JURNAL PENDIDIKAN
DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA
Ni Putu Dina Yanti(*) Abstrak: Penelitian ini bertujuan menganalisis kevalidan, kepraktisan, dan
niputudinayanti12@ keterbacaan modul elektronik IPA SMP kelas VIII berbasis inkuiri pada
undiksha.ac.id materi cahaya dan alat optik. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (R&D) dengan menggunakan model 4D namun penelitian
I Nyoman Suardana2 ini hanya dilakukan sampai tahaP develop karena keterbatasan waktu
nyoman.suardana@ penelitian. Data hasil penelitian ini meliputi karakteristik, tingkat kevalidan,
undiksha.ac.id tingkat kepraktisan, dan tingkat keterbacaan modul elektronik IPA yang
diperoleh dengan menggunakan teknik penyebaran angket kepada subjek
Kompyang Selamet3 penelitian yaitu dua orang ahli Pendidikan IPA untuk uji kevalidan, lima
kompyang.selamet@ orang guru IPA se-Kecamatan Penebel untuk uji kepraktisan, dan 10 orang
undiksha.ac.id siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Penebel untuk uji keterbacaan. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif. Tingkat kevalidan modul elektronik
IPA termasuk ke dalam kategori sangat valid. Hasil kepraktisan modul
elektronik memperoleh rata-rata sebesar 4,33 dengan kategori sangat
praktis, sedangkan untuk keterbacaan modul elektronik IPA mendapat
rata-rata sebesar 4,5 dengan kategori sangat terbaca/sangat jelas.
Berdasarkan data hasil penelitian, modul elektronik IPA SMP kelas VIII
berbasis inkuiri pada materi cahaya dan alat optik sudah layak untuk diuji
ke tahap selanjutnya yaitu uji keefektifan produk.
79
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852
yang valid dan praktis untuk pembelajaran Produk yang dikembangkan dinyatakan
IPA SMP khususnya pada materi cahaya dan praktis apabila memiliki nilai rata-rata di atas
alat optik. 3,4 dengan kategori praktis.
Uji terakhir yaitu uji keterbacaan yang
METODE dilakukan oleh 10 orang siswa kelas VIII di
Penelitian ini menggunakan model SMP Negeri 1 Penebel untuk memperoleh
pengembangan 4D (four D) menurut tingkat keterbacaan modul elektronik. Hasil
Thiagarajan. Model pengembangan 4D terdiri uji keterbacaan diperoleh berupa skor
atas empat tahap utama yaitu Define rata-rata yang kemudian kemudian
(Pendefinisian), Design (Perancangan), dikualifikasikan ke dalam kategori
Develop (Pengembangan), dan Disseminate keterbacaan produk yang ditunjukkan oleh
(Penyebaran). Tahapan pada penelitian ini Tabel 3.
dibatasi sampai tahap develop karena
memperhatikan waktu dalam pengerjaan Tabel 3. Kategori Keterbacaan Produk
pengembangan yang dibatasi. No Rentang Kualifikasi
Pada tahap develop dilakukan tiga skor
jenis uji produk yaitu uji kevalidan, uji 1 4,2 < X ≤ 5 Sangat terbaca
kepraktisan, dan uji keterbacaan modul 2 3,4 < X ≤ 4,2 Terbaca
3 2,6 < X ≤ 3,4 Cukup terbaca
elektronik. Uji kevalidan dilakukan oleh dua
4 1,8 < X ≤ 2,6 Kurang terbaca
orang dosen ahli Pendidikan IPA. Hasil dari 5 1,0 < X ≤ 1,8 Sangat kurang terbaca
uji kevalidan berupa skor validitas yang (Widoyoko, 2015)
kemudian dianalisis dengan menggunakan uji
Gregory. Hasil yang diperoleh akan Produk dikatakan terbaca apabila
diinterprestakinan ke dalam kriteria kevalidan memperoleh skor minimum sebesar 3,41
produk. dengan kategori terbaca dan sangat terbaca.
Tabel 1. Kriteria Kevalidan HASIL DAN PEMBAHASAN
No Rentang skor Kategori Hasil
1 0,80 – 1,00 Validitas sangat tinggi
1. Tahap define (pendefinisian)
2 0,60 – 0,79 Validitas tinggi
3 0,40 – 0,59 Validitas sedang
Tahap define terdiri atas beberapa tahap
4 0,20 – 0,39 Validitas kurang yaitu analisis kurikulum, analisis materi,
5 0,00 – 0,19 Validitas sangat kurang analisis karakteristik peserta didik, dan
(Budiarta, 2013) perumusan tujuan pembelajaran.
Hasil analisis kurikulum menunjukkan
Produk dikatakan apabila memenuhi beberapa hal yaitu Pertama, materi cahaya
kategori validitas tinggi dan validitas sangat dan alat optik tertuang pada Kompetensi
tinggi. Selanjutnya uji kepraktisan modul Dasar 3.12 yaitu menganalisis sifat-sifat
elektronik dilakukan oleh lima orang guru IPA cahaya, pembentukan bayangan pada
se-Kecamatan Penebel yang terdiri dari dua bidang datar dan lengkung serta
orang guru IPA di SMP Negeri 1 Penebel, penerapannya untuk menjelaskan proses
satu orang guru IPA di SMP Negeri 2 penglihatan manusia, mata serangga, dan
Penebel, dan dua orang guru IPA di SMP prinsip kerja alat optik dan Kompetensi Dasar
Negeri 3 Penebel. Hasil uji kepraktisan 4.12 yaitu menyajikan hasil percobaan
berupa skor rata-rata kepraktisan modul yang tentang pembentukan bayangan pada cermin
kemudian dikualifikasikan ke dalam kategori dan lensa. Kedua, indikator yang digunakan
kepraktisan produk seperti ditunjukkan oleh pada modul elektronik ini tetap mengacu
Tabel 2. pada kompetensi dasar yaitu KD 3.12. Pada
tahap analisis materi diperoleh materi yang
Tabel 2. Kategori Kepraktisan Produk dirancangkan untuk dimasukkan dalam
No Rentang skor Kualifikasi modul elektronik. Materi yang digunakan
1 4,2 < X ≤ 5 Sangat praktis dalam mengembangkan modul elektronik
2 3,4 < X ≤ 4,2 Praktis adalah materi cahaya dan alat optik yang
3 2,6 < X ≤ 3,4 Cukup praktis diajarkan pada kelas VIII semester II. Materi
4 1,8 < X ≤ 2,6 Kurang praktis cahaya dan alat optik meliputi sifat-sifat
5 1,0 < X ≤ 1,8 Sangat kurang praktis cahaya, pembentukan bayangan pada
(Widoyoko, 2015) cermin dan lensa, penglihatan manusia dan
serangga, serta alat optik. Pada tahap
82
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852
analisis karakteristik peserta didik melalui menyusun draf modul, Microsoft powerpoint
studi literatur didapatkan bahwa usia dan gifmaker online untuk membuat animasi
rata-rata peserta didik yaitu 11 tahun ke atas. bergerak, GIMP (GNU Image Manipulation
Hasil observasi awal dan wawancara Program) untuk membuat desain cover dan
diperoleh bahwa kemampuan akademis layout, dan aplikasi flip pdf professional untuk
siswa bersifat heterogen. Pada tahap penyempurnaan modul elektronik.
perumusan tujuan pembelajaran didapatkan Rancangan awal atau grand design
beberapa tujuan pembelajaran yang disusun modul elektronik IPA ini yaitu terdiri atas judul
berdasarkan indikator pembelajaran yang buku yaitu “Modul Pembelajaran IPA
disusun pada tahap analisis kurikulum. SMP/Mts Kelas VIII Materi Cahaya dan Alat
Tujuan pembelajaran yang diperoleh pada Optik”, bagian awal yang terdiri atas halaman
tahap ini yaitu siswa mampu 1) menganalisis judul, prakata, daftar isi, daftar gambar, daftar
sifat-sifat cahaya, 2) menyelidiki pembiasan tabel, dan petunjuk penggunaan modul.
cahaya, 3) menghitung besar sudut pantul Bagian isi yang terdiri atas kegiatan
dari suatu sinar datang, 4) menghitung pembelajaran, peta konsep, subbab 1
banyaknya bayangan yang dibentuk oleh dua (sifat-sifat cahaya), subbab 2 (pembentukan
cermin bersudut, 5) menjelaskan bayangan pada cermin dan lensa), dan
pembentukan bayangan pada cermin datar subbab 3 (alat optik). Bagian terakhir yaitu
dan cermin lengkung, 6) menggambar bagian penutup yang terdiri atas rangkuman,
pembentukan bayangan pada cermin uji kompetensi, kunci jawaban, daftar
lengkung, 7) menganalisis keterkaitan antara pustaka, dan glosarium.
titik fokus, jarak benda, dan jarak bayangan
pada cermin cekung, 8) menganalisis 3. Tahap Develop (Pengembangan)
keterkaitan antara titik fokus, jarak benda, Tahap develop atau pengembangan
dan jarak bayangan pada cermin cembung, dilakukan dengan mengembangkan sebuah
9) menggambarkan pembentukan bayangan produk sesuai dengan storyboard yang
pada lensa, 10) menganalisis keterkaitan sudah dirancang.
antara titik fokus, jarak benda, dan jarak Uji validasi modul elektronik IPA SMP
bayangan pada lensa cekung, 11) kelas VIII berbasis inkuiri pada materi cahaya
menganalisis keterkaitan antara titik fokus, dan alat optik dilakukan oleh 2 orang dosen
jarak benda, dan jarak bayangan pada lensa ahli Pendidikan IPA dari Prodi S1 Pendidikan
cembung, 12) menghitung pembesaran IPA.Hasil validasi ahli kemudian dianalisis
bayangan pada cermin lengkung dan lensa, dengan teknik analisis Gregory.
13) menghitung kekuatan lensa, 14)
menyebutkan struktur dan fungsi bagian Tabel 4. Hasil Kevalidan Produk
mata manusia, 15) menganalisis gangguan Aspek Skor
pada indra penglihatan manusia, 16) Materi pembelajaran 1
menganalisis penglihatan pada mata
Penyajian 1
serangga, 17) mengidentifikasi pembentukan
Kegrafikaan 1
bayangan pada kamera, kaca pembesar,
mikroskop, dan teropong, serta 18) Kebahasaan 1
menyusun dan melaporkan hasil percobaan Kegiatan inkuiri 1
pembentukan bayangan pada cermin dan Skor keseluruhan 1
lensa Kategori Sangat valid
83
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852
rinci dan menarik. Selain itu, terdapat secara umum serta menggunakan beberapa
beberapa fenomena yang perlu diperjelas aplikasi pendukung seperti Microsoft word
kepada peserta didik mengenai sifat-sifat untuk menyusun draf modul, Microsoft
cahaya serta penerapannya pada alat optik powerpoint dan gifmaker online untuk
sehingga menarik minat peserta didik dalam membuat animasi bergerak, GIMP (GNU
belajar serta mempermudah peserta didik Image Manipulation Program) untuk
dalam memahami materi cahaya dan alat membuat desain cover dan layout, dan
optik ini. Berdasarkan hal tersebut maka aplikasi flip pdf professional untuk
dianggap sesuai apabila materi cahaya dan penyempurnaan modul elektronik.
alat optik diimplementasikan ke dalam modul Langkah-langkah awal tahap design pada
elektronik berbasis inkuiri ini. Hasil analisis penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
kebutuhan selanjutnya yaitu analisis dilakukan oleh Putri, dkk (2021) mengenai
karakteristik peserta didik yang mendapatkan pengembangan e-modul IPA berbasis Adobe
hasil bahwa peserta didik berada pada Flash pada tema makananku kesehatanku
tingkat SMP kelas VIII yang berusia 11 tahun untuk kelas VIII SMP yang menggunakan
ke atas. Kemampuan anak pada usia model pengembangan 4D pada tahap desain
tersebut sudah digolongkan kedalam tahap mulai dibuat dan disusun
operasi formal menurut Piaget (dalam komponen-komponen yang diperlukan dalam
Suparno, 2001), anak sudah dapat berpikir modul yang sesuai dengan pedoman
logis, abstrak, berpikir dengan kemampuan pengembangan modul dan kelayakan modul.
teoritis, dan dapat mengambil kesimpulan Berdasarkan hal tersebut, pada tahap ini juga
terlepas dari apa yang diamati. Oleh sebab mulai disusun rubrik angket penilaian untuk
itu, pembelajaran dengan model inkuiri digunakan dalam uji validasi, uji kepraktisan,
sangat cocok digunakan karena dapat maupun untuk uji keterbacaan produk yang
mengasah kemampuan siswa dalam berpedoman pada kelayakan modul oleh
penemuan masalah, penyusunan hipotesis, BNSP. Hal tersebut bertujuan agar produk
serta pengambilan kesimpulan. Model inkuiri yang dikembangkan tidak melenceng dari
memiliki beberapa tahapan seperti yang aturan yang dibuat oleh pemerintah. Hasil
dikemukakan oleh Sund (dalam Sadia, 2014) yang didapat pada tahap ini yaitu desain awal
yaitu merumuskan masalah, merumuskan modul elektronik IPA SMP berbasis inkuiri
hipotesis, merancang dan melakukan pada materi cahaya dan alat optik, serta
percobaan, mengumpulkan dan mengolah rubrik angket penilaian kevalidan,
data, interpretasi hasil analisis data, serta kepraktisan, dan keterbacaan produk.
menarik kesimpulan. Penggunaan model Tahap selanjutnya yaitu tahap develop
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan (pengembangan). Pada tahap ini, produk
keterampilan proses sains dan hasil belajar dikembangkan sesuai dengan desain yang
siswa. Hal tersebut didukung oleh penelitian telah dibuat sehingga menghasilkan draf
yang dilakukan oleh Mardianti, dkk (2020) modul 1 yang kemudian dilanjutkan dengan
yang menyatakan bahwa model uji kevalidan oleh ahli Pendidikan IPA.
pembelajaran inkuiri efektif untuk Validitas ahli dilakukan oleh dua orang dosen
meningkatkan keterampilan proses sains. dari Prodi S1 Pendidikan IPA. Hasil validitas
Selain itu, hasil penelitian Henrawan (2021) ahli mendapatkan nilai 1 dengan kriteria
menyatakan bahwa penggunaan model sangat valid. Kriteria kevalidan sangat tinggi
inkuiri pada proses pembelajaran IPA dapat bahwa modul elektronik IPA SMP kelas VIII
meningkatkan hasil belajar peserta didik. berbasis inkuiri pada materi cahaya dan alat
Tahap selanjutnya yaitu tahap design optik memiliki kualitas yang baik dari segi
atau perancangan. Pada tahap ini dibuat komponen isi, komponen penyajian,
kerangka awal pengembangan produk komponen kegrafikan, dan komponen
berupa grand design serta storyboard. Pada bahasa. Hasil ini sejalan dengan Depdiknas
tahap ini juga dipilih media dan format yang (2008) bahwa tujuan validasi modul adalah
digunakan dalam pengembangan modul memperoleh pengesahan kesesuaian modul
elektronik. Media yang dipilih pada penelitian dengan kebutuhan sehingga modul tersebut
ini yaitu sebuah modul elektronik dan sebuah layak dan cocok diterapkan dalam
website yang digunakan untuk pembelajaran. Selain hasil validasi tersebut,
mempublikasikan produk yang para ahli juga memberikan masukan dan
dikembangkan. Sedangkan untuk format saran untuk menyempurnakan modul
yang dipilih yaitu menggunakan format modul elektronik IPA SMP kelas VIII berbasis inkuiri
85
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852
pada materi cahaya dan alat optik harus memenuhi kriteria yaitu menggunakan
diantaranya yaitu perbaikan terhadap ukuran bahasa yang sederhana, mudah dimengerti,
font agar lebih mudah dibaca apabila serta menggunakan istilah yang umum
membuka dengan smartphone, penambahan digunakan. Klare (dalam Dewi dkk, 2018)
contoh-contoh fenomena yang bersifat menyatakan bahwa tingkat keterbacaan yang
kontekstual, dan penyesuaian warna baik pada sebuah bacaan dapat
background. Masukan-masukan tersebut mempengaruhi pembaca untuk
digunakan untuk menyempurnakan modul meningkatkan daya ingat, minat belajar,
elektronik IPA sehingga layak untuk menambah kecepatan membaca, dan
dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu uji berguna untuk memelihara kebiasaan
kepraktisan dan uji keterbacaan produk. Uji membaca.
kepraktisan dilakukan oleh 5 orang guru IPA Hasil penelitian pengembangan modul
yang terdiri atas dua orang guru IPA di SMP elektronik IPA ini memberikan implikasi yaitu,
Negeri 1 Penebel, satu orang guru IPA di modul elektronik IPA SMP kelas VIII berbasis
SMP Negeri 2 Penebel, dan dua orang guru inkuiri pada materi cahaya dan alat optik
IPA di SMP Negeri 3 Penebel. Hasil uji sudah layak untuk ke tahap uji coba
kepraktisan mendapatkan rata-rata sebesar selanjutnya yaitu uji keefektifan produk. Jika
4,33 dengan kriteria sangat praktis. Kriteria hasil uji keefektifan menunjukkan bahwa
sangat praktis menunjukkan bahwa modul modul elektronik yang dikembangkan sudah
yang dikembangkan mudah digunakan baik dan efektif digunakan maka penelitian
sehingga peserta didik tidak mengalami dapat dilanjutkan ke tahap disseminate atau
kesulitan dalam proses pembelajaran. Hasil uji coba skala besar.
sejalan dengan Nieveen (dalam Anisa dkk,
2020) bahwa kualitas produk produk SIMPULAN DAN SARAN
pengembangan harus memenuhi tiga kriteria Simpulan
salah satunya yaitu produk yang Berdasarkan hasil penelitian dan
dikembangkan harus praktis. Modul harus pembahasan yang telah dipaparkan
bisa dengan mudah digunakan oleh peserta sebelumnya maka simpulan yang didapat
didik agar proses pembelajaran tidak adalah sebagai berikut.
mengalami kesulitan sehingga tujuan 1. Hasil uji kevalidan modul elektronik
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan memperoleh skor 1 dengan kategori
yang diharapkan. Hal tersebut juga sesuai sangat valid.
dengan pernyataan Daryanto (2013) yang 2. Hasil uji kepraktisan modul elektronik
menyatakan bahwa modul yang baik dapat mendapatkan skor rata-rata sebesar 4,33
meningkatkan efektivitas pembelajaran dan dengan kategori sangat praktis.
juga dapat membantu siswa memperbaiki 3. Uji keterbacaan memperoleh hasil skor
proses pembelajarannya. Hasil lain yang rata-rata sebesar 4,5 dengan kategori
didapat pada tahap ini yaitu berupa masukan sangat terbaca/sangat jelas.
oleh praktisi untuk melengkapi dan
menyempurnakan modul elektronik IPA yang Saran
dikembangkan. Setelah direvisi sesuai Adapun saran yang dapat diberikan
masukan praktisi maka dilanjutkan dengan uji berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu
keterbacaan. Uji keterbacaan dilakukan oleh 1. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut
sepuluh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 terkait pengembangan modul elektronik
Penebel dengan memperoleh skor rata-rata IPA SMP kelas VIII berbasis inkuiri pada
sebesar 4,5 dengan kategori sangat terbaca materi cahaya dan alat optik, mengingat
atau sangat jelas. Hasil tersebut dalam penelitian ini hanya sampai tahap
menunjukkan bahwa keterbacaan modul pengembangan uji keterbacaan.
elektronik IPA SMP kelas VIII berbasis inkuiri Penelitian baiknya dilanjutkan ke tahap uji
pada materi cahaya dan alat optik memiliki efektivitas sehingga dapat layak
tingkat keterbacaan yang jelas sehingga digunakan sebagai sumber belajar siswa.
dapat memudahkan peserta didik dalam 2. Saran lain yang peneliti ajukan yaitu
memahami isi dari modul yang pengembangan selanjutnya bisa
dikembangkan. Modul harus menggunakan diinovasikan agar modul elektronik dapat
bahasa yang mudah dipahami dan mudah diakses secara offline tanpa
dibaca oleh peserta didik. Hasil sejalan menggunakan aplikasi tertentu sehingga
dengan Depdiknas (2008) bahwa modul siswa yang mengalami kesulitan sinyal
86
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852
maupun tidak memiliki akses internet juga Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar
dapat mengakses modul elektronik ini. untuk Persiapan Guru dalam
3. Saran lain yang peneliti ajukan yaitu Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
pengembangan selanjutnya bisa Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
disempurnakan lagi dengan Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat
menambahkan fitur agar setiap kegiatan Tenaga Kependidikan.
baik praktikum maupun uji kompetensi Dewi, E. M., Annisa, M., dan Kunadi, D.
dapat di input langsung pada modul (2018). Pengembangan Modul IPA
elektronik ini sehingga siswa tidak perlu Berbasis Keterampilan Proses Sains
mengerjakan secara manual. dalam Mengembangkan Karakter
pada Siswa Kelas VA SDN 007
UCAPAN TERIMA KASIH Tarakan. Jurnal Pendidikan
Penulis menyadari bahwa selesainya IPA, Volume 8, Nomor 2 (hlm.
artikel ini tidak terlepas dari bantuan berbagai 54-66).
pihak. Untuk itu, tidak lupa penulis Direktorat Pembinaan SMA Dikjen
mengucapkan terimakasih kepada kepala Pendidikan Dasar dan Menengah.
SMP Negeri 1 Penebel, SMP Negeri 2 2017. Panduan Praktis Penyusunan
Penebel, dan SMP Negeri 3 Penebel, Guru E-modul. Jakarta: Kemdikbud.
IPA di SMP Negeri 1 Penebel, SMP Negeri 2 Firmansyah, Edi dan Kamaludin. (2020).
Penebel, dan SMP Negeri 3 Penebel, serta Pengaruh Tingkat Kecerdasaan
siswa kelas VIIIG di SMP Negeri 1 Penebel Emosional Siswa Terhadap Hasil
yang telah membantu penulis dalam Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
pengambilan data. IPA. Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan, Volume 4, Nomor 3 (hal
DAFTAR PUSTAKA 144-147).
Annisa, Ayu Rizki., Aminuddin Prahatama Harapah, Muhammad Syahril dan Rahmad
Putra., dan Dharmono. (2020). Fauzi. (2017). Pengembangan
Kepraktisan Media Pembelajaran Modul Pembelajaran Matematika
Daya Antibakterial Ekstrak Buah Berbasis Web. Jurnal Education and
Sawo Berbasis Macromedia Flash. Development, Volume 4, Nomor 5
Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, (hlm. 13-17).
Volume 11, Nomer 1 (hlm. 72-80) Henrawan, Yudi (2021). Pengaruh Metode
Astiti, Kadek Ayu., Betris Yasinta Engge., dan Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Maesi D.S. (2020). Pengembangan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Bahahn Ajar IPA Terpadu Tipe Ipa Kelas VII di SMPN 4
Connected Pada Materi Energi. Warunggunung. Jurnal Ilmu
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Pendidikan Ahlussunnah, Volume 4,
Sains Indonesia, Volume 3, Nomor 2 Nomor 1 (hlm. 227-233).
(hlm. 102-110). Kalemben, Simon,. Basa T. Rumahorbo,. dan
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2014. Johnson Siallagan. (2018).
Deskripsi Butir Instrumen Penilaian Pengembangan Modul IPA Terpadu
Buku Teks Pelajaran SMP, SMA, Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk
SMK Komponen Kegrafikan. meningkatkan Keterampilan Proses
Jakarta: Badan Standar Nasional Sains, Minat, dan Hasil belajar
Pendidikan. Siswa pada Materi Fotosintesis di
Budiarta, I Wayan. (2013). Penerapan Kelas VIII SMP Negeri 9 Jayapura.
Pendekatan Belajar Catur Asrama Jurnal ilmu pendidikan Indonesia,
Melalui Taksonomi Tri Kaya Volume 6, Nomor 3 (hlm. 62-70).
Parisudha dalam PKN. Skripsi. Mardianti, Fani., Yulkifli., dan Asrizal. (2020).
Universitas Pendidikan Ganesha. Metaanalisis Pengaruh Model
Candiasa, I Made. 2010. Pengujian Pembelajaran Inkuiri Terhadap
Instrumen Penelitian disertai Aplikasi Keterampilan Proses Sains dan
ITEMAN dan BIGSTEPS. Singaraja: Literasi Saintifik. SAINSTEK : Jurnal
Unit penerbidan Universitas Sains dan Teknologi, Volume 12,
Pendidikan Ganesha. Nomor 2 (hlm. 91-100).
Mulya, Egi Putrima,. Amali Putra,. dan
Nurhayati. (2017). Pembuatan
87
JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SAINS INDONESIA (JPPSI) Volume 5, Nomor 1, April 2022 ISSN: 2623-0852
88