adalah pola-pola penting yang berguna sebagai pedoman untuk
melakukan suatu tindakan. Model dapat ditemukan dalam hampir setiap bentuk kegiatan pendidikan, seperti model pengajaran, model adtninistrasi, model evaluasi, model supervisi dan model lainnya. Menggunakan model pada perkembangan kurikulum dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Banyak sekolah atau fakultas mempunyai rancangan untuk satu tahun, mereka telah memikirkan polanya untuk memecahkan masalah pendidikan atau prosedur yang tidak dapat dihindari, walaupun begitu mereka tidak mempunyai lebel kegiataanya sebagai rancangan.
Kaitan Desain Dengan Model
MODEL TABA (Converted Model)
Taba menggunakan pendekatan akar rumput (grass-roots
approach) bagiperkembangan kurikulum. Taba percaya kurikulum harus dirancang oleh guru dan bukan diberikan oleh pihak berwenang. Menurut Taba guru harus memulai proses dengan menciptakan suatu unit belajar mengajar khusus bagi murid-murid mereka disekolah dan bukan terlibat dalam rancangan suatu kurikulum umum.Karena itu Taba menganut pendekatan induktif yang dimulai dengan hal khusus dan dibangun menjadi suatu rancangan umum.
Langkah 1 : Diagnosis kebutuhan
Langkah 2 : Merumuskan tujuan pembelajaran Langkah 3 : Seleksi materi Langkah 4 : Organisasi materi Langkah 5 : Seleksi pengalaman belajar Langkah 6 : Organisasi pengalaman belajar Langkah 7 : Menentukan cara dan alat untuk mengetahui hasil kegiatan Model ini membentuk curriculum planning process (proses perencanaankurikulum). Untuk mengerti model ini, kita harus menganalisa konsep kurikulum dan konseprencana kurikulum mereka. Kurikulum menurut mereka adalah “a plan for providing sets of learning opportunities for persons to be educated” ; sebuah rencana yang menyediakan kesempatan belajar bagi orang yang akan dididik. Namun, rencana kurikulum tidak dapat dimengerti sebagai sebuah dokumen tetapi lebih sebagai beberapa rencana yang lebih kecil untuk porsi atau bagian kurikulum tertentu.
PENGEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA.
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, pada rentang waktu tahun 1945 –1949
dikeluarkan 1947. Tahun 1950 – 1961, ditetapkan kurikulum 1952. Kurikulum terakhir pada masa orde lama adalah kurikulum 1964. Masa Orde Baru lahir empat kurikulum. Kurikulum 1968 ditetapkan dan berlaku sampai tahun 1975. Selanjutnya muncul Kurikulum 1975. Pada tahun 1984 dibuat kurikulum baru dengan nama Kurikulum 1975, yang disempurnakan dengan Cara Belajar Siswa Aktif. Pada tahun 1994, dikeluarkan kurikulum baru, yakni Kurikulum 1994. Kurikulum ini menjadi kurikulum terakhir yang dikeluarkan oleh Orde baru. Menurut pendapat kami. KTSP merupakan kombinasi dari model Ralph Tyler dan model Hilda Taba. Di satu sisi KTSP bersifat deduktif (Model Tyler), karena dalam KTSP tujuan pendidikan itu mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional. Namun, .jika dilihat dari sisi lain, KTSP bisa bersifat induktif (Model Taba), karena dalam KTSP diberikan kewenangan atau keleluasaan bagi guru untuk berpikir dan bekerja kreatif sesuai dengan kebutuhan siswa dan jugamenggali potensi lingkungan. Melalui KTSP sekolah-sekolah diberi kebebasan menyusun kurikulum sendiri dengan konteks lokal, kemampuan dan kebutuhan siswa serta ketersediaan sarana prasarana.
Model dapat membantu kita membentuk konsep dari sebuah proses
dengan menunjukkan prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur tertentu. Dimana beberapa model berbentuk diagram, ada pula model yang berupa daftar langkah- langkah yang direkomendasi oleh pembuat kurikulum. Beberapa model linear, dengan pendekatan langkah demi langkah, dan ada model yang berangkat dari urutanlangkah-langkah yang pasti/tetap. Ada pula model yang menawarkan pendekatan induktif dan ada yang mengikuti pendekatan deduktif. Beberapa model bersilat preskriptif, yang lain bersifat deskriptif.
Proses pendidikan di negara kita belum menekankan kermandirian
dan perkembangan multidimensi individu. Karena itu, pendidikan di negara kitaseharusnya menempatkan perkembangan integral anak sebagai orientasi utama. Dengan kata lain kemerdekaan individu anak tetap harusdikedepankan sebagai praktek pendidikan sejati, visi kemerdekaan tidak dapat dikontraskan dengan kepentingan kolektif dalam wadah negara. Tujuan pedagogis (yakni perkembangan anak) dan kepentingan negara harus disinergikan dalam kebijakan dan praktek pendidikan.
Daftar Pustaka :
1. Idi Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Ar-nizz Media: Jogjakarta.
2. Mulyasa E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Remaja Rosdakarya: Bandung. 3. Oliva Peter F. 1992. Developing the Curriculum. Third Edition. Harper Collins Publisher : New York 4. http://www.retcia.com/2011/12/model-model-pengembangan-kurikulum.html
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional