Dengan melihat indikator
II 14,67 Baik ketercapaian yang telah ditentukan,
Rata-Rata 14, 18 Baik dimana dalam siklus I ini aktivitas
belajar peserta didik tergolong baik
Dari tabel di atas dapat dilihat serta rata-rata hasil evaluasi belajar
bahwa pada siklus I aktivitas baik (mencapai kriteria ketuntasan
belajar peserta didik tergolong minimal) maka dapat dikatakan
baik. Dari hasil observasi penelitian ini telah berhasil.
terdapat beberapa kekurangan Mengingat masih ada kekurangan
dalam proses pembelajaran yang terjadi dan masih adanya
diantaranya : kesempatan untuk memperbaiki
a) Beberapa peserta didik dalam upaya meningkatkan prestasi
nampak masih bingung atau

Haslan, Ahmad | 32
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

belajar maka penelitian dilanjutkan baik agar pembelajaran lebih


pada siklus II. efektif ;
Berdasarkan hasil observasi c) Guru lebih mengefisienkan waktu
dalam pelaksanaan pembelajaran untuk setiap tahap pembelajaran
siklus I masih terdapat kekurangan- sesuai dengan rencana
kekurangan. Adapun kekurangan- pelaksanaan pembelajaran yang
kekurangan yang ada pada siklus I telah direncanakan ;
adalah sebagai berikut : d) Memberikan motivasi kepada
a) Guru kurang mampu mengelola peserta didik dalam memecahkan
kelas dengan baik sehingga permasalahan yang berkaitan
pembelajaran menjadi kurang dengan materi pembelajaran ;
efektif; e) Merangsang peserta didik untuk
b) Guru tidak membuat kaitan dan aktif bertanya, mengemukakan
motivasi kepada peserta didik pendapat, dan berani berkarya ;
sebagai penanaman konsep f) Memberikan bimbingan merata
materi yang dibahas ; terhadap semua kelompok.
c) Guru kurang bisa memberikan 2. Siklus II
penjelasan terhadap materi Pada siklus II ini proses
dengan baik ; pembelajaran dilaksanakan dalam tiga
d) Guru kurang bisa membangkitkan kali pertemuan dengan alokasi waktu 2
minat peserta didik untuk x 45 menit. Pertemuan pertama
bertanya ; dilaksanakan pada tanggal 2
e) Guru dalam membimbing kerja September 2017, pertemuan kedua
kelompok kurang merata ; dilaksanakan pada tanggal 9
f) Beberapa peserta didik nampak September 2017, sedangkan
masih bingung atau belum pertemuan ketiga untuk evaluasi yang
paham dalam mengikuti dilaksanakan pada tanggal 16
pembelajaran model September 2017. Kompetensi dasar
pembelajaran dengan media yang dipelajari pada pertemuan
wayang kartun ; pertama dan kedua yaitu kompetensi
g) Kerjasama antar kelompok masih dasar bermain drama dengan media
kurang dimana peserta didik wayang kartun. Kegiatan pada siklus II
anggota kelompok tidak sama dengan kegiatan pada siklus I,
membantu anggota kelompok lain secara garis besar terdiri atas 4 tahap
yang belum mengerti ; antara lain :
h) Sebagian besar peserta didik a. Tahap Perencanaan Tindakan
dalam kelompok kurang berani Dalam tahap perencanaan tindakan
untuk bertanya dan dilakukan kegiatan sebagai berikut:
mengemukakan pendapat ; 1. Membuat skenario pembelajaran;
i) Beberapa peserta didik kurang 2. Menyusun lembar observasi ;
mampu menjaga ketertiban 3. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa
dalam proses pembelajaran ; (LKS) ;
j) Karya drama yang dihasilkan 4. Menyusun tes hasil belajar (THB)
masih perlu perbaikan dari dalam bentuk tes praktik untuk
berbagai sisi . mengetahui hasil belajar peserta
Untuk itu pada pembelajaran didik ;
siklus II guru melakukan perbaikan- 5. Membentuk kelompok belajar.
perbaikan dari kekurangan- b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
kekurangan yang ada pada siklus I Pada tahap ini rancangan RPP
dengan tindakan sebagai berikut : pembelajaran akan diterapkan serta
a) Memberi penjelasan dan contoh dilakukan pengamatan sesuai
karya drama ; dengan lembar observasi yang telah
b) Lebih memperhatikan kondisi disiapkan. Pelaksanaan tindakan
kelas dan mengelolanya dengan pada siklus II hampir sama dengan

Haslan, Ahmad | 33
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

siklus I yaitu tahap pendahuluan, hal yang sudah dilaksanakan


pengembangan, penerapan, dengan baik dalam pelaksanaan
evaluasi dan penutup dengan kegiatan pembelajaran yang terjadi
memperhatikan perbaikan-perbaikan pada siklus II, antara lain :
yang telah direncanakan pada siklus 1. Peserta didik lebih serius dalam
I. Pada siklus II ini diharapkan mengikuti pembelajaran;
peserta didik dapat memahami dan 2. Antusiasme dan kesiapan
mengerti terhadap kompetensi dasar peserta didik dalam mengikuti
bermain drama dengan media pembelajaran sudah lebih baik ;
wayang kartun. Proses 3. Sebagian peserta didik telah
pembelajaran pada siklus II berani mengemukakan pendapat
dilakukan dengan baik dan terarah. dan berani bertanya dan
c. Tahap Observasi dan evaluasi menjawab ;
1) Observasi Aktivitas Peserta Didik 4. Penguasaan materi pada
Hasil observasi terhadap aktivitas kompetensi dasar bermain drama
belajar peserta didik diperoleh dengan media wayang kartun
data sebagai berikut : nampak lebih meningkat;
Tabel 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar 5. Interaksi antar peserta didik
Peserta Didik dalam kelompok sudah sesuai
Pertemuan Skor Rata- Kategori dengan harapan;
Ke- Rata Aktivitas 6. Interaksi peserta didik dengan
I 15,6 Baik guru saat bimbingan dalam
II 15,6 Baik kelompok kerja sudah berjalan
Rata-rata 16,6 Baik efektif.
Berdasarkan hasil observasi
Dari tabel di atas dapat dilihat pada siklus II, skor rata-rata aktivitas
bahwa aktivitas belajar peserta belajar peserta didik yang diperoleh
didik tergolong baik. yaitu 15,6 yang tergolong baik dan
2) Evaluasi Hasil Belajar Peserta mengalami peningkatan 1,42 dari
Didik siklus sebelumnya. Sedangkan rata-
Evaluasi pada siklus II rata nilai hasil belajar peserta didik
dilakukan dengan memberikan yang dihasilkan adalah 84 dan
tes dalam bentuk tes praktik meningkat 8 dari nilai rata-rata pada
membuat karya seni rupa tiga siklus I. Ditinjau dari indikator
dimensi dengan alokasi waktu 4 ketercapaian dimana aktivitas
x 45 menit. Jumlah peserta didik belajar peserta didik tergolong baik,
yang mengikuti evaluasi 32 orang dan rata-rata skor hasil evaluasi
terdiri dari 4 kelompok kerja. belajar di atas 75 (melebihi kkm) dan
Hasil yang dicapai pada ada peningkatan nilai rata-rata untuk
evaluasi siklus II dapat dilihat aktivitas belajar maupun hasil
dalam tabel berikut. evaluasi, dengan demikian
penelitian ini dikatakan berhasil.
Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Siklus II Hasil dari setiap siklus dari
Kategori Nilai siklus I sampai siklus II baik aktivitas
Nilai Terendah 77,5 belajar dan prestasi belajar dapat
Nilai Tertinggi 90 dilihat pada tabel dibawah ini :
Skor Rata-Rata 84 Tabel 4.6. Hasil Aktivitas dan Prestasi Belajar
Kelas Siklus I dan Siklus II
Siklus Rata-Rata Rata-Rata
d. Tahap Refleksi Aktivitas Hasil Belajar
Berdasarkan hasil observasi dan Belajar
hasil evaluasi belajar peserta didik I 14,18 76
pada siklus II, dapat dilihat beberapa II 15,6 84

Haslan, Ahmad | 34
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

B. Pembahasan dalam siklus I. Perbaikan dilakukan


Dalam penelitian ini guru diantaranya dengan lebih memperjelas
menerapkan model pembelajaran dengan kembali tata cara pembelajaran dengan
media wayang kartun untuk meningkatkan lebih mengefisienskan waktu untuk setiap
aktivitas dan prestasi belajar. tahap pembelajaran, memotivasi peserta
Pembelajaran diawali dengan penyajian didik dalam pembelajaran,
tujuan pembelajaran, memberikan memaksimalkan kerjasama kelompok
apersepsi, penemuan konsep melalui dengan memberi informasi kepada
kegiatan berfikir bersama dan demonstrasi peserta didik untuk selalu serius dalam
dengan bimbingan melalui LKS, mengikuti proses pembelajaran.
pemantapan dan penerapan konsep Hasil pembelajaran pada siklus II
melalui latihan soal-soal, dan pada lebih baik jika dibandingkan dengan hasil
akhirnya membuat kesimpulan. pembelajaran siklus I. Pada siklus II
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan jumlah skor aktivitas belajar peserta didik
dalam 2 siklus, yakni siklus I terdiri dari 3 yang diperoleh sebesar 15,6 yang
pertemuan. Dari 3 pertemuan terdiri atas 2 tergolong baik, dan rata-rata nilai hasil
pertemuan merupakan proses belajar yang diperoleh adalah 84.
pembelajaran dan 1 pertemuan untuk Hasil tersebut di atas menunjukkan
kegiatan evaluasi. Sedangkan untuk siklus penerapan model pembelajaran dengan
II terdiri dari 2 pertemuan untuk proses media wayang kartun dapat meningkatkan
pembelajaran dan 1 pertemuan untuk aktivitas dan prestasi belajar bahasa
kegiatan evaluasi guna mengetahui Indonesia pada materi bermain drama.
sejauh mana peserta didik memahami Model pembelajaran yang dirancang
materi yang sudah dipelajari bersama. dengan baik dapat merangsang pikiran,
Berdasarkan hasil observasi perasaan, perhatian dan kemauan peserta
aktivitas belajar peserta didik pada tabel didik sehingga dapat mendorong
4.6. rata-rata skor aktivitas belajar peserta terjadinya proses pembelajaran pada diri
didik pada siklus I adalah 14,18 yang peserta didik.
tergolong baik. Selain itu juga diperoleh Selain itu pengalaman yang
rata-rata nilai hasil belajar peserta didik diperoleh peneliti di lapangan selama
adalah 76 maka dengan demikian melakukan penelitian dengan penerapan
indikator ketercapaian yang diharapkan model pembelajaran dengan media
telah tercapai pada siklus ini. Namun wayang kartun potensi peserta didik dapat
melihat masih adanya kekurangan- tergali dan berpartisipasi aktif dalam
kekurangan pada siklus I dan untuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
memperbaiki proses pembelajaran dalam suasana kelas menjadi lebih hidup.
upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi Keadaaan ini membantu peserta didik
belajar peserta didik maka kegiatan lebih bersemangat mengikuti proses
dilanjutkan pada siklus II. Kekurangan pembelajaran. Di samping itu dengan
pada siklus I yakni kurangnya pemberian melibatkan peserta didik secara aktif
motivasi kepada peserta didik sebagai dalam proses pembelajaran misalnya
penanaman konsep awal materi yang membuka ruang untuk bekerjasama,
dibahas; pengaturan waktu yang tersedia bertukar pikiran dan melakukan kegiatan
selama pembelajaran berlangsung masih mandiri akan banyak membantu peserta
belum optimal; pemberian penjelasan didik untuk memahami dan menemukan
materi dan tata cara pembelajaran kurang prinsip-prinsip dasar dari pengetahuan
jelas; pengelolaan kelas kurang baik yang dipelajarinya.
sehingga pembelajaran menjadi kurang Dari teori-teori di atas dan
efektif, sebagian peserta didi kurang disesuaikan dengan hasil penelitian maka
paham dengan tata cara pembelajaran penggunaan wayang kartun dapat
model dan metode ini. meningkatkan aktivitas dan prestasi
Pelaksanaan pembelajaran siklus II belajar bahasa Indonesia pada materi
dilaksanakan dengan melakukan bermain peran peserta didik kelas XII IPA
perbaikan-perbaikan pada kekurangan

Haslan, Ahmad | 35
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 6 No.2 Tahun 2018

3 SMA Negeri 1 Wanasaba tahun DAFTAR PUSTAKA


pelajaran 2017/2018. Abdul Gafur, 2003, Kurikulum Berbasis
Kompetensi Sekolah Menengah
PENUTUP Pertama (SMP) Pedoman
A. Simpulan Penyusunan Materi Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang (Instructional Materials), Jakarta
telah dilaksanakan dapat disimpulkan Depdiknas Dirjen Dikdasmen
bahwa : Direktorat Pendidikan Lanjutan
1. Dengan penggunaan media wayang Pertama.
kartun dapat meningkatkan aktivitas Departemen Pendidikan Nasional, 2005,
belajar bahasa Indonesia pada materi Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bermain drama peserta didik kelas XII Jakarta, Balai Pustaka
IPA 3 tahun pelajaran 2017/2018. Hal Departemen Pendidikan Nasional, 2002,
ini terlihat dari peningkatan rata-rata Pembinaan danPengembangan
skor aktivitas belajar peserta didik yaitu Klub Bakat, Minat dan Kreativitas
siklus I rata-rata skornya 14,18 dengan Peserta didik, Jakarta.
kategori baik, dan siklus II rata-rata Departemen Pendidikan Nasional, 2004,
skornya 15,6 dengan kategori baik. Sarana Perawatan Media
2. Dengan penggunaan media wayang Pembelajaran SMP, Jakarta
kartun dapat meningkatkan prestasi Lukmanul Hakiim, Drs. M.Pd, 2008,
belajar bahasa Indonesia pada materi Perencanaan Pembelajaran,
bermain peran peserta didik kelas XII Bandung, CV Wacana Prima.
IPA 3 tahun pelajaran 2017/2018. Hal Majalah Media Pendidikan, Edisi Juni 2003,
ini terlihat dari peningkatan hasil belajar Januari 2004, Pebruari 2004
peserta didik yaitu siklus I rata-rata Moh. Uzer Usman, Drs, 1995, Menjadi Guru
nilainya adalah 76 dan pada siklus II Profesional, Bandung, PT Remaja
rata-rata nilainya 84. Rosdakarya.
B. Saran Nana Sudjana. Dr. 1988. Dasar-Dasar
Adapun saran-saran yang dapat Proses Belajar, Bandung. CV.
dikemukakan oleh penelitian dari hasil Sinar Baru
penelitian ini adalah sebagai berikut : Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 1991.
1. Kepada guru yang melaksanakan Media Pengajaran . Bandung, CV.
proses pembelajaran supaya lebih Sinar Baru
meningkatkan kreativitasnya dalam Suharsimi Arikunto. Dr. 1990. “Managemen
pembelajaran dan lebih banyak Pengajaran Manusiawi, Penerbit
menggunakan model pembelajaran Rineka Cipta.
yang bervariasi karena dengan model Suharsimi Arikunto. Prof. 2007. “ Penelitian
dan metode pembelajaran yang sesuai Tindakan Kelas”, Jakarta,
secara tidak langsung pengalaman Penerbit Bumi Aksara
belajar peserta didik lebih baik. Suharto Lasmono,2003, Pedoman
2. Peserta didik lebih fokus terhadap Pemanfaatan Program Media
materi yang akan dipelajari dan lebih Pembelajaran, Jakarta,
melibatkan diri dalam setiap kegiatan Pustekkom.
pembelajaran yang dilakukan karena Wayan Nurkancana, Drs dan P.P.N.
dapat memberikan pengalaman belajar Sumartana, Drs, 1986, Evaluasi
yang baik kepada diri peserta didik itu Pendidikan, Surabaya, Usaha
sendiri. Nasional.
3. Untuk pihak sekolah memotivasi dan Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas
melengkapi media/alat, serta sarana Berbahasa Indonesia, www.
dan prasarana pembelajaran agar guru Wayang, 2008.
dan peserta didik dapat meningkatkan
kualitas belajarnya.

Haslan, Ahmad | 36

Anda mungkin juga menyukai