Anda di halaman 1dari 11

Vol. 11 No.

2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

PENGEMBANGAN E-LKPD BERBASIS KWL (KNOW-WANT-LEARNED) MATERI SUBSTANSI


GENETIK UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK
DEVELOPMENT OF ELECTRONIC WORKSHEET BASED ON KWL (KNOW-WANT-LEARNED) ON
GENETIC SUBSTANCE TOPIC TO TRAIN THE SCIENTIFIC LITERACY SKILLS OF STUDENTS
Zulfiana
Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
Jalan Ketintang, Gedung C3 Lt. 2 Surabaya 60231
Zulfiana.17030204010@mhs.unesa.ac.id
Sifak Indana
Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
Jalan Ketintang, Gedung C3 Lt.2 Surabaya 60231
Sifakindana@unesa.ac.id

Abstrak
Know-Want-Learned (KWL) merupakan strategi pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk
menuliskan pengetahuan awalnya (know), apa yang ingin diketahui (want), dan apa yang telah dipelajari
(Learned) pada saat pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan E-LKPD berbasis KWL yang
valid (layak) secara teoritis, dan praktis digunakan dalam pembelajaran biologi materi substansi genetik untuk
melatihkan keterampilan literasi sains peserta didik. Metode pengembangan yang digunakan adalah 3D-E
Models. E-LKPD divalidasi oleh tiga validator (dua dosen ahli, dan satu guru biologi). Instrumen penilitian
yang digunakan berupa lembar validasi, dan angket respons 16 peserta didik. Lembar validasi untuk
memperoleh data validitas E-LKPD berdasarkan aspek Kelayakan Penyajian, Isi, dan Kebahasaan. Angket
respons peserta didik untuk memperoleh data kepraktisan E-LKPD yang menunjukkan bahwa E-LKPD
tersebut lengkap, menarik, dan mudah dioperasikan, ditinjau dari Tampilan dan Komponen E-LKPD,
Kesesuaian E-LKPD dengan Indikator Literasi Sains, dan Kebahasaan. Hasil validasi E-LKPD yang dihasilkan
yaitu sebesar 3,94, menyatakan bahwa E-LKPD ini sangat valid. Hasil kepraktisan E-LKPD yang dihasilkan
yaitu sebesar 97,2%, menyatakan bahwa E-LKPD ini sangat praktis. Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa E-LKPD ini dinyatakan layak, dan praktis digunakan dalam pembelajaran biologi materi
substansi genetik untuk melatihkan keterampilan literasi sains peserta didik.
Kata Kunci: Validitas, Kepraktisan, E-LKPD, Substansi Genetik, KWL, Literasi Sains.

Abstract
Know-Want-Learned (KWL) is a learning strategy that facilitates students to write down their initial
knowledge (know), what they want to know (want), and what has been learned (learned) during the learning.
This research aims to produce E-LKPD based on KWL which is valid (eligible), and practically used in
biology learning especially in substance genetic material to train scientific literacy skills of students. The
development method used is 3D-E Models. The research instrument used was a validation sheet and a
response questionnaire of 16 students. Validation sheet to obtain E-LKPD feasibility data based on aspects of
Feasibility of Presentation, Content, and Language. Student response questionnaire to obtain data on the
practicality of E-LKPD which shows that the E-LKPD is complete, attractive, and easy to operate, in terms of
the Display and Components of E-LKPD, Compatibility of E-LKPD with Scientific Literacy Indicators, and
Language. The results of the validation E-LKPD are 3.94, represent that the E-LKPD is valid. The results of
the practicality of the E-LKPD are 97.2%, represent that the E-LKPD is practical. Based on this, it can be
concluded that these E-LKPD is declared feasible and is practically used in biology learning of substance
genetic material to train scientific literacy skills of students.
Keywords: Validity, Practicality, E-LKPD, Substance Genetic, KWL, Scientific Literacy.

Zulfiana & Sifak Indana : Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 481


Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Dalam realitanya, kehidupan sehari-hari juga tidak


PENDAHULUAN lepas dari peran sains. Jadi, perlu adanya generasi-
Perkembangan sistem Teknologi Informasi, dan generasi yang melek sains atau mempunyai keterampilan
Komunikasi (Information and Communication literasi sains. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa
Technology atau ICT) pada abad ke-21 ini sangatlah perkembangan ICT dan keterampilan literasi sains dalam
pesat, sektor pendidikan dituntut melakukan reformasi pembelajaran mampu meningkatkan kualitas pendidikan
sebagai upaya untuk membuat mutu pendidikan semakin Indonesia.
meningkat (Fitriani, U. dkk., 2018). Kualitas pendidikan Literasi sains, literasi membaca, dan literasi
di Indonesia yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu matematika telah diakui secara internasional sebagai
diberlakukannya kurikulum 2013 yang diharapkan bisa tolok ukur tinggi rendahnya kualitas pendidikan.
memenuhi tiga keterampilan tuntutan abad ke-21, yaitu Berdasarkan data dari Puspendik Kemendikbud
(1) life and career skills; (2) Learning and innovation Indonesia, tingkat keterampilan literasi sains peserta
skills; (3) information media and technology skills didik di Indonesia masuk dalam ketergori yang masih
(Pratiwi, S. N. dkk., 2019). rendah yaitu sebesar 48,79% (Kemendikbud, 2019).
Pada era Industri 4.0 lulusan yang diharapkan yaitu Tingkat literasi sains yang masih rendah dapat
yang berkualitas, mumpuni untuk bersaing dalam skala ditingkatkan dengan adanya perlakuan yang tepat,
internasional atau global, dan penguasaan perkembangan misalnya dengan lebih memperhatikan karakteristik dan
teknologi yang berlandaskan literasi informasi potensi peserta didik, mengembangkan bahan ajar dan
(Kanematsu, H., and M. Barry D., 2016). Dalam instrumen yang tepat, mengelola kegiatan pembelajaran
penelitiannya, Abidin (2014) menyatakan bahwa peserta yang baik, dan strategi pembelajaran yang digunakan
didik harus memiliki keterampilan belajar, memunculkan saat mengajar dipilih dengan tepat.
ide baru, menguasai media dan teknologi informasi, dan Proses pembelajaran yang mampu membangkitkan
keterampilan dasar yang menunjang kehidupan karir rasa ingin tahu peserta didik terhadap topik
yang akan dijalani sesuai dengan tuntutan abad ke-21. pembelajaran, dan dapat mendorong kemampuan
Beberapa kompetensi lain yang harus dimiliki yaitu pemecahan masalah yang disediakan oleh guru diyakini
keterampilan bertindak dan berpikir kritis, kreatif, dapat menciptakan adanya keterampilan proses sains,
produktif, kolaboratif, mandiri, dan komunikatif dengan dimana hal tersebut merupakan bagian dari aspek
pendekatan ilmiah yang merupakan pengembangan dari kompetensi literasi sains (Indana, S. dkk., 2018).
apa yang telah yang dipelajari di Lembaga Pendidikan, Berdasarkan hasil survey dengan guru dan beberapa
maupun secara mandiri melalui sumber lainnya peserta didik di salah satu Sekolah Menengah Atas
(Kemendikbud, 2016). (SMA) di Surabaya, salah satu materi yang sukar
Lembaga pendidikan di Indonesia juga harus dipahami, dan sukar dipraktekan dalam pembelajaran
memiliki kompetensi yang sejalan dengan tuntutan biologi yaitu materi Substansi Genetik. Materi tersebut
lulusan pada era Industri 4.0 dan Abad ke-21. Hal merupakan materi kompleks, sukar dipahami karena
tersebut tercantum pada kurikulum 2013 yang tertuang wujudnya tidak dapat dilihat secara langsung oleh mata,
dalam Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 bahwa jadi hanya bisa dibayangkan.
salah satu prinsip pembelajarannya yaitu memanfaatkan Materi Substansi Genetik seharusnya dapat
teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan dipraktekkan, akan tetapi karena kebutuhan
sebutan 4C (creative, critical, communicative, dan praktikumnya terlalu rumit, seperti memerlukan alat dan
collaborative) untuk meningkatkan efisiensi, dan bahan yang mahal bahkan sulit dicari. Hal tersebut
keefektifan proses pembelajaran (Kemendikbud, 2014). menyebabkan kegiatan praktikum untuk materi ini jarang
Literasi sains yaitu kegiatan memahami konsep dilakukan dalam pembelajaran di sekolah.
maupun fakta yang didapatkan dari proses pembelajaran, Saat pembelajaran biologi di kelas pada materi
dimana peserta didik dapat mengaitkan, dan Substansi Genetik, guru lebih sering menjelaskan materi
mengaplikasikannya pada kegiatan sehari-hari dengan menggunakan metode ceramah lalu peserta didik
peristiwa yang nyata. Literasi sains juga merupakan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Peserta
kesatuan ilmu pengetahuan dengan pemahaman konsep didik dapat dengan mudah menyelesaikan soal-
yang kuat, yang dapat mendukung peserta didik untuk soalnyadengan melihat rangkuman maupun materi yang
bisa mengemukakan gagasan ataupun keputusan dengan telah dijelaskan oleh guru, sehingga peserta didik kurang
pengetahuan yang telah mereka miliki (Huryah, F. dkk., dilibatkan untuk aktif dalam proses pembelajaran yang
2017). menyebabkan peserta didik kurang mampu berlatih
keterampilan literasi sainsnya.

Zulfiana & Sifak Indana: Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 482


Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Materi Substansi Genetik akan dibahas dalam yang membentuk pemahaman dengan melakukan
pembelajaran biologi kelas XII semester 1. Berdasarkan kegiatan praktikum online dengan laboratorium virtual.
Permendikbud Tahun 2016 Nomor 24 Lampiran 7, Berdasarkan fakta di lapangan, bahwa di SMA
terdapat pada KD 3.3 (Kompetensi Dasar Pengetahuan) tersebut belum menggunakan E-LKPD yang berbasis
yaitu peserta didik mampu menganalisis hubungan KWL. Hal ini berdasarkan observasi dari RPP yang
struktur dan fungsi gen, DNA, RNA, dan kromosom digunakan, dan terdapat beberapa soal yang diberikan
dalam penerapan prinsip pewarisan sifat makhluk hidup, oleh guru kepada peserta didik. Pembelajaran di sekolah
sedangkan pada KD 4.3 (Kompetensi Dasar yang masih menggunakan LKPD konvensional dan, gaya
Keterampilan) yaitu peserta didik mampu merumuskan mengajar guru yang kurang melibatkan siswa secara aktif
urutan proses sintesis protein dalam kaitannya dengan dalam proses pembelajaran, khususnya bagi beberapa
penyampaian kode genetik (DNA-RNA-Protein). materi yang abstrak dan kompleks misalnya materi
Tuntutan KD tersebut dapat dicapai jika guru sebagai Substansi Genetika. Salah satu faktor yang
fasilitator dapat memberikan informasi yang cukup untuk mempengaruhi kurangnya motivasi siswa adalah bahan
peserta didik membentuk pemahamannya terhadap ajar yang digunakan (Ahillah, N., and Endang S., 2018).
struktur dan fungsi gen dan mengkaitkannya dalam E-LKPD materi substansi genetik juga masih belum
penerapan prinsip pewarisan sifat makhluk hidup. Selain pernah dikembangkan, dan digunakan untuk
itu pada KD 4.3 diperlukan pemahaman konsep dan pembelajaran di sekolah.
menjelaskan kembali agar peserta didik dapat Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perlu adanya
merumuskan dengan benar urutan proses sintesis protein cara baru dalam proses pembelajarannya yaitu
yang berkaitan dengan penyampaian kode genetik pembelajaran dengan menggunakan E-LKPD berbasis
(DNA-RNA-Protein). Sehingga materi Substansi Genetik KWL, dan aktivitas praktikum pada materi Substansi
ini cocok digunakan untuk melatihkan literasi sains Genetik dapat tercapai melalui praktikum online
karena perlu adanya pemahaman materi sekaligus untuk menggunakan laboratorium virtual.
merumuskan urutan proses sintesis protein secara Penggunaan E-LKPD berbasis KWL pada era digital
mandiri dengan baik. ini akan memberikan kemudahan untuk peserta didik.
Mengatasi permasalahan di atas, maka guru biologi Kemudahan akses E-LKPD dalam gadget yang dimiliki
harus mampu menggunakan bermacam-macam strategi, dapat dilakukan dimanapun, dan kapanpun dengan
salah satunya yaitu strategi belajar aktif KWL. Strategi adanya koneksi internet, sehingga mampu mendorong
tersebut akan membuat peserta didik menjadi lebih peserta didik mampu memiliki pemahaman sendiri.
tertarik, dan dapat berlatih meningkatkan keterampilan Literasi sains pada peserta didik juga dapat dilatihkan
literasi sainsnya saat mengikuti pelajaran biologi, dengan mengarahkan cara berpikir, dan tingkat
KWL yang merupakan kepanjangan dari Know yang pemahaman konsep peserta didik, serta menentukan
berarti mengetahui, Want yang berarti ingin, dan Learned tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang telah
yang berarti telah mempelajari. Sehingga strategi KWL dituliskan. Sehingga peserta didik dapat membandingkan
merupakan strategi yang dapat membuat peserta didik antara pengetahuan awal yang telah dimiliki dengan
berpikir tentang apa yang telah diketahuinya dari suatu pengetahuan baru yang diterima peserta didik setelah
topik, dan apa yang ingin diketahuinya mengenai topik melakukan kegiatan diskusi.
tersebut (Hamzah, and Mohamad, Nurdin, 2012). Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan
Strategi belajar aktif KWL merupakan strategi yang penelitian “Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL
dapat digunakan untuk semua materi pembelajaran Materi Substansi Genetik untuk Melatihkan
sehingga dapat membuat peserta didik lebih mudah Keterampilan Literasi Sains Peserta Didik” dengan
dalam memahami materi (Buehl, 2009). Menurut Brozo, harapan peserta didik mendapatkan manfaat dan
and Puckett (2009) strategi KWL merupakan strategi memperoleh informasi dari pembelajaran dengan E-
yang dapat memunculkan pengetahuan peserta didik LKPD maupun memperoleh informasi baru dari berbagai
sebelumnya, dan membuat pertanyaan sebelum sumber, sehingga peserta didik dapat berlatih
melakukan kegiatan pembelajaran yang melalui tiga membangun keterampilan literasi sains secara mandiri.
tahapan yaitu know-want-learned. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan
Strategi KWL memiliki langkah pembelajaran yang E-LKPD berbasis KWL pada materi substansi genetik
lebih kreatif, dan inovatif dengan adanya kegiatan yang valid, dan praktis dalam melatihkan keterampilan
praktikum, sehingga untuk mengatur pengetahuan baru literasi sains peserta didik.

Zulfiana & Sifak Indana: Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 483


Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

pembelajaran dengan E-LKPD yang dikembangkan


METODE dalam proses pembelajaran, juga dilakukan pengolahan,
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian dan analisis data validasi dari ahli materi, ahli media
pengembangan, dengan menerapkan model Decide, pembelajaran serta guru biologi. Validasi dilakukan untuk
Design, Develop, dan Evaluate/3D-E (Ivers, and Barron, mengetahui tingkat kelayakan E-LKPD berdasarkan
2014). Tempat dilaksanakannya penelitian ini yaitu di aspek Kelayakan Penyajian, Kelayakan Isi, dan
Jurusan Biologi Universitas Negeri Surabaya dengan Kelayakan Kebahasaan. Data kepraktisan yang
sasaran penelitian berupa pengembangan E-LKPD menunjukkan bahwa E-LKPD tersebut lengkap, menarik,
berbasis KWL materi substansi genetik untuk melatihkan dan mudah dioperasikan yang didapatkan dari hasil
keterampilan literasi sains peserta didik. respons 16 peserta didik.
Tahap pertama adalah tahap decide (menetapkan). Pada Penilaian untuk tiap aspek validasi diberikan skor 1-4
tahap ini, langkah pertama yang dilakukan yaitu analisis dengan kriteria skor 4 sangat baik, skor 3 baik, skor 2
kurikulum yang digunakan yaitu Kurikulum 2013, cukup, dan skor 1 kurang.
analisis konsep dan tugas yang mencakup materi Skor validasi yang didapatkan kemudian dihitung skor
Substansi Genetik pada KD 3.3 dan KD 4.3. Materi per aspek dengan menggunakan rumus (Sugiyono, 2015):
Substansi Genetik ini cocok digunakan karena terdapat
Skor per aspek =
laboratorium virtual yang sesuai untuk mendukung
peserta didik memahami materi sekaligus untuk Setelah memperoleh skor per aspek, selanjutnya hasil
merumuskan urutan proses sintesis protein secara perhitungan dikatagorikan berdasarkan kriteria yang telah
mandiri dengan baik. Langkah selanjutnya yaitu ditentukan dengan kategori seperti pada Tabel 1.
merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran yang
E-LKPD dinyatakan valid apabila hasil validasi
sesuai dengan capaian kompetensi.
mendapatkan skor 2,51-4,00.
Tahap kedua adalah tahap design (merancang),
Tabel 1. Kategori Validitas
dilakukan perancangan perangkat yang digunakan dalam
penelitian yang berupa draft 1, yaitu E-LKPD yang Skor Kategori
berbasis KWL pada materi substansi genetik untuk 1,00 – 1,50 Tidak Valid
melatihkan kompetensi literasi sains, instrumen penilaian 1,51 – 2,50 Kurang Valid
yang akan digunakan dalam kegiatan validasi, dan 2,51 – 3,50 Valid
instrumen angket respons yang digunakan untuk 3,51 – 4,00 Sangat Valid
pengambilan data kepraktisan E-LKPD. Draft I dan Adaptasi dari (Sugiyono, 2015)
instrumen penilaian tersebut dikonsultasikan kepada
Selain itu, E-LKPD juga dinilai kepraktisannya yang
dosen pembimbing untuk dapat digunakan dalam proses
menunjukkan bahwa E-LKPD tersebut lengkap, menarik,
validasi.
dan mudah dioperasikan, dilakukan melalui penyebaran
Tahap ketiga adalah develop (mengembangkan),
angket respons kepada 16 peserta didik. Angket respons
dilakukan kegiatan menghasilkan E-LKPD, validasi E-
kepraktisan diberikan dengan penilaian “Ya” dan
LKPD, dan uji coba terbatas kepada 16 peserta didik
“Tidak”. Hasil respons peserta didik dikonversikan dalam
kelas XII SMA melalui pembelajaran daring dengan
skor 0 dan 1 seperti pada Tabel 2. berikut yang diadaptasi
google meet untuk mendapatkan hasil kepraktisan E-
dari (Noor, 2010).
LKPD yang dikembangkan. Validasi E-LKPD dilakukan
Tabel 2. Kriteria Skala
oleh 3 (tiga) validator yaitu ahli materi, ahli media
pembelajaran serta Guru Biologi pada salah satu SMA di Tanggapan Skor
Surabaya. Aspek validasi yang dinilai adalah Kelayakan
Ya 1
Penyajian, Kelayakan Isi, dan Kelayakan Kebahasaan.
Pengambilan data kepraktisan E-LKPD yang Tidak 0
menunjukkan bahwa E-LKPD tersebut lengkap, menarik,
Respons peserta didik dianalisis dengan persentase.
dan mudah dioperasikan yang dilakukan dengan
Rumus untuk menghitung persentase respons peserta
menggunakan angket respons 16 peserta didik yang telah
didik di bawah ini:
menggunakan E-LKPD secara online menggunakan
google form. Persentase Respons Peserta didik =
Tahap terakhir adalah evaluate (mengevaluasi),
x 100%
dilakukan evaluasi terkait dengan kesesuaian tujuan

Zulfiana & Sifak Indana: Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 485


Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Persentase respons peserta didik kemudian Pada cover E-LKPD 1 mewakili materi substansi
dikonversikan pada tabel Tabel 3. di bawah ini: genetik, dan E-LKPD 2 materi sintesis protein. Menurut
Tabel 3. Skala Konversi Persentase Kepraktisan E- Agustina, (2015) pemilihan desain sampul sangat perlu
LKPD Berdasarkan Angket Respons Peserta didik dilakukan dengan cermat karena akan berkaitan dengan
minat belajar peserta didik.
Skor rata-rata Kategori Langkah-langkah strategi KWL menjadi dasar dalam
0-20 (%) Tidak Praktis penyusunan E-LKPD dan digunakan menjadi kegiatan
21-40 (%) Kurang Praktis pembelajaran. Langkah KWL yang terdapat pada E-
41-60 (%) Cukup Praktis LKPD disajikan dalam Gambar 2. berikut.
61-80 (%) Praktis
81-100 (%) Sangat Praktis
Adaptasi dari (Riduwan, 2018)
E-LKPD dikatakan praktis berdasarkan responss
peserta didik apabila peserta didik menjawab “ya”
mencapai > 61%. Pengembangan E-LKPD berbasis KWL
ini minimal harus mencapai kategori valid dan praktis
untuk dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian pengembangan E-LKPD berbasis KWL
yang telah dilakukan dengan model 3D-E menghasilkan
produk, yaitu E-LKPD berbasis KWL yang valid
berdasarkan hasil validasi, dan praktis berdasarkan hasil Gambar 2. Langkah KWL dalam E-LKPD
angket respons peserta didik. Produk E-LKPD berbasis
Langkah What Did You Know?
KWL pada materi Substansi Genetik yang telah
dikembangkan sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) Pada langkah ini, peserta didik akan menuliskan apa
yaitu berupa E-LKPD 1 Substansi Genetik: Struktur dan yang telah diketahui (Know) tentang Struktur, dan Fungsi
Fungsi DNA, RNA, dan Kromosom; serta E-LKPD 2 DNA, RNA, dan Kromosom pada E-LKPD 1, dan apa
Substansi Genetik: Sintesis Protein. yang telah diketahui (Know) tentang Sintesis Protein pada
LKPD Elektronik (E-LKPD) berbasis KWL yang E-LKPD 2.
dikembangkan tercantum dalam link yang dapat diakses Langkah What You Want to Know?
dengan mudah melalui smartphone, laptop, maupun Pada langkah ini, peserta didik akan menuliskan apa
komputer. Link tersebut mengarahkan kepada masing- yang ingin diketahui (Want) tentang Struktur, dan Fungsi
masing E-LKPD dalam tampilan Flipbook. E-LKPD ini DNA, RNA, dan Kromosom pada E-LKPD 1, dan apa
juga dilengkapi dengan beberapa soal yang dapat dijawab yang ingin diketahui (Want) tentang Sintesis Protein pada
oleh peserta didik melalui tautan Google form sesuai E-LKPD 2.
dengan perintah klik pada icon yang tercantum dalam Langkah What Did You Learn?
setiap E-LKPD. Koneksi internet diperlukan saat Pada langkah ini, peserta didik akan menuliskan apa
membuka link E-LKPD. Berikut merupakan cover dari E- yang telah dipelajari (Learned) tentang Struktur, dan
LKPD yang telah dikembangkan. Fungsi DNA, RNA, dan Kromosom pada E-LKPD 1, dan
apa yang telah dipelajari (Learned) tentang Sintesis
Protein pada E-LKPD 2.
E-LKPD yang telah disusun dilengkapi dengan fitur
icon yang jika diklik akan menampilkan video, membuka
laboratorium virtual yang memfasilitasi kegiatan
praktikum online peserta didik, menuju ke google form
untuk pengisian jawaban, dll. Fitur icon yang terdapat
dalam E-LKPD beserta penjelasannya disajikan pada
a) b) Tabel 4. di bawah ini:
Gambar 1. a) cover E-LKPD 1, b) cover E-LKPD

Zulfiana & Sifak Indana: Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 485


Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Tabel 4. Fitur icon dalam E-LKPD No. Tampilan Fitur Keterangan Fitur
No. Tampilan Fitur Keterangan Fitur Jika icon tersebut diklik akan
Jika icon tersebut diklik akan diarahkan menuju google form
9.
diarahkan menuju google form untuk menuliskan rancangan
1. pengamatan di E-LKPD 1.
untuk pengisian nama peserta
didik dalam satu kelompok. Jika icon tersebut diklik akan
diarahkan menuju google form
Jika icon tersebut diklik akan
untuk menuliskan rancangan
diarahkan menuju google form 10.
percobaan dan menjawab
untuk mengisi langkah-
pertanyaan analisis data pada
2. langkah KWL, menuliskan
E-LKPD 2.
pertanyaan penyelidikan dalam
Jika icon tersebut diklik akan
E-LKPD 1 dan rumusan
diarahkan menuju google form
masalah dalam E-LKPD 2
untuk menuliskan hasil
Jika icon tersebut diklik akan pengamatan telah diperoleh
menampilkan video Proses 11.
pada E-LKPD 1 (warna
Replikasi DNA pada E-LKPD cokelat) dan hasil percobaan
3.
1 (warna hijau), dan video yang telah diperoleh pada E-
Proses Sintesis Protein pada E- LKPD 2 (warna pink).
LKPD (warna pink). Jika icon tersebut diklik akan
Jika icon tersebut diklik akan diarahkan menuju google form
diarahkan menuju link yang 12. untuk menjawab pertanyaan
berisi penjelasan komponen analisis data dan diskusi pada
4. sintesis protein yang E-LKPD 1.
digunakan untuk menjawab Jika icon tersebut diklik akan
orientasi masalah pada E- diarahkan menuju google form
13.
LKPD 2. untuk menjawab pertanyaan
Jika icon tersebut diklik akan diskusi pada E-LKPD 2.
diarahkan menuju google form Jika icon tersebut diklik akan
5. untuk menjawab pertanyaan diarahkan menuju google form
dalam orientasi masalah pada untuk menuliskan simpulan
14.
E-LKPD 1. yang telah didapatkan untuk E-
Jika icon tersebut diklik akan LKPD 1 (warna cokelat) dan E-
diarahkan menuju google form LKPD 2 (warna pink).
6. untuk menjawab pertanyaan Ketika E-LKPD dibuka dengan menggunakan link yang
dalam orientasi masalah pada telah disediakan, maka akan terbuka tampilan seperti
E-LKPD 2. berikut:
Jika icon tersebut diklik akan
diarahkan menuju
7. laboratorium virtual untuk
melakukan pengamatan pada
E-LKPD 1.
Jika icon tersebut diklik akan
diarahkan menuju
8. laboratorium virtual untuk Gambar 3. Tampilan E-LKPD saat link dibuka dengan
melakukan percobaan pada E- menggunakan laptop
LKPD 2.

Zulfiana & Sifak Indana: Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 486


Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Tabel 6. Hasil Validasi E-LKPD 1 dan 2


Rata-rata Skor
Aspek yang Validator Kategori
No.
Dinilai
V1 V2 V3
Kelayakan Penyajian
Kesesuaian Sangat
1. 4 4 4 4
Judul E-LKPD Valid
Kesesuaian
Sangat
2. Cover dengan 4 4 4 4
Valid
Topik
Gambar 4. Tampilan E-LKPD saat link dibuka dengan
Alokasi Sangat
menggunakan smartphone 3. 4 3,33 3,67 3,67
Waktu Valid
Pada tampilan tersebut tersedia beberapa icon dalam
Petunjuk
mengoperasikannya. Icon beserta deskripsi disajikan Sangat
4. Penggunaan 4 3,67 4 3,89
dalam Tabel 5. berikut. Valid
E-LKPD
Tabel 5. Fitur icon dalam tampilan E-LKPD Tujuan
No. Icon Deskripsi Pembelajaran Sangat
5. 3,83 4 4 3,94
Icon tersebut digunakan untuk dalam E- Valid
memperbesar (zoom in), dan LKPD
1. mempercil (zoom out) tampilan Sistematika
Sangat
maupun gambar dalam E- 6. Penyajian E- 4 4 3,67 3,89
Valid
LKPD. LKPD
Teknik
Icon tersebut digunakan untuk Sangat
7. Penyajian E- 4 3,90 4 3,97
2. membuat tampilan penuh Valid
LKPD
(fullscreen).
Kelayakan Isi
Icon tersebut digunakan untuk
3. menuju ke halaman selanjutnya Kesesuaian
Sangat
(next page). 1. Materi dengan 4 4 4 4
Valid
Icon tersebut digunakan untuk Konsep
4. menuju ke halaman Kesesuaian
sebelumnya (previous page). Langkah-
Sangat
2. Langkah KWL 4 4 4 4
Icon tersebut menunjukkan Valid
(Know-Want-
halaman berapa yang sedang
5. Learned)
dibuka, dan jumlah halaman
pada E-LKPD. Kesesuaian
Sangat
Icon tersebut digunakan untuk 3. Aspek Konten 4 4 4 4
Valid
memilih (block) kata dalam E- Literasi Sains
6.
LKPD. Kesesuaian
Aspek Sangat
E-LKPD tersebut telah disusun untuk melatihkan 4. 4 4 4 4
Kompetensi Valid
keterampilan literasi sains dengan strategi KWL. Aspek Literasi Sains
literasi sains yang digunakan mencakup pada dimensi Kesesuaian
literasi sains menurut PISA (2009), yaitu konten sains Aspek Sangat
dan proses sains. Aspek yang lain adalah pengatur grafis 5. 4 4 3,83 3,94
Konteks Valid
yang berhubungan dengan literasi sains. Aspek literasi Literasi Sains
sains yang terdapat pada E-LKPD disajikan dalam Tabel
Kelayakan Kebahasaan
6. berikut.

Zulfiana & Sifak Indana: Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 487


Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Rata-rata Skor digunakan, dan juga terkait dengan kesesuaian aspek


Aspek yang Validator Kategori literasi sains yang digunakan. Hal ini menunjukkan
No.
Dinilai adanya kesesuain materi, dan bacaan dalam E-LKPD
V1 V2 V3
dengan kebutuhan kegiatan peserta didik untuk materi
Penggunaan Sangat substansi genetik yang akan mengarahkan peserta didik
1. 3,67 4 4 3,89 pada proses menemukan, dan memahami konsep.
Bahasa Valid
E-LKPD ini juga memuat kegiatan yang telah sesuai
Penggunaan Sangat dengan indikator dan tujuan pembelajaran dalam
2. 4 4 4 4 memperoleh dan mencari informasi terkait dengan
Kalimat Valid
replikasi DNA, Ekstraksi DNA, dan juga Sintesis Protein
Sangat
Total Rata-Rata 3,94 dengan bantuan teknologi yang digunakan. Soal-soal
Valid
dalam E-LKPD akan menuntun peserta didik dalam
menganalisis data, memahami konsep materi, dan juga
Berdasarkan hasil yang terdaoat dalam Tabel 6.
diskusi berdasarkan kegiatan literasi sains.
menunjukkan bahwa E-LKPD berbasis KWL (Know-
Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam kedua E-
Want-Learned) yang dikembangkan mendapatkan hasil
LKPD telah sesuai dengan langkah-langkah KWL.
validasi dengan total rata-rata sebesar 3.94 yang termasuk
Kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh peserta didik
dalam katergori sangat valid. Validasi E-LKPD berbasis
yaitu know, menuliskan apa yang telah diketahui (What
KWL (Know-Want-Learned) materi substansi genetik
Did You Know?) terkait dengan materi yang digunakan
yang terdiri dari beberapa komponen penilaian.
dalam masing-masing E-LKPD. Kegiatan selanjutnya
Komponen validasi tersebut ditinjau dari segi kelayakan
yaitu want, peserta didik akan menuliskan apa yang ingin
penyajian, isi, dan kebahasaan yang digunakan dalam E-
diketahui (What You Want to Know?) terkait materi yang
LKPD.
digunakan pada masing-masing E-LKPD.
Terdapat tujuh (7) subaspek dalam aspek kelayakan
Kegiatan praktikum yang terdapat pada pada E-LKPD
penyajian. Hal tersebut menyangkut bagaimana penyajian
1 yaitu peserta didik melakukan pengamatan ektraksi
E-LKPD dari segi kesesuaian judul, tampilan, layout,
DNA, sedangkan pada E-LKPD 2, peserta didik
desain, gambar, dan kemenarikan. Nilai rata-rata yang
melakukan percobaan sintesis protein. Kedua kegiatan
diperoleh pada aspek ini masuk ke dalam kategori sangat
tersebut terlaksana dalam laboratorium virtual yang
valid. Desain sampul dan penulisan judul dalam E-LKPD
diakses melalui link yang telah tersedia dalam E-LKPD.
ternilai sudah sesuai materi dan isi. Unsur gambar pada
Sebelum peserta didik melakukan kegiatan dalam
E-LKPD ini ternilai sesuai dengan konsep materi. Hal ini
laboratorium virtual, peserta didik dibimbing untuk
menunjukkan bahwa gambar sudah mempu
menuliskan pertanyaan penelitian dalam E-LKPD 1, dan
mengintepretasikan masalah, dan tepat dalam
rumusan masalah dalam E-LKPD 2. Kemudian, peserta
memvisualiasi materi yang digunakan. Sistematika
didik akan menuliskan rancangan pengamatan untuk E-
penyajian dalam E-LKPD seperti petunjuk penggunaan
LKPD 1, juga rancangan percobaan untuk E-LKPD 2.
E-LKPD, tujuan pembelajaran, orientasi masalah yang
Ketiga fitur ini sebagai kegiatan dalam pembentukan
sudah sesuai dengan konsep materi.
konsep materi.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Fakhrurrazi,
Pembelajaran dengan metode literasi, diskusi, dan
(2018) bahwa penggunaan media pembelajaran yang
observasi ternilai ekfektif untuk mendapatkan konsep-
tepat akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih
konsep terkait, dan menerapkannya dalam kehidupan. E-
interaktif. Peserta didik dituntut aktif dalam mengikuti
LKPD ini mengharuskan peserta didik untuk menuliskan
pembelajaran, dan dapat mendorong peserta didik untuk
hasil pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan
bisa menemukan berbagai sumber belajar maupun
untuk dapat melanjutkan kepada tahap analisis data.
berinteraksi dengan orang lain.
Pada tahap analisis data, peserta didik akan diberikan
Pada E-LKPD ini alokasi waktu yang digunakan
pertanyaan yang terkait dengan hal-hal yang telah
ternilai kurang sesuai dengan kegiatan yang harus
dilakukan pada saat pengamatan maupun percobaan.
dilakukan. Sehingga perlu untuk dilakukan revisi kembali
Menuliskan simpulan atas pengamatan dan juga
alokasi waktu dalam pembelajaran sehingga sesuai
percobaan yang telah dilakukan.
dengan alokasi waktu pembelajaran di sekolah.
Kegiatan selanjutnya pada kedua E-LKPD yaitu tahap
Komponen selanjutnya adalah dari segi isi E-LKPD.
diskusi. Pada tahap ini terdapat cuplikan bacaan dari
Terdapat lima subaspek dalam hal ini yaitu kesesuaian
suatu artikel terkait dengan implementasi materi pada
materi dengan konsep, kesesuaian langkah KWL yang

Zulfiana & Sifak Indana: Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 488


Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

kehidupan seharii-hari yaitu tes DNA untuk E-LKPD 1,


PERSENTASE ANGKET
dan Bahaya Aflatoksin pada Beras untuk E-LKPD 2
RESPONS PESERTA DIDIK
sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam bagian
diskusi.

98,40%
Kegiatan terakhir pada kedua E-LKPD yaitu langkah
Learned (What Did You Learn?), dimana peserta didik
akan menuliskan apa yang telah dipelajari selama proses

97,60%

97,50%
pembelajaran menggunakan E-LKPD. Peserta didik
diarahkan klik icon yang berisi link untuk menuju google
form tempat peserta didik menuliskan jawaban dari
beberapa pertanyaan yang terdapat dalam E-LKPD.
Kelayakan kebahasaan dalam LKPD menjadi TAMPILAN DAN KESESUAIAN E- KEBAHASAAN
KOMPONEN E- LKPD DENGAN
komponen terakhir dari penilaian validasi. Aspek yang LKPD INDIKATOR
LITERASI SAINS
harus dinilai dari segi kebahasaan dalam E-LKPD yaitu
Gambar 5. Grafik Hasil Kepraktisan E-LKPD
penggunaan bahasa dan dan penggunaan kalimat. Hal ini
Berdasarkan Persentase Angket Respons Peserta didik
tentunya dinilai dari segi penggunaan huruf, angka, kata
hingga kalimat yang jelas dan mudah dipahami sesuai Seperti yang telah tersaji dalam Gambar 5., didapatkan
dengan EYD dalam KBBI, juga yang terpenting tidak hasil kepraktisan E-LKPD berdasarkan angket respons
mengandung makna ganda. Hasil ini sesuai dengan teori dari 16 peserta didik. Angket respons yang diberikan
bahwa syarat kontruksi dari LKPD yang baik yaitu yang terdiri dari beberapa aspek penilaian, yaittu aspek
menggunakan bahasa baku sesuai EYD dan kalimat yang Tampilan dan Komponen E-LKPD, Kesesuaian E-LKPD
mudah dipahami serta jelas (Widjajanti, 2008). dengan Indikator Literasi Sains, dan Kebahasaanva yang
Adapun saran juga masukan daripada validator menunjukkan E-LKPD tersebut lengkap, menarik, dan
digunakan sebagai pertimbangan revisi untuk menjadikan mudah dioperasikan.
E-LKPD ini lebih berkualitas yaitu 1) Mengganti judul Hasil respons yang tercantum dalam grafik
dari “Pembelajaran Blended Learning Pada Materi menunjukkan bahwa aspek Tampilan dan Komponen E-
Substansi Genetik untuk Melatihkan Literasi Sains LKPD mendapatkan hasil persentase sebesar 97,6%,
Peserta Didik” menjadi “Pengembangan E-LKPD aspek Kesesuaian E-LKPD dengan Indikator Literasi
Berbasis KWL (Know-Want-Learned) Materi Substansi Sains mendapatkan hasil persentase sebesar 97,5%, dan
Genetik untuk Melatihkan Keterampilan Literasi Sains aspek kebahasaan dalam E-LKPD mendapatkan hasil
Peserta Didik”, 2) Mempertimbangkan alokasi waktu persentase sebesar 98,4%. Hasil respons peserta didik
yang digunakan, 3) Memperbaiki tujuan pembelajaran, 4) untuk semua aspek menunjukkan kategori sangat praktis.
Memperbaiki kata yang salah dan tidak baku, 5) Skor kesuluruhan yang direkapitulasi mendapatkan
Mengganti kegiatan dalam E-LKPD 1 yang awalnya skor rata-rata 97,2% dengan kategori sangat praktis. Hal
percobaan menjadi pengamatan, dan 6) Memperbaiki tersebut dapat diartikan bahwa E-LKPD yang telah
soal-soal yang terdapat dalam kegiatan menganalisis data dikembangkan menarik peserta didik, sehingga praktis
dan diskusi. digunakan dalam proses pembelajaran.
Kedua E-LKPD juga dinilai kepraktisannya. Nilai ini Suatu bahan ajar dikatakan telah praktis apabila bahan
didapatkan dari hasil lembar angket respons yang diisi ajar tersebut dapat terlaksana dengan baik, dan mudah
oleh 16 peserta didik untuk aspek Tampilan, Isi, dan digunakan dalam pembelajaran di kelas bersama peserta
Kebahasaan yang menunjukkan bahwa E-LKPD tersebut didik (Hamimi, L. dkk., 2018). Pernyataan tersebut
lengkap, menarik, dan mudah dioperasikan. Hasil berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
kepraktisan E-LKPD berdasarkan angket respons peserta (Setiawati, E. dkk., 2017) yang menyatakan bahwa bahan
didik disajikan dalam Gambar 5. berikut. ajar terbilang praktis apabila produk yang telah dihasilkan
mudah dioperasikan dengan baik oleh pengguna, dalam
hal ini adalah peserta didik. Kurniasih, D., and Rahayu H.
M., (2017) juga berpendapat bahwa aspek kepraktisan
suatu bahan ajar dapat diketahui dari analisis data hasil
dari angket respons peserta didik untuk salah satu
perangkat pembelajaran yang meliputi tanggapan

Zulfiana & Sifak Indana: Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 489


Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

terhadap kelengkapan materi, tampilan, kemudahan Buehl, D. (2009). Classroom Strategies for Interactive
penggunaan dan juga bahasa yang digunakan. Learneding. Newark: International Reading
Association.
PENUTUP Fakhrurrazi, F. (2018). Hakikat Pembelajaran yang
Simpulan Efektif. Jurnal At-Tafkir, 11 (1), 85-99.
E-LKPD berbasis KWL pada Materi Substansi Fitriani, U. dkk. (2018). Eco-Friendly Website
Genetik yang telah dikembangkan dalam penelitian ini Development in Biology Learning Based on Project
mendapatkan nilai kelayakan 3,94, dan nilai kepraktisan Activities on Environmental Pollution. Biosfer, Vol. 11
dengan persentase 97,2%. Kedua nilai tersebut masuk No.1, 33-47.
dalam kategori sangat valid, dan sangat praktis. Penelitian Hamimi, L. dkk. (2018). Pengembangan Perangkat
ini menghasilkan E-LKPD yang telah dinyatakan layak, Pembelajaran Pembuktian Menggunakan Model
dan praktis digunakan dalam pembelajaran biologi Pembelajaran Guided Inquiry untuk Meningkatkan
khususnya pada materi substansi genetik untuk Kemampuan Geometri Siswa Sekolah Menengah Atas.
melatihkan keterampilan literasi sains peserta didik kelas Jurnal Didaktik Matematika, 5(1), 16–26.
XII SMA/sederajat. Hamzah, and Mohamad, Nurdin. (2012). Belajar Dengan
Saran Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovativ,
Hasil pada penelitian ini masih perlu ditindaklanjuti Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
dengan adanya penerapan E-LKPD di kelas dalam proses
pembelajaran yang tidak hanya uji coba terbatas. Hal Huryah, F. dkk. (2017). Analisis Capaian Literasi Sains
tersebut diharapkan mampu menyatakan keefektifan E- Biologi Siswa Sma Kelas X Sekota Padang. Jurnal
Eksakta Pendidikan (JEP), Vol. 1(2), 72-79.
LKPD yang telah dikembangkan.
Indana, S. dkk. (2018). Profile of Scientific Literacy
UCAPAN TERIMA KASIH Skills in Junior High School One Roof. Mathematics
Ucapan terima kasih disampaikan kepada validator, Informatics, Science, and Education International
Conference (MISEIC). Vol. 157, pp. 150-153.
dan juga dosen penguji, Prof. Dr. Endang Susantini,
M.Pd. dan Muji Sri Prastiwi, M.Pd., serta validator Ivers, and Barron. (2014). Multimedia Projects in
Istyawati, S.Pd. Guru Biologi yang telah berkenan Education: Designing, Producing, and Assessing. In I.
memberikan masukan serta saran membangun. Terima M. Tegeh, Model Penelitian Pengembangan (p. 15).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
kasih juga kepada 16 peserta didik kelas XII MIPA yang
telah berpartisipasi dalam proses uji coba terbatas, dan Kanematsu, H., and M. Barry D. (2016). Chapter 2:
memberikan responsnya sehingga penelitian Theory of Creativity. Journal Springer, 9-12.
pengembangan E-LKPD berbasis KWL ini dapat Kemendikbud. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan
diselesaikan dengan baik. dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 pasal 2 ayat
7 dan 8 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta:
Kemendikbud.
Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam
Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Kemendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan
aditama. dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dan Menengah. Jakarta:
Agustina. (2015). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kemendikbud.
pada Pelajaran Sains dengan Menggunakan Media
Gambar di Kelas IV SD BK Maranatha. Jurnal Kreatif Kemendikbud. (2019). Pusat Penilaian Pendidikan.
Tadulako Online, 5(7), 215-226. Jakarta: Kemendikbud.

Ahillah, N., and Endang S. (2018). Kepraktisan LKS Kurniasih, D., and Rahayu H. M. (2017). Pengembangan
Berorientasi Strategi KWL (Know-Want-Learned) Perangkat Pembelajaran Kimia Analitik Materi
pada Materi Substansi Genetika untuk Melatihkan Kromatografi Berorientasi Inkuiri Terbimbing. Jurnal
Keterampilan Metakognitif Siswa, Prosiding Seminar Pendidikan Matematikan, dan IPA, 8(2), 31.
Nasional Biologi “Inovasi Pendidikan dan Penelitian Noor, J. (2010). Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis,
Biologi 2018”. Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada
Brozo, and Puckett. (2009). Supporting Content Area Media Group.
Literacy with Technology. Boston: Pearson. Pratiwi, S. N. dkk. (2019). Pembelajaran IPA Abad 21
dengan Literasi Sains Siswa. Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika (JMPF), Vol. 9, No. 1, 34-42.

Zulfiana & Sifak Indana: Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 490


Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal: 481-491

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu

Riduwan, M. (2018). Skala Pengukuran Variabel-


variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Setiawati, E. dkk. (2017). Pengembangan Media
Pembelajaran Modul Pada Materi Animalia Kelas X
SMAN 1 Pontianak. Jurnal Bioeducation, 4(1).
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix
Methods). Bandung: Alfabeta.
Thiagarajan, S. S. (1974). Instraction Development for
Training of Exceptional Children. Indiana: Indiana
University.
Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa.
Yogyakarta: UNY Press.

Zulfiana & Sifak Indana: Pengembangan E-LKPD Berbasis KWL 491

Anda mungkin juga menyukai