e-mail: devandapramitha16080304006@mhs.unesa.ac.id*1,
ekowahjudi@unesa.ac.id2
Abstrak
Riwayat Artikel Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah model
Tanggal diajukan: pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil
7 Juli 2020 belajar siswa pada materi laporan keuangan perusahaan jasa. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kepustakaan atau kajian literatur. Hasil yang diperoleh
Tanggal diterima :
21 Juli 2020
berdasarkan penelitian terdahulu yakni didapatkan bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil
Tanggal belajar siswa pada materi laporan keuangan perusahaan jasa. Hal ini
dipublikasikan: dikarenakan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan
15 Desember
2020 belajar siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mampu
menyusun pengetahuannya sendiri dengan melewati proses pemecahan pada
suatu masalah yang telah dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran ini sesuai dan relevan untuk diterapkan dalam materi laporan
keuangan karena pada materi tersebut membutuhkan keterampilan langsung
dan pemahaman yang lebih mendalam sehingga siswa dapat lebih memahami
suatu materi jika mereka harus diarahkan pada masalah nyata dan harus
diselesaikan.
Abstract
The purpose of this study is to analyze whether the Problem Based Learning
(PBL) learning model can improve student learning outcomes of service
company financial statements. This type of research is library research or
literature study. The results obtained based on previous research, it is found
that the Problem Based Learning (PBL) learning model can improve student
learning outcomes in the material of financial services companies. This is
Pengutipan: because the Problem Based Learning (PBL) learning model can improve
Pramitha, D. A., & students' learning abilities to think critically, solve problems, and be able to
Wahjudi, E.
(2020).
organize their knowledge by going through the process of solving a problem
Penerapan Model that has been implemented. This shows that this learning model is appropriate
Pembelajaran and relevant to be applied in financial statement material because in that
Problem Based material requires direct skills and deeper understanding so students can better
Learning (PBL)
Untuk understand a material if they must be directed to a real problem and must be
Meningkatkan resolved.
Hasil Belajar
Siswa Materi Keywords: financial statements; learning outcomes; problem based
Laporan
Keuangan. Jurnal
learning
Pendidikan
Ekonomi
Undiksha, 12(2),
216–224.
216
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)
217
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)
218
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)
menyajikan hasil karya, menganalisis dan pembelajaran PBL juga memiliki kelemahan
mengevaluasi proses pemecahan yakni apabila peserta didik tidak minat atau
masaalah (Al-Tabany, 2014). Hal ini kurang percaya diri bahwa masalah mampu
diharapkan supaya dalam pembelajaran dipecahkan dengan baik, maka peserta
yang dilaksanakan juga maksimal dan didik enggan untuk mencoba, dan
siswa juga dapat aktif secara mandiri dalam membutuhkan banyak waktu untuk
pembelajaran. Mengingat betapa mempersiapkan model pembelajaran ini.
pentingnya penggunaan suatu model dalam Berbagai kelemahan tersebut mampu
suatu pembelajaran untuk mampu diatasi dengan cara guru memberikan
memperbaiki dan menghindari dari strategi pembelajaran yang sesuai
kemampuan belajar siswa yang masih sehingga pada saat proses pembelajaran
rendah. berlangsung dengan suasana yang tepat
Model pembelajaran Problem Based dan menyenangkan akan membuat siswa
Learning (PBL) ini juga mempunyai dapat menikmati proses pembelajaran
beberapa kelebihan yakni mendorong siswa secara nyaman.
agar dapat mempunyai keterampilan untuk Model pembelajaran Problem Based
memecahkan suatu masalah tertentu pada Learning (PBL) ini juga cocok bila di
situasi kehidupan yang nyata, siswa terapkan dalam mata pelajaran akuntansi
mempunyai kemampuan untuk dasar terutama kompetensi dasar
mengembangkan pengetahuannya sendiri menyusun laporan keuangan, karena dalam
dengan menjalani aktivitas belajar, siswa materi tersebut dibutuhkan adanya suatu
akan menjadi lebih mudah dalam mengerti pencarian agar dapat menemukan akar dari
pada suatu materi tanpa menghafal dan permasalahan yang terjadi (Martutik, 2017).
menyimpan sebuah informasi karena Materi laporan keuangan ini akan
pembelajaran berfokus pada sebuah membahas tentang menyusun neraca lajur,
masalah, siswa melakukan suatu kegiatan laporan laba rugi, laporan perubahan
ilmiah dengan kerja dengan kelompok, ekuitas, neraca, dan laporan arus kas.
peserta didik akan terbiasa memakai Karakteristik pada materi ini cocok untuk
sumber-sumber yang ada di perpustakaan, dipadukan dengan model pembelajaran
internet, observasi, ataupun wawancara, Problem Based Learning (PBL) ini karena
dan sebagainya (Shoimin, 2017). Menurut pada inti dalam model pembelajaran
Wyness dan Dalton, (2018) Model tersebut adalah suatu penyelidikan
pembelajaran PBL apabila terhadap permasalahan (Asvifah, 2019).
diimplementasikan ke peserta didik mampu Terdapat beberapa penelitian yang
mempengaruhi keterampilan peserta didik mendukung pada penelitian ini. Menurut
untuk arah yang lebih positif untuk Hsu, Yen, dan Lai (2016) menjelaskan
memecahkan masalah dengan melalui bahwa model pengajaran PBL ini mampu
kerja sama dengan kelompok, menemukan meningkatkan hasil belajar siswa.
solusi dari suatu permasalahan pada Penelitian yang dilakukan oleh Asvifah
penulisan laporan dan saat presentasi. (2019) menjelaskan bahwa penerapan
Selain kelebihan model pembelajaran model pembelajaran Problem Based
Problem Based Learning (PBL) ini memiliki Learning (PBL) mampu menaikkan hasil
berbagai kelemahan dimana tidak bisa belajar siswa. Hal tersebut selaras dengan
diimplementasikan pada setiap materi penelitian yang dilaksanakan oleh Nisak
pembelajaran, kelas yang mempunyai dan Sari (2013) bahwa penerapan model
tingkat keberagaman siswanya tinggi akan pembelajaran Problem Based Learning
sulit untuk membagi tugas, jumlah siswa (PBL) mampu menaikkan Aktivitas belajar
yang terlalu banyak, siswa akan merasa siswa. Selain itu dalam penelitian yang
takut apabila guru tidak bisa memotivasi dilaksanakan oleh Narmaditya et al. (2017)
siswa untuk menjadi pribadi yang berani, menjelaskan bahwa menggunakan model
dan sulit menyusun pertanyaan yang sesuai pembelajaran PBL mampu meningkatkan
pada tingkat berpikir dan mudah di mengerti prestasi belajar siswa.
oleh siswa (Martutik, 2017). Selain itu
menurut (Rosidah, 2018) model
219
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)
220
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)
2017). Satu kelas dapat dikatakan tuntas lebih mengutamakan pada pengembangan
dalam belajarnya apabila pada kelas kemampuan siswa secara mandiri. Hal
tersebut terdapat ≥ 80% siswa yang sudah tersebut akan tampak pada saat siswa
menuntaskan belajarnya (Mulyasa, 2017). melaksanakan diskusi pada kelompoknya.
Menurut Anggraini, Djaja, dan Kartin Menurut Hsu, Yen, dan Lai (2016)
(2013) hasil penelitian yang dilaksanakan menjelaskan bahwa suatu pembelajaran
terjadi kenaikan ada hasil belajar nilai yang menggunakan pengajaran PBL akan
ulangan harian peserta didik siklus I rerata mampu meningkatkan kegiatan membaca
nilai sebesar 74,84 dengan presentase siswa dalam pembelajaran akuntansi
ketuntasan klasikal 75,67% dan rerata hasil keuangan dan bisa meningkatkan
belajar siklus II meningkat menjadi 82,13 keterampilan siswa untuk belajar secara
dan presentase ketuntasan klasikal sebesar mandiri. Setiap siswa disini akan diberikan
89,19%. Penelitian yang dilakukan oleh suatu kesempatan untuk melakukan
Herliani dan Sibarani (2017) pada kegiatan pembelajaran secara aktif dengan
mahasiswa juga menunjukkan bahwa pada kemampuan yang dimilikinya. Siswa juga
awal nilai pretest hanya terdapat 4 orang akan mendapat kebebasan dalam
dengan presentase 23,54% mahasiswa mengajukan suatu ide, gagasan ataupun
yang tuntas dalam pembelajaran sebuah pendapat yang akan didiskusikan
sedangkan pada siklus I terdapat 9 tanpa dibebani dengan rasa takut untuk
mahasiswa dengan presentase 52,94% salah (Martutik, 2017). Siswa juga diberikan
yang tuntas dalam proses belajar mengajar, kesempatan untuk saling berbagi sebuah
dan pada siklus ke II yang tuntas menjadi informasi satu sama lain dengan baik
14 mahasiswa dengan presentase 82,35%. sehingga dapat dipelajari melalui diskusi
Selain itu penelitian yang dilaksanakan oleh dengan kelompoknya. Hal ini dapat
Rahayuningsih (2017) mengatakan diartikan bahwa lebih efektif pengajaran
penelitiannya dilaksanakan melalui dua dilakukan dengan teman sebaya dari pada
siklus didalamnya dilaksanakan refleksi dan pengajaran yang dilakukan oleh guru
terjadi kenaikan pada hasil belajar siswa. (Anita, 2003). Sejalan dengan itu menurut
Menurut Martutik (2017) model Shoimin (2017) kelebihan lain dari model
pembelajaram berbasis masalah (problem pembelajaran tersebut adalah siswa mudah
based learning) ini mampu menaikkan hasil menguasai suatu materi dalam
belajar siswa dalam mata pelajaran pembelajaran yang sudah diajarkan oleh
akuntansi perusahaan jasa materi guru dan juga mampu mengatasi kesulitan
memproses laporan keuangan perusahan belajarnya melalui diskusi dengan
jasa dan perusahaan dagang siswa kelas X kelompok. Hal ini dikarenakan guru
Akuntansi 1 SMKN 18 Jakarta. Siklus I hanyalah menjadi fasilitator dalam proses
rerata hasil belajar sebesar 75,29, belajar mengajar (Martutik, 2017).
sedangkan siklus ke II rerata hasil belajar Selain itu model pembelajaran ini juga
sebesar 80,82 dengan arti dalam siklus II bisa mengembangkan aktivitas belajar
terjadi kenaikan sebesar 5,53. Hal ini juga siswa yaitu menjawab pertanyaan,
searah dengan Asvifah (2019) yang melaksanakan diskusi dangan kelompok,
menyatakan bahwa hasil belajar siswa juga berkolaborasi dengan kelompok,
mengalami kenaikan dengan dibuktikannya mempresentasikan hasil diskusi kelompok,
ketuntasan klasikal pada setiap siklus mengajukan sebuah pertanyaan, dan
sebesar 70% di siklus I dan 86% untuk mengemukakan pendapat diri sendiri (Nisak
siklus II. dan Sari, 2013). Model pembelajaran ini
Hal ini dapat dibuktikan bahwa model dapat memberikan kontribusi untuk
pembelajaran Problem Based Learning pembelajaran karena siswa dapat
(PBL) mengalami peningkatan pada mengembangkan dan meningkatkan
pembelajaran di setiap siklusnya. kemampuan belajar mereka. Model
Peningkatan ini timbul karena dalam pembelajaran problem based learning(PBL)
pembelajarann guru menerapkan model ini juga mampu membantu siswa agar
pembelajaran problem based learning dapat belajar secara aktif, menumbuhkan
(PBL) setiap tahap pada model PBL ini perilaku kemandirian siswa dalam kegiatan
221
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)
222
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)
223
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vo. 12 No. 2 (2020)
224