Anda di halaman 1dari 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARA COOPERATIVE

SCRIPTS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA


MATA PELAJARAN EKONOMI DI SEKOLAH
MADRASAH ALIYAH DARUL
HIKMAH PEKABARU

Oleh :

ERI YUHA
NIM. 11910623881

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
PEKANBARU
1445 H/2023 M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hasil belajar salah satu faktor penting dalam suatu sistem pendidikan

dan merupakan puncak dari proses pembelajaran. Secara umum hasil belajar

yang diperoleh selalu dipandang sebagai perwujudan nilai yang diperoleh

siswa melalui proses pembelajaran, dimana guru harus membimbing siswa

sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuan sesuai

dengan struktur bidang yang dipelajari. Hasil belajar yang diperoleh siswa

dilaporkan dalam bentuk nilai yang diberikan oleh guru sesuai hasil yang

dicapai siswa. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa dan

untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru. Setiap

siswa pasti menginginkan hasil belajar yang maksimal.

Slameto menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-

faktor yang berasal dari dalam diri individu contohnya niat, motivasi

berprestasi, sikap, dan motivasi belajar. Sedangkan faktor eksternal

merupakan faktor yang berasal dari luar individu, salah satu contohnya yaitu

model pembelajaran.1 Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat

dalam proses pembelajaran dapat membantu guru dalam mengajar dan

membantu peserta didik dalam mengerti dan memahami pembelajaran. Model

pembelajaran yang tidak tepat akan memberikan pengaruh buruk terhadap


1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 54

1
2

hasil belajar peserta didik karena peserta didik akan merasa jenuh, bosan,

peserta didik menjadi pasif dan kurang memperhatikan guru. Peserta didik

akan merasa enggan untuk ikut berpartisipasi dan antusias dalam proses

pembelajaran yang berlangsung.

Setelah adanya observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran

ekonomi kelas XI IPS di Sekolah Madrasah Aliyah Darul Hikmah Pekanbaru,

yaitu Ibu Herli Yuneti, SE, MP.d beliau mengatakan bahwa hasil belajar siswa

kelas XI IPS pada mata pelajaran ekonomi masih tergolong rendah atau

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun nilai hasil belajar

ekonomi siswa di Sekolah Madrasah Aliyah Darul Hikmah Pekanbaru yang

belum memenuhi KKM, yaitu:

TABEL I.I
HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH
MENENGAH ATAS HANDAYANI TAHUN 2023

NO Nilai Siswa Jumlah Siswa


1. 60-75 30%
2. 76-85 50%
3. 86-100 20%
Jumlah 100%
Sumber: Guru ekonomi kelas XI IPS Sekolah Madrasah Aliyah Darul Hikmah

Pekanbaru

Dari tabel diatas pengamatan yang dilakukan penulis di Sekolah

Madrasah Aliyah Darul Hikmah dengan mewawancarai guru mata pelajaran

ekonomi maka tidak menunjukkan adanya keberhasilan belajar siswa yang

relavan, Maka dari kondisi ini mengakibatkan siswa masih kurang memahami

materi pelajaran ekonomi dalam proses belajar. Sehingga mereka tidak

mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari fenomena-fenomena


3

sebagai berikut:

1. Masih terdapat siswa yang memiliki hasil belajar di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu batas nilai paling rendah dari siswa.

2. Siswa cenderung pasif dan enggan untuk bertanya serta tidak mau

menyampaikan pendapat ketika ditanya oleh guru.

3. Proses pembelajaran masih terfokus pada peran guru dengan

menggunakan metode konvensional dan memberikan tugas selama proses

pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas menunjukkan bahwa hasil

belajar di kelas XI IPS di Sekolah Madrasah Aliyah Darul Hikmah harus

diperbaiki dan ditingkatkan, karena efek-efek dari kurangnya hasil belajar,

peserta didik tidak akan bisa naik kelas. Hal ini mengacu pada Slameto model

pembelajaran menjadi hal penting yang harus dirubah oleh guru. Oleh karena

itu, peneliti akan menerapkan model Pembelajaran Cooperative scripts, hal ini

sejalan dengan pendapat yang telah dikemukakakan oleh Hamid. Hamid

menyatakan bahwa model pembelajaran yang menarik bagi para siswa

merupakan model cooperative scripts, kerana siswa akan berbicara dengan

lawan bicara secara langsung dan akan mendapatkan respon langsung dari

lawannya dalam membahas sebuah tema atau materi pelajaran yang diajukan

oleh guru.2

Adapun tujuan Model Pembelajaran Cooperative Script adalah

2
Hamid dan Neneng Nengsih, Penerapan model Pembelajaran Cooperative Scripts
untuk meningkatkan Hasil belajar Mata pelajaran ilmu Pengetahuan Alam Siswa kelas V SDN
Parungkad 01 kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013, (Bogor: universitas Pakuan),
2012, Jurnal Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Hlm 3.
4

membuat siswa lebih aktif, meningkatkan kemapuan berfikir kreatif, dan

membantu siswa memahami materi, model ini dapat diterapkan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Akan tetapi, tidak semua model

pembelajaran selalu berjalan sesuai dengan yang kita rencanakan, sama halnya

dengan pendapat Hamdani yang menyatakan bahwasannya model pembelajara

cooperative Scripts memiliki kelemahan, diantaranya kesulitan guru dalam

membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja sama dengan baik, selain

itu ada beberapa siswa yang takut mengeluarkan ide karena akan dinilai oleh

taman dalam kelasnya. Hamdani juga mengatakan, bahwasannya untuk

mengatasi kelemahan dalam penerapan model pembelajaran cooperative

scripts, diperlukan melakukan persiapan yang teliti sebelumnya. Guru

memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan ineraksi social. Kedua, agar

siswa aktif guru membantu siswa belajar menghormati siswa pintar dan siswa

yang kurang pintar serta menerima perbedaan yang ada dalam proses belajar

yang menggunakan penerapan model cooperative scripts dalam proses

pembelajaran dilakukan secara kelompok.3

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Hamid dan Hamdani, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Penerapan Model

Pembelajaran Cooperative Scripts terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Ekonomi di Jurusan IPS di Sekolah Madrasah Aliyah Darul

Hikmah Pekanbaru”

3
Hamdani. “Strategi Belajar Mengajar” (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Hlm.88
5

B. Penegasan Istilah

Penulis membuat beberapa penegasan istilah untuk penelitian ini, yaitu:

1. Model Pembelajaran Cooperative scripts

Model pembelajaran cooperative script dalam penelitian ini

didefenisikan sebagai model pembelajaran yang diterapkan oleh guru di

jurusan IPS di Sekolah Madrasah Aliyah Darul Hikmah pada materi

pendapatan nasional dengan membagi siswa bekerja secara kelompok dan

bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang

dipelajari, untuk mencapai nilai KKM 76 setelah postest. Aktivitas ini

mendorong kerja kelompok semakin efisien dan semakin cepat

kemajuannya.4

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaranl di sekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperolehl dari hasil tes mengenai materi pendapatan nasional di

jurusan IPS di Sekolah Madrasah Aliyah Darul Hikmah.5 Dalam penelitian

ini hasil belajar mengacu pada nilai kognitif berdasarkan hasil posttest

yang dilakukan dengan ketetapan Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM)

sebesar 76 pada mata pelajaran ekonomi.

4
Evita Nur Khotimah dan Dede Nuraida, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Script untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Biologi Application of
Cooperative Script Learning to Improve student Learning Outcomes in Science Biology Subjects”
jurnal Proceeding Biology Education Conference Volume 15, No.1, 2018
5
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana,
2013), hlm. 5.
6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakangl yang telah dikemukakan, maka

identifikasi masalahl dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi yang masih tergolong rendah atau dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan

model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran yang banyak

didominasi oleh guru sehingga memicu permasalahan-permasalahan baru dalam

proses pembelajaran, seperti kurangnya daya serap, siswa mudah lupa, malas

mengerjakan tugas ekonomi dijurusan IPS Sekolah Madrasah Aliyah Darul

Hikmah dan melakukan aktivitas lain selama proses pembelajaran. Oleh karena

itu, perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan

menerapkan model pembelajaran cooperative scripts.

Model pembelajaran cooperative scripts diyakini dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Namun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah

adanya kelemahan dari model pembelajaran cooperative scripts yaitu kesulitan

guru dalam membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja sama dengan

baik. Selain itu ada beberapa siswa takut untuk mengeluarkan ide karena akan

dinilai oleh teman dalam kelasnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi kelemahan

dalam penerapan model pembelajaran cooperative scripts peneliti memberikan

beberapa solusi. Pertama, guru memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan

ineraksi social. Kedua, agar siswa aktif guru membantu siswa belajar

menghormati siswa pintar dan siswa yang kurang pintar serta menerima

perbedaan yang ada dalam proses belajar yang menggunakan penerapan model

cooperative scripts dalam proses pembelajaran dilakukan secara kelompok.


7

2. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya ditunjukkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

jurusan IPS di SMA Handayani pada ranah kognitif dengan model pembelajaran

Cooperative Script pada materi pendapatan nasional dikelas XI IPS Madrasah

Aliyah Darul Hikmah.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran Cooperative

Scripts berpengaruh terhadap hasil belajar siswa?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

cooperative scripts terhadap hasil belajar siswa.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi guru, penelitian ini memberikan bahan masukan bagi guru-


l

guru didalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan

model cooperative scripts.

b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

memberikan kontribusi positif sebagai input dan bahan pertimbangan

bagi pihak sekolah.

c. Bagi program studi Pendidikan ekonomi, penelitian diharapkan


8

bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan sumber

reverensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teoritis

1. Model Cooperative Scripts

a. Pengertian Metode Cooperative Scripts

Berbagai model pembelajaran telah banyak dikembangkan oleh

para guru, yang kesemuannya bertujuan untuk menciptakan situasi

pembelajaan yang lebih baik dan sebagai hasilnya, ketuntasan belajar

siswa dalam meningkatkan nalar kritis siswa dan dapat berkerja sama

dalam kelompok. Salah satu model yang dianggap sesuai dalam

mengkostruksikan nalar siswa ini yaitu model Cooperative Script yang

merupakan salah satu bentuk atau model pembelajaran kooperatif yang

dapat membangun kerangka berpikir kritis siswa.6 Hamid menyatakan

bahwa cooperative script adalah sebuah model pembelajaran yang

menarik bagi para siswa, karena siswa akan berbicara dengan lawan

bicara secara langsung dan akan mendapatkan respon langsung dari

lawannya dalam membahas sebuah tema atau materi pelajaran yanga

diajukan oleh guru. Adapun pendapat lain menurut Mursitho,

cooperative script adalah model belajar yang melatih peserta didik

untuk menghargai pendapat orang lain (pasangannya), belajar

mendengarkan, dan belajar berbicara secara sistematis.7

6
Mohammad Amin Lasaiba dan Djamila Lasaiba, “Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi” Jurnal Basicedu Vol,06 No.06
2022
7
Neneng Nengsih, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V SD N
Parungkuda 01 Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2012/2013, ( Bogor: Universitas Pakuan,
2012), Jurnal Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, hlm. 3.

8
9

Cooperative script merupakan model pembelajaran yang dapat

meningkatkan daya ingat siswa. Hal tersebut sangat membantu siswa

dalam mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan konsep-

konsep yang pernah didapatkan dalam pemecahan masalah.

Pembelajaran cooperative script merupakan salah satu bentuk atau

model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran cooperative script

dalam perkembangannya mengalami banyak adaptasi sehingga

melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara

yang satu dengan yang lainnya. Pengertian model pembelajaran

cooperative script menurut Dansereau dalam Slavin adalah skenario

pembelajaran kooperatif. Artinya, setiap siswa mempunyai peran dalam

saat diskusi berlangsung. dalam pembelajaran cooperative script terjadi

suatu kesepakatan untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah

dengan mandiri.

Pada pembelajaran cooperative script masalah yang dipecahkan

bersama akan disimpulkan bersama. Peran guru sebagai fasilitator yang

mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, guru

mengontrol siswa selama pembelajaran berlangsung dan guru

memberikan pengarahan jika siswa merasa kesulitan. Pada interaksi

siswa selama pembelajaran berlangsung terjadi kesepakatan, diskusi,

menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi, saling

mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, membuat

kesimpulan bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi


10

dominan siswa dengan siswa. Dalam aktivitas siswa selama

pembelajaran cooperative script benar-benar memberdayakan potensi

siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan yang telah didapatkan dan

juga keterampilannya, jadi benar- benar sangat sesuai jika digunakan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam penyelesaian masalah.

Dalam pembelajaran cooperative script siswa lebih aktif dalam

memecahkan masalah dan untuk melakukan kerjasamanya dengan

teman-temannya sedang guru berperan sebagai pembimbing atau

memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.8

Hal tersebut hampir sama dengan Schank dan Abelson yang

menyatakan model pembelajaran cooperative script adalah

pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi

kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam

keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.

Sementara menurut Brousseau menyatakan bahwa model pembelajaran

cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat kontrak belajar

antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara

berkolaborasi.9 Menurut Lambiotte dalam Miftahul Huda dalam buku

model-model pengajaran dan pembelajaran, menjelaskan bahwa model

pembelajaran Cooperative Script adalah salah satu strategi

8
Ruli Darliana dan Vidya Pratiwi, Penerapan Model Cooperatif Script Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pelajaran IPA Materi Fungsi Alat Indera Dan
Pemeliharaannya Semester Ganjil Di SD N I Taman Kecamatan Sumbermalang Kabupaten
Situbondo Tahun Pelajaran 2012/2013, (Situbondo: Universitas Abdurachman Saleh Situbondo,
2014), Jurnal Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, hlm. 2
9
Aris Shoimin, “68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013”, Ar-ruzz
Media, Yogyakarta:2014, Hlm.49
11

Pembelajaran dimana siswa bekerja secara berpasangan dan bergantian

secara lisan dalam mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang

dipelajari. Sejalan dengan penelitian ini bahwa Model cooperative

scripts didefenisikan sebagai model pembelajaran yang diterapkan oleh

guru dengan membagi siswa bekerja secara kelompok dan bergantian

secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang

dipelajari.10

Berdasarkan pengertian-pengertian yang diungkapkan di atas

antara satu dengan yang lainnya memiliki maksud yang sama, yaitu

terjadi suatu kesepakatan antara siswa dengan guru dan siswa dengan

siswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam

pembelajaran dengan cara-cara yang kolaboratif seperti halnya

menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial siswa.

b. Kelebihan Metode Cooperative Script

Menurut Miftahul Huda, menjelaskan model pembelajaran

Cooperative Script memiliki b eberapa kelebihan diantaranya11:

1) Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berfikir

kritis, serta mengembangkan jiwa keberanian dalam

menyampaikan hal-hal baru yang diyakini dengan benar.

10
Evita Nur Khotimah dan Dede Nuraida, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Script untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Biologi Application of
Cooperative Script Learning to Improve student Learning Outcomes in Science Biology Subjects”
jurnal Proceeding Biology Education Conference Volume 15, No.1, 2018
11
Miftahul Huda. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.( Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014) cetakan V, Hlm.213
12

2) Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya

lagi pada kemampuan sendiri untuk berfikir, mencari informasi dari

sumber lain dan belajar dari siswa lain.

3) Mendorong siswa untuk berlatih memecahkan masalah dengan

mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan ide

siswa dengan ide temannya

4) Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa

yang kurang pintar serta menerima perbedaan yang ada.

5) Memotivasi siswa yang kurang pandai agar mampu

mengungkapkan pemikirannya.

6) Memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan interaksi social.

7) Meningkatkan kemampuan berfikir kreatif

c. Kekurangan Metode Cooperative Script

Kelemahan model pembelajaran Cooperative Script menurut

Miftahul Huda, antara lain12 :

1) Ketakutan beberapa siswa untuk mengeluarkan ide karena akan

dinilai oleh teman dalam kelompoknya.

2) Ketidakmampuan siswa untuk menerapkan strategi ini, sehingga

banyak waktu yang akan tersita untuk menjelaskan mengenai

model pembelajaran ini

3) Keharusan guru untuk melaporkan setiap penampilan siswa dan

tiap tugas siswa untuk menghitung hasil prestasi kelompok dan ini

bukan tugas yang sebentar.


12
Miftahul Huda. Op.Cit. Hlm.215
13

4) Kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja sama

dengan baik

5) Kesulitan menilai siswa sebagai individu karena mereka berada

dalam kelompok

Berdasarkan keunggulan dan kelemahan yang diindentifikasi di

atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran cooperative scripts

sangat penting untuk dipahami dan diterapkan oleh para guru, karena

pemanfaatan penerapan pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan daya ktiris siswa dalam menghadapi dan memecahkan

suatu masalah yang mereka hadapi dalam dunia nyata. Kemampuan

siswa dalam menganalisis sutu masalah dan menemukan cara

pemecahannya merupakan modal yang sangat penting dan berharga

untuk terjun kedalam dunia kerja.

d. Langkah-langkah dalam Metode Cooperative Script

Menurut Hamdani dalam kutipan buku Setrategi Belajar

Mengajar, langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran

Cooperative Scripts sebagai berikut13:

1) Membagi siswa untuk berpasangan.

2) Guru membagikan wacana/materi kepada siswa untuk dibaca dan

membuat ringkasan.

3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa siswa yang berperan sebagai pendengar.

4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin,dengan


13
Hamdani. “Strategi Belajar Mengajar” (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Hlm.88
14

memasukkan ide ide pokok dalam ringkasannya, Sementara

pendengar menyimak dan mengoreksi atau menunjukkan ide-ide

pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat atau

menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelumnnya dengan materi sebelumnya atau dengan materi

lainnya.

5) Bertukar peran. Siswa yang semula sebagai pembicara ditukar

menjadi pendengar dan sebaliknya.

6) Guru Membuat Kesimpulan

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Slameto mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.14 Hasil

belajar digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi

peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan

kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses belajar.

Pengertian belajar menurut James O. Whittaker yang dikutip

oleh Wina Sanjaya ialah sebagai proses dimana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. 15 Berdasarkan

teori ini dapat dirumuskan bahwa belajar adalah pengalaman seseorang


14
Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta.Rineka Cipta, 2003, hal.2
15
Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Kencana, Jakarta: 2007, hal 246
15

untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang baru, sebagai

hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Paul Suparno yang dikutip oleh sardiman mengemukakan

beberapa prinsip dalam belajar yaitu :

1) Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari

apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.

2) Konstrukasi makna adalah proses yang terus menerus.

3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan

pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.

Belajar bukanlah hasil pengembangan, tetapi perkembangan itu

sendiri.

4) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui,

sisubjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses

interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.16

Hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan peserta didik setelah

menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. 17 Menurut

Lindgren yang dikutip oleh Muhammad Thabroni, hasil pembelajaran

meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar

16
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2012. hal 38
17
Nana Sudjana, Op.Cit, hal 2
16

pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara

fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif.18

Dimyati dan mujiono juga menjelaskan hasil belajar adalah hasil

dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,

tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa,

hasil belajar merupakan penggal dan puncak proses belajar. Hasil

belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian

tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan

kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi

dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah

hasil dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor dan dampak

pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain,

suatu transfer belajar.19

Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada

siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. 20 Hasil belajar termasuk

komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan

pendidikan karena hasil belajar diukur untuk mengetahui pencapaian

tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar. Sejalan dengan

penelitian ini bahwasannya hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan

siswa setelah mereka melakukan proses pembelajarannya, Dalam

penelitian ini hasil belajar mengacu nilai kognitif berdasarkan hasil

18
Muhammad Thobrani & Arif Mustofa. Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), hal 24
19
Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, hal 3.
20
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010, hal. 46
17

posttest yang dilakukan dengan ketetapan Kriteria Ketuntasan

Maksimal (KKM) sebesar 76 pada mata pelajaran ekonomi.21

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah tingkat penguasaan dan pemahaman yang dicapai

oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut Oemar, ada 3 faktor yang mempengaruhi hasil belajar,

yaitu:

1) Faktor internal siswa

Faktor internal siswa adalah faktor yan berasal dari dalam

diri siswa itu sendiri, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.

Aspek fisiologis adalah aspek yang menyangkut tentang

keberadaan kondisi fisik siswa dan aspek psikologis meliputi

tingkat kecerdasan, bakat, minat, motivasi, dan kemampuan

kognitif siswa.

2) Faktor eksternal siswa

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri

siswa yang meliputi faktor lingkungan sosial, dan faktor

lingkungan non sosial. Faktor lingkungan sosial meliputi

keberadaan guru, staf, dan teman–teman sekelas. Sedangkan

faktor–faktor non sosial melipiti gedung sekolah, tempat tinggal

siswa, alat–alat praktikum dan lain–lain.

21
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana,
2013), hlm. 5
18

3) Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya siswa

meliputi strategi dan metode–metode yang digunakan untuk

melakukan kegiatan pembelajaran.22

Selain itu suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil jika

memiliki indikator hasil dalam proses belajar mengajar yaitu:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai

prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok.

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional

khusus telah dicapai oleh peserta didik,baik secara individual

maupun kelompok. Namun demikian indikator yang banyak

dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.23

Hasil belajar yang dicapai juga dapat dikelompokkan menjadi

beberapa tingkatan yaitu :

1) Istimewa/maksimal yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang

diajarkan ini dapat dikuasai oleh peserta didik.

2) Baik sekali/optimal apabila sebagian besar (76% s.d 90%) bahan

pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik.

3) Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d 75% saja dikuasai oleh peserta didik.

22
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2009, Hal. 33
23
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswai Zein, Strategi Belajar Mengajar, Banjarmasin:
Rineka Cipta, 2000. hal 106
19

4) Kurang yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari

60% dikuasai oleh peserta didik. 24

c. Pengaruh Model Cooperative Scripts Terhadap Hasil Belajar Siswa

Model cooperative script merupakan model pembelajaran yang

membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya

sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat. Sehingga dengan bekerja

secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan

meningkatkan motivasi, produktivitas dan hasil belajar. Pembelajaran

model cooperative script merupakan suatu faktor eksternal yang

mempengaruhi hasil belajar. Model pembelajaran cooperative script

efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan sosialisasi siswa,

sekaligus turut berkontribusi bagi perbaikan sikap dan persepsi mereka

tentang begitu pentingnya belajar dan bekerjasama, termasuk bagi

pemahaman mereka tentang temantemannya yang berasal dari latar

belakang etnis yang berbeda-beda.25

Model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi yang diajarkan oleh guru di sekolah karena disini siswa

membentuk sendiri konsep-konsep yang dia pelajari yang kemudian

dikoreksi oleh temannya sendiri sehingga tidak merasa canggung. 26

Model cooperative script berbeda dengan model pembelajaran lainnya.

Model ini lebih menekankan kepada proses kerja dan kelompok,


24
Ibid. hal 107
25
Dina Septia dan Ambyah Harjanto, “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script
terhadap Hasil Belajar Sejarah SMK Negeri 4 Bandar Lampung” Jurnal Pemikiran, Pendidikan
dan Penelitian Kesejarahan Vol 7. No.2, 2020
26
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Roscakarva
20

Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama. Peran

guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai

tujuan belajar. Model ini juga dapat melatih siswa untuk berani

mengeluarkan ide-ide pokok dalam suatu kelompok, karena siswa

setelah membaca dan mendiskusikan akan menganalisis artikel atau

bahan bacaan tersebut, kemudian menyampaikan ide pokonnya kepada

siswa sub kelompoknya. Dengan adanya kegiatan menyampaiakn ide

pokok ke sesama teman, dapat melatih siswa untuk berbicara dengan

orang lain, selain itu juga siswa yang berfungsi sebagai pendengra akan

meneatat ide pokok dan membantu melengkapi ide pokok tersebut jika

masih kurang lengkap. Biasanya siswa tidak berani untukmengeluarkan

pendapat kepada guru, namun hanya berani mengeluarkan argumennya

kepada sesama siswa.

3. Materi Pelajaran

a) Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah suatu bentuk tolak ukur yang

dipakai untuk memperhitungkan suatu perekonomian negara untuk

memperolah gambaran tentang perekonomian yang sudah dicapai dan

nilai pengeluaran yang diproduksi. Singkatnya, pendapatan nasional

adalah suatu alat ukur untuk menentukan tingkat perekonomian suatu

negara. Dengan bahasa yang lebih sederhana, pendapatan nasional

adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu Negara

dalam kurun waktu tertentu yang biasanya satu tahun. Dalam pengertian
21

lain, pendapatan nasional juga dapat diartikan sebagai nilai tota output

akhir suatu negara dari semua barang dan jasa baru yang diproduksi

dalam satu tahun. Pencatatan pendapatan nasional merupakan sistem

pembukuan yang digunakan pemerintah untuk mengukur tingkat

kegiatan ekonomi negara dalam periode waktu tertentu.

b. Faktor yang Mempengaruhi Pendaptan Nasional

1. Keseluruhan Permintaan dan Penawaran (Agregrate Demand and

Supply). Keseluruhan Permintaan (Agregrate Demand) adalah

kesuluruhan permintaan masyarakat terhadap barang maupun jasa

pada tinggkat harga tertentu. Sedangkan Keseluruhan Penawaran

(Agregrate Suply) adalah keseluruhan penawaran barang maupun

jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu.

Kedua hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan nasional.

2. Investasi. Investasi mempunyai dampak besar terhadap

pertambahan pendapatan nasional. Peningkatan investasi dalam

negeri akan meningkatkan produksi nasional. Kondisi ini

mempemgaruhi tingkat pendapatan nasional selama periode

tertentu.

3. Konsumsi dan tabungan. Konsumsi adalah bagian pendapatan

masyarakat yang digunakan untuk membeli barang dan jasa sebagai

pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Tabungan merupakan

pendapatan masyarakat yang tidak dibelenjakan untuk kebutuhan

konsumsi. Naiknya.
22

c. Konsep yang berkaitan dengan Pendapatan Nasional

Ada beberapa konsep yang berkaitan dengan pendapatan

nasional yakni sebagai berikut:

1) Gross Domestic Product (GDP)/Produk Domestik Bruto (PDB)

adalah nilai barang dan/atau jasa suatu Negara yang dihasilkan oleh

faktor-faktor produksi milik warga Negara tersebut dan warga

Negara asing yang tinggal di negara tersebut.

2) Gross National Product (GNP)/Produk Nasional Bruto (PNB)

adalah nilai barang dan/atau jasa yang dihasilkan oleh factorfaktor

produksi milik waga Negara ynag tinggal di dalam negeri dan ynag

berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk orang asing ynag

tinggal di negara tersebut. GNP di hitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:


GNP = GDP + (PFLN-PFDN)
Keterangan:
GNP= Gross National Product
GDP= Gross Domestic Product
PFLN= Pendapatan Faktor Produksi Warga Negara di Luar Negeri
PFDN= Pendapatan Faktor Produksi Asing di Dalam Negeri

3) Net National Product (NNP)/ Produk Nasional Neto (PNN) adalah

nilai barang yang didalamnya mengandung nilai depresiasi

(penyusutan) karena harus mengganti barang modal yang sudah

using dan/atau menambah stok.

NNP= GNP - Depresiasi (Penyusutan)

4) Net National Income (NNI)/ Pendapatan National Neto (PN) adalah

pendapatan nasional bersih suatu negara atau produk nasional

NNI= NNP - Pajak Tidak Langsung + Subsidi


23

bersih dikurangi pajak tidak langsung di tambah subsidi.

5) Personal Income (PI)/ Pendapatan Perorangan adalah pendapatan

yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat termasuk

pendapatan yang di peroleh tanpa melakukan pekerjaan,

PI- (NT - Transfer Payment) - (L aba ditabas + luran Aseransi


+ Pajak Perseroan + Iuran Jaminan Sosial)

6) Disposibel Income (DI)/ Pendapatan Disposibel adalah pendapatan yang

siap dibelanjakan guna membeli barang dan/atau jasa konsumsi dan

selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

DI= PI - Pajak Langsung

d. Manfaat Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional merupakan pokok bahasan yang menarik

karena sangat erat hubungankesejahteraan dan kebijakan ynag diambil

untuk memperbaiki kondisi perekonomian. Manfaat perhitungan

pendapatan nasional adalah sebagai berikut:

1) Membandingkan kemajuan perekonomian Negara dari waktu ke

waktu. Pendapatan nasional dihitung setiap tahun. Karenanya,

kemajuan atau kemunduran tiap sektor dapat dihitung. Data ini

diperlukan untuk menentukan kebijakan di bidang ekonomi.

2) Menilai kinerja ekonomi suatu bangsa.

3) Sebagai pedoman merumuskan kebijakan pemerintah. Dengan data

yang tersedia dapat diambil kesimpulan langkah yang harus

diambil untuk memperbaiki perekonomian

4) Mengetahui dan menelaah susunan atau struktur perekonomian.


24

Dari perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui apakah suatu

negara cenderung dimasukan dalam golongan negara indusri atau

agraris.

5) Membandingkan perekonomian antardaerah atau antar negara.

6) Mengetahui pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita.

Melalui materi pendapatan nasional, Model pembelajaran

cooperative scripts merupakan model pembelajaran yang sangat cocok

diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar belajar

siswa karena dengan menerapkan model pembelajaran cooperative

scripts siswa lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan

guru hanya berperan sebagai narasumber dan fasilitator. Menurut

Sujarwo pembelajaran cooperative scripts adalah pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling

berkomunikasi dan bekerja sama serta berinteraksi tentang materi

pendapatan nasional dengan suasana dan rancangan tugas yang dibuat

oleh pendidik, sehingga tercipta kesempatan munculnya suatu aktivitas

berupa kerja sama. Dengan penerapan pembelajaran cooperative scripst

dalam proses blajar mengajar ekonimi di materi pendapatan nasional,

tingkat keaktifa siswa dalam proses blajar mengajar akan meningkat.27

B. Penelitian Relevan

Dalam mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian

yang relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Adapun hasil

penelitian tersebut diantaranya :

27
Gabriel Baha Puhun dan Soetarno Joyoatmojo, “Pengembangan Pembelajaran
Ekonomi Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Scripts Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar” Jurnal Nasional Pendidikan Pengembangan Kualitas Pembelajaran Era Generasi Milenial
Vol 7. No.5, 2019
25

1. Mohammad Amin Lasaiba tahun 2022 dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Geografi”, penelitian ini menggunakan Teknik pengambilan sampal

adalah purposive random sampling. Hasil penelitian mennjukan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang belajar dengan model

pembelajaran cooperative script dibandingkan siswa yang belajar dengan

model pembelajaran konvensional dengan nillai F sebesar 3,594 memiliki

signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (F = 3,594; p < 0,05). Untuk

aktivitas belajar, juga terdapat perbedaan antara siswa yang belajar

dengan model pembelajaran cooperative script dengan siswa yang belajar

dengan model pembelajaran konvensional dengan nilai F sebesar 6,737

yang memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (F = 6,737; p <

0.05). . Analisis signifikansi perbedaaan skor rata-rata aktvitas belajar

dan hasil belajar dengan metode Least Significant Difference (LSD)

berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi 0,05.28

Berdasarkan hasil penelitian diatas terdapat persamaan yakni pada

penggunakaan cooperative scripts terhadap hasil belajar siswa, adapun

perbedaan terletak pada teknik pengambilan sampel yang dimana peneliti

hanya menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan

teknik purposive random sampling.

2. Evita Nur Khotimah tahun 2018 dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Cooperative Script untuk Meningkatkan Hasil Belajar


28
Mohammad Amin Lasaiba dan Djamila Lasaiba, “Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi” Jurnal Basicedu Vol,06 No.06
2022
26

Siswa pada Mata Pelajaran IPA Biologi”, metode peneletian yang

digunakan adalah Quasi eksperimen menggunakan lembar observasi, dan

post test soal siklus I dan siklus II digunakan untuk mengetahui

penguasaan siswa secara masip terhadap materi pembelajaran penerapan

cooperative script sedang belajar. Berdasarkan analisis data yang

diperoleh maka dari hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa hasil

belajar siswa selama kooperatif kemajuan pembelajaran naskah, pada

siklus I dengan rata-rata 70 persen 62,5% menyatakan ketuntasan

klasikal belum tercapai, siklus II diperoleh rata-rata 80,2 dengan

persentase ketuntasan klasikal 83,3% dan dapat dikatakan bahwa

ketuntasan klasikal hasil belajar siswa tercapai. Kegiatan guru dengan

siklus I diperoleh 67,5% pada siklus II diperoleh 86,25%, sedangkan

pada aktivitas siswa pada siklus I diperoleh 63,75% dan pada siklus II

85%, dapat dikatakan aktivitas siswa dan aktivitas guru juga mengalami

penebusan.29

Berdasarkan penelitian diatas, kajian penelitian peneliti memiliki

persamaan yakni sama sama menggunakan model cooperative scripts

terhadap hasil belajar dan motede quasi eksperimen, sedangkan

perbedaan yakni dari segi permasalahan dan lokasi penelitian.

3. Rima Meilani tahun 2016 dengan judul “Penerapan model pembelajaran

cooperative script untuk meningkatkan hasil belajar” metode penelitian

ini menggunakan Metode yang digunakan dalam penelitian adalah


29
Evita Nur Khotimah dan Dede Nuraida, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Script untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Biologi” jurnal
Proceeding Biology Education Conference Vol,15 No.1
27

metode Kuasi Eksperimen dan bentuk desain penelitian yang digunakan

adalah The Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengumpulan

data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi sedangkan teknik

analisis data menggunakan Dependent sample t-test dan Independent

sample t-test. Subjek dalam penelitian ini adalah Kelas X AP 1 dengan

jumlah 22 orang sebagai kelas eksperimen dan Kelas X AP 2 dengan

jumlah 22 orang sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian,

diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen yang

menerapkan model pembelajaran Cooperative Script lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil belajar siswa di kelas kontrol yang

menerapakan model pembelajaran konvensional.30

Berdasarkan peneltian diatas terdapat persamaan yakni pada

penggunakan model cooperative scripts terhadap hasil belajar dan

motede quasi eksperimen dengan bentuk the nonequivalent pre-test post-

test control grup desain, sedangkan berbedaan pada lokasi penelitian.

C. Konsep Operasional

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu model pembelajaran

Cooperative Scripts sebagai variabel bebas dan terhadap hasil belajar siswa

sebagai variabel terikat.

1. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Scripts Merupakan

Variabel Bebas (Variabel X)

30
Rima Meilani, “Penerapan model pembelajaran cooperative script untuk meningkatkan
hasil belajar” jurnal Pendidikan manajemen perkantoran, Vol,1 No.1
28

Pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Scripts dalam

pembelajaran ekonomi akan membantu siswa dalam ketuntasan belajar

siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, Menurut Hamdani dalam kutipan

buku Setrategi Belajar Mengajar yang menyatakan pelaksanaan model

pembelajaran Cooperative Script dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut31 :

1. Kegiatan Awal

a) Melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Memotivasi siswa dan menjelaskan tentang model yang akan diterapkan

yaitu model pembelajaran Cooperative Scripts.

2. Kegiatan Inti

a. Mengamati

1) Menyampaikan terlebih dahulu materi pembelajaran secara

langsung sesuai dengan indikator yang harus dikuasi oleh siswa.

b. Menanya

2) Mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk menemukan hubungan antara

materi yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

c. Mengeksplorasi

3) Membagi siswa dalam kelompok untuk berpasangan yang bersifat

heterogen.

4) Guru membagi materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
31
Aris Shoimin,Op.Cit Hlm 50
29

5) Guru dan siswa Menetapkan Siapa yang pertama berperan sebagai

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

6) Mendorong siswa lain untuk Menyimak Materi yang Dipresentasikan,

Pembicara membacakan ringkasannnya selengkap mungkin dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar:

a). Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang

lengkap.

b). Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok denga

menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

7) Guru dan siswa melakukan Kembali kegiatan seperti diatas

8) Membagikan lembar kerja atau materi kepada masing- masing

kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan dalam kelompok.

d. Mengasosiasi

9) Mengawasi jalannya diskusi kelompok.

10) Meminta setiap kelompok membuat peta konsep agar membantu siswa

dalam mengingat materi,

e. Mengkomunikasikan

11) Memberi arahan secara garis besar tata cara bekerjanya dan

diingatkan setiap anggota kelompok akan mempengaruhi keberhasilan

setiap kelompok.

12) Meminta siswa mengulang kembali materi agar

memudahkan siswa dalam mengingat materi.

3.Kegiatan Akhir
30

a. Bertanya pada peserta didik apakah sudah memahami materi yang

telah diajarkan.

b. Menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

c. Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya.

d. Mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2. Hasil Belajar Siswa (Variabel Y)

Hasil belajar siswa merupakan variabel terikat yangl

dipengaruhi oleh model pembelajaran memorisasi. Konsep Operasional

dari hasil belajar siswa (variabel Y) adalah tercapainya tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru mata pelajaran ekonomi.

Dengan data di ambil dari hasil posttest siswa

D. Asumsi Dasar dan Hipotesis

1. Asumsi Dasar

Asumsil dasar padal penelitian ini adalah pengaruh model

pembelajaran cooperative scripts terhadap hasil belajar siswa.

2. Hipotetis

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tentang model pembelajaran

cooperative scripts maka ditentukan hipotetis sebagai berikut :

Dengan model pembelajaran cooperative scripts dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS Madrasah

Aliyah Darul Hikmah Pekanbaru.


31
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif dan pendekatan yang

digunakan pada penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Jenis penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

diterapkan. Quasi eksperimen yaitu penelitian yang memberikan perlakuan

terhadap variabel penelitian (variabel bebas) kemudian mengamati

konsekuensi perlakuan tersebut.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2022/2023. Sedangkan tempat pelaksanaan penelitian ini di Sekolah

Madrasah Aliyah Darul Hikmah Pekanbaru.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XI IPS di

Sekolah Madrasah Aliyah Darul Hikmah Pekanbaru. Sedangkan yang

menjadi objek penelitian ini adalah proses pelaksanaan penerapan model

pembelajaran cooperative script terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi.

31
32

D. Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan sekelompok subjek penelitian dari

suatu populasi tertentu, kemudian dikelompokan lagi secara random menjadi

dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada

kelompok eksperimen diberlakukan model pembelajaran cooperative script

dan kelompok control diberlakukan model pembelajaran konvensional

dengan jumlah jam yang sama.

Bentuk Penelitian ini merupakan Quasi eksperimen dengan

menggunakan desain Nonequivalen Control Group Desaign. Desain ini sama

dengan desain Pretest-Posttest Control Group Desaign, yaitu kedua

kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok control) diberi pretest untuk

mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan

kelompok control. Tetapi pada desain ini kelompok eksperimen dan control

tidak dipilih secara random.32

TABEL III.1
RANCANGAN PENELITIAN
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
KE 01 X 02
KK 03 - 04
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D

Keterangan :
KE= Kelas eksperimen
KK= Kelas control
X = Perlakuan pembelajaran ekonomi menggunakan model pembelajaran
scaffolding.
O1,3 = Pretest (test awal)
O2,4 = Postest (tes akhir)

32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
2012 Hlm. 159
33

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan objek yang diteliti, Populasi

dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran ekonomi dan seluruh

siswa kelas XI IPS Sekolah SMA Handayani pekanbaru pada semester

genap tahun ajaran 2022/2023 yang berjumlah 54 orang yang terbagi

dalam dua kelas yaitu, kelas XI IPS 1 , XI IPS 2.

TABEL III.2
JUMLAH SISWA KELAS X DAN XI IPS
Kelas Jumlah siswa
XI IPS 1 28
XI IPS 2 26

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti. Penelitian ini

menggunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kemudian untuk menentukan kelas eksperimen dan kontrolnya

digunakan teknik Purposive Sampling yaitu sampel yang sengaja dipilih

berdasarkan pertimbangan nilai rata-rata kelas siswa yang mendekati

sama. Penentuan kelas sampel dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menentukan dua kelas sampel yang memiliki kemampuan sama atau

mendekati sama berdasarkan nilai ulangan akhir semester genap

Sekolah Madrasah Aliyah Darul Hikmah Pekanbaru tahun pelajaran

2023/2024.

2. Dipilih dua kelas yang memiliki nilai rata-rata pretest yang


34

mendekati sama.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang di lakukan setiap 6 kali tatap muka, dengan tujuan

untuk mengamati kegiatan proses belajar mengajar ketika guru

menggunakan model pembelajaran cooperative script. Melalui teknik ini

peneliti bekerja sama dengan guru, dimana peneliti menjadi observer yang

bertugas mengambil data aktivitas guru.

2. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai

materi pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang

akurat atas kemampuan siswa memahami pembelajaran materi pelaku

ekonomi dalam kegiatan ekonomi dengan model pembelajaran cooperative

script. Tes akan dilakukan dua kali, pertama tes sebelum diberikan

perlakuan dan setelah diberikan perlakukan. Tes dilakukan terhadap dua

kelas, yang satu diterapkan model pembelajaran cooperative script (kelas

eksperimen) dan satu kelas lagi dengan pembelajaran konvensional (kelas

kontrol). Data mengenai hasil belajar siswa sebelum perlakuan diperoleh

dari nilai pretest, sedangkan data tentang hasil belajar siswa setelah

perlakuan diperoleh melalui posttest yang dilakukan diakhir pertemuan.


35

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

sejarah dan perkembangan sekolah, keadaan guru dan siswa, sarana dan

prasarana yang ada di Sekolah Madrasah Aliyah Darul Hikmah Pekanbaru

dan data tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data bertujuan untuk memperoleh bobot aktivitas

belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Data dianalisis dengan menggunakan rumus tes-t. Untuk mengetahui

data mata pelajaran ekonomi sesudah dan sebelum tindakan kelas digunakan

uji statistik yaitu tes “t” (t0). Cara memberikan interprestasi terhadap t0 adalah

dengan merumuskan hipotesa alternative (H a) yang menyatakan ada

perbedaan dan hipotesa nol (H0) yang menyatakan tidak ada perbedaan.

Setelah itu mencari df atau db dengan besarnya df dan dp tersebut

dikonsultasikan pada table nilai “t” hasilnya disebut total (t t), selanjutnya

bandingkan t0 dengan tt.

Untuk mendapatkan data yang baik, maka tes tersebut harus

dilakukan uji coba soal. Uji coba dilakukan terhadap objek yang berada diluar

populasi dan tidak termasuk kedalam sampel penelitian yang sebenarnya.

1. Uji Coba Soal

Tes hasil belajar dilakukan kepada kedua kelas sampel. Sebelum tes
36

diberikan maka diadakan uji coba kepada siswa .

2. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan teknik liliefors tes. Kelebihan

liliefors test adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta

cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil. Langkah-langkah

pengujian liliefors test sebagai berikut:

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun

ada beberapa data.

b. Periksa data dengan menulis frekuensi munculnya data.

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

Formula fki = fki

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proposalnya empiric

(observasi)

Formula, (𝑥i) = fki : 𝑛

e. Hitunglah nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel

x i − X̄
Z=
s


2
(∑ x i )
∑ xi ∑ x 2i
n
X̄ = dan S=
Dimana: n n−1

f. Menghitung theoretical proportion (tabel Z) : proporsi kumulatif

luas kurva normal baku.


37

g. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion,

kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua

proporsi tadi.

h. Formula empirical proportion, |Sn (Xi)-F0(Xi)| Formula theoretical

proportion |Sn (Xi-1)-F0(Xi)|

Pada perhitungan diperoleh Lhitung< Ltabel maka dinyatakan bahwa data

berdistribusi normal atau penyebaran datanya normal. Sebaliknya, jika

Lhitung> Ltabel maka dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.

Kemudian normalitas itu didiukung oleh uji homogenitas, Uji

homogenitas merupakan sebuah uji yang harus dilakukan untuk melihat

kedua kelas yang diteliti homogen atau tidak, pada penelitian ini kelas

yang akan di teliti sudah di uji homogenitasnya. Pengujian

homogenitasnya pada penelitian ini menggunakan uji F dengan rumus.33

varian terbesar
F hitung =
varian terkecil

Kemudian hasilnya dibandingkan dengan F tabel. Apabila

perhitungan diperoleh Fh<Ft, maka sampel dikatakan mempunyai varians

yang sama atau homogen.

3. Validitas Tes

Soal dikatakan valid apabila soal tersebut dapat mengukur apa

yang hendak diukur. Soal tes yang disusun disesuaikan dengan kurikulum

mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS. Valid atau tidaknya suatu tes

dilihat berdasarkan kriteria sebagai berikut:

33
Sugiyono, Op.Cit. Hlm. 199
38

1. Apakah tes tersebut bahan-bahannya sesuai dengan kurikulum.

2. Apakah tes tersebut berisi bahan-bahan yang diajarkan oleh guru34

Seiring dengan pernyataan di atas, Menurut Ahmad Suryadi

sebuah tes dikatakan mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur

tujuan tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran. Dengan kata

lain, untuk menguji validitas isi instrumen tes dapat dilakukan dengan

membandingkan antara isi dengan materi yang telah dipelajar, Validitas

tersebut sesuai dengan validitas isi.

Kriteria pengujian validitas meliputi :

1) Jika 𝑟𝗑𝑦> rtabel maka item soal dinyatakan valid

2) Jika 𝑟𝗑𝑦< rtabel maka item soal dinyatakan tidak valid54

Penulis melakukan uji validitas instrumen penelitian kepada 30

siswa

a. Indeks Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukan

sukar dan mudahnya suatu soal. Rumusan yang digunakan untuk

menentukan tingkat kesukaran soal seperti dikemukakan oleh

Arikunto, yaitu:35

B
P=
JS

34
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. Hlm. 67
35
Arikunto, Suharsimi. Op.Cit. Hlm 208
39

Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal benar
Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

TABEL III.3
KLASIFIKASI INDEKS KESUKARAN SOAL
No Indeks Kesukaran Klasifikasi
1 0,00 ≤ P < 0,30 Sukar
2 0,31 ≤ P < 0,70 Sedang
3 0,71 ≤ P < 1,00 Mudah

Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran soal, kriteria

yang digunakan ialah 0,30≤P<1,00 yaitu tingkat kesukaran mudah

dan sedang.

b. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (menguasai materi yang

ditanyakan) dengan siswa yang kurang pandai (belum menguasai

materi yang ditanyakan). Untuk menentukan daya pembeda soal

digunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto yaitu :36

BA BB
D= −
JA JB

Keterangan:
Ba = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
Bb = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
Ja = Jumlah peserta kelompok atas
Jb = Jumlah peserta kelompok bawah
D = Angka indeks diskriminasi item

Sebagai pedoman, kriteria indeks daya pembeda soal seperti


36
Arikunto, Suharsimi. Op.Cit. hlm. 213-214
40

pada tabel berikut ini.

TABEL III.4
KRITERIA DAYA PEMBEDA SOAL
Daya Pembeda Kriteria
0,00 - 0,20 Jelek (poor)
0,20 - 0,40 Cukup (saticfactory)
0,40 - 0,70 Baik (Good)
0,70 - 1,00 Baik sekali (Excellent)
Minus (bertanda negatif) Jelek sekali

Penulis telah melakukan uji daya pembeda terhadap instrumen

penelitian.

4. Reliabilitas Tes

Reabilitas tes maksudnya adalah tingkat kepercayaan dari tes

tersebut. Menurut Sudjiono rumusan yang digunakan adalah yang diajukan

oleh Kuder dan Richardson dengan kode KR20, yaitu:37

( )(
r 11 =
n
n−1
S 2 −∑ pq
S2 )
Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan


p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan
qn = jumlah butir soal tes
S = standar deviasi ( standar deviasi adalah akar varians)

TABEL III.5
KRITERIA BESARNYA KOEFISIEN RELIABILITAS
Kriteria Koefisien Reabilitas
Tinggi 0,80 – 1,00
Cukup 0,60 – 0,80
Agak Rendah 0,40 – 0,60
Rendah 0,20 – 0,40
Sangat Rendah 0,00 – 0,2

37
Sudijono, Anas. Op.Cit. hlm.252
41

5. Uji Hipotesis

Uji perbedaan rata-rata untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

rerata kelas eksperimen secara signifikan dengan rerata kelas kontrol. Jenis

uji hipotesis :

a. Bila n1G n2 varian homogen dapat digunakan rumus tes t dengan

pooled varian. Dengan derajad kebebasan (dk) = n 1+ n2– 2. jika t

hitung > t tabel maka Ha diterima Ho ditolak. Adapun rumusnya

sebagai berikut:59

X̄ 1 − X̄ 2
t= ¿

√ ( n 1−1 ) s21 + ( n 2−1 ) s22 1


n1 +n 2 −2 ¿ n1( )
Keterangan :

X1 = Mean Kelas Eksperimen


X2 = Mean Kelas Kontrol
𝑠2 = Variasi Kelas Eksperimen
𝑠2 = Variasi Kelas Kontrol
𝑛1 = Sampel Kelas Eksperimen
𝑛2 = Sampel Kelas Kontrol

b. Bila n1G n2, varian tidak homogen dapat digunakan rumus t test

dengan separated varian. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung

dari selisih harga t tabel dihitung dari selisih harga t tabel dengan

dk (n1 - 1) dan dk (n2 - 1) dibagi dua. Kemudian ditambahkan dengan

harga t yang terkecil. Adapun rumusnya sebagai berikut.60

X̄ 1 − X̄ 2
t=

√ s 21
n1
+
s 22
42

Keterangan :

X 1= Mean Kelas Eksperimen


X 2= Mean Kelas Kontrol
𝑠2 = Variasi Kelas Eksperimen
𝑠2 = Variasi Kelas Kontrol
𝑛1 = Sampel Kelas Eksperimen
𝑛2 = Sampel Kelas Kontrol
c. Jika data tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis

menggunakan uji statistic non-parametrik yaitu mengunakan uji

Mann- Whitney U, yaitu:61

n1 ( n 1−1 )
U 1 =n1 n 2 + −R 1
2

Dan

n2 ( n2−1 )
U 1 =n1 n 2 + =R2
2

Keterangan :

U1 = Jumlah Peringkat

6. Uji Pengaruh (Effect-Size)

Besar Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran scaffolding

terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan menghitung cohen’d

menggunakan rumus Effect-size dari cohen sebagai berikut:

x t −x c
d=
s pooled

Keterangan:
d : Nilai effect size
x¯ t : Nilia rata-rata kelompok percobaan
x¯ c : Nilai rata-rata kelompok kontrol
Spooled : Standar deviasi gabungan
43

Mencari nilai Spooled digunakan rumus :

S
pooled=
√ ( nt −1 ) s2t + ( n t −1 ) s 2c
n t +nc

Keterangan:

Spooled = Standar deviasi gabungan


nt = Jumlah sampel kelas eksperimen
nc = Jumlah sampel kelas kontrol
St = Standar deviasi kelas eksperimen
Sc = Standar deviasi kelas kontrol
Harga d menggambarkan besarnya pengaruh variabel bebas yang

diintervensikan pada kelompok percobaan pada suatu variabel terikat.

Kriteria besarnya effect size diklasifikasikan sebagai berikut:

d < 0,2 = Tergolong kecil

0,2 < d < 0,8 = Tergolong sedang

d > 0,8 = Tergolong besar.


DAFTAR PUSTAKA

Aris Shoimin. 2014, 68 Model Pemebelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,


Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Dimyati dan Mudjono. 2010, Belajar dan pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta

Evita nur Khotimah dan Dede Nuaida. 2018, Penerapan model Pembelajaran
Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Pelajaran Ipa Biologi, Jurnal Procrrding biology Education Conference
Vol.15 No,1

Evita Nur Khotimah dan Dede Nuraida, 2018 “Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Script untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPA Biologi Application of Cooperative Script Learning to
Improve student Learning Outcomes in Science Biology Subjects” jurnal
Proceeding Biology Education Conference Volume 15, No.1

Miftahul Huda. 2014, Model-Model pengajaran dan pembelajaran, Yogyakarata:


Pustaka Pelajar
Mohammad Amin Lasaiba dan Djamila Lasaib. 2022, “Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Geografi” Jurnal Basicedu Vol,06 No.06
Mohammad Thobrani dan arif Mustofa. 2012, Belajar dan Pembelajaran,
Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Muh. Sain Hanafy. 2014, Konsep Belajar dan Pembelajaran, Jurnal Pendidikan
Vol.17 No.1
Nana Sudjana. 2009, Penilaian Proses dan hasil Belajar Mengajar, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Oemar Hamalik.2005, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Rosdayakarya
Oemar Hamalik.2009, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Rima Meilani, penerapan model pemebelajaran Cooperative script untuk
meningkatakan hasil belajar, Jurnal Pendidikan Manajemen Pekantoran,
Vol.1 No,1
Rusman. 2010, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Jakarta:Rajawali Pers
Rusmono.2012, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu
untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru, Bogor: Penerbit Galia
Indonesia
Sardiman A.M.2012, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Sardiman A.M.2012, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Sari Mahdalena dan Moh. Sain. 2020, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui
Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Scripts pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VA Siswa dasar Negri 010
Sungai Beringin, Jurnal Pendidikan Vol.1 no.1

Siti Suharni Simamora.2016, Perbandingan hasil Pelajar Siswa Yang


Menggunakan Strategi Reception Learning Dengan Strategi Unit
Learning Pada Materi Gerap Pada Tumbuhan di Kelas vii smp swasta
budi, Jurnal Pendidikan Biologi, STKIP Labuhanbatu, Vol,2. No.1,

Slameto.2003, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka


Cipta

Slameto.2003, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka


Cipta

Sugiyono.2014, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabet

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan zain. 2006, Strategi Belajar mengajar, Jakarta :
Citapustaka Media

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswai Zein.2000, Strategi Belajar Mengajar,


Banjarmasin: Rineka Cipta

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswai Zein.2000, Strategi Belajar Mengajar,


Banjarmasin: Rineka Cipta

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta :Cita Pustaka

Trianto. 2007, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, Jakarta:
Prestasi Pustaka

Trianto. 2007, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, Jakarta :
Prestasi Pustaka.

Wina Sanjaya.2007, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, Kencana, Jakarta

Wina Sanjaya.2007, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, Kencana, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai