Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING

BERBANTUAN
OLEH multimedia TERHADAP MOTI-
VASI BELAJAR DAN BERPIKIR
I GEDE AGUS SAKA PRASETYA (1829071009)
KRITIS PADA MATA PELAJARAN KIMIA SMA
LATAR BELAKANG
Latar belakang dari penelitian ini adalah.

Saat ini, dunia tengah memasuki abad ke-21. Kompe-


01 tensi yang diperlukan di abad ke-21 yaitu 4Cskomu-
nikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan kreatifitas.

Pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang


02 memiliki karakteristik pemahaman konsep dan
eksperimen.Motivasi belajar perlu dimemiliki siswa
untuk meningkatkan kemampuan dalam mata pelajaran
kimia.

Namun, hasil belajar mata pelajaran kimia belum me-


03 nunjukkan hasil yang optimal di karenakan kurangnya
media serta alat untuk melakukan percobaan.

Diperlukan suatu inovasi pada pembelajaran, salah sat-


04 unya adalah memaksimalkan penerapan multimedia
pada mata pelajaran kimia.
Identifikasi Masalah
01 Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang
masih dianggap sulit oleh siswa.

02 Kurangnya inovasi yang dilakukan guru dalam


meningkatkan motivasi siswa untuk berpikir kritis.

Kompetensi siswa dalam mengekspresikan gagasannya


03 dalam pelajaran kimia masih rendah
Rumusan Masalah
a. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa secara bersama-sama antara kelas yang belajar
dengan
multimedia berbasis Problem Based Learning, kelas yang belajar
dengan model Problem Based Learning tanpa berbantuan multimedia
dan kelas dengan pembelajaran konvensional?

Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa secara bersama-


b. sama antara kelas yang belajar dengan multimedia berbasis Prob-
lem Based Learning, kelas yang belajar dengan model Problem
Based Learning tanpa berbantuan multimedia dan kelas dengan
pembelajaran konvensional?

03
c. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa secara
bersama-sama antara kelas yang belajar dengan multimedia
berbasis Problem Based Learning, kelas yang belajar dengan model
04 Problem Based Learning tanpa berbantuan multimedia dan kelas
dengan pembelajaran konvensional?
Tujuan Penelitian
a. Mendeskripsikan perbedaan motivasi belajar siswa dan
kemampuan berpikir kritis siswa secara bersama-sama antara yang
belajar dengan multimedia berbasis Problem Based Learning, kelas
yang belajar dengan model Problem Based Learning tanpa meng-
gunakan multimedia dan pembelajaran konvensional

02 Mendeskripsikan perbedaan motivasi belajar siswa antara yang


b. belajar dengan multimedia berbasis Problem Based Learning, kelas
yang belajar dengan model Problem Based Learning tanpa meng-
gunakan multimedia dan pembelajaran konvensional.

03
c. Mendeskripsikan perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa
antara yang belajar dengan multimedia berbasis Problem Based
Learning, kelas yang belajar dengan model Problem Based Learning
04 tanpa menggunakan multimedia dan pembelajaran konvensional.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan kepada guru
mengenai desain multimedia serta penerapannya pada mata pelajaran. Penelitian ini
sangat bermanfaat bagi pengembangan multimedia terhadap prestasi belajar dan
kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran pemrograman. Hasil penelitian
Manfaat
ini memberikan bukti secara teoritis bahwa terdapat desain multimedia yang efektif
digunakan untuk pembelajaran. Penelitian
Manfaat Praktis
a) Bagi Guru pemanfaatan e-module dalam pembelajaran dengan model problem based
learning merupakan salah satu pertimbangan untuk meningkatkan motivasi dan
berfikir kritis siswa sehingga proses belajar mengajar dapat lebih bermakna sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
b) Bagi Siswa proses pembelajaran dengan memanfaatkan e-module akan menciptakan
motivasi belajar siswa serta suasana belajar akan menjadi demokratis yang
berpengaruh pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa serta mengajarkan
siswa bahwa belajar merupakan kewajiban sebagai siswa bukan selalu bergantung
pada guru mata pelajaran.
c) Bagi sekolah penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung dalam
mempraktikan teori-teori yang telah diperoleh. Penelitian ini juga dapat memberikan
pengalaman bagi peneliti mengenai tata cara penelitian, menyusun perangkat
pembelajaran dan bagaimana penerapan e-module dalam pembelajaran dengan
model problem based learning.
Pembatasan Masalah


Agar pembahasan dalam penulisan penelitian ini dapat lebih terarah maka
penulis membatasi penelitian ini pada hal-hal berikut, penelitian ini
berfokus pada mata pelajaran Kimia di SMA kelas XI pada semester II
tahun ajaran 2019/2020. Materi pembelajaran disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku di sekolah. Media pembelajaran yang
dikembangkan mengacu pada materi asam basa dengan berbantuan
multimedia.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah multimedia, dimensi

model pembelajaran ada tiga yaitu Problem Based Learning berbantuan
multimedia, Problem Based Learning tanpa berbantuan multimedia dan
pembelajaran Konvensional. Variabel dependen adalah Motivasi belajar
dan kemampuan berpikir kritis siswa
Kajian Teori Problem Based Learning
Paham Konstruktivisme menyusun pengetahuan dengan cara
Siswa menkonstruksi penge- membangun penalaran dari semua
tahuan-pengetahuannya menjadi pengetahuan yang sudah dimlikinya dan
pengetahuan baru dari semua yang diperoleh sebagai
hasil kegiatan berinteraksi dengan
sesama individu
Teori Koneksionisme
Kemampuan Berpikir Kritis
Teori ini memperkenalkan konsep
sebuah proses sistematis yang
transfer of training
memungkinkan siswa untuk
merumuskan dan mengevaluasi
Media keyakinan dan pendapat mereka
Media adalah suatu sarana yang sendiri
dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada Motivasi Belajar
siswa. Keseluruhan daya penggerak dalam diri
multimedia siswa yang menimbulkan kegiatan bela-
jar yang menjamin kelangsungan dari
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk
menyajikan dan menggabungkan teks, suara, kegiatan belajar dan memberikan arah
gambar, animasi dan video dengan alat bantu pada kegiatan belajar
(tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna
dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan
berkomunikasi (Hofstetter 2001)
Kajian Hasil Penelitian Relevan
Mulyanto (2018)
terdapat perbedaan yang signifikan motivasi matematika antara
siswa yang mengikuti pembelajaran model Problem Based
Learning dengan siswa yang mengikuti model konvensional

Ayu, dkk (2019) Sianturi, et al (2018)


menyatakan bahwa multimedia kemampuan berpikir kritis matematis siswa
interaktif berbasis saintifik pada mata yang mengikuti pembelajaran dengan
pelajaran kimia yang telah model Problem Based Learning (PBL) lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang
dikembangkan memiliki efektivitas
mengikuti pembelajaran konvensional
terhadap hasil belajar peserta didik. .

Harapit (2018) Simanjuntak & Sudibjo (2019)


(1) Pembelajaran Model Problem Based Learning menyatakan bahwa penggunaan model Pembe-
(PBL) memiliki peran dalam meningkatkan lajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat mem-
kemampuan pemecahan masalah peserta didik, bantu meningkatkan keterampilan berpikir kritis
(2) Pembelajaran Model Problem Based Learning
(PBL) memiliki peran dalam meningkatkan
motivasi peserta didik dalam belajar.
Kajian Hasil Penelitian Relevan
Lin (2018)
pembelajaran digital menyajikan efek positif yang lebih baik
pada motivasi belajar dari pengajaran tradisional.
Suryawan, et al (2019)
menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan prestasi belajar Fisika yang Sindu, et al (2013)
signifikan antara kelompok siswa yang Media multimedia dalam pembelajaran
mengikuti model PBL (Problem Based berbasis masalah dapat menggali ke-
Learning atau Pembelajaran Berbasis mampuan berpikir kritis serta menim-
Masalah) dengan kelompok siswa yang bulkan daya tarik siswa di dalam
mengikuti model DI. memecahkan permasalahan belajar
Li (2018)
PBL mengarah ke hasil belajar yang lebih baik Tumini (2019)
dalam hal belajar interdisipliner, siswa dapat menunjukkan bahwa dengan multimedia dapat men-
belajar mandiri, mampu untuk pemecahan ingkatkan motivasi dan prestasi pembelajaran IPS kelas
masalah, berpikir kreatif, lancar dalam IV SD Negeri 1 Ngadisanan. Peningkatan ini dibuktikan
komunikasi, serta meningkatkan kemampuan tahap pratindakan, menunjukkan bahwa prestasi bela-
kognitif jar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS tergolong
rendah.
Kerangka
Berpikir
Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh motivasi belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa antara yang belajar dengan
a model PBL berbasis multimedia, siswa yang belajar dengan model PBL tanpa berbantuan multimedia dan
model konvensional.

Terdapat pengaruh motivasi belajar siswa antara yang belajar dengan model PBL berbasis multime-
b dia, siswa yang belajar dengan model PBL tanpa berbantuan multimedia dan model konvensional.

Terdapat pengaruh keterampilan berpikir kritis siswa antara yang belajar dengan model PBL berbasis
c multimedia, siswa yang belajar dengan model PBL tanpa berbantuan multimedia dan model konven-
sional.
Metode Penelitian
Metode penelitian kuantitatif jenis kuasi eksperimen. Desain penelitian pretest-posttest control group design.

Keterangan
O1 X1 O2
X1 : belajar dengan model PBL berba ntuan
multimedia
--------------------------------------- X2 : belajar dengan model PBL tanpa berban-
tuan multimedia
X3 : belajar dengan model konvensional
O3 X2 O4
O1, O3, O5 : observasi awal tentang motivasi
belajar dan kemampuan berpikir kritis
--------------------------------------- O2, O4, O6 : observasi akhir tentang
motivasi belajar dan kemampuan berpikir
kritis
O5 X3 O6
-------------- : random penuh tidak dapat
dilakukan
Populasi Penelitian
No Kelas Populasi Jumlah Siswa
1 X MIPA 1 38 orang
Sampel Penelitian
2 X MIPA 2 42 orang
3 X MIPA 3 38 orang Sampel diambil secara acak 3 kelas dari jumlah
keseluruhan kelas XI IPA. Kemudian, kelas diundi
Total Populasi 118 orang
untuk menentukan kelas yang belajar dengan
model problem based learning berbantuan mul-
timedia, kelas yang belajar dengan model prob-
lem based learning tanpa berbantuan multime-
dia dan kelas yang belajar dengan model
konvensional.
Variabel Penelitian
Prosedur Penelitian

Melaksanakan pretest prestasi


belajar dan kemampuan berpikir
kritis awal siswa, melaksanakan
pembelajaran.

Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Akhir


Menyebar angket untuk men- Melakukan posttest moti-
Orientasi, menyusun getahui motivasi awal dan
perangkat pembelajaran, vasi belajar dan kemam-
melaksanakan tes (pretest) puan berpikir kritis akhir
uji validitas isi, untuk kemampuan berpikir
menyusun jadwal siswa, melakukan analisis
kritis awal pada masing-mas- data, membuat laporan.
penelitian. ing kelompok untuk menget-
ahui kemampuan awal
siswa
Metode Pengumpulan Data dan Instrumen
Penelitian
Pengumpulan Data
(1) memberikan pretest kepada siswa pada semua kelas sampel
untuk mengetahui motivasi awal dan keterampilan berpikir
kritis siswa awal,
(2) melaksanakan proses pembelajaran (eksperimen)
(3) memberikan posttest kepada siswa pada semua kelas
sampel setelah pelaksanaan eksperimen dengan menggu-
nakan angket motivasi belajar siswa dan keterampilan
berpikir kritis siswa.

Instrumen Penelitian
Angket Kemampuan Berpikir Kritis
. Keterampilan berpikir kritis dapat dihitung dengan enam Tes Motivasi Belajar
dimensi keterampilan berpikir kritis. Bentuk tes yang di- Tes prestasi belajar disusun dalam bentuk
gunakan adalah soal uraian tipe extended response es- esai.
says.
1. Validitas Isi Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP dan multimedia pembelajaran cukup
Validitas
diestimasi berdasarkan pertimbangan ahli isi dan ahli desain. Prosedur yang ditempuh
dalam menguji validitas isi RPP dan multimedia yang dikembangkan adalah dengan Isi
pertimbangan ahli isi dan ahli desain yaitu dua orang dosen yang memiliki kualifikasi dan
pengalaman kerja yang cukup. Selain itu, satu orang guru kimia dan satu orang dosen kimia
juga dilibatkan dalam validitas isi materi di dalam media yang akan digunakan. Dengan
Perangkat
pertimbangan tersebut, dianggap cukup representatif sebagai dasar untuk memutuskan
bahwa RPP dan multimedia yang dikembangkan telah memenuhi syarat validitas isi
dan In-
2. Validitas Isi Instrumen Penelitian strumen
Validitas isi instrumen penelitian menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu mengukur
apa yang ingin diukur (a valid measure if it successfully measure the phenomenon). Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket motivasi belajar dan tes keterampi-
Penelitian
lan berpikir kritis. Validitas isi cukup diestimasi berdasarkan pertimbangan ahli isi. Sebagai
ahli isi adalah dua orang dosen yang memiliki kualifikasi dan pengalaman kerja yang
cukup
Analisis Butir Motivasi belajar dan
ketrampilan berfikit ktitis Konsitensi Internal Butir dan Tes

Indeks Kesukaran Butir (IKB) Konsistensi Internal Butir


Indeks kesukaran butir digunakan untuk menentukan apakah Pengujian instrument prestasi belajar dilakukan dengan
butir tersebut terlalu sukar atau terlalu mudah bagi siswa. menggunakan korelasi product moment.

Indeks Dayabeda Butir (IDB) Reliabilitas Tes


Koefisien reliabilitas tes prestasi belajar diestimasi
Daya beda tes adalah kemampuan suatu tes untuk membe-
berdasarkan koefisien alpha Cronbach
dakan kemampuan siswa
Uji Asumsi Analisis

Uji Normalitas Sebaran Data Uji Homogenitas Varians


Untuk mengetahui apakah populasi Uji homogenitas varians antara kelompok
data berdistribusi normal atau tidak. digunakan untuk mengukur apakah sebuah

A B grup (data katagori) mempunyai varians


yang sama.

C D
Uji Linieritas Regresi Uji Hipotesis
Kriteria pengujian linieritas yang digunakan Uji hipotesis digunakan untuk menguji
adalah jika nilai signifikansi dari F deviation hipotesis yang dikemukakan pada penelitian.
from linierity lebih besar dari taraf sig- Selanjutnya, dilakukan uji analisis varians
nifikansi 0,05 multivariat (Manova).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai