Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Laporan Keuangan

Devanda Arly Pramitha*1, Eko Wahjudi2

Program Studi Pendidikan Akuntansi


Universitas Negeri Surabaya
Surabaya, Indonesia

e-mail: devandapramitha16080304006@mhs.unesa.ac.id*1,
ekowahjudi@unesa.ac.id2

Abstrak
Riwayat Artikel Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah model
Tanggal diajukan: pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil
7 Juli 2020 belajar siswa pada materi laporan keuangan perusahaan jasa. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kepustakaan atau kajian literatur. Hasil yang diperoleh
Tanggal diterima :
21 Juli 2020
berdasarkan penelitian terdahulu yakni didapatkan bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil
Tanggal belajar siswa pada materi laporan keuangan perusahaan jasa. Hal ini
dipublikasikan: dikarenakan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan
15 Desember
2020 belajar siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mampu
menyusun pengetahuannya sendiri dengan melewati proses pemecahan pada
suatu masalah yang telah dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran ini sesuai dan relevan untuk diterapkan dalam materi laporan
keuangan karena pada materi tersebut membutuhkan keterampilan langsung
dan pemahaman yang lebih mendalam sehingga siswa dapat lebih memahami
suatu materi jika mereka harus diarahkan pada masalah nyata dan harus
diselesaikan.

Kata kunci: hasil belajar; laporan keuangan; problem based learning.

Abstract
The purpose of this study is to analyze whether the Problem Based Learning
(PBL) learning model can improve student learning outcomes of service
company financial statements. This type of research is library research or
literature study. The results obtained based on previous research, it is found
that the Problem Based Learning (PBL) learning model can improve student
learning outcomes in the material of financial services companies. This is
Pengutipan: because the Problem Based Learning (PBL) learning model can improve
Pramitha, D. A., & students' learning abilities to think critically, solve problems, and be able to
Wahjudi, E.
(2020).
organize their knowledge by going through the process of solving a problem
Penerapan Model that has been implemented. This shows that this learning model is appropriate
Pembelajaran and relevant to be applied in financial statement material because in that
Problem Based material requires direct skills and deeper understanding so students can better
Learning (PBL)
Untuk understand a material if they must be directed to a real problem and must be
Meningkatkan resolved.
Hasil Belajar
Siswa Materi Keywords: financial statements; learning outcomes; problem based
Laporan
Keuangan. Jurnal
learning
Pendidikan
Ekonomi
Undiksha, 12(2),
216–224.

216
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)

PENDAHULUAN yakni dengan menyempurnakan kurikulum


pendidikan di Indonesia.
Pendidikan adalah salah satu Peraturan Pemerintah Republik
indikator paling penting bagi kemajuan Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
sumber daya manusia (SDM) terutama di Standar Nasional Pendidikan menerangkan
Negara Indonesia. Hal ini disebabkan bahwa kurikulum merupakansalah satu
bahwa pendidikan memegang peranan perangkat terencana dan peraturan yang
yang benar-benar penting untuk diatur sedemikian rupaberkaitan dengan isi,
menumbuhkan dan meningkatkan kualitas tujuan, dan bahan ajar atau suatu cara
sumber daya manusia (SDM) pada yang dipakai sebagai acuan dalam
kehidupan sehari-hari. Suatu bangsa harus pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
menciptakan generasi yang memiliki daya untuk meraih suatu tujuan pada dunia
saing tinggi dan kemampuan untuk pendidikan. Kurikulum tersebut juga harus
menghadapi suatu tantangan didalam dunia berdasarkan dengan prinsip bahwa masing-
pendidikan pada masa depan nanti. masing makna yaitu keterampilan, sikap,
Pendidikan di Indonesia saat ini akan terus dan pengetahuan yang dicantumkan pada
menghadapi berbagai perubahan seiring kurikulum ini juga harus berwujud yang
dengan pesatnya perkembangan zaman. sama pada kemampuan dasar yang bisa
Hal tersebut dilaksanakan agar dapat dipelajari dan dikuasai oleh setiap peserta
melancarkan suatu usaha untuk didik sesuai dengan asas kurikulum
mengembangkan kualitas Bangsa berbasis kompetensi (Daryanto, 2014).
Indonesia dalam sektor pendidikan. Indonesia saat ini sudah
Peningkatan kualitas ini akan lebih terfokus mengimplementasikan kurikulum 2013
lagi karena telah tercantum dalam tujuan revisi 2017. Kurikulum ini bertujuan untuk
pendidikan nasional, yaitu untuk membentuk generasi yang kreatif, inovatif,
menumbuhkan kualitas dan nilai di berbagai produktif, dan afektif melalui pengukuhan
bentuk jenjang pendidikan. pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap
Tujuan dari pendidikan nasional yang terpadu (Mulyasa, 2017). Kurikulum
tersebut dapat dijelaskan dalam Undang- 2013 ini lebih mementingkan pada aktivitas
Undang Republik Indonesia Nomor 20 belajar siswa sehingga siswa diharuskan
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan untuk aktif dalam segi pengetahuannya. Hal
Nasional menyatakan bahwa pendidikan tersebut dapat menciptakan suatu interaksi
merupakan suatu upaya dan rencana untuk yang sejalan dengan proses suatu
melaksanakan situasi belajar dan proses hubungan yang dilakukan oleh guru,
pada pembelajaran supaya peserta didik peserta didik, masyarakat, dan lingkungan
dapat secara aktif menumbuhkan potensi yang lainnya. Kurikulum 2013 ini
yang ada didalam diri sendiri untuk menjelaskan bahwa guru hanya sebagai
mempunyai kekuatan spiritual dibidang fasilitator dalam arti siswa yang harus
keagamaan, pengendalian diri sendiri, banyak aktif dalam kegiatan pembelajaran
kepribadian individual, kepintaran di sekolah. Hal ini diharapkan agar hasil
emosional, akhlak mulia, dan keahlian yang belajar peserta didik dari aktivitas belajar
dibutuhkan untuk diri sendiri, masyarakat, mengajar bisa berhasil dan sejalan dengan
bangsa dan negara. Hal ini menunjukkan yang diharapkan.
bahwa pentingnya pendidikan nasional di Keberhasilan suatu proses belajar
Indonesia untuk mengembangkan kualitas mengajar bisa dilihat pada hasil belajar
sumber daya manusia terutama pada siswa yang meningkat saat proses belajar
sektor pendidikan yang telah direncanakan mengajar berlangsung. Hasil belajar yakni
oleh pemerintah. Pemerintah telah keahlian yang dimiliki oleh setiap peserta
melaksanakan berbagai upaya untuk didik setelah mereka dapat menjalani
meningkatkan kemajuan dalam sektor pengalaman belajarnya (Sudjana, 2014).
pendidikan. Berbagai upaya dari pemeritah Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2011)
dapat kita lihat pada perubahan-perubahan membagi hasil belajar pada tiga ranah
yang signifikan dalam sistem pendidikan yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik. Ketiga ranah diatas

217
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)

aspek yang digunakan adalah ranah proses pembelajaran (Rahayuningsih,


kognitif, karena ranah kognitif sangat 2017). Guru akan lebih sering aktif untuk
berkaitan dengan kemampuan dan menjelaskan materi yang diajarkan
keterampilan siswa dalam menguasai daripada siswanya. Metode seperti ini
pelajaran yang diberikan oleh guru dan bertentangan dengan kurikulum 2013 yang
dipakai untuk dapat melihat peningkatan mengharuskan siswa untuk kreatif dan
dari kemampuan belajar siswa. Hasil mandiri dalam proses pembelajarannya.
belajar dalam pandangan guru merupakan Selain itu metode ceramah ini akan
suatu proses pembelajaran yang membuat siswa menjadi tidak mandiri dan
diselesaikan dengan evaluasi hasil belajar, cenderung menjadi siswa yang kurang aktif
sedangkan hasil belajar dalam pandangan (Martutik, 2017). Selain itu siswa juga
peserta didik adalah berakhirnya sebuah kurang berpikir kritis dan kreatif pada suatu
proses pembelajaran. Menurut Dimyanti materi atau soal yang di serahkan oleh
dan Mudjiono (2013) mengatakan bahwa guru. Siswa juga akan merasa cepat bosan
evaluasi pada hasil belajar merupakan karena hanya gurunya saja yang aktif pada
suatu proses dimana untuk memastikan saat proses pembelajaran berlangsung
nilai belajar siswa dengan melalui kegiatan sedangkan siswa hanya diam
pengukuran dan penilaian hasil belajar. memperhatikan materi yang diajarkan oleh
Evaluasi hasil belajar ini lebih guru. Oleh karena itu guru seharusnya
mementingkan pada didapatkannya sebuah memberikan metode pembelajaran yang
informasi tentang tingkat akuisisi sesuai agar siswa menjadi lebih mandiri,
pengetahuan untuk menggapai suatu tujuan kreatif, dan aktif pada pembelajaran.
pembelajaran yang sudah ditetapkan. Agar siswa mampu mencapai hasil
Pemahaman siswa terhadap materi belajar yang diharapkan maka dibutuhkan
pembelajaran dapat diketahui melalui hasil sebuah penyelesaian yang sesuai untuk
evaluasi, sehingga informasi-informasi yang memecahkan masalah yang terjadi. Sesuai
bermakna dapat diperoleh dalam dengan masalah tersebut peneliti
pengambilan suatu keputusan. Oleh karena memberikan solusi yakni dengan
itu dalam penerapannya masalah mengimplementasikan model pembelajaran
pengukuran tersebut memiliki kedudukan Problem Based Learning (PBL) pada materi
yang sangat penting pada proses evaluasi. laporan keuangan perusahaan jasa.
Baik buruknya hasil evaluasi tergantung Menurut Arends (Hosnan, 2016) model
pada hasil pengukuran (Suryani, 2017) pembelajaran Problem Based Learning
Kenyataannya banyak hasil belajar (PBL) adalah suatu model pembelajaran
peserta didik yang masih cukup dikatakan yang menggunakan pendekatan berpusat
rendah dikarenakan guru masih belum pada siswa dalam suatu permasalahan
menggunakan model pembelajaran sesuai yang nyata sehingga peserta didik bisa
dengan yang telah ditetapkan oleh membangun pengetahuannya secara
pemerintah. Guru masih menggunakan mandiri, mengembangkan keterampilan diri
metode ceramah yang kurang bervariasi yang tinggi, membuat siswa menjadi
dan cenderung pasif pada saat mengajar mandiri dan mampu mengembangkan
(Irwansyah & Eresmawati, 2019). Menurut tingkat kepercayaan diri sendiri (Narmaditya
(Listiagfiroh dan Ellianawati, 2019) et al., 2018). Keterlibatan siswa secara
mengatakan bahwa di dalam kurikulum langsung dalam memecahkan suatu
2013 membahas tentang karakteristik masalah diharapkan mampu memberikan
masyarakat yang mampu menghadapi suatu pemahaman materi secara luas dan
suatu tantangan melalui sebuah mampu mengembangkan ide kreatif siswa
pembelajaran. Penerapan pembelajaran pada saat pembelajaran berlangsung.
masih berupa teacher centered atau Model pembelajaran ini mempunyai lima
berpusat kepada guru (Narmaditya, fase yang terdiri dari mengorientasikan
Wulandari, dan Sakarji, 2018). Kebanyakan siswa pada suatu masalah,
guru disini masih menerapkan metode mengorganisasi siswa untuk belajar,
konvensional yakni dengan metode membimbing penyelidikan individual
ceramah sebagai pilihan utama untuk ataupun kelompok, mengembangkan dan

218
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)

menyajikan hasil karya, menganalisis dan pembelajaran PBL juga memiliki kelemahan
mengevaluasi proses pemecahan yakni apabila peserta didik tidak minat atau
masaalah (Al-Tabany, 2014). Hal ini kurang percaya diri bahwa masalah mampu
diharapkan supaya dalam pembelajaran dipecahkan dengan baik, maka peserta
yang dilaksanakan juga maksimal dan didik enggan untuk mencoba, dan
siswa juga dapat aktif secara mandiri dalam membutuhkan banyak waktu untuk
pembelajaran. Mengingat betapa mempersiapkan model pembelajaran ini.
pentingnya penggunaan suatu model dalam Berbagai kelemahan tersebut mampu
suatu pembelajaran untuk mampu diatasi dengan cara guru memberikan
memperbaiki dan menghindari dari strategi pembelajaran yang sesuai
kemampuan belajar siswa yang masih sehingga pada saat proses pembelajaran
rendah. berlangsung dengan suasana yang tepat
Model pembelajaran Problem Based dan menyenangkan akan membuat siswa
Learning (PBL) ini juga mempunyai dapat menikmati proses pembelajaran
beberapa kelebihan yakni mendorong siswa secara nyaman.
agar dapat mempunyai keterampilan untuk Model pembelajaran Problem Based
memecahkan suatu masalah tertentu pada Learning (PBL) ini juga cocok bila di
situasi kehidupan yang nyata, siswa terapkan dalam mata pelajaran akuntansi
mempunyai kemampuan untuk dasar terutama kompetensi dasar
mengembangkan pengetahuannya sendiri menyusun laporan keuangan, karena dalam
dengan menjalani aktivitas belajar, siswa materi tersebut dibutuhkan adanya suatu
akan menjadi lebih mudah dalam mengerti pencarian agar dapat menemukan akar dari
pada suatu materi tanpa menghafal dan permasalahan yang terjadi (Martutik, 2017).
menyimpan sebuah informasi karena Materi laporan keuangan ini akan
pembelajaran berfokus pada sebuah membahas tentang menyusun neraca lajur,
masalah, siswa melakukan suatu kegiatan laporan laba rugi, laporan perubahan
ilmiah dengan kerja dengan kelompok, ekuitas, neraca, dan laporan arus kas.
peserta didik akan terbiasa memakai Karakteristik pada materi ini cocok untuk
sumber-sumber yang ada di perpustakaan, dipadukan dengan model pembelajaran
internet, observasi, ataupun wawancara, Problem Based Learning (PBL) ini karena
dan sebagainya (Shoimin, 2017). Menurut pada inti dalam model pembelajaran
Wyness dan Dalton, (2018) Model tersebut adalah suatu penyelidikan
pembelajaran PBL apabila terhadap permasalahan (Asvifah, 2019).
diimplementasikan ke peserta didik mampu Terdapat beberapa penelitian yang
mempengaruhi keterampilan peserta didik mendukung pada penelitian ini. Menurut
untuk arah yang lebih positif untuk Hsu, Yen, dan Lai (2016) menjelaskan
memecahkan masalah dengan melalui bahwa model pengajaran PBL ini mampu
kerja sama dengan kelompok, menemukan meningkatkan hasil belajar siswa.
solusi dari suatu permasalahan pada Penelitian yang dilakukan oleh Asvifah
penulisan laporan dan saat presentasi. (2019) menjelaskan bahwa penerapan
Selain kelebihan model pembelajaran model pembelajaran Problem Based
Problem Based Learning (PBL) ini memiliki Learning (PBL) mampu menaikkan hasil
berbagai kelemahan dimana tidak bisa belajar siswa. Hal tersebut selaras dengan
diimplementasikan pada setiap materi penelitian yang dilaksanakan oleh Nisak
pembelajaran, kelas yang mempunyai dan Sari (2013) bahwa penerapan model
tingkat keberagaman siswanya tinggi akan pembelajaran Problem Based Learning
sulit untuk membagi tugas, jumlah siswa (PBL) mampu menaikkan Aktivitas belajar
yang terlalu banyak, siswa akan merasa siswa. Selain itu dalam penelitian yang
takut apabila guru tidak bisa memotivasi dilaksanakan oleh Narmaditya et al. (2017)
siswa untuk menjadi pribadi yang berani, menjelaskan bahwa menggunakan model
dan sulit menyusun pertanyaan yang sesuai pembelajaran PBL mampu meningkatkan
pada tingkat berpikir dan mudah di mengerti prestasi belajar siswa.
oleh siswa (Martutik, 2017). Selain itu
menurut (Rosidah, 2018) model

219
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Jenis pada penelitian ini yakni Berdasarkan studi literatur dari
penelitian kepustakaan atau kajian literatur berbagai penelitian terdahulu, Vatoni dan
(literature review) dengan menggali suatu Sukanti (2019) menjelaskan bahwa dalam
rujukan teori yang sesuai pada kasus penelitiannya menggunakan jenis penelitian
permasalahan yang ditemukan. Sifat dalam tindakan kelas (PTK). Penelitian jenis ini
penelitian ini adalah analisis deskriptif, terdapat dua siklus yang dimana pada
yakni penyajian secara teratur terkait setiap siklus sendiri memiliki beberapa
dengan data yang didapatkan, kemudian tahapan yakni perencanaan (planning),
memberikan suatu pemahaman dan pelaksanaan (action), pengamatan
penjelasan supaya mampu dipahami oleh (observation), dan refleksi (reflection).
pembaca. Kajian ini adalah kajian dari Tahap perencanaan (planning) diawali
berbagai sumber yang dapat diperoleh dari dengan mengusulkan suatu topik untuk di
berbagai macam analisis kemudian diskusikan bersama, menyediakan suatu
dibandingkan dan digabungkan, sehingga model pembelajaran untuk
dapat menghasilkan karya tulis ilmiah ini. diimplementasikan dan menjelaskan
Jenis dari penelitian yang digunakan adalah masalah yang harus dipecahkan (Asyari, Al
penelitian systematic literature review yakni Muhdhar, Susilo, dan Ibrohim, 2016).
menjelaskan bahwa metodelogi penelitian Langkah selanjutnya adalah tahap
dan pengembangan yang dilaksanakan pelaksanaan (action) dan tahap
untuk menggabungkan serta menilai pengamatan (observation), guru harus
penelitian yang terikat pada inti suatu topik berperilaku khusus untuk mengamati
tertentu. Tujuan dari systematic literature aktivitas siswa dikelas namun seorang guru
review adalah untuk menelaah, disini hanya sebagai pengamat dalam
mengidentifikasi, menilai, dan mengartikan model pembelajaran yang diterapkan
semua penelitian yang terkait pada topik berdasarkan rencana sebelumnya
fenomena yang menarik dengan berbagai (Narmaditya, Wulandari, dan Sakarji, 2018).
pertanyaan dalam penelitian tertentu yang Selanjutnya yakni tahap perencanaan
sesuai (Triandini, Jayanatha, Indrawan, (planning) pada tahap ini guru akan
Werla Putra, dan Iswara, 2019). melaksanakan evaluasi dari tahap
sebelumnya untuk dilanjutkan ke tahap
Penelitian ini dilakukan dalam lima
berikutnya. Tahapan-tahapan ini memiliki
tahapan kegiatan. Pertama, mengkaji data
peran penting untuk meningkatkan hasil
tentang penerapan model pembelajaran
belajar siswa. Apabila dalam siklus I masih
Problem Based Learning (PBL) untuk
tidak sama dengan yang diinginkan maka
meningkatkan hasil belajar siswa materi
akan didesain melalui siklus II, dan jika
laporan keuangan. Kedua, mengidentifikasi
pada siklus I telah sama dengan apa yang
suatu permasalahan yang terkait. Ketiga,
diharapkan maka akan tetap dilaksanakan
membuat perumusan masalah terkait
pada siklus II untuk penguatan.
dengan fokus permasalahan yang ditelaah
Hal ini sejalan dengan Arikunto et al.
dan dianalisis. Keempat, mengumpulkan
(2017) bahwa penelitian tindakan kelas
data dan materi terkait dengan fokus
(PTK) jumlah siklusnya paling tidak ada dua
masalah guna mendukung kekuatan
siklus. Setiap siklus diadakan tes yang
analisis permasalahan yang ada. Kelima,
dipakai untuk menilai kemampuan belajar
menganalisis dan menyajikan apakah
siswa. Tes ini biasa disebut juga sebagai
penerapan model pembelajaran Problem
postest. Hasil belajar yang berhasil pada
Based Learning (PBL) mampu
setiap siklus dapat diketahui setelah
meningkatkan hasil belajar siswa terkait
menghitung skor postest yang telah
materi laporan keuangan. Meskipun dalam
dikerjakan oleh siswa. Kemudian akan
penerapannya tanpa menerapkan secara
dihitung rata-rata kelas dan hasilnya akan
langsung, karena penelitian ini dapat
menunjukkan telah mencapai kriteria
dianalisis serta dikaji dari berbagai jurnal,
berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran
buku dan internet.
dari berapa banyak siswa yang mendapat
nilai minimal 75 (Utari dan Mustikawati,

220
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)

2017). Satu kelas dapat dikatakan tuntas lebih mengutamakan pada pengembangan
dalam belajarnya apabila pada kelas kemampuan siswa secara mandiri. Hal
tersebut terdapat ≥ 80% siswa yang sudah tersebut akan tampak pada saat siswa
menuntaskan belajarnya (Mulyasa, 2017). melaksanakan diskusi pada kelompoknya.
Menurut Anggraini, Djaja, dan Kartin Menurut Hsu, Yen, dan Lai (2016)
(2013) hasil penelitian yang dilaksanakan menjelaskan bahwa suatu pembelajaran
terjadi kenaikan ada hasil belajar nilai yang menggunakan pengajaran PBL akan
ulangan harian peserta didik siklus I rerata mampu meningkatkan kegiatan membaca
nilai sebesar 74,84 dengan presentase siswa dalam pembelajaran akuntansi
ketuntasan klasikal 75,67% dan rerata hasil keuangan dan bisa meningkatkan
belajar siklus II meningkat menjadi 82,13 keterampilan siswa untuk belajar secara
dan presentase ketuntasan klasikal sebesar mandiri. Setiap siswa disini akan diberikan
89,19%. Penelitian yang dilakukan oleh suatu kesempatan untuk melakukan
Herliani dan Sibarani (2017) pada kegiatan pembelajaran secara aktif dengan
mahasiswa juga menunjukkan bahwa pada kemampuan yang dimilikinya. Siswa juga
awal nilai pretest hanya terdapat 4 orang akan mendapat kebebasan dalam
dengan presentase 23,54% mahasiswa mengajukan suatu ide, gagasan ataupun
yang tuntas dalam pembelajaran sebuah pendapat yang akan didiskusikan
sedangkan pada siklus I terdapat 9 tanpa dibebani dengan rasa takut untuk
mahasiswa dengan presentase 52,94% salah (Martutik, 2017). Siswa juga diberikan
yang tuntas dalam proses belajar mengajar, kesempatan untuk saling berbagi sebuah
dan pada siklus ke II yang tuntas menjadi informasi satu sama lain dengan baik
14 mahasiswa dengan presentase 82,35%. sehingga dapat dipelajari melalui diskusi
Selain itu penelitian yang dilaksanakan oleh dengan kelompoknya. Hal ini dapat
Rahayuningsih (2017) mengatakan diartikan bahwa lebih efektif pengajaran
penelitiannya dilaksanakan melalui dua dilakukan dengan teman sebaya dari pada
siklus didalamnya dilaksanakan refleksi dan pengajaran yang dilakukan oleh guru
terjadi kenaikan pada hasil belajar siswa. (Anita, 2003). Sejalan dengan itu menurut
Menurut Martutik (2017) model Shoimin (2017) kelebihan lain dari model
pembelajaram berbasis masalah (problem pembelajaran tersebut adalah siswa mudah
based learning) ini mampu menaikkan hasil menguasai suatu materi dalam
belajar siswa dalam mata pelajaran pembelajaran yang sudah diajarkan oleh
akuntansi perusahaan jasa materi guru dan juga mampu mengatasi kesulitan
memproses laporan keuangan perusahan belajarnya melalui diskusi dengan
jasa dan perusahaan dagang siswa kelas X kelompok. Hal ini dikarenakan guru
Akuntansi 1 SMKN 18 Jakarta. Siklus I hanyalah menjadi fasilitator dalam proses
rerata hasil belajar sebesar 75,29, belajar mengajar (Martutik, 2017).
sedangkan siklus ke II rerata hasil belajar Selain itu model pembelajaran ini juga
sebesar 80,82 dengan arti dalam siklus II bisa mengembangkan aktivitas belajar
terjadi kenaikan sebesar 5,53. Hal ini juga siswa yaitu menjawab pertanyaan,
searah dengan Asvifah (2019) yang melaksanakan diskusi dangan kelompok,
menyatakan bahwa hasil belajar siswa juga berkolaborasi dengan kelompok,
mengalami kenaikan dengan dibuktikannya mempresentasikan hasil diskusi kelompok,
ketuntasan klasikal pada setiap siklus mengajukan sebuah pertanyaan, dan
sebesar 70% di siklus I dan 86% untuk mengemukakan pendapat diri sendiri (Nisak
siklus II. dan Sari, 2013). Model pembelajaran ini
Hal ini dapat dibuktikan bahwa model dapat memberikan kontribusi untuk
pembelajaran Problem Based Learning pembelajaran karena siswa dapat
(PBL) mengalami peningkatan pada mengembangkan dan meningkatkan
pembelajaran di setiap siklusnya. kemampuan belajar mereka. Model
Peningkatan ini timbul karena dalam pembelajaran problem based learning(PBL)
pembelajarann guru menerapkan model ini juga mampu membantu siswa agar
pembelajaran problem based learning dapat belajar secara aktif, menumbuhkan
(PBL) setiap tahap pada model PBL ini perilaku kemandirian siswa dalam kegiatan

221
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)

belajar mengajar, dan menumbuhkan rasa pengetahuannya sendiri dengan mengatasi


tanggung jawab penuh untuk proses belajar masalah yang dilaksanakan dengan
mengajar di sekolah (Khusaini, Lestari, dan seksama tanpa harus mengingat dan
Agustin, 2018). Hal tersebut jelas berbeda menyimpan sebuah informasi yang didapat
pada hasil belajar yang menerapkan sehingga suatu masalah mampu
metode konvensional atau metode terselesaikan dengan baik. Model
ceramah. Menerapkan model PBL pada pembelajaran ini didalamnya siswa dituntut
pelajaran akuntansi dapat memberikan untuk mengatasi suatu masalah yang telah
dorongan pada siswa agar aktif diberikan guru. Model pembelajaran ini
berpartisipasi didalam kelompoknya dan sesuai bila diterapkan pada materi laporan
lebih mudah untuk menguasai suatu materi keuangan karena pada materi tersebut
pembelajaran dengan model pembelajaran adalah suatu materi yang membutuhkan
yang menyenangkan sehingga mampu keterampilan langsung dan pemahaman
menaikkan perhatian, ketertarikan dan yang lebih mendalam sehingga siswa bisa
variasi pada diri peserta didik untuk lebih mengerti suatu materi jika mereka
mengerti akan pada suatu materi yang dihadapkan pada masalah nyata yang
diberikan dan kemudian mampu harus diselesaikan (Narmaditya et al.,
meningkatkan prestasi belajarnya 2017). Siswa juga akan belajar melalui
(Rahayuningsih, 2017) menjelaskan bahwa proses yang didapat dari penyelesaian
suatu pembelajaran yang menggunakan masalah yaitu dengan mengkonstruk
pengajaran PBL akan mampu pengetahuan yang dimiliki kedalam
meningkatkan kegiatan membaca siswa permasalahan yang akan diselesaikan
pada mata pelajaran akuntansi keuangan (Narmaditya et al., 2017). Siswa juga dapat
dan dapat meningkatkan keterampilan lebih memahami materi secara mendalam
siswa untuk belajar secara mandiri. dan menyeluruh. Model pembelajaran ini
Perpaduan antara model apabila diterapkan menunjukkan suatu
pembelajaram problem based learning peningkatan dan juga sebagai alternatif
(PBL) dengan materi menyusun laporan pada model pembelajaran untuk
keuangan perusahaan jasa merupakan meningkatkan kemampuan cognitive,
suatu kegiatan yang efektif (Asvifah, 2019). affective, dan physcomotor (Rahayuningsih,
Dimana materi laporan keuangan ini 2017). Model pembelajaran PBL apabila
memerlukan suatu pemahaman yang tepat pada sasarannya akan membantu
mendalam dan menyeluruh yang tentunya siswa untuk mengembangkan keterampilan
sangat sulit diterima jika model yang sesuai dalam meningkatkan daya
pembelajaran yang digunakan kurang saing mereka di masa yang akan datang
cocok dan kurang memberikan pengertian (Hsu et al., 2016). Berdasarkan uraian dari
secara mendalam kepada siswa. Model beberapa peneliti diatas bisa disimpulkan
pembelajaran ini bila diterapkan dalam bahwa model pembelajaran problem based
materi laporan keuangan juga mampu learning (PBL) ini mampu meningkatkan
membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi laporan
kemampuannya dalam memecahkan keuangan perusahaan jasa.
masalah, berpikir kritis, dan mampu
menyusun pengetahuannya sendiri dengan SIMPULAN DAN SARAN
melewati proses pemecahan pada suatu Berdasarkan critical review (kajian
masalah yang telah dilaksanakan. literatur) dari beberapa peneliti diatas, maka
Diharapkan dalam hal ini siswa bisa dapat menjawab masalah yang terjadi yaitu
menaikkan pengetahuan pada suatu materi model pembelajaran problem based
yang telah diajarkan guru. Hal tersebut learning (PBL) dapat meningkatkan hasil
akan berpengaruh pada hasil belajar siswa belajar siswa materi laporan keuangan
materi menyusun laporan keuangan perusahaan jasa. Hal ini dikarenakan model
perusahaan jasa. pembelajaran ini dapat meningkatkan
Menurut (Asvifah, 2019) model kemampuan belajar siswa untuk
pembelajaran ini juga dapat membuat siswa memecahkan masalah, berpikir kritis, dan
untuk mengerti dan mampu mengkonstruk mampu membangun pengetahuannya

222
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)

sendiri dengan melalui proses pemecahan 7 No 3.


pada suatu masalah yang telah Asyari, M., Al Muhdhar, M. H. I., Susilo, H.,
dilaksanakan. Hal ini membuktikan bahwa & Ibrohim, I. (2016). Improving critical
model pembelajaran tersebut sesuai dan thinking skills through the integration of
selaras untuk diterapkan pada materi problem based learning and group
laporan keuangan karena pada materi investigation. International Journal for
tersebut adalah suatu materi yang Lesson and Learning Studies, 5(1),
membutuhkan keterampilan langsung dan 36–44. https://doi.org/10.1108/IJLLS-
pemahaman yang lebih mendalam 10-2014-0042
sehingga siswa dapat lebih memahami Daryanto. (2014). Pendekatan
suatu materi jika mereka diarahkan pada Pembelajaran Saintifik Kurikulum
masalah nyata yang harus diselesaikan. 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava
Saran yang bisa diberikan oleh Media.
peneliti yakni untuk menerapkan model Dimyanti, & Mudjiono. (2013). Belajar dan
pembelajaran problem based learning Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
(PBL) mampu menjadi sebuah alternatif Herliani, R., & Sibarani, C. G. G. (2017).
untuk memecahkan suatu masalah dalam Penerapan Model Pembelajaran
pembelajaran dan bisa dijadikan suatu Problem Based Learning (PBL)
acuan untuk peneliti lain dengan penelitian Berbasis Blended Learning Untuk
yang relevan atau pengembangannya di Meningkatkan Motivasi Dan Hasil
masa depan. Belajar Akuntansi. Jurnal Teknologi
Pendidikan (JTP), 10(2), 175–179.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.24114/jtp.v10i2.8732
Al-Tabany. (2014). Mendesain Model Hosnan, M. (2016). Pendekatan Saintifik
Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Dan Konstektual Dalam Pembelajaran
Konstektual: konsep, landasan, dan Abad 21 (Edisi keti). Bogor: Ghalia
implementasi pada kurikulum 2013 Indonesia.
(Kurikulum Tematik Integratif / TIK). Hsu, C.-S., Yen, S.-H., & Lai, W.-H. (2016).
Jakarta: Prenadamedia Group. The Effectiveness of Problem-Based
Anggraini, N. A, Djaja, S., & Kartin, T. Learning in the Accountiing Course.
(2013). Penerapan Metode Asian Journal of Finance &
Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Accounting, (151).
Meningkatkan Keterampilan dan Hasil Indonesia, R. Peraturan Pemerintah
Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kalisat 2005 Tentang Standar Nasional
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Pendidikan.
Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Indonesia, R. Undang-Undang Republik
Keuangan Perusahaan Jasa Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Semester. Artikel Ilmiah Mahasiswa Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
UNEJ, (1). Irwansyah, M. R., & Eresmawati, K. (2019).
Anita, L. (2003). Cooperative Learning Group To Group Exchange (GGE):
Memperaktikkan Cooperative Learning Strategi Pembelajaran untuk
di Ruang-ruang kelas. Jakarta: Meningkatkan Hasil dan Aktivitas
Grasindo. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2017). Ekonomi. Jurnal Pendidikan Ekonomi
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Undiksha, 11(2), 375–382.
Bumi Aksara. https://doi.org/10.23887/jjpe.v11i2.214
Asvifah, F. F. (2019). Penerapan Model 81
Pembelajaran Problem Based Khusaini, K., Lestari, S., & Agustin, N. A.
Learning (PBL) Untuk Meningkatkan (2018). The Application of Problem-
Hasil Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi Based Learning Methods to Improve
Pada Materi Pelajaran Akuntansi Economic Learning Outcomes and
Keuangan Di SMK Negeri 1 Sooko Motivation. Dinamika Pendidikan,
Mojokerto. Pendidikan Akuntansi, Vol 13(2), 218–227.

223
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)

https://doi.org/10.15294/dp.v13i2.1663 Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran


4 Inofatif Dalam Kurikulum 2013.
Listiagfiroh, W., & Ellianawati, E. (2019). A Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Problem Based Learning: Practicing Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses
Students’ Critical Thinking Skills with Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Cognitive Style Dependent Fields and Rosdakarya.
Independent Fields. Jurnal Penelitian Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil Proses
& Pengembangan Pendidikan Fisika, Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
5(2), 169–176. Rosdakarya.
https://doi.org/10.21009/1.05212 Suryani, Y. E. (2017). Pemetaan kualitas
Martutik. (2017). Peningkatan Hasil Belajar empirik soal ujian akhir semester pada
Memproses Laporan Keuangan mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA
Perusahaan Jasa dan Dagang Melalui di Kabupaten Klaten. Jurnal Penelitian
Penerapan Model Pembelajaran Dan Evaluasi Pendidikan, 21(2), 142.
Problem Based Learning SMK Negeri https://doi.org/10.21831/pep.v21i2.107
18 Jakarta. GEMAEDU, 2(3), 222–231. 25
Mulyasa. (2017). Pengembangan dan Triandini, E., Jayanatha, S., Indrawan, A.,
Implementasi Kurikulum 2013. Werla Putra, G., & Iswara, B. (2019).
Bandung: Remaja Rosdakarya. Metode Systematic Literature Review
Narmaditya, B. S., Wulandari, D., & Sakarji, untuk Identifikasi Platform dan Metode
S. R. B. (2018). Does Problem-Based Pengembangan Sistem Informasi di
Learning Improve Critical Thinking Indonesia. Indonesian Journal of
Skill? Jurnal Cakrawala Pendidikan, Information Systems, 1(2), 63.
37(3). https://doi.org/10.24002/ijis.v1i2.1916
https://doi.org/10.21831/cp.v38i3.2154 Utari, D. T., & Mustikawati, R. I. (2017).
8 Implementation of Problem Based
Narmaditya, B., Winarning, W., & Learning Model To Improve Creative
Wulandari, D. (2017). Impact of Thinking Ability. Jurnal Pendidikan
Problem-Based Learning on Student Akuntansi Indonesia, 15(1).
Achievement in Economics Course. https://doi.org/10.21831/jpai.v15i1.148
Classroom Action Research Journal, 14
1(1), 1–11. Vatoni, N. N., & Sukanti, S. (2019).
https://doi.org/10.17977/um013v1i1201 Penerapan Strategi Pembelajaran
7p001 Problem Based Learning Untuk
Nisak, C., & Sari, A. R. (2013). Penerapan Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi
Model Problem Based Learning Untuk Dasar Siswa Kelas X Akuntansi 1
Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi SMKN 1 Tempel Tahun Ajaran
Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan 2017/2018. Jurnal Profita: Kajian Ilmu
Akuntansi Indonesia, 11(1), 82–99. Akuntansi, 7(3).
https://doi.org/10.21831/jpai.v11i1.168 Wyness, L., & Dalton, F. (2018). The Value
1 of Problem-Based Learning in
Rahayuningsih, M. (2017). Peningkatan Learning for Sustainability:
Motivasi Dan Hasil Belajar Akuntansi Undergraduate Accounting Student
Jasa Dengan Pembelajaran Problem Perspectives. Journal of Accounting
Based Learning. Indonesian Journal of Education, 45(August 2017), 1–19.
Education and Learning, 1(1), 43–51. https://doi.org/10.1016/j.jaccedu.2018.
https://doi.org/10.31002/IJEL.V1I1.438 09.001
Rosidah, C. T. (2018). Penerapan Model
Problem Based Learning Untuk
Menumbuhkembangkan Higher Order
Thinking Skill Siswa Sekolah Dasar.
INVENTA, 2(1), 62–71.
https://doi.org/10.36456/inventa.2.1.a1
627

224

Anda mungkin juga menyukai