Anda di halaman 1dari 12

Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.

3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


(BPL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI
BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X RPL 2 SEMESTER GENAP DI SMK
NEGERI 1 NEGARA

I Ketut Sudiatmika
SMK Negeri 1 Negara
Email: iketutsudiatmika@ymail.com

ABSTRACT
The purpose of this classroom action research is 1) increasing the students’
learning outcomes and 2) improving the students’ learning motivation by applying
Problem Based Learning (PBL). This research was conducted on class X RPL 2
SMK Negeri 1 Negara on the even semester, year 2018/2019, with total number of
students 36. This classroom action research was conducted in two cycles. The
results showed that 1) the average student learning outcomes on the first cycle was
86,94, categorized as good, and the classical completeness was 100%, while on the
second cycle, the average student learning outcomes was 85,07 , categorized as
good, and classical ketuntasan was 100%, and 2) the average student learning
motivation on the first cycle was 80,42, categorized as high. On the end of second
cycle, the average student learning motivation was 84,94, categorized as high. The
result showed that the PBL model was effective in improving Physics learning
achievement and learning motivation of students of class X RPL 2 SMK Negeri 1
Negaraon the even semester, year 2018/2019.

Key words: PBL model, learning outcomes, and learning motivation

PENDAHULUAN pendidikan, diharapkan siswa


Pendidikan merupakan suatu memiliki kompetensi untuk
usaha atau kegiatan yang dijalankan menghasilkan produk yang
dengan sengaja, teratur, dan bermanfaat, mengelola sumber daya
berencana yang bertujuan untuk alam secara efektif, dan efisien [2]
mengubah atau mengembangkan (Warta, 2009). Harapan ini sejalan
perilaku yang diinginkan [1] (Ali, dengan tujuan pendidikan nasional
2004). Definisi ini menunjukkan yang tercantum dalam UU No. 20
bahwa pendidikan mencakup Tahun 2003, yakni mengembangkan
pengembangan pengetahuan dan potensi siswa agar menjadi manusia
keterampilan dari siswa yang akan yang beriman dan bertakwa kepada
digunakan sebagai bekal dalam Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
kehidupan bermasyarakat. Melalui mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

163
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

mandiri, dan menjadi warga negara rendahnya hasil belajar fisika terjadi
yang demokratis serta bertanggung karena siswa tidak memahami kaitan
jawab. antara pelajaran dengan kehidupan
SMK Negeri 1 Negara merupakan sehari-hari dan pada saat kegiatan
salah satu sekolah menengah kejuruan pembelajaran guru masih belum
yang berada dibawah Pemerintah secara optimal menggali pengetahuan
Provinsi Bali dan bergerak di bidang awal yang telah dimiliki siswa.
pendidikan. SMK Negeri 1 Negara Indikasi rendahnya hasil belajar siswa
diharapkan sangat berperan dalam kelas X RPL 2 SMK Negeri 1 Negara
membantu perekonomian yang terlihat melalui observasi awal yang
berlangsung di Provini Bali dan di peneliti lakukan.
Kabupaten Jembrana pada khususnya. Permasalahan yang dipaparkan
Hal ini terjadi karena lulusan SMK tersebut menunjukkan bahwa hasil
Negeri 1 Negara tidak hanya mampu dan motivasi belajar siswa dalam
melanjutkan kejenjang perguruan pembelajaran fisika harus
tinggi namun juga mampu dikembangkan. Hasil belajar yang
menghasilkan lulusan yang dapat rendah menandakan bahwa siswa
langsung bekerja dan memiliki belum mampu menguasai dan
kompetensi sesuai dengan kompetensi mengaitkan isi pembelajaran dengan
yang dibutuhkan oleh dunia situasi kehidupan nyata [3] (Olibie &
kerja/dunia industri. Sehingga, Ezeoba, 2014). [4] Amin dan
diharapkan proses belajar yang Suardiman (2016) menyatakan bahwa
dialami siswa di sekolah dapat hasil belajar merupakan pengetahuan
membuat siswa memiliki kompetensi yang diperoleh atau keterampilan
pengetahuan dan keterampilan sesuai yang dikembangkan dalam pelajaran
harapan dunia kerja/dunia industri. di sekolah, yang biasanya ditunjukkan
Hasil observasi yang telah dengan nilai atau pekerjaan yang
dilakukan pada bulan Januari semester ditugaskan guru. Hasil belajar adalah
genap tahun pelajaran 2018/2019 di hasil belajar yang diperoleh dari
SMK Negeri 1 Negara, menunjukkan kegiatan pembelajaran di sekolah
pembelajaran yang berlangsung yang bersifat kognitif dan sejauh
belum mampu mewujudkan proses mana siswa mengausai bahan
belajar yang bermakna bagi siswa. pelajaran yang sudah diberikan serta
Kegiatan pembelajaran masih dinilai oleh para guru, sedangkan
didominasi oleh guru (teacher motivasi belajar merupakan suatu hal
centered) dan konsep awal yang telah yang membangkitkan semangat
dimiliki oleh siswa masih jarang belajar siswa yang nantinya akan
diperhatikan. Keadaan ini berdampak pada peningkatan hasil
menimbulkan rendahnya motivasi dan belajar siswa. Motivasi menimbulkan
berdampak pada hasil belajar fisika semangat, menjamin kelangsungan
siswa yang rendah. Selain itu, kegiatan belajar dan memberi arah

164
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

pada kegiatan belajar, sehingga tujuan mengenai keefektifan model


yang dikehendaki dapat tercapai [5] Pembelajaran PBL untuk
(Amaliah et al., 2014). Aspek yang meningkatkan hasil belajar dan
perlu dikembangkan dalam motivasi motivasi belajar. Penelitian oleh [7]
belajar meliputi 1) intrinsik dan Wibawa (2015) menunjukkan bahwa
ekstrinsik, 2) arah dan tujuan, 3) model pembelajaran PBL dapat
kepercayaan diri, dan 4) kegelisahan meningkatkan motivasi dan prestasi
pada penilaian [6] (Glynn dan belajar peserta didik pada mata
Koballa, 2006). pelajaran menggambar teknik mesin
Masalah tersebut perlu untuk di SMK Piri Sleman. Penelitian oleh
dicarikan alternatif pemecahannya, [8] Nafiah (2014) menunjukkan
yakni dengan menerapkan model bahwa model pembelajaran PBL
pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan keterampilan
berdasarkan pada paradigma berpikir kritis dan hasil belajar peserta
konstruktivis, yaitu model didik pada materi perbaikan dan
pembelajaran Problem Based seting ulang PC di SMK Islam
Learning (PBL) untuk meningkatkan Terpadu Smart InformatikaSurakarta
hasil belajar dan motivasi siswa dalam Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan
pembelajaran fisika. Penerapan PBL menerapkan Model Pembelajaran
dalam pembelajaran membuat siswa Problem Based Learnin (PBL)
aktif berdiskusi dan mencari informasi diharapkan dapat meningkatkan hasil
untuk memecahkan masalah yang belajar dan motivasi belajar fisika
dihadapinya dan menemukan siswa kelas X RPL 2 semseter genap
konsepnya sendiri. Dalam SMK Negeri 1 Ngara Tahun Ajaran
pembelajaran PBL siswa dibentuk 2018/2019.
dalam suatu kelompok-kelompok
kecil dan siswa saling bekerja sama METODE PENELITIAN
untuk memecahkan masalah yang Penelitian ini dilakukan di SMK
telah disepakati oleh siswa dan guru Negeri 1 Negara selama 3 bulan yakni
mata pelajaran. Ketika guru sedang dari bulan Pebruari s.d April 2019
menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan desain
PBL, siswa sering menggunakan classroom action research yang
berbagai metode pemecahan masalah, bertujuan untuk meningkatkan hasil
sehingga siswa akan berperan aktif belajar dan motivasi belajar fisika
mencari sumber informasi dari bacaan siswa kelas X RPL 2 semester genap
atau dengan melakukan percobaan- SMK Negeri 1 Negara tahun ajaran
percobaan sederhana serta mampu 2018/2019. Penelitian ini dirancang
menjelaskan semua informasi yang dalam dua kali siklus menyesuaikan
telah mereka temukan. dengan kompetensi dasar yang ingin
Penelitian sebelumnya telah dicapai. Siklus I terdiri dari 1 kali
memberikan bukti yang meyakinkan pertemuan untuk pre-test yang

165
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

meliputi tes pengetahuan awal hasil belajar, dan motivasi belajar


pemberian angket motivasi siswa, 2 fisika.
kali pertemuan untuk membahas Data yang diperoleh dianalisis
materi listrik statis, masalah yang secara deskriptif kualitatif. Data hasil
diakibatkan oleh listrik statis pada belajar siswa dikumpulkan dengan
komponen-komponen teknologi menggunakan tes hasil belajar pada
informasi dan komunikasi, serta 1 kali pre-test dan post-test. Tes hasil belajar
pertemuan untuk akhir siklus I pada pre-test dilakukan di awal
meliputi tes hasil belajar dan pertemuan. Kemudian tes hasil belajar
pemberian angket motivasi. Siklus II pada post-test dilakukan di akhir
terdiri dari 3 kali pertemuan untuk pertemuan. Tes hasil belajar
membahas materi hukum-hukum dilakukan pada setiap akhir siklus
kelistrikan arus searah, dan 1 kali dengan bentuk soal esay. Data
pertemuan untuk tes akhir siklus II motivasi belajar siswa dikumpulkan
meliputi tes hasil belajar dan dengan menggunakan angket. Angket
pemberian angket motivasi. motivasi diadaptasi dari Science
Pemberian pretest digunakan untuk Motivation Questionnaire (SMQ)
menggali pengetahuan awal yang yang dikembangkan oleh Glym dan
dimiliki siswa dan sekaligus sebagai Koballa tahun 2006. Motivasi belajar
acuan dalam menyempurnakan RPP yang meliputi aspek-aspek, yaitu: 1)
yang telah dibuat sebelumnya. RPP intrinsik dan ekstrinsik, 2) arah dan
yang dibuat disesuaikan dengan sintak tujuan, 3) keyakinan diri (self-
dari model pembelajaran PBL yakni: efficacy), dan 4) kegelisahan pada
1) Mengorganisasikan siswa kepada penilaian (assessment anxienty).
masalah; 2) Mengoorganisasikan Penelitian tindakan kelas ini dikatakan
siswa untuk belajar; 3) Membantu berhasil apabila skor rata-rata hasil
penyelidikan mandiri dan kelompo; 4) belajar siswa minimal pada kategori
Mengembangkan dan baik dan motivasi belajar siswa secara
mempersentasikan hasil karya serta umum minimal berada pada kategori
pameran; dan 5) Menganalsisi dan tinggi.
mengevaluasi proses pemecaran
masalah HASIL DAN PEMBAHASAN
Subjek penelitian tindakan kelas Hasil
ini adalah siswa kelas X RPL 2 SMK Berdasarkan penelitian yang telah
Negeri 1 Negara, jumlah iswa 36 dilakukan maka data hasil hasil
orang, terdiri dari 12 orang siswa laki- belajar siswa pertingkat kognitif untuk
laki dan 24 orang siswa perempuan preetest, akhir siklus I, dan akhir
pada tahun pelajaran 2018/2019. siklus II disajikan disajikan pada
Objek penelitian tindakan kelas ini Gambar 1.
adalah model pembelajaran PBL,

166
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

Perbandingan Nilai Prestasi


Belajar PerTingkat Kognitif
100
N
i
50 PRETEST
l
a SIKLUS I
i 0 SIKLUS II
C2 C3 C4
Tingkat Kognitif

Gambar 1 Perbandingan Nilai Rata-rata Tiap Tingkat Kognitif


Gambar 1 menunjukkan bahwa dengan kategori baik dimana pada
hasil pretest yang dilakukan untuk siklus I jumlah siswa dengan kategori
tingkat kognitif C2, C3, dan C4 cukup = 1, baik =33, dan sangat baik =
memiliki rata-rata 35,63 dengan 2 pada silus II sudah tidak ada siswa
kategori kurang. Terjadi peningkatan yang memiliki nilai dengan kategori
yang tajam pada akhir siklus I dengan cukup, jumlah siswa kategori baik = 34,
rata-rata total 86,94 dengan rata-rata dan sangat baik = 2. Penurunan rata-rata
masing-masing tingkat kognitif berada wajar terjadi karena materi yang ada
di atas 80. Pada akhir siklus II nilai rata- pada siklus II memiliki kompleksitas
rata total yakni 85,07 dan semua tingkat materi yang lebih tinggi dibandingkan
kognitif masih berada diatas 80. dengan siklus I.
Walaupun terjadi penurunan nilai rata- Data hasil perolehan dari motivasi
rata kelas dari 86,94 pada akhir siklus I belajar perindikator untuk preetest,
menjadi 85,07 pada akhir siklus II, akhir siklus I, dan akhir siklus II
namun terjadi kenaikan jumlah siswa disajikan disajikan pada Gambar 2.

Perbandingan Nilai Motivasi


Belajar Per Indikator
200
S 150
k 100
50 PRETEST
o
0
r SIKLUS I
SIKLUS II

Indikator

Gambar 2 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Per Indikator

167
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

Gambar 2 menunjukkan bahwa hasil siswa lainnya, apabila jarang


pretest motivasi belajar siswa yang diperhatikan oleh guru pada awal
dilakukan untuk indikator intrinsik, pembelajaran, maka akan mampu
ekstrinsik, arah dan tujuan, keyakinan, memunculkan kebingungan pada ranah
dan kegelisahan memiliki rata-rata kognitif siswa yang semakin kompleks.
87,80 dengan kategori rendah. Terjadi Hal ini akan menyebabkan rendahnya
peningkatan yang tajam pada akhir hasil belajar siswa. Rendahnya hasil
siklus I memiliki rata-rata total 143,35 belajar akan berdampak pada rendahnya
dengan kategori tinggi. Pada akhir motivasi siswa dalam belajar fisika.
siklus II nilai rata-rata total motivasi Paparan di atas mengindikasikan
belajar siswa masih meningkat yakni perlunya penerapan suatu model
menjadi 152,19 dengan kategori tinggi. pembelajaran yang memfasilitasi
pengetahuan awal dan dapat membantu
Pembahasan siswa dalam mengkonstruksi sendiri
Pembelajaran fisika dengan pengetahuan baru. Pemilihan model
menerapkan model pembelajaran pembelajaran yang tepat akan mampu
konvensional menimbulkan meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
permasalahan rendahnya hasil belajar Model pembelajaran PBL meupakan
siswa. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang mampu
pembelajaran konvensional diterapkan oleh guru fisika sebagai
menimbulkan suasana pembelajaran salah satu model pembelajaran yang
yang membosankan. Pengetahuan awal berlandaskan konstruktivistik dengan
siswa cenderung tidak diperhatikan menekankan sikap aktif pebelajar untuk
dalam pembelajaran konvensional. membangun pengetahuan ilmiah. Model
Padahal menurut pandangan pembelajaran PBL dapat memfasilitasi
konstruktivistik, pengetahuan awal dan membuat pembelajaran menjadi
siswa merupakan dasar untuk kondusif untuk mengembangkan
menanamkan pengetahuan ilmiah dalam pengetahuan, khusunya memfasilitasi
benak siswa. Kurang inovatifnya proses terjadinya peningkatan hasil belajar
pembelajaran menyebabkan siswa siswa. Penerapan model pembelajaran
sering menganggap fisika sebagai PBL diharapkan mampu menciptakan
pelajaran yang menakutkan katena pola pembelajaran yang berpusat pada
fisika dianggap sebagai suatu pelajaran siswa karena siswa sendirilah yang akan
yang rumit, tidak menyenangkan, dan terlibat aktif dalam proses
tidak bermanfaat, serta sebaran materi pembelajaran, guru berperan sebagai
yang begitu luas. Hal tersebut sangat fasilitator yang memberikan bimbingan
mempengaruhi proses pengetahuan berupa pertanyaan maupun pernyataan
dalam ranah kognitif siswa. saat siswa mengalami kendala dalam
Pengetahuan awal siswa yang sangat pemecahan masalahnya. Selain itu, guru
bervariasi antara satu siswa dengan dituntut menggali pengetahuan awal

168
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

siswa agar mampu menanamkan konsep pembelajaran terlihat belum optimal.


ilmiah serta memperkuat kejelasan Hal ini ditunjukkan dengan adanya
terhadap materi pelajaran dalam struktur beberapa kemampuan dan prilaku siswa
kognitif siswa. Akibatnya, dapat yang belum sesuai dengan harapan awal
meningkatkan hasil belajar fisika siswa pertemuan siklus I. Pada awal siklus I
secra menyeluruh. masih terdapat siswa yang enggan
Hasil pre-test pada awal siklus I mengemukakan pendapatatau
menunjukkan bahwa hasil belajar fisika menanggapi pertanyaan. Beberapa
siswa berada pada kualifikasi kurang. siswa juga tampak belum siap belajar
Rendahnya hasil belajar terlihat melalui dengan aktiviatas pembelajaran yang
nilai rata-rata siswa yaitu 35,63 dengan menerapkan model pembelajaran PBL.
nilai ketuntasan klasikal sebesar 0%. Hal ini dapat dimaklumi karena siswa
Rendahnya hasil belajar akan berakibat belum terbiasa belajar dengan model
langsung pada rendahnya motivasi pembelajaran PBL dan siswa masih
siswa dalam belajar. Rendahnya tampak terbiasa mengikuti pola
motivasi belajar terlihat melalui analisis pembelajaran sebelumnya yang
angket motivasi belajar fisika siswa cenderung berpusat pada guru (teacher
pada awal siklus yang berada pada centered).
kategori rendah. Data pre-test tentang Hasil analisis data preastasi belajar
hasil dan motivasi belajar tersebut siklus I memperlihatkan seluruh nilai
digunakan sebagai pijakan awal bagi hasil belajar sudah di atas kriteria
peneliti untuk merancang strategi keberhasilan yang ditetapkan dalam
pembelajaran. Adanya penerapan penelitian yakni sudah memenuhi
strategi yang tepat, diharapkan dapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
meningkaykan hasil dan motivasi pelajaran fisika yakni 70 dan ketuntasan
belajar fisika siswa. Penerapan model klasikal sudah mencapai 100%. Nilai
pembelajaran PBL menuntut guru rata-rata hasil belajar pada siklus I
berperan sebagai fasilitator, berada pada kategori baik. Pada hasil
memperhatikan pengetahuan awal siswa analisis terhadap pengimplementasian
yang diawali dengan model pembelajaran PBL, semua siswa
mengorganisasikan siswa pada masalah telah berhasil memenuhi kriteria
untuk memancing kemauan siswa keberhasilan. Walaupun seluruh siswa
dalam menyampaikan pendapat. Siswa telah berhasil, akan tetapi pada siklus I
juga diberi peluang secara tidak terjadi beberapa bentuk ketidak
langsung untuk mengkonstruksi optimalan sebagai akibat penyesuaian
pengetahuannya sendiri. gaya belajar siswa. Segala bentuk
ketidakoptimalan yang terjadi pada
Data hasil analisis proses proses pembelajaran di siklus I
pelaksanaan penerapan model kemudian dijadikan bahan refleksi yang
pembelajaran PBL pada siklus I dan selanjutnya akan dijadikan pijakan
siklus II menunjukkan siklus I kegiatan untuk proses pembelajaran pada siklus

164
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

II. Hasil refleksi tersebut meliputi: 1) penilaian. Hasil yang diperoleh tersebut
menekankan tahapan-tahapan model menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran PBL yang akan dilakukan pemeblajaran PBL dapat meningkatkan
siswa selama proses pembelajaran, 2) hasil yang dimiliki siswa.
mengulang kembali materi sebelumnya Temuan ini sejalan dengan
yang sudah diberikan kepada siswa penelitian yang dilakukan oleh [9]
pada pertemuan selanjutnya, 3) Hajar, et al., (2016) dalam jurnal
memotivasi dan mengefektifkan kerja peneltian Pendidikan Sosiologi dan
kelompok, 4) memberikan kesempatan Antropologi Fakultas Keguruan dan
lebih banyak kepada siswa untuk Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
bertanya dan mengajukan pendapat, dan Maret. Penelitian tersebut menyatakan
5) mengarahkan siswa agar meminjam bahwa pembelajaarn menggunakan
buku diperpustakaan untuk dijadikan model pembelajaran PBL dapat
pedoman tambahan dalam belajar fisika. meningkatkan hasil belajar siswa.
Upaya perbaikan pada siklus II Model PBL ini dapat meningkatkan
sebagai hasil refleksi siklus I hasil belajar siswa melaui tukar
menunjukkan hasil yang baik. pendapat dan gagasan antar siswa dalam
Walaupun pada siklus II terjadi kegiatan kelompok. Penelitian oleh
penurunan nilai rata-rata hasil belajar Nafiah (2014) dalam jurnal pendidikan
dibandingkan dengan siklus I, namun vokasi. Hasil penelitian menunjukkan
pada siklus II nilai hasil belajar siswa bahwa model pembelajaran PBL dapat
masih berada pada kulifikasi baik dan meningkatkan keterampilan berpikir
ketuntasn klasikal masih 100%. Pada kritis dan hasil belajar siswa.
siklus II guru berusaha mengoptimalkan Peningkatan ini terjadi setelah
semua langkah-langkah pada kegiatan dilakukan motivasi oleh ketua
pembelajaran dalam memfasilitasi kelompok agar semua anggota
peningkatan hasil belajar siswa. Hal kelompok berperan aktif dalam
tersebut yang menyebabkan nilai hasil pembelajaran dan penunjukan secara
belajar siswa masih tetap berada pada acak peserta sebagai moderator dalam
kategori baik. Hal ini juga tidak terlepas persentasi kelompok saat penyajian
dari motivasi belajar siswa yang hasil penelitian. Penelitian yang
ditumbuhan dari awal pembelajaran dilakukan oleh [10] Susiani (2015)
begitu juga pada kegiatan pembelajaran. dalam hasil penelitian Program Studi
Terjadinya penurunan nilai rata-rata dan Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
ketuntasan klasikal pada siklus II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
diindikasikan karena materi yang Universitas Sebelas Maret. Hasil
dibelajarkan memiliki tingkat penelitian menunjukkan bahawa model
kompleksitas lebih tinggi dibandingkan pembelajaran PBL mampu
dengan materi pada siklus I. Penurunan meningkatkan hasil belajar siswa dalam
nilai tersebut dirasa wajar karena masih aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
berada pada kriteria keberhasilan melalui keaktifan, kreatifitas, kerjasama

165
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

dan kepemimpinan dalam kelompok pada kegiatan pembelajaran di siklus I.


kecil. Selain itu, penelitian yang Pelaksanaan perbaikan tindakan
dilakukan [11] Arif (2015) dalam sripsi tersebut, memberikan dampak yang
Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas positif pada motivasi belajar siswa.
Ekonomi Universitas Negeri Semarang Dampak positif tersebut yaituterjadi
juga menemukan hasil yang hampir peningkatan skor rata-rata motivasi
sama. Hasil penelitian menunjukkan belajar siswa pada siklus II jika
bahwa model pembelajaran PBL dapat dibandingkan dnegan hasil yang
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar diperoleh pada siklus I (rata-rata siklus I
siswa, siswa juga menjadi lebih yaitu 143,35 dan rata-rata pada siklus II
berpartisipasi aktif dalam diskusi dalam yaitu 152,19). Skor rata-rata motivasi
pemecahan masalah. belajar siswa pada siklus II berada pada
Motivasi belajar siswa diperoleh kategori tinggi. Masing-masing dimensi
melalui penyebaran angket yang motivasi belajar siswa masih berada
dikumpulkan setiap akhisr sikulus. pada kategori tinggi. Ini menunjukkan
Hasil analisis data angket pada akhir penerapan model pembelajaran PBL
siklus I menunjukkan persebaran dapat menumbuhkan semangat atau
kriteria motivasi belajar yang dimiliki motivasi belajar siswa dalam
siswa. Sebanyak 3 siswa berkategori pembelajar fisika.
sangat tinggi, 30 siswa berkategori Model pemebalajaran PBL dapat
tinggi, dan 3 siswa berkategori cukup. membantu memfasilitasi peningkatan
Pada analisis data, terlihat bahwa ketiga motivasi belajar untuk setiap dimensi
orang siswa yang berada pada kategori yang meliputi; 1) motivasi intrisik, 2)
cukup memiliki tanggapan yang kurang motivasi ekstrinsik, 3) arah dna tujuan,
pada aspek kegelisahan pada penilaian. 4) keyakinan diri, dan 5) kegelisahan
Skor rendah yang diberikan siswa pada pada penilaian. Model pembelajaran
kategori tersebut berpengaruh terhadap PBL dapat membantu meningkatkan
aspek motivasi yang mereka peroleh. motivasi belajar siswa karena tahapan-
Siswa yang memiliki nilai motivasi tahapan pada model pembelajaran PBL
dalam kategori cukup diindikasikan menuntut siswa untuk berpartisipasi
belum memiliki kepercayaan besar aktif dalam kegiatan pembelajaran di
dalam dirinya, Skor rata-rata motivasi kelas, baik dalam mengajukan
belajar seluruh siswa berada pada pertanyaan maupun gagasan. Selain itu,
kategori tinggi (rata-rata = 143,35). peningkatan motivasi belajar ini juga
Penelitian dikatakan berhasil jika skor disebabkan karena meningkatnya hasil
rata-rata motivasi belajar siswa minimal belajar siswa. Peningkatan hasil belajar
berada pada kategori tinggi. Walaupun secara tidak langsung akan
dalam hasil angket motivasi belajar mempengaruhi motivasi siswa dalam
diperoleh hasil tinggi namun, tetap kegiatan pembelajaran fisika. Hasil
dilakukan suatu perbaikan terait belajar yang meningkat akan membuat
kendala-kendala yang pernah dihadapi siswa merasa lebih percaya diri dalam

166
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

menjawab pertanyaan yang disajikan Pelawi dan Sinulingga (2015) dalam


guru sehingga siswa tidak akan lagi Jurnal Pendidikan Fisika. Peneliti
menunggu jawaban dari guru ataupun menyatakan bahwa penerapan model
menyontek jawaban teman baik pada pembelajaran PBL lebih baik
saat pembelajaran di kelas maupun saat dibandingkan dengan model
dilaksanakan tes. Motivasi belajar yang pembelajaran konvensional, dimana
tinggi akan membantu siswa untuk lebih hasil belajar fisika siswa yang memiliki
mandiri tanpa terlalu mengharapkan motivasi belajar tinggi lebih baik
bantuan dari teman dalam mengerjakan dibandingkan dengan siswa yang
tugas. memiliki motivasi belajar rendah, dan
Temuan dalam penelitian ini sesuai terdapat interaksi antara model
dengan penelitian yang dilakukan oleh pembelajaran dengan motiivasi belajar
Wibawa (2015) dalam skripsi terhadap hasil belajar siswa. Pemaparan
Pendidikan Teknik Mesin Fakultas tersebut membuktikan secara empiris
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. dan teoritis bahwa model pembelajaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL sangat cocok diterapkan dalam
model pembelajaran PBL dapat pembelajaran fisika untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar meningkatkan hasil dan motivasi
siswa dimana dalam prosesnya peneliti belajar.
menekankan pada penciptaan kondisi SIMPULAN
yang kondusif dan mengarahkan Berdasarkan hasil penelitian dan
perhatian siswa pada pembelajaran. pembahasan yang telah diuraikan di atas
Penelitian yang dilakukan oleh [12] dapat disimpulan Penerapan model
Wijayanto (2009) dalam tesis Program pembelajaran Problem Based Learning
Studi Teknologi Pendidikan Program (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar
Pascasarjana Universitas sebelas Maret. dan motivasi belajar fisika siswa kelas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa X RPL 2 semester genap di SMK
ada pengaruh yang signifikan antara Negeri 1 Negara tahun pelajaran
model pembelajaran dengan hasil 2018/2019.
belajar dan ada pengaruh yang
signifikan antara tingat motivasi belajar REFRENSI
siswa terhadap hasil belajar dimaan Ali, M. 2004. “Peningkatan Pemerataan
siswa yang motivasi belajarnya tinggi Memperoleh Pendidikan
memiliki phasil belajar yang lebih baik Berkualitas Melalaui
dari pada siswa yang memiliki motivasi Akreditasi Sekolah”, Konvensi
belajar rendah. Selain itu dalam Nasional Pendidikan
penelitian ini juga ditemukan adanya Indonesia, Surabaya, V.5-9
interaksi pengaruh yang signifikan p.34-46, Oktober, 2004.
antara model pembelajaran dan motivasi
terhadap hasil belajar. Hal yang sama Warta, “Pendidikan Formal di Sekolah.
juga diungkap dalam penelitian [13] Kencana Prenada Media

167
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

Group”, Surabay, p.12-14, Siswa Kelas XI pada Mata


2009. Pelajaran Menggambar Teknik
Mesin di SMK PiriSleman”,
Olibie, E. I. & Ezeoba, K., “Ability and Skripsi Universitas Negeri
Location Differences in The Yogyakarta, Yogyakarta,
Effects of Guided Inquiry on 2015.
Nigerian Student’s
Achievement in Social Studies Nafiah, Y. N., “Penerapan Model
Curriculum”, Jurnal of Problem Based Learning
Education and Human untuk Meningkatkan
Development, Vol. 3 No. 4, Keterampilan Berpikir Kritis
p.335-344, 2014. dan Hasil Belajar Siswa”,
Jurnal Pendidikan Vokasi.
Amin, A. & Suardiman, S. P., Vol. 4 No. 1, p.125-143, 2014.
“Perbedaan Hasil belajar
Matematika Siswa Ditinjau Hajar, N. S., Darmono, A. Y. D., &
dari Gaya Belajar dan Model Budiati, A. C., “Penerapan
Pembeajaran”, Jurnal Prima Model Pemebelajaran Problem
Edukasi. Vol. 4 No. 1, p.12- Based Learning (PBL) untuk
19, 2016. Meningkatkan hasil belajar
Siswa Kelas X-3 Pada Mata
Amaliah, D., Mulyani, D., & Aeni, N., Pelajaran Sosiologi SMA
“Penerapan Model Mind Negeri Kebakkramat Tahun
Mapping dalam Upaya Ajaran 2015/2016”. PTK
Meningkatkan Motivasi Jurusan Pendidikan Sosiologi
mengajar Guru”, Research and Antropologi Fakultas
Development Journal of Keguruan dan Ilmu
Education, Vol. 1 No. 1, p.3- Pendidikan Universitas
15, 2014. Sebelas Maret, Surakarta,
Glynn, S. M. & Koballa, T., 2016.
“Motivation to Learning in Susiani, A., “Penerapan Model
College Science Handbook of Pembelajaran Problem Based
Collage Science Teaching Learning Untuk Meningkatkan
Chapter 3”, Edisi ke 3, Hasil Belajar Sosiologi Kelas
Arlington, National Science X-IIS 5 SMA Negeri 8
Teacher Association Press, p. Surakarta”, Artikel Program
110-150, 2006. Studi Pendidikan Sosiologi
Wibawa, R. K. P., “Penerapan Metode Antropologi FKIP Universitas
Pembelajaran Problem Based Sebelas Maret, Surakarta,
Learning untuk meniingkatkan 2015.
Motivasi dan Prestasi Belajar

168
Widyadari DOI: 10.5281/zenodo.3517892
Vol. 20 No. 2, Oktober 2019
e-ISSN 2613-9308 p-ISSN 1907-3232
________________________________________________________________________

[11] Arif, M., “Penerapan Model Learning terhadap Prestasi


Pembelajaran Problem Based Belajar Matematika Ditinjau
Learning Untuk meningkatkan dari Motivasi Belajar Siswa”,
Aktivitas dan Hasil Belajar Tesis Program Studi
Siswa Pada Kompetensi Dasar Teknologi Pendidikan
Mengidentifiakasi dan Program Pascasarjana
Mempraktekkan Cara Universitas Sebelas Maret,
Membuat Komunikasi Tulis di Surakarta, 2009.
SMK Widya Praja Ungaran”,
Skripsi Jurusan Pendidikan Palawi, H. S. & Sinulingga, K.,
Ekonomi Fakultas Ekonomi “Pengaruh Model Problem
Universitas Negeri Semarang, Based Learning dan Motivasi
Semarang, 2015. belajar terhadap Hasil Belajar
Siswa di Kelas X SMA Swasta
Wijayanto, M., “Pengaruh Penerapan Sinar Husni”, Jurnal
Model Problem Based Pendidikan Fisika. Vol. 5 No.
Learning dan Cooperative 1, p.32-37, 2015.

169

Anda mungkin juga menyukai